AL-MUNTADA AL-SOFWAH[1]
(PROMOTOR & FASILITATOR KOALISI, KOLABORASI & KONSPIRASI HIZBIYYAH)
Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Kedustaan Abdurrahman At-Tamimi diterangkan, demikian pula kebatilan Undang-Undang Dasar Al-Muntada Al-Sofwa akan kita ungkapkan.
Subhanallah—isi mukadimah kitab Al-Awashim Mimma fi Kutubi Sayyid Quthb minal Qawashim karya Syaikh Rabi’ Hafidhahullah yang diterjemahkan oleh CV. Darul Falah di atas justru menjadi hujjah atas jaringan Hizbiyyah ini yang telah menjadikan dusta sebagai wasilah dakwahnya, membumihanguskan makar mereka yang berupaya “memberangus” Ahlus Sunnah dengan senjata Rifqan dan Mawaddah ala hizby-nya!! Inilah akibat jika Hizbiyyin mencoba mencemari kitab para Masyayikh Salafiyyin dengan tangan-tangan kotor dinar Hizbiyyahnya, dampaknya justru semakin menyempurnakan kehinaan dakwah Hizbiyyahnya. Alhamdulillah.
Terjemahan ini berbalik menjadi “alat penghancur” CV Darul Falah terhadap rekanan dakwahnya sendiri –Al-Muntada Al-Sofwa- dengan penghancuran yang luar biasa. Undang-Undang Dasar Al-Muntada Al-Sofwa adalah sasaran utamanya, yang dengannya para serdadu bayaran Hizbiyyah tunduk dan patuh mengikuti rambu-rambu dakwahnya. Di bawah bab “Manhaj Yayasan dalam berhubungan dengan Lembaga-Lembaga dan Yayasan-Yayasan Islam”, Al-Muntada Al-Sofwa menjelaskan sikapnya terhadap yayasan/lembaga yang menyimpang:
“Namun apabila mereka menolak dan enggan setelah dinasehati, maka yayasan (Al-Sofwa-peny) akan menghentikan hubungan kerjasama dengan mereka HINGGA MEREKA KEMBALI KEPADA AQIDAH SALAFUL UMMAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH. SEDANGKAN SIKAP MEMBUKA AIB DAN MENCELA MEREKA BUKANLAH MANHAJ YAYASAN KARENA TINDAKAN TERSEBUT BUKAN BERASAL DARI PETUNJUK NABI DAN BUKAN PULA TELADAN DARI PARA SALAFUL UMMAH” (alsofwah.or.id/index.php?pilih=hal&id=2)
Beberapa catatan penting terhadap UUD “rifqan dan mawaddah Hizbiyyah” di atas:
1.Reaksi cepat (yang mungkin dilakukan) Al-Muntada Al-Sofwa terhadap pemuatan artikel ini:
menghilangkan UUD “amar mungkar nahi ma’ruf” AlSofwa dari situs internetnya (untuk mengelabui umat)
segera mendatangi notarisnya (Anis Husin Abdat, SH) dan Pengadilan Negeri Jakarta Timur untuk mengesahkan perubahan/revisi UUDnya
tetap (tiada malu) mendakwahkan kemungkaran dan kesesatan UUDnya kepada umat.Sofwa terhadap penyimpangan aqidah (dan ini yang terpenting!):
2.Penyimpangan yang dimaksud adalah penyimpangan aqidah!! Perhatikan:”…hingga mereka kembali kepada aqidah Salaful ummah…”
3.Sikap Al
“SIKAP MEMBUKA AIB DAN MENCELA MEREKA (yang menyimpang dari point ke2-peny) BUKANLAH MANHAJ YAYASAN karena tindakan tersebut BUKAN BERASAL DARI PETUNJUK NABI (2-peny) dan BUKAN PULA TELADAN DARI SALAFUL UMMAH”.
Jangan heran jika Yazid Jawaz menetaskan “telur”(baca:UUD Al-Sofwa) dengan kaidahnya bahwa penuntut ilmu (di Indonesia) tidak boleh menerangkan kesesatan dan corong-corong kesesatannya kepada umat!! Kenapa demikian? Karena dia sendiri termasuk dedengkotnya Al-Muntada Al-Sofwa!! Al-Hizby!![2]
Demi Allah!! Setelah pembaca menyimak uraian Syaikh Rabi’ (dalam Mukadimah kitab Al-Awashim) di atas, bukankah ini adalah bukti ilmiyyah tak terbantahkan bahwa isi Undang-Undang Dasar Al-Sofwa tidak lebih kecuali kebohongan besar atas nama Islam!! Kedustaan besar atas nama Rasulullah ?! Dan Penipuan besar atas nama Salaful ummah!? Bahkan secara jelas menyatakan “Sikap membuka aib dan mencela mereka bukanlah manhaj yayasan”, padahal telah datang penjelasannya dari Syaikh Rabi’ bahwa para ulama Salaf –di sepanjang masa- tidaklah pernah diam dari kesesatan dan para penyerunya, baik kelompok maupun individu!! Apalagi dari kesesatan aqidah!! Adakah toleransinya? Adakah rifqannya? Adakah mawaddahnya? Tunjukkan burhan kalian kalau kalian memang berada di dalam kebenaran!
Maka jelas-jelas Undang-Undang Dasar Al-Muntada Al-Sofwa adalah landasan hukum tentara bayaran Hizbiyyahnya untuk mengobarkan peperangan terhadap ajaran Rasulullah !! Penghancuran syariat nahi mungkar!! Mengibarkan dakwah Hizbiyyah dhalalah mungkarah yang menghina dan melecehkan jalan yang telah ditempuh Salaful ummah!! Sungguh ini adalah kebohongan dan kedustaan yang telah menembus angkasa!! Ribuan artikel dan tulisan para ulama Ahlus Sunnah (yang menjelaskan tentang kesesatan dan penyelewengan yang dilakukan individu maupun kelompok) yang tersebar di seluruh dunia menjadi saksi atas kedustaan ini!! Adakah Rasulullah pernah berdiam diri dari kemungkaran dan tidak menjelaskan bahayanya kepada umat (agar umat terhindar darinya)?! Adakah kejahatan yang lebih besar dari kejahatan dusta yang diatasnamakan Rasulullah ?! Padahal Allah perintahkan kepada setiap hamba untuk mentaati perintah Rasul-Nya!! Sungguh dengan terbongkarnya berbagai kenyataan ini (yang selama ini ditutup-tutupi Hizbiyyun ahlul batil) tidaklah satu demi satu mulai terkuak kejahatan dan kekejiannya –biidznillah- kecuali semakin menambah kecintaan Salafiyyin kepada Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali Hafidhahullah yang SEJAK AWAL BERDIRINYA AL-MUNTADA AL-SOFWA TELAH MEMPERINGATKAN KEPADA UMAT–dengan tegas- BAHWA YAYASAN INI AKAN MENJADI MUSUH TERBESAR DAKWAH SALAF DI INDONESIA!! Dan yang lebih aneh lagi bahwa karya tulis Beliau ditenteng ke sana kemari oleh serdadu bayaran (yayasan yang telah Beliau peringatkan kesesatannya!!) dan digunakan untuk menghantam Salafiyyin!!
Kita katakan: Kalau kalian tidak mau diumpamakan sebagai seekor keledai yang memanggul kitab, maka sesungguhnya kalian wahai Hizbiyyin-Sururiyyin adalah musuh bagi Syaikh Rabi’!! Ada hak apa kalian menghantam Salafiyyin dengan kitab Beliau?! Apakah kalian lupa wahai Hizbiyyun ahlul batil bahwa kalian tidak memegang Surat Kuasa dari Syaikh Rabi’?! Sungguh masih segar dalam ingatan kami bagaimana kalian dengan sinis menjuluki Syaikh Rabi’ sebagai “Shighar Ulama”!! Apakah setelah terdesak dan semakin tersibak kedok Hizbiyyahnya akhirnya kalian menjadikan Beliau sebagai “Kibar Ulama”?!
Kejadian yang “luar biasa aneh” telah terjadi di Malang. Dua ustadz Salafy dikirimi kutaib transkrip ceramah Syaikh Rabi’ Hafidhahullah (Al-Hatstsu ‘alal Mawaddah) oleh anak didik Hizbiyyin Agus Hasan Bashari dan Abdullah Hadrami. Ustadz Usamah adalah salah satu penerima ‘bingkisan itu’, mereka duga isi buku tersebut adalah pukulan telak bagi Salafiyyin dan sebagai legalitas atas manhaj akrobatik dan konspirasi Hizbiyyah-Ikhwaniyyah yang mereka lakukan, padahal (dan ini yang tidak mereka ketahui!) sampai saat ini –alhamdulillah- Beliau terus menjalin komunikasi dengan Syaikh Rabi’ Hafidhahullah, meminta bimbingan dan nasehat Beliau Hafidhahullah mengenai perkembangan dakwah Salaf di Indonesia. Tidakkah mereka ini mau melihat kenyataan bahwa Syaikh Rabi Hafidhahullah sampai mengirimkan utusan khusus (Syaikh Muhammad At-Turki Hafidhahullah bersama Syaikh Abdullah Al-Mar’i dan Syaikh Salim Bamahriz) ke Indonesia dalam Daurah Asatidzah di Jogjakarta selama 2 minggu ? Terakhir, bahkan Syaikh Muhammad At-Turki datang lagi untuk kedua kalinya secara khusus ke kota Malang !! Semua ini adalah bukti bagaimana kelompok Hizbiyyin mengalami “kebingungan yang hebat” sampai-sampai mengeluarkan ajian “asal ambil”, tidak mampu lagi mengenal apakah ‘senjata’ tersebut milik Hizbiyyin sendiri ataukah ‘senjata’ itu milik Salafiyyin yang diambilnya tanpa haq!! Allahu yahdikum wahai Hizbiy-Sururiy-Turotsiy-Surkatiy.
Dan sekarang, kami haturkan kepada pembaca sebuah (bukti) kenyataan berupa “hidangan akrobatik Manhaj Hizbiyyah” yang disodorkan Hizbiyyin sendiri kepada umat! Benar-benar mereka terlibat langsung dengan Al-Sofwa Al-Muntada!! Dan sama sekali bukan konklusi yang dipaksakan!! Kenapa harus dipaksakan? Toh mereka secara sukarela melakukannya!! Kantong berisi kita kan jumpa lagi. Apalagi mereka menulis: “Artikel yang dimuat di situs ini boleh dicopy dan diperbanyak dengan syarat tidak untuk komersil”?![3] Inilah beberapa menu hidangan Hizbiyyahnya:
13.1 YAZID BIN ABDUL QADIR JAWAS
Berikut nukilan terjemahan Surat Yazid Jawas[4] kepada Syaikh Rabi’ Hafidhahullah ketika puncak masa-masa fitnah Ikhwaniyyah-Sururiyyah-Turotsiyyah :
“…Seperti yang antum ketahui dan antum dengar bahwasanya di negeri kami Indonesia telah terjadi fitnah antara da’i-da’i Salafiyyin dan penyebabnya sangat banyak sekali. Sebab terpenting adalah kedatangan Syarif bin Muhammad Fu’ad Hazza’ ke Indonesia dan dia mengajak Ustadz Ja’far untuk mubahalah, kemudian dia menulis kitab “kasyfuz Zuur wal Buhtan fi Jawab Hizb Degolan” kandungan kitab tersebut adalah cercaan dan cacian terhadap saudara kita Ja’far Umar Thalib dan Muhammad Umar As-Sewed.
Lalu tersebarlah fitnah ini di kalangan Du’at Salafiyyin dan terjadilah tuduhan-tuduhan besar diantara mereka dengan perantaraan murid-murid Syarif Hazza’ serta dengan bantuan Yusuf Utsman Ba’isa, dia (Yusuf ba’isa) membela pemikiran-pemikirannya (Syarif-pent). Dan Yusuf ini masih terpengaruh dengan fikroh Ikhwaniyyahnya dan fikroh Syarif Hazza’! Cukuplah bagi antum (ddalam hal ini-pent) bukti-bukti dan persaksian-persaksian dari surat/tulisan Al-Akh Ja’far.
Akhirnya kami mengharapkan nasehat dan kedatangan antum ke Indonesia. Jazakumullah khairan.
(tanda tangan)
Yazid Abdul Qadir Jawas
Dia masuk dalam barisan pembela fanatik Al-Irsyad dan Ahmad Surkati bersama Abdurrahman At-Tamimi. Namanya direkomendasikan sebagai da’i “terpercaya” oleh Ma’had Al-Irsyad pimpinan Abdurrahman At-Tamimi Al-Kadzab (Salafindo.com. viewsoal.phpID23.htm). Adapun sepak terjangnya bersama Al-Sofwa Al-Muntada :
a. Menantu Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin didudukkan (baca:dipermainkan) di sarang Ihya’ut Turots Al-Kuwaity dan Al-Haramain Al-Hizby (alsofwah.or.id/index.php?pilih=kegiatan&id=41&idlayanan=26).
Tanggal 28 Juni-03 Juli 2000M YAZID JAWAZ hadir mendukung acara Al-Sofwa dalam Program Diklat Da’i dan Muballigh (PD2M) dengan tema “Kaidah Ingkar Munkar & Kaidah Fiqhiyyah” yang diisi oleh Syaikh Khalid ibn Abdullah Al-Muslih (menantu Sy.Utsaimin). Bahkan nama Yazid tertera di nomor urut 1!! Dengan siapa dia berkoalisi? Abu Nida’(Mudir Yys. Majelis At-Turots), Khalid Syamhudi (Ma’had Bukhari-kaki tangan Ihya’ut Turots pula), Abu Ihsan (penerjemah Biografi Syaikh Al-Albani yang menyanjung habis gembong-gembong Ikhwanul Muslimin, termasuk Abdurrahman Abdul Khaliq), Nizar Jabal (mudir Ma’had Al-Irsyad Tengaran), Agus Hasan Bashari (serdadu bayaran Al-Sofwa) serta beberapa nama lainnya. Acara ini dibuka langsung oleh pemiliknya, Muhammad Khalaf As-Sururi yang dipuji sedemikian rupa:”Beliau adalah orang yang demikian perhatian dan terus membantu tersebarnya dakwah Ahlus Sunnah wal jamaah di Indonesia”, didampingi oleh Musthafa Aini (Ketua Dept. Dakwah Al-Sofwah) Dia adalah seorang Quthbiy! Tulisannya merujuk pada karya Muhammad Quthb (Laa ilaha illallah:Aqidah wa Syari’ah wa Manhaju Hayat), adik sekaligus pembela Sayyid Quthb.
Kedok Musthafa Aini terbongkar di situs aldakwah.org/modules.php?name=news&file=article&sid=30. Mengapa Musthafa bisa nongol di situs tersebut? Karena situs ini milik L-DATA-nya Muhammad Yusuf Harun, sang Penerjemah Top Al-Sofwa, seorang Ikhwani.
Kedua, Acara ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Yatim Ibnu Taimiyyah, Cijeruk Bogor.
Siapa yang menjadi “sandaran” ponpes ini? Muassasah Hizbiyyah!! Dan L-DATA sendiri memberikan kontribusi informasi siapa yang menjadi “backing”nya.
Dalam aldakwah.org/artikel.php?art=ziarah&edisi=006&urutan=01 dijelaskan: PONDOK PESANTREN IBNU TAIMIYYAH “…berdiri areal bangunan yang boleh dibilang amat megah. Pondok Pesantren Ibnu Taimiyyah…nama yang cukup dikenal masyarakat…secara operasional di bawah Lajnah Al-Khairiyyah Jakarta…..dibangun atas bantuan para muhsinin Kuwait melalui Jam’iyyah Ihya Turots Islamy Lajnah Janub Syarq Asia. Santri Ibnu Taimiyyah berjumlah 355 santri. Seluruh santri….mendapat tunjangan dari para muhsinin dari Kuwait melalui Jam’iyyah Ihya’ Turots Islamy Lajnah Janub Syarq Asia dan para muhsinin Saudi Arabia melalui Al-Haramain Al-Khairiyyah”
Siapapula tenaga pengajarnya ? ‘’Tenaga pengajar di Pondok Pesantren Ibnu Taimiyyah adalah para alumnus Madinah, Fakultas Syariah LIPIA Jakarta, Pondok Pesantren Tahfiz Al-Aziziyyah Lombok, Pondok Pesantren AL-Irsyad Salatiga (Tengaran-peny), dan Pondok Pesantren Al-Furqan Riau ‘’.
Perhatikanlah bahwa Al-Irsyad Tengaran menyebarkan lulusannya di berbagai tempat dan daerah yang didanai oleh jaringan Hizbiyyah internasional semacam Ihya’ut Turots dan Al-Haramain, lebih lengkapnya dapat anda lihat dalam daftar distribusi Alumni yang dikeluarkannya.
Bukti di atas, berasal dari sumber Hizbiyyin sendiri, untuk ke sekian kalinya menegaskan dan membenarkan peringatan Syaikh Rabi’ tentang bahayanya Al-Sofwa dan betapa yayasan ini benar-benar yayasan Tong Sampah! Berbagai elemen Hizbiyyah dapat ditemukan di yayasan ini! Ikhwani ada, Al-Haramain, At-Turots, Sururi, N11, Hizbiyyin-Surkatiyyin, Qutbbiyyin, itulah kenyataan yang sebenarnya terjadi.
Pembaca yang budiman, tidakkah semua tontonan Hizbiyyah yang disodorkan kepada umat, transaksi dinar Hizbiyyah yang dengannya roda dakwah mereka dapat berjalan, kerjasama dan koordinasi antar elemen Hizbiyyah ini adalah bukti tipu daya mereka kepada umat dan ulamanya atas nama dakwah Salaf?! Bagaimana seorang menantu Syaikh Utsaimin Rahimahullah, mereka dudukkan (di bawah koordinasi Al-Sofwa) di “singgasana megah”nya (Ponpes Ibnu Taimiyyah) muassasah Hizbiyyah Ihya’ut Turots dan Al-Haramain Al-Khairiyah!! Inilah kelicikan mereka dalam upaya melegalisasi keHizbiyyahan dan kekayaan Hizbiyyahnya. Apa kata umat : ‘’Oo berarti….buktinya menantu Syaikh Utsaimin saja mau mendatangi dan bahkan duduk mengajar di ponpes milik Ihya’ dan Al-Haramain! Kalau mereka adalah yayasan hizbi tentu Syaikh tidak akan mau mendatanginya!?’’ Inilah tujuan batil mereka!! Kaum Muslimin harus waspada dengan taktik dan strategi jahat semacam ini, mempermainkan ulama dan mengecoh umat dengan memanfaatkan kesederhanaan alur berpikirnya.
b. Hubungan mesra Yazid Jawaz dengan Al-Sofwa, Ihya’ut Turots dan Al-Haramain/Al-Manahil Al-Hizbiyyah (alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatkegiatan&id=56&idlayanan=13). Al-Sofwa mengadakan diklat Islam untuk pelajar SMU & SLTP se Kodya Bogor, berlangsung 5 hari, pada tanggal paruh sepuluh hari terakhir Ramadhan 1421H. Dipusatkan (lagi-lagi) di Ma’had Yatim Ibnu Taimiyyah Bogor. Didanai secara tunggal oleh Al-Sofwa dan diisi oleh Yazid Jawaz. Masih adakah yang mengingkari bahwa Yazid ini adalah salah satu serdadu bayaran Al-Sofwa?! Pembaca dapat melihat sendiri betapa mesranya hubungan Yazid Jawaz dengan Al-Sofwa dan Ma’had Ibnu Taimiyyah-nya Ihya’ut Turots dan Al-Haramain Al-Khairiyah!!
Pengaruh besarnya di 5 organisasi (Al-Irsyad, DDII, Ihya’ut Turots, Al-Haramain dan Al-Sofwa) menjadikannya sebagai salah satu tokoh sentral dalam acara Daurah Masyayikh Yordan (Lihat VCD Masyayikh Yordan, 5 Desember 2004 ketika berceramah di Istiqlal yang disebarluaskan dan diperjual-belikan oleh Maktabah Abdulloh bekerjasama dengan radio FM Sunnah Jakarta).
Pembaca juga dapat membuktikan keterkaitan antara Al-Irsyad yang diwakili oleh Mubarak dengan Al-Sofwa yang diwakili oleh Zainal Abidin (Wakil Ketua Departemen Dakwah Al-Sofwa Al-Muntada) , mereka berdua berperan sebagai penerjemah. Lihat juga iklannya yang full color full page dengan tarif 1.350.000 yang terpampang di majalah yang menjadi corong Ihya’ut Turots, majalah As-Sunnah At-Turotsy Al-Kuwaity no.11/VIII/2005.
Apakah bukti tersebut merupakan konklusi yang kita paksakan? Ataukah justru merupakan “koalisi senang hati, kantong berisi kita ‘kan jumpa lagi”?! Segala puji hanya untuk Allah yang telah menyingkap tabir berbagai kesamaran.
c. Aliansi Berbagai Elemen Hizbiyyah di Indonesia, MOUH (Memorandum of Understanding Hizbiyyah). (alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatkegiatan&id=45&idlayanan=24) Al-Sofwa mengadakan Diklat Islam Khusus selama 30 hari!! Tanggal 01-30 Agustus 2000M. Lebih tepat jika acara ini disebut sebagai Pemantapan Koalisi Hizbiyyah-Sururiyyah menghadapi dakwah Salafiyyah di Indonesia. Para pengurus inti 11 Institusi terbesar yang mewakili dakwah “Salafy” di Indonesia dikumpulkan dan ditraining selama satu bulan penuh yang menelan dana tidak kurang dari 40 juta rupiah. Diisi 7 orang pemukanya, antara lain:Yazid Jawaz, Quthbiyyin Musthafa Aini (Ka. Dept. Dakwah Al-Sofwa), Tjahyo Suprajoga, Muzayyin Abdul Wahhab (DDII). Pesertanya adalah pengurus inti dari : Al-Furqan Gresik (pimp. Aunur Rafiq), Ponpes Imam Bukhari Solo (Pimp. Ahmas Faiz, mjl.Assunnah),Thaifah Manshurah Kediri (Masrukhin), Nurussunnah Semarang (Faqih Edi Susilo, kandidat doctor), As-Sunnah Cirebon (Ali Hijrah), Minhajus Sunnah Bogor (Yazid Jawaz), Ihya’us Sunnah Bandung (Abu Haidar), Qalbun Salim Malang (Tjahjo Suprajoga), Ittiba’us Sunnah Medan, Al-Muwahidin Makasar (Masrur), Majelis At-Turots Jogja (Abu Nida’)
d.Jalinan kasih-sayang da’i-da’i Sururi dengan gembong-gembong Ikhwani. (alsofwah.or.id/index.php?pilih-lihat kegiatan&idlayanan=25). Yazid Jawaz, Aunur Rafiq Ghufron, Muhammad Yusuf Harun, Abdul Hakim Abdat, Agus Hasan Bashari dan Ahmad Rafi’ BERKOLONI-RIA dengan Dr. Mushlih Abdul Karim. Ikhwani tulen! Top! Lihat penjelasannya ketika membahas Aunur Rafiq Ghufron. Kalau para fana tikus serdadu bayaran Hizbiyyin tersebut (karena tidak mampu membantah secara ilmiyyah bukti-bukti yang kita ajukan) mengajukan pertanyaan secara provokatif :”Apakah kalian akan mengatakan bahwa Ust. Yazid, Abdul Hakim Abdat, Agus Bashari, Aunur Rafiq bukanlah da’i-da’i Salafy? Apa kalian saja yang Salafy?”
Maka balik kita tanyakan kepada mereka: “Pantaskah da’i-da’i kondang yang mengaku menyeru kepada manhaj Salaf ternyata tanpa rasa malu dan “berterang muka” (meminjam gaya bahasa Abdul Hakim Abdat, ma’af) berkelakuan Hizby di siang bolong seperti di atas? Bermesraan dengan Hizbiyyin-Ikhwaniyyin!! Mengaku sebagai da’i Salafy tetapi menjadi serdadu upahan Al-Muntada Al-Sofwa! Serdadu bayaran Ihya’ut Turots! Boneka piaraan Al-Haramain Al-Hizbiyyah?! Ini adalah bukti tak terbantahkan bahwa orang-orang yang mengaku menggembar-gemborkan manhaj Salaf itu ternyata bersandar dengan dinarnya Hizbiyyah, menjalin kerjasama dakwah dengan serdadu-serdadu upahan mereka serta berkoloni-ria dengan gembong-gembong Ikhwani! Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
Ingat bukan dengan bukti yang kita ajukan bagaimana dia bersama-sama kelompok Sururinya menggarap proyek “Tafsir Heboh Sururi-Ikhwani”? Mereka mencoba menipu umat dengan menyatakan:”Ustadz Yazid, Mubarak dan Abu Ihsan tidak tahu kalau Presiden Ikhwanul Muslimin Indonesia juga dilibatkan dalam proyek ini!!
Kita katakan:”Wahai Hizbiyyun! Kalian mengaku tidak pernah diajari fanatic tetapi kenapa kalian dengan mudah menelan mentah-mentah sebuah kilah yang sudah basi?! Lihat dan perhatikan bahwa bukti yang kami ajukan adalah “Tafsir Heboh Sururi-Ikhwani cetakan Kedua:Dzulhijjah 1423H/Februari 2003”!! Padahal cetakan pertamanya adalah Juli 2001!! Dimana kecerdasan kalian? Yazid, Mubarak dan Abu Ihsan mengaku tidak tahu bahwa Presiden Ikhwani terlibat setelah 2 tahun buku ini beredar di kalangan Sururi dan Ikhwani?! Setelah buku ini mengalami cetak ulang untuk kedua kalinya?! Kalaulah seminggu dua minggu dari cetakan pertama bulan Juli 2001, mungkin itu menjadi alasan yang “tersamar”. Adapun 2 tahun tidak tahu bahwa mereka telah bermesraan dengan Presiden Ikhwani setelah mengalami cetak ulang dua kali? Apakah seusai penerbitan perdananya terwujud mereka “tidak memiliki rasa penasaran” untuk mengetahui hasil karyanya?! Tidakkah Pustaka Imam Syafi’i “berbaik hati” untuk memberikan bonus bagi “orang-orang yang telah berbaik hati” kepadanya?! Telah nampak pada yang demikian ini akibat dari sikap fanatisme yang telah membutakan hati dan mata dari kebenaran di depan mata!!
Kalau mereka berkelit lagi: “Benar ustadz kami adalah serdadu upahan muassasah yang telah ditahdzir Hizbiyyahnya oleh para ulama Ahlus Sunnah tetapi Beliau-Beliau itu tidak mau dan menolak keras dikatakan sebagai Sururi-Ikhwani!!
Maka katakanlah: Benar bahwa pengakuan adalah salah satu metode pembuktian kebenaran, tetapi bukan satu-satunya! Di sana masih ada cara pembuktian yang lain, kesaksian dan barang bukti sebagai hasil kejahatan Hizbiyyah. Kalau kesaksian dapat kita ajukan (seperti kesaksian langsung Ustadz Muhammad As-Sewed sebagai salah satu pendiri Al-Muntada –sebelum berganti nama menjadi Al-Sofwa, dimana Muntada Indonesia merupakan kepanjangan tangan dari Muntada London yang langsung di bawah kendali Muhammad Surur Zainal Abidin!) dan kesaksian Beliau mengenai “Tragedi Tengaran” ketika Daurah Abdurrahman Abdul Khaliq yang secara heroik menjadi benteng bagi kesesatan Yusuf Qaradhawi dan barang bukti kejahatan Hizbiyyah-Sururiyyah-Ikhwaniyyah-Surkatiyyah dapat kita tunjukkan kepada umat! Bersumber dari lingkungan Hizbiyyah sendiri!! Tempat Kejadian Perkaranya!! Tanggal dan bulan terjadinya perkara! Tahun terjadinya kemesraan Ikhwaniyyah itu! Siapa saja pelakunya! Belum lagi bukti berupa buku-buku yang terbit dari hasil kerjasama Hizbiyyah-Ikhwaniyyah!
Maka tidak ada artinya lagi, apakah mereka mengaku sebagai Sururi atau tidak! Dan lihatlah kenyataan ini, betapa mayoritas pelaku kejahatan tidak akan pernah mengakui kejahatannya, “Maling teriak Maling”. Berkelit, berkilah, mengingkari, menolak keras dan bahasa-bahasa gaul yang dikenal akrab dalam kamus penjahat adalah kelaziman di sisi mereka.
Bukti lainnya adalah rujuknya beberapa da’i yang dulu menjadi panglima-panglima perang Hizbiyyin dalam melawan barisan dakwah Salafiyyah. Adalah nikmat dari Allah bahwa mereka telah rujuk dan berbalik menerangkan, menyingkap dan mengungkap kebohongan-kebohongan yang selama ini dilancarkan oleh da’i-da’i Sururi demi keselamatan dakwah Hizbiyyahnya. Lihatlah bagaimana Ustadz Abu Mas’ud dengan mantap mengatakan : ”Adapun Yazid, Hizby tulen!!” (Kaset Bantahan terhadap Prinsip-Prinsip Batil Abdul Hakim Abdat)
Pengakuan semata tanpa ada dalil, (bahkan-peny) bertolak belakang dengan kenyataan, tidaklah berarti apa-apa dan tidak bermanfaat sedikitpun. Sekiranya pengakuan saja dapat bermanfaat, tentulah pengakuan orang-orang Yahudi dan Nasrani akan bermanfaat dan benar tatkala mereka mengklaim bahwa Al-Jannah (surga) itu khusus untuk mereka. Seperti firman-Nya :
“Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata:’Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani’. Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah:’Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar” (Al-Baqarah:111)
Tidak bisa dipungkiri bahwa Yazid, Aunur Rafiq, Khalid Syamhudi, Abu Nida’, Ahmas Faiz adalah “magnet” yang dipasang Al-Sofwa untuk menyukseskan berbagai kegiatan dakwahnya. Nyata bahwa profesi sebagai “agen ganda” muassasah Hizbiyyah lainnya sama sekali bukan halangan bagi yayasan Tong Sampah ini untuk memakai mereka dalam mendukung dakwahnya. Sinerginya berbagai kekuatan Hizbiyyah merupakan agenda pokok bagi mereka. Dan hadirnya elemen-elemen Hizbiyyah ini dalam daurah Masyayikh Yordan menjadi bukti betapa diantara mereka ternyata saling membutuhkan, tergantung satu sama lain, membelit dan berkelindan, saling memperkuat dan saling silang diantara para da’inya. Lebih jelasnya lihat Keterlibatan Kaki Tangan Ihya’ut Turots dalam Acara Daurah Masyayikh Yordan. Bendera muassasah boleh berbeda tetapi tetap seiring dalam melangkah, tuk menggapai tujuan dinar Hizbiyyah yang sama.
Dari link Yazid inilah terjalin hubungan antara Sururi dengan DDII (Dewan Dakwah Islamiyyah Indonesia) yang kelahirannya dibidani oleh Bapak Muhammad Natsir Almarhum. Secara rutin dia mengisi kajian di masjid Dewan Dakwah Jakarta setiap hari Selasa jam 13.30-Ashar. Da’i Sururi lainnya yang nimbrung di DDII adalah Abu Qatadah si Pedang Tumpul yang haus akan Fulus[5], mengisi tiap pekan terakhir Ahad jam 10.00-Dhuhur, kadang-kadang Abdul Hakim Abdat yang mengisi khutbah Jum’atnya. Abu Umar Basyir (pimpinan majalah Sururi Ar-Risalah) pun pernah turut menyemarakkan dalam kegiatan bedah buku berjudul:”Kupas Tuntas Dunia Lain”. Masjid Al-Furqan ini pada tahun 1988 mendatangkan Mufti Ikhwani kaliber internasional, Yusuf Al-Qaradhawi (ingatlah bahwa orang inilah yang dibela “mati-matian” oleh Abdurrahman Abdul Khaliq di Pesantren Al-Irsyad Tengaran walaupun dengan itu dia harus menghina dan melecehkan Salafiyyin!).
Isi Buku “Menunaikan Panggilan Risalah, Dokumentasi Perjalanan 30 Tahun DDII” yang disusun oleh Lukman Hakim dan Tamsil Linrung mengungkap kerjasama antara DDII dengan beberapa Jum’iyyah Hizbiyyah sebagaimana kerjasama yang dilakukan oleh Sururiyyin Indonesia lainnya.. “Untuk memperlancar aktifitas Komite tetap, Dewan Dakwah menggalang kerjasama dengan bait Al-Zakat Kuwait, HAI-AH IGHATSAH JEDDAH, Hai-ah Khairiyah Islamiyah Kuwait, Lajnah Alam Islami, Lajnah Muslim Asia Kuwait,dan LAJNAH KHAIRIYAH MUSYTAROKAH IHYA TUROTS ISLAMI KUWAIT (hal.38).
Pada titik ini mereka ternyata memiliki “induk semang dinar hizbiyyah” yang sama.
Rincian proyek-proyek yang dihasilkan oleh DDII antara tahun 1992 hingga tahun 1997:
…3. 8 masjid, 2 madrasah dan 3 sumur bekerjasama dengan Ihya Turots Islami Kuwait (melalui Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab –LIPIA- dan Lajnah Khairiyah Musytarokah, Jakarta)
(catatan: LIPIA Jakarta adalah lembaga pendidikan yang paling banyak meluluskan Ikhwani bergelar Lc. Lembaga Ihya’ut Turots juga bekerjasama dengan jaringan Abu Nida’ dan Ahmas Faiz serta Pesantren Al-Irsyad Tengaran dan PP. Al-Irsyad-peny)
4. 17 masjid, bekerjasama dengan Lajnah Alam Islami Jam’iyah Islah Ijtima’i, Kuwait
6. 10 masjid, 5 madrasah, bekerjasama dengan Rabithah Alam Islami lewat Maktab Jakarta (lembaga yang sama juga bekerjasama dengan Al-Irsyad-peny)
7. 180 masjid (turut andil) bekerjasama dengan Syarikah Al-Rajhi Riyadh, Saudi Arabia (lembaga yang sama juga dimintai dana oleh PP. Al-Irsyad-peny) (ibid, hal.35)
Di buku yang sama, pada halaman 50 disebutkan bahwa DDII bekerjasama juga dengan 12 organisasi, salah satunya Al-Irsyad. Geys Amar adalah orang Al-Irsyad, Didin Hafidhudin mantan Presiden Partai Ikhwani yang diberi beasiswa oleh L-DATA Al-Ikhwani pimpinan Muhammada Yusuf Harun, Amin Rais mantan Presiden PAN, Muzayyin Abdul Wahab dedengkot DDII dan Al-Sofwa As-Sururi.
Di buku ini (hal.31) juga disebutkan bahwa DDII mendirikan Islamic Center Ibrahim Mailim di Solo. Di Islamic Center inilah Sururi Solo dan sekitarnya bercokol!!
Lebih jelas dan nyata adalah kaitan antara DDII dengan Takfiriyyin Ba’asyiriyin. Bukan rahasia lagi bahwa KOMPAK yang dibiayai oleh DDII dikuasai oleh jaringan NII-Ba’asyiry (Laskar Mujahidin). Dalam beraksi, bahkan mereka tega untuk menghancurkan wajah teman sendiri yang telah tertembak demi untuk menghapus dan menghilangkan jejaknya. Di situs KOMPAK-DDII Jawa Tengah, Abubakar Ba’asyir memiliki pengaruh dan jabatan tinggi, sebagai penasehat!! Data dari situs Kompak DDII www.megaone.comkompakberitautama.htm, nampak Kompak/Laskar Mujahidin ini bermarkas di Gedung Islamic Centre, Jln. Pabelan Baru 77 Kartosuro, Sukoharjo. Dan dalam www.megaone.comkompakprofil4.htm nampak jelas Abu Bakar Baasyir adalah penasihat Kompak DDII, bersama K.H. Naharussurur, K.H. Wahyudin (pimpinan pondok Ngruki?), Dr. (HC).H. Suparno ZA, dr. H. Zainal Arifin Adnan. SpPD, H.M. Haryanto, H. Muhammad Djoko Setyono. KETUA UMUM KOMPAK DDII H. ARIS MUNANDAR. LC (keterangan: Ketua DDII-KOMPAK ini berasal dari Boyolali, Wakil Ketuanya adalah Abu Ibad Sutono, Sekretaris Umum Drs. Abu Mush'ab Mrd, Divisi Penerangan & Pendidikan Amir Mahmud Ma'ruf, Ust. Shihabudin AM, Ust. Badru Tamam, Lc, Ust. Abu Za'id H. Maka jelas sudah dan tidak diragukan lagi bahwa di dalam DDII terkumpul berbagai macam aliran, yang berpemikiran Khariji Abu Bakar, Aris Munandar dkk, bersama dgn politikus dll. Hati-hatilah dari tempat pengajian DDII, karena Yazid Jawas jelas bersatu-padu dengan DDII dalam beberapa tahun terakhir dan tidak melakukan hal yang berarti untuk menunjukkan al Wala' wal Bara atas hizbi disana. Bahkan cenderung mempopulerkan markas DDII, sehingga 'salaf-i' disana cukup menyebut tempat kajian mereka dengan "masjid DDII". Allahul musta'an. Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. <br />Sudahkah Yazid Jawaz menunjukkkan Al-Wala' dan Al-Bara'nya dengan memperingatkan umat akan bahaya dari berkumpulnya berbagai manhaj dan firqah gado-gado seperti di atas ketika mengisi taklim di Masjid Al-Furqan DDII Jl. Kramat Raya 45 Jakarta? Dan jangan engkau mencoba untuk berkelit wahai Yazid, karena VCD ceramahmu di Masjid Al-Furqan dijual secara bebas di pasaran lengkap dengan wajah "tuan" yang tentunya belumlah kami lupakan!! <br />Adapun Aris Munandar KOMPAK-DDII berbeda dengan Aris Munandar si "Da’i Lintas Manhaj" pengasuh radio taruna Al-Qur'an yang merupakan organisasi mantel LDATA. Hubungannya dengan kaki tangan Sururi Ihya'ut Turots dan turunannya serta orang-orang Khawarijnya Ba'asyir bukanlah hal yang bisa ditutup-tutupi lagi. Beberapa buktinya:<br />
Acara : Kajian Malam Sabtu <br /> Tanggal / Waktu : Tiap Jumat tgl 4/3/2005 - 26/08/2005<br /> Pengajar : Ridhwan Hamidi, Lc (L-Data/Taruna Al Qur'an), UMAR BUDIARGO, LC (L-DATA/TARUNA AL QUR'AN), Muchlis, ABU MUSH'AB <a title="" href="#_ftn6" name="_ftnref6">[6]</a>(JAMILURRAHMAN/AT TUROTS, BANTUL), IRFAN S AWWAS<a title="" href="#_ftn7" name="_ftnref7">[7]</a> (MMI/NII ABU BAKAR BA'ASYIR), ABU SA'AD (MUHAMMAD NUR HUDA, JAMILURRAHMAN/AT TUROTS, BANTUL), ARIS MUNANDAR SS (alumni STAIN Kalijaga, L-Data/ Taruna Al Qur'an), ABU UMAR ABDILLAH (MAJALAH AR RISALAH, SOLO).<br /> Tempat : Di masjid Nurul Hujaj<br /> Penyelenggara : REMAS MASJID NURUL HUJJAJ (BERPEMIKIRAN NII, KHAWARIJ)<br /> Link & Supporter : Wafa Agency<br /> Acara : BAHASA ARAB DASAR (BADAR) SP<br /> Tanggal / Waktu : 25 Juli - 28 Agustus 2005<br /> Pengajar : STAF PENGAJAR LBI AL ATSARY, ARIS MUNANDAR<br /> Tempat : Masjid sekitar UGM<br /> Penyelenggara : LBI Al Atsary<br /> Acara : STUDI ISLAM INTENSIF (SII)<br /> Tanggal / Waktu : 20 - 27 September 2005 <br /> Pengajar : ARIS MUNANDAR SS<a title="" href="#_ftn8" name="_ftnref8">[8]</a>, AFIFI ABDUL WADUD, ARIFIN RIDIN, LC, ABU ISA, ARIEF SYARIFUDIN, LC, SAID, ABU SA'AD MUHAMMAD NUR HUDA, MA<a title="" href="#_ftn9" name="_ftnref9">[9]</a><br /> Tempat : Mushola Teknik UGM<br /> Penyelenggara : FORUM KAJIAN ISLAM MAHASISWA, LBI AL ATSARY <a href="http://muslim.or.id/" target="_blank">MUS$$$.OR.$$</a><br /> Link & Supporter : MAJALAH AL FURQON, TOKO IHYA', PENERBIT MEDIA HIDAYAH, PUSTAKA UKHUWAH, MASJID/MAKTABAH MPR, GRIYA MUSLIMAH<br />
Para pembaca, demikianlah upaya penjelasan ini (keterkaitan antara Sururi dengan "saudaranya" dari komunitas Khariji bahkan pentolannya!! Ingat pula bahwa Al-Sofwa-pun pernah memberikan "hartanya" kepada Ma’had Khawarij ini!! Awas Irfan ini pula yang menulis buku "Menelusuri Jejak Perjalanan Jihad SM.Kartosuwiryo", lihatlah, dasar Khawarij, jelas-jelas Kartosuwiryo pemberontak dikatakannya Mujahid!! Dan lihat pula bukti nyata betapa saudara-saudara seperguruannya di Ma’had Khawarij Ba’asyir atau hasil didikan dari jebolan Ma’had tersebut menjadi pelaku-pelaku pengeboman di negeri yang mayoritas Muslimin juga mereka katakan sedang berjihad!!) harus ditempuh sebagai suatu bentuk tanggung-jawab kepada umat, ketika kedustaan itu mengatasnamakan Islam, manakala Hizbiyyah berlindung dibalik nama dakwah Salafiyyah, di saat Khawarij anjing-anjing neraka mengaku Ahlussunnah, manakala Sururi bertopeng sebagai Salafi, serdadu-serdadu bayaran organisasi Hizbiyyah-Irhabiyyah menyebut diri mereka sebagai Salafiyyah-Ahlussunnah, di saat kejahatan berhiaskan keindahan serta kesesatan yang berkedok sebagai penasehat kebenaran ataupun kemungkaran yang berselimutkan kelembutan.
Selanjutnya kita akan mengenal lebih dekat beberapa nama di atas yang dikatakan sebagai “institusi yang dianggap besar dan mewakili dakwah Ahlus Sunnah wal Jama’ah di Indonesia” serta kontribusi mereka terhadap yayasan Tong Sampah ini, mereka antara lain :
13.2 AUNUR RAFIQ GHUFRAN[10]
Namanya direkomendasikan oleh Ma’had Al-Irsyad pimpinan Abdurrahman At-Tamimi Al-Kadzab (Salafindo.com viewsoal.php_ID_23.htm).
“Hati-hati dengan orang yang bernama Duktur Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali!”
Itulah “tahdzir” dan peringatan Aunur Rafiq Ghufran pemilik majalah “Al-Furqan” kepada Ustadz Haryadi-Surabaya (mantan muridnya) menjelang keberangkatan beliau untuk studi di Universitas Islam Madinah pada sekitar tahun 1998-1999 sebagaimana yang terungkap dalam sesi dialog tentang “Bahaya Sururi Bagi Kaum Muslimin” di kota Pasuruan Jawa Timur yang diisi oleh Ustadz Zainul Arifin. Kalau mereka berkata: “Kalian harus tabayyun dulu kepada Ustadz Aunur Rofiq!” Kita jawab:”Kita percaya terhadap berita yang dibawa oleh orang yang tsiqah! Apakah syari’at mengajarkan kepada kita untuk tabayyun kepada pelaku kejahatan Hizbiyyah? Penyeru pemahaman Ikhwaniyyah dan penikmat dinar Hizbiyyah?! Kita lebih percaya kepada keterangan Ustadz Haryadi sebagai mantan murid Aunur Rafiq –sekaligus saksi hidup- daripada mempercayai seorang Hizbiyyin-Sururiyyin-Surkatiyyin! Kalian tidak pernah berbicara tabayyun ketika berkonspirasi dengan Ikhwanul Muslimin! Kalian tidak pernah mengucap sepatah katapun tentang tabayyun ketika kalian menjadi penikmat dinar Hizbiyyah celaka! Dan sekarang –setelah terpojok sedemikian rupa-kalian hendak berteriak tabayyun ketika kedok dan bukti kejahatan Hizbiyyah kalian diungkapkan kepada umat?! Mana inshaf (keadilan) yang selama ini kalian teriakkan wahai Hizbiyyun?
Aunur Rofiq “digeber” promosinya oleh Al-Muntada Al-Sofwa sebagai “Alumni Univ. Malik Su’ud Riyadh, KSA sekaligus Mudir Ma’had Al-Furqan, Gresik”. Majalahnya, mereka namakan Al-Furqan dan kita menyebutnya Al-Furqah.
a.Kajian rutinnya setiap hari Kamis antara Maghrib-Isya’ di Masjid Perak Surabaya dipromosikan oleh situs Surkatiyyin-nya Abdurrahman At-Tamimi, Salafi-i. Situs ini sekarang sudah tewas. Sebagai gantinya mereka bangkitkan lagi dengan “baju baru” bernama Salafindo.com!! Berhati-hatilah wahai saudaraku.
b.Apakah Ustadz sudah lupa bahwa anda bersama faksi Ihya’ut Turots dari kelompoknya Abu Nida’ dan Ahmas Faiz membentuk “TIM PEMERHATI UMAT SALAFIYYAH” yang beranggotakan: Yayasan Majlis At-Turots Al-Islami Yogyakarta[11], Yayasan Lajnah Al-Istiqamah Surakarta dan Ma’had Al-Furqan Gresik?!
c.Orang Al-Irsyad, kawan dekat Abdurrahman At-Tamimi Al-Kadzab. Pembimbing manasik haji dan umroh 1424H di Al-Irsyad Surabaya bersama Mubarak Bamu’allim, disebutkan pula bahwa pendaftaran di perpustakaan Islam Ma’had Ali-nya Abdurrahman At-Tamimi, Kompleks Masjid Al-Irsyad Al-Islamiyyah, Jl.Sultan Iskandar Muda 46, Surabaya (infoalirsyad.com/edisi61/index-5.html) dan (infoalirsyad.com/edisi49/index-4.html).
d.H.Aunur Rafiq juga terdaftar sebagai khatib Jum’at di Masjid Al-Irsyad Surabaya tahun 2004 yang mengisi tanggal 06/02, 23/07,27/08, 17/09, 01/10, 03/12. Tahun 2005 dan Tahun 2006-pun mereka –walaupun sudah berkali-kali mengundang Masyayikh Yordan ternyata tetap “ketagihan” untuk dikhutbahi oleh dedengkot Ikhwani!! Dalam daftar itu juga nampak Abdullah Hadrami dan Mubarak Bamu’allim serta dedengkot ikhwani Jawa Timur, Rofi’ Munawar,Lc!! Dia dijadwalkan mengisi tanggal 16/01 dan 14/05. Masih ada lagi!! Muhammad Shaleh Drehem [12]!! Agung Cahyadi [13]!! Ahmad Mudhaffar [14]!! Kesemuanya adalah pejabat tinggi Partai Ikhwanul Muflisin!![15] Persekongkolan yang sungguh sangat heroik dan berani!! Membutuhkan nyali dan keberanian yang tinggi!! Di satu “wajah” merupakan link Salafy TERPERCAYA Masyayikh Yordan di negeri ini dan pada “wajah” lainnya …sebagai Sururi, alangkah eratnya persahabatan mereka dengan dedengkot Ikhwani!! Dzulwajhain!!
Nampak bahwa alamat Badan Takmir Yayasan Al-Irsyad Al-Islamiyyah Surabaya (yang memakai gembong ikhwani sebagai khatib Jum’at) sama dengan alamat Ma’had Ali Al-Irsyad (lihat kop Surat Kuasa Syaikh Ali bin Hasan dan Syaikh Salim Al-Hilaly kepada Abdurrahman At-Tamimi)
e.Pada kegiatan PRODIT ke 4 yang diadakan Al-Sofwa tanggal 04-09 Juli 2000M di Ponpes Ar-Raudhah Al-Hasanah Medan, Aunur Rafiq menjadi pemateri no.1, kemudian no.2 adalah Agus Hasan Bashari (alsofwah.or.id/?pilih=lihat kegiatan&id=22 dan alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatkegiatan&id=22&id_layanan=25).
f.PRODIT ke 3 Alsofwa, 21-26 Juni 1999M di Ponpes Darul Istiqamah Makasar. Lagi-lagi namanya ditulis di urutan 1 kemudian Agus Bashari dan beberapa nama lainnya. PRODIT ke 3 ini termasuk acara yang paling fenomenal bagi yayasan Tong Sampah. Bintang tamu sekaligus tuan rumah manhaj “rifqan dan mawaddah ala hizbynya” adalah Mudzakir Arif, gembong besar Partai Keadilan Al-Ikhwani!! Ini adalah bukti nyata terjadinya akrobat manhaj diantara elemen-elemen Hizbiyyah!! (alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatkegiatan&id=21&id_layanan=25)
Lebih jelas, nama Mudzakir Arif sebagai salah satu dedengkot Ikhwani dapat dilihat di situs pk-sejahtera.org/organisasi.php?op=struktur.
Segala puji hanya untuk Allah yang telah menghilangkan kesamaran.
g.PRODIT ke 2 di Ponpes Al-Aqsha Blitar Jawa Timur, Aunur Rafiq berduet dengan Agus Bashari. Tokoh ketiganya adalah Muhammad Yusuf Harun yang diberi keterangan/promosi oleh Al Sofwa sebagai Direktur L-DATA (alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatkegiatan&id=20&id_layanan=25) Insya Allah akan kita beberkan bukti-bukti bahwa L-DATA-nya Muhammad Yusuf Harun yang dipromosikan oleh Al-Sofwa ini tidak lain adalah perkumpulan “komunitas Ikhwaniyyin-Quthbiyyin” yang ada di Indonesia. Tidak disangsikan lagi betapa Al-Sofwa dengan L-DATA memiliki hubungan rifqan dan mawaddah Hizbiyyah. Kalau tidak, mengapa L-DATA dipromosikan dan dipropagandakan pula oleh Al-Sofwa?! Kalau diingkari, kenapa pula kegiatan L-DATA juga diisi oleh tokoh-tokoh kunci Al-Sofwa?! Kalau memang tidak sejalan, kenapa Muhammad Yusuf Harun menjadi penerjemah TOP Al-Sofwa Al-Muntada?!
h.PRODIT ke 1 Al-Sofwa, 01-15 Juli 1998 di Ponpes Darul Muttaqin, Bogor. Yayasan Tong Sampah ini mengambil langkah “menyejukkan” dengan merangkul berbagai instrumen Hizbiyyah. Aunur Rafiq (Al-Furqan Gresik), Ahmad Rafi’i (Direktur I’tisham Karawang), Agus Bashari Malang, Abdul Hakim Abdat yang dielu-elukan sebagai sang Ahli hadits Hizbiyyin, Muhammad Yusuf Harun (Direktur L-DATA) dan bintang rifqan ala hizby-nya adalah DR. Mushlih Abdul Karim!! (alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatkegiatan&id=19&id_layanan=25)
Sebagaimana Mudzakir Arif, Mushlih Abdul Karim adalah dedengkot Ikhwanul Muslimin, bahkan salah satu Ketua PK Al-Ikhwani!! (lihat pk-sejahtera.org/organisasi.php?op=struktur) Dia juga staf ahli nomor 4 LP2SI Alharamain-nya Dr.Hidayat Nur Wahid (alharamain.or.id/struktur/). Anggota Badan Pendiri merangkap Konsultan Ahli nomor 4 dari Pusat Konsultasi Syariah (syariahonline.com/artikel/?act=view&id=39)[16]. Ketiga organisasi di atas memiliki pengurus yang identik satu sama lain, Ikhwanul Muslimin tulen!!
Pembaca sekalian, tidak hanya kaum Muslimin Indonesia saja yang mereka tipu dengan topeng Salafi yang mereka kenakan, bahkan Salafiyyin di negeri Saudi-pun mereka tipu mentah-mentah. Dengan berkedok Salafi, Al-Akh Ihsan Makasar bekerjasama dengan Aunur Rafiq Gresik menipu seorang Salafy teman dari Syaikh Muhammad At-Turki Hafidhahullah (yang pada daurah Asatidzah kemarin diutus langsung oleh Syaikh Rabi’ Hafidhahullah untuk hadir di Indonesia). Walhasil, bantuan dana dari hasil penipuan tersebut sekarang telah berdiri 3 buah masjid di daerah Surabaya!! Demikian penuturan Ustadz Usamah kepada kami dari hasil informasi langsung Syaikh Muhammad At-Turki Hafidhahullah.
13.3 AMAN ABDURRAHMAN
Untuk melengkapi gambaran tentang yayasan Tong Sampah ini, kurang “afdhal” jika kita tidak menyebutnya. Namanya “digeber” promosinya oleh Al-Muntada Al-Sofwah sebagai “Alumni LIPIA Jakarta dengan predikat Cumlaude, Staf Pengajar LIPIA mata kuliah Al-Qur’an”. Media massa menyebutnya “Oman Rahman”, “Aman Rahman” atau Oman.
Ledakan bom Cimanggis-lah yang membuat namanya melambung, meledak di tempat majelis taklimnya. Apa kaitan dia dengan Al-Muntada Al-Sofwa?! Dia adalah Imam Tetap Masjid Jami’ Al-Sofwa!![17] Walaupun pada akhirnya ajian pamungkas “cuci tangan” dilontarkan kepadanya alias didepak dari Al-Sofwa dan di situs alsofwah.or.id namanya diberi keterangan :”telah menyimpang”[18], Namun umat sudah terlanjur meyakini bahwa yayasan Tong Sampah ini benar-benar Yayasan Tong Sampah!! Mengumpulkan berbagai sampah Hizbiyyah dan ditampung di dalamnya! (Baca pula artikel lain yang menunjukkan keterlibatan Al-Sofwa dengan pondok Ngruki-nya Abubakar Ba’asyir serta kemesraan Muhammad Khalaf As-Sururi dengan Anis Matta, seorang tokoh Ikhwanul Muslimin yang sekarang menjadi sekjen PK Al-Ikhwani (lihat jabatannya di pk-sejahtera.org/organisasi.php?op=struktur) Allahul Musta’an,
Apakah akrobat manhaj yang didemonstrasikan Al-Muntada Al-Sofwa telah berhenti sampai di sini? Tentu saja masih jauh perjalanannya. Kita lanjutkan beberapa langkah lagi (tidak semuanya) agar pembaca sekalian lebih puas menyaksikan bukti kolaborasi Hizbiyyah yang mereka pertontonkan sendiri. Naudzubillah minal Hizbiyyah.
Sekarang lihat arsip kaset kewanitaan yang disebarkan Al-Sofwa, kaset no. 0109 tertulis Ust. Ahzami (Menutup Aurat), kasetnya diapit oleh 2 kaset Agus Hasan “Kemelut” Bashari. (alsofwah.or.id/index.php?pilih=indexkaset&parent_id=43&ion=kewanitaan).
Siapa Ust. Ahzami ini?! Nama lengkapnya DR.Ahzami Samiun, dia adalah salah satu pendiri PK Al-Ikhwani!! Namanya tercantum di no. urut 5 dari 46 nama daftar Pendiri PK Al-Ikhwani!!
(pk-sejahtera.org/organisasi.php?op=deklarasi),
Staf ahli no.3 LP2SI Alharamain, Konsultan ahli Pusat Konsultasi Syariah yang dipimpin oleh DR.Salim Segaf Jufri (sumber informasi dapat dilihat dari keterangan tentang DR.Mushlih Abdul Karim). L-DATA juga memakai orang ini (Salim Segaf)!! Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un.
13.4 NIZAR SA’AD JABAL
Pimpinan Ma’had Al-Irsyad Tengaran, setelah Yusuf Baisa lengser. Ma’had ini di era kepemimpinan Yusuf Baisa telah membangun pondasi peperangan melawan dakwah Salaf. Menampung corong kesesatan Ihya’ut Turots yaitu Muhammad Syarif Hazza’, seorang Quthbiyyun dan mubtadi’ pendusta. “Wajahnya” telah dicoreng hitam oleh Masyayikh Madinah. Pesantren Al-Irsyad Tengaran ini juga menghadirkan Abdurrahman Abdul Khaliq, merapatkan kekuatan barisan muwazanah-Al Inshaf Sururiyyun yang batil semacam Abu Nida’ dan kroni-kroninya.
Bukti terakhir betapa penting pesantren ini bagi PP Al-Irsyad Al-Islamiyyah, lihat infoalirsyad.com_edisi53_index-8.html dimana ketua umum Al Irsyad Farouk Zein Badjabir bersama ketua majelis Dakwah Farid Okbah (seorang Takfiri, kaki tangan Ba’asyir teroris) dan Mudir Pesantren Tengaran, Nizar Jabal melakukan kunjungan ke timur tengah untuk menggalang dana. Ketua Al-Irsyad inilah yang “berkenan” memberikan kata sambutan bagi “buku Kejam Terhadap para Ulama Pewaris Para Nabi”, institusi ini turut mempropagandakan dan menyebarkan Majalah resmi Sururiyyin, majalah Al-Bayan!! Alhamdulillah, ada diantara kaum Muslimin yang terketuk hatinya dalam ta’awun Syar’iyyah ini dengan menyerahkan bukti nyata berupa majalah Al-Bayan, lengkap dengan stempel berbunyi:”PESANTREN ISLAM Al-IRSYAD BUTUH TENGARAN, SEKSI BAHASA” (kami lampirkan pula bukti “Stempel Al-Irsyad” terhadap “Al-Bayan” agar lebih mantap dan ilmiyyah, lihat lampiran 8). Suatu bukti yang sulit diperoleh kecuali bersumber dari orang-orang yang memiliki akses dengan "lingkaran dalam". Semoga Allah memberikan kebaikan yang banyak kepadanya. Amin.
Nizar Jabal dilibatkan oleh Al-Sofwa untuk memakmurkan kegiatan Hizbiyyahnya. PD2M di ponpes Ibnu Taimiyyah milik Ihya’ut Turots dan Al-Haramain (alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihat kegiatan&id=41&id_layanan=26). Nizar juga mengisi diklat Islam untuk SMU Semarang tanggal 01-05 Juli 2001M di Masjid Al-Burhan yang didanai secara tunggal oleh Al-Sofwa. (alsofwah. or.id/index.php?pilih=lihatkegiatan&id=32&id_layanan=13). Nyata bahwa Nizar adalah orang Al-Irsyad yang dipakai pula oleh Al-Sofwa.
Tentang majalah Al-Bayan dan Sururiyyin ada beberapa catatan penting:
Upaya pembodohan umat dengan membuang “sanad Hizbiyyah” telah dilakukan oleh Majalah Al-Furqan edisi 2 th.ke IV dengan artikel Arif Fathul Ulum, Lc. yang berjudul ”Fitnah Sururiyyah, Waspadailah[19]”:
1.Disebutkan bahwa kelompok ini (Sururiyyin) dimotori oleh Muhammad Surur Bin Nayef Zainal Abidin, pendiri yayasan Al-Muntada Al-Islamy (hal.24)
Sanad di Indonesia yang dipotong:
Keterkaitan Muntada London dengan Muntada Al-Sofwa; Muhammad Khalaf sendiri mengaku bahwa orang-orang Al-Muntada London adalah teman-temannya dan selalu berkonsultasi dengan mereka dalam dakwahnya di Indonesia. Muhammad Khalaf memiliki toko buku Al-Ummah dan semua buku-buku tokoh Sururi ada di sini, sedang buku-buku yang membantah Sururi dari tulisan Syaikh Rabi’ dan Masyayikh lainnya susah didapat (lihat Persaksian Ustadz Muhammad dan Sururiyyah terus Melanda Muslimin Indonesia).
2.Referensi kelompok Sururiyyah:”Disamping majalah Al-Bayan oleh Al-Abduh dan majalah As-Sunnah Al-Brittaniyyah oleh Surur” (hal.25)
Sanad di Indonesia yang disembunyikan:
~telah datang bukti dan penjelasannya betapa Pesantren Al-Irsyad Tengaran terbukti ikut mempropagandakan dan menyebarluaskan majalah Sururi ini. Persaksian langsung dari Ustadz Muhammad yang ikut mendirikan Al-Muntada bahwa Al-Bayan didistribusikan pula oleh Al-Sofwa ke seluruh Indonesia dan dipertegas lagi dengan kesaksian Ustadz Luqman Ba’abduh (CD Kajian Kitab Al-Quthbiyah). Beliau berdua adalah saksi hidup sepak terjang Al-Sofwa Al-Muntada bersama Al-Muntada London.
3.Majalah Al-Furqan juga menukil ucapan-ucapan menyimpang dari tokoh-tokoh Sururi semacam Salman Al-Audah, Abdurrahman Abdul Khaliq, Aidh al-Qarni dan lain-lain.
Sanad di Indonesia yang dihilangkan:
· ~Muhammad Khalaf (pemilik Al-Muntada Al-Sofwa) adalah “orang yang sangat dekat” dengan Salman Al-Audah! Kaki tangan langsung Muhammad Surur!!
Bahkan dalam pengumpulan dana untuk yayasannya (Al-Sofwa) Muhammad Khalaf mendapatkan rekomendasi dari Salman!!
~Abu Ihsan Al-Atsary dalam bukunya Syaikh Al-Albani dalam Kenangan menyanjung habis Abdurrahman Abdul Khaliq sebagai penulis buku ilmiyyah bermutu. Anggota Koalisi-Kolaborasi “Sururiyyin-Ikhwaniyyiin” yang menghebohkan dalam proyek penerjemahan tafsir Ibnu Katsir semakin melambungkan namanya dalam kancah perHizbiyyahan nasional, jauuh meninggalkan “atsar” yang pernah ditulisnya di majalah As-Sunnah yang merupakan corong Ihya’ut Turots!! Bahkan menentang dan menantang tulisannya sendiri!! Hujjah itu telah berbalik mengenai dirinya sendiri! Sungguh sangat tragis dan ironis. Perhatikanlah wahai pembaca sekalian bagaimana dia menulis artikel : “MENOLAK PERSATUAN HIZBIYAH ALA YAHUDI”.
Dia menulis:
“…Imam Al-Qurthubi mengatakan,”Ahli batil saling berselisih pendapat dan saling berbeda persaksian, dan saling berbenturan hawa nafsunya. Tapi dalam memerangi ahli haq, mereka bersatu.”
“Coba perhatikan perkataan Imam Al-Qurthubi di atas. Sungguh Beliau seolah menggambarkan kepada kita, tentang kondisi jama’ah-jama’ah dakwah hizbiyah yang mengatasnamakan Islam yang ada sekarang ini. Mereka tidak bisa bersepakat dalam menyikapi apapun. Saling berbeda kepentingan dan maslahat. Namun untuk memerangi dakwah Salafiyah, mereka bersepakat dan bersatu”
“Coba lihat dan dengar ajakan bersatu dan slogan persatuan yang disuarakan jama’ah-jama’ah dakwah hizbiyah itu. Mereka berusaha menggalang persatuan lintas kelompok dan jama’ah. Mereka memaksakan diri bersatu, padahal sebenarnya mereka terlibat perselisihan yang tajam. Kemudian mereka menawarkan konsep:Marilah kita bekerjasama dalam masalah-masalah yang kita sepakati dan marilah kita saling toleran dalam masalah-masalah yang kita perselisihkan”.
“Ini jelas konsep Yahudi dan ditelan bulat-bulat oleh sebagian kaum Muslimin yang jahil lagi bodoh itu. Haqqul yakin itulah yang dikatakan Imam Ibnu Katsir, ketika menjelaskan karakter orang-orang Yahudi dan ahli kitab di atas:”Kamu akan melihat mereka berkumpul seolah-olah mereka bersatupadu. Padahal sebenarnya mereka berselisih dengan perselisihan yang sangat tajam”.
“Konsep tersebut juga dapat menghancurkan kaidah nahi mungkar dan mementahkan kewajiban membantah para penyelisih sunnah Nabi…” (As-Sunnah, Ed.03/Th.VII/1424H/2003M, hal.27-28).
Kita tanyakan kepada Abu Ihsan –anggota koalisi heboh tafsir Sururi-Ikhwani- yang telah lupa dengan “Al-Atsary”nya : Apakah tuan telah lupa dengan tulisan tuan sendiri?! Bukankah tuan yang telah memaksakan diri untuk bersatu? Bukankah tuan sendiri yang tuan maksud “sebagian kaum Muslimin yang jahil lagi bodoh yang telah menelan bulat-bulat konsep Yahudi di atas”? Namun demikian, untuk memerangi dakwah Salafiyah, bukankah tuan telah bersepakat untuk berkoalisi dan bersatu dengan ‘tetangga sebelah’? Dan haqqul yakin bahwa itulah yang dikatakan oleh Imam Ibnu Katsir!! Apakah tuan sedang menulis autobiografi tuan sendiri?! Bukankah tuan sendiri yang telah menghancurkan kaidah nahi mungkar dan mementahkan kewajiban membantah para penyelisih sunnah Nabi?! Apakah tuan sudah tidak punya rasa malu kepada umat ? Tuan yang memperingatkan agar umat tidak tergiur oleh persatuan Hizbiyyah ala yahudi dan ternyata tuan sendiri yang melanggar ‘godaan’ itu ! Semoga Allah memberikan hidayahNya agar tuan dapat mengingat kembali peringatan Imam Ibnu Katsir Rahimahullah dan berupaya memiliki kembali nisbat “Al-Atsary” yang tuan tanggalkan. Allahul Musta’an.
~Abu Nida’, Khalid Syamhudi, Ahmas Faiz (bersama Abu Haidar, namanya direkomendasikan oleh Ma’had Al-Irsyad pimpinan Abdurrahman At-Tamimi Al-Kadzab (Salafindo.com_viewsoal_.php_ID_23.htm)., Yusuf Ba’isa adalah serdadu bayarannya Ihya’ Al-Kuwaity, tidak ketinggalan pula, Al-Sofwa-pun berkolaborasi dengan kaki tangan Abdurrahman Abdul Khaliq ini!!
~Abdullah Hadrami As-Sururi Al-Hizby (Al-Sofwa, orang yang dipakai sebagai khatib Jum’at tahun 2004, 2005, 2006 bersama dedengkot ikhwani Jawa Timur, Rafi’ Munawar,Lc, Ahmad Mudhafar, Muhammad Shaleh Drehem dan Agung Cahyadi oleh Masjid Al-Irsyad Surabaya) adalah corong kesesatan gembong Sururiyyin, Aidh Al-Qarni!! Bahkan Al-Irsyad sendiri termasuk yang mempropagandakan tulisan Aidh Al-Qarni!!
~Lebih jelas lagi lihatlah nama-nama gembong Hizbiyyin-Sururiyyin internasional yang dipropagandakan oleh Al-Muntada Al-Sofwa di situsnya alsofwah.or.id.htm di bawah judul Ceramah Bahasa Arab: Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Munajjid; Syaikh Ibrahim bin Abdullah Ad-Duwaisy/prototype Salman Al-Audah!! Kedua nama di atas diletakkan di atas nama Syaikh Al-Albany!! Sa’ad Abdullah Al-Buraik; Abdul Wahhab Thoriry; Sa’id bin Masfar; Ali Al-Qarni, Bisyr bin Fahd Al-Bisyr, Muhammad Mukhtar As-Syinqity, Ahmad Al-Qaththan dan DR. Thariq Suwaidan Kesemuanya adalah barisan gembong besar Sururiyyin yang dihidangkan oleh Yayasan Tong Sampah, Al-Sofwa Al-Muntada untuk mengHizbiyyahkan umat!! Naudzubillah minal Hizbiyyah.
Ambil contoh profil DR.Thariq Suwaidan. Dia berasal dari Kuwait, menjadi asisten dosen sebuah fakultas teknologi. Bergabung dengan gerakan Ikhwanul Muslimin dan menjadi salah satu da’inya. Kaset-kaset ceramah dan buku-bukunya penuh dengan propaganda "Teologi Pluralis" (Ushul wa Qawa’id, hal.18-20 dalam Asy-Syari’ah no.10/1/1425h/2004, hal.21-22).
Al-Sofwa Al-Muntada dan serdadu bayarannya!! Inilah kedok nyata betapa kalian tidak lebih dari kaki tangan Ikhwanul Muslimin!! Sururiyyin!! Mana bukti gembar-gembor kalian sebagai organisasi Salafy yang membantu dakwah Ahlussunnah di Indonesia?! Bahkan kalian tidak lebih dari agen-agen bayaran organisasi Hizbiyyah internasional yang memasang perangkap "harta" untuk mecabik-cabik dakwah Ahlussunnah di Indonesia!! Bukti nyata telah kalian pampangkan dan sebarluaskan sendiri!! Di situs kalian sendiri!! Tiada malu dan tanpa ragu!! Dan setelah mempropagandakan gembong-gembong kesesatan dan kebinasaan itu, maka berlindunglah kalian di "bungker kedustaan" yang telah kalian buat:" SIKAP MEMBUKA AIB DAN MENCELA MEREKA BUKANLAH MANHAJ YAYASAN KARENA TINDAKAN TERSEBUT BUKAN BERASAL DARI PETUNJUK NABI SHALALLAHU ‘ALAIHI WA SALAM DAN BUKAN PULA TELADAN DARI PARA SALAFUL UMMAH” (alsofwah.or.id/index.php?pilih=hal&id=2). Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
4. Ditulis:”Membicarakan kelompok Sururiyyah tidak akan terlepas dari Sayyid Quthb dan pemikiran-pemikirannya (hal.26)
Sanad Indonesia yang dihilangkan :
Syarif Hazza adalah seorang Quthbiyyun boneka Abdurrahman Abdul Khaliq gembong Ihya’ut Turots (transkrip dialog Ustadz Usamah dengan Syaikh Rabi’), bahu membahu bersama Abu Nida’ dan Yusuf Baisa (lihat lagi kesaksian Abu Muhammad Abdurrahman yang menjelaskan hubungan erat antara Ihya’ut Turots Kuwait, Al-Irsyad cabang Kuwait, Yayasan As-Sunnah Cirebon dan Al-Irsyad. Ingat pula proposal Stasiun Radio yang diajukannya di Kuwait tinggal menunggu realisasi pencairan dana). Ketiganya adalah agen besar Ihya’ut Turots, bergandengan mesra dengan Al-Sofwa dan para serdadu bayarannya.
Apa kata Al-Sofwa terhadap Yusuf Baisa (mantan mudir pesantren Tengaran) yang Turotsy, Sururi dan Quthbiy ini dalam acara bedah buku yang diselenggarakannya? “Diisi oleh seorang USTADZ SENIOR YANG TIDAK ASING DI KALANGAN AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH yaitu: Ust. Yusuf Utsman Baisa, Lc (Da’i kota udang Cirebon, Alumni Syari’ah Univ. Islam Madinah-KSA, Mantan Direktur Al-Irsyad Tengaran, Da’i Rabithah Alam Islami, Da’i Atase Agama dan Da’i Lajnah Al-Khairiyah Al-Musytarokah (Ihya’ut Turots-peny)” (alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatkegiatan&id=37&id_layanan=17)
Sebagai gacoan Al-Sofwa, Yusuf ini dilibatkan pula dalam kegiatan Ramadhan 1424H di Masjid Jami’ Al-Sofwa, Lenteng Agung dengan tema:”Mengembalikan Kejayaan Umat”, sungguh tema yang sangat urgen telah dipercayakan oleh yayasan Tong Sampah kepada pengekor Abdurrahman Abdul Khaliq, Quthbiyyun, Wakil Ketua Majelis Dakwah PP Al-Irsyad, ustadz senior Ahlus Sunnah kata Al-Sofwa (naudzubillah), pengibar bendera batil Al-Inshaf dan muwazanah Sururiyyun, promotor penyebaran selebaran keji Syayiji yang mencaci-maki Syaikh Rabi’. Kasetnya juga direkomendasikan oleh Al-Sofwa : Mushibah (0091), Hidayah (0093), Dua Kalimat Syahadat (0092) dan Tazkiyatun Nufus (0106). Benar-benar merupakan “Mushibah” bagi umat Islam dan kami berharap artikel ini tercatat sebagai upaya “Tazkiyatun Nufus” untuknya, semoga Beliau mendapatkan “Hidayah” dari Allah . Amin.
Kalau Yusuf naik pangkat menjadi Wakil Ketua Majelis Dakwah PP. Al-Irsyad, maka sebagai ketua adalah Farid Ahmad Okbah; Takfiri, pengekor Jama’atul Jihad Abu Bakar Ba’asyir, seorang Ikhwani Bannawy. Kedoknya dapat dilihat di situs aldakwah.org/modules.php?name=news&file=article&sid=274 dengan artikelnya yang berjudul :”Siapakah Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang sebenarnya?” Salah satu ciri-ciri Ahlus Sunnah dia ambil dari keterangan Hasan Al-Banna!! Selain juga dia comot tulisan Salman Al-Audah gembong besar Sururi untuk memdukung pendapatnya tentang definisi Ahlus Sunnah(Situs aldakwah.org adalah milik L-DATA dan Farid Okbah termasuk salah satu penerima beasiswa L-DATA!) Allahul Musta’an. Model-model da’i seperti inilah yang dipakai Al-Sofwa dalam menyukseskan acara Hizbiyyahnya. Kasetnya yang berjudul Fiqih Dakwah (0069) juga dipromosikan oleh Al-Sofwa! Hanya kepada Allah tempat kita mengadu dari makar kelompok Hizbiyyin ini.
Pembaca sekalian, dengan memuat artikel “Fitnah Sururiyyah, Waspadailah!”, Al-Furqan inginkan agar umat mengetahui bahwa mereka memusuhi Sururiyyah! Hanya saja permainannya terlalu kentara. Justru “JURU KUNCI” semua fitnah Sururiyyah di Indonesia dihilangkannya, padahal sanad Hizbiyyah di Indonesia itu adalah biang dari berbagai kekacauan yang ada. Mereka gambarkan bahwa fitnah Sururiyyah itu masih melanda “dunia Internasional” (sehingga tidak ada satupun tokoh Sururi lokal yang disebutkannya), padahal “secara nasional” umat Islam Indonesia telah diobok-obok sejak lama, baik oleh dinar Hizbiyyahnya maupun oleh serdadu bayarannya. Jika kita gabungkan beberapa keterangan tambahan di atas untuk menyambung sanad Hizbiyyah yang dihilangkan oleh majalah Al-Furqan, maka judul yang lebih tepat –insya Allah- adalah “Fitnah Sururiyyah Indonesia, Waspadalah” Segala puji bagi Allah yang telah menyingkap tabir berbagai manipulasi kenyataan ini.
13.5 KHALID SYAMHUDI[20]
Salah satu agen besar Ihya’ut Turots. Namanya “digeber” promosinya oleh Al-Muntada Al-Sofwah sebagai “Alumni Fak. Hadits Univ. Madinah-KSA dengan predikat “Sangat Memuaskan Di Bawah Cumlaude” dan Pengajar di Ma’had Imam Bukhari. Sebelum mandiri dengan ma’had Bukhari di Solo (didanai Ihya’, pemilik majalah As-Sunnah) dia bergabung dengan Abu Nida’ di Majelis AtTurots Al Islami Jogja. Tempat boleh beda, tetapi “bapak dinar” mestilah sama. Telah datang keterangannya betapa Ma’had Ali Al-Irsyad Surabaya dalam situsnya (Salafi.or.id) membela Ma’had Bukhari yang berprofesi sebagai salah satu “tukang tadah” dinar Hizbiyyahnya Ihya’ut Turots bahkan membolehkan menerima dana dari yayasan Hizbiyyah sesat ini dengan alasan bahwa dinar Hizbiyyah itu adalah “milik orang Muslimin” dan bahkan telah diketahui dengan pasti oleh Ma’had Ali bahwa suplay dinar yang diterimanya “tanpa ada tekanan atau persyaratan apapun”.
Tanpa mereka sadari, ternyata jawabannya justru membongkar kedoknya sendiri, alhamdulillah. Mereka tahu betul dari mana sumber-sumber dana Ihya’ut Turots didapatkan, artinya mereka paham tentang aliran dananya. Mereka tahu hak dan kewajiban dari pengucur dinar Hizbiyyah dan penadah dinar Al-Kuwaitiyyah, artinya prosedur dan kelengkapan untuk mendapatkan dana Hizbiyyah itu diketahuinya. Semua pengetahuan di atas menjadikan Ma’had Al-Irsyad berani berfatwa bahwa Ihya’ut Turots tidak memberikan syarat ketika menyebarkan dinar Hizbiyyah! Bolehnya menerima dana Ihya’ut Turots karena dana itu “milik orang Muslimin”!? Lebih tepatnya, para Hizbiyyun-Turotsiyyun mengumpulkan dana untuk disebarkan kepada Hizbiyyun-Turotsiyyun pula yang ada di negeri ini!
Apakah sama antara “air biasa” dengan “air gula” walaupun keduanya sama-sama “air”?!
Apakah sama antara “dinar biasa” dengan“dinar Hizbiyyah” walaupun keduanya sama-sama “dinar”?!
Apakah sama antara “Salafi” dengan “Salaf-i” walaupun keduanya sama-sama menyatakan Salafi?!
Nama mungkin saja dibuat sama, tetapi bau dan rasa? Tentulah beda!!
Untuk kelompok yang mengaku “tidak memiliki hubungan” dengan Ihya’ut Turots, bukankah semua pengetahuan tentang “prosedur perdinar Hizbiyyahan” di atas adalah “ke’aliman” yang luar biasa?!
Engkau katakan tidak mengenal Laila
Namun…
Semua hobi dan kesukaannya ‘kau ketahuinya
Engkau mengaku tidak mencintai Laila
Namun…
Setiap tidur kan slalu ‘kau sebut-sebut namanya
Dalam artikel sebelumnya (kesaksian Ibnu Yunus) telah kita ketahui bahwa jawaban situs ini ternyata membantah peringatan Syaikh Ali mengenai Ihya’ut Turots, “Ketika ditanyakan kepada Syaikh Ali, maka Beliau memberikan tahqiq komentar apa yang disebut Syaikh (Salim Al-Hilaly) tadi bahwa mereka tidak punya syarat maka perlu dilihat; kata Syaikh:”Ini hampir mustahil bahwa mereka sekarang tidak memberikan syarat, tapi mereka melihat kedepan dan menjadikan kalian tidak bisa lepas dari mereka!” Setelah itu Syaikh memberikan syarat-syarat untuk bermuammalah (Hizbiyyah-peny) dengan mereka, yaitu sikap kita tetap tegas terhadap hizby! Kedua, kehadiran mereka, yaitu bahwa kehadiran kita-sikap kita tetap tegas terhadap Hizbiyyin!! Maka ini jelas sesuatu yang tidak mungkin terpenuhi syarat (dari-peny) Syaikh Ali”. Kebatilan dan kecurangan jawaban Ma’had Ali (terhadap umat dan Syaikh Ali) lebih jelas baca (lagi) di point ke sebelas dari 17,5 bukti kedustaan Abdurrahman At-Tamimi. Maka betapa Ma’had ini secara sukarela terbukti membela bahkan mencarikan alasan “pembenar” terhadap Ma’had Bukhari yang menjadi kaki tangan muassasah Hizbiyyah Al-Kuwaity, lebih luas dari itu yaitu memperbolehkan menerima dinar Hizbiyyahnya!! Allahul Musta’an.
Akan kita buktikan –Insya Allah- betapa Ma’had Bukhari melakukan “Politik Balas Budi” dengan ganti membela manuver dusta Abdurrahman At-Tamimi dengan memanfaatkan majalah yang dimilikinya.
Khalid Syamhudi merupakan salah satu boneka At-Turots yang “sangat diandalkan” oleh Al-Sofwa, berikut bukti-buktinya:
a.Mengisi PRODIT ke 11 pada 21-26 Juli 2004 di Ponpes Daar Ulil Albab, Tegal Jawa Tengah (alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatkegiatan&id=31&id_layanan=25)
b.sebagai dosen dalam PD2M ke 2 di kawasan Pondok Al-Hikmah, Cisarua Bogor tanggal 02-14 September April 2002 (?ditulis kembali sesuai aslinya-peny) (alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatkegiatan&id=27&id_layanan=26)
c.Memakmurkan PD2M di ponpes Yatim Ibnu Taimiyyah, Bogor pada 28Juni- 03 Juli 2000M
(alsofwah.or.id.php?pilih=lihat kegiatan&id=41&id_layanan=26)
d.Mengisi acara Diklat SMU di Semarang, kerjasama Al-Sofwa dengan yayasan Nida’usSunnah pada 01-05 Juli 2001 di Masjid Al-Burhan (alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatkegiatan&id=32&id_layanan=13)
e.Mengisi Diklat Islam di kota Sukoharjo Solo pada 15-20 Ramadhan 1421H. Namanya diberi keterangan:pernah menjadi staf pengajar Ma’had Jamilurrahman Yogyakarta, Staf ahli majalah As-Sunnah Solo; Pengisi lainnya adalah Eko Pramono (sekarang pimpinan majalah El-Fata dan Nikah) (alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatkegiatan&id=54&id_layanan=15)
f.Mengisi Diklat Islam di Islamic Center Al-Muhtadin, tanggal 08-14 Juli 2000M. Didampingi teman-temannya dari Jamilurrahman (Arif Syarifuddin, Abu Sa’ad, dan Abu Nida’/Mudir Ma’had Bin Bazz).
(alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatkegiatan&id=43&id_layanan=14).
Demikianlah bukti terjadinya kolusi dan koalisi antara Al-Sofwa dengan serdadu bayaran Ihya’ut Turots!!
13.6 ABU NIDA’ CHOMSAHA SHAFWAN
Salah satu panglima (tua) perang Hizbiyyin-Sururiyyin, distributor utama/besar “dinar Hizbiyyahnya” Ihya’ut Turots Al-Kuwaity.
a.Sebelum menjadi agen Ihya’, sepulang dari Afghan dia menjadi pengajar di Pondok Ahlul bid’ah Negara Islam Ngruki Solo Indonesia, tempat Ba’asyir bercokol (dengan gerakan Khawarijnya, suatu gerakan bawah tanah yang dipimpin oleh Khalifah impian, di dalam wilayah negara khayalan yang dikelilingi oleh para menteri angan-angan dan dibantu oleh Gubernur siluman dengan pasukan bayang-bayang). Tahun 1986 Abu Nida’ menikahi salah satu santriwati di pondok ini. Klop. Sepak terjangnya bersama Ihya’ut Turots Yogyakarta begitu “menariknya” sehingga dijadikan riset oleh Drs.Sabarudin, MSi., menjadi sebuah tesis di IAIN/STAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, berjudul “Jama’ah At-Turots Al-Islami Yogyakarta” yang dipublikasikan pada tahun 2000. Telah dicross-cek kepada yang bersangkutan (Drs.Sabarudin, MSi.) dan dia memang telah membuat laporan tersebut.
b.Dia juga memiliki hubungan mesra (baca:rifqan dan mawaddah Hizbiyyah) dengan Al-Sofwa. Namanya tercantum pada nomor urut 2 setelah Yazid Jawaz dalam acara PD2M Al-Sofwa bersama dedengkot Hizbiyyin lainnya dari seluruh Indonesia di Ponpes Ibnu Taimiyyah milik Ihya’ut Turots dan Al-Haramain (alsofwah.or.id_index.php_pilih_lihatkegiatan_id_41_id_layanan_26.html).
c.Terlibat pula dalam acara Al-Sofwa lainnya, Diklat Mahasiswa di Islamic Center Al-Muhtadin Yogya, tanggal 08-14 Juli 2000M. (alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatkegiatan&id=43&id_layanan=14).
d.“Orang kaya” ini adalah Mudir Islamic Center Bin Bazz yang berada dibawah kendali yayasannya, Majelis At-Turots Al-Islamy Jogja (Atturots.or.id_info_icbb.htm). Yayasan ini juga mengendalikan Ma’had Jamilurrahman, Rumah Sakit Ibu dan Anak At-Turots.
e.Adapun jaringan masjid-masjid/pesantren yang mendapatkan “hujan fulus Hizbiyyahnya” dapat dilihat di At-Turots.or.id/realisasi.htm. Dengan manhaj apa semua “kekayaannya” itu dijalankan dan dikendalikan? Manhaj Quthbiyyunnya Abul Hasan Al-Mishri Al-Ma’ribi!! Ditulis oleh Tri Madiyono (Direktur Eksekutif Majelis At Turots Al-Islamy):”Pokok-pokok pemikiran yang di bidang sosial dan keagamaan yang dikembangkan Yayasan Majelis At-Turots Al-Islamy banyak MERUJUK kepada penjelasan dari para ulama dan da’i Salafiyah. Dikemukakan di sini salah satu diantaranya, yaitu PENJELASAN SYAIKH ABUL HASAN MUSTHAFA BIN ISMAIL AS-SULAIMANY….Penjelasan ini telah diterjemahkan oleh para ustadz dalam lingkup yayasan Majelis At-Turots Al-Islamy di Pesantren Jamilurrahman As-Salafy dan TELAH DITERBITKAN DI MAJALAH AS-SUNNAH Edisi 08/Th.IV/1421-2000…Pokok-pokok pikiran tersebut banyak menjadi rujukan… (Atturots.or.id/kajian-3.htm); lihat pula di Salafyoon.net/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle& yang berjudul:Prinsip Jalan Hidup dan Dakwah Ahlus Sunnah wal Jamaah.
Perhatikanlah betapa majalah As-Sunnah dan situs Salafyoon.net ini adalah corong-corong utamanya dakwah Sururiyyah-Quthbiyyah di Indonesia! Dan majalah As-Sunnah ini adalah milik Ma’had Bukhari:
“dengan membeli majalah As-Sunnah…….Karena keuntungan finansial penerbitan ini dialokasikan seluruhnya untuk membantu operasional Pondok Pesantren Imam Bukhari, selaku pemilik dan penerbit Majalah As-Sunnah” (As-Sunnah, Ed.11/VIII/2005M, hal.10).
Metamorfosis menjadi Quthbiyyun-Ikhwaniyyun semakin sempurna dengan terbitnya PANCARAN CAHAYA MANHAJ SALAF (Garis-Garis Besar Kaidah Ahlus Sunnah wal jama’ah dalam beberapa aspek: Aqidah, Syari’ah, Muammalah, Dakwah, yang ditulis oleh Abul Hasan Musthofa. Penerjemahnya? Siapa lagi kalau bukan Sang Fenomenoon, Hizbiyyoon, Sururiyyoon, Penadah Dinar Turotsiyyoon, Ahmas Faiz bin Asifuddin, diterbitkan Pustaka Imam Bukhari!! Pustaka Bukhari, Ma’had Bukhari, Majalah As-Sunnah, Majalah Fatawa, Islamic Center bin Bazz, Pondok Jamilurrahman, kesemuanya dalam kendali tuan besar, seorang Mubtadi’ Abdurrahman Abdul Khaliq Al-Kuwaity Al-Mishri dengan bonekanya di Indonesia, Abu Nida’ Chamsahah Shafwan!!
Alhamdulillah, para ulama dan Salafiyyin dari berbagai penjuru dunia telah bangkit menyingkap kesesatan Abul Fitan Al-Mishri al-Ma’riby. Ada 218 artikel yang sekarang ini menerangkan kesesatan dan penyimpangannya yang dimuat di sahab.net Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali sendiri telah menulis lebih dari 3 artikel untuk membahas penyimpangannya dan kelompok Sururi itu justru menjadikan prinsip-prinsip pemikiran Abul Fitan Al-Mishri sebagai undang-undang dasar organisasi Sururinya!!
Maka waspadailah mereka wahai kaum Muslimin dan jangan terkecoh dengan topeng “Salafy” yang mereka kenakan!
13.7 ABDUL HAKIM ABDAT
Bagi kalangan Sururiyyin-Ikhwaniyyin, Ahli hadits Indonesia adalah julukan kerennya. Pengisi rubrik hadits di majalah As-Sunnah yang dikendalikan oleh Ahmas Faiz At-Turotsy dan Khalid Syamhudi At-Turasy. Perhatikanlah “aksinya” ketika mentakhrij dan mensejajarkan diri dengan para a’immah ahlul hadits:”Saya berkata: isnadnya Hasan”. Allahul Musta’an. Beliau ini adalah da’i andalan Al-Muntada Al-Sofwa, berikut beberapa kegiatan yang melibatkan dirinya:
a.Menyukseskan PRODIT 01 di Ponpes Darul Muttaqin, Bogor pada tanggal 01-15 Juli 1998 bersama dedengkot Ikhwani DR.Mushlih Abdul Karim (lihat penjelasan tentang Aunur Rafiq Ghufron)
b.Mengisi Seminar Islam pada tanggal 26 Juni 2001M di Masjid Nurul Jamil, Dago, Bogor pimpinan Ust. Syahroni (Yusuf?) yang merupakan hasil kerjasama Al-Sofwa dengan Majelis Taklim Masjid Nurul Jamil.
c.Menjadi Imam dan Khatib pada shalat Iedul Fitri 1421H di lapangan Remikon yang diselenggarakan oleh yayasan Tong Sampah Al-Sofwa. Disebutkan pula kerjasamanya dengan Al-Haramain Maktab Indonesia. (alsofwah.or.id/peduli/index.php?id=2&tampilkan=yes.htm)
Kerjasama Al-Sofwa dengan Al-Haramain Al-Khairiyah dan DPW Hidayatullah DKI Jakarta dapat dilihat di
alsofwah.or.id/peduli/index.php?id=10&tampilkan=yes.html.
13.7.1 Abdul Hakim Mentalbis Umat
Berikut transkrip kaset ceramahnya di Riau, bagaimana dia membela LIPIA Jakarta dan mentalbis umat bahwa Majelisnya Syaikh Bin Bazz Rahimahullah, Syaikh Utsaimin Rahimahullah, Syaikh Rabi’ Hafidhahullah bahkan Ma’had Syaikh Muqbil Rahimahullah banyak Ikhwaninya!!
Penanya: Banyak orang mengatakan bahwa ustadz-ustadz LIPIA berbau Ikhwani?
Abdul Hakim Abdat : Tentu, di Jami’ah Islamiyah (Universitas Islam Madinah, KSA, red) di sana banyak juga yang Ikhwani sebagiannya. Di Jami’ah, nggak kepalang tanggung, LIPIA, ini Jami’ah, di (ma’had, red) Syaikh Muqbil juga banyak, sekarang ini tidak ada yang mungkin, tapi asas LIPIA didirikan itu atas manhaj Salaf. Saya kenal orang perorangnya, karena mengontraknya pertama kali gedung dengan paman saya. Sayalah orang pertama yang ada di LIPIA itu!
Dan orang-orang dahulu takut masyarakat Indonesia masuk ke LIPIA karena takut dituduh Wahabi. Dan telah masyhur LIPIA itu manhajnya Wahabi. Ini tahun 1980. Hah. Belum ada orang LIPIA itu di Raden Saleh. Dan dia nyewa gedung dengan paman saya. Jadi saya punya kebebasan. Dan saya juga sekolah orang-orang pertama di situ dengan masuk I’dad Lughawiyah.
Tapi sebagian gurunya tentu tidak ada yang selamat. Nggak bisa orang Saudi itu ngontrol secara ini. Ada sebagian gurunya yang Ikhwani, tapi asas didirikannya LIPIA itu manhaj Ahlussunnah didirikan Saudi. Manhajnya bagus! Dan sekarang mudirnya Doktor Ali itu manhajnya bagus, dan berkata kepada saya ketika ada kesepakatan antara saya dengan doktor Ali untuk mengeluarkan orang-orang yang manhajnya tidak bagus. Itu….selentingan, antum belum pernah pergi ke sana. Antum tidak tahu LIPIA, saya 20 tahun! Laisal khabar kal mu’ayyanah, apalagi beritanya dari orang-orang yang dha’if! Bentrok itu sanadnya! Dha’ifun jiddan! Ha..ha..Nggak benar!
Penanya: Tidak terjadi itu ustadz? Maksudnya usaha pengeluaran?
Abdul Hakim Abdat : Anak-anak muridnya? Kalau gurunya tidak bisa semuanya, nggak bisa. Antum mau ngajar lughah di sana?! Ganti’in?! Nggak ada. "Kaum Salaf lughahnya lemah! Sayangnya, anak-anak Salaf." Sehingga doktor Ali pernah bilang sama saya:"Ya Hakim, murid-murid antum ini jangan hanya manhajnya doang yang bagus, tapi pinter dong! Bisa mengalahkan mereka", begitu. Harus cerdik, pinter.
Nah guru-gurunya sekarang boleh banyak, sekarang siapa saja bisa. Kalau antum, kalau antum mau ngajar di LIPIA juga bisa –kalau antum bagus manhaj salafnya, kemudian lughahnya cerdik antum bisa ngajar. Bisa ngajar. Sekarang mulai terbuka. Anak-anak yang masuk ke LIPIA itu yang bermacam-macam karena di situ izinnya dengan pemerintah adalah Lughah dahulu.
….Dan dari lembaga ini keluar anak-anak murid yang ngerti bahasa Arab dan manhajnya bagus, tidak ada satupun pelajaran bahasa Arab yang terbaik di seluruh Indonesia ini selain di LIPIA yang saya tahu.
…..Ada yang bisa buat seperti LIPIA? Nggak ada! Kalau begitu kaidahnya, maka tidak boleh juga masuk ke Jami’ah Islamiyyah! Nggak ada satupun antum bisa masuki! Nah ini yang salah dari perjalanan manhaj Salaf! Nggak boleh bersikap seperti itu! Itulah hidup! Itu mah hidup di dunia khayal, tutup mata tinggal di gunung! Nggak benar, antum harus hidup dengan kenyataan, nggak ada satupun juga bisa dimasuki. Aaaa..gitu. He…he…he..(tertawa)
Nggak ada, nggak ada sekarang, semua dicampuri dengan itu, hatta di majelis Syaikh Muqbil, Syaikh Utsaimin, Syaikh bin Bazz,…sikap Masyayikh itu. Memang kenyataannya seperti itu, Syaikh Rabi’. Jadi kenyataan seperti itu, apalagilah LIPIA, lembaga yang lebih kecil tentunya bisa. Dan orang-orang Saudi kesulitan mencari guru bahasa Arab yang mengajar. Di sini orang-orang manhaj Salaf mau merobah!
Sekarang mau doktor Ali, saya jamin, hatta orang Salafnya pinter, bisa dirubah langsung, antum? Antum bisa di Jakarta? Mau menjadi guru? Aa, bisa kagak? Nggak bisa kan?! Nggak bisa! Coba ustadz-ustadz yang mentahdzir LIPIA sini bisa dicatet jadi direkturlah, Insya Allah , ha.ha, hayo. Saya yang bakal bilang pada doktor Ali. Nggak ada, kurang, minim, aa… jadi jangan CUMA NGOMONG, harus tatbiqul ‘amal, begitu manhaj salaf. Ngomong – ‘amal, ngomong – amal, begitu.
Saya perjanjian dengan doktor Ali dan dipersilahkan rubah. "Hakim masukin murid-muridmu ke sini semuanya, itu peralihan". Banyak anak-anak daftar semuanya, daftar, berubah, sama dengan Jami’ah Islamiyah, orang dari fikrah mana aja kan masuk, masuk, ada yang sufinya. Nah begitu, antum harus pergaulannya luas, jangan kuper!13.7.2 Ustadz Abu Mas’ud Membongkar Prinsip-Prinsip Sesat Abdul Hakim dan Jaringan Ihya’ut Turots Al-Hizby[21]
Siapa diantara Salafiyyin yang tidak pernah mendengar nama Ustadz Abu Mas’ud? Yang dulu pernah mengadakan Muhadharah di ponpes Jamilurrahman At-Turotsy Al-Hizby dengan tema “Pedang Terhunus Kepada Ja’far Umar Thalib”. Hanya saja sekarang beliau telah bangkit bersama-sama Salafiyyin lainnya membongkar kejahatan Hizbiyyin dan gembong-gembong kesesatannya, semoga Allah mengokohkan ilmu dan dakwahnya, amin.Yang menarik adalah bahwa sampai saat ini antara keduanya (Ustadz Abu Mas’ud dengan Ja’far Umar Thalib) posisi mereka berdua juga tetap berseberangan, Abu Mas’ud telah bergabung bersama barisan dakwah Salafiyyin menghadapi serangan Hizbiyyin-Sururiyyin, adapun Ja’far? Telah lari terbirit-birit meninggalkan Salafiyyin dan dakwah Salafiyyah karena lebih memilih “dzikir bergoyang”nya Muhammad Arifin Ilhamnya Sufi!! Allahul Musta’an.
Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati kami di dalam agamamu yang lurus. Amin.
Berikut ringkasan bantahan Ustadz Abu Mas’ud terhadap prinsip-prinsip sesat dan talbis Abdul Hakim terhadap majelis ilmu para Masyayikh Salafiyyin (lebih lengkapnya silakan dengarkan langsung kaset bantahannya).
*(Bagi awam terutama) Masalah LIPIA bukan (semata) karena adanya Hizbi, Asy’ary, Madzhabi. Bukan karena itu. Tetapi pengaruh jeleknya lebih besar dari pengaruh baiknya. Jadi ini adalah buhtan dan talbis dari Abdul Hakim.
*Perbedaan antara Jami’ah Islamiyyah dengan LIPIA banyak sekali
Diantaranya : Jami’ah Islamiyyah adalah termasuk salah satu sumber dakwah Salafiyyah dan termasuk sumber para da’inya. Ini tidak ada yang mengingkari kecuali orang-orang yang congkak.
Adapun LIPIA, sumber apa? Sejak 20 tahun sampai hari ini, sumber apa wahai Hakim? Mamba’u dakwah ila Hizbiyyah! Sumber daripada dakwah-dakwah Hizbiyyah! Antum lihat sendiri wahai Abdul Hakim!
Yang ada di sekitar kalian bagaimana yang keluar setiap tahun? Kenyataannyapun seperti itu ! Bahkan para alumni-alumni LIPIA yang mengatasnamakan dirinya para da’i Salafiyyah, perhatikan! Seperti Fariq Ghozim Anuz (penerjemah Darul Haq, di bawah naungan Al Sofwah, red) atau Yazid atau yang lainnya yang mereka mengatasnamakan dirinya Salafiyyah!
Tanya sama Fariq, darimana engkau tahu pemahaman Salaf ini? Kalau tidak dusta, tidak akan dia menjawab dari LIPIA! Kenapa demikian? Semenjak tahun 1994 ketika saya di Mekah, 1994-1995. Saya pertama kali mendengar nama Fariq Anuz, mendengar nama ini, kawan saya dari Jogja, Sa’ad Abu Abdillah. Apa kata dia? "Kawan ini jangan langsung dikencengi, karena masih agak gini-gini", artinya si Fariq ini masih dalam keadaan kacau manhajnya. Bagaimana ditegaskan bahwa LIPIA masih termasuk sumber dakwah salafiyyah?
Kemudian Yazid Jawaz. Termasuk nama yang kondang ini, dhong dheng ereng-ereng (istilah Jawa, yakni sudah hebat sekali, red). Dari mana dia paham manhaj Salaf? Tanya sama Yazid! Dan jangan berbelit-belit, jangan plin-plan wahai Yazid! Atau da’i Salafiyyah (baca:hizbi yang mengaku Salafi) lainnya seperti Abubakar M Altway, Abubakar mluntir ini, menurut kami dia bukan Salafi, bahkan Hizbi!
Adapun jawaban atas dia Hizbi, langsung tanya pada kami karena pemaparan masalah ini ada pada kami, tidak cukup 2 kaset atau 3 kaset! Juga di Jawa Timur, Ainul Haris pemegang yayasan "Nodai Fithrah", Nida’ul Fithrah Surabaya! Menurut kami dia adalah Hizbi! (pada kaset bagian lain:Yang jadi makelar dari jebolan-jebolan LIPIA ini banyak sekali seperti Nida’ul Fithrah, Al Sofwa, ini lulusan-lulusan LIPIA. Jadi makelar. Ainul Haris, Abubakar M Altway mluntir, mencantumkan nama-nama da’i kemudian mengirimkannya ke Saudi untuk mendapatkan bantuan-bantuan kemudian disebarluaskan.
Setelah itu diatur, dikotak-kotak kemudian diadu domba dengan kawan-kawannya. Ini kelakuan orang-orang yang lulus dari LIPIA! Adapun untuk menyingkap kedoknya si Ainul Haris dan Abubakar ini, maka datanglah pada kami! Akan kami ungkapkan, yang nggak mungkin kamu menjawabnya, Insya Allah ! Jadi mana sumber dakwah Salafiyyah yang ada di situ?!
…..kita tidak dibebani oleh Allah untuk menyensus da’i-da’i Salafiyyah, tetapi karena kebutuhan, (maka) kita sebutkan agar Abdul Hakim ini sadar dan mengoreksi lagi akalnya, sampai dimana kesesatannya, maka kita sebutkan. Dengan demikian maka bagaimana kita tegaskan bahwasanya ma’had ini (LIPIA) adalah ma’had yang bagus, bagus sekali?! Na’udzubillah.
Thayyib, perkara kedua :
Para santri di Jami’ah Islamiyyah sangat mudah dalam mengambil ilmu dari para ulama, al-Kibar Salafiyyin yang berada di luar Jami’ah dan yang ada di dalam Jami’ah. Tidak ada seorangpun yang mendustakan atau mengingkari! Seandainya mereka benar-benar mau paham salafiyyah secara sebenarnya mereka sangat mudah. Tetapi kalau di LIPIA mereka akan kemana mencarinya? Kemana? Yazidpun jarang masuk LIPIA, Abu Qatadah (pengkhianat yang pernah duduk di majelisnya Syaikh Muqbil, julukan kerennya "Qatad si Pedang Tumpul yang Haus akan Fulus") yang datang dari Yaman itupun jarang ke LIPIA! mungkin nggak pernah. Mubarok (Mubarak Ba Mu’allim, Ma’had Ali Al Irsyad, red) pun datang ke sana sekitar dua kali pada tahun ini, bagaimana? Mereka jumpa sama siapa? Padahal Yazidpun ‘indana Hizbi!! Untuk mengetahui yang sebenarnya Yazid ini Hizbi atau tidak, datang pada kami, kita jelaskan! Perhatikan di sini! Bahkan Abdul Hakim sekarang ini dalam keadaan maskhut! Adapun Yazid, Hizbi Tulen!!
*Kaidah Abdul Hakim untuk menyatakan baiknya sesuatu diantaranya LIPIA, kembali kepada asas atau asas didirikannya walaupun telah berubah dengan perubahan apa saja tetap sebagaimana asasnya.
Perhatikan: perkataan Abdul Hakim ini tidak memberi faedah sama sekali dalam menghukumi LIPIA itu bagus atau tidak bagus. Bahkan yang mu’tabar dalam menghukumi adalah keadaan yang selama atau sekarang ini ada. "Idza tsabata shifah tsabatal ismu, wa idza tsabatal ismu tsabatal hukmu" (kama qala Ibnu Hazm). Nama itu Tsabit ketika tsabitnya sifat yang ada. Hukum itu Tsabit atau tetap sebagaimana semula ketika nama itu Tsabit sesuai dengan sifatnya. Jadi adanya hukum, tsabitnya hukum, tetapnya hukum karena tetapnya nama tidak berubah…..
Banyak sekali para ‘alim dari kalangan ulama menghukumi si fulan Hizbi walaupun asas atau awal pertama dia belajarnya dalam keadaan Salafi. Atau muassasah ini adalah Hizbiyyah, kenapa ditegaskannya Hizbiyyah? Karena sifat yang ada. Seperti Ihya’ut Turots Al-Kuwaiti!! Ihya’ut Turots Al-Kuwaiti ditegaskan oleh para Masyayikh Salafiyyin termasuk Muassasah Hizbiyyah! Ditegaskan oleh Syaikh Ali, Syaikh Rabi’, Syaikh Muqbil Rahimahullahu Ta’ala dan yang lainnya. Bahkan kita sudah sama-sama menegaskannya, walaupun sebagian kawan-kawan kamu wahai Abdul Hakim masuk terlibat dalam muassasah ini! Ini semua tidak kembali kepada asas tetapi kepada sifat yang selama ini berlaku padanya.
Jadi engkau (hanya) melihat kepada pondasi didirikannya ma’had itu diatasnya! Engkau tidak melihat kenyataan-kenyataan yang selama ini ada. Ini termasuk tadlis dan talbis! Ini termasuk penyimpangan manhaj!!
….Banyak sekali Ikhwaniyyun, Ikhwanul Muslimin yang mengaku mereka Salafi. NII yang ada di Tenggulun ini (Lamongan, ingat Amrozi cs?-trkrptr) sekitar 2 km dari pondok ini, mereka juga termasuk menggembar-gemborkan Salaf. NII yang dipimpin oleh Abdullah Sungkar kemudian Abubakar Ba’asyir dan yang lainnya termasuk orang-orang yang mengaku mengikuti Salaf. Tetapi kenyataannya bagaimana? Kenyataannya bagaimana? Ini yang perlu kita utamakan.
Dengan demikian wahai Abdul Hakim, dengan tinjauanmu terhadap LIPIA agar kembali kepada asas dan tidak peduli atas perubahan yang ada termasuk menunjukkan tentang bodohnya kamu dari manhaj para ulama dan jauhnya kamu dari jalan yang lurus! Ini termasuk kesalahan yang sangat besar! Sangat menyolok! Sangat mungkar! Ini semua karena apa? Karena "kuper" kamu! Kurangnya engkau pergaulan dari kawan-kawan Salafiyyah! kawan-kawan Salafiyyin! Dan termasuk "keper" kamu, "kebanyakan pergaulan" dengan Ikhwaniyyin! Hizbiyyin! sehingga kalian jauh terpengaruh. Pada diri kamu terkumpul 2 sifat: kuper dan keper, kurang pergaulan dari Salafiyyin dan kebanyakan pergaulan dari Ikhwaniyyin, sehingga demikianlah kenyataannya.
*Kata Abdul Hakim:"kaum Salaf lughahnya lemah"
Subhanallah, ini pelecehan yang tidak ada tandingannya terhadap usaha yang mati-matian, berat memikul dakwah ini sehingga berupaya untuk memahamkan umat kepada jalan yang benar. Dengan bahasa yang menurut mereka pinter dari kalangan LIPIA, apa yang mereka kerjakan? Mana omongan kamu pembuktiannya? Jangan ngomong saja wahai Hakim! Mana? Dan kamu sendiri seorang lulusan yang pernah belajar di LIPIA I’dad Lughawiyah, pernah kamu membuka ma’had yang isinya mengitqan-memantapkan bahasa arab sehingga kaum Salaf bisa kuat? Mana buktinya? Mana madrasah kamu? Terakhir ini kami dengar kamu mau bergabung dengan Yazid untuk membikin madrasah di Bogor. Mana pelaksanaannya? Coba kuatkan mereka dengan bahasa yang bagus, sehingga santri kamu bisa belajar ke sana! Itulah omongan makelar yang tidak ada buktinya! Subhanallah, pintar sekali kamu menipu orang dengan lisan kamu! Termasuk mentahdzir dirinya sendiri dengan ucapannya itu (kaum salaf…)Naudzubillah minal dhalal wa minal ahmaq! Ini termasuk hal yang sangat berbahaya, memuji ahlul ahwa’ di LIPIA bahwa mereka termasuk orang-orang yang fushahah dalam bahasa, mana manhajnya? Engkau puji mereka walau manhajnya kacau balau? Jadi Salafiyyin di Indonesia ini seolah-olah tidak ada gunanya karena tidak bisa berbahasa arab.
Inilah omongan Abdul Hakim tentang LIPIA yang tidak akan menggembirakan kecuali hanya untuk Hizbiyyin yang ada di situ! Adapun Salafiyyun yang benar-benar paham manhaj Salaf, tidak akan terkecoh, buktinya Salafiyyin tidak berbondong-bondong untuk mendaftarkan diri ke sana ! …Bukti (lain) yang sangat nyata adalah alumni-alumni LIPIA yang sebanyak itu semenjak 20 tahun yang lalu sampai hari ini berapa diantara mereka yang berdakwah dengan dakwah Salaf? Ini kalau ada.
*Ucapan Abdul Hakim bahwa majelis-majelis Syaikh Muqbil, Syaikh Utsaimin, Syaikh bin Bazz dan Syaikh Rabi’ semuanya dicampuri oleh Hizbiyyin dan Ikhwaniyyin. Bagaimana sikap Masyayikh? Memang kenyataannya seperti itu.
Kita tegaskan: ini adalah ungkapan yang mengandung talbis yaitu penyamaran dan membikin rancunya pemahaman, khususnya pada Salafiyyin dan membikin gembiranya Hizbiyyun karena termasuk mendukung apa yang mereka ada di atasnya. Yang senantiasa mereka bersedia untuk bercampur aduk dengan siapapun, yang penting menguntungkan kelompok mereka ataupun diri mereka.
Termasuk gegabah Abdul Hakim ketika menyamakan LIPIA dengan majelisnya Masyayikh Salafiyyin. Bahkan kalimatnya umum, seolah-olah di dunia ini tidaklah lepas kecuali harus campur aduk itu. Sikap yang lancang ini tidak dipikirkan oleh Abdul Hakim bahwasanya ini termasuk tha’n (celaan) terhadap salafiyyinnya, bahkan celaan terhadap Masyayikh! Syaikh Muqbil, Syaikh Rabi’ dan lainnya. Seolah-olah Syaikh Muqbil mendiamkan keadaan para pengajar di situ.
Dan para thalabul ‘ilm di situ sebagaimana yang ada di LIPIA yang mereka juga memberikan pengaruh atas kawan-kawannya yang lain- santri-santri Salafy lainnya. Padahal kenyataannya kita semua mengetahui bagaimana sikap kerasnya Syaikh Muqbil terhadap Hizbiyyin! Bahkan beliau memberikan wewenang khusus kepada santri yang dipercaya untuk mengusir Hizbiyyin dari situ!
Janganlah kita terkecoh dengan ucapan Abdul Hakim yang berisi tadlis dan talbis, makar terhadap Salafiyyah dan para du’atnya! Dari mana engkau tahu bahwa Hizbiyyin yang ada di majelisnya Syaikh Rabi’, mereka mengajar dan memiliki pengaruh yang kuat terhadap Salafiyyin yang ada di situ? Dari mana engkau tahu? Siapa yang membawa berita itu? Sementara engkau menolak orang yang membawa berita tentang (bahayanya) LIPIA (ingat ucapan AH: antum tidak tahu LIPIA! Saya 20 tahun! Laisal khabar kal mu’ayyanah, apalagi beritanya dari orang-orang yang dha’if! Bentrok itu sanadnya! Dha’ifun jiddan! Ha…ha…Nggak benar). Ini termasuk sikap tanaqud, bertentangan antara perkataan pertama dan perkataan selanjutnya. Tidak mantap, bahkan berputar-putar dalam membela LIPIA yang rusak itu.
(Sumber : Kaset Ceramah Abdul Hakim Abdat di Riau dan kaset Bantahan Ustadz Abu Mas’ud terhadap Abdul Hakim dan Yazid cs (Ihya’ut Turots-links)
13.7.3 Rawi-Rawi Tsiqah Abdul Hakim
Tentu pembaca tidak asing lagi dengan “aksi” sang “Ahli Hadits” otodidak Hizbiyyin ini, Majalah As-Sunnah At-Turotsy Al-Hizby memberikan kuasa kepadanya untuk menguasai rubrik haditsnya;. Bukan hanya itu, “kepiawaiannya” dalam “mentakhrij” hadits juga terlihat dari buku-buku hasil karyanya yang bejibun banyaknya yang diterbitkan oleh Maktabah Abdulloh maupun Yayasan Al-Anshor yang banyak memproduksi kaset-kasetnya. Ambil contoh bagaimana dia MENJARH rawi-rawi Muhaditsin:
“Saya berkata, bahkan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah itu dari jalan Ali bin Abi Thalib bukan hanya dho’if tapi hadits maudlu (palsu). Karena di sanadnya ada seorang bernama Abu Bakar bin Abdullah bin Muhammad bin Abi Sabrah. Dia ini seorang pemalsu hadits”(25 Masalah Penting Dalam Islam, Abdul Hakim Abdat, Al-Anshor, hal.186).
Di halaman 139, setelah menyebutkan hadits tentang bacaan Mu’awwidzaat di belakang tiap-tiap shalat (wajib) yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad, Abu Daud, Nasa’i, Ibnu Hibban, Hakim dan Ibnu Khuzaimah, semuanya dari jalan Al-Alaits bin Sa’ad, dari Hunain bin Abi Hakim dari Ali bin Rabaah dari ‘Uqbah bin Amir; Imam Hakim mengatakan:”Shahih atas syarat Muslim”, Dan Adz-Dzahabi menyetujuinya.
Saya (Abdul Hakim-peny) berkata:”Hadits ini shahih sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Hakim dan Adz-Dzahabi. Tetapi mengatakan bahwa sanad hadits ini atas syarat Muslim, tidaklah benar! Karena, Hunain bin Abi Hakim tidak dipakai oleh Imam Muslim di kitab shahihnya. Ini satu kekeliruan dari Imam Hakim dan Imam Dzahabi (semoga Allah memberikan rahmat kepada kedua imam besar ini)”-selesai pernyataan Abdul Hakim-
Dan masih banyak lagi contoh-contoh di buku hasil karyanya ini bagaimana dia menjelaskan nama-nama rawi yang dicacat dan dilemahkan.
Namun dalam kesempatan ini kita tidak membahas para perawi yang DIJARH tersebut, kita akan memberikan bukti contoh nama perawi yang DITA’DIL oleh Abdul Hakim, diambil riwayatnya, dinukil ilmu dan ucapannya serta disuguhkannya kepada umat,siapakah mereka?
“Berkata AL-USTADZ SAYYID QUTHUB di kitab tafsirnya ‘FI ZHILALIL QUR’AN” (1/377) dalam menafsirkan ayat 19 surat Ali Imran:”Tidak ada satupun Agama yang diterima Allah kecuali Islam. Dan tidak ada Islam tanpa penyerahan diri kepada Allah dan ta’at kepada RasulNya (Muhammad ) serta mengikuti manhajnya dan bertahkim (berhukum) kepada kitab-Nya (Al-Qur’an) dalam segala urusan kehidupan”
Dari keterangan-keterangan di atas dapatlah kita ketahui dengan jelas, bahwa kaum Yahudi, Nashara dan Shabi-in yang beriman kepada Allah…..”
Abdul Hakim melanjutkan:
”Berkata HAMKA[22] dalam menafsirkan ayat ini (Al-Azhar 1/282):Maka orang yang mengaku beriman kepada Allah,….Keterangan-keterangan di bawah ini akan membuktikan kebenarannya:…”(ibid, hal.68-69)
Abdul Hakim telah menyebutkan sendiri siapa saja rawi-rawi tsiqah yang dipakainya di dalam kitabnya ini!! Kita tegaskan bahwa mereka berdua (Sayyid Quthub dan Hamka) adalah rawi TSIQAHNYA karena dia mengambil ilmu mereka untuk disuguhkan kepada umat tidak dalam rangka menjarh dan mencacat mereka!! Bahkan MENTA’DIL KEDUANYA!!
Dengan sangat terpaksa anak-anak ingusan itu harus mengikuti langkahmu wahai “Ahli Hadits”!
Saya (anak ingusan) berkata:”O-o, kedua riwayat tafsir (Sayyid Quthb dan Hamka) sebagaimana yang dikatakan oleh “Imam” (Abdul) Hakim dan “Imam” Penerbit Al-Anshor tidaklah shahih (baca:mu’tabar). Tetapi mengatakan bahwa sanad tafsir ini atas nama “dakwah Salafiyyah Ahlussunnah”, tidaklah benar! Karena, Sayyid Quthb dan Hamka tidaklah dipakai oleh A’immah Salafiyyun di kitab-kitab mereka!! Ini satu talbis dan kelicikan dari “Imam” (Abdul) Hakim dan “Imam” Penerbit Al-Anshor untuk menyisipkan kesesatan dan Hizbiyyah atas nama dakwah Salafiyyah (semoga Allah memberikan hidayah kedua “imam” (Hizby) ini)!!
Sayyid Quthb[23]. Adakah Salafiyyin yang paling awam sekalipun yang tidak mengenal sosok manusia ini? Gembong besar Ikhwanul Muslimin!! Bapak Terorisme Modern atas nama Islam!! Bapak pengkafiran pemerintahan Muslimin dan masyarakat Muslimin!! Yang dengannya kedua tangannya bersama-sama Partai Politik IM-nya berlumuran darah kaum Muslimin!! Inspirator gerakan-gerakan pembunuhan dan pengeboman di negeri-negeri kaum Muslimin atas nama Jihad melawan Thaghut!! Dan orang inilah salah satu rawi TSIQAH Abdul Hakim Abdat. “Ahli Hadits” otodidak yang sedang beraksi mempromosikan gembong besar kesesatan, Quthbiyyun!! Kemana lagi dirimu akan berkelit wahai Abdul Hakim?! Ini adalah tulisanmu sendiri! Buah karya olah pikirmu!! Dicetak dan diterbitkan oleh Yayasan Al-Anshormu!! Penolong setia dakwah Hizbiyyahmu!! Sampai sekarang, penyusun ingusan ini belumlah mendapatkan “Qaul Jadid” dari tulisanmu ini!! Apakah engkau hendak berkata bahwa anak-anak ingusan ini sedang berdusta sementara bukti Hizbiyyah-Quthbiyyah terpampang di depan mata?
Tidakkah dirimu merasa tersanjung wahai Abdul Hakim, bahwa yang menyodorkan (baca:mentahqiq) bukti hubunganmu dengan Sayyid Quthb ini adalah seorang Akhwat? Ya, seorang Akhwat yang sekian lama belajar dan menuntut ilmu kepada saudara-saudara mudamu di kota Malang semacam Agus Hasan Bashari, Abdullah Hadrami, Syukur dan M Sahri tetapi karena banyak sekali melihat “keanehan-keanehan” para da’i makmur itu, persekongkolan-persekongkolan mereka dengan orang-orang Harakiyyin, Ikhwaniyyin,Tablighiyyin-Komporiyyin, termasuk juga keanehan daurah monitor televisi yang secara live menampilkan wajahmu mulai dari awal sampai dengan akhir daurah di ruangan akhwat “dakwah Salafyyahmu” maka dia akhirnya berlepas diri dari komunitas Hizbiyyahmu!! Dan –alhamdulillah- alangkah banyaknya akhwat-akhwat didikan kalian yang berlepas diri dari Jama’ah Hizbiyyah-Sururiyyah kalian!! Yang lebih aneh lagi, ternyata kalian “lebih berhasil” mendidik Ikhwan-Ikhwan kalian untuk tutup mata tutup telinga nikmati Hizbiyyah Salafyyah!! Akhwat yang notabene akalnya hanya setengah daripada lelakinya, tetapi di kalangan Hizbiyyunmu, ternyata lelaki Sururimu hanyalah memiliki setengah dari akal akhwat tersebut!! Ironis, tetapi demikianlah kenyataannya. Allahu yahdik.
Rawi tsiqah kedua-mu adalah Hamka. Beliau adalah Haji Abdul Malik Karim Amarullah, telah meninggal. Sekian lama menjabat sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia. Siapa sosok ini? Al-Irsyadmu sendiri –wahai Abdul Hakim- yang akan menjelaskannya. Husein Badjerei bin Abdullah Badjerei murid tersayang Surkati As-Sudani Pan Islamisme Al-Afghany, ketika menceritakan kehebatan bapaknya (Abdullah Badjerei) menulis:
“…Ia amat mengagumi karya Al-Manfaluthi, sampai-sampai ia hapal di luar kepala bagian-bagian yang dirasanya amat indah. Itu sebabnya ia dengan mudah mampu berdialog dengan Hamka waktu ia menyatakan sebagai orang pertama, bahwa sebenarnya karya Hamka Tenggelamnya Kapal van der Wijck adalah plagiat dari karya AlManfaluthi, Majdulin dan Di bawah Lindungan Ka’bah adalah plagiat dari karya Al-Manfaluthi Al-Yatim. Hamka demikian terkesima ketika dengan mudah ia membuktikan kesamaan bunyi surat Hanafi kepada Hayati dengan membaca di luar kepala aslinya berbahasa Arab dari karya Al-Manfaluthi. Dengan nada rendah akhirnya Hamka berkomentar:
“Sebenarnya yang namanya pengarang itu pada hakekatnya adalah seorang pencuri intelektuil!”
Kita katakan:”Wahai Abdul Hakim! Betapa tajamnya penamu ketika menjarh rawi-rawi yang dipakai oleh Imam Ibnu Majah dan AdzDzahabi! Dan kenapa justru ketika menulis karyamu sendiri, engkau malah meloloskan (baca: menta’dil) Gembong besar Takfiriyyun-Ikhwanul Muflisin (Sayyid Quthb) dan seorang rawi lainnya (Hamka) yang telah dinyatakan sendiri oleh Hizbul Irsyadmu sebagai seorang plagiator ulung!! Pencuri Intelektuil?!!
Lihatlah, penglihatan ustadz mampu bersinar-sinar meneliti satu persatu rawi-rawi Muhaditsin tetapi kenapa ketika memilih rawi-rawi tsiqah-mu sendiri penglihatan paduka menjadi redup dan akhirnya terpejam rapat-rapat?! Lalu standar apa yang sebenarnya Ustadz gunakan dalam menjarh dan menta’dil para perawi wahai “Ahli Hadits”?! Naluri Hizbiyyah?![24]
Benar-benar engkau tidak akan mampu menipu dan mengecoh Salafiyyun wahai Ustadz Abdul Hakim!! Bahkan seorang wanita dari kalangan Salafiyyun –biidznillah- justru telah “mentahqiq” bukti Hizbiyyahmu!! Allahu yahdik.
Dan seperti bukti sebelumnya, rawi-rawi tsiqah lainnya yang dipakai Abdul Hakim (tidak hanya dipakai ilmunya tetapi juga “diterima” dinar Hizbiyyahnya!) adalah Mushlih Abdul Karim gembong Ikhwani, yayasan Al-Haramain Al-Hizbiyyah, Hidayatullah dan Al-Muntada Al-Sofwa, disamping tentu saja Ihya’ut Turots dan kroni-kroninya!!? Inikah sosok singkat orang yang “dieluh-eluhkan” sebagai ahli hadits Hizby?!! Allahul Musta’an.
Pembaca sekalian yang kami hormati, semoga Allah selalu memberikan kemudahan kepada kita semua untuk berpegang kepada kebenaran dan meneguhkan kita di atasnya. Berbagai nama organisasi, yayasan, muassasah, para da’i dan serdadu bayaran di atas nyata-nyata sedang mempertontonkan kolaborasi dan konspirasi Hizbiyyahnya, berakrobat dan berpetualang manhaj kesana kemari antara faksi Hizbiyyah satu dengan faksi Hizbiyyah lainnya dibawah promosi dan koordinasi yayasan Tong Sampah Al-Muntada Al-Sofwa, mempertontonkan aurat Hizbiyyahnya kesana kemari. Adakah istilah yang lebih pantas dibandingkan Yayasan Tong Sampah?! Yayasan yang sejak awal berdirinya sudah diingatkan oleh Syaikh Rabi’ Hafidhahullah agar Salafiyyin mewaspadainya karena akan menjadi musuh terbesar dakwah Salafiyyah di Indonesia!! Dan Subhanallah, bukti demi bukti semakin menunjukkan bahwa yayasan ini benar-benar (seperti yang diperingatkan oleh Syaikh!!) yayasan yang sangat berbahaya bagi Ahlus Sunnah!! Menghancurkan Nahi Mungkar dan ini adalah prinsip Yahudi!! Mengumpulkan berbagai elemen Hizbiyyah, Ikhwaniyyah, Sururiyyah, Turotsiyyah, Quthbiyyah, Takfiriyyah, Ba’asyiriyyah serta mengkoordinasi dan terus mengevaluasi hasil dakwah “Salafy” yang telah diperolehnya dengan slogan utamanya “bil fulus kulli syai’in tembus”!! Money politics!! Jaminan hidup, asal…ikuti aturan organisasi!! Kalau tidak? Keluar Dikau & Cari makanlah sendiri!!
(Al-Sofwa)Ku tak sudi menyuapi!! Allahul Musta’an.
13.8 Drs. TJAHJO SUPRAJOGO, M.Si.
Walaupun sudah hijrah ke Jakarta menjadi dosen IIP (Institut Ilmu Pemerintahan), Masjid Qolbun Salim Malang masih tetap dalam kendali yayasannya, Yayasan Qolbun Salim. Masjid yang beralamatkan di Jl. Sunan Kalijaga Dalam No. 9, Malang 65144, Telp. (0341) 586387, Fax. (0341) 551740 merupakan salah satu markas dakwah Sururiyyin di kota Malang. Ibnul Mundhir, Abdullah Hadrami, Sahri, Syukur, Agus Hasan Bashari dan Masrukhin memiliki jadwal tetap di Masjid ini (lihat lampiran).
Acara-acara Al-Sofwa Al-Muntada yang melibatkan dirinya :
a. Diklat Islam khusus yang diikuti oleh 11 institut besar yang dianggap mewakili dakwah Hizbiyyah di seluruh Indonesia, yang berlangsung selama 30 hari (satu bulan penuh!) 01-30 Agustus 2000 M. (alsofwa.or.id_index.php_lihatkegiatan_id_45_id_layanan_24.html)
b. Bedah buku Darah Hitam Tasawuf, berdampingan dengan Hartono Ahmad Jaiz[25] (pengamat dakwah, mantan wartawan) dan Quthbiyyin Mustofa “Aini, tgl 11 Juli 2001 M. (alsofwa.or.id_index.php_pilih_lihatkegiatan_id_13_id_layanan_17_.html)
c. Seminar Islam, 13 Mei 2001 di Masjid Al-Sofwa Jakarta Selatan. Berduet dengan Wakil Ketua Departemen Dakwah Al-Sofwa, Zainal Abidin. (alsofwa.or.id_index.php_pilih_lihatkegiatan_id_5_id_layanan_16.html)
d. Diklat Islam khusus mahasiswi se-Jabodetabek (Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi) tgl 09-10 Nov 2002 di kawasan Danau Jempang Blok B-2 / 16 Pejompongan-Jakarta Pusat. Didanai secara tunggal oleh Al-Sofwa dan dikerjakan oleh 3 lembaga LP2KW Qolbun Salim Cabang Jakarta (pusatnya di Malang-peny) , Ma’had Tahfidz Qanitat dan Forum Ilmiah mahasiswi LIPIA Jakarta. Diklat ini diketuai oleh istri Tjahjo As-Sururi (Ir. Ummu Fathimah Adiyati / Ummu Qurrata Aini Fathu Roshonah). (alsofwa.or.id_index.php_pilih_lihatkegiatan_id_39_id_layanan_14.html)
e. Kasetnya berjudul “Tantangan dan Problema Dakwah Islam”, arsip kaset no. 0159 dan “Dakwah Kampus” no. 0130 dengan harga Rp. 8.000,- direkomendasikan oleh Al-Muntada Al-Sofwa untuk dinikmati oleh umat. (alsofwa.or.id_index.php_pilih_indexkaset1.html &….indexkaset3.html)
Di situs jilbab_online.net/links.php?licat_id=2, Qolbun Salim (Tjahjo cs) dipropagandakan sebagai yayasan Islam di Indonesia bersama yayasan Ihya’ut Turots Yogya (Abu Nida’ cs), Ihya’ut Sunnah (Abu Haidar cs), Nida’ul Fitnah Surabaya (Ainul Haris cs).
Ternyata, LP2KW yang dipimpin oleh istri Tjahjo Suprajogo bersama Ma’had Qanitat digandeng juga oleh L-DATA untuk mengadakan Diklat Khusus Muslimah tanpa dipungut biaya (gratis), disediakan pula doorprize dan hadiah menarik lainnya. Akomodasi, konsumsi dan transport selama diklat ditulis dengan huruf kapital : GRATIS. Berangkat bersama hari Senin, 22 Juli 2002 pukul 07.00 WIB tepat dari yayasan L-DATA. (aldakwah.mweb.co.id_009info_2002_print.php_idn24.htm)
Selain mengendalikan LP2KW, yayasan Qolbun Salim juga mendirikan LM-PSDM (Lembaga Manajemen dan Pengembangan Sumberdaya Manusia) TIC (Titian Insan Cemerlang) yang berkantor pusat di kompleks Masjid Qolbun Salim Malang serta Branch Officenya dengan alamat Blok C-21 Kampus IIP, Jl. Ampera Raya, Cilandak Timur, Jakset 12566. Telp./Fax (021) 78846806 HP. : 0818842537.
Adalah kenyataan yang sangat membanggakan bagi Drs. Tjahjo Suprajogo MSi., As-Sururi As-Salahfee Ad- Doorprizee (sebagai orang tua Qurrota Aini) betapa dia berhasil memasukkan anaknya menjadi salah satu penghuni Museum MURI (Museum Rekor Indonesia) tahun 2005 milik bos Jamu Jago, Jaya Suprana yang berprofesi pula sebagai seorang humoris (baca : Pelawak!) yang dikendalikan oleh seorang Nasrani tulen, Paulus. Apakah dosen IIP Jakarta ini satu-satunya da’i “Salafy Doorprizee” yang berkoalisi dan berkolaborasi dengan pelawak dan Nasrani?!! Allahu a’lam.
Talk show-pun diupayakan untuk semakin melambungkan nama anaknya sebagai salah satu penulis cilik terkemuka. Diundangnya bintang tamu yang disebut sebagai seorang ustadz di jajaran PK Al-Ikhwani, M. Fauzil Adhiem (pks-jaktim.or.id/sejahtera/article.php?sid=441) yang diberi keterangan : Penulis buku-buku Parenting Solo “MENJADIKAN ANAK GILA Membaca”.
Adakah diantara pembaca yang ingin anaknya menjadi GILA? Membaca? Digandeng pula istrinya untuk bertalkshow-ria di hadapan khalayak! Dan untuk menyukseskan talk-show tersebut, selain menggandeng M. Fauzil Adhiem, Kolaborasi warna-warnipun dilakukannya secara “gagah berani dan jantan” dengan Hidayatullah Al-Hizby! Dan majalah Ummi Al-Ikhwani! Majalah yang nyata-nyata merupakan corong kesesatannya Ikhwanul Muslimin!! Tentu saja LM-PDSM Titian Insan Cemerlang, TKIT Qurrata A’yun, LP2KW Malang dan Takmir Masjid Nurul Falah FP-UB” menjadi motor penggeraknya. Acara Daurah “Indahnya Islam & Buruknya Sururi” tersebut satu rangkaian dengan acara talk-show “MENJADIKAN ANAK GILA membaca”, lebih tepatnya adalah show of force MSC (Malang Sururi Club), terbukti bahwa penyebaran permintaan pengiriman delegasi dari berbagai SMU dan Perguruan Tinggi di seantero Malang Raya diletakkan dalam satu bundel amplop dengan pengirim yang sama, berisi Pamflet Daurah, Brosur pengumuman acara Talk Show, permintaan pengiriman delegasi dari SMU dan Perguruan Tinggi (2 ikhwan dan 2 akhwat), serta disisipkan pula Majalah “elfata” berjudul “PUYER DZIKIR (?!)”, majalah yang dikomandani oleh salah satu panglima perang Hizby bernama Abu Umar Basyier. Susunan kepanitian kedua acara tersebut memang berbeda personilnya, tetapi bukti bahwa kedua acara itu dipromosikan dan disebarluaskan dalam satu amplop adalah fakta tidak terbantahkan bahwa telah ada “nota kesepahaman Hizbiyyah” dari kepanitiaan kedua acara tersebut. Apalagi masing-masingnya memiliki guru yang sama, Abdullah Hadrami Al-Sururi adalah guru mereka, demikian pula Agus Hasan Bashari adalah “Master” mereka, jadwal taklim Hizbiyyah yang mereka tetapkan juga telah terjadwal sedemikian tertib dan teratur. Semoga Allah tidak memberikan berkah terhadap dakwah mereka. Amin.
Kami lampirkan pula bukti kepada pembaca sekalian betapa parahnya kondisi komunitas Hizby yang mengaku dengan dusta sebagai Salafy!! Lihatlah brosur yang mereka sebar dan tempelkan, si badut “Salahfee” sedang beraksi, membubung tinggi ke awan tuk meraih impian (lampiran 12)!!
Kami lampirkan pula bukti selebaran yang disebarkan di masjid-masjid dan tempat umum lainnya, program terbaru yaitu “Program Pendidikan ke-TK-an” dengan alamat kampus TKIT Qurrota A’yun, Jl. Sunan Kalijaga Dalam 9 Malang, tlp. (0341) 586387. Lalu apa yang “luar biasa” dari program ini? Instrukturnya!! Tersebut nama Bapak Rahmad, S.Sos dengan keterangan “JUARA I DONGENG SE-JATIM! Ya, bau Hizby semacam Abdurrahman Tamimi menyengat di sini!! Sedari dini mereka sudah mengadakan program trendy mencetak Guru-guru Sururi yang berwawasan pendusta!! Dongeng adalah jalan keluarnya!! Agar memiliki keahlian khusus dalam memupuk cerita dusta untuk anak-anak didiknya!! Adakah pilihan lain bagi kaum Muslimin selain menjauh sejauh-jauhnya dari markas-markas Hizbiyyah mereka?! Selamatkan diri-diri kita, istri-istri kita, anak-anak kita, saudara-saudara kita dan seluruh kaum Muslimin dari markas-markas dakwah Hizbiyyah mereka!!
Tentang Hidayatullah, perlu pembaca ketahui bahwa jaringan ini berpusat di Balikpapan, Kalimantan Timur. Hidayatullah cabang Makassar, Sulawesi Selatan dipimpin oleh Abdul Aziz bin Kahar Muzakkar, anak pimpinan pemberontak Darul Islam, Kahar Muzakkar yang memimpin pemberontakan dari tahun 1950 sampai dengan tahun 1965, Alhamdulillah pada akhirnya tewas dalam operasi penumpasan yang dipimpin oleh almarhum Jenderal Muhammad Yusuf. Abdul Aziz adalah ketua KPSI (Komite Penegakan Syari’at Islam) di Makassar. Tokoh lain dari organisasi ini adalah Agus Dwikarna yang ditangkap dan dipenjara oleh pemerintah Philipina. Allahul Musta’an.
Demikianlah sekilas profil “beberapa jenis” komunitas yang dirangkul oleh SMC (Sururi Malang Club) yang dimotori oleh Yayasan Qolbun Salim Malang. Dan lihatlah betapa semua anggota SMC begitu antusias mendukung dan menyukseskan acara Islam Warna-Warni ini! Entah, materi Al-Wala’ dan Al-Bara’ model apa yang selama ini dicekokkan oleh para da’inya semacam Abdullah Hadrami As-Sururi Al-Hizby dan Agus Hasan “Kemelut” Bashari, Lc,M.Ag, Masruhin, Syukur dan Sahri sehingga mereka bisa tenang dan tenteram melakukan akrobat serta berpetualang manhaj dengan berbagai kemungkaran Hizbiyyah atas nama dakwah Salafiyyah.
Seorang penyair pernah berkata :
“Kalau engkau tidak punya rasa malu..
Berbuatlah sesuka hatimu”
Allahul Musta’an, tidak cukup dengan mewujudkan kolaborasi Hizbiyyah seperti diatas, bahkan pamfletnyapun mereka bikin menarik dan “gaul” serta dijamin bisa bikin “heboh-seru” untuk ukuran kelompok yang (tanpa rasa malu) mengatasnamakan diri berjalan meniti jejak Salafus Shalih; ada lampu bergambar 2 mata yang sedang tersenyum berikut “toga” sarjana yang menghiasi “kepalanya”, lebih suka memilih huruf-huruf gaul berupa bentuk-bentuk salib, adapula gambar seorang badut/pelawak (bukan Djaja Suprana?) yang terbang membubung ke atas sambil tertawa karena berpegangan dengan 12 balon (bukti otentik terlampir)!! Tidak adakah para pengikutnya yang rata-rata berpendidikan tinggi itu merasa janggal, risih dan marah dengan kenyataan ini?! Tidakkah mereka merasa tergerak untuk menumpas kemungkaran itu? Ataukah karena sudah terbiasa melihat kenyataan betapa para gurunya telah memberikan “Uswah Dhalalah” berkolaborasi dengan gembong-gembong Ikhwanul Muslimin sehingga kenyataan Hizbiyyah-Ikhwaniyyah seperti itu ditanggapi secara dingin dan wajar, sudah biasa dipraktekkan para ustadz kami, kok. Bukan Sururi namanya kalau tidak bergandengan dengan Ikhwani. Mereka adalah bancinya Ikhwanul Muslimin, disebut Ikhwani mereka menolaknya, mengaku Salafy pada kenyataannya terus-menerus mempertontonkan kolonisasi-ria dengan Ikhwanul Muslimin. Allahul Musta’an.
Dan semua tingkah laku itu mereka atasnamakan dakwah Salafiyyah-Ahlus Sunnah. Hanya kepada Allah kami mengadu, Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
Kalaulah burung gagak dijadikan bukti…
Niscaya ia akan terbang mengitari bangkai (Abusalma.bahaya.net)
13.9 KH. Mudzakir Arif, Lc, MA
Berita “nyata dan orisinil” ini dipropagandakan oleh situs resmi yayasan yang menghidupi para da’i makmur yang bertopeng Salafy dalam menipu dan mentalbis umat, Al-Muntada Al-Sofwa As-Sururi Al-Hizby Al-Ikhwani!! Dan jangan katakan bahwa Salafiyyun harus tabayyun dulu kepada kalian karena berita tersebut bersumber dari situs resmi yayasan yang selama sekian tahun ini telah menegakkan punggung-punggung kalian wahai Hizbiyyun!! Yayasan yang telah diperingatkan oleh Syaikh Rabi’ Hafidhahullah akan menjadi musuh besar Salafiyyin-Ahlus Sunnah Indonesia!
Alsofwah.or.id_index.php_pilih_lihatkegiatan_id_21_id_layanan_25.htm
Kegiatan yayasan Al-Sofwa:
Prodit 03 Di Mahad Darul Istiqamah, Makassar, Sulawesi Selatan
Kamis, 08 Juli 04
Ini adalah Program Diklat Tauhid Yang Ketiga, yang diadakan oleh ALSOFWA. Yaitu pada tanggal 07 – 12 Rabi’ul Awwal 1420H, bertepatan dengan tanggal 21 – 26 Juni 1999M di Pondok Pesantren Darul Istiqamah, Makassar, Sulawesi Selatan (sekitar 2000 km dari Jakarta ke arah Timur laut).
PRODIT ini diikuti oleh 104 pengajar atau ustadz, yang berasal dari 60 Pondok Pesantren se-Indonesia.
Acara Prodit tersebut diisi oleh 9 da’i Indonesia dan 1 orang dari Timur-Tengah, yaitu:
- Ustadz Aunur Rofiq Ghufron (Alumni Univ. Malik Su’ud Riyadh, KSA dan sekaligus Mudir Ma’had Al-Furqan, Gresik);
- Ust. Agus Hasan Bashari, Lc., M.Ag.;
- Ust. Muttaqin Sa’id, Lc;
- Ust. Anwar Harum, Lc;
- Ust. Mudzakir Arif, Lc;
- Ust. Muhammad Shafwan, Lc;
- Ust. Muhammad Arif, Lc;
- Ust. Masrur Zainuddin, Lc (Mudir Yayasan Al-Muwahhidin, Makassar);
- Ust. Ainul Haris Umar Thayyib, Lc; dan
- Syaikh Abdullah Al-Muqhim (Riyadh-KSA).
Kitab Tauhid yang menjadi panduan dalam PRODIT tersebut adalah kitab yang masih berbahasa Arab dengan judul: Muqarrar Al-Tauhid li Al-Nasyi’ah wa Al-Mubtadi’iin li Al-Syaikh Abdil Aziz ibn Muhammad Al Abdillatif Kitab tersebut pada tahun berikutnya, akhirnya, diterjemahkan oleh ALSOFWA dan dibagikan gratis melalui PROGRAM PERPUSTAKAAN GRATIS sebagaimana KitabTauhid I.
Di bawah ini adalah para peserta menurut jumlah ponpes seluruh Indonesia:
· Sulawesi Selatan : 76 orang Ustadz;
· Sulawesi tenggara : 5 orang Ustadz;
· Sulawesi Utara : 6 orang Ustadz;
· Sulawesi Tenggah : 8 orang Ustadz;
· Irian Jaya : 2 orang Ustadz;
· Nusa Tenggara : 1 orang Ustadz;
· Kalimantan Selatan : 3 orang Ustadz; dan
· Kalimantan Timur : 3 orang Ustadz.
Para peserta yang berjumlah 104 orang ustadz dari 60 ponpes se-Indonesia itu, merasa memasuki angin segar dengan mengikuti PRODIT ini, karena disamping penyampaian materi yang 90 persen menggunakan bahasa Arab (sesekali menggunakan bahasa Arab bila ada kosa-kata yang dipandang sulit difahami oleh peserta, juga penyebaran tauhid melalui sebuah Diklat, adalah hal yang dianggap baru di Indonesia. Secara umum mereka mengemukakan pendapat yang membahagiakan, karena bisa mengikuti Diklat Tauhid yang ALSOFWA adakan tersebut.
ALSOFWA mengucapkan banyak terima kasih atas semangat yang ditunjukkan para ustadz peserta Prodit ini, dan terima kasih terkhusus juga kami ucapkan kepada muslimin yang meng-amanahkan sebagian rizqinya untuk acara yang demikian penting ini, yaitu penyebaran dan penanaman tauhid yang lurus kepada Allah. Semoga amal ibadah mereka mendapat tempat yang agung di sisi Allah, amiin.(abm)
YAYASAN AL-SOFWA
Jl.Raya Lenteng Agung Barat No.35 PostCode:12810 Jakarta Selatan – Indonesia
Phone: 62-21-78836327. Fax: 62-21-78836326. e-mail: info alsofwah.or.id</a> | website: <a href="http://www.alsofwah.or.id/" mce_href="http://www.alsofwah.or.id/">www.alsofwah.or.id</a> | DPR PK Al-Ikhwani dari daerah pemilihan Sulawesi Selatan 1, nomor urut 2. Di alamat yang sama tercantum pula para bintang tamu Al-Muntada yaitu DR. Salim Segaff Al-Jufri, dari daerah pemilihan Sulawesi Utara, nomor urut 4; DR.H. Mushlih Abdul Karim bernomor urut 1 untuk daerah Jawa Timur 9; M Anis Matta yang memiliki hubungan dekat dengan “pemilik” Al-Muntada Al-Sofwa (Muhammad Khalaf) dari utusan Ikhwani DKI Jakarta 1 bernomor urut 1; Mahfudz Sidiq (kontributor L-DATA) diusulkan oleh komunitas Ikhwanul Muslimin Jawa Barat 7, nomor urut 1. Bukankah kenyataan tersebut semakin mengukuhkan posisi yayasan Sururi tersebut sebagai yayasan Thonk Samfah?!
Mudzakir Arif adalah pimpinan Yayasan Pembina Islamiyah yang membawahi Pesantren Darul Istiqamah, jalan Poros Makassar-Maros, Km 25, Kecamatan Maccopa, kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Di atas tanah seluas 6,7 hektar berdiri masjid besar berkapasitas 1000 jama’ah, madrasah ibtidaiyah dan panti asuhan, ada rencana mendirikan rumah bersalin. Informasi lebih menarik dapat kita temukan di situs resmi Ikhwanul Muslimin Jakarta Barat.
pks-jakbar.or.id_index.php_op_article_print_id_news_24.html merilis informasi dari Laporan Utama majalah Gatra, edisi 15, beredar Jum’at 20 Februari 2004 (dapat dilihat juga di situs aslinya: gatra.com_artikel.php_pil_23_id_34254.htm). Di situs PK Al-Ikhwani tersebut, di bawah judul “Koboi Mabuk Membakar Lumbung” ada pengakuan menarik dari Mudzakir Arif bahwa pesantrennya termasuk penerima dinar Hizbiyyahnya Al-Haramain (perwakilan Indonesia berkantor di Duren Sawit, Jakarta Timur, setelah tragedi WTC mengubah namanya menjadi yayasan Al-Manahil, waspadalah!). Dia melanjutkan bahwa pembangunan Darul Istiqamah tidak lepas dari bantuan Al-Haramain, bantuan itu tidak mengucur langsung, melainkan melalui yayasan Jum’iyyah Ihya’ut Turots, angkanya mencapai 600 juta rupiah!!
Organisasi Hizby lainnya yang mendapatkan kucuran dana dari Al-Haramain Al-Hizby adalah Yayasan Wahdah Islamiyyah Makassar. Ir.H. Muh. Qasim Saguni, sekjen yayasan tersebut mengakui bahwa hingga tahun 2003 telah mendapatkan dana mencapai 500 juta rupiah, belum lagi bantuan berupa buku-buku gratis!
Dalam pendirian dan penandatanganan nota kesepahaman cabang yayasan Al-Haramain/Al-Manahil di Indonesia tidaklah lepas dari bantuan Farhat Behafdullah dari Front Pembela Islam. Dia adalah orang dekat pimpinan Al-Manahil Indonesia, Syaikh Adam. Sampai di sini kita sudah mendapatkan sekian banyak kenyataan Hizbiyyah-Ikhwaniyyah, keterkaitan erat antara Al-Sofwa Al-Muntada dengan tuan rumah Prodit ke 3 Al-Sofwa, Pesantren Darul Istiqamah Sulawesi pimpinan Mudzakir Arif, seorang tokoh besar Ikhwanul Muslimin! Caleg dari PK Al-Ikhwani untuk DPR RI! Penerima dana Hizbiyyah Al-Haramain/Al-Manahil dan Ihya’ut Turots! Tampak pula kaitan antara Al-Manahil dengan orang FPI.
Kita katakan:
Wahai Syaikh Abdullah Al-Muqhim dari Riyadh-KSA! Kalau antum adalah Syaikh Salafy, ketahuilah bahwa antum telah membantu mengibarkan bendera Hizbiyyin-Sururiyyin-Ikhwaniyyin disalah satu markas besar dakwah mereka! Entah antum sadari atau tidak!
Wahai Aunur Rafiq Ghufran dan majalah Al-Furqoh! Wahai Agus Hasan “Boshururi” penghujat para ulama pewaris para Nabi! Wahai Muttaqin Sa’id! Wahai Ainul Haris dengan yayasanmu “Nodai Fithrah dan Nida’ul Fitnah” Surabaya!! Jangan dusta kalian!! Hendak kalian tipu umat dengan topeng Salafy-mu? Tanggal 21 – 26 Juni 1999M kalian telah berkoloni-ria dengan Mudzakir Arif di Pondok Pesantren Darul Istiqamah, Makassar, Sulawesi Selatan!! Bukankah dinar Hizbiyyahnya dan dinar Hizbiyyah kalian sama?!
Saudaraku kaum Muslimin, semoga Allah merahmati anda; inilah bukti ilmiyyah dan kenyataan-kenyataan Hizbiyyah mereka. Mungkin salah satu dari mereka adalah orang yang anda anggap pernah berjasa memberikan pengetahuan agama. Namun demikian, sesungguhnya di atas itu semua agama kita, Rasulullah dan para ulama pewaris para Nabi serta manhaj kita jauh lebih berharga dan jauh lebih mulia daripada seorang Aunur Rafiq ataupun seorang Agus Bashari yang jelasjelas menipu umat dengan topeng Salafy-nya! Mereka terbukti sebagai da’i-da’i Sururiyyin-Ikhwaniyyin! Mereka adalah orang-orang yang “frigid” terhadap berbagai kesesatan Ikhwanul Muslimin!! Dan mereka mengajarkan kepada anak didiknya untuk diam menutup mata terhadap berbagai kesesatan dan penyimpangan Ikhwanul Muslimin! Bagaimana mungkin seorang Salafiyyin, bahkan da’inya mau berjalan seiring, berdakwah bersama dengan orang-orang Ikhwanul Muslimin? Partai politik yang sepanjang sejarah gerakannya telah berlumuran darah kaum Muslimin!! Erat kaitannya dengan berbagai demonstrasi, perancangan kekacauan, pengeboman dan penggulingan kekuasaan! Pembantaian habis terhadap Salafiyyin –lelaki, wanita dan anak-anak- di Kunar adalah salah satu hasil karya Ikhwanul Muslimin! Ya, pedang mereka telah berlumuran darah kaum Muslimin! Dan di sini, da’i-da’i makmur itu yang tanpa rasa malu mengaku sebagai seorang Salafy (alangkah hinanya mereka!) ternyata terbukti bergandengan mesra dengan gembong-gembong Ikhwanul Muslimin!! Semoga Allah menghinakan dakwah mereka dan terus menyingkap berbagai makar dan kedustaan yang selama ini ditutupi dari pandangan umat Islam. Amin.
Ingatlah wahai saudaraku dengan sabda Rasul :
الارواح جنود مجندة فما تعارف منها اءتلف وما تنا كر منها اختلف
“Ruh-ruh adalah bala tentara yang berkumpul, maka mana saja dari ruh itu saling berta’aruf berarti telah serupa dan mana saja dari ruh itu saling tidak mengenal (saling mengingkari) berarti telah berbeda” (HR. Bukhari dan Muslim)
المر ء علي دين خليله فلينظر أحدكم من يخا لل(حديث صحيح:السلسله الصحيحة للا لبنى قم: 927
“Seseorang itu berada di atas agama temannya, maka hendaklah salah seorang diantara kalian melihat (terlebih dahulu) siapa yang ia temani” (Silsilah Ash-Shahihah, no.927).
Dalam sebuah atsar disebutkan:
“Musa bin Uqbah Ash-Shuri datang ke negeri Baghdad, kemudian ditanyakan orang tentang keadaannya kepada Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullah, maka beliau menjawab:’Lihatlah oleh kalian kepada siapa dia bertempat dan kepada siapa dia berdiam’”(Lamudduril Mantsur, hal.53)
Sulaiman bin Daud berkata:”Janganlah kamu menghukumi seseorang dengan suatu (hukum) sampai kamu lihat siapa yang digauli”(ibid)
Dengan siapa wahai saudaraku “ruh-ruh” Sururi itu berkumpul? Dengan “ruh” dedengkot Ikhwanul Muslimin!
Bersama siapa wahai saudaraku orang-orang Sururi itu berteman? Dengan temen-temen dari gembong Ikhwanul Muflisin!
Dimana –wahai saudaraku- orang-orang Sururi itu bertempat dan berdiam? Di kandang pentolan Ikhwani!
Siapa pula –wahai saudaraku- yang digauli oleh Sururi itu? Orang IM, tulen!!
Sesungguhnya berbagai tingkah polah dan akrobatik manhaj di atas bukanlah kami yang mengada-ada dus apalagi merekayasa, tetapi Hizbiyyin sendirilah yang mempertontonkannya. Hanya saja kita sodorkan kembali kepada umat agar umat mengetahui dan menilai inikah orang-orang yang mengaku bermanhaj Salaf? Bahkan Ahlus Sunnah berlepas diri dari semua itu! Apa artinya suatu pengakuan yang tidak bersesuaian dengan kenyataan?! Maka tidaklah benar jika penyusun dikatakan (oleh Abu Salma) seperti pepatah: “burung pipit hendak memangsa burung elang!” karena kalimat yang lebih tepat adalah.…
Elang terbang mengincar mangsa
Awan berarak mengiringinya
Si Mangsa lolos dari cengkeraman
Tak disangka….
Kilat menyambar menghanguskannya!
Hanyalah “petir kenyataan” yang hamba ‘sajikan’
Pembaca sekalian yang dirahmati Allah, sesungguhnya keterkaitan antara Al-Sofwa Al-Muntada dengan gerakan Hizbiyyah-Ikhwaniyyah lainnya telah mereka go-publik-kan secara terbuka dan tanpa rasa malu. Aliansi Hizbiyyah ini mereka sodorkan tanpa harus kita paksa dulu untuk mengakuinya. Inilah beberapa jaringan yang direkomendasikan:
Tanggal Posting :
Judul Situs : ::QalbunSalim Online::
Email Web Admin : [email protected]
Alamat URL : http://www.qolbumsalim.or.id
Uraian : Portal Islam menyajikan berita dunia Islam, artikel Islam, Forum Diskusi, dll. Website Resmi Forum Studi Islam Qolbunsalim Surabaya
Tanggal Posting :
Judul Situs : As-Sunnah
Email Web Admin : [email protected]
Alamat URL : http://www.assunnah.or.id
Uraian : Situs Milist As-Sunnah dengan manhaj Salaf
Tanggal Posting :
Judul Situs : Pendukung Dakwah Salafiyyah Ihya ut Turots Al Islamy
Email Web Admin : [email protected]
Alamat URL : http://www.atturots.or.id
Uraian : Membantu dakwah Ahlus Sunnah wal jamaah, menyalurkan dana dari Ihya ut Turots Kuwait, Al Haramain untuk maslahat dakwah
Nama-nama jaringan diatas adalah situs lama yang direkomendasikan oleh Al-Sofwa Al-Muntada (lihat Alsofwah.or.id_link_index.php)!!
Wahai Hizbiyyin-Sururiyyin-Ikhwaniyyin! Jangan kalian mencoba mendustai umat dengan pengakuan kalian sebagai da’i-da’i Salafiyyin ! Berbagai bukti tingkah laku Hizbiyyah dan sepak terjang Ikhwaniyyah di atas telah lebih dari cukup untuk mengetahui dan menyingkap topeng kalian yang sebenarnya! Dan jangan berteriak harus tabayyun! Bukti-bukti tersebut bersumber dari situs-situs resmi kalian sendiri! Berdirilah di depan cermin Hizby dan lihatlah kenyataan bahwa yang terpampang itu adalah wajah kalian sendiri! Bukankah kalian diam membisu dan hanya membuka mulut ketika menerima suapan dinar Hizbiyyah celaka dari Al-Sofwa Al-Muntada ? Sekian tahun kalian menegakkan punggung, memberi makan diri-diri kalian, istri kalian dan anak-anak kalian dengan bendera kebohongan Undang-Undang Dasar Sesat Al-Sofwa dan kalian tidak pernah sesaatpun bercuap-cuap tentang tabayyun ! Jangan berpura-pura tidak tahu-menahu kebohongan besar UUD Al-Sofwa yang mengikrarkan bahwa mencela dan membongkar aib organisasi yang menyimpang bukanlah manhaj Yayasan ! Bukan berasal dari petunjuk Nabi ! Bukan pula teladan dari Salaful Ummah ! Demi Allah, ini adalah kedustaan atas nama Islam ! Kebohongan besar atas nama Rasulullah ! Fitnahan luar biasa atas nama Salaful Ummah ! Jangankan penyimpangan dalam masalah aqidah ! Kemaksiatan sekalipun tidak pernah didiamkan oleh Rasulullah ! Kebid’ahan sekecil apapun tidak pernah didiamkan dan dibongkar aibnya oleh Salaful Ummah ! Dan kalian mengatakan wahai Hizbiyyin Ahlul-Batil bahwa itu semua tidak ada teladannya dari Islam ? Demi Allah, Undang-Undang Dasar Al-Sofwa tidaklah lebih dari Undang-Undang Dasar Talbisul Iblis !! Dan kalian mengisi perut dengan dinarnya siapa wahai penipu umat ? Semoga Allah selalu menghinakan dan merendahkan dakwah sesat kalian ! Dakwah yang hendak menghancurleburkan sendi-sendi nahi mungkar ! Dakwah setan yang mengajak untuk diam membisu dari segala kemungkaran ! Dan sebaliknya, dakwah yang sangat keras memerangi kebenaran dan para pembawanya ! Ya, kalian adalah Irhabiyyun ! Teroris Pemahaman ! Gerakan Pengacauan Keagamaan (GPK) ! Hati-hatilah wahai saudaraku kaum Muslimin dari kesesatan mereka ! Dan jika satu dua orang diantara mereka berkelit dengan mengatakan : ‘’Kami sudah keluar dari Al-Sofwa’’, maka jawablah ucapan mereka :‘’Sesungguhnya keluarnya kalian dari Yayasan Tong Sampah itu bukanlah karena kemungkarannya, bukan pula karena tuntutan Al-Wala’ dan Al-Bara ! Berkumpul dan bekerjasamanya kalian dengan serdadu bayaran Al-Sofwa dan kaki tangan Ihya’ut Turots ketika acara Daurah Masyayikh Yordan adalah bukti tidak terbantahkan bahwa bukanlah Manhaj Ahlus Sunnah yang menjadi alasan kalian keluar dari Al-Sofwa !!’ Berkumpulnya dan bekerjasamanya kalian dengan serdadu-serdadu bayaran Al-Sofwa dalam daurah-daurah yang kalian selenggarakan adalah bukti bahwa kalian masih tetap bermesraan dengan mereka ! Abdul Hakim dengan Agus Hasan Bashari serta Abdullah Hadrami bergabung di Malang dalam daurah terbuka bertema ‘’Indahnya Islam’’ adalah salah satu buktinya! Tahukah pembaca hasil akhir daurah ini ? ‘’Buruknya Sururi’’, betapa tidak, peserta daurah dilarang untuk merekam daurah tersebut ! Tidak cukup itu, hasil rekaman panitia dilarang untuk diedarkan karena ‘’menunggu persetujuan Ustadz Hakim’’ ! Sampai sekarang hasil dari ‘’Indahnya Islam’’ bagaikan ditelan bumi dan yang muncul kemudian adalah ‘’Buruknya Sururi’’ !! Allahul Musta’an.
Dan jangan berdusta wahai Yazid, Aunur Rofiq ! Bahwa ketika kalian memutuskan untuk bergabung bersama Al-Sofwa dan serdadu-serdadu bayaran Al-Sofwa lainnya dalam keadaan kalian sadar betul akan kesesatan dan penyelewengan mereka ! Buku putih 1 dan 2 sebagai bukti puncak peperangan Salafiyyin melawan Hizbiyyin Turotsiyyin-Sururiyyin (ketika itu) telah menyingkap berbagai makar dan kejahatan Al-Sofwa dan At-Turots bersama para da ‘i bayarannya ! Dan kalian ternyata lebih memilih untuk bergabung bersama mereka, barisan Hizbiyyin pendusta !! Jangan engkau dusta wahai Aunur Rafiq !! Bukankah Abu Mas’ud engkau pecat dari Al-Furqan atas perintah Al-Sofwa yang digembongi oleh Yazid Jawas?! Cukuplah Abu Mas’ud sendiri sebagai saksi serta pengakuan Ibnu Yunus di Jember !! Dan sekarang –setelah kalian bertahun-tahun menengadahkan tangan dan menegakkan punggung kepada sang induk semang- kalian hendak mengecoh umat seakan-akan kalian tidak tahu berbagai kesesatan dan penyimpangan Al-Sofwa ?!
Saudaraku kaum Muslimin, para Hizbiyyun ini hendak memberikan ‘’teladan’’ kepada kita bagaimana bermesraan dan berdakwah seiring dengan partai politik Ikhwanul Muslimin ! Janganlah anda merasa terkejut dengan kenyataan ini. Sesungguhnyalah bahwa mereka adalah anak kandung partai politik Ikhwanul Muslimin ! Anak kandung yang terlahir secara banci, Sururi ! Jangan sekali-kali kita tergoda untuk mengikuti jejak langkah kemesraan Ikhwani. Ingatlah dengan peringatan dan nasehat para ulama kita, orang-orang yang dengan ikhlas membimbing dan mengarahkan kita agar tidak terjerumus ke dalam kebinasaan, walaupun mereka –Hizbiyyin- berbaju dan bertutur kata sebagaimana layaknya seorang penasehat, janganlah anda terkecoh dibuatnya.
Sebenarnya, berbagai tingkah polah Hizbiyyun-Sururiyyun dan berjuta pengakuan yang terus mereka putar berulang-ulang sebagai Salafiyyin benar-benar tidak akan mampu mengecoh Salafiyyun. Sebagaimana gelembung air yang dipoles dan dihiasi dengan begitu indah dan menawan, namun sampai kapan gelembung air itu akan mampu bertahan? Tidak akan lama, hanya sekejap saja akan menjadi hilang dan musnah!! Namun demikian tidaklah kita pungkiri mainan yang hanya sekejap ini memiliki daya tarik bagi anak-anak kecil. Semakin dia dewasa, tentu hal-hal yang lebih realistis dan ilmiyyahlah yang akan menjadi perhatiannya. Demikianlah dunia anak-anak, Hizby.
Syaikh Tsaqil bin Shalfiq telah memperingatkan : ‘’Muncul di zaman ini jama’ah-jama’ah dan berbagai golongan yang menisbatkan dirinya kepada As-Sunnah dan dakwah di jalan Allah seperti Ikhwanul Muslimin dan berbagai sempalannya seperti Jama’ah Takfir wal Hijrah atau para pengikut Sayyid Quthb yang dipelopori dalam mengibarkan panjinya oleh Muhammad Surur Zainal Abidin yang meninggalkan negeri Islam dan hijrah ke negeri kafir, negara gereja dan salibis serta merasa tenang menetap di sana (Birmingham, Inggris). Kemudian dia meniupkan berbagai konsep yang busuk dan memecah kekuatan kaum Muslimin, menikam para ulama, mengacau para hukkam (penguasa) dengan serial majalahnya yang bernama As-Sunnah yang diikuti dengan mencetak berbagai tulisan yang merendahkan karya para ulama salaf, yang kemudian jejak dan langkah ini diikuti oleh segolongan orang yang menyangka bahwa mereka adalah penuntut hak-hak yang syar’i bagi kaum Muslimin dan pembela dari berbagai kedzaliman. Yang seakan-akan negara ini (Arab Saudi) tidak memiliki mahkamah-mahkamah syar’iyyah dan ulama-ulama yang adil dan jujur !’’ (Sallus Suyuf wal Asinnah, hal.114)
Beliau menegaskan : ‘Sungguh keberadaannya membawa perpecahan di antara kaum Muslimin, Hizbiyyah, permusuhan, pertentangan, fanatisme golongan serta mengikat tali loyalitas dengan fanatik pada golongan (tidak peduli) siapapun mereka baik seorang Asy’ari, Rafidhah, Sufi, pengkultusan kuburan dan melepaskan ikatan tali loyalitas terhadap mereka yang tidak bergabung dengan partainya walaupun mereka adalah ulama Sunni’ (ibid, hal.120).
Janganlah kita terkecoh oleh persatuan dan kasih sayang ala Ikhwanul Muslimin yang sedang dipertontonkan dan didemonstrasikan oleh Sururiyyin anak kandung partai politik Ikhwanul Muslimin. Persatuan yang tidak lebih merupakan campuraduknya berbagai pemahaman dan bid’ah, semoga Allah menjauhkan kita semuanya dari kebinasaan ini. Ingatlah saudaraku bagaimana mereka mengadakan kekacauan, demonstrasi dan penggulingan kekuasaan di Mesir, negeri partai politik ini dilahirkan ! Sekian banyak darah kaum Muslimin tertumpah karenanya. Pengkafiran pemerintah yang dipelopori oleh Sayyid Quthb yang berujung pada penghalalan darah kaum Muslimin yang dianggap sebagai ‘’antek-antek thoghut’’ yang tidak berhukum dengan hukum Allah. Gerakan Revolusioner dan reaksioner.
Ingatlah pula wahai saudaraku, ketika masih berkecamuknya perang Afghanistan melawan Uni Soviet, bagaimana mereka (Ikhwanul Muslimin) bersatu padu dengan Kuburiyyin membantai habis Salafiyyin di Kunar, sampai-sampai anak-anak dan wanita-pun tidak luput dari kebiadaban mereka ! Setelah tercium kedok busuknya itu, mulailah Ikhwaniyyin berteriak-teriak kepada kaum Muslimin agar TABAYYUN, Ikhwanul Muslimin tidaklah terlibat ! Untuk mendukung hal itu dikeluarkanlah buku yang berisi kedustaan dan kesaksian-kesaksian palsu perihal cuci tangan mereka dari pembantaian Kunar. Licik, Maling teriak maling. Adakah Salafiyyin pernah diajari tabayyun kepada seorang Pencuri ? Penjahat ? lalu apa arti dan faedahnya di dalam kamus tertera istilah Jujur dan Pendusta, Diterima riwayatnya dan ditolak kesaksiannya, jika semua orang mesti diterima kesaksiannya. Inikah akal sehat ? Beginikah argumentasi ilmiyyah ? Dan di sini, di negeri ini, kita dipertontonkan atraksi dan akrobat manhaj para da’i kondang yang mengaku –dan sebatas pengakuan saja !Tidak lebih !- sebagai penyeru kepada dakwah Salafiyyah ternyata bermesraan dengan Ikhwanul Muslimin, bergandengan dan saling bantu dalam berdakwah ! Bahkan dipublikasikan dan dipropagandakan secara terang-benderang oleh Sururiyyin sendiri! Menjaharkan kebatilan mereka sendiri ! Sesekali Sururi menjadi tuan rumah dan sesekali pula Ikhwani yang menjamu ‘’anak-anak kandungnya’’ ! Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
’Ibnu Baththah berkata :’ Semoga Allah menyelamatkan kami dan kalian semuanya dari hawa nafsu yang selalu mengekor dan madzhab-madzhab yang bid’ah. Sungguh pelakunya telah keluar dari persatuan menuju percerai-beraian, dari suatu kestabilan menuju perpecahan, dari kedamaian menuju ketakutan, dari kesepakatan menuju perselisihan, dari cinta menjadi kebencian, dari keikhlasan nasehat dan loyalitas menjadi kecurangan dan permusuhan. Dan semoga kami dan kita semuanya dilindungi dari berloyalitas terhadap segala bentuk nama/gerakan yang menyelisihi Islam dan As-Sunnah’ (Sallus Suyuf, hal.25).
Bukti-bukti ini (hanya sebagian kecil yang kami paparkan!) Insya Allah telah lebih dari cukup untuk memberikan informasi dan hakekat nyata dari yayasan Tong sampah. Maka bandingkan dengan propaganda yang disebarkan Al-Sofwa mengenai pemilik yayasan ini (Muhammad Khalaf As-Sururi):”Beliau adalah orang yang demikian perhatian dan terus membantu tersebarnya dakwah Ahlus Sunnah wal jamaah di Indonesia”!! Dan kita telah membuktikan dari situs Al-Sofwa sendiri tentang propaganda palsu di atas!! Kata kunci yang mereka sembunyikan adalah “kekacauan”. Jadi yang benar adalah: “Beliau adalah orang yang demikian perhatian dan terus membantu tersebarnya “kekacauan” dakwah Ahlus Sunnah wal Jamaah di Indonesia!!” Segala puji hanya untuk Allah yang telah menyempurnakan kehinaan dakwah Hizbiyyah dari bukti-bukti yang mereka sebarkan sendiri. Alhamdulillah.
Pembahasan tentang petualangan Hizbiyyah-Sururiyyah-Ikhwaniyyah- para da’i yang mengaku sebagai Salafy dengan koordinasi Al-Sofwa Al-Muntada As-Sururi –Insya Allah- kita selesaikan dengan resensi Prof. DR. Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali Hafidhahullah terhadap kitab yang ditulis oleh Syaikh Ahmad An-Najmi. Mengapa tulisan Syaikh Rabi’ Hafidhahullah yang kita kemukakan, karena mereka ini dalam menyebarkan kesesatan Hizbiyyahnya sekarang berlindung dibalik “Al-Hatstsu ‘alal Mawaddah” beliau Hafidhahullah. Ya, ini mereka lakukan karena orang-orang yang mereka jadikan backing telah tumbang satu persatu !! Tersingkap satu demi satu koalisi dan kerjasama dakwahnya dengan Jum’iyyah-Jum’iyyah Hizbiyyah!! Walhamdulillah. Apakah “Mawaddah” yang beliau maksudkan sebagaimana “Mawaddah” yang diinginkan oleh Hizbiyyun Ahlul Bathil? Simak ketegasan beliau dalam melindungi umat dari kelompok-kelompok Hizbiyyah ini..
Fadhilatusy Syaikh Profesor Doktor Rabi’ bin Hadi Umair Al-Madkhali Hafidhahullah
(Anggota Tim Pengajar dan Ketua Jurusan Sunnah Jami’ah Islamiyyah Madinah Nabawiyyah)
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
Segala pujian hanya milik Allah . Shalawat dan salam bagi Rasulullah , keluarga, para shahabat dan semua yang mengikuti hidayah Beliau .
Amma ba’du;
Saya telah membaca tulisan tinta Syaikh kita Al-Allamah Pembawa Bendera Hadits, Tauhid dan Sunnah di wilayah Jazan: Syaikh Ahmad Yahya An-Najmi dalam kitabnya yang elok Al-Maurid Al-‘Adzb Az-Zulal fima Untuqida ‘ala Ba’di Al-Manahij Ad-Da’wiyyah minal Aqaid wal A’mal. Syaikh kita telah melakukan yang terbaik, memberi faedah dan menyerang tepat mengenai sasaran yang mematikan berbagai bid’ah, partai dan fitnah. Serta menjelaskan penyelisihan mereka terhadap Al-Qur’an, As-Sunnah dan Manhaj Salafush Shalih dalam aqidah dan ibadah.
Kitab beliau Hafidhahullah yang bermanfaat ini dibuka dengan lima bab, beliau menjelaskan di bab pertama: Hikmah yang menjadi sebab Allah menciptakan jin dan manusia, disertai dalil-dalil dan hujjah tentangnya….
Beliau Hafidhahullah menerangkan di bab kedua: Makna ibadah yang Allah tentang penciptaan jin dan manusia, sebab dan tuntutan terhadap mereka untuk merealisasikannya.
Beliau Hafidhahullah menjelaskan di bab ketiga: Sesungguhnya para rasul itulah pembawa hidayah menuju Allah , segala keridhaan dan semua surga-Nya.
Beliau Hafidhahullah menjelaskan di bab keempat: Sesungguhnya sebab yang terbesar bahkan solusi satu-satunya untuk meraih keselamatan dari azab Allah dan meraih surga-Nya ialah menaati Allah dan Rasul-Nya, disertai pengetahuan akan dalil-dalilnya .
Di bab kelima: Manhaj para rasul . Bahwa dakwah mereka tegak di atas tiga asas: [1] Tauhid [2] Waktu kembali, yakni iman kepada Hari Akhir dan apa yang terjadi padanya; kebangkitan, balasan, surga dan neraka [3] Iman kepada risalah langit.
Syaikh kita membuka dengan kelima bab penting ini yang mengandung semua asas daruri tersebut, beliau menyatakan kepada orang-orang yang tertipu dengan segala macam bid’ah dan kebohongan beserta para pemimpinnya: Inilah Din yang haq Inilah manhaj haq yang wajib diikuti…. Inilah asas darurinya yang wajib diimani dan diikuti pembawa benderanya, yakni para rasul yang mulia. Adapun para pemimpin berbagai bid’ah dan kesesatan yang menyelisihi ajaran para rasul dalam aqidah, manhaj, ushul dan ibadah, maka mereka itulah da’i-da’i pemanggil di pintu-pintu neraka Jahannam, Barangsiapa yang menyambut seruan mereka, maka mereka akan melemparnya masuk ke dalam api. Inilah semua hakekat yang terang benderang, tidak ada yang membangkang dan menyimpang darinya melainkan orang yang disesatkan, dimurkai dan ditutup hatinya oleh Allah .
Lalu sesudah menjelaskan semua urusan yang agung dan ushul yang mulia ini, Beliau Hafidhahullah melangkah maju kepada tujuan yang beliau telah menyisingkan lengan maju bangkit untuk menggapainya, yaitu: Membasmi semua kebathilan, khurafat, dan kesesatan yang kedustaan dan kebathilannya telah menipu banyak pemuda Negeri Tauhid dan Sunnah tatkala mereka telah memadamkan cahaya lampu hidayah dan lebih senang berjalan di atas jalan-jalan syaitan, kesesatan dan kegelapan yang pekat:
قُلْ أَنَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لاَ يَنْفَعُنَا وَلاَ يَضُرُّنَا وَنُرَدُّ عَلَى أَعْقَابِنَا بَعْدَ إِذْ هَدَانَا اللَّهُ كَالَّذِي اسْتَهْوَتْهُ الشَّيَاطِينُ فِي الأَرْضِ حَيْرَانَ لَهُ أَصْحَابٌ يَدْعُونَهُ إِلَى الْهُدَى ائْتِنَا قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَأُمِرْنَا لِنُسْلِمَ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ ﴿٧١﴾ [الأنعام: ٧١]
[71] Katakanlah: "Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudharatan kepada kita dan (apakah) kita akan dikembalikan ke belakang, sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh syaitan di pesawangan yang menakutkan; dalam keadaan bingung, dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang lurus (dengan mengatakan): "Marilah ikuti kami". Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam, [QS. Al An’aam: 71] Setelah penerangan yang memuaskan itu, sampailah beliau kepada membuka aib kebatilan dan menjelaskan kepalsuannya dalam tujuh bab:
Bab pertama: Ini yang keenam dalam urutan bab-bab kitab beliau: Penjelasan bahwa penyimpangan terhadap manhaj para rasul akan (memberikan konsekuensi) meninggalkan jalan yang lurus, beliau menjelaskannya dengan dalil-dalil.
Bab kedua: Yaitu yang ketujuh: Beliau Hafidhahullah menjelaskan bahwa hizbiyyah (kepartaian) bukanlah manhaj para nabi, bahkan hizbiyyah adalah bid’ah dan kesesatan.
Bab ketiga: Yaitu yang kedelapan: Menjelaskan keburukan-keburukan hizbiyyah, beliau menyebutkan darinya tujuh perkara yang merusak, cukuplah sebagiannya untuk menghinakan para pengikut hizbi sebagai orang sesat .
Bab kesembilan: Beliau menyebutkan letak penyimpangan Ikhwanul Muslimin hingga mencapai 25 kesesatan. Alangkah banyaknya keburukan dan kejahatan mereka…… Betapa bahayanya mereka terhadap Islam dan kaum muslimin…….!!
Allah telah menampakkan dengan transparan hakekat manhaj mereka yang rusak dan aqidah mereka yang sesat .
Bukankah seorang muslim yang jujur dapat melihat mereka di sebagian negeri mengadakan muktamar-muktamar untuk mengajak kepada pluralisme dan persaudaraan dengan Nashrani dengan membuka lebar pembangunan gereja-gereja dan kuburan ?!
Belumkah dunia mendengar mereka menyiapkan pasukan untuk membantu orang-orang Komunis, Bathiniyyah dan Rafidhah melawan bangsa Afghanistan setelah propaganda dusta mereka bahwa mereka memikul segala derita umat Islam dan memerangi para musuhnya dari kalangan Komunis, sekuler dan para kuli cerita ?!
Di Turki partai mereka banyak melakukan penyerangan di garis depan untuk menghancurkan Islam, lalu berkomitmen dengan demokrasi dan melindungi sekularitas……. Ditambahkan lagi di hari-hari ini, kesepakatan mereka di bidang militer bersama Yahudi melawan umat Islam, khususnya rakyat Arab ?!
Tidakkah tersingkapnya semua keburukan mereka yang menghancurkan Islam dan kaum muslimin ini sudah cukup untuk menyadarkan kaum muslimin yang tertipu dan membuka mata serta hati mereka akan semua hakekat yang mengerikan itu ?!
Tidakkah sebagiannya saja sudah cukup untuk membuka kedok kejahatan orang-orang yang memberikan loyalitasnya dan membela mereka yang memakai pakaian Salafiyyah demi menipu generasi muda Salafi agar bergabung ke dalam barisan partai beracun yang ditiupkan masuk ke dalam Islam dan kaum muslimin ?!
Belumkah tiba masanya bagi orang-orang yang terperdaya oleh partai ini –akan (hakekat) sebuah hizbi yang tiang-tiang bangunannya dibangun di atas pondasi kesesatan- agar terbangun dari ketidaksadaran mereka lalu segera bangkit berpegang teguh kepada Kitab Rabb mereka dan Sunnah Nabi-Nya, serta berjalan di atas hidayah para shahabat dan pengikut mereka yang baik ?!
Alangkah celakanya suatu umat yang menyerahkan kendali mereka kepada siapa yang membawanya ke jurang kesesatan, kebinasaan dan kesengsaraan !!
Lalu Syaikh meletakkan bab kesepuluh: Penyimpangan Jama’ah Tabligh. Beliau berbicara di dalamnya tentang manhaj mereka yang rusak dan aqidah sesat mereka, di antaranya; hulul, wihdatul wujud, muraqabah di kuburan, …….. hingga mencapai 25 kesesatan, sedangkan realitanya bahkan lebih dari itu. Demikian pula keterkaitan aqidah dan manhaj mereka dengan Ikhwanul Muslimin dan seluruh golongan sesat yang ada.
Dua kelompok ini: Ikhwanul Muslimin dan Jama’ah Tabligh adalah dua golongan yang paling banyak melakukan tipu daya terhadap manhaj Salafiyyah dan pengikutnya. Keduanya adalah golongan yang paling berambisi menghancurkan manhaj yang agung ini. Keduanya telah menyusun strategi untuk menyerang manhaj Salafiyyah dan pemeluknya di dalam rumahnya sendiri, serta keduanya memang terbukti telah mampu merusak banyak orang-orang yang menisbatkan diri pada manhaj Salafiyyah baik di Jazirah Arab atau selainnya .
Kita memohon kepada Allah agar menjadikan tipu daya mereka sebagai bumerang yang kembali menghantam leher mereka dan semoga Dia menyelamatkan Islam, umat Islam dan generasi muda Islam dari cengkeraman mereka.(Al-Maurid, hal. 15-19).
Akankah kita terkecoh oleh upaya Rifqan Ahlus Sunnah dengan Ahlul Bid’ah yang sedang dikampanyekan oleh Hizbiyyin-Sururiyyin atas nama Syaikh Rabi’ Hafidhahullah?! Tidak, itulah jawaban yang pasti. (Bab XIII, Bundel Badai Fitnah)
[1] Abdullah Taslim berkata di situsnya, LBIA-Mus$$$.or.$$:"Terakhir, tentang yayasan Al Sofwah, terus terang ana tidak begitu banyak tahu tentang yayasan ini, dan berita-berita yang sampai kepada ana tentang yayasan ini sangat simpang siur dan sampai saat ini ana belum sempat mencari kejelasan tentangnya, maka saran ana, sebaiknya antum tanyakan langsung hal ini kepada ustadz-ustadz yang terpercaya dan tahu persis keadaan yayasan ini, Wallahu a’lam.(Kota Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, Kamis, 17 Muharram 1427 H)
Siapakah Ustadz-Ustadz terpercaya yang direkomendasikannya agar umat bertanya tentang jati diri Al-Sofwa? Ternyata orang-orang yang memang terlibat dengan Al-Sofwa itu sendiri:”… ustad-ustad Salafiyin yang kita kenal dakwah mereka di atas manhaj salaf, seperti ustad Abdul Hakim Abdat, Yazid Jawwas, Aunur Rafiq Gufran, Abdurrahman at Tamimi, Ahmas Faiz, ustad-ustad di pondok Jamilurrahman, pondok Imam Bukhari dan lain-lain”(ibid)
Maka pantas saja jika sampai kapanpun ummat tidak akan pernah mendapatkan informasi yang sebenarnya tentang kesesatan dan Hizbiyyahnya yayasan Sururi ini!! Kenapa? Karena ustadz-ustadz terpercaya tersebut terlibat langsung dalam berbagai kegiatan untuk memakmurkan Al-Sofwa Al-Muntada!! Maka janganlah anda terkecoh dengan talbis dan tadlis yang ditiupkan oleh Abu Salma dan orang-orang yang sejenis dengannya bahwa “kita menuduh mereka adalah orang-orang Al-Sofwa hanya karena mereka memiliki teman yang berafiliasi dengan Al-Sofwa!!” Uraian dan bukti pada bab ini akan membongkar kebohongannya tersebut, bahwa “ustadz-ustadz terpercaya itu” benar-benar terlibat langsung dengan Al-Sofwa dan berbagai yayasan Hizbiyyah yang berkaitan dengannya! Sekali lagi, kita akan melihat apakah setelah membaca uraian pada bab ini Abdullah Taslim masih mampu untuk berucap:” terus terang ana tidak begitu banyak tahu tentang yayasan ini, dan berita-berita yang sampai kepada ana tentang yayasan ini sangat simpang siur dan sampai saat ini ana belum sempat mencari kejelasan tentangnya”.
Kita katakan:”Allahu yahdik!!”[2] Syaikh Yahya Al-Hajuri Hafidhahullah ketika ditanya tentang Yazid Jawwas, beliau berkata: Syubhat-syubhat ini (diantaranya, ucapan Yazid Jawwas: Bahwasanya tahdzir/memperingatkan umat dari seseorang itu adalah hak ulama saja-peny) yang datang dengannya para pengekor Sururiyyah, Sururiyyah atau ekor–ekornya, sekarang tinggal pengekornya, Sururiyyah telah terbongkar/diketahui, yang sekarang tersisa di jalan adalah ekor-ekornya. (Syubhat-syubhat) yang datang dengannya para pengekor Sururiyyah untuk tujuan pengkaburan (menebar keraguan) atau dengan tujuan mencabik–cabik Ahlussunnah disini dan disana, kami tidak akan peduli dengannya
Kamu (wahai Ahlussunnah) punya dalil dari kitab Allah dan Sunnah Rasululah Shalallahu ‘alaihi wassalam, kamu bisa tahdzir ahli maksiat! dari kalangan orang-orang jahat, pezina dan pemabuk, menunjukkan atas yang demikian hadits Nabi : ["Barang siapa diantara kamu yang melihat kemungkaran maka hendaknya ia merubahnya dengan tangannya jika engkau tidak mampu maka dengan lisannya, jika engkau tidak mampu maka dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemah iman"]
(Tapi kata mereka) "Engkau jangan melakukan tahdzir, tinggalkan tahdzir, semua itu hak selainmu ".
Ya… (justru) lakukan tahdzir dengan semampumu, dan aku masih tetap mengulang-ulang ini, para ulama kita telah datang dengan suatu (keterangan) yang tidak perlu ditambah lagi dari masalah tahdzir, ya mereka telah datang dengan sesuatu yang tidak perlu ditambah lagi baik dari pelajaran dan Tarbiyah.
Mereka (para ulama) maksudkan dengannya (untuk) menyebar ilmu ini kepada yang lainnya, semoga Allah merahmati mereka [dan tolong menolonglah kalian atas kebaikan dan ketakwaan] (Al Maidah:2)
وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
[Dan berbuat baiklah agar kalian menang] (Al Haj:77)[Tidaklah salah seorang diantara kalian beriman sehinga mencintai saudaranya seperti halnya ia mencintai dirinya ] (Al Hadits)
[Permisalan seorang mukmin dengan mukmin yang lainya seperti sebuah bangunan ] (Al Hadits)
[Permisalan kaum mukminin adalah seperti sebuah jasmani jika salah satu dari anggotanya mengeluh dari sakit maka semua anggota tubuhnya merasakan demam dan bergadang ] (Al Hadits).
Semua itu menunjukkan tentang (dianjurkannya) saling membantu, dari yang jauh dan dekat, yang kecil dan yang besar pada perkara yang datang dalam kitab Allah dan sunnah RasulNya.
Maka jika seorang Imam/Ulama mentahdzir dari sebuah masalah, kemudian dia mengatakan (kepada yang lain) “diam ya fulan, kami punya pandangan dalam masalah ini”.
Bagus, ya… ketika itu kita diam dan melihat pandangan (alasan) imam itu dalam masalah tersebut, tanpa merendahkan/tidak menerima usulan pada Kibar Ahlul Ilm (para ulama besar) –[barokah itu bersama Ulama’- Ulama’ besar kalian]- Imam itu menerangkan, dan juga yang lain menerangkan. Adapun mereka (para pengekor Sururiyyah) mereka mengatakan: Tidak, Diamlah kalian dan jangan bicara! begitu saja– tinggalkan masalah ini!, jangan kalian lakukan amar (ma’ruf) dan nahi (mungkar) (jangan kalian katakan) yang baik dan jangan kalian ingkari yang mungkar!. Kenyataannya bahwasanya mereka (pengekor Sururiyyah) adalah ahlu tablid -dengan huruf dal yang diqolqolahkan (artinya orang–orang dungu) ahluttakhdir (orang-orang yang membuat pusing) Ahlussunnah dengan maksud merekalah yang akan merayap, seperti halnya api yang dalam sekam, merayap dengan kemungkaran, merayap dan menyebar luaskan layaknya api pada kayukayu yang kering- di kalangan manusia dengan bid’ah, khurofat, syubhat dan kemungkaran mereka. Sedangkan Ahlussunah?? mereka (pengekor Sururiyah) mengatakan kepada Ahlussunnah: “Jangan kalian bicara”. Ya mereka ingin agar mereka dapat mengatakan yang bathil dan kalian (Ahlussunnah) jangan mengatakan yang hak.
Tidak! (justru) barangsiapa yang mempunyai kebenaran hendaknya memusyawarahkannya kepada para ulama dari kalangan Ahlussunnah, dan hendaknya minta pertolongan kepada Allah dalam menyebarkan kebenaran ini dan memperingatkan dari para ahlul ahwa’ (bid’ah). Telah kita sebutkan beberapa hari yang lalu beberapa atsar Dari salaf dalam masalah ini, bahwa sebagian mereka minta fatwa kepada gurunya untuk bicara tentang keadaan fulan, dia jawab: Ya, peringatkan manusia darinya.
Dan yang semacam ini tersebut dengan masyhur dalam muqoddimah Shahih Muslim dan yang lainnya, maka tetap seorang murid bisa melakukan tahdzir padahal gurunya masih ada, tanpa ada pengingkaran dari gurunya dan dari murid itu. Yakni atas (pengingkaran terhadap) kemungkaran ini. Bahkan ini adalah ta’awun. Mereka (pengekor sururiyyah) tidak punya kecuali Hawas (kepandiran) mereka tidak punya kecuali kepandiran, mereka tidak punya kecuali keraguan, kami diatas ilmu tentang urusan kami dan Allahlah yang memberi taufiq dan milik-Nyalah pujian.
www.salafy.or.id/print.php?idartikel=659)
[3] Kenapa kita harus takut akan dituntut untuk membayar royalti?
[4] Jangan ada lagi anggapan bahwa ketika dia lebih memilih untuk berpihak kepada Sururiyyun-Turotsiyyun dalam keadaan dirinya tidak tahu permasalahannya!!
[5] "Orang-orang Sururi itu perlu pedangnya Abu Qotadah!" tandasnya. (Sururi, pengikut pemahaman Muhammad Surur, red)
"Mengapa kuniyah saya Abu Qotadah?! Karena Qotadah artinya Syaukah, sedangkan Syaukah artinya duri, ya, itulah Abu Qotadah duri bagi ahli bid’ah," teriaknya dengan penuh kepahlawanan.Kaum Muslimin –Rahimakumullah- saat ini kita sedang mengenal tamu baru, yang kini tengah menjadi kebanggaan kaum hizbiyyun (sempalan) Sururiyyun, kehadirannya dijadikan alat oleh para Sururiyyun untuk memperkeruh suasana menghembuskan angin baru sebagai sebuah "kado syubhat" tuk melegitimasi bahwa mereka adalah Salafiyyun Ahlissunnah wal Jama’ah – miskin… mereka – tentu saja dengan sejuta kepolosan sang tamu tersebut.
Yah itulah Abu Qotadah, rojul yang pernah duduk di majlis Fadhilatusy Syaikh Abu Abdirrahman Muqbil bin Haadi al Wadi’i Rahimahulloh, namun kini rojul itu telah bertengger di deretan sejumlah adznab-adznab Hizbiyyah Sururiyyah –inna lillahi wa inna ilaihi raji’un-. Dia pernah mengatakan, "Saya hanya menjalankan fatwa Syaikh Muqbil (Al Ihtimam bil ‘Ilmi)."
Makna yang dimaukan dia, adalah dia tidak mau mengurusi masalah Salafiyyah –Sururiyyah- yang padahal dengan fitnahnya Sururiyyun telah memecah-belah Salafiyyun- perkaranya sangat mengherankan lagi, saat di kesempatan lain dia mengatakan, "Saya siap disuruh mengajar di pihak mana saja" (yakni dimaksud di pihak adznab Sururi ataupun di pihak Salafiyyin). Sungguh sikapnya ini menunjukkan bahwa dia tak ubahnya bagaikan seekor domba buta!
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam bersabda, "Perumpamaan seorang munafiq di tengah-tengah umatku ibarat seekor domba buta di antara dua kambing, sesekali berjalan ke yang satunya, pada kali lainnya berjalan ke yang lainnya, tidak tahu mana yang patut diikuti." (Hadits riwayat Muslim dari Ibnu ‘Umar).
Ditanyakan kepada al Imam al Auza’i tentang seseorang yang berkata, "Aku akan duduk bersama Ahlus Sunnah dan duduk pula bersama ahli bid’ah", maka al Imam al Auza’i menjawab, "Orang ini ingin menyamakan antara yang haq dengan yang batil!"
Jangan coba-coba kau mengambil fatwa syaikh dalam rangka mencocoki hawa nafsumu, sedangkan kamu tinggalkan fatwa-fatwanya yang lain, ini adalah metodologi ahli zaigh wadh dholal! Dulu dia punya sikap yang cukup tegas terhadap adznab Sururiyyun amtsal: Abu Nida, Aunur Rofiq, Yazid Jawas *), dan yang lainnya dengan pernyataannya yang masyhur, "Orang-orang Sururi itu perlu pedangnya Abu Qotadah." Ternyata pedangnya itu tak lebih dari pedang yang haus akan fulus (harta, red) ! Pedangnya tak bisa berbuat banyak di hadapan Abu Nida
saat dengan sengaja dia menemuinya, malah giginya Abu Qotadah yang digosok dan dirinya yang diuntal miring (dikuasai) oleh Abu Nidayang memang kepandaiannya hanya bersilat lidah. Pedangnya itu semakin tak berguna ketika sengaja dia bertemu dengan Kholid Syamhudi **) seorang yang pernah kepanasan telinganya waktu duduk di hadapan Syaikh Muhammad bin Hadi al Madkhali Hafizhahullah ketika beliau menjelaskan bahaya Hizbiyyah diapun keluar dari majlis tanpa pamit, seperti diberitakan Ikhwanuna Salafiyyin di Madinah. <br />Tidak ketinggalan pula Abu Haidar didatanginya, Abu Haidar sang centeng bangunan dari Bandung… yang berlagak kesyaikh-syaikhan itu, ia pernah diberitahu tentang seorang rojul yuqoolu lahu Muhammad Kholaf, dengan penuh gaya dia mengatakan, "Muhammad Kholaf sudah tobat di hadapan saya." Padahal Muhammad Kholaf ini salah seorang yang dihujani tahdziran para ulama hingga kini (bagi yang ingin mengetahui lebih lanjut rojul ini silahkan melihat tulisan akhuna Ustadz Muhammad Umar as-Sewed hafizhahullah). <br /><br />Mereka para adznab Sururiyyun itu kemudian diundangnya di majlisnya Ma'had Ihya
us Sunnah –yang lebih cocok disebut dengan Imaatatis Sunnah-, hubungannya semakin dekat dengan mereka, menyebabkan dirinya semakin jauh dari Salafiyyin [sempat terlontar dari mulutnya bahwa dia ditinggalkan teman-temannya Salafiyyin, justru sebenarnya dialah yang memisahkan diri dari Salafiyyin dan bergabung dengan adznab Sururiyyah, dia bukan orang yang tidak mengerti masalah ini]. Dia semakin mustafidh di dalam hal ilaqoh / hubungannya dengan lembaga-lembaga hizbiyyah, bahkan pernah diundangnya seseorang (yang menurutnya Syaikh) dari Ihyaut Turots Kuwait, inna lillahi wa inna ilaihi roji'un.<br /><br />Dalam satu kesempatan dia pernah ditanya oleh seorang mustami'nya mengenai lembaga Ihya
ut Turots, apa jawabnya, "Kita belum jelas dengan keberadaan lembaga itu, kalau memang hizbi, maka kita tinggalkan." Jawaban inilah yang disinyalir olehnya akan dapat meloloskan dirinya dari kenyataan hakikat lembaga itu, tanpa dia sadari bahwa sebenarnya dengan jawabannya itu semakin memperjelas posisinya, dimana dengan pernyataannya itu sudah tercium bau-bau pembelaan terhadap Ihyaut Turots yang kemudian dikuatkan lewat ilaqoh-ilaqohnya bersama lembaga tersebut, ya hadza! Kalau sekiranya menurutmu bahwa lembaga itu belum jelas keberadaannya, maka minimal seharusnya kamu diam tidak berhubungan dengannya! <br /><br />Bukan malah sebaliknya bermuamalah bersama lembaga itu bahkan mendatangkan orang-orangnya, faham macam apa ini?!! Rupanya saat ini sudah pandai membuat manhaj jadidah! Benarlah apa yang dikatakan sya'ir sbb :<span><br /></span><strong><font><span>أوردها سعد و سعد مشتمل # ما هكذا تورد يا</span></font><span> </span><span><font>سعد إبل<br /></font></span></strong>Dia berpura-pura bodoh <del>kalau tidak sebenarnya demikian</del> dia cukup tahu kalau para ulama memberikan pernyataan lembaga itu adalah lembaga Hizbiyyah, bahkan selalu terdengar saat penulis dan dia masih sama-sama di Yaman sentilan-sentilan pedas dari Syaikh Yahya al Hajury dengan kata-kata, "Turotsi!... Turotsi<img src="!" mce_src="!" alt="" border="0" />" Apakah kemudian dikatakan "Kita belum jelas dengan keberadaan lembaga itu"??? Salah seorang pendiri dan yang berperan penting pada lembaga itu adalah Abdurrohman Abdul Kholiq, orang yang dinyatakan mubtadi' oleh Syaikhan, Syaikh Muqbil dan Syaikh Al Albani rahimahumallah dan Masyayikh (ulama-ulama) lainnya. Dia tahu bagaimana Syaikh Muqbil mewanti-wanti dari bermuamalah dengan lembaga-lembaga Hizbiyyah, lembaga-lembaga yang tidak jelas. Tetapi memang ceritanya lain bila sudah urusannya hawa (nafsu, red) dan tawar-menawar harga. Seorang sya'ir berkata,<span><br /></span><strong><font><span>عجبت لمبتاع الضلالة بالهدى # ومن</span></font><span> </span><span><font>يشتري دنياه بالدين أعجب<br /></font></span></strong>Kaum Muslimin Rahimakumullah, hati itu lemah sedangkan syubhat senantiasa menyambar-nyambar hati yang lemah itu. Makanya Allah Jalla Jalaaluhu mengingatkan kita dengan firmanNya, <br />"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudhorotan bagimu." (QS Ali Imron: 18).<br />Kita dilarang untuk bergaul bersama ahli bid'ah, sebab seseorang itu akan dihukumi sesuai dengan keadaan temannya yang di sampingnya. Abdullah ibnu Mas'ud mengatakan, "Perhatikanlah manusia itu siapa-siapa saja yang ada di sampingnya, sesungguhnya seseorang tidak akan berdampingan kecuali dengan yang disenanginya." Sufyan ats Tsauri ketika datang ke kota Bashroh, ia bertanya tentang madzhabnya Rabi' ibnu Subaih, orang-orang yang ada di situ menjawab, "Ia tidak bermadzhab melainkan Sunnah!" "Siapa teman-temannya?" tanya Sufyan. Mereka menjawab, "Ahli Qodar!" Kemudian Sufyan berkata, "Dia seorang Qodari<img src="!" mce_src="!" alt="" border="0" />" Betapa banyak atsar-atsar Salaf yang seperti ini.<br /><br />Bila saja para Salaf sedemikian hati-hatinya, mana kehati-hatianmu dalam hal ini ya… Qotaad?! Mana pula pengakuanmu bahwa dirimu duri bagi ahli bid'ah? Jika keadaanmu demikian, maka "duri" itu akan berbalik huruf menjadi "ridu" karena aliran dana yang cukup deras dari lembaga-lembaga Hizbiyyah, pantaslah bila kemudian kamu memimpi-mimpikan untuk membeli lapang Dadaha (Tasikmalaya) –hebatnya mimpi orang yang kelebihan duit-, dirimu hanya akan menjadi bahan tertawaan ahli bid'ah dan sampah bagi Ahlissunnah jika tidak mau berubah. Keberadaanmu di pihak adznab Sururiyyah akan menjadi tazkiyah bagi mereka, mereka tidak butuh kamu tetapi butuh label "murid Syaikh Muqbil". Di akhir tulisan ini, ya… Qotaad, segeralah tinggalkan olehmu para adznab Sururiyyah itu <del>bila kamu tidak ingin tergolong seperti mereka</del> tinggalkan lembaga-lembaga Hizbiyyah itu –bila kamu menginginkan kebaikan. Wallahul Musta'an… Wal 'Ilmu indallah wal hamdulillahi robbil 'alamin.<br /><br />Yang faqir di hadapan Robbnya,<br />Abu Hamzah al Atsari.<br />17 Rajab 1424 (14/09/2003)<br />Catatan : (tambahan dari Webmaster) *) Silakan lihat <a href="http://www.salafy.or.id/download.php" mce_href="http://www.salafy.or.id/download.php"><strong>http://www.salafy.or.id/download.php </strong></a>mengenai keterlibatan nama-nama tsb dengan Ihya Ut Turots, organisasi yang berbahaya dan mengacaukan barisan Islam Salafy dunia. Nampak jelas keterkaitan antara cabang Indonesia dan Kuwait secara nyata. Diambil dari situs www.atturots.or.id, At Turots cabang Indonesia.<br />**) Lebih lanjut silakan lihat lihat <a href="http://www.salafy.or.id/download/%20atturots.network.zip" mce_href="http://www.salafy.or.id/download/%20atturots.network.zip"><strong>http://www.salafy.or.id/download/ atturots.network.zip</strong></a>. Berupa bukti adanya benang merah antara nama-nama ustadz At Turots dan lainnya, kajian-kajiannya, kaset/cd ceramahnya, rekomendasi link yang ditampilkan, screen shot dst. Menunjukkan adanya persetujuan atas At Turots dan pengelola serta ustadz penasehat website itu sendiri.(Makalah Salafy.or.id)<br /></div></div>
had Ukhuwah Islamiyah Surabaya (rri-online.com).
;<div><a title="" href="#_ftnref6" mce_href="#_ftnref6" name="_ftn6">[6]</a><font> </font>Sururi-Turotsy ini termasuk murid besar Syarif Hazza'. Dia menyatakan bahwa orang yang membantah Syarif adalah pendusta serta celaannya terhadap Syaikh Rabi' dengan mengatakan: "Syaikh Rabi' yang membantah Syarif Hazza' adalah Shighar ulama (ulama kecil)"<img src="!" mce_src="!" alt="" border="0" /> Perhatikanlah salah satu contoh "dampak keji" dari dinar Hizbiyyah Ihya’ At-Turots yang dibela-legalkan oleh Ma'had Al-Irsyad pimpinan Abdurrahman Tamimi!!<br /></div><div><a title="" href="#_ftnref7" mce_href="#_ftnref7" name="_ftn7">[7]</a><font> </font>Editor buku “Membangun Kekuatan Islam di Tengah Perselisihan Ummat” , buku yang diterjemahkan oleh Muhammad Thalib, aslinya disusun oleh “Lembaga Study dan Penelitian Islam Pakistan” dengan kata pengantar “SYEIKH USAMAH BIN LADEN” (Itulah gelar yang MEREKA berikan !!). Di dalam buku ini, Irfan (Awas!) menyerang Salafiyyin dengan tuduhan yang luar biasa jahat! Setelah menjelaskan bahwa musuh Islam di arena dakwah ada dua:<br />“a.Musuh yang tidak terang-terangan menampakkan permusuhannya. Musuh ini berasal dari kalangan kaum Muslimin sendiri, antek-antek Zionis berwajah Melayu dan kaum Munafiq.<br />b.Musuh yang secara terus terang menyatakan permusuhannya, yaitu orang-orang kafir, Yahudi dan Nasrani, orang-orang Musyrik dan kaum Zindiq.<br />….mereka secara terus menerus menggoyang persatuan kita dan sengaja menciptakan suasana agar kaum Muslimin saling bermusuhan…”<br />Dan lihatlah wahai saudaraku bagaimana dia MENGHINA bahwa Salafiyyin mau dipermainkan untuk mengikuti skenario orang-orang Munafik dan orang kafir :<br /> “<strong>APA YANG TERJADI KEMUDIAN? <u>MEREKA MEMBUAT PENGIKUT JAMA’AH SALAFI MENJADI BENCI</u> TERHADAP PENGIKUT JAMA’AH HIZBUT TAHRIR,</strong> membuat Jama’ah Hizbut Tahrir menbenci Jama’ah Tabligh, membuat Jama’ah Tabligh membenci Ikhwanul Muslimin, membuat Jama’ah Ikhwanul Muslimin membenci jama’ah Darul Islam, membuat jama’ah Darul islam membenci Jama’ah islamiyah, membuat Jama’h Islamiyyah membenci Jama’h Tarbiyah, membuat jama’ah Tarbiyah membenci Majelis Mujahidin dan sebaliknya, sehingga semuanya saling menjelekkan dan menjatuhkan.”<br />Kita katakan:”Wahai teroris Negara Ilusi dan Impian!! Engkau dusta! Sesungguhnya permusuhan ini tidaklah dibangun kecuali karena kalian berkehendak untuk menanamkan kesesatan dan kekacauan di kalangan umat Islam! Bukankah dirimu yang menulis dan menggambarkan bagaimana seorang pemberontak Kartosuwiryo sebagai seorang Mujahid?! Bukumu “Menelusuri Perjalanan Jihad SM.Kartosuwiryo” adalah saksinya!! Bagaimana bisa Salafiyyin bersatu padu dan berjalan seiring dalam dakwah yang mulia ini dengan para teroris pemberontak?! Jangan engkau coba untuk membohongi umat bahwa Salafiyyin hanyalah mengekor keinginan musuh-musuh Islam!! Jauh dan jauh sebelum Amerika berbicara dan berteriak-teriak tentang terorisme, para ulama Salafiyyin telah membongkar kedok kesesatan Hizbut Tahrir!! Dan tidaklah hal itu dilakukan kecuali dilandasi oleh pembelaan mereka terhadap agama ini!! Kecintaan dan upaya untuk melindungi kaum Muslimin dari kesesatan yang terus disemburkan siang dan malam oleh Hizbut Tahrir!! Dari satu jalan ke jalan lainnya!! Dari satu demontrasi ke demontrasi berikutnya!! Dari perancangan kekacauan ke kekacauan berikutnya!! Jadi apa logika sehat yang engkau gunakan bahwa musuh-musuh Islam dari kalangan Munafiqin, orang-orang kafir, Yahudi dan Nasrani, orang-orang Musyrik dan kaum Zindiq yang mampu “<strong><u>MEMBUAT PENGIKUT JAMA’AH SALAFI MENJADI BENCI</u> TERHADAP PENGIKUT JAMA’AH HIZBUT TAHRIR?!</strong> Usamah bin Laden dulunya adalah didikan CIA!! Syaikh Muqbil Rahimahullah bahkan curiga bahwa Abdurrahman Abdul Khaliq adalah jongos Amerika karena berani mengorbankan hartanya untuk memecahbelah dakwah Salafiyyah di seluruh dunia!! Bukti ilmiyyah apa yang mampu engkau sodorkan kepada umat bahwa Salafiyyin adalah boneka orang-orang kafir?! <br />Akankah Salafiyyin berdiam diri sementara kalian-wahai Takfiriyyin- bebas leluasa untuk terus memprovokasi umat untuk membenci dan memberontak kepada penguasa Muslimnya dengan tameng “kita harus saling menghargai dan jangan merasa benar sendiri?! Dan cukup sebagai bukti betapa kalian dan Wihdah Press adalah teroris jahat dengan menerbitkan buku berbahaya dengan kata pengantar Syeikh Usamah bin Laden!! Keilmuan apa yang membuat kalian memberinya gelar luar biasa sebagai SYEIKH?! Keahliannya menciptakan berbagai kekacauan dan pembunuhan di negeri kaum Muslimin? Kecerdasannya dalam memprovokasi umat agar memberontak kepada penguasa Muslimnya dengan alasan penguasa tersebut telah kafir?! Ataukah keberaniannya yang luar biasa dalam menghadapi tentara-tentara agresor kafir sementara dia sendiri bersembunyi dari gua yang satu ke gua lainnya (dan sesekali muncul di televisi) dan menjadikan penduduk sebagai korban dan target pembunuhan dan pengeboman?! Inikah kegagahan pahlawan anti Amerika?! Bersembunyi dan bersembunyi serta menjadikan masyarakat Muslimin tertimpa kesengsaraannya?!<br />Pembaca sekalian, Drs. Muhammad Thalib telah banyak bekerjasama dengan Irfan dan Wihdah Press dalam menerbitkan buku-bukunya, antara lain:”Doktrin Zionisme dan Idiologi Pancasila (M.Thalib & Irfan Awwas). Maka berhati-hatilah dari buku-buku terjemahannya. <br /></div><div><div><a title="" href="#_ftnref8" mce_href="#_ftnref8" name="_ftn8"><strong>[8]</strong></a><strong> </strong>Belakangan ini L-Data pimpinan Muhammad Yusuf Harun MA mendirikan PP Taruna Al Quran, Jogjakarta, yang dikelola Umar Budiargo dkk. Dan produk Taruna Al Qur'an salah satunya da’inya bernama Aris Munandar Ss, kini dia sebagai pengasuh PP Taruna Al Qur'an dan pengasuh radio FM Taruna Al Quran). <br />Aris Munandar adalah seorang da’i lintas manhaj, pernah didaulat oleh Lembaga Bimbingan Islam Al Atsary (LBIA) Jogjakarta mengisi ta'lim tgl 25 Juni 2004 bersama pendukung At Turots Kholid Syamhudi, Noor Ahmad ST MT (disebut-sebut - dengan bangga oleh muridnya - sebagai dosen sekaligus ustadz dan Kajur D3 Teknik Elektro UGM), Abu Isa (Jamilurrahman, Bantul), Abu Sa'ad Lc (Jamilurrahman, Bantul), Muhammad Qosim, Lc (pengajar Ma'had Ali Al Islam Tengaran, Boyolali yang sangat terkenal permusuhannya terhadak dakwah Salaf dan Da’i-da’i Salafiyyin ketika dipimpin Yusuf Ba'isa, sekarang diganti oleh Nizar Sa’ad Jabal). <br />Aris Munandar juga pernah mengisi bersama Afifi Abdul Wadud (pengusaha pemilik Ihya Jogjakarta), Abu Ali, pada tgl 3 April 2004. Lebih parah lagi, Aris Munandar Ss mengisi kajian Malam Selasa di Masjid Jogokariyan Jogjakarta bersama Muhammad Jazir Asp seorang tokoh Ikhwani Jogjakarta, Muhammad Fauzil Adhim Ikhwani (bintang tamu Salaf-i Qalbun Salim Malang dalam acara Talk Show Menjadikan ANAK GILA Membaca), Didik Hariyanto Ikhwani dan Irfan S Awwas, tokoh MMI-Takfiriyyin Ba’asyiriyyun Jogjakarta. Dan hingga kini Aris Munandar aktif mengisi halaqah Salaf "i" - Salafy imitasi - yang dikelola Lembaga Bimbingan Islam Al Atsary Jogjakarta. <br />Sementara LBIA Al Atsary kerap mengundang Abdul Hakim bin Amir Abdat - penelaah/ahli hadits dari Jakarta menurut selebarannya - di bulan Jul 2003 yang lalu bersama Kholid Syamhudi Lc, Arif Syarifudin Lc (Mudir Ma'had bin Baz), Abu Sa'ad, Abu Isa, Muhammad Subhan, Lc, Afifi Abdul Wadud, Mujahid, Abu Ali, Muhammad Wujud, Lc.<br /><strong> Informasi terakhir yang dapat kita kumpulkan, Taruna Al-Qur’an mengeluarkan Majalah bernama Qiblati yang dipimpin oleh Agus Hasan Bashari (lihatlah bahwa orang yang sangat jahat ini ada dimana-mana dan hidup dari mana-mana! Di Al-Sofwa, di LDATA Al-Ikhwani, di Al-Irsyad, di As-Sunnah At-Turotsy, di Pesantrennya Mudzakir Arif gembong besar Ikhwanul Muslimin, di Rabithah dan …Allahul Musta’an. Kosmopolitan!! Benar-be
nar orang yang sangat berbahaya!! Seorang Hizbiyyun Bungloniyyun Fulusiyyun tulen!). Adapun penasehat majalah Qiblati Al-Ikhwani adalah Fariq Anuz, maka “klik” sudah hubungan mereka berdua dengan Umar Budiargo bos besar Taruna L-DATA Al-Ikhwan Jogjakarta dan Aris Munandar si da’i pramuka lintas manhaj di sini senang di sana senang!! Berhati-hatilah.<br /></strong></div></div><div><a title="" href="#_ftnref9" mce_href="#_ftnref9" name="_ftn9">[9]</a><font> </font>Mereka inilah para pengendali situs mus$$$.or.$$ yang menjadi corong Abdullah Taslim dan Muhammad Arifin Badri. Situs hasil “kawin silang” antara Ihya’ At-Turots grup dan L-DATA Al-Ikhwani Jogjakarta!! Pemrakarsa acara daurah Masyayikh yang akan mereka datangkan dari Madinah, Di brosur yang mereka sebarkan, LBIA telah mengumumkan untuk mengadakan Daurah Nasional pada 18/7 s/d 3/8 /2006 hasil kerjasama antara Abdullah Taslim, Kholid Syamhudi, Aris munandar, dan Firanda yang dipromotori oleh Griya Muslimah. Tahukah anda siapakah Griya Muslimah? Griya inilah yang pada tanggal 14/5 dan 21/5/2006 telah sukses mensponsori LOMBA NASYID DAN DONGENG DI KMMF UGM<img src="!" mce_src="!" alt="" border="0" />! Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Allahul Musta’an. Maka janganlah terkecoh wahai saudaraku, walaupun mereka –dengan segala kelicikannya- mampu untuk mendatangkan Masyayikh Salafiyyin dari Madinah, tetapi lihatlah jati diri mereka dan orang-orang yang berkerumun di sekitarnya!!. Simak bukti-bukti ilmiyyah atas kehizbiyyahan mereka. Benar, mereka adalah orang-orang yang sangat licik, kapan harus bertopeng Salafy dan kapan pula mesti berwajah Hizby!! <br /></div><div><div><a title="" href="#_ftnref10" mce_href="#_ftnref10" name="_ftn10"><strong>[10]</strong></a><strong> </strong>Soal kedua : <br />Salah seorang mereka yaitu Aunur Rafiq Ghufron (pengasuh Ma’had Al Furqan, Gresik, red) berkata: Sesungguhnya mengusir ahli bid'ah dari rumah itu tidak dalilnya, karena para sahabat, datang kepada mereka orang-orang kafir sedang mereka tidak menutup pintu-pintu rumah mereka dan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam tidak pernah melakukannya sama sekali. Maka saya jika datang kepada saya seorang mubtadi'/ahli bid’ah, saya akan menasehatinya. Apakah ini benar dan apa yang antum katakan tentang orang ini ?<br />Jawab Syaikh Yahya Al-Hajuri Hafidhahullah:<br />Saya katakan: Bahwa ini, yang dikatakan oleh orang ini, yaitu perkataannya , "Tidak akan diusir, ia tidak mengusir dari rumahnya, tidak akan mengusir mubtadi'". <br /><br />Dia (dengan ucapannya itu) membantah banyak (ulama) salaf. Teman–teman Ibnu Sirin (seorang ulama besar dari Tabi’in) di masa itu tidak mengkritik beliau, masa yang cemerlang, bercahaya dengan para Ulama’. Telah datang kepada Ibnu Sirin seseorang dan ingin berbincang dengannya –dengan sesuatu dari bid'ah- atau ingin membacakan kepadanya al Quran maka Ibnu Sirin memerintahkan agar dia diusir lantas ia diusir, Ibnu Sirin memerintahkan, maka diusirlah dia. Dan seseorang (ahli bid’ah) berkata kepada Ayub bin Abi Tamimah: Saya ingin berbicara denganmu dengan satu kata. Beliau menjawab: Walaupun setengahnya ! (saya tidak mau). Setengah kata saja dia tidak ingin berbicara dengannya. <br /><br />Dan begitu juga Imam Malik, beliau berpaling dari mubtadi' (ahlul bid'ah) dan berkata: Saya di atas ilmu tentang urusanku… kamu!, (berarti) sekarang di sekitarmu berkeliling orang-orang ahli bid'ah kamu tidak jauh dari mereka. Perbuatanmu menunjukkan yang demikian, pembelaanmu terhadap hal itu dan kemarahanmu demi mubtadi'ah/para ahli bid’ah, pembelaanmu terhadap mereka menunjukan yang demikian. Kalau tidak, maka siapa kamu dan siapa Ibnu Sirin? Ya, engkau? siapa engkau dan siapa Ayyub bin Abu Tamimah?. Tidak ada pengingkaran dari ulama salaf atas (perbuatan) mereka para Imam tersebut dalam masalah ini, dan tidaklah semestinya seseorang mengagungkan seorang pelaku bid'ah. Kami punya sesuatu yang mendukung itu dari al Quran dalam menghinakan orang orang yang memiliki bid'ah, Allah Ta’ala berfirman –apa-?, <span><br /></span><strong><font><span>وَالَّذِينَ كَسَبُواْ</span></font><span> </span><span><font>السَّيِّئَاتِ جَزَاء سَيِّئَةٍ بِمِثْلِهَا<br /></font></span></strong><br />Artinya [ Dan orang-orang yang melakukan kejelekan maka balasan kejelekan adalah kejelekan yang sepertinya dan kehinaan meliputi mereka ] (Yunus :27) <span><br /></span><strong><span>إِنَّ الَّذِينَ يُحَادُّونَ اللَّهَ</span><span> </span><span>وَرَسُولَهُ أُوْلَئِكَ فِي الأَذَلِّينَ</span></strong><span><br /><br /></span><span><br /></span>[Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan RasulNya mereka dalam kehinaan ] (Al Mujadalah :20).<br /><br /><br />Maka saya tanya: Mereka dihinakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sebab maksiat-maksiat dan bid'ah lalu kamu memuliakan mereka ?!. <br /><br />Ya, Jika datang kepadamu tamu dan masuk di rumahmu, begitu, kamu berpaling darinya!. <br /><br />Adapun kamu mengingkari orang yang mengusir mubtadi'ah dari rumahnya, maka pengingkaran ini tidaklah benar. Tidaklah benar kamu mengingkari ini. Dan yang mengusir mereka (pelaku bid'ah) dan memiliki kemampuan maka semoga Allah membalas mereka dengan baik. Telah mendatangiku seseorang beberapa hari yang lalu ke rumah dan mendebatku dalam sebuah masalah yakni dia menyebut sebuah permasalahan, kami katakan: Bahwasanya aku telah menulis (sebuah tulisan) dalam masalah ini pada beberapa lembar kertas, lihatlah. Dia berkata: Berikan kepadaku kertas itu. Maka kuberikan padanya kertas itu yang aku telah menyelesaikannya. Kemudian dia mengulangi (masalah ini) dan membawa beberapa bid'ah serta memberi tuduhan-tuduhan terhadap Ahlussunnah khususnya di tempat ini. Yakni pada diri mereka (Ahlussunnah) ada (sifat) tasyaddud (keras bukan pada tempatnya), kami katakan kepadanya: Apa pendapatmu jika kamu keluar saja, berdiri! berdiri keluar!!. <br /><br />Ya benar. Bagaimana ini? yakni sebuah masalah telah…padanya ada ucapan para Ulama’ dan manusia telah selesai dari masalah itu, tapi dia ingin masuk dan menyelinap dan ingin menetapkan sesuatu yang baru, ingin memasukkan pada akalmu sesuatu yang baru dari hawa nafsu dan bid'ah. Ya benar, orang yang mengeluarkan ahlul bid'ah (dari rumahya) dia punya pendahulu/panutan, maka tidak boleh diingkari atasnya, perbuatannya mengeluarkan dari tempat …(www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=660)<br /></div><p><font> </font></p></div><div><div><a title="" href="#_ftnref11" mce_href="#_ftnref11" name="_ftn11"><strong>[11]</strong></a><strong> </strong>Berikut Link-link yang berkaitan dengan Abu Nida' dan jaringannya di Jogjakarta.<br />At Turots – Al Sofwa link<br />Lembaga Pemberdayaan Ummat Al Kahfy, Gg Mulwo, Jogjakarta<br />Acara “10 Kebiasaan Muslim yang sukses”, 10 Oktober 2004 di Masjid Pogung Raya Jogjakarta. Ainul Haris, Lc, Mag (Direktur YAYASAN NIDA’UL FITHRAH, SURABAYA), Jon Hariadi, MAg. (Ketua Lajnah Dakwah Yayasan Nida’ul Fitrah, Surabaya), Nur Ahmad Setiawan, ST, MT (Kajur D3 Teknik Elektro UGM) [email protected].<br />Ciri khas penarik masa : Gratis snack, makalah, voucher belanja 30-35% di toko buku Sarana Hidayah, Media Dakwah.<br /><br />Acara SIIP Studi Islam Intensi Pemula 15 September – 14 Oktober 2004 di Masjid Kampus UGM. Pengajar Arif Syarifuddin Lc, Kholid Syamhudi, Lc, Muhammad Qoshim, Lc, Ali Saman, Lc, Abu Mush’ab, Abu Sa’ad, Abu Isa, Noor Ahmad ST, MT, Aris Munandar Ss, Sa’id. Penyelenggara : FKIM (Forum Kajian Islam Mahasiswa
antar bidang SKI di UGM, sekretariat Wisma MPR Jl. Pogung Raya)<br />Link & Supporter : <br />Toko Ihya’ – Afifi Abdul Wadud (pendaftaran SIIP)<br />Toko Sarana Hidayah – UGM (pendaftaran SIIP) – jualan buku-buku Sampah Abu Bakar Ba’asyir, Yusuf Qardlawi, Aid Al Qarni, Sayyid Quthub, VCD gambar perempuan Irene Handono dll.<br />PUSTAKA UKHUWAH, CEMANI, SOLO<br />LBIA AL ATSARY – LEMBAGA BIMBINGAN ISLAM AL ATSARY, JOGJAKARTA. Wisma MTI (Misfallah Thollabul Ilmi) Pogung Kidul, Mlati Sleman.<br />MAJALAH ELFATA, Jl Slamet Riyadi, Kartosuro, Solo<br />MEDIA SUNNAH FM, Jl Purwodadi, Karanganyar<br />Ciri khas penarik masa : Makan Siang, Kuis berhadiah, Voucher belanja, CD Gratis<br /><br />Acara : Sikap Muslim yang benar dalam bermuammalah dengan Pemerintah, 29 Agustus 2004. Pengajar Anas Burhanuddin bin Musta’in Ahmad, Lc (Sekretaris Forum Silaturahmi Pelajar Indonesia, Arab Saudi), Abu Abdil Muhsin Firanda (Sorong). Tempat Masjid Jami’ IAIN Sunan Kalijaga Jogjakarta. Penyelenggara : MA’HAD IMAM SYAFI’I JOGJAKARTA & LBIA AL ATSARY.<br />Link & Supporter : <br />CV Mubarak Teknik, Jl Adisuycipto, Jogjakarta<br />MAJALAH AS SUNNAH, Jl. Solo-Purwodadi, Solo<br /><br />Acara : Ma’had MPR Gelombang ke 2. Tempat Masjid Pogung Raya. Pengajar Afifi Abdul Wadud, Ridwan Hamidi, Lc (orang yang tidak jelas Manhajnya), Ulin Nuha (Pengajar Pondok Taruna Al Qur’an), Abu Abdurrahman (pengajar pondok Al Madinah). Pendaftaran/Penyelenggara : Wisma Multazim, MPR.<br /><br />Acara: Kajian Rutin, Kitab Tauhid. Hari Selasa rutin. Pengajar Abu Isa. Tempat : Mushlla Teknik UGM. Penyelenggara : SKI Al Hadid, Teknik Sipil UGM.<br /><br />Acara : Syarh al Ushulus Sittah. Rutin Ahad Pagi. Pengajar Abu Abdirrahman Abdullah Amin. Penyelenggara Masjid Istiqomah, Karanggayam, Majelis Ta’lim Al Hikmah Karang Gayam, Jogjakarta. Abdullah Amin masih berhubungan dengan Sururi Malang dan punya majelis bersama mereka di Masjid As-Salam Malang.<br /><br />Acara: Daurah Diniyyah, menyongsong era Kebangkitan Ummat. Tgl 21-22 Januari 2004. Pengajar Khalid Syamhudi Lc (alumni Universitas Islam Madinah, fakultas Hadits, Mudir Ma’had Ibnu Abbas, Solo), Arif Syarifuddin Lc (alumni Universitas Islam Madinah, fakultas Hadits, Mudir Islamic Center Bin Baz, Jogjakarta). Tempat: Masjid Jami’ IAIN Sunan Kalijaga, Jogjakarta. Penyelenggara : Wisma Imam Asy Syafi’I Jogjakarta.<br />Link & Supporter : <br />Toko muslim Ihya (Afifi Abdul Wadud), toko Sarana Hidayah, Karang Asem, Jogjakarta.<br />MAJALAH FATAWA, ISLAMIC CENTER BIN BAZ, KARANGGAYAM, BANTUL.<br />MAJALAH NIKAH, SUKOHARJO, SOLO<br />Majalah Elfata, Jl. Slamet Riyadi, Solo<br />Ciri khas penarik masa : Gratis buku dan majalah untuk 100 peserta perama, voucher belanja 30-35% di Toko Sarana Hidayah.<br /><br />Acara : Kassalam, kajian Sabtu Sore sampai Malam.Tgl 24 April 2004. Masjid MPR. Pengajar Abu Ali, Afifi<br />Abdul Wadud, Aris Munandar, Ss. <br />Ciri khas penarik masa : Gratis bulletin Alif terbaru bagi 100 pendatang pertama.<br />Link & Supporter : <br />KMDT (Keluarga Muslim Diploma Teknik Mesin) UGM<br />Biasiswa (Bimbingan Agama Islam Mahasiswa) Teknik UGM<br />Forum Mahasiswa Muslim Pogung (FM2P) Jogjakarta<br />Unit Kerohanian Al Mustaqim, Teknik Kimia UGM<br />SKI Al Hadid Teknik Sipil UGM<br /><br />Acara : Kajian Umum Tazkiyatun Nafs. Tgl 18 April 2004. Pengajar Abu Umar Basyr. Pondok Jamilurrahman, Sawo, Wirokerten, Bantul. Penyelenggara : Halaqoh Keluarga Salafiyyin Jogjakarta.<br />Link & Supporter : <br />Air Minum kemasan “Ummat”<br />Majalah Fatawa, Islamic Center Bin Baz, Bantul<br />Minyak Wangi Ar Raihan, Komplek Jamilurrahman, Bantul<br />Toko Ihya – Karang Bendo, Jogjakarta<br />Majalah As Sunnah, Jl Solo-Purwodadi, Solo<br />Salam Group<br /><br />Acara : Daurah Kitab. Tgl 23 Juni – 4 Juli 2004. Pengajar Abu Isa (pengajar PP Jamilurrahman, Bantul), Kholid Syamhudi, Lc, Noor Ahmad ST MT, Aris Munandar, Muhammad Qoshim, Lc, Abu Sa’ad. Tempat Masjid Pogung Raya. Penyelenggara : Lembaga Bimbingan Al Atsary Jogjakarta.<br />Ciri khas penarik masa : Majalah gratis untuk 200 pendaftar, snack dan minum, voucher belanja.<br />Link & Supporter : <br />Toko Buku Pustaka Ukhuwah, Cemani, Solo<br />Toko Muslim Ihya, Karang Bendo, Jogjakarta<br />Toko Sarana Hidayah, Karang Asem, Jogjakarta<br />Majalah Nikah, Jl Veteran, Solo.<br />Majalah Assunnah, Jl Solo-Purwodadi, Solo<br />Dinuna Agency (Komplek masjid Istiqomah, Karang Gayam)<br />Masjid As Salam, Tawang Sari (Rabu, Sabtu), Jogjakarta<br />Acara : Daurah Muslim Muslimah Dasar. Tgl 6 – 13 Juli 2003/ Pengajar Abdul Hakim bin Amir Abdat (Penelaah Hadits, Jakarta), Kholid Syamhudi (pengajar Imam Bukhari, Solo), Arif Syarifuddin, Lc (Mudir Bin Baz, Jogjakarta), Abu Isa, Abu Sa’ad, Lc (pengajar Ma’had Jamilurahman Bantul), Muhammad Subhan, Lc, Afifi Abdul Wadud, Mujahid, Abu Ali (Jogjakarta), Muhammad Wujud, Lc (Magelang). Masjid Pogung Raya, Masjid Siswa Graha, Pogung Kidul, Jogjakarta.<br />Ciri khas penarik masa : Matan kitab, Snack gratis.<br />Link & Supporter : <br />Toko Muslim Ihya’, Karang Bendo, Jogjakarta<br />Kajian Putri Masjid As Salam, Tawang Sari , Jogjakarta (Rabu dan Sabtu)<br /><br />Acara : Bedah Buku Intensif 2004. Tgl 25 Januari – 8 Februari 2004. Pengajar MUHAMMAD QOSIM, LC (PENGAJAR MA'HAD ALI AL IRSYAD AL ISLAMI TENGARAN, REKAN YUSUF BA'ISA), MUHAMMAD WUJUD, LC, KHOLID SYAMHUDI, LC, ARIF SYARIFUDDIN, LC, ALI SAMAN, LC, NASIRUDIN, LC, RAMLAN, LC, ABU SA’AD, MUJAHID, ABU ISA. PENYELENGGARA: LBIA AL ATSARY, PONDOK MAHASISWA MISFALLAH THOLABUL ‘ILMI, POGUNG KIDUL, JOGJAKARTA.<br />Link :<br />Toko Buku Sarana Hidayah Karangasem, Jogjakarta<br />Toko muslim Ihya’, Karang Bendo, Jogjakarta<br />Majalah Fatawa, Islamic Center Bin Baz, Bantul<br />Majalah As sunnah, Jl. Solo-Purwodadi, Solo<br />Masjid Al Ashri<br />Masjid As Salam<br />Masjid Siswa Graha<br />Masjid Pogung Dalangan<br />Masjid Pogung Raya<br /><br />Acara : Daurah Sehari, nasihat para Ulama dalam menghadapi fitnah. Pengajar Abu Qotadah (yang mengaku murid syaikh Muqbil, padahal Syaikh Yahya tidak mencantumkan lagi namanya sebagai da’i yang dipercaya di Thobaqatnya, padahal Syaikh Yahya al Hajuri adalah pengganti Syaikh Muqbil bin Haadi rahimahullah mengenalnya juga), Muhammad Qosim, Lc (Alumnus Universitas Islam Madinah), Rifqan Ahlassunnah bi Ahli sunnah. Tgl 21 Maret 2004. Tempat : PONDOK JAMILURRAHMAN, BANTUL. Penyelenggara : Halaqah Keluarga Salafiyyin Jogjakarta.<br />Link & Supporter : <br />Toko Buku Sarana Hidayah Karangasem, Jogjakarta<br />Toko muslim Ihya’, Karang Bendo, Jogjakarta<br />Majalah Fatawa, Islamic Center Bin Baz, Bantul<br />Majalah As sunnah, Jl. Solo-Purwodadi, Solo<br />Salam Group<br />MINYAK WANGI AR RAIHAN, KOMPLEK JAMILURRAHMAN, BANTUL<br />Air Minum kemasan “Ummat”<br /><br />Acara : Kajian Umum Jum’at Pagi. Pengajar Aris Munandar Ss (Penerjemah, Pengasuh Kajian Islam Radio Taruna Al Qur’an). Masjid Pogung Raya 25 Juni 2004. Penyelenggara : Maktabah MPR, Forum Mahasiswa Muslim Pogung (FM2P), Jogjakarta.<br /><br />Acara : Kajian Umum. Pengajar Aris Munandar (staf pengajar Ma’had Taruna Al Qur’an). Tgl 31 Juli, 4 & 5 Agustus, 11 Agustus 2004). Musholla Teknik FT UGM. Penyelenggara : SKI Al Hadid, JTS FT UGM.<br /><br />Acara : Kajian Rutin. Tgl 23 Juli 2004. Pengajar Aris Munandar Ss (Penerjemah, Pengasuh Kajian Islam Radio Taruna Al Qur’an). Penyelenggara : Maktabah MPR.<br /><br />Acara : Bedah buku Bengkel Akhlaq. Tgl 26 September 2004. Pengajar Fariq Ghasim Anuz (penulis buku Bengkel Akhlaq). M
a’had Jamilurrahman as Salafy, bantul. Diselenggarakan oleh Halaqah Keluarga Salafiyyin Jogjakarta, LBIA Al Atsary, Jogjakarta.<br />Link:<br />Toko muslim Ihya’, Karang Bendo, Jogjakarta<br />Majalah Fatawa, Islamic Center Bin Baz, Bantul<br />Majalah As sunnah, Jl. Solo-Purwodadi, Solo<br />Minyak Wangi Ar Raihan, Komplek Jamilurrahman, Bantul<br />Da’im Donuts<br /><br />Acara : Mengingat Kematian. Tgl 13 September 2004. Pengajar Abu Haidar (Mudir yayasan Ihya us Sunnah, Bandung). Masjid Al Karim, Kartosuro, Solo. Diselenggarakan oleh Ta’mir Masjid Al Karim, Forum Kajian Islam Al Atsary Surakarta. <br />Link:<br />Majalah Nikah, Sukoharjo, Solo<br />Majalah As sunnah, Jl. Solo-Purwodadi, Solo<br />Majalah Elfata, Jl. Slamet Riyadi, Solo<br />Pustaka Sahabat, Jl Kebangkitan Nasional, Solo.<br /><br />Acara : Tetap Isiqomah Menghadapi Kuliah. Pengajar Noor Akhmad Setiawan, ST MT (dosen sekaligus Ketua Jurusan D3 Teknik Elektro, UGM). Tgl 9 September 2004. Masjid Kampus UGM. Diselengggaran oleh :Forum Kajian Islam Mahasiswa (Forum kerjasama antara bidang-bidang SKI di UGM), Lembaga Bimbingan Islam Al Atsary, Jogjakarta.<br />Ciri khas penarik masa : Gratis snack, dll.<br /><br />Acara : Program Bahasa Arab Intensif 1 tahun angkatan ke 4. L-Data (Lembaga Dakwah dan Taklim). Markas L-Data : Kompleks PP Taruna Al Qur’an, Ngaglik, Sleman.<br /><br />Acara : Kajian Umum Selasa. Tgl 17 Mei 2004 – 11 Oktober 2004. Pengajar Aris Munandar, Cahyadi Takariawan (IM), Muhammad Jazir Asp (IM), Pujihartono, Irfan S Awwas (MMI), Didik Hariyanto, Muhammad Fauzil Adhim (IM). Masjid Jogokariyan, Jogjakarta. Penyelenggara : Takmir Masjid Jogokariyan & Divisi Dakwah PP Taruna Al Qur’an, FSRMY.<br />Ciri khas penarik masa : Gratis makan malam<br />Link:<br />Pro U Cetak-cetak, Jogokariyan, Jogjakarta<br />PP Taruna Al Qur’an, Jogjakarta<br />FSRMY<br /><br />Acara : Daurah Dua Hari. Tgl 14-15 Agustus 2004. Pengajar Abdullah Taslim Lc (Mahasiswa s2 Univ. Islam,Madinah, KSA) , Firanda (Eks. Mhs Teknik Kimia, UGM, Mahasiswa s1 Univ. Islam Madinah, KSA) Aris Munandar. Ma'had Jamilurrahman, Bantul.. Penyelenggara : Halaqah Keluarga Salafiyyin Jogja, Lembaga Bimbingan Islam Al Atsary (LBIA), Ma'had Imam Syafi'i ,Yogyakarta, Lembaga Dakwah Ahlu Sunnah Mahasiswa Jogjakarta, Wisma Misfallah Tholabul Ilmi, Pogung Kidul, Sleman.<br /><br />Kesimpulan :<br />1. Abu Nida’ dkk. Kental dengan orang-orang Ikhwaniyyun, Ba’asyiriyyun, Sururiyyun, Quthbiyyun<br /><font><strong>2.</strong> <strong>Waspadai tempat-tempat, pengisi kajian batalion Hizbiyyah Abu Nida’ seperti tersebut di atas.<em> (www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=661)</em><br /></strong></font></div></div><div><a title="" href="#_ftnref12" mce_href="#_ftnref12" name="_ftn12">[12]</a> Muhammad Sholeh Drehem, Lc, M.Ag adalah Caleg no 4 dari Dapil I, Jatim PKS (www.jatim.go.id), ta’mir Masjid Mujahidin Surabaya (ydsf.or.id), Direktur Ma
[13] Agung Cahyadi, MA pernah bersaing dalam bursa pemilihan Ketua Dewan Syariah PKS Jatim bersaing dgn Ahmad Mudhoffar, MA, Hud Abdullah Musa, MA, Rofi’ Munawar, Lc, Farid Dhofir, Lc (www.keadilan.or.id)
[14] Ahmad Mudhoffar, MA Ketua Dewan Syariah Wilayah Jatim (www.keadilan.or.id)
[15] Sedikit lebih lengkap, data mengenai Trio Ikhwani (Muhammad Sholeh Drehem, Lc, M.Ag, Agung Cahyadi, Ahmad Mudoffar MA) yang menjadi Khatib di Markas Abdurrahman Tamimi pemegang surat kuasa 4 Masyayikh Yordan:
1. www.jatim.go.idinfolayan.php.html, Drehem jadi Caleg no 4 dari Dapil I, Jatim. "M. soleh Drehem, LC "
2. ydsf.or.idmajalah.php.html, Drehem mengisi acara KAMMI Surabaya."Antara lain Ustadz Ahmad Arqom, direktur Lembaga manajemen Terapan Trustco Surabaya, Ustadz Drs.H.Mohamad Sholeh Drehem, Lc. Ta’mir
Masjid Mujahidin Surabaya, Dr. Tri Wikantoro M.Eng. dosen ITS yang juga aktif di ISTECS Jawa Timur. Ustadz Ahmad Mudzoffar, MA., staf ahli dgtki ydsf dan lain-lain. "
3. www.infoalirsyad.comedisi52index-6.html, Drehem hadir dalam acaraDirgahayu Al Irsyad. "Acara berikutnya adalah pembagian door prize dan ditutup dengan ceramah agama oleh Ustadz Muhammad Soleh Drehem, Lc. dengan tema : Hablum minannaas (hubungan sesama manusia). Diharapkan dengan tema tersebut dapat memberikan siraman rohani dan memperbaiki kinerja karyawan Rumah Sakit dengan para pasien. Akhirnya, segenappimpinan, staff dan karyawan Rumah Sakit Al Irsyad Surabaya mengucapkan : Minal ‘Aidin Wal Faizin, mohon maaf lahir batin. Dirgahayu Rumah Sakit Al Irsyad Surabaya yang ke-24. "
4. www.rri-online.commodules.phpnameArtikelsid13018.htm, Drehemdilantik jadi Ikadi. "Pengurus Ikadi Jatim yang dilantik diketuai H Muhammad Sholeh Drehem, Lc, MAg yang sehari-hari menjabat DirekturMahad Ukhuwah Islamiyah Surabaya."<br />5. www.ikadi.org_profil.php_op_pengurus.htm, struktur IKADI orang-orang PKS/IM."DR. Didin Hafidhuddin, M.Sc, Anggota DR. Ahzami Samiun, MA,DR. Daud Rasyid, MA,DR. Salim Segaf Al Jufri, MA,DR. Ahzami Samiun Jazuli, MA ,DR. Mushlih Abdul Karim, MA,DR. M. Hidayat NurWahid, MA,DR. Nurmahmudi Isma'il, M.Sc,DR. Mulyanto, M.Eng,KH. Rahmat Abdullah,KH. Abdul Hasib, Lc,KH. Amang Syafruddin, Lc,M.Psi,Drs. H. Ahmad Yani,HM. Ihsan Tanjung,DR. Setiawan Budi Utomo, MBA"<br />6. www.ikadi.org_profil.php_op_visi.htm, IKADI mengaku ikuti Salafus shaleh. "Membangun pemahaman Islam berdasarkan al-Quran dan Sunnah sesuai manhaj ulama salafush shaleh bagi segenap umat manusia. "<br />7. www.ikadi.org_modules_news_article.php_storyid=29_mn_3.htm, seorang dai IKADI Ahmad Satori Jogjakarta, menulis dgn rujukan Hasan Al Banna. "Al Banna pernah berkata: Wahai saudara-saudaraku..."<br />8. pk-sejahtera.org_modules_news_article.php_storyid_1015.htm, menunjukkan H. Rofi Munawar, Lc adalah rekan Drehem di Ma'had Ukhuwah Islamiyyah, Surabaya.Rofi : "Karena itulah PK hadir dengan mengusungagenda perubahan ideologi dengan ideologi tauhid, peningkatan<br />profesionalitas bagi pemegang kekuasaan, perubahan moralitas dan peningkatan ekonomi masayarakat serta tegaknya hukum, tandas pengasuh Pondok Pesantren Ukhuwah Islamiyah Surabaya dengan penuh semangat".<br />9. www.keadilan.or.id_modules_news_print.php_storyid_655.htm, menunjukkan Ahmad Mudhoffar, MA Ketua Dewan Syariah Wilayah Jatim, pesaingnya Agung Cahyadi, MA 5 suara, Rofi' Munawar, Lc.<br />10. ydsf_or_id.htm, menunjukkan Agung Cahyadi, MA, Staf Ahli Konsorsium Dakwah Islam (KDI) – YDSF, pengagum Hasan Al Banna Abul A'la Al Maududi, Muhammad Rasyid Ridha.<br />11. www.infoalirsyad.com_edisi52_index-14.html, bahwa Ustadz Agung Cahyadi, Lc. (Ketua KDI YDSF) kontributor Info Al Irsyad.<br />12. www.cetro.or.id.htm, bahwa Ahmad Mudzoffar, MA Caleg PKS dari Jatim<br />13. pk-sejahtera.org_modules_news_article.php_storyid_2237.htm, daftar caleg PKS termasuk Ahmad Mudzoffar.<br />Kesimpulan :<br />Muhammad Sholeh Drehem, Lc, MAg adalah direktur Ma
had Ukhuwah
Islamiyah Surabaya, Caleg PKS Jatim, berhubungan dgn KAMMI, Al Irsyad,
tokoh PKS Jatim Rofi Munawar – teman di Ponpes Ukhuwah Islamiyah
Surabaya, berhubungan dgn IKADI yang mayoritas pengurusnya tokoh
PKS/IM.
[16] Saudaraku kaum Muslimin, kami berikan sedikit “bonus” tentang isi situs ini dimana penggedhenya adalah “temen-temen berdakwah” ustadz-ustadz kondang (Aunur Rafiq, Abdul hakim Abdat, dll) yang direkomendasikan oleh Calmas Abdullah Taslim sebagai ustadz yang telah terkenal berdakwah kepada manhaj Ahlus Sunnah:
“Sikap Kelompok Salafy Yang Anti Ikhwan
ASSALAMU’ALAIKU WR WB
SEBENARNYA APA PERMASALAHAN yang TERJADI ANTARA KELOMPOK SALAFY DENGAN IKHWANUL MUSLIMIN, SEHINGGA KELOMPOK TERSEBUT SELALU MENGHUJAT & MENCACI IKHWANUL MUSLIMIN ?
ABU FATHUR ROBBANI
2004-02-20 06:51:52
Jawaban:
… sensor …
sebenarnya sikap tidak simpatik itu malah merugikan dakwah salafiyah sendiri dan justru ikhwan malah diuntungkan. Semakin dihujat malah semakin banyak yang simpati dan ikut membelanya, meski bukan dari kalangan ikhwan sendiri. Dan jamaah ikhwan ini semakin hari bukan semakin menyusut tetapi malah semakin besar. (http://www.syariahonline.com/konsultasi/?act=view&id=5836)”
Masih kurang seru? Kami tambahkan satu contoh lagi isi situs “temen-temen dakwah” Aunur Rafiq, Agus Bashari dan Abdul Hakim Abdat, perhatikan:
“Gitar Itu Boleh Ga’ Sich Dimainkan Ustad?
Assalamu’alaikum.Wr.Wb
Ustad yang dirahmati Alloh SWT. Kemarin ada seorang teman yang bertanya, "apakah bermain musik itu haram, lalu Bagaimana Rosululloh menagpresiasikan seni yang dimiliki olehnya?" Selanjutnya teman saya itu bertanya kembali, "apakah alat musik itu haram? termasuk gitar? lalu apa landasan syar’i nya?"
Mungkin Ustad bisa bantu saya. Jazakumulloh khoirun Jaza.
Wassalamu’alaikum
Abdul
Ciputat-Tangerang
2004-07-27 06:00:59
Jawaban:
… sensor …
“…jama’ah ahlu Sufi memberikan kemudahan pada nyanyian walaupun dengan gitar dan biola”. http://www.syariahonline.com/konsultasi/?act=view&id=9175 “
Maka silakan tersenyum wahai Abdullah Taslim dan para da’i pelancong manhaj dengan 2 butir kenyataan ini!! Inna lillahi wa inna ilaihi rajiu’un.
[17] Abduh ZA. Berkata dalam bukunya “Siapa Teroris?…:”Pada halaman 644-645, Al-Ustadz Luqman Ba’abduh menyebutkan 17 kasus pengeboman di tanah air dan dunia internasional, sejak kasus bom di Masjid Nurul Iman Padang tanggal 11 November 1976 hingga bom yang meledak di Istambul Turki tanggal 20 Noveember 2003. Namun Al-Ustadz Luqman tidak menyebutkan kasus bom Cimanggis dan secara mutlak tidak menyinggungnya sedikitpun dalam bukunya.” (footnote no.154, hal. 86).
Kita katakan: Engkau ingin tahu wahai Ustadz Abduh ZA. yang salah satu bukumu (bersama A.Jaiz) ditazkiyah oleh Caldok Muhammad Arifin? Sesungguhnya dia adalah teman moderat dari “teman duet moderat Ustadz” dalam menyusun buku!! Yang Ustadz katakan sendiri bahwa Pak Hartono ini aktif di Yayasan Al Sofwa sehingga dia dijauhi oleh Salafiyyin Tulen!! Silakan cek kembali pembelaan Ustadz pada footnote no.709, hal.356, cetakan pertama!!
[18] Perhatikan wahai saudaraku, alangkah carut marutnya manhaj yayasan tong sampah ini. Anda sekalian telah menyaksikan bukti UUD amar munkar nahi ma’ruf mereka yang menyatakan: “Sikap membuka aib dan mencela mereka bukanlah manhaj yayasan”. Lalu apa maksudnya tulisan mereka ketika menyebut nama teroris Aman Abdurrahman sebagai imam tetap masjid Al-Sofwa dengan gelar “Telah menyimpang?” Apakah gelar ini tidak termasuk membuka aibnya? Tidak tergolong mencelanya?! Allahul Musta’an.
[19] Tulisan ini telah diadopsi oleh Mus$$$.or.$$
[20] Sekali lagi perhatikanlah wahai saudaraku bahwa orang inilah yang pernah kepanasan telinganya waktu duduk di hadapan Syaikh Muhammad bin Hadi al Madkhali Hafizhahullah ketika beliau menjelaskan bahaya Hizbiyyah diapun keluar dari majlis tanpa pamit, seperti diberitakan Ikhwanuna Salafiyyin di Madinah. (Man Huwa (Siapakah Dia) Abu Qatadah, Ustadz Abu Hamzah Yusuf, Salafy.or.id)
[21] Sikap tegas beliau dalam mengungkap makar dan kejahatan para Da’i Hizbi ini telah menjadikan Abu Salma murka dan kuatir akan kelangsungan hidup Dakwah Hizbiyyah kelompoknya sehingga memaksa dia untuk mentahdzir beliau!! Jauh dari sikap dan bukti-bukti ilmiyyah, menuduh beliau sebagai da’i yang menjauhkan umat dari dakwah (Hizbiyyah[22] Hussein Badjerei dalam buku resmi sejarah Al-Irsyad (Al-Irsyad Mengisi..) telah Menjarhnya sebagai seorang Plagiator/Pencuri Intelektuil!![23] Al Quthbiyyah disandarkan (dinasabkan) pada ajaran Sayyid Quthub. Sayyid Quthub adalah anggota (anak-buah, red) Hasan al Banna yang sangat loyal kepada Ikhwanul Muslimin dan menjalankan dengan baik semua apa yang dikehendaki Hasan al-Banna.
Sayyid Quthub adalah seorang yang menghabiskan umurnya dengan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan Islam. Termasuk salah seorang murid al ‘Aqqad (sastrawan dan pemikir) yang sangat membenci komunis. Sayyid Quthub banyak menulis buku-buku umum yang tidak berhubungan dengan Islam.
Dia juga menulis banyak kisah dan syair-syair umum (sosial). Dia hanya seorang penulis dan kutu buku. Setelah itu ia bergabung dengan Ikhwanul Muslimin dan memba’iat al Hadhami. Ia menjadi seorang anggota Ikhwanul Muslimin yang sangat loyal, membela dakwah dan konsep-konsep Ikhwan dengan pena dan buku-bukunya.
(Setelah) Hasan al Banna terbunuh, lalu Al Hadhami dan Jamal Abdul Nasher membelanya dan dapat mengkudeta pemerintah raja Faruq.
Dalam perjalanan pemerintahannya, terjadilah silang pendapat antara Jamal Abdul Nasher dan Ikhwanul Muslimin, sehingga banyak dari anggota Ikhwanul Muslimin yang dipenjara termasuk Sayyid Quthub. Di penjara dia menulis tafsir Al Quran yang berjudul “Fi Zhilalil Qur’an” (edisi Indonesia Di bawah Naungan Al Quran) dan kitab-kitab lainnya.
Setelah keluar dari penjara, Sayyid masih aktif menulis dan menyusun konsep-konsep revolusi, pemutarbalikan Islam dan kudeta terhadap pemerintah. Konsep-konsep tersebut dia adopsi dari Abul A’la Al Maududi dan Hasan Al Banna.
Selanjutnya ia menghidupkan tanzhim di masa As Sindi dan memperbaharui tandzim di atas tandzim khusus – tanzhim khususnya dipaparkan Al ‘Isymari dalam buku “Sirriyatut Tarikh Ikhwanul Muslimin,” (sejarah Rahasia Ikhwanul Muslimin). Ia sebutkan bahwa pemimpin pengganti as Sindi adalah Shalih Al’Isymari.
Pada masa pemerintahan Jamal Abdul Nasher, Shalih Al Isymari disingkirkan dari keanggotaan tandzhim khusus dan setelah itu Sayyid Qutb memperalat Ali Isymari untuk memperbarui tanzhim khusus dan melengkapi anggota Ikhwannul Muslimin dengan senjata dan alat-alat kerusuhan (bahan peledak).
Ali ‘Isymari mengabarkan bahwa mereka membawa senjata, gerakan ini disokong seorang wanita muslimah bernama Zainab Al Ghazali. Dialah pemasok dana dan senjata yang didapat dari beberapa negara.
Selanjutnya Ali ‘Isymari yang pernah duduk bersama Sayyid Quthub mengatakan bahwa apabila terjadi suatu gangguan terhadap dakwahnya (IM), Sayyid memerintahkan agar mereka segera menuntaskannya dengan melancarkan berbagai macam kerusuhan dan peledakan besar, seperti mensabotase jembatan-jembatan, pusat-pusat listrik dan tempat-tempat lainnya, hingga akhirnya dapat menggulingkan Jamal Abdun Nasher.
Sayyid Quthub dalam bukunya “Limadza Yahjuruni ?” (Mengapa Mereka Mengucilkanku ?”) mengakui bahwa dialah yang merancang berbagai macam peledakan dan kerusuhan. Ucapannya persis sama dengan apa yang dikatakan Ali Al ‘Isymari dalam bukunya “Sejarah Rahasia Ikhwanul Muslimin.”
Sayyid Quthub berupaya mengulang sejarah “tanzhim khusus” dengan cara melakukan peledakan-peledakan, serta mengumpulkan senjata-senjata dan melatih anggota membiasakan gerakan-gerakan yang serupa. Sayyid Quthub adalah seorang konseptor Ikhwanul Muslimin yang merancang pemikiran tersebut sebagai sebuah filsafat pengkafiran yang mendatangkan kerancuan agama.
Sayyid Quthub mengkafirkan pemerintah dan masyarakat muslimin. Dialah yang menafsirkan kalimat Tauhid (Laa ilaaha illa ALLAH) dengan tafsir bid’ah yang kaum salaf tidak pernah menafsirkannya. Disamping itu, ia membuang semua Tauhid Asma’ dan Sifat ALLAH yang ada dalam Al Quran. (Karena) Ia adalah seorang penganut tasawuf. Tafsirnya terhadap ayat 1 dari Surat Al Ikhlas قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ, cukuplah sebagai buktinya (Dalam Tafsir Fi Zhilalil Quran, red).
Ia juga seorang aqlani (rasionalis, pemuja akal) yang lebih mengutamakan logika daripada nash Al Quran dan Assunnah. Bukti-bukti yang menunjukkan ia seorang aqlani adalah :
1. Ia mencela orang yang berpoligami. Menurut logika Sayyid, kalau jumlah kaum wanita banyak daripada kaum pria, baru boleh dijalankan poligami. Pemikirannya ini mirip dengan pemikiran orang-orang kiri (komunis, red).
2. Tentang masalah perbudakan, ia berpendapat bahwa perbudakan sekarang sudah tidak ada dan dahulu perbudakan hanya ada pada kelompok tertentu.
3. Kalau sudah tegak daulah Islam dengan cara yang ia tempuh atau jalan pengikutnya, ia akan mengambil semua harta manusia kemudia ia bagi-bagikan walaupun sebagian rakyatnya memiliki harta dengan jalan yang benar. Caranya ini persis cara-cara komunis. Darimana dalilnya ? Tidak ada, ia berbicara semaunya.Oleh karena itu, kalau kita tanyakan kepada teman-teman Sayyid : apakah ia seorang ahli fiqih ? Bukan. Apakah ia memiliki fatwa-fatwa dalam masalah ekonomi, muammalah dan ibadah ? Tidak. Apakah ia pernah menulis kita-kitab ushul fiqih ? Tidak pernah . Apakah ia pernah membahas masalah hadits-hadits dan atsar shahabat ? Tidak pernah. Apakah ia menafsirkan ayat-ayat hukum dalam Al Quran dengan mengikuti metode Al Qurthubi dan membawakan dalil-dalil Al Qur’an sendiri dan As Sunnah ? Tidak. Bahkan ia menafsirkan Al Quran dengan jalan logika dan tidak merujuk kepada kitab-kitab tafsir Ulama terdahulu.
Ia membuang sifat-sifat ALLAH, ia memberikan tafsir yang keliru, mengangkat masalah-masalah tasaquf dan komunisme, mengkafirkan kaum muslimin, melemparkan kerancuan agama kepada Muhammad bin Surur dan pengikutnya, sehingga mereka mengambil konsepnya dalam berdakwah.
Saya katakan bahwa Sayyid ini seorang Ikhwanul Muslimin pengekor Hasan Al-Banna yang fanatik, walaupun dia seorang yang pandai berbicara, beradab dan ahli sastra.
Orang yang semacam dia tidak patut mendapat pujian, khususnya bila kita bandingkan dengan Washil bin Atha’ seorang tokoh Mu’tazilah yang berakhlaq baik dan pemberani. Namun demikian, Ulama salaf tetap mencelanya, tidak memperhatiakn akhlaq dan kefasihannya. Sebagaimana yang disebutkan oleh Syaikh Bakr Abu Zaid ketika memuji kefasihan dan akhlaq Sayyid Quthub.
Apakah yang masuk ke dalam agama dari kefasihan ?
Kami berargumen dengan Al Quran dan As Sunnah. Jika tidak maka banyak dari kalangan sufi yang ahli bahasa, nahwu dan akhlaq yang baik. Tapi yang kita jadikan patokan adalah shahabat Rasulullah yang dapat membedakan antara hak dan yang batil, bukan mereka.
Syaikh Rabi Bin Hadi Al Madkhali ketika membantah kita “Munthalaq Al Kitab was Sunnah” karya Syaikh Bakr Abu Zaid, berkata, “Ia soerang lelaki yang menyelisihi Kitab dan As Sunnah dalam bab ini. Syaik Bakr Abu Zaid datang dan memberikan padaku beberapa lembar kertas yang sangat kecil kemudian memuji Sayyid Quthub. Ia (Sayyid) seorang yang baik katanya.” Syaikh Rabi’ berkata, “Ini ucapan yang salah.” Kemudian kertas yang berisi pujian terhadap Sayyid Quthub tadi diedarkan (oleh pengikut IM, penerjemah). Seolah masalahnya adalah masalah ta’at buta terhadap Syaikh Bakr, untuk membantah bahwa ucapan Syaikh Rabi’ tidak benar.
Dimana sisi ucapan dan dalil Syaikh Bakr yang menjelaskan ucapan Syaikh Rabi’ itu salah ??? Apakah Anda telah membantah beliau dengan rinci ? Dimana Anda terangkan, ucapakan Syaikh Rabi’ salah dengan keterangan kitab-kitab Sayyid Quthub ? Atau ucapan Syaikh batil dengan dalil ini.
Mereka tidak melakukan hal itu semuanya, tetapi memakai metode Ikhwanul Muslimin yaitu ketaatan buta. Bila ia mengatakan tidak benar, maka kita harus berkata tidak benar tanpa melihat dalil-dalil dan hujjah. Sayikh Bakr Abu Zaid telah salah dalam memutuskan dan bersikap, semoga ALLAH membimbing kita dan beliau.
Dan Alhamdulillah, beliau telah bertaubat dari kesalahannya dan menulis kitab “Hukmu Intima” (Hukum Bergabung dengan Golongan-golongan) seta kitab-kitab bagus lainnya.
Ternyata beliau baru tahu bahwa Ikhwanul Muslimin mengedarkan kertasnya tadi di Yaman dan negeri lainnya disertai foto Sayyid Quthub dan diberi judul “Nashihah Adz Dzahab” (Nasihat Emas).
Cukuplah bagi beliau mengetahui kesalahannya dari siapa yang menyebarkan kertas itu. Ternyata mereka adalah musuh Syaikh Bakr sendiri, musuh manhaj yang haq.
Kita kembali kepada pembahasan Sayyid Quthub dan melihat masalah yang terjadi di masanya. Ia tidak mampu memimpin Jama’ah Ikhwanul Muslimin karena organisasi tersebut telah dinyatakan terlarang di Mesir. Jama’ah dan kantornya telah dibubarkan. Lalu apa yang dilakukan Sayyid ?
Tidak kehilangan akal, dia menulis buku-buku yang telah disebarluaskan di masyarakat. Buku-bukunya penuh dengan racun, filsafat, pengkafiran muslimin, kudeta “Islami” dan lain sebagainya. Banyak pengagum atau pengikut Sayyid Quthub terpengaruh dengan pemikirannya.
(Ditulis oleh Syaikh Ayyid asy Syamari, pengajar di Makkah al Mukaramah, dalam rangka menjawab pertanyaan sebagian jama’ah Ahlusunnah wal Jama’ah asal Belanda tentang perbedaan Ikhwanul Muslimin, Quthbiyyah, Sururiyah dan Yayasan Ihya ut Turots. Penerbit Maktabah As-Sahab 2003. Judul asli Turkah Hasan Al Banna wa Ahammul Waritsin. Penerjemah Ustadz Ahmad Hamdani Ibnul Muslim.)
Sumber artikel : http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=337[24] Bagaimana mungkin orang seperti ini bisa dibangga-banggakan oleh komunitas Hizbiyyin sebagai Ahli Hadits?! Malapetaka besar terpampang di depan mata. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun!
[25] Telah berkata Abduh Zulfidah Akaha (Orang yang buku “Kyai”nya direkomendasi oleh Caldok Muhammad Arifin) dalam buku pembelaannya terhadap beberapa firqah sesat “Siapa Teroris? Siapa Khawarij?” ketika membela Hartono A.Jaiz:”Contoh mudah saja, Ustadz Hartono Ahmad Jaiz yang dikenal sebagai seorang salafi moderat dan aktif di Yayasan Al Sofwa, dikarenakan beliau mempunyai perhatian terhadap dunia politik; sudah dijauhi dan dianggap sebagai sururi quthbi” (footnote no.709, hal.356-356). Amboi, alangkah “hikmahnya” julukan Salafi Moderat?!!