Telah berlalu hari-hari dimana para supporter Firanda dari kalangan Halabiyun, Sururiyun, Turatsiyun, Irsyadiyun bertempik sorak mengelu-elukan dan memuji-muji tulisannya yang menggugat jarh/tahdziran Asy Syaikh Rabi’ terhadap Rodja dan para da’inya semisal Yazid Jawas (akan datang insya Allah membongkar jejak kejahatan Al Halaby, Yazid jawas dkk. di bumi Pertiwi). Cercaannya serta tuduhan khabitsnya terhadap Asy Syaikh Rabi’ bahwa beliau tidak mengikuti manhaj para ulama kibar dalam hal tahdzir dan tabdi’ dan bahkan murid-murid senior para ulama tersebut tidak ada yang bermanhaj seperti manhajnya Asy Syaikh Rabi’. Demikianlah klaim si hizbi pendusta ini.
Gambar 1. Klaim sepihak si hizbi pendusta Firanda, manhaj Syaikh Rabi’ tidak sama dengan manhaj para ulama senior dan murid-murid ulama senior tersebut tidak ada yang bermanhaj seperti Syaikh Rabi’.
Inilah bukti yang mendustakan klaim si hizby Halabiyun Rodja ini, membungkam pernyataan khabitsnya serta merobek-robek makar liciknya yang penuh tipu daya di atas.
Bukti yang secara jelas dan gambalang menunjukkan kepada kita semua, bagaimana kedudukan tahdzir dan tabdi’ Asy Syaikh Rabi’ yang didukung oleh Asy Syaikh Al Luhaidan hafizhahullah, yang menggambarkan bagaimana tingginya tingkat kepercayaan beliau di sisi para ulama Ahlussunnah lainnya (baca: murid-murid ulama senior).
Pertanyaan diajukan kepada As Syaikh Shalih bin Muhammad Al Luhaidan Hafidzahullahu Ta’ala.
(Tanggal 10 Dzulhijjah 1434 H) bertepatan Hari Idul Adha.
Penanya :”Wahai Syaikh kami Hafidzakumullah Ta’ala, apakah kritikan As Syaikh Rabi’ bin Hadi Umair Al Madkhaly atas tahdzirannya kepada Syaikh Yahya Al Hajury ini bisa diambil ? Sampaikanlah faidah kepada kami, Hafidzakumullah.
Syaikh Al Luhaidan : “Apabila orang ini (Syaikh Rabi’ bin Hadi Al Madkhaly) TELAH MENCELA, maka saya tidak meyakini bila Syaikh Rabi’ membantah / mencela seseorang dalam keadaan ia tidak mengetahui. Pasti beliau mengetahui dengan sebenar-benarnya (tentang orang yang dicela)”.
Penanya :”Apakah Kritikan Syaikh Rabi’ boleh diterima ? Hafidzakallah.
Syaikh Al Luhaidan : “Tidak mengapa untuk DITERIMA Insya Allah. Saya mengharapkan demikian…Dikarenakan tidaklah saya mengenal beliau dan membaca ucapan-ucapannya, sampai kemudian saya setelahnya menegakkan pendapatku diatas pengetahuan dan ilmu (dengan mengambil kalam Syaikh Rabi’”).
Gambar 2. Screenshot Persaksian jaringan dakwah Firanda sendiri, Asy Syaikh Shalih Al Luhaidan mereka akui masuk dalam jajaran ulama senior
Penanya :”Wahai Syaikh kami Hafidzakallah. Bahwa Syaikh Rabi’ mengatakan beliau telah menasehatinya, beliau telah menasehatinya, beliau telah menasehatinya, akan tetapi dia (Al Hajury) tidak mau Ruju’ (kembali kepada Al Haq). Maksud kami wahai Syaikh, dia (Al Hajury) justru membantah dengan dalil.
Syaikh Al Luhaidan :”Carilah ilmu selain dari orang ini (Al Hajury). Wahai saudaraku, tinggalkanlah dia, Ilmu itu tidaklah terbatas hanya pada SATU orang saja.
Penanya :”Iya wahai Syaikh kami. Bagi yang membela dia (Al Hajury), terkait haknya apakah yang harus kami lakukan kepadanya (orang yang membela Al Hajury)?
Syaikh Al Luhaidan :”Jangan, jangan membelanya. Jangan membela kecuali apabila orang yang kita bela tersebut adalah orang yang selamat dari berbagai aib
Transkrip dan terjemah
Oleh Al Ustadz Hamzah Rifai La Firlaz Hafizhahulloh
Forward dari whatsapp salafy indonesia
Link Audio:
atau silahkan di download di sini