Ja’far Shalih Menggali Lubang (Fitnah) Kuburnya Sendiri (bag.1)
(Syubhat Ja’far Salih = Syubhat Hizbiy & Ar Ruhaily)
Setelah satu demi satu –bi’idznillah- syubhat-syubhatnya rontok, Jafar Salih nampak mengubah strategi pengacauan dan pengelabuannya. Fatwa-fatwa ulama yang sifatnya umum yang sekiranya mencocoki hawa nafsunya (yang penggalannya telah ada penjelasan rincinya) seperti pernyataan Asy Syaikh Al Wushaby ketika Mentabdi’ Al Hajury (dia sembunyikan dari pandangan umat) maka yang dia tonjolkan adalah status Fulan Salafy, Fulan Hizby, masalah Ijtihadi dalam keadaan Jafar Salih membela Al Hajury –yang nyata-nyata ini adalah penentangan keras terhadap fatwa Asy Syaikh Al Wushaby yang dia jadikan sebagai senjata syubhat untuk menipu umat- (lihat bukti screenshot di bawah ini). Demikian pula dia merilis fatwa Al Allamah Rabi’ hafizhahullah yang bersifat umum dalam keadaan dia terang-terangan menentang fatwa-fatwa beliau yang khusus terhadap suatu permasalahan (semisal Rodja dan para da’inya, Ihya’ut Turats). Tetapi dia tidak akan mampu menipu dan mengelabui segenap Salafiyin –bi’idznillah- dengan siapa dia berdiri…, siapa saudara “sepersusuan pemikiran” atau bahkan “ibu susuannya” dalam mengadopsi pemikiran-pemikirannya yang menyimpang…
Gambar 0. Cara memerah susu kambing
Sesungguhnya syubhat bathil yang dilontarkan oleh Ja’far Shalih bahwa seorang hamba tidak akan ditanya di alam kubur kecuali tiga perkara adalah syubhat bathil serupa yang dinyatakan oleh Ibrahim Ar-Ruhaily yang ini telah dibantah para ulama.
Gambar 1. Jafar Salih dan ekornya tersengat dengan bantahan terhadap penyimpangan Al Hajury Al Mubtadi’ dan Ar Ruhaily, menurut perasaannya, tanpa menyebut gelar mereka sebagai Syaikh sebagai sebuah bentuk pelecehan.
Gambar 2. Hati manusia ketika telah sakit akan mencari-cari alasan dan melampaui batas dalam mendebat…sumber (komentar) : http://tukpencarialhaq.com/2013/01/14/penyimpangan-al-halaby-yazid-jawas-dan-rodja/
Ar-Ruhaily berkata di dalam Ta’shilul Mas’alah hal 18: “Sesungguhnya tabdi’ terhadap si fulan atau membenarkan si fulan bukanlah termasuk masalah-masalah agama, tetapi hanyalah termasuk masalah-masalah ahkam, engkau tidak akan ditanya di alam kubur tentang si fulan apakah dia seorang mubtadi’ atau bukan mubtadi’. Saya jamin engkau tidak akan ditanya tentang si fulan, engkau hanya akan ditanya tentang agamamu, nabimu dan Rabbmu.”
Gambar 3. Screenshot … Saya jamin engkau tidak akan ditanya tentang si fulan, engkau hanya akan ditanya tentang agamamu, nabimu dan Rabbmu!!
Di hal 20 dia berkata: “Bahkan berdalam-dalam menyampaikan hal itu kepada orang-orang awam akan menimbulkan fitnah agama bagi mereka dan selain mereka, jadi mereka tidak akan ditanya tentang hal itu di alam kubur mereka dan tidak pula pada hari kiamat nanti.”
Gambar 4. Screenshot… jadi mereka tidak akan ditanya tentang hal itu di alam kubur mereka dan tidak pula pada hari kiamat nanti
Dia juga berkata di hal 29: “Dengan penjelasan ini jelaslah kebenaran pernyataan bahwa sesungguhnya orang-orang awam dan yang semisal dengan mereka tidak akan ditanya tentang tabdi’ (menilai apakah seseorang mubtadi’ atau tidak) di alam kubur mereka, bahkan tidak pula pada hari kiamat nanti.”
Gambar 5. Screenshot orang-orang awam dan yang semisal dengan mereka tidak akan ditanya…
Ketiga ucapan Ar-Ruhaily di atas juga dibeber sebagai bukti di:
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=129114
Kitab tersebut bisa didownload dalam format PDF di:
http://www.al-mahaja.org/jazmi/books/taasel.pdf
Link tersebut diposting oleh situs Hizbiyyun Halabiyyun yaitu di:
http://www.kulalsalafiyeen.com/vb/showthread.php?t=20047
Kalau misalnya sekarang sudah dihapus, maka alhamdulilah kita telah menyimpan screenshootnya tanpa bantuan CCTV seperti tuduhan serampangan orang-orang safih –dungu- yang tidak punya hujjah.
Gambar 6. Syubhat Jafar Salih = Syubhat Ar Ruhaily. Kulalsalafiyeen propagandakan karya Ar Ruhaily
Sebelum kita memaparkan bantahan ulama di masa ini, pada kesempatan ini kita bawakan perkataan ulama salaf yang Allah Ta’ala menghendaki Ja’far Shalih menukilnya yang faktanya justru adalah sebagai hujjah atas dirinya, membantah keyakinan bathilnya sendiri yang sampai saat ini dia belum mengumumkan taubat kepada umat setelah Asy-Syaikh Ubaid Al-Jabiry hafizhahullah membongkar penyimpangannya untuk mengamputasi kesesatannya.
http://tukpencarialhaq.wordpress.com/2012/08/18/bantahan-atas-syubhat-sururiyyah-ihya-turots-tdk-ditanya-di-alam-kubur/ (link bukti ucapan sesatnya juga terlampir)
Al-Imam Adz-Dzahaby rahimahullah berkata:
“Tidaklah pantas bagi Anda wahai faqih untuk tergesa-gesa mengkafirkan seorang muslim kecuali dengan bukti yang qath’i (jelas) sebagaimana tidak dibenarkan bagi Anda untuk meyakini ma’rifat dan kewalian seseorang yang telah terbukti penyimpangannya dan tersingkap kezindiqkannya. Tidak ini dan tidak pula itu. Bahkan sikap yang adil adalah bahwa seseorang yang dianggap oleh kaum Musliminsebagai orang yang shalih dan baik maka berarti memang demikianlah keadaannya. Karena mereka adalah saksi-saksi Allah di atas bumi-Nya, karena ummat ini tidak akan bersatu di atas kesesatan. Dan siapa yang dianggap oleh kaum Muslimin sebagai orang yang jahat atau munafik atau pembawa kebatilan, maka demikialah keadaannya.
Gambar 7. Screenshot syubhat alam kubur Jafar Salih juga diteriakkan oleh “Jafar Salih” lain di luar negeri sana. Saudara sepersusuan (pemikiran)?? Alhamdulillah ANTIVIRUSnya dari para ulama & penuntut ilmu sudah didistribusikan secara gratis oleh Salafiyin.
Dan adapun seseorang yang segolongan ummat ini menyesat-nyesatkannya dan segolongan ummat lainnya memuji dan mengagungkannya dan segolongan ummat yang ketiga bersikap abstain (tawaqquf) dan berhati-hati dari menjatuhkannya, maka orang ini adalah termasuk orang-orang yang sepatutnya (kita) berpaling darinya dan menyerahkan urusannya kepada Allah dan dimohonkan ampunan untuknya, karena islamnya pasti dengan keyakinan sedangkan kesesatannya diragukan. Dengan sikap ini engkau menjadi lega dan hatimu pun bersih dari kebencian kepada sesama mu’minin.
Kemudian ketahuilah bahwa ahli kiblat seluruhnya (ummat Islam), mukmin dan fasiknya, sunni dan mubtadi’nya, kecuali para shahabat, tidak pernah sepakat atas seorang muslim bahwa ia bahagia dan selamat atau celaka dan binasa. Perhatianlah Ash-Shiddiq (Abu Bakar) satu-satunya yang pernah ada pada ummat ini, engkau telah mengetahui bagaimana orang berselisih tentangnya, begitu pula Umar, Utsman dan Ali. Begitu pula Ibnu Zubair, Al-Hajjaj, Al-Ma’mun dan begitu pula Bisyr Al-Muraisy, Ahmad bin Hambal, Asy-Syafi’iy, Al-Bukhary dan An-Nasa’iy dan selain dari mereka dari tokoh-tokoh kebaikan dan kesesatan sampai harimu sekarang ini.
Maka tidak ada seorang imam yang sempurna dalam kebaikan kecuali disana ada orang-orang jahil dan ahlul bid’ah yang mencelanya dan menjatuhkan kehormatannya. Dan tidak ada seorang pun gembong Jahmiyah dan Rafidhah kecuali ada orang-orang yang membelanya dan meyakini (kebenaran) pendapat-pendapatnya diatas hawa nafsu dan kejahilan. Melainkan yang menjadi ukuran adalah pendapat jumhur yang bersih dari hawa nafsu dan kejahilan yang berhias dengan sifat wara’ dan bersandar diatas ilmu.
Maka perhatikanlah oleh engkau wahai hamba Allah ajaran dan madzhab Al Hallaj ini, yang mana ia termasuk gembong-gembong Qaramithah dan da’i-da’i yang mengajak kepada kezindiqan. Bersikap adillah dan jagalah sikap wara’, berhati-hati dan hisablah dirimu. Apabila jelas bagimu bahwa sifat-sifat orang ini adalah sifat-sifat musuh Islam, cinta dengan kekuasaan, senang popularitas di atas kebenaran atau kebatilan, maka berlepaslah dari ajarannya. Sedangkan apabila yang jelas menurutmu -hanya kepada-Nya kita berlindung- bahwa orang ini -dalam keadaan seperti ini- di atas kebenaran, mengajak kepada hidayah dan dia sendiri di atas hidayah, maka perbaikilah islammu dan mintalah pertolongan Rabmu agar memberimu taufik kepada kebenaran dan mengokohkan hatimu di atas agama-Nya, karena sesungguhnya petunjuk itu adalah cahaya yang Allah letakkan di hati hamba-Nya yang muslim. Dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari Allah. Sedangkan apabila engkau ragu dan tidak mengetahui hakikat orang ini dan engkau berlepas diri dari tuduhan-tuduhan yang dialamatkan kepadanya, berarti engkau telah mengistirahatkan dirimu dan Allah tidak akan bertanya kepadamu tentangnya sama sekali.” Selesai perkataan Al-Imam Adz-Dzahaby. (Siyar A’lamin Nubala’ 14/343-345 terbitan Muassasah Ar-Risalah cetakan ke-11 tahun 1417 H/1997 M format PDF)
Perkataan Adz-Dzahaby di atas diposting oleh Ja’far Shalih (terjemahannya tidak sama persis dengan yang kami tampilkan di sini) di dinding facebook kesayangannya yang banyak berisi gambar makhluk yang bernyawa serta para suporternya yang kebanyakan membela Hizbiyyun.
Di sini terdapat catatan di samping perkataan Adz-Dzahaby rahimahullah yang dibawakan (oleh Ja’far Shalih dan dibawakan pula, ed.) oleh sebagian Hizbiyyun dan dia pahami dengan pemahaman yang merupakan sikap buruk terhadap Al-Imam Adz-Dzahaby secara khusus dan terhadap Ahlus Sunnah secara umum, DAN TIDAKLAH DIA MENGINGINKAN DENGAN HAL ITU KECUALI INGIN MELEPASKAN DIRI DARI MENGIKUTI JARH TERHADAP PIHAK-PIHAK YANG DIJARH SECARA RINCI OLEH PARA ULAMA. Terkhusus pada perkataan Adz-Dzahaby rahimahullah berikut ini:
“Maka perhatikanlah oleh engkau wahai hamba Allah ajaran dan madzhab Al-Hallaj ini, yang mana ia termasuk gembong-gembong Qaramithah dan da’i-da’i yang mengajak kepada kezindiqan. Bersikap adillah dan jagalah sikap wara’, berhati-hati dan hisablah dirimu. Apabila jelas bagimu bahwa sifat-sifat orang ini adalah sifat-sifat musuh Islam, cinta dengan kekuasaan, senang popularitas di atas kebenaran atau kebatilan, maka berlepaslah dari ajarannya. Sedangkan apabila yang jelas menurutmu -hanya kepada-Nya kita berlindung- bahwa orang ini -dalam keadaan seperti ini- di atas kebenaran, mengajak kepada hidayah dan dia sendiri di atas hidayah, maka perbaikilah Islammu dan mintalah pertolongan Rabmu agar memberimu taufik kepada kebenaran dan mengokohkan hatimu di atas agama-Nya, karena sesungguhnya petunjuk itu adalah cahaya yang Allah letakkan di hati hamba-Nya yang muslim. Dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari Allah. Sedangkan apabila engkau ragu dan tidak mengetahui hakikat orang ini dan engkau berlepas diri dari tuduhan-tuduhan yang dialamatkan kepadanya, berarti engkau telah mengistirahatkan dirimu dan Allah tidak akan bertanya kepadamu tentangnya sama sekali.”
Orang yang menukil perkataan beliau ini ada (tidak semua, jadi kami tidak menuduh JS, karena kami tidak tahu isi hatinya) yang menganggap bahwa Adz-Dzahaby mengarahkan pembicaraan beliau kepada ulama dan bahwasanya beliau mengatakan: “Allah tidak akan menanyakan kalian tentang Al-Hallaj.” Dan dengan perkataan Adz-Dzahaby di atas dia ingin membenarkan ucapannya kepada sebagian orang yang dia anggap awam: “Engkau tidak akan ditanya di alam kubur tentang vonis mubtadi’ terhadap si fulan dan fulan.”
Padahal faktanya terdapat perbedaan yang sangat jelas antara perkataan Adz-Dzahaby dan ucapan orang yang membelokkan maknanya. Yaitu Adz-Dzahaby membagi manusia menjadi tiga macam:
Pertama: Orang yang telah mengetahui dengan jelas kesesatan Al-Hallaj. Terhadap orang ini beliau mewajibkannya untuk berlepas diri darinya dan beliau tidak mengatakan: “Allah tidak akan menanyakan kepadamu tentang Al-Hallaj di alam kubur atau di hari kiamat nanti.”
Kedua: Orang yang memuji Al-Hallaj dan menilainya sebagai orang yang baik. Terhadap orang ini beliau menuntutnya agar bertaubat dan memperbaiki keIslamannya dan beliau tidak mengatakan: “Allah tidak akan menanyakan kepadamu tentang Al-Hallaj di alam kubur atau di hari kiamat nanti.”
Ketiga: Orang yang tidak mengetahui bahwa berbagai macam kesesatan di atas dilakukan oleh Al-Hallaj. Terhadap orang ini BELIAU MEWAJIBKANNYA UNTUK BERLEPAS DIRI DARI KESESATAN-KESESATAN SEMACAM ITU SIAPAPUN YANG MENGATAKAN ATAU MEYAKININYA, dan tidak menentukan sikap terhadap Al-Hallaj (karena dia tidak mengetahui bahwa berbagai macam kesesatan di atas dilakukan oleh Al-Hallaj secara person-ed.).
Rincian seperti ini tidak dijelaskan oleh siapapun yang memahami perkataan Adz-Dzahaby sesuai dengan hawa nafsunya. Padahal bisa jadi orang yang dia katakan kepadanya: “Engkau tidak akan ditanya tentangnya di alam kuburmu atau pada hari kiamat nanti” dia telah mengetahui secara jelas kesesatan Al-Hallaj, maka bagaimana orang yang keadaannya seperti ini boleh untuk tidak berlepas diri darinya?!
Walaupun demikian, jenis yang ketiga ini jika dia menolak berita orang-orang yang tsiqah -dan faktanya ada yang seperti ini- maka dia tidak mendapatkan udzur atau tidak diterima alasannya, karena sesungguhnya menerima menerima berita orang-orang yang tsiqah hukumnya adalah wajib. Karena Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَأٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman, jika seorang yang fasik membawa sebuah berita kepada kalian maka telitilah kebenarannya, agar kalian tidak menimpakan sebuah keburukan kepada suatu kaum berdasarkan kebodohan sehingga kalian menjadi orang-orang yang menyesal karena perbuatan kalian.”
Ibnul Araby berkata di dalam Ahkamul Qur’an (3/224): “Allah Azza wa Jalla berfirman: “Jika seorang yang fasik membawa sebuah berita kepada kalian maka telitilah kebenarannya.” Ayat ini sifatnya umum di dalam mewajibkan untuk meneliti semua berita-berita yang dibawa oleh orang yang fasik. Persaksian juga merupakan kabar sehingga wajib menelitinya jika yang bersaksi adalah orang yang fasik. Jadi, tatkala Allah menyebutkan secara jelas perintah untuk meneliti berita orang fasik, Dia mewajibkan kita untuk menerima persaksian orang-orang yang adil dan diridhai.”
Disarikan dari artikel “Wa Kafaa bis Syaikh Rabi’ Mustanadan Fil Jarh wat Ta’dil” yang ditulis oleh Al-Akh Abdullah Al-Khalify dan mendapatkan pujian dari Asy-Syaikh Ahmad bin Yahya Az-Zahrony dan Asy-Syaikh Ali bin Yahya Al-Haddady yang diposting di:
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=116875
*Bahwa tulisan Abdullah Al-Khalify ini ketika dia masih di puji oleh para ulama, yakni sebelum di tahdzir oleh para ulama. (http://bayenahsalaf.com/vb/showthread.php?t=15356).
Baca artikel terkait:
Bantahan Atas Syubhat: Sururiyyah, Ihya’ Ut Turots Tidak Ditanya di Alam Kubur!
Tahdzir Asy Syaikh Muhammad bin Hadi Al Madkhali atas Prof. DR. Ibrahim Ar Ruhaili
Bantahan Asy Syaikh Ubaid Al Jabiri atas Prof. DR. Ibrahim Ar Ruhaili
ma syaa Allah.Kita memang tidak bisa bersatu dengan hizbiyyin. Hawa nafsu sudah membutakan mata hati.
Jadi ingat masa-masa awal ikut kajian di jl.talang dekat rumah sang dai’ sebelum adanya DAUROH NASIONAL I DI MAGELANG-JATENG. ketika itu sang dai’ sepulang dari darul hadits di dammaj-yaman. yang mana sang dai’ ini dahulu begitu gigih memperingatkan ummat dari ahlul ahwa dan hizbiyyin, sampai-sampai ketika ada ikhwah yang datang dan diketahui pernah hadir di majlis abuqotadah yg saat itu mengisi taklim di masjid ALFURQON-DDII Jl.Kramat raya Jakpus, saat itu.. langsung sang ikhwah ditegur dg keras u/tdk lg hadir dimajlis hizbiyyun-tsurotsiyyun tsb. Namun kini jauh panggang dari api…berbalik 180 derajat prihal apa-apa yg dahulu pernah ia sampaikan kpd kami yg hadir di kajian talang utk istiqomah di atas manhajsalaf, memerangi bid’ah, mencintai assunnah, menegakkan tauhid, dll… kini sang dai tengah bermesraan dg pembesar rodja yg manhaj para du’at didalamnya bercampur aduk, lintas manhaj dan fikroh. entah apa yg dicari sang dai’ disana…
Walloohu ‘alam bish-showaab
Teringat ucapan yang ditegaskan al-Ustadz Afifuddin as-Sidawy waktu dauroh di solo, 26 januari 2013…
bil ma’na: “salafy tidak terpecah, ahlussunnah cuma satu… yang ada adalah oknum2 yang mau loncat tapi bikin onar..”
Allahul musta’an..
Pesbuk sebagai corong yang mereka gunakan buat bikin onar….mudah approve pertemanan dari orang nggak jelas (nggak taunya memang Hizbiyyun) tanpa diseleksi lebih dulu…dan ketika update status ‘onar’ itu mereka langsung bertepuk tangan….entah sekedar ‘kasih jempol’ atau komentar