الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن سار على نهجه إلى يوم الدِّين؛ أما بعد:
Para Halabiyyun bergembira [1] ketika mereka berhasil mendapatkan kalimat yang keluar dari asy-Syaikh al-Albani rahimahullah, yaitu dalam dialog yang terjadi antara asy-Syaikh al-Albani rahimahullah dengan seorang penanya, yang dalam dialog tersebut asy-Syaikh al-Albani terkesan “mendukung” Sayyid Quthb dan membantah (tidak sependapat) dengan asy-Syaikh Rabi’ hafizhahullah. [2]
Dalam dialog tersebut asy-Syaikh al-Albani mengatakan, “Kitab-kitabnya (Sayyid Quthb) sebagaimana telah dijelaskan oleh Doktor (Rabi’) – jazahullah khairan – sarat dengan kesalahan-kesalahan ilmiah, di antaranya ada kesalahan i’tiqadiyyah, ada pula kesalahan fiqhiyyah.”
Asy-Syaikh al-Albani rahimahullah juga berkata, “Oleh karena itu sebenarnya kami senang dengan semangat ilmiah saudara kita DR. Rabi’. Namun kami menasehatinya untuk menggunakan cara ar-Rifq (kelembutan) terhadap orang-orang tersebut yang menyimpang/berpaling dari dakwah al-Haq kepada dakwah orang yang tidak ada ilmu padanya. Kami katakan kepada sang Doktor, ‘Sayyid Quthb bukanlah seorang yang berilmu. Bahkan bisa jadi juga tidak bisa digabung dalam deretan penuntut ilmu, sebagaimana kondisi kebanyakan para penulis, terutama pada masa ini, yakni mereka menulis dalam keadaan mereka mengira bahwa mereka memiliki keahlian di situ. Ini pandanganku.”
Ketika sang penanya meminta kepada asy-Syaikh al-Albani rahimahullah dalil (bukti) yang menunjukkan sifat keras (syiddah) pada bantahan-bantahan asy-Syaikh Rabi’ hafizhahullah, maka asy-Syaikh al-Albani menyebutkan sejumlah (bukti) dari kitab Adhwa’ Islamiyyah ‘ala ‘Aqidati Sayyid Quthb wa Fikrihi karya asy-Syaikh Rabi’, yaitu pernyataan asy-Syaikh Rabi’ dalam kitab tersebut, “Sayyid Quthb terus menerus menuduh masyarakat Islam semuanya sebagai masyarakat jahiliyyah, yakni masyarakat kafir.” [3]
Asy-Syaikh al-Albani menyanggah tafsir asy-Syaikh Rabi’ terhadap kata “Jahiliyyah” dengan makna “kafir”, dan beliau (asy-Syaikh) menganggapnya sebagai salah satu dalil atas sikap keras tersebut,[4] beliau (asy-Syaikh al-Albani) berkata, “Apabila Sayyid Quthb menyifati masyarakatnya dengan “jahiliyyah” maka dari mana kita bisa menafsirkannya dan menisbahkan kepadanya bahwa dia mengkafirkan masyarakat?”
Di antara yang disampaikan oleh si Penanya, “Anda mengatakan,“Padanya ada syiddah (keras). Thoyyib dari mana syiddah tersebut? Dari kata ini misalnya?! Aku katakan, “Berdasarkan apa yang aku baca sebelumnya, bahwa itu adalah masyarakat jahiliyyah. Dia (Sayyid Quthb) tidak menghukuminya dengan Islam. Maka beliau menafsirkannya dengan apa yang telah lalu (penyebutannya).”
Kemudian asy-Syaikh al-Albani berbicara tentang pendapat beliau bahwa tidak ada hajr pada masa ini, kecuali orang yang mengkhawatir atas dirinya bakal terkenai kotoran orang-orang yang menyimpang, baik secara aqidah maupun akhlak. Kemudian beliau berkata di penutup pembicaraannya, “Maka aku menginginkan, demi Allah dengan ikhlash aku katakan untuk temanku – tidak aku katakan muridku seperti dulu – ‘hendaknya dia (asy-Syaikh Rabi’) melanjutkan jihad dan ilmunya. Namun hendaknya ia melunakkan ucapannya terhadap rivalnya.”
Kesimpulan dialog di atas ada tiga hal,
Pertama, masalah syiddah (keras) dalam membantah. Dan ini telah dijawab oleh asy-Syaikh al-Albani sendiri, setelah beliau disifati dengan sifat seperti itu (yaitu syiddah) oleh sebagain para ahlul ilmi yang mulia di zamannya disebabkan sebagian bantahan-bantahan beliau. Bisa dilihat selengkapnya dalam artikelku yang berjudul Jawaban asy-Syaikh al-Albani rahimahullah terhada orang yang menyifati sebagian bantahan-bantahan beliau dengan sifat ‘syiddah’ (keras).
* Asy-Syaikh al-Albani sendiri mengataka, “Aku tidak mengingkari bahwa padaku ada ‘syiddah’, namun aku yakin bahwa ‘syiddah’ tersebut aku letakkan pada tempatnya, yaitu pada letakkanya yang sesuai.” [Kaset Silsilah al-Huda wa an-Nur no. 277]
“… inilah dakwah mereka, mereka mengingkari penggunaan syiddah secara mutlak, dan ini bukanlah Islam. Pengingkaran terhadap syiddah secara mutlak bukanlah Islam.” المصدر
Asy-Syaikh Bin Baz mengatakan, “Bahwa Syari’at yang sempurna ini datang dengan sikap lembut pada tempatnya, dan dengan syiddah (sikap keras) pada tempatnya. Maka tidak boleh seorang muslim pura-pura bodoh dalam masalah ini.”
Perlu diketahui, bahwa sikap syiddah (keras) terhadap ahlul bid’ah adalah manqabah(kemuliaan) menurut ‘ulama salaf. Contohnya, dalam kitab Siyar A’lam an-Nubala’ (VII/110), al-Imam Ahmad bin Hanbal berkata, “Apabila engkau melihat seseorang mencelanya, maka tuduhlah dia (orang yang mencela tersebut). Karena sesungguhnya ia sangat keras terhadap ahlul bid’ah.” [5]
Kedua, masalah hukum hajr (memboikot/meninggalkan ahlul bid’ah) pada masa ini. aku telah menjelaskan secara rinci permasalahan ini, dan aku tegaskan madzhab 3 imam, dalam artikelku berjudul Bukti-bukti menggugurkan klaim yang mengatakan bahwa para imam yang tiga tidak memandang adanya Hajr pada masa ini.
Ketiga, penisbahkan ‘pengkafiran masyarakat (muslimin)’ kepada Sayyid Quthb. Ini yang akan kita bahas dalam tulisan ini.
Aku katakan,
Sungguh di antara sikap-sikap aneh orang-orang mumayyi’in (lembek dalam manhajnya) menganggap hukum para ‘ulama terhadap pribadi-pribadi tertentu termasuk dalam masalah ijtihadiyyah, tidak harus diterima!! Dan – kata mereka – berbeda antara (“hukum dari seorang yang tsiqah”) dengan (“kabar dari seorang yang tsiqah”); yang pertama tidak harus diterima, sedangkan yang kedua harus diterima, namun perlu adatatsabbut (kroscek)!! Dan – kata mereka pula – jarh (cercaan) mufassar (rinci) yang mu’tabar dan memuaskan semua pihak – yang dimaksud semua pihak di sini tentunya tidak termasuk orang yang dijarhitu sendiri, para pembelanya, dan orang-orang yang merekomendasinya – tidak harus diterima oleh semua pihak, walau jarh tersebut telah pasti berdasarkan hujjah-hujjah (argumentasi) yang meyakinkan dan bukti-bukti yang sangat jelas.
Syubhat-syubhat ini semua telah aku kumpulkan dilengkapi dengan bukti-bukti otentik dalam sekian artikel bantahan terhadap mereka. silakan baca kembali kitab :
البراهين العتيدة في كشف أحوال وتأصيلات علي الحلبي الجديدة
Atau ringkasannya yang berjudul:
إجابة السائل في تلخيص مخالفات علي الحلبي والرد عليه في الأصول والمسائل
Namun pertanyaan yang perlu disampaikan di sini,
Mana penerapan “prinsip-prinsip” di atas oleh mereka dalam hal penilaian asy-Syaikh al-Albani rahimahullahterhadap rudud (bantahan-bantahan) asy-Syaikh Rabi’ hafizhahullah sebagai bantahan yang terdapat syiddahpadanya?
Maka hukum tersebut (syiddah) menjadi sesuatu yang mulzam (harus diterima) wajib diterima oleh seluruh salafiyyin, dan tidak lagi termasuk masalah ijtihadi? Padahal asy-Syaikh al-Albani sendiri menganggap penilaian yang beliau sampaikan tersebut semata-mata pendapat dan cara pandang (beliau sendiri)?
Apakah tafsir tersebut – yaitu terlepasnya Sayyid Quthb dari (tuduhan) mengkafirkan masyarakat – merupakan tafsir yang mu’tabar dan memuaskan semua pihak, sehingga wajib diterima oleh semua pihak?
Atau ringkasnya, kenapa kita melihat al-Halabi dan kelompoknya menghilangkan (tidak memberlakukan) prinsip-prinsip mereka ketika menyikapi asy-Syaikh Rabi’, namun mereka menerapkan prinsip-prinsip tersebut demi membela ahlul bid’ah yang jelas-jelas sebagai ahlul bid’ah??
Pertanyaan berikutnya, apabila asy-Syaikh al-Albani rahimahullah memuji semangat keilmuan asy-Syaikh Rabi’ dan jihadnya dalam membantah orang-orang yang menyimpang, maka bagaimana bisa dikatakan bahwa asy-Syaikh Rabi’ tidak memiliki landasan/dasar ilmu?
Ataukah, wajib menerima penilaian asy-Syaikh al-Albani terhadap uslub asy-Syaikh Rabi (yaitu sebagaiuslub yang syiddah/keras), namun tidak wajib menerima penilaian beliau terhadap ilmu dan jihad asy-Syaikh Rabi’? yaitu mirip dengan cara, “Apakah kalian beriman dengan sebagian (isi) al-Kitab dan mengingkari sebagian lainnya”?
Adapun Masalah
“Pengkafiran (Takfir) Sayyid Quthb terhadap Masyarakat (Muslimin)”
Maka kami akan bertanya kepada mereka para mumayyi’in, sebuah pertanyaan yang jelas – semoga bukan mencela mereka – :
“Apakah Sayyid Quthb mengkafirkan masyarakat yang ia sifati sebagai masyarakat Jahiliyyah tersebut, ataukah tidak?”
Apabila jawaban mereka, “Sayyid Quthb tidak mengkafirkan masyarakat (muslimin).”
Maka tahulah kita rahasia hubungan baru mereka dengan Muhammad Ibrahim Syaqrah, dan pengaruh hubungan ini terhadap mereka. Sungguh tokoh yang tersebut terakhir ini telah membela Sayyid Quthb di banyak tempat dalam bukunya “Sayyid Quthb antara orang-orang yang keterlaluan dalam memujinya dan yang tidak bersikap baik terhadapnya.”
Kalau jawaban mereka, “Sayyid Quthb mengkafirkan masyarakat (muslimin).” [1]
Maka di manakah syarat “harus ada kepuasan/ridha” menurut kalian pada penilaian asy-Syaikh al-Albani terhadap asy-Syaikh Rabi’ dengan sifat syiddah, (yang penilaian tersebut disampaikan) di tengah-tengah peniadaan penisbahan tersebut (kepada Sayyid Quthb), yang kalian tidak sepakat dengan asy-Syaikh al-Albani dalam masalah ini. [2]
Bahkan mana komentar kalian terhadap ucapan asy-Syaikh al-Albani rahimahullah di forum kalian yang menyebarkan ucapan tersebut??! Yang kemudian dimanfaatkan oleh Quthbiyyun untuk membela Sayyid Quthb dalam masalah “Takfir (pengkafiran) masyarakat”.
Atau apakah memang tujuan untuk (mencela asy-Syaikh Rabi’) menghalalkan segala cara?
Ataukah itu merupakan tahapan dalam sikap tamyi’ untuk sampai pada tingkatan pembelaan terhadap Sayyid Quthb kali ini??!
Adapun Salafiyyun yang benar-benar berpegang kepada hujjah dan dalil – dan sama sekali tidak berta’ashub kepada seorang pun dari kalangan ‘ulama seberapun tinggi kedudukannya – maka mereka (Salafiyyun) tidak ragu bahwa Sayyid Quthb mengkafirkan masyarakat Islamiyyah dan menghukuminya dengan riddah(murtad). Hal ini telah dipersaksikan oleh kitab-kitab Sayyid Quthb sendiri dengan ucapan yang sangat jelas sekali. Dan dipersaksikan juga oleh orang-orang yang sejenisnya dari kalangan pembesar Ikhwanul Muslimin! Bahkan di antara orang yang mempersaksikan hal ini adalah syaikh kalian sendiri, al-Halabi!! Berikut rinciannya,
Persaksian Sayyid Quthb atas dirinya sendiri
Sayyid Quthb dalam kitabnya Ma’alim fi ath-Thariq, berkata : “dan terakhir masuk dalam bingkai masyarakat jahili, adalah masyarakat tersebut yang menganggap dirinya sebagai masyarakat muslim. … kalau telah pasti dalam hal hal ini; sesungguhnya sikap Islam terhadap masyarakat-masyarakat jahiliyyah ini semuanya tersimpulkan pada satu ungkapan: yaitu ditolak pengakuan akan keislaman semua masyarakat ini.“
Kalimat-kalimat pengkafiran juga bisa dilihat di beberapa tempat lainnya dari kitab Ma’alim fi ath-Thariq.
Demikian pula bisa dilihat di beberapa tempat dalam kitabnya Hadhirul Islam wa Mustaqbaluhu.
Di antaranya juga Sayyid Quthb mengataka, “Sesungguhnya masyarakat Jahili yang kita hidup di dalamnya, bukanlah masyarakat muslim.”
Pertanyaannya : setelah penukilan-penukilan yang sangat jelas ini, yang menunjukkan pada takfir(pengkafiran) terhadap masyarakat muslim, masihkan perlu ada tafsir terhadap kata “jahiliyah” dari ucapan Sayyid Quthb??! [3]
Aku tidak mengira akan ada seorang salafy yang munshif (adil) yang meragukan penisbahan ini kepada Sayyid Quthb, setelah dia membaca penukilan-penukilan yang sangat jelas dari ucapan Sayyid Quthb sendiri.
Persaksian Tokoh Besar Ikhwanul Muslimin
Bahwa Sayyid Quthb Mengkafirkan Masyarakat Muslimin
Di antaranya dipersaksikan oleh Yusuf al-Qaradhawi dalam “Aulawiyyat al-Harakah al-Islamiyyah” , al-Qaradhawi berkata, “Pada tahapan ini, muncul kitab-kitabnya asy-Syahid (!) Sayyid Quthb, yang memperwujudkan tahapan terakhir dari pengkafirannya, yang penuh dengan pengkafiran terhadap masyarakat. … “
Demikian pula artikel di situs pribadinya, dengan judul Kalimah akhirah haula Sayyid Quthb. ” … pada kenyataannya menurut dia (Sayyid Quthb) mereka (masyarakat) tidak masuk dalam Islam sama sekali … .”
Demikian pula dipersaksikan oleh Farid Abdul Khaliq dalam kitabnya “al-Ikhwanul Muslimun fi Mizanil Haq”. Juga oleh ‘Ali ‘Asymawi dalam kitabnya “at-Tarikh as-Sirri lil Ikhawanil Muslimin”.
Persaksian ‘Ali al-Halabi sendiri bahwa Sayyid Quthb mengkafirkan masyarakat muslimin
Situs Forum ‘Ali Hasan al-Halabi menyebarkan salah satu ucapan asy-Syaikh al-Albani rahimahullah(sebagaimana di atas, pen) yang padanya asy-Syaikh al-Albani menyatakan Sayyid Quthb tidak mengkafirkan masyarakat muslim. Kemudian tulisan tentang pernyataan asy-Syaikh al-Albani tersebut didukung oleh ‘Ali Hasan dalam komentarnya,
“Kalau seandainya DR. Rabi’ – dan para pengikut manhajnya yang sangat mengerikan itu – mau memikirkan ucapan yang penuh ilmu mengagumkan ini, niscaya mereka akan rujuk dari manhaj buruk yang mereka berada di atasnya. Dan niscaya mereka akan bertaubat dan kembali. Juga niscaya mereka akan memperbaiki kembali apa yang telah mereka rusak dari Dakwah Salafiyyah pada masa ini!! Ucapan Syaikh kami sang imam yang baik (yakni asy-Syaikh al-Albani, pen) benar-benar memberantas – sampai ke akar-akarnya – manhaj penghancur yang penuh kemesuman itu.”
Padahal ‘Ali Hasan sendiri dulunya mengatakan, sebagaimana dalam kitab Ad-Durar al-Mutala`li`ah hal. 34-36, di bawah judul “Sayyid Quthb dan Pengkafiran Masyarakat”, (cet. Pertama 1423 H/ 2002 M), “Aku katakan: Itu semua menguatkan ucapan DR. Yusuf al-Qaradhawi tokoh pergerakan yang terkenal – semoga Allah mengampuninya – dalam kitabnya “Aulawiyat al-Harakah al-Islamiyyah” (hal. 101) ketika dia (al-Qaradhawi) berkata, “”Pada tahapan ini, muncul kitab-kitabnya asy-Syahid (!) Sayyid Quthb, yang memperwujudkan tahapan terakhir dari pengkafirannya, yang penuh dengan pengkafiran terhadap masyarakat. … ” Tentunya dia (al-Qaradhawi) sangat mengenal dan mengerti tentang Sayyid Quthb. Kitab-kitab tersebut adalah kharijiyyah yang terselubung, bahkan tampak secara terang-terangan. Dan dalam karya tulis-karya tulisan dan kitab-kitab ustadz kami al-’Allamah Rabi’ bin Hadi – semoga Allah menjadikan beliau sebagai duri di leher-leher ahlul bid’ah – terdapat penjelasan tentang hakekat ini, serta menyingkap dan menampakkannya yang tidak meninggalkan sedikitpun cela bagi orang-orang yang menimbulkan keraguan dan para pencari al-Haq (kebenaran). Adapun orang yang fanatik maka tidak ada lain kecuali, (mengatakan) :mungkin … padahal, … tidak …! Dengan hati yang dingin dan akal yang gelisah.”
Dan al-Halabi memberikan catatan kaki pada ucapannya di atas, – ketika ia mengarahkan pada kitab-kitab asy-Syaikh Rabi’ – dengan mengatakan,
“lihat misalnya kitab beliau (asy-Syaikh Rabi’) yang berjudul Adh-wa’ Islamiyyah ‘ala ‘Aqidati Sayyid Quthb wa Fikrihi, hal. 71-107, di bawah judul Sayyid Quthb dan Pengkafiran masyarakat. Juga pada kitab beliau yang bermanfaat, al-’Awashim mimma fi Kutub Sayyid Quthb min al-Qawashim, terdapat penjelasan sangat banyak tentang kritikan-kritikan terhadapnya (Sayyid Quthb) secara umum atau kritik masalah aqidah secara khusus. Dan aku sendiri telah menukilkan dari tulisan tangan ustadz kami al-Walid al-Imam asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani rahmatullahi ‘alaihi pada halaman terakhir naskah khususnya (asy-Syaikh Rabi’) dari kitab tersebut, (yaitu) ucapan asy-Syaikh al-Albani, “Seluruh yang kau bantahkan kepada Sayyid Quthb adalah benar dan tepat, dan darinya akan menjadi jelas bagi setiap pembaca muslim yang memiliki pengetahuan tentang Islam bahwa Sayyid Quthb tidak berada di atas pengetahuan Islam, baik pokok-pokok dasar Islam maupun cabang-cabangnya. Semoga Allah membalas anda dengan kebaikan wahai al-Akh Rabi’ atas upayamu melakukan kewajiban penjelasan dan membongkar kebodohan dia (Sayyid Quthb) serta penyimpangannya dari agama Islam.” – Nashir –
Juga lihat ucapan al-Halabi dalam risalahnya Haq Kalimati al-Imam al-Albani … yang di dalamnya ia membantah orang-orang yang mengkultuskan Sayyid Quthb dan membelanya dengan cara yang batil, di bawah judul “(Pemikiran) Takfir pada diri Sayyid Quthb wa Syahida Syahidun min Ahliha” ….
Kemudian al-Halabi juga memberikan komentar di situ, “Apakah ada ucapan takfiri yang lebih jelas dibandingkan ucapannya dalam “Fi Zhilalil Qur`an” (II/1057) : … sungguh manusia telah murtad kepada penyembahan sesama hamba … “
Aku (penulis) katakan,
Inilah al-Halabi tempo doeloe membantah perbuatan situs/forumnya sendiri yang jahat itu!! Ini merupakan contoh yang masih segar yang menunjukkan kontradiksinya al-Halabi dan kacaunya dia, antara dulu dan sekarang. Sungguh tidak akan tidur mata para pengecut dari bantahan ini, dan agar bercelak dengannya mata orang-orang yang sehat.
Wallahul Muwaffiq
Diterjemahkan dari
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=138469
(dengan singkat dan ada beberapa penyesuaian)
[1] Termasuk yang turut bergembira adalah saudara Firanda Andirja
[2] Dialog ini pulalah yang dinukil oleh Firanda dalam tulisannya yang menjatuhkan seorang ‘ulama sunnah abad ini, asy-Syaikh al-’Allamah al-Mujahid Rabi’ al-Madkhali hafizhahullah.
[3] Di sini, penyataan Sayyid Quthb,”masyarakat Jahiliyyah”, ditafsirkan oleh asy-Syaikh DR. Rabi’ dengan “masyarakat Kafir”.
[4] Yakni syiddah (sikap keras) pada diri asy-Syaikh Rabi’
[5] Catatan: mulai dari tanda ( * ) hingga di sini merupakan tambahan dari penerjemah.
[1] Dengan jawaban ini berarti kalian tidak sepakat dengan asy-Syaikh al-Albani yang mengkritik tafsir “masyarakat jahiliyah” dengan “masyarakat kafir” oleh asy-Syaikh Rabi’. Dengan jawaban ini berarti kalian tidak menerima ucapan asy-Syaikh al-Albani.
[2] Yakni kalian menyatakan untuk menerima argumentasi pihak lain dalam menjarh dipersyaratkan adanya kepuasan terhadap argumentasi tersebut. Jika tidak puas, maka tidak wajib menerimanya. Sekarang kalian ternyata tidak menerima pernyataan asy-Syaikh al-Albani bahwa Sayyid Qutbh tidak mengkafirkan masyarakat muslim. Berarti kalian tidak puas dengan ucapan asy-Syaikh al-Albani ini, sehingga kalian tidak setuju dengannya. Namun kenapa kalian mau menerima penilaian asy-Syaikh al-Albani terhadap asy-Syaikh Rabi’ dengan penilaian syiddah?? Padahal kalimat itu dalam satu rangkaian??!
[3] Yakni tafsir dari orang lain, bahwa “jahiliyah” maknanya “kafir”. Pengertian ucapan tersebut telah diterangkan dan ditegaskan oleh Sayyid Quthb sendiri. Jadi tidak perlu orang lain yang menafsirkannya.
Baca link terkait:
- Bantahan Terhadap Pihak Yang Alergi Tahdzir & Alergi Manhaj Serta Meragukan Keilmuan Asy-Syaikh Rabi’
- Dukungan Asy Syaikh Al Luhaidan Mendustakan Klaim Si Hizbi Khabits Firanda
- Benarkah Para Ulama Kibar Tidak Pernah Membicarakan Bantahan Di Majelis-Majelis Mereka? Bag.4
- Peringatan Ulama Ahlussunnah Dari Bahayanya Ja’far Salih
- Kiprah Rabi’ bin Hadi pada tahun 1379 H
- Benarkah Para Ulama Kibar Tidak Pernah Membicarakan Bantahan Di Majelis-Majelis Mereka? Bag.3
- Benarkah Para Ulama Kibar Tidak Pernah Membicarakan Bantahan Di Majelis-Majelis Mereka? Bag.2
- Al-Halabi Tempo Dulu Membantah Perbuatan Situsnya Sendiri
- Menepis Tipu Daya Firanda, Membela Ulama Sunnah Bag.2
- Benarkah Para Ulama Kibar Tidak Pernah Membicarakan Bantahan Di Majelis-Majelis Mereka? Bag.1
- Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali, Antara Pujian Para Ulama dan Hinaan Para Pengekor Hawa Nafsu (bag :1)
- Menepis Tipu Daya Firanda, Membela Ulama Sunnah
- Bimbingan Nabawi : Jalan Keluar dari Fitnah
- Sofyan Ruray Mengakui Kedustaan Kafilah Al Ustadz Dzulqarnain!!!
- Suara-Suara Aneh & Sumbang Di Penghujung Rekaman Jalsah Asatidzah Bersama Asy Syaikh Rabi’
- Membongkar 2 Kejahatan Besar Ja’far Salih
- Pembelaan Terhadap Kehormatan Al ‘Allamah Rabi’ Bin Hadi Dari Tikaman Khabits Si Jahil & Bahlul Sofyan Ruray
- Download: Memperingatkan Kesalahan, Upaya Membentengi Umat
- Sikap Ahlussunnah Terhadap Kesalahan yang Tersebarluas
- Kabar Gembira Untuk Salafiyyin di Indonesia …. Nasehat Al-’Allamah Rabi’ tentang Masalah Manhajiyyah di Indonesia
- Sebut Nama Secara Langsung
- Metode Tahdzir dan Kitab-kitab Rudud (Bantahan) merupakan Penjagaan Terhadap Manhaj
- Ketika Ahlussunnah Dipaksa Jafar Shalih Untuk Memilih.. (Bag. 2)
- Download Berpegang Teguh dengan Prinsip Salaf
- Pentingnya Bantahan terhadap Penyelisih/Penentang (Mukhalif)
- Iga Babi Untuk Membungkam Tangan-tangan Kiri Ja’far Salih
- Daging Babi Sehat??!? (Telah Dusta Ja’far Salih!!!)
- Syaikh Rabi : Peringatan dari Dua Syubhat Bejat
- Bingkisan Syawal Bagi Yang Tak Tahu Hal Ihwal (Episode 1)
- Antara Menjaga Dakwah dan Menjaga Pribadi Tertentu (Bag. 3)
- Antara Menjaga Dakwah dan Menjaga Pribadi Tertentu (Bag. 2)
- Orang Awam Lebih Mudah Tersesat Wahai Ustadz! (Bag. 3)
- Orang Awam Lebih Mudah Tersesat Wahai Ustadz! (Bag. 2)
- Parodi Rodja Bag.13: Menjawab Tantangan Halabiyyun (Dokter dan Guru Besar Beladiri)
- Parodi Rodja Bag.12: Hubungan Syaikh Rodja Dengan Syi’ah dan Ahlul Bid’ah
- Parodi Rodja Bag.11: Syaikh Rodja Dijebloskan Ke Penjara Saudi?!!
- Orang Awam Lebih Mudah Tersesat Wahai Ustadz! (Bag.1): Menjawab Kaidah Terbalik Orang Awam Boleh Menikmati Rodja, Adapun Penuntut Ilmu Maka Tidak Boleh
- Kode Etik – Adab Dalam Mengajukan Sebuah Fatwa: Benarkah Mencari Kebenaran & Pembenaran Beda-Beda Tipis?
- Parodi Rodja Bag.10: Beking Dakwah Halabiyun Firanda Adalah Pendusta Besar
- Parodi Rodja (Bagian 9): Syaikh Rodja Memperbaharui Baiatnya Kepada Mursyidul ‘Amm Ikhwanul Muslimin
- (AADe NoR) Ada Apa Dengar & Nonton Rodja?! (updated 25-06-2013)
- Parodi Rodja (Bagian 8): Pujian Syaikh Besar Rodja Kepada Dedengkot Teroris Khawarij Usamah bin Laden
- Orang-orang Yang Takut Kritikan Bag.3
- Orang-orang Yang Takut Kritikan Bag.2
- Orang-orang Yang Takut Kritikan Bag.1
- Hadiah Buat Para Demonstran, Team Loker Keroyokan Munajat & Tri Jaya Tidak Sakti
- Orang Yang Tidak Suka, Ikut Menyemarakkan Pengusung Fitnah dan Pengusung Kezhaliman
- Menjawab Tantangan Ja’far Salih
- Parodi Rodja (Bagian 7): Ada Apa Dengan Rodja TV?
- Asy Syaikh Muhammad bin Hadi al Madkhali Menjawab Fitnah dan Tuduhan Halabiyyun
- Parodi Rodja (Bagian 6): Caldok Firanda (Dedengkot Halabiyun Rodja) Lindungi ‘Ar’ur yang Sesat
- Dzulqarnain Bilang Yazid Jawwas Itu Salafy
- Misteri Tidak Disebarkannya Fatwa Tabdi’ Asy Syaikh ‘Ubaid Al Jabiry Terhadap Ja’far Umar Thalib
- Mendudukkan Syubhat “Khilafiyah Ijtihadiyah” (Bag.5): Menolak Jarh Mufassar Berarti Meniadakan Jarh wa Ta’dil
- Mendudukkan Syubhat “Khilafiyah Ijtihadiyah” (Bag.4): Apakah Jarh wa Ta’dil Masalah Ijtihadiyah?
- Mendudukkan Syubhat “Khilafiyah Ijtihadiyah” (Bag.3): Apakah Jarh wa Ta’dil Masalah Khilafiyah Seperti Fikih?
- Mendudukkan Syubhat “Khilafiyah Ijtihadiyah” (Bag.2): Dibalik Topeng Syubhat Ja’far Salih
- Download Kupas Tuntas Fitnah Sururiyyah Hajuriyyah
- Disyari’atkannya Mengulang-ulang Tahdzir Terhadap Ahlul Bid’ah
- Parodi Rodja (Bagian 5): Situs Tukpencarialhaq di Tahdzir Syaikh Shalih As Suhaimy!
- Fatwa Ulama’ Tentang Hukum Karma
- Keutamaan Membantah Kesalahan dan Haruskah Menasehati Dahulu Sebelum Membantah
- Press Release: Laa Tahzan!!! Dakwah Ini Milik Allah, Allah-lah Yang Menjaganya
- Mendudukkan Syubhat “Khilafiyah Ijtihadiyah” (Bag.1)
- Parodi Rodja (Bagian 4): Loker Team Keroyokan
- Parodi Rodja (Bagian 3): Wallahi Kamu Adalah Pendusta Licik Wahai Firanda!!!
- Hukum Gambar Sebagai Alat Bukti
- Parodi Rodja (Bagian 2) Al Lajnah Ad Daimah Tidak Mencabut Bantahannya Terhadap Al Halaby
- Parodi Rodja Go.Liat Cs Geli.At
- Jafar Shalih Menggali Lubang (Fitnah) Kuburnya Sendiri Bag.5
- Jafar Shalih Menggali Lubang (Fitnah) Kuburnya Sendiri Bag.4
- Jafar Shalih Menggali Lubang (Fitnah) Kuburnya Sendiri Bag.3
- Jafar Shalih Menggali Lubang (Fitnah) Kuburnya Sendiri Bag.2
- Antara Menjaga Dakwah dan Menjaga Pribadi Tertentu (Bag. 1)
- Menjadi Murid Ulama Bukan Ukuran
- Jafar Shalih Menggali Lubang (Fitnah) Kuburnya Sendiri Bag.1
- Sandiwara Telah Usai, Al Albani Tidak Punya Murid di Yordania!!!
- Mereka Lebih Berbahaya daripada Ahlu Bid’ah Itu Sendiri!!
- Membantah Syubhat: Tahdzir Adalah Hak Para Ulama’ Saja [Bag. 2]
- Penyimpangan Al Halaby, Yazid Jawas, dan Rodja
- Katakan Kepada Mereka: Inilah Manhaj Kami!!!
- Membantah Syubhat: Tahdzir Adalah Hak Para Ulama’ Saja [Bag. 1]
- Hanan Bahanan Overload Bag.4
- Untukmu Yang Mencomot Nama Al Ustadz Muhammad Umar As Sewed Hafizhahullah
- Ketika Ahlussunnah Dipaksa Jafar Shalih Untuk Memilih..
- Keteladanan Asy Syaikh Rabi’ Dalam Sikap Rujuk Kepada Kebenaran
- Jejaring Salafy Goncang Menggoncang Salafy
- Benarkah Membantah Kesalahan Akan Memecah Belah Persatuan?
- Bimbingan Ulama Dikala Fitnah Melanda
- Kisah Teladan Asy Syaikh An Najmi Bersama Aidh Al Qarni
- Mengingkari Kesalahan Walaupun…
- Hanan Bahanan Overload Bag.3
- Hanan Bahanan Overload Bag.2
- Jika Ada Ustadz Salafy Mulai ‘Menyimpang’…
- Hanan Bahanan Overload Bag.1
- Masalah Ihya’ At Turats Belum Selesai!!!
- Jam’iyyah Hizbiyyah DiSalafykan
- Bantahan Atas Syubhat: Sururiyyah, Ihya’ Ut Turots Tidak Ditanya di Alam Kubur!
- Rekaman dan Terjemahan Fatwa Asy Syaikh Ubaid Al Jabiri Hafizhahullah Tentang Larangan Untuk Mendengarkan Radio Turotsiyyah Halabiyyah Ma’ribiyyah (semisal RODJA dll)
- Peringatan Asy-Syaikh ‘Ubaid dari Jama’ah sesat Ihya’ut Turats
- Ssst.. “Jangan Dikritik Dulu Nanti Dananya Tidak Keluar!”
- Untukmu Yang Menganggap Ringan Rekomendasi Ali Syubbana Terhadap Yusuf Qardhaawi
- Pernyataan Berlepas Diri dari Kajian/ Tabligh Akbar Hizbiyyun Karawang
- Fatwa Asy Syaikh Ubaid Al Jabiri Tentang Radio Rodja
- Antara Karma Islami dan Tatanama Iblis
- Website Resmi Budhdha Tolak Keras Klaim Sepihak Hukum Karma “Islami”
- Inilah Bukti Kebohongan dan Kedustaan Khalid Al Ghirbani (Si Penyusup Ikhwani)
- Bantahan dan Klarifikasi Fitnah Dauroh di Malaysia
- Bantahan Asy Syaikh Ubaid Al Jabiri atas Prof. DR. Ibrahim Ar Ruhaili
- Al Ustadz Dzulqarnain dan Aqidah Batil Hukum Karma
- Al Ustadz Dzulqarnain dan Gembong Hizbi Irsyadi
- Kenapa Sururi Bisa Mengundang Masyayikh Ahlussunnah?
- Al Ustadz Dzulqarnain Salafy Goncang?
- Menjawab Tuduhan Keji dan Dusta Al Ustadz Dzulqarnain Al Makassari
- Bahaya Facebook
- Untukmu Yang Masih Bertanya Tentang Radio Rodja
- Menyingkap Syubhat dan Kebatilan Saudara Abu Muawiah Hammad
- Hukum Menukil Ucapan Ahli Bid’ah Bag. 3
- Bolehkah Belajar Kepada Ahlul Bid’ah ?
- Haruskah Menyebutkan Kebaikan Ahlul Bid’ah ?
- Hukum Menukil Ucapan Ahli Bid’ah Bag. 2
- Hukum Menukil Ucapan Ahli Bid’ah Bag. 1
- Bukti Nyata untuk Menjawab Tuntutan Munajat dan milis An Nashihah
- Audio Bimbingan Ulama dan Asatidzah Dalam Menghadapi Fitnah Manhaj di Jakarta dan Sekitarnya
- Benarkah Sekarang Bukan Zaman Hajr dan Tahdzir? (Bag.4)
- Benarkah Sekarang Bukan Zaman Hajr dan Tahdzir? (Bag.3)
- Benarkah Sekarang Bukan Zaman Hajr dan Tahdzir? (Bag.2)
- Benarkah Sekarang Bukan Zaman Hajr dan Tahdzir? (Bag.1)
- Kronologi Rencana Pertemuan Bersama Para Masayikh
- Oleh-oleh Dari Perjalanan ke Yaman dan Saudi Arabia
- Al Halabi dan Keyakinan Barunya Bag 3
- Al Halabi dan Keyakinan Barunya Bag 2
- Al Halabi dan Keyakinan Barunya Bag 1
- Membantah Ahlul Bid’ah, Sebab Perpecahan?
- Membekuk Hizbi yang Bersembunyi di belakang Syaikh Al Abbad Hafizhahullah (Bag.2)
- Membongkar Syubhat Rifqan Ala Firanda Nandurjana (Nasehat Asy Syaikh Ahmad bin Yahya An Najmi Terhadap Syaikh Al Abbad Tentang Kitab Rifqan Ahlas Sunnah bi Ahlis Sunnah)
- Membekuk Hizbi yang Bersembunyi di belakang Syaikh Al Abbad Hafizhahullah (Bag.1)
- Wajibnya Meluruskan Kesalahan dan Kekeliruan
- Catatan Kecil Untuk Seorang Calon Doktor
- Markaz Al Albani Bangkroet (bag.2)
- Makar Firanda Nandurjana
- Dusta Firanda Ditengah Badai Fitnah Yang Sedang Melanda (Bag:3)
- Markaz Al Albani Bangkroet (Bag.1)
- Memang Mereka Mengambil Ilmu dari Syaithon
- Dusta Firanda Ditengah Badai Fitnah Yang Sedang Melanda (Bag:2)
- Mendudukkan Rekomendasi Para Ulama
- Dusta Firanda Ditengah Badai Fitnah Yang Sedang Melanda (Bag:1)
- Final… Mubtadi’ !!! Itulah kesimpulan Syaikh Rabi’ atas Ali Hasan
- Risalah ‘Amman, disanjung Ali Hasan tapi difatwa sesat oleh Syaikh Shalih Al-Fauzan Hafizahullah
- Asy-Syaikh Ahmad bin Yahya An-Najmi Rahimahullah Berbicara Tentang Ali Hasan Al Halabi
- Lajnah Daimah Telah Bicara Ali Hasan sejak 10 tahun lalu !
- Fatwa Syaikh Muhammad Umar Bazmul: Waspadalah dari penyimpangan manhaj Ali Hasan Al-Halabi cs
- Pernyataan Terkini dari Asatidz tentang Ja’far Umar Thalib (28/02/2010)
- Cercaan yang Terang dari Syaikh Rabi’ Ibn Hadi atas Ali Hasan Abdul Hamid Al Halabi (Peringatan Dari Kesesatan dan Penyimpangan Ali Hasan, dan Tahdzir Atas Situs Kulalsalafiyeen, Serta Penjelasan Yang Benar Nan Memuaskan Akan Kenyataan Pertemuan Orang-orang Palestina (Abu Haniyah dan Rombongannya) dengan Asy Syaikh Rabi’ hafizhahullah)
- Dana Jum’iyah Hizbiyah, Sesat Tanpa Syarat?
- Pembesar Turotsi Bersama Rafidli
- Tahdzir Ulama atas Ali Hasan : Tanggapan Syaikh Rabi’ ibn Haadi al Madkhali
- Tahdzir atas Ali Hasan : Bukan Pertikaian Syaikh Ahmad Bazmul vs Ali Hasan
- Tahdzir Ulama atas Ali Hasan Al Halabi yang Menyimpang !