Sandiwara Telah Usai,
Al Albani Tidak Punya Murid di Yordania!!!
(Bingkisan Istimewa Buat Halabiyun Irsyadiyun Turotsiyun Rodjaiyun Sururiyun Hajuriyun Beserta Segenap Centengnya)
12 Rabiul Awwal 1434 H/ 24 Januari 2013 M
Pengantar
Alhamdulillah pada kesempatan ini –semata karena kemurahan Allah saja- kami bisa mengupdate kembali makalah Mitos Palsu Murid-Murid Al-Albany Rahimahullah dari Yordania. Ada sekian banyak tambahan link dan bantahan maupun screenshot bukti-bukti kejahatan Halabiyun. Upaya yang tidak mudah memang untuk mencongkel Khurafat semacam ini setelah bertahun-tahun bercokol dan mengakar kuat di benak-benak sekian banyak manusia. Al Albany Rahimahullah telah menafikan khurafat tersebut sejak semasa beliau masih hidup. Kenyataan pahit lagi getir bagi para pembangkang dan pengekor kebohongan yang tetap bersikukuh mengangkangi mitos palsu semacam ini. Tiada arti kalian mendustakan kami wahai kaum! Dustakanlah Al-Albani rahimahullah yang suaranya telah menggoncang peraduan kalian!! Membongkar mitos palsu yang sekian lama menjadi baju kepalsuan dakwah kalian!!
Ini adalah pukulan yang menghinakan bagi kafilah Ngebet Rekonsiliasi dengan Halabiyun Irsyadiyun Turatsiyun Hasaniyun Rodja, melengkapi kegagalan total misi mereka di depan Asy Syaikh Rabi’ di Mekah dan Asy Syaikh Al Imam di Ma’bar, hafizhahumallah untuk mencari rekomendasi ulama terhadap Rodja. Dan silakan anda sekalian buktikan bahwa pemaparan sekian banyak bukti kejahatan Halabiyun tersebut adalah bukti nyata pengkhianatan kafilah Ngebet Rekonsiliasi terhadap para ulama, salafiyin dan dakwahnya.
Dibalik serangan mesra kafilah Ngebet Rekonsiliasi, pembelaannya, pujiannya terhadap Halabiyun Hasaniyun Irsyadiyun Rodjaiyun, kami tambahkan pula bukti terbaru tuduhan dan serangan brutal Munajat Darussunnah dan Jafar Salih terhadap asatidzah Ahlussunnah (tumbal manhaj Hadadiyah, Hizbiyah berbaju Salafiyah, Ngawur dll. ocehan) sebagai reaksi atas penon aktifan Al Ustadz Sofyan Ruray dari Mahad Ciamis setelah pihak Mahad melakukan tahapan penyelesaian dan meminta bimbingan/saran dari Al Ustadz Muhammad Umar As Sewed dan Al Ustadz Dzul Akmal. Kenalilah siapa yang mereka cerca dan kenalilah pula siapa yang mereka mesra. Allahul musta’an
Gema santap malam dari meja makan telah disebar ke seantero dunia. Wacana, propaganda dan hasungan rekonsiliasi (baca:reskongkolisasi) dengan Hizbi telah dikumandangkan secara terbuka, datangkan ulama dari pihak mereka, datangkan pula ulama dari pihak kita, yuk duduk bersama tuk menyatukan kembali para Ahlussunnah yang terpisah, Lerai Pertikaian, Sudahi Permusuhan, demikian bahasa bebasnya. Tahukah anda bahwa suara sumbang tersebut bukanlah awal/start dari sebuah “perjuangan”? Di majelis Asy Syaikh Rabi’ di kota Mekah, Rodja telah diperjuangkan, di Ma’bar Yaman-pun perjuangan diulang lagi dengan sokongan alasan yang lebih halus menipu (Asy Syaikh Al Imam hafizhahullah) walau keberhasilan meraup dukungan dari beliau Alhamdulillah sebatas bertepuk sebelah tangan. Ya, kegagalan untuk membenturkan fatwa diantara kedua ulama Ahlussunnah yang sangat dihormati oleh segenap Salafiyun Ahlussunnah wal Jama’ah di pelbagai belahan dunia, hafizhahumallah.
Gambar 1. Screenshot Darul Munajat tak peduli fatwa para ulama terhadap Halabiyun Rodja, gerbong reskongkolisasi Turatsy trus melaju, menyambung apa yang telah diputus Masyayikh Ahlussunnah!!
Terkait peran sentral Turatsi senior Afifi Abdul Wadud (pemilik Toko Ihya’ Jogja) silakan buka kembali link dibawah ini agar para ikhwah tidak terjebak oleh tampilan syubhat vulgar fb Darussunnah Munajat Jogja:
http://tukpencarialhaq.com/2007/03/04/empat-puluh-satu-informasi-tentang-ridwan-hamidi/
http://tukpencarialhaq.com/2008/01/02/lbia-lembaga-satelit-yayasan-majelis-at-turots-al-islami/
Bahkan pendahulunya, Asasuddin telah memilih sepenuh kesadaran tanpa paksaan untuk lulus nyaman sebagai pejuang dan sekarang tinggal menikmati kehidupannya yang lapang, ya benar-benar di hamparan areal yang lapang di tanah Karawang, http://www.alkautsar.org/. Bersama siapa? Ya tentu saja bersama mereka yang dulunya merupakan jaringan hizbi yang dia lawan setelah dia tidak mampu melawan fitnah dunia mereka.
Gambar 2. Screenshot kelapangan hidup Asasudin setelah menumbalkan diri secara nikmat dan sadar ke dalam jaringan hizbi serta sekelumit bukti cercaan, amukan Munajat dan Jafar Salih terhadap segenap Asatidzah
Fitnah dunia memang membutakan walau terkadang kita harus mengelus dada karena manhaj yang ditukargulingkan, tak lupa iming-iming gelar cerdas jika urusannya adalah memenuhi isi kas. Jadi dusta ya ikhwah jika Asasuddin adalah tumbal manhaj Hadadiyah sebagaimana yang ditudingkan secara brutal oleh Ja’far Salih hadahullah kepada segenap asatidzah Ahlussunnah. Bahkan Asasuddin telah menikmati pilihan nyamannya sendiri saat ini dengan sadar sebagaimana sesumbar kesiapannya untuk ditinggalkan oleh Salafiyyin (walau sejatinya dirinyalah yang meninggalkan Salafiyyin) sebagai konsekuensi pilihannya. Sebelum secara gentle dia memutuskan bergabung dengan Hizbiyyin sebagaimana keadaannya saat ini, di Karawang Asasuddin malah sempat didudukkan langsung oleh Al Ustadz Muhammad Umar As Sewed hafizhahullah seusai beliau mengisi daurah di kota tersebut. Tetapi hidayah memang hanya hak Allah Ta’ala semata kepada siapa yang Dia kehendaki, Allahul musta’an.
Jangan kalian ngiler wahai saudaraku dengan fatamorgana propaganda bopeng “persatuan dakwah manis dan ramah” dengan mereka karena pada hakekatnya adalah mengobarkan peperangan besar terhdap Ahlussunnah dan dakwahnya, sebaliknya membela, memuji dan merekomendasi Hizbiyyun Halabiyyun Irsyadiyyun Surkatiyyun.
Kalaupun masalah kecerdasan dana Ihya’ut Turats maka siapakah yang menjadi mulia setelah mengambil dana mereka? Markaz Al Albany dan para pengampunya adalah contoh nyata bagi orang-orang yang berakal lagi cerdas bagaimana mereka hancur tercabik-cabik dan terpecahbelah karena perebutan dana diantara mereka!!
Benarlah apa yang ditegaskan oleh Syaikh Muhammad bin Hadi حفظه الله:
…قلت لكن قل له فرق أنا باعدته لدال الدين أما هم الآن يتكلمون فيه لدال الدنيا والدينار والدرهم فشتان بين الدالين أنا ليس بيني وبينه أي فلس ما سرقني لكن لما تكلمنا عنه من دال الدين أبوا أن يقبلوا فلما مس دال الدينار والدرهم سمعوا به في الانترنت في الشبكة العالمية فاعرفوا الفرق بين الموقفين تعرفون الصادقين
“Aku katakan: “Tapi katakan kepadanya bahwa aku menjauhi Salim karena tendensi Ad-Dien. Adapun mereka sekarang, membicarakannya (Salim) karena tendensi dunia, dinar dan dirham. Maka sangat jauh antara kedua tendensi. Antara diriku dan Salim tidak ada uang sedikit pun. Ia tidak mencuri dariku. Akan tetapi, ketika kami membicarakan Salim dari tendensi Ad-Dien, mereka (teman-teman Salim) tidak mau menerima (penjelasanku). Ketika tersentuh tendensi dinar dan dirham, maka mereka mendengarkan sendiri tentang Salim di situs Al-Alimiyah di internet. Maka kenalilah perbedaan antara kedua tendensi tersebut maka kalian akan mengetahui orang-orang yang jujur”
Sandiwarapun telah usai jika ada yang mempropagandakan murid-murid Al Albany rahimahullah dari Yordan sebagaimana yang terakhir dikumandangkan dengan bangga di depan puluhan ribu umat Islam pada acara tabligh Akbar Ali Hasan Al Mubtadi’ di masjid Istiqlal yang diselenggarakan secara patungan oleh Minhajus Sunnah Bogornya Yazid Jawas dan Rodja TV & Radio yang didedengkoti oleh Badrussalam. Tetapi jika ada yang membawakan ucapan Al-Albany bahwa fulan adalah muridnya maka saatnya kalian tahu –wahai saudaraku- bahwa ternyata murid-murid Al Albany jumlahnya banyak!! Tetapi jika yang dimaksud murid oleh beliau adalah murid dalam arti yang sebenar-benarnya murid maka murid semacam itu tidaklah ada yang di negeri Yordan sebagaimana yang diklaim dusta oleh pembuka acara Daurah Ali hasan Al Mubtadi’ di masjid Istiqlal Jakarta!!
“Hadirin sekalian di hadapan kita adalah seorang ‘alim yang tidak asing lagi bagi kita, salah satu ulama Ahlussunnah wal jama’ah, beliau adalah Asy Syaikhul Muhaddits ‘Ali Ibn Hasan bin Ali Ibnu Abdul Hamid Al Halabi Al Atsari hafizhahullahu Ta’ala. Beliau adalah salah satu murid senior dari Al Imam Asy Syaikhul Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albany Rahimahullahu Ta’ala”
Link suara: http://goo.gl/otHX8 atau http://goo.gl/1l7Qa
وَشَهِدَ شَاهِدٌ مِنْ أَهْلِهَا … (٢٦)
“Dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksiannya” (QS. Yusuf:26)
Silakan menyimak…
Al-Akh Raid Alu Thahir hafizhahullah berkata setelah menjelaskan keutamaan Asy-Syaikh Al-Albany rahimahullah: “Siapa saja yang berada di atas jalan beliau yang lurus maka dia termasuk buah dan murid beliau walaupun tidak pernah sekalipun berjumpa dengan beliau. Dan siapa saja yang menyelisihi jalan yang beliau rahimahullah tempuh maka tidak ada hubungan yang diwariskan antara dia dengan Al-Albany, walaupun dia berteriak sekuat tenaga bahwa dia termasuk murid beliau yang kokoh dan pandai.”
Sumber: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=117002
ADNAN AR ‘UR dan ALI HASAN AL HALABY
Nampak kemesraan mereka dipertontonkan http://www.4cyc.com/play-lVf49LbejLE dalam sebuah acara:
Gambar 3. Screenshot video jalinan persatuan mereka. Masih ada yang tergiur dengan program rekonsiliasi bersama Halabiyun? Simak saja….
‘Ar’ ur serukan persatuan agama. Berikut bantahan Asy Syaikh Rabi’ hafizhahullah: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=128575
Agar jauh lebih mantap, berikut bantahan 10 ulama terhadapnya, termasuk bantahan Asy Syaikh Al Abbad hafizhahullah (yang selama ini Turatsiyun Irsyadiyun Rodjaiyun Halabiyun berlindung di belakang punggung beliau) : http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=127375
Suaranya bisa didownload di:
http://www.4shared.com/mp3/wscJAtWK/______.html
Demikianlah keadaan Ali Hasan Al Halaby sekarang, padahal dulunya dia mendukung penuh bantahan Asy Syaikh Rabi’ terhadap kesesatan ‘Ar’ ur.
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=118598
Gambar 4. Screenshot bukti ketika Al Halaby belum berubah akal seperti sekarang ini (bersatu bersama Adnan ‘Ar’ur yang sesat)
Hidayah merupakan harta tak ternilai ya ikhwah, jangan dipertaruhkan hanya untuk mengejar dana ataupun teman pergaulan yang jelek lagi rusak. Itu bukan sikap seorang Salafy yang cerdas!! Sesungguhnya hati kita lemah sementara syubhat menyambar-nyambar.
ADNAN AR’UR MENAFIKAN Al-HALABY SEBAGAI MURID Al-ALBANY!!
Adnan Al-‘Ar’ur -semoga Allah memberikan hidayah kepadanya atau menjadikan kita bisa istirahat dari kejahatannya- ditanya dalam salah satu majelisnya tentang para murid Al-Imam Al-AllamahAsy-Syaikh Al-Albany -rahimahullah Ta’ala-, lalu dia menjawab:
“Pembagian para murid Asy-Syaikh Al-Albany rahimahullah bisa dibagi menjadi tiga tingkatan:
Pertama: murid-murid yang menjumpai masa awal dakwah beliau dan langsung mendengar dan membaca di hadapan beliau serta mereka tetap berpegang dengan manhajnya. Jumlah mereka tidak lebih dari sepuluh orang dari orang-orang yang bisa diambil ilmu dari mereka. Di antara mereka adalah: Muhammad ‘Ied Al-‘Abbasi[1], Nasib Ar-Rifa’i[2], Mahmud Mahdi Al-Istambuli [3], Nafi’ Asy-Syamy[4], ‘Ali Khasyan[5], Khairuddin Al-Wanili[6], Ahmad Sallam[7], dan selain mereka. Jika saya ingin menyebutkan yang kesepuluh maka saya akan sebutkan. Tingkatan ini yang paling banyak menyusun buku adalah para syaikh: Khairuddin, Mahmud Mahdi, Ar-Rifai’, kemudian Muhammad ‘Ied Al-‘Abbasi, kemudian Ahmad Sallam.
Tingkatan kedua: Orang-orang yang pertama kali terpengaruh oleh kitab-kitab beliau dan langsung bertemu dengan beliau dalam banyak majelis atau hanya beberapa kali saja, (dan tidak belajar kepada beliau)!! Mayoritas mereka dari Urdun, dan sedikit sekali yang berasal dari luar Urdun. Di antara para syaikh tingkatan ini yang terkenal adalah: ‘Azmi Al-Jawabirah[8], Dr. Basim Al-Jawabirah[9], Dr. ‘Ashim Al-Qaryuthi[10], Masyhur Alu Salman [11], Husain Al-‘Awaisyah [12], ‘Ali Al-Halaby, dan selain mereka yang jumlahnya banyak.
Tingkatan ketiga: mereka yang duduk bersama beliau hanya sebentar, belajar hanya sedikit kepada beliau. Mereka juga terpengaruh dengan manhaj beliau. Terlebih ketika beliau mengajar di Universitas Islam, di antara mereka adalah: ‘Abdurrahman ‘Abdus Shamad, dia seorang yang memiliki keutamaan dan alim namun dia tenggelam dan dibunuh secara sembunyi-sembunyi melalui tangan Yahudi, semoga Allah merahmatinya, Asy-Syaikh ‘Abdurrahman ‘Abdul Khaliq (telah ma’ruf sebagai dedengkot IT,-ed.), dan selain mereka. Pada tingkatan ini ada yang hanya bertemu sekali atau dua kali. Atau mengadakan perjalanan untuk menjumpai beliau sehingga terpengaruh dengan sangat kuatnya. Di antara tingkatan ini yang paling terkenal adalah Asy-Syaikh Muqbil Al-Wadi’i, Asy-Syaikh Abu Ishaq Al-Huwainy [13], dan selain mereka. Di antara dua tingkatan ini ada orang yang mengaku bahwa dia mengikuti manhaj beliau secara rinci padahal tidak demikian kenyataannya. saya telah memaparkan rincian ini di hadapan syaikh kita Muhammad ‘Id lalu dia mendukungnya. -Selesai penukilan-.
Inilah yang dinyatakan oleh orang ini, dan dengan menutup mata dari kita mencocoki atau menolak sebagian ucapannya, maka kita memberikannya sebagai hadiah bagi kalangan Halabiyyun dan ahli khurafat mereka! Dan kita katakan:
– Orang yang kalian cintai yaitu Al-‘Ar’ur (dan Al-‘Abbasi!), kedua orang ini menafikan bergurunya syaikh kalian yang pendusta kepada Al-Imam Al-Albany!!
– Kemudian Al-‘Ar’ur (dan Al-‘Abbasi)! Keduanya berbicara dengan mengaku lebih banyak mengetahui dibanding orang lain tentang urusan-urusan Al-Imam Al-Albany. Dan kalian melihat Al-‘Ar’ur meniadakan bergurunya syaikh kalian yang mudallis dan kadzdzab di hadapan Al-Imam Al-Albany. Sehingga tidak bisa menghindari untuk mendustakannya atau mendustakan syaikh kalian, dan keduanya adalah sesuatu yang pahit rasanya bagi kalian.
– Kalian jangan mengharuskan kami untuk memegangi sebagian pujiannya karena secara asal kami tidak mendukung apa yang dia nyatakan dan tidak pula kami memperdulikan apa yang keluar dari mulutnya karena pada pernyataan shahih telah mencukupi dari yang dhaif. Hanya saja kalianlah yang mengedepankannya, mengagungkan, memuliakan, dan membenarkannya serta -walaupun dia tidak suka- menganggapnya sebagai Salafy. Dan kalian pula yang menganggapnya, bukan kami!!
Maka ambillah darinya kepahitan yang menyakitkan bagi kalian ini. Ini sebagai pelajaran bagi kalian agar kalian tahu bagaimana perlakuan orang yang kalian anggap sebagai orang yang mengikuti manhaj Salaf walaupun dia tidak pantas dia katakan demikian!! Bagaimana memperlakukan kalian orang yang kalian memberikan rekomendasi kepadanya dan kalian membelanya serta sebagai serangan bagi musuhnya yaitu Ahlus Sunnah sebagai harga dari apa yang kalian makan dari dinar dan dolar. Inilah akibat yang menimpa bagi orang-orang yang suka melakukan kerusakan.
Gambar 5. Screenshot jebakan syubhat hizbi siap memangsa korban. ‘Ar’ur, “Ulama Salafi Suriah” dipropagandakan di fb Jafar Salih (ed.)
– Terakhir perhatikanlah ketika dia membicarakan tingkatan pertama, bahwa dia memberitahukan bahwa mereka tetap memegangi manhaj beliau! Dan dia tidak memberikan penilaian seperti ini untuk tingkatan selainnya. Bahkan dia menjelaskan sifat tingkatan kedua (yang masuk di dalamnya Al-Halabi)! Sebagai orang yang hanya sekedar terpengaruh!! Kemudian dia mengakhiri ucapannya bahwa di sana dua tingkatan, yaitu kedua dan ketiga adanya pihak yang mengaku mengikuti manhaj beliau secara rinci, padahal tidak demikian kenyataannya! Ini merupakan pernyataan yang melukai, maka hendaklah Halabiyyun menelan rasa panas di hati mereka.
Faedah:
Al-Albany rahimahullah berkata:
“…Saya telah membaca di bagian mukadimah[14] adanya pengantar dari Muhammad Al-Ghazali di masa ini dan Al-Qaradhawi pula. Lalu saya katakan: Bagaimana mungkin orang seperti ini menjadi murid Al-Albany, di samping itu kitabnya diberi pengantar oleh dua orang yang sama sekali tidak bertemu dengan manhaj Al-Albany…!?”
Silsilah Al-Huda wan Nur, kaset 850.
Hendaklah diingat bahwasanya Al-Imam Al-Albany telah menafikan hukum sebagai orang yang berguru kepada beliau dari orang yang benar-benar berguru kepada beliau karena orang itu telah memisahkan diri dari beliau dalam manhajnya, dalam perkara apa orang itu berpisah dengan beliau!? Yaitu dalam hal menyikapi Al-Ghazali masa ini dan Al-Qardhawi, yaitu dalam menyikapi orang-orang tertentu!
Gambar 6. Screenshot syubhat tak laku yang telah dibuldozer oleh Al Imam Al Albany rahimahullah dipasang di fb Jafar Salih
Dalam pernyataan seperti di atas ada beberapa hal:
– Hadiah bagi orang-orang yang menyatakan: “Kita tidak akan menjadikan perselisihan diantara kita dalam menyikapi orang lain sebagai sebab kita berselisih sendiri!!”
– Hadiah bagi orang yang hingga hari ini yaitu para murid durjana yang memakan harta manusia (dengan cara batil) dengan mengatasnamakan murid Al-Albany dan kitab-kitab mereka! Seperti Al-Halabi bersamaan dia belum meninggalkan yang mati terkena tanduk, atau yang mati karena jatuh, tidak pula yang busuk dan bangkai, bahkan dia masih memuji dan memuliakan serta membelanya! Bahkan dialah orang yang membuat ushul-ushul dan kaidah-kaidah untuk menjaganya dari musuh-musuh manhaj Salafi yang benar, yaitu manhaj Al-Imam Al-Albany! Bahkan dia memerangi orang yang membela Al-Imam Al-Albany dan membela manhaj beliau. Semoga Allah menghancurkannya, alangkah buruknya dia!
Dan hakikat sebenarnya adalah sebagaimana yang dikatakan oleh si pendusta ini sendiri: “Ash-Shuhbah (pertemanan) dan shafa’ (ketulusan), paramater keduanya yang benar –yang hakiki– adalah syari’at dan al-wala‘, serta mengikuti para imam dan ulama, mencocoki Al-haq, yakin, manhaj dan agama. Bukan semata pertemuan karena perkara dunia. Dan saya tidak akan memperpanjang untuk menyempurnakan pembahasan ini. Karena yang menjadi penilaian adalah penutupnya.” (Ar-Radd Al-Burhani hal. 88)
Pada penghujung pembahasan saya ingin memberikan peringatan kepada para penjahat dan orang-orang rendahan itu dengan perkataan Al-‘Allamah Al-Imam Asy-Syaikh Al-Albany -ketika ditanya tentang para murid- beliau menjawab sebagaimana dalam kaset no. 174:
“Permasalahan ini berbeda-beda pada masing-masing zaman. Engkau sekarang mengetahui adanya metode dirasah dengan murasalah (surat menyurat), bukan dengan kehadiran seorang murid di hadapan Syaikh. Oleh karena itu permasalahan ini hanyalah permasalahan istilah saja, tidak ada perkara yang perlu dibesarkan di baliknya yang bernilai. Jika kita menganggap adanya seseorang yang bisa bertafaqquh melalui kitab-kitab karya seseorang baik yang hidup pada masa dahulu atau sekarang, maka itu bisa dikatakan sebagai murid bagi Syaikh tersebut. Meskipun tidak mengenal dan tidak menjumpai masanya. Atau menjumpai masanya namun tidak bertemu dengan orang itu. Yang terpenting bisa mengambil tsaqafah (pengetahuan) dari orang itu dan bertafaqquh dengan fikihnya. Sehingga orang seperti ini masih memungkinkan untuk dikatakan sebagai murid si Fulan.
Penanya: Lalu apakah boleh untuk dia mengatakan tentang dirinya bahwa dia adalah murid si Fulan?
Asy-Syaikh Al-Albany: Jika mereka (orang yang disampaikan kepadanya -pent) memahami dari ucapannya bahwa dia adalah sebagai murid yang langsung belajar kepadanya maka ini adalah tadlis. Adapun jika mereka tidak memahaminya demikian, maka tidak mengapa mengatakannya sesuai dengan penjelasan yang telah saya sampaikan.
Penanya: Apakah Syaikh memiliki murid?!
Asy-Syaikh menjawab: saya memiliki banyak murid dengan cara seperti di atas.
Penanya: Yang saya maksud dengan cara yang lain, yaitu langsung berguru.
Asy-Syaikh menjawab: Tidak, saya tidak memiliki murid (yang langsung berguru -pent)
Penanya: Apakah ada di sini?!
Asy-Syaikh: Di sini tidak ada! Di Syam dahulu pernah ada! –selesai-.
Link bukti suara beliau (-ed.): http://goo.gl/pFD5R atau http://goo.gl/W05sC
Ini bagi orang yang menghormati diri beliau, akal, manhaj, dan agamanya. Adapun orang-orang yang suka kerugian, kedustaan, dan kebinasaan, maka mereka bukan orang-orang yang saya maksudkan dengan ucapanku. Dan saya tidak mau memasyhurkan mereka dan tidak pula pandangan mereka. wassalamu ‘alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.
Asy-Syaikh Al-Albany rahimahullah ditanya: Siapakah murid Anda yang paling menonjol yang Anda nasehatkan kepada kami untuk membaca kitab-kitabnya?
Beliau menjawab: “Hakekatnya saya tidak memiliki murid-murid yang maknanya seperti kata tersebut, tetapi di sana ada beberapa orang yang sering bolak-balik menemui saya di sana di Amman (ibukota Yordania) dan mereka meminta bimbingan kepada saya berkaitan hal-hal yang menyulitkan mereka dalam mentahqiq kitab-kitab. Diantara mereka adalah saudara kami Ali Abdul Hamid Al-Halaby, lalu saudara kami Salim Al-Hilaly. Jadi dua orang ini termasuk yang sekarang konsentrasi melakukannya, yaitu menulis. Terkhusus orang yang pertama dia memiliki beberapa risalah yang menunjukkan kesungguhannya di bidang ini. Maka kami mengharapkan untuk masa depan yang cerah insya Allah.”
Sumber: Fatawa Rabigh no. 5 menit 39 detik 27 hingga menit 40 detik 45.
Link bukti suara beliau (-ed.): http://goo.gl/f8x5I atau http://goo.gl/8A11r
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=133355
AL-HALABY BUKAN MURID ASY-SYAIKH AL-ALBANY
Asy-Syaikh Muhammad bin Hady Al-Madkhaly berkata ketika beliau membicarakan sebuah masalah: “Jika Al-Halaby misalnya mengingkari kita maka yang dia ingkari ini terdapat pada perkataan Asy-Syaikh yang dia ini (Al-Halaby) mengklaim beliau sebagai gurunya. Dan Al-Albany telah menjadikan sebagai contoh bahwa yang termasuk mustafid (orang yang mengambil faedah) dan bukan termasuk muridnya adalah Ali Hasan Abdul Hamid. Dan saya telah mendengar kaset ini dan saya katakan, ‘Alhamdulillah yang menjadikan Asy-Syaikh Nashir (Al-Albany) rahimahullah membuat permisalan bagi seorang mustafid dan bukan termasuk murid-murid beliau, hanya mustafid, adapun thalib atau tilmidz (murid) tidak. Beliau tidak menjadikan sebagai contoh kecuali Ali Hasan.’ Allahu Akbar. Seakan-akan Allah telah memberikan taufik kepada imam ini untuk mengucapkan kalimat ini karena perkara yang hanya diketahui oleh Allah di masa ini yang akan terjadi pada diri orang ini (Al-Halaby). Jadi beliau membuat contoh bagi orang-orang yang mengambil faedah dari beliau dan mereka bukan murid-murid beliau. Benar jika yang dimaksud adalah murid-murid yang maknanya umum yaitu yang mengambil faedah dari kitab-kitab beliau, yaitu Ali Hasan. Ini terdapat dan terekam dengan suara Asy-Syaikh Nashir dan ini terdapat di internet…”
Link suara beliau (ed.): http://goo.gl/u2Lde atau http://goo.gl/OvxXc
Catatan kaki (editor):
[1] Muhammad ‘Ied Al-‘Abbasi telah ditahdzir oleh Asy-Syaikh Muhammad bin Hady karena meyakini ada yang lebih mulia setelah para shahabat radhiyallahu anhum. Rekaman dan transkrip bisa didapatkan di: http://goo.gl/qJuaF
Ied Abbasy berkata: “Ya, saya membenci Muawiyyah karena Allah, karena dia pemimpin kelompok pemberontak.”
Gambar 7. Screenshot kebencian sengit ‘Ied Al-‘Abbasi kepada Shahabat Nabi, Mu’awiyah radhiyallahu ‘anhu
Sumber: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=100682&st=20
Ied Al-‘Abbasi berkata: “Bisa saja di kalangan Tabi’in atau murid-murid mereka atau orang-orang setelah mereka ada yang lebih mulia dari sebagian Shahabat.”
Gambar 8. Screenshot ada yang lebih mulia dari sebagian Shahabat
Sumber: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=125779
Link audio bantahan Asy Syaikh Muhammad bin Hady Al Madkhaly Hafizhahullah terhadap ‘Ied: http://archive.org/details/ar_radd_ala_eed_abbaasy
[2] Nasib Ar-Rifa’i telah ditahdzir oleh Asy-Syaikh Al-Albany rahimahullah sebagaimana penjelasan beliau pada hadits di dalam Silsilah Ash-Shahihah no. 1904. Lihat di:
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=130239
Asy-Syaikh Al-Albany rahimahullah berkata di dalam Silsilah Ash-Shahihah di bawah hadits 1904: “Di dalam dua hadits di atas terdapat bantahan telak terhadap yang memunculkan bid’ah berupa keyakinan tentang kema’shuman para istri beliau shallallahu alaihi was salam dengan berdalil firman Allah Ta’ala:
إِنَّمَا يُرِيدُ اللهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا (٣٣)
“Sesungguhnya Allah ingin menghilangkan dosa dari kalian -wahai ahlul bait- dan membersihkan kalian sebersih-bersihnya.” (QS. Al-Ahzab: 33)
Dia bodoh atau pura-pura bodoh bahwa keinginan ini adalah yang sifatnya syari’at yang mengandung kecintaan dan keridhaan. Kalau tidak dipahami demikian maka ayat ini akan dijadikan dalil oleh orang-orang Syiah yang meyakini kema’shuman ahlul bait, khususnya Ali radhiyallahu ‘anhu. Dan ini termasuk perkara yang dilalaikan oleh si mubtadi’ tersebut dalam keadaan dia mengaku sebagai salafy.
Gambar 9. Screenshot dia bodoh atau pura-pura bodoh…Murid Al-Albany sendiri langsung diamputasi beliau rahimahullah begitu terbukti membawa pemikiran sesat! Tiada arti mengaku dan berbangga-bangga sebagai murid jika menyelisihi manhaj sang guru kecuali hanya untuk menipu
Beliau juga berkata di bawah hadits no. 2507 (juz 6 hal. 29): “Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya yang mendorong saya untuk menulis apa yang telah lalu adalah karena ada seseorang yang tinggal lama bersama saudara-saudara kita di Halab, bahkan dia sempat menjadi pemimpin mereka beberapa waktu lamanya, lalu dia memunculkan kebid’ahan di tengah-tengah mereka tanpa dalil dari Allah dan Rasul-Nya. Yaitu dia mengajak mereka untuk meyakini kema’shuman para istri Nabi shallallahu alaihi was salam dan ahli bait beliau serta anak cucu beliau dari kemungkinan terjatuh pada perbuatan keji.”
Gambar 10. … dia sempat menjadi pemimpin mereka beberapa waktu lamanya, lalu dia memunculkan kebid’ahan di tengah-tengah mereka tanpa dalil dari Allah dan Rasul-Nya
Lalu beliau berkata (6/31): “Kemudian hari-hari berlalu dan berita-berita tentangnya silih berganti mengabarkan bahwa dia terus mencela orang yang tidak sependapat dengannya dan menuduhnya dengan hal-hal yang tidak ada padanya. Maka tatkala saya telah yakin dia terus meyakini pendapatnya dan apa yang dia ada-adakan itu dalam keadaan dia mengetahui ketulusan dan keihlasannya selama kurang lebih 30 tahun, saya pun mengumumkan agar memutus hubungan dengannya sampai dia kembali ke jalan yang lurus. Maka setiap kali dia berjumpa dengan saya dan berusaha tersenyum ramah kepada saya, saya berpaling darinya. Dan dia mengeluhkan kepada manusia tentang sikap saya yang berpaling darinya dengan pura-pura tidak mengetahui kelakuannya, dan memang kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. Bersamaan itu dia menampakkan sikap memuji dan menyanjung saya dan mengaku bahwa dia adalah murid saya. Sampai tanpa sengaja saya berjumpa dengannya di rumah salah seorang ikhwah Salafiyun di Amman pada sebuah undangan makan siang di pertengahan Jumadil Ula tahun 1396. Maka dia segera menyambutku seperti kebiasaannya. Saya pun berpaling darinya seperti biasanya. Dia atas meja makan dia berusaha menggiring saya untuk berbicara dengannya dengan bertanya kepada saya beberapa masalah ilmiyah yang saya jumpai pada safar saya ke Maghrib (Al-Jazair -pent) dan saya memang baru saja pulang dari sana. Maka saya katakan kepadanya: “Tidak ada pembicaraan antara saya denganmu sampai selesai masalahmu.” Dia bertanya: “Apa masalah saya?” Saya jawab: “Engkau lebih tahu tentangnya.” Maka dia tidak mampu menyelesaikan makannya.”
Lalu beliau berkata (6/35): “Saya telah menelaah secara mendalam tentang masalah kema’shuman yang diklaimnya itu karena pentingnya dan hubungannya yang kuat dengan hadist Aisyah radhiyallahu anhu di atas. Ini untuk mengingatkan saudara kita yang telah saya isyaratkan tadi agar mudah-mudahan dia mendapati pada apa yang saya tulis apa yang bisa memberikan cahaya baginya menuju jalan hidayah dan kembali menjalin hubungan dengan saudaranya serta rujuk dari penyesatannya. Dan yang terakhir sebagai sejarah dan pelajaran. Kemudian orang tersebut (Nasib Ar-Rifa’iy) meninggal setelah dia tulis kitabnya ini beberapa tahun lamanya yang semoga menuju rahmat Allah dan ampunan-Nya. Dan saya minta maaf kepada sebagian ikhwah yang mungkin menilai bantahan ilmiah ini dan juga yang akan datang ini sebagai hal yang kurang mereka sukai. Maka saya ingatkan mereka bahwa ilmu yang saya dapatkan sepanjang hidup saya itulah yang membuat saya tidak boleh menyelisihinya. Dan tidaklah jauh dari mereka perkataan Al-Bukhary dan Sulaiman bin Harb tentang Harb bin Maimun setelah hadits no. 2630: “Dia manusia yang paling pendusta.” Kalimat ini diucapkan setelah kematiannya.”
Asy-Syaikh Al-Albany rahimahullah berkata di dalam kitab Tawassul Anwa’uhu wa Ahkamuh hal. 89-90: “Kami menjumpai setelah menyusun tulisan ini sebuah kitab yang berjudul At-Tawashshul Ila Haqiqatit Tawassul karya Asy-Syaikh Muhammad Nasib Ar-Rifa’iy yang dia mengkhiri namanya dengan gelar ‘Pencetus Dakwah Salafiyah dan Pelayannya’ dan ini menuntut kita untuk menyampaikan amanah ilmiah, nasehat agama dan mengatakan kebenaran untuk menjelaskan hukum Allah sesuai yang kita pahami dan dengannya kita meyakini sebagai ajaran agama Allah yang benar yang berkaitan dengan gelar ini.
Gambar 11. Screenshot … karya Asy-Syaikh Muhammad Nasib Ar-Rifa’iy yang dia mengkhiri namanya dengan gelar ‘Pencetus Dakwah Salafiyah dan Pelayannya’
Maka kita katakan: sesungguhnya termasuk yang perlu disampaikan adalah kami ingin menjelaskan bahwa dakwah salafiyyah hakekatnya adalah dakwah Islam yang sebenarnya sebagaimana yang telah Allah turunkan kepada penutup para rasul dan nabi-Nya yaitu Muhammad shallallahu alaihi was salam. Jadi Allah sajalah pencetus dan yang mensyariatkannya. Sehingga tidak boleh siapapun mengklaim telah mencetuskan dan menentukan syariatnya. Sampai nabi yang paling mulia Muhammad shallallahu alaihi was salam peran beliau hanyalah semata-mata menerima wahyu yang terpercaya dan menyampaikannya secara keseluruhan, dan beliau tidak diizinkan untuk melakukan perubahan sedikit pun pada syariat dan wahyu Allah Ta’ala. Oleh karena inilah maka klaim seseorang -betapapun tinggi kedudukannya- bahwa dia yang mencetuskan dakwah ilahiyah yang penuh berkah ini merupakan kesalahan besar dan kekeliruan fatal. Ini jika belum ternggap sebagai syirik besar. Kita berlindung kepada Allah Ta’ala…”
Hal ini juga dikuatkan oleh Asy-Syaikh Rabi’ Al-Madkhaly hafizhahullah sebagaimana disebutkan di:
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=116693
Maka bagaimana bisa Al-‘Ar’ur mengklaim Nasib Ar-Rifa’i masih tetap di atas manhaj yang ditempuh oleh Al-Albany rahimahullah yang kemudian pernyataannya ini didukung oleh Al-‘Abbasi (sebagaimana pengakuannya)??! Hadahumullah
[3], [4] Allahu a’lam.
[5] Ali Khasyan ini termasuk yang memuji-muji Safar Hawaly dan Salman Al-Audah. Lihat di:
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=63342
[6] Khairuddin Al-Wanili rahimahullah (1352 – 1425 H), kami tidak mengetahui keadaannya kecuali pernyataan Asy-Syaikh Al-Albany rahimahullah di dalam Silsilah Adh-Dha’ifah 2/63 (format PDF): “Sahabat saya Khairuddin Al-Wanili…”
[7] Ahmad Sallam adalah seorang Hizby Khawarij. Kesesatannya telah dijelaskan di dalam kitab Tahdzirul Anam Min Akhtha’ Ahmad Salam karya Abu Nur bin Hasan Al-Kurdy yang diberi taqdim oleh Asy-Syaikh Ubaid Al-Jabiry hafizhahullah. File wordnya bisa didownload di sini:
http://www.4shared.com/get/zVGe21-n/_______.html
[8] ‘Azmi Al-Jawabirah adalah suporter khabits Al-Halaby. Dia mencela Asy-Syaikh Rabi’ bin Hady dengan menuduh beliau sebagai shahibu hawa dan telah memecah belah dakwah salafiyah. Demikian juga menuduh Asy-Syaikh Ubaid Al-Jabiry hafizhahullah sebagai muqallid Asy-Syaikh Rabi’ bin Hady.
Bukti cercaannya mereka posting di sini:
http://www.kulalsalafiyeen.com/vb/showthread.php?t=32998
Gambar 12. Cercaan dan tuduhan-tuduhan jahat lagi keji ‘Azmi Al Jawabirah-Kulalsalafiyeen kepada Asy Syaikh Rabi’ dan Asy Syaikh ‘Ubaid setali tiga uang dengan tuduhan Grup Ngebet Rekonsiliasi dengan Sururi Turatsi Halabiyun Semacam Hanan Bahanan, Jafar Salih, Munajat Darul Fitnah dan ekor dari ekor Halabiyun, Abu Hanifah Ibnu Yasin
Lihat bantahan terhadap ucapan kotornya di:
http://www.albaidha.net/vb/showthread.php?t=27752
Dia juga mengatakan: “Seandainya salah seorang dari mereka ada yang mengatakan bahwa Asy-Syaikh Rabi’ tidaklah meninggalkan Al-Ikhwanul Muslimun -yang mana beliau hidup di tengah-tengah mereka selama bertahun-tahun- dan beliau masuk ke dakwah Salafiyyah, kecuali dalam rangka melancarkan makar terhadap dakwah dari dalam dan menjatuhkan para dainya dan seterusnya… tentu perkataannya tersebut tidak menyimpang jauh.”
Tuduhan khabitsnya diposting di:
http://www.kulalsalafiyeen.com/vb/showthread.php?t=24327&page=2
Gambar 13. Cercaan dan tuduhan-tuduhan jahat lagi keji ‘Azmi Al Jawabirah-Kulalsalafiyeen kepada Asy Syaikh Rabi’ dan masihkah anda –WAHAI AHLUSSUNNAH- tergiur dengan aksi Grup Ngebet Rekonsiliasi dengan jaringan Salafy Goyang Sururi Turatsi Rodjai Halabiyun???
Anehnya, kafilah Hanan Bahanan Overload untuk memperjuangkan Halabiyun Irsyadiyun Rodja agar direkomendasi oleh Asy Syaikh Robi’, di depan beliau mereka tak segan berhilah dengan memajukan nama Asy Syaikh Shalih As Suhaimi hafizhahullah seolah beliau adalah pendukung kokoh Radio Rodja (dan alasan inipun ditolak tandas oleh Asy Syaikh Rabi’ hafizhahumallah) dan jaringannya padahal Asy Syaikh Shalih As Suhaimi hafizhahullah justru merupakan ulama yang telah mentahdzir situs yang menjadi corong utama Halabiyun.
Berikut bukti suara tahdziran beliau terhadap situs Kulalsalafiyeen binaan Ali Hasan Al-Murji’i (perhatikan pada menit ke-9 dst):
http://www.4shared.com/audio/SBgrvFkO/_____.html
Dan tidak merasa puas dengan keputusan dari Asy Syaikh Rabi’ tentang Rodja dan para da’inya, kafilah HBO melanjutkan perjalanan ke negeri Yaman, mendatangi Asy Syaikh Muhammad Al Imam hafizhahullah di Ma’bar, mencoba memperjuangkan lagi kegagalan totalnya di majelis Mekah agar corong utama Irsyadiyun Halabiyun di negeri ini, Rodja direkomendasi oleh beliau hafizhahullah. Subhanallah lagi-lagi mereka gagal total walaupun telah menyiapkan alasan yang lebih licin dan samar sampaipun memajukan nama seorang tokoh Sufi terkenal di Yaman, Umar bin Hafizh yang kegiatannya ditandingi oleh kegiatan Rodja bersama Asy Syaikh Abdurrazzaq di Istiqlal Jakarta (dan kafilah HBO tidak memajukan kepada Asy Syaikh Al Imam bahwa mereka -yang mendatangkan Asy Syaikh Abdurrazaq- adalah jaringan Halabiyyun Irsyadiyyun yang telah bertahun-tahun mendatangkan pula secara rutin Ali Hasan Al Halaby dan kawan-kawan ke Indonesia). Kenapa ya ustadz? Apakah karena kalian tahu sokongan kuat para Masyayikh Yaman terhadap Asy Syaikh Rabi’ dalam melawan dakwahnya Al Halaby, Al Maghriby dan kawan-kawan? Iya, karena memang tujuan kalian meminta fatwa kepada Asy Syaikh Al Imam hafizhahullah adalah untuk mendapatkan rekomendasi terhadap Rodja!!! Itulah yang kami katakan bahwa mereka ini telah menyiapkan alasan yang lebih licin dan samar (menipu). Demikianlah kehendak mereka dan Allah Ta’ala memiliki kehendak. Asy Syaikh Al Imam malah meminta agar mereka memajukan masalah ini kepada Asy Syaikh Rabi’ hafizhahullah!!!
Gambar 14. Screenshot Halabiyun Irsyadiyun Rodjaiyun pendukung utama dakwah Ali Hasan Al Halaby Al Mubtadi’ dkk
Sangat disayangkan bahwa diantara kafilah HBO tidak ada satupun yang bersikap gentlemen (sebagaimana seorang lelaki yang menempuh jalan kebenaran dan bukan mencari pembenaran saja) dengan menimpali jawaban Asy Syaikh hafizhahullah dengan ucapan semisal:
“Ya Syaikhna, sandiwara kami telah usai! Bahkan kami sebelum ke Ma’bar saat ini, telah duduk membicarakan Rodja dan para da’inya langsung di depan Asy Syaikh Rabi’ bersama Asy Syaikh Khalid Kuwait dan keputusan beliau tidaklah memuaskan kami! Dengan alasan itulah kami memajukan lagi permasalahan ini kepada antum dengan berbagai alas an yang kami haturkan untuk kiranya mendapatkan rekomendasi terhadap Rodja tetapi sayangnya antum lebih memiliki penghormatan yang tinggi kepada Al Allamah Rabi’ bin Hadi (daripada kami) sehingga antum meminta kami untuk memajukan persoalan ini kepada beliau agar mendapatkan keputusan yang terbimbing! Sungguh keputusanmu ini tentang Rodja adalah tamparan kedua setelah sebelumnya kami mendapatkan tamparan pertama dari Asy Syaikh Rabi’ di Mekkah bagi kami ya Syaikhna!!”
Kenapa kalian tidak jujur terhadap Asy Syaikh Al Imam hafizhahullah bahwa kalian tidak merasa puas dengan hasil keputusan di Majelis Asy Syaikh Rabi’ sehingga meminta PK (peninjauan kembali) kepada Asy Syaikh Al Imam yang beliau justru meminta kalian agar memajukan masalah ini kepada Asy Syaikh Rabi’, hafizhahumallah?? Apakah sudah terbayang cemeti dan kemurkaan beliau di benak-benak kalian hadahumullah? Semoga Allah Ta’ala selalu melindungi para ulama kita dari makar dan upaya orang-orang jahat dalam membenturkan diantara mereka, hafizhahumullah.
Jadi wahai para ikhwah jika demikian sikap mereka kepada para ulama Kibar kita maka kejujuran model apa yang kita harapkan dari sikap mereka terhadap umat? Itulah under cover dari agenda publisitas santap malam Jafar Salih, Abdul Barr bersama dedengkot Halabiyun Rodjaiyun Badrusalam, upaya kerasnya untuk menyambung apa yang telah diputus oleh para ulama kita. Nas-alullahas salamah wal ‘afiyah
[9] Basim Al-Jawabirah termasuk suporter sengit Al-Halaby. Bukti pembelaannya bersama Masyhur Hasan dan Husain Al-Awaisyah ada di:
http://www.archive.org/details/ManhajSalaf
Transkripnya mereka posting di:
http://www.kulalsalafiyeen.com/vb/showthread.php?t=1894.
Dia juga bersama Muhammad Musa Alu Nashr, Masyhur Hasan dan Ziyad Al-Ibady memberi pengantar dan memuji terhadap kitab Al-Halaby yang berjudul Manhaj Salafis Shalih cetakan kedua. Kitab ini telah dibantah oleh Asy-Syaikh Usamah Al-Utaiby hafizhahullah di:
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=99542
Dan di:
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=100282
Juga telah dibantah oleh Asy-Syaikh Ahmad Bazmul hafizhahullah di:
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=97222
Dan bantahan tersebut dipuji oleh Asy-Syaikh Rabi’ bin Hady hafizhahullah di:
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=127416
[10] ‘Ashim Al-Qaryuthi hafizhahullah beliau adalah dosen fakultas hadits di Universitas Al-Imam Muhammad bin Su’ud di Riyadh. Beliau mendapatkan ijazah dari beberapa ulama, diantaranya Asy-Syaikh Badi’uddin As-Sindy rahimahullah (guru Asy-Syaikh Abdullah Al-Bukhary) dan Asy-Syaikh Hammad Al-Anshary rahimahullah. Semoga Allah menjaga kita dan beliau dari fitnah hingga meninggal di atas As-Sunnah. Wallahu a’lam. Biografi beliau bisa dilihat di:
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=83039
[11] Kejahatan Masyhur Hasan Salman bisa dilihat di:
atau dan
Adapun sepak terjang kejahatan teman mereka, Salim Al-Hilali (setelah berhasil menggarong harta Markaz Al-Albany yang didapatkan dari para penyokongnya semisal Al-Irsyad Al-Islamiyah dan Ihya’ut Turats sekarang bergabung dengan barisan Yahya Al-Hajuri Al-Mubtadi’) dan tahdziran para ulama terhadapnya silakan buka:
http://tukpencarialhaq.wordpress.com/2011/01/15/markaz-al-Albany-bangkroet-bag-1/
http://tukpencarialhaq.wordpress.com/2011/02/18/markaz-al-Albany-bangkroet-bag-2/
Pencuriannya terhadap Karya ilmiyah:
Bukti lain korupsinya:
Gambar 15. Pembelaan Markaz Al Albany terhadap Hizbiyyun Irsyadiyyun yang digembongi oleh Yazid Jawas Minhajus Sunnah Bogor, Abdurrahman Tamimi, Aunur Rafiq Ghufron Al Furqon Gresik, Cholid Bawazeer tidaklah gratis! Scan copy-an dokumen bank BCA, nampak gembong besar penyandang dana Hizbiyyun Irsyadiyyun Cholid Bawazer (Jl.Jakarta no.28 Surabaya lengkap dengan nomor teleponnya: 3298808) setor dana 5000 dollar ke Salim Al-Hilali Al-Muhaddits.
Di antara kesesatan Salim Al-Hilali yang lainnya adalah pembelaannya terhadap Ali Hasan Al-Halabi yang dituduh Murji’ah oleh Al-Lajnah Ad-Daimah lil Buhutsil Ilmiyyah wal Ifta’ karena kedua bukunya yaitu At-Tahdzir min Fitnatit Takfir dan Shaihatu Nadzir.
Al-Lajnah Ad-Daimah lil Buhutsil Ilmiyyah wal Ifta’ yang ditandatangani oleh Asy-Syaikh Abdul Aziz Alusy Syaikh حفظه الله (ketua), Syaikh Abdullah Ghudayyan حفظه الله (anggota), Syaikh Shalih Fauzan حفظه الله (anggota) dan Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah (anggota) telah memberikan fatwa bahwa kitab tersebut:
- Dibangun di atas pemikiran bid’ah murji’ah yang batil.
- Terdapat tahrif (pemutarbalikan) terhadap ucapan Al-Hafizh Ibnu Katsir tentang hukum Ilyasiq.
- Berkata dusta atas nama Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah.
- Terdapat tahrif terhadap ucapan Al-Allamah Muhammad bin Ibrahim Alusy Syaikh.
- Memberikan ta’liq (komentar) terhadap ucapan para ulama dengan ta’liq yang tidak sesuai dengan mestinya.
- Meremehkan berhukum dengan selain Allah.
Akhirnya mereka berfatwa:
لهذا فإن اللجنة الدائمة ترى أن هذين الكتابين لا يجوز طبعهما ولا نشرهما ولا تداولهما ؛ لما فيهما من الباطل والتحريف، وننصح كاتبهما أن يتقي الله في نفسه وفي المسلمين.
“Oleh karena itu Al-Lajnah Ad-Daimah berpendapat bahwa kedua kitab tersebut tidak boleh dicetak, tidak boleh disebarkan dan diedarkan, karena di dalamnya terkandung kebatilan dan pemutarbalikan (dalil). Dan kami menasehati penulisnya (Ali Al-Halabi) untuk bertakwa kepada Allah dalam urusan dirinya dan urusan kaum muslimin…dst.”
(Dikutip secara ringkas dari Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah Al-Majmu’ah Ats-Tsaniyah nomor: 21517 (2/137))
Gambar 16. Scan Fatwa Resmi yang dikeluarkan Markaz Al-Albany untuk membela keMurji’ah Ali Al Halabi hadahullah
Gambar 17. Tulisan patungan yang dikeluarkan oleh Markaz Al-Albany untuk membela ke-murji’ah-an Ali Al-Halabi dan membantah Al-Lajnah Ad-Daimah.
Dari scan tersebut diterangkan bahwa kitab terakhir yang terbesar untuk membela ke-murji’ah-an Ali Al-Halabi dan membantah Al-Lajnah Ad-Daimah adalah Mujmal Masa’il Al-Iman yang ditulis secara patungan oleh Masyhur Hasan Salman, Ali Al-Halabi, Salim Al-Hilali, Musa Nashr, Basim Al-Jawabirah dan Husain Al-Awaisyah. Buku itu diterbitkan secara resmi oleh Markiz Al-Albany.
Parahnya dalam buku ini Masyhur Hasan menyatakan:
نثبت لله عينا من غير ان نحدد لا واحدا ولا اثنتين مطلقا كما جاءت.
“Kami menetapkan untuk Allah mata tanpa membatasi satu, dua mata secara mutlak sebagaimana telah datang.”
(Sha’qatul Manshur: 7)
Alhamdulillah buku tersebut telah dibantah oleh Syaikh Abu Abdirrahman Az-Zindi Al-Kurdi dalam kitabnya yang berjudul Sha’qatul Manshur li Nasfi Bida’ wa Dhalalat Masyhur dan Al-Anwarul Kasyifah lima fi Taraju’i Masyhur minat Tadh-lil wal Kadzib wat Talbis wal Mujazafah dan diberi taqrizh oleh Al-Allamah Al-Mufti Ahmad bin Yahya An-Najmi (lihat linknya di awal fotenoot ini). Uraian selengkapnya baca http://tukpencarialhaq.wordpress.com/2011/02/18/markaz-al-Albany-bangkroet-bag-2/
Gambar 18. Screenshot cover buku Syaikh Abu Abdirrahman Az-Zindi Al-Kurdi yang disokong penuh oleh Al-Allamah Al-Mufti Ahmad bin Yahya An-Najmi rahimahullah, menyingkap kesesatan Masyhur dan gambar sebelahnya adalah profil supporter Markaz Bangkroetsnya, si Khabits Abu Hanifah Ibnu Yasin dari Kota Bekasi.
Penyusup!!! Salah satu anggota kafilah HBO yang membanggakan diri ikut hadir langsung di kediamannya Asy Syaikh Rabi’ dalam pertemuannya bersama asatidzah, mengaku memiliki rekaman acara tersebut. Pamer diri dekat dengan Al Ustadz Dzulqarnain, menikam para da’i Ahlussunnah dengan cercaan kotor lagi khabits, gayung bersambut bersama Munajat Darussunnah Al Ilmu Yogyakarta dan Badrimin membela Hanan Bahanan Overload dan Jafar Salih.
Gambar 19. Screenshot duh betapa ustadz penyusup Bekasi, ekor dari ekornya Halabiyun itu begitu dekat dan hangat di tengah-tengah kafilah HBO yang memperjuangan rekomendasi terhadap Halabiyun Rodja
Wallahi kamu telah menyingkap buku wajahmu sendiri sebagai ekor dari ekornya Halabiyyun wahai penyusup!!
Gambar 20. Screenshot pujaan Jafar Salih, Hanan Bahanan cs. Dedengkot Halabiyun Rodja Badrusalam benar-benar corong sejati Mubtadi’ Al Halabi!!!
[12] Lihat footnote sebelumnya
[13] Takfiri. Ditahdzir oleh sekian banyak ulama Ahlussunnah, bahkan ketika Asy Syaikh Muqbil rahimahullah masih hidup.
Gambar 21. Screenshot Mubtadi’ Abdurrahman Abdul Khaliq & Abu Ishaq. Di sini ada yang ngaku murid Syaikh Muqbil rahimahullah tapi NGEBET DIAKUI CERDAS AGAR BISA MENGAMBIL DANA IT SI MUBTADI’ TERSEBUT. Dalihnya (tanpa harus keluar modal ilmiyah untuk mendustakan bukti-bukti kejahatan para penyesat umat) apa? Fulan Salafi, Fulan Hizbi adalah masalah ijtihadiyah…yassalam. Engkau sembunyikan dimana kelanjutan ucapan beliau berupa tahdziran Asy Syaikh Al Wushobi bahwa Al-Hajuri adalah Mubtadi’ (agar engkau semudah membalikkan tangan ketahuan telah merontokkan tahdziran beliau dengan alasan Fulan Salafi, Fulan Hizbi adalah masalah ijtihadiyah)??
Beberapa bukti fatwa ulama terhadap Abu Ishaq: http://www.youtube.com/watch?v=ni6YBJpWWhk&list=PL62FA59A72D06EFFE dan
Gambar 22. Foto Baliho acara Ihya’ut Turats Kuwait datangkan algojonya, Takfiri Abu Ishaq Al Huwaini
Penjelasan Asy Syaikh Muhammad Bazmul tentang Abu Ishaq: http://www.youtube.com/watch?v=PYcT-QBIcr4
Gambar 23. Screenshot Halabiyyun lokal dan Takfiri Abu Ishaq, idolanya yang mirip dengan Ustadz Abdul Hakim. Persaksian mereka sendiri loh.
[14] Yang dimaksud adalah kitab Tahrirul Mar’ah Fii Ashrir Risalah yang ditulis oleh Abdul Halim Abu Syuqqah salah seorang tokoh Al-Ikhwanul Muslimun di Mesir, demikian dijelaskan oleh Asy-Syaikh Al-Albany rahimahullah. Suara beliau bisa didownload di:
http://search.4shared.com/postDownload/JKwH9MnU/________.html
Biografi singkatnya dipublish di:
http://ar.wikipedia.org/wiki/عبد_الحليم_أبو_شقة
jazakallahu khoyron wa saddada khuthokum wa tsabbakum ‘alal haq
بسم اللّه
Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak akan pernah biarkan dakwah yg mulia ini dipegang oleh tangan-tangan kotor dan yg berjiwa kotor. Semua pasti terbongkar jk sampai saatnya.
Barrakallahufik
بسم اللّه
mencuri hasil karya orang lain…mencuri harta…mencuri nama besar ulama’…
Kita berlindung hanya kepada اللّه dari tertipunya sebagaimana orang-orang yang telah tertipu bahkan menjadi wali-walinya si pencuri ini
Ini baru tentang Ali Hasan yang dilabeli murid senior Asy Syaikh Al Albani rahimahullah, lalu bagaimana dengan Yahya Al Hajuri? Apakah dia juga murid Asy Syaikh Muqbil bin Hadi al Wadi’i rahimahullah? Apakah dia berjalan diatas jalannya yang telah ditempuh oleh Asy Syaikh Muqbil bin Hadi al Wadi’i rahimahullah atau justru sebaliknya? Keduanya sama-sama berdiri dibalik nama besar kedua syaikh yang mulia, namun sayang betapa jauhnya mereka berdua dari kedua syaikh tersebut (yakni Asy Syaikh Al Albani dan Asy Syaikh Muqbil rahimahumullah).
Alhamdulillah akhirnya terbongkar makar-makar jahat mereka. Usai sudah sandiwara dusta kalian selama ini. Allahu Akbar!!!