28 Rabiuts Tsani 1434 H/ 10 Maret 2013 M
Alhamdulillah pada kesempatan ini –semata karena kemurahan dari Allah Ta’ala saja- kami bisa mengupdate makalah Parodi Rodja, Go liat cs Geli at. Ada beberapa bukti screenshot tambahan, adapula penambahan empat sub judul baru yakni, sub judul Kegagalan Ketiga, Merekonsiliasi Al Ustadz Muhammad Umar As Sewed, sub judul Calon Doktor Firanda si Tukang Tahdzir Serampangan, sub judul Tidak ada Ishlah dengan Tumbal Pelecehan terhadap Masyayikh Ahlussunnah yang di dalamnya merupakan biografi dua ulama yang telah dilecehkan oleh Firanda hadahullah berikut tazkiyah Syaikh Shaleh Al-Fauzan terhadap Syaikh Ahmad Bazmul yang menunjukkan kema’rufan beliau di kalangan ulama Besar, dan sub judul “Biografi” Firanda (Beking-Beking Dakwahnya)
Gambar screenshot. tawaran dagang sapi semisal ala inilahfakta
Inilah jawaban tandas untuk menjawab pertanyaan dagang sapinya inilahfakta halabiyun di atas, tidak ada kompromi untuk urusan Al Haq vs Al Bathil dan tidak ada syari’at untuk Talbisul Haq bil Bathil:
***
Sejarah, Pelajaran sangat berHARGA…
Kegagalan Pertama, Merekonsiliasi Al Ustadz Askary
Alhamdulillah sampai saat ini linknya belum dihapus, tidak ada transaksional pragmatis (kategori: manhaj) dan masih normal untuk diakses oleh umat:
http://salafybpp.com/index.php/manhaj-salaf/81-mendudukkan-rekomendasi-para-ulama
Gambar 1. Screenshot termasuk yang paling fajir, paling buruk dan pendusta…
http://salafybpp.com/index.php/manhaj-salaf/118-catatan-kecil-untuk-seorang-calon-doktor
http://salafybpp.com/index.php/manhaj-salaf/120-kronologi-rencana-pertemuan-bersama-para-masayikh
Kegagalan Kedua, Merekonsiliasi Al Ustadz Luqman
Alhamdulillah file rekaman dialognya sampai saat ini juga tidak ada segel larangan untuk didengar atau ada DEAL DELETE, kesepakatan (kategori:manhaj) untuk dihapus bersama…
Pada dialog (kategori:manhaj) di atas Firanda juga mengungkapkan tawaran transaksional-pragmatis, sebuah pesan melalui Al Ustadz Luqman agar Al Ustadz Askary menghapus bantahannya dan demikian pula sebaliknya, Firanda akan menghapus tulisannya…sebuah tawaran “berdamai” yang diabaikan begitu saja tanpa pertimbangan apapun..
Kegagalan Ketiga, Merekonsiliasi Al Ustadz Muhammad Umar As Sewed
Pasca pertemun dan santap malam di warung Bang Saleh antara Abdul Barr, Jafar Shalih dengan pembesar halabiyyun rodja Badrussalam. Ketika al Ustadz Muhammad Umar As Sewed mengisi dauroh rutinnya di Jakarta, disela-sela acara tersebut beliau didatangi oleh Abdul Barr dan salah seorang Ustadz Jakarta. Pada kesempatan itu Abdul Barr juga mengajukan proposal ishlah dengan pihak halabiyyun dari hasil pertemuannya dengan Badrussalam dan Jafar Shalih. Tetapi sungguh malang mereka ini proposal tersebut ditolak mentah-mentah dan tegas oleh al Ustadz Muhammad Umar As Sewed karena tidak mungkin Ahlussunnah ishlah dengan halabiyyun, ini adalah proposal ketiga yang ditolak oleh asatidzah Ahlussunnah sebelum pada akhirnya mereka mencari jalan lain dengan mengajukan proposal dan kompromi dengan AMDz. Allahul musta’an.
Inilah ketegasan sikap terakhir beliau (kategori: manhaj) dan sayangnya Abdul Barr dkk. (yang proposal ishlahnya ditolak tandas oleh beliau tidak hadir dalam taklim beliau ini): http://goo.gl/BebVS
Kegigihan Firanda
Belajar dari pengalaman 3 kegagalan yang lalu, proposal ishlah dan kerjasama tidak lagi dilakukan dengan kedua ustadz di atas tetapi ditawarkan kepada AMDz,
Gambar 2. Screenshot Proposal (Kategori:Manhaj) Firanda. Nasehat Syaikh Al-Fauzan dimajukan agar para dai ahlus sunnah bersatu Tak main-main, Asy Syaikh Sholeh Al Fauzan yang dijadikan dasar hukum ishlahnya …
Firanda dalam tulisannya menyoal tanya jawab AMDz soal manhaj pengisi Rodja yang menyimpang dan sebagiannya tidak jelas:
Gambar 3. Screenshot orang di dalam radio Rodja sebagian manhajnya tidak benar dan sebagiannya tidak jelas, kata AMDz
Sampai di sini, baik dari sisi Firanda maupun dari sudut pandang AMDz, persoalan Rodja diakui sebagai perselisihan manhaji.
Untuk mengegolkan proposalnya, Firanda tak luput meyakinkan pembacanya, betapa sedikitnya masyayikh yang berseberangan dengan pihaknya…
Gambar 4. Screenshot Syaikh Sholeh Fauzan ternyata manhaj dan metodenya tidak sama dengan manhaj kalian! Tegas Firanda
Tetapi benarkah Syaikh Sholeh Al Fauzan semanhaj dengan kubu Firanda seperti yang ingin dia kesankan kepada umat? Atau justru ulama Rodja cs yang menjadi korban “gaya tahdzir” Syaikh Al Fauzan? Simak saja…
Wallahi lihatlah ya ikhwah bagaimana mungkin orang sekelas Firanda (yang amat sangat tidak ma’ruf di kalangan Salafiyun Ahlussunnah di berbagai penjuru dunia) bersikap lancang dengan menghukumi Syaikh Abdullah Al-Bukhari dan Syaikh Ahmad Bazmuul sebagai tidak ma’ruf!?! Dalam keadaan Salafiyyun Ahlussunnah di berbagai belahan dunia menjadi ma’ruf dengan berbagai bukti penyimpangan dan kesesatan Ali Hasan Al Halaby dan Ibrahim Ar Ruhaily dari bantahan-bantahan beliau berdua hafizhahumallah?! Perhatikanlah kelancangannya yang melampaui batas ini untuk memalingkan dan menjauhkan Ahlussunnah dari bantahan kedua ulama tersebut yang secara tandas menelanjangi kesesatan dua tokoh besarnya!
Gambar 5. Screenshot fb Rodja. Streaming Rodja, Badrusalam dan Ar Ruhaily yang menyimpang yang telah dibantah oleh beberapa masyaikh, Syaikh Robi’, Syaikh ‘Ubaid Al Jabiry, Syaikh Muhammad bin Hady & Syaikh Abdullah Al Bukhary
Apakah pernyataan Firanda tersebut tidak mampu membuat Ahlussunnah tersentak dan terbangun dari tidurnya? Apakah peremehannya tersebut tidak mampu membuat Ahlussunnah bangkit berdiri menghadang makar jahat si durjana ini???! Lalu dimana kecemburuan dan pembelaan kalian manakala melihat dan mendengar dilecehkannya para ulamanya yang berdiri menghadapi serbuan para penyesat umat dalam rangka melindungi kaum muslimin?? Di saat beliau hafizhahumallah berjuang dengan segala resikonya, di saat yang sama pula kita dipertontonkan deal-deal basa-basi dan transaksi pragmatis dengan si khabits peleceh lagi fajir semacam Firanda ini dalam urusan dakwah dan kebenaran!!! Allahumma…
Tidak cukup itu, bahkan Firanda dengan tandas menyatakan bahwa pentahdzir Rodja hanyalah mengikuti prasangka dan dugaan saja!!
Gambar 6. Maka kami ingin buktinya, sebutkan link-link para ustadz radiorodja!! Tantang Firanda
Secara khusus pesan utama dikirimkan kepada AMDz, Firanda mempublikasikan pernyataan Syaikh Al Fauzan yang meminta agar dia dengan AMDz bisa berdamai dan bersatu dan pernyataan Firanda tersebut dinukil ulang oleh AMDz sebagai penegasan betapa pentingnya hal ini
Gambar 7. Apa yang harus kami lakukan terhadap shahabat kami ini (Dzulqornain) Berdamailah…saling bersatulah
Walaupun AMDz sempat pula mengeluarkan gertakan “berasap” pekat…
Gambar 8. Screenshot (lepas dari persoalan dialognya dengan Syaikh Fauzan nantinya) walaupun Firanda atau yang lainnya tidak ada yang menuntut, secara syar’i AMDz tetap wajib untuk membuktikan tuduhannya kalau tidak ingin dicap sebagai…
Kalau memang persoalan pribadi, kenapa mengancam untuk diungkapkan? Mestinya disembunyikan. Tetapi jika manhaj (dan memang manhaj sebagaimana diakui keduanya) yang menjadi masalahnya, adalah menjadi hal yang sangat aneh bahwa setelah mengeluarkan ancaman berupa kemampuan beliau dalam membeberkan, menyingkap, secara detail dan rinci kesalahan Rodja dan Firanda masih pula dilontarkan tawaran “berasap” damai…
“Apakah beliau sudah memandang bahwa Saya perlu menguraikan kesalahan-kesalahan Rodja secara detail? Apakah beliau siap membaca detail jawaban terhadap tulisannya?”
Bukan hanya mengiming-imingi umat dengan janji-janji semata, bahkan inilah yang ditunggu-tunggu oleh umat setelah AMDz memamerkan dan menyebarluaskan pernyataan “menggiurkan” seperti di atas tentang kesangatmampuan beliau dalam menjawab, merinci dan menyingkap kesalahan-kesalahan dai Rodja dan Firanda !
Lalu apa urusannya dengan siap atau tidak siapnya Firanda, jika memang secara manhaji Firanda memiliki sekian banyak kesalahan?! Apakah tidak cukup bukti dan belum saatnya umat mengetahui rincian kejahatan Firanda walaupun Syaikh Abdullah Al Bukhari telah mentahdzirnya sedemikian keras? Dan bukankah itu merupakan kewajiban untuk beramar ma’ruf nahi munkar bagi siapa yang (mengaku) mengetahuinya secara rinci dan detail? Lain masalah jika statemen-statemen di atas hanyalah hiasan dari gelembung besar balon yang berisi gas semata yang ringan tak berbobot dan kepala-kepala manusiapun mendongak ke atas, pandangan mata melihatnya membubung ke angkasa yang cukup hanya bermodal sebuah jarum kecil untuk membuatnya kempis tak berisi lagi?
Apakah hal yang bijak menggelitik pembaca dengan Rodja Fatamorgana (baca:harapan semu) memajukan pertanyaan menantang “SIAPKAH ANDA MENDENGAR JAWABAN?” Tetapi yang justru nampak adalah “TAWARAN UNTUK BERDAMAI DAN KETIDAKSIAPAN ANDA MENULISKAN JAWABAN SECARA RINCI DAN DETAIL KESALAHAN FIRANDA DAN KENAPA MENTAHDZIR RODJA (SESUAI DOSIS)”.
Di awal bantahan memang nampak suatu kesan perlawanan yang heroik sehingga bagi banyak pembaca –yang nampak- adalah bantahan telak terhadap tulisan Firanda tetapi jika pembaca sedikit lebih jeli maka sesungguhnya ada point-point yang lebih krusial dan lebih parah keadaannya (kategori: manhaj) yang begitu saja diloloskan tanpa sanggahan apapun yang sesungguhnya lebih berhajat untuk dibantah, disingkap dan dijelaskan secara detail agar diketahui penyimpangannya oleh umat (karena para ulama Ahlussunnah telah berbicara dalam masalah tersebut) daripada menjawab tuduhan Firanda terhadap diri, secara pribadi. Apalagi jika membaca mulai poin ke Sembilan sampai akhir maka nampaklah bahwa bantahan tersebut hanyalah sebuah “hiasan” untuk sama- sama bermain mata mengatur pertandingan dengan skor kacamata, 0 – 0.
Allahu a’lam, tujuan yang nampak memang hanyalah untuk menggertak (bukanlah membantah dan menyingkap tuntas penyimpangan Rodja dan Firanda) agar diketahui oleh segenap umat, perhatikan pernyataan beliau sendiri “kalau mengikuti sulutan api yang ustadz Firanda kobarkan”, tetapi tujuan intinya adalah agar Firanda mencabut/menghapus tulisannya yang mana salah satu point yang diungkap Firanda agar AMDz berdamai mengikuti “nasehat” Syaikh Al Fauzan adalah fakta yang dia ungkap (dan yang tidak diungkap Firanda di depan Syaikh Al Fauzan adalah bahwa dirinya, Rodja beserta para da’inya adalah pendukung utama dakwah Ali Hasan Al Halabi Al Mubtadi’, ‘Ar’ur di negeri ini) bahwa AMDz mengajarkan kitab Al-Juwaini sebagaimana tudingannya:
Gambar 9a. Screenshot Firanda mempertanyakan buku Ahlul Bid’ah yang diajarkan AMDz.
Calon Doktor Firanda Si Tukang Tahdzir Serampangan
Tema ini bukanlah untuk membela AMDz dari tuduhan Firanda (bahwa beliau telah mengajarkan kitabnya Ahli Bid’ah karena beliau telah terbukti mampu membela diri sendiri dengan mumtaz dari tuduhan-tuduhan Firanda) tetapi adalah upaya untuk meluruskan keserampangan Firanda dalam mentahdzir Imamul Haramain yang tuduhan ini diloloskan begitu saja oleh AMDz demi tercapainya kesepakatan dengan Firanda. Dibalik kesan-kesan menyeramkan yang berusaha keras dia gambarkan bahwa Ahlussunnah adalah tukang tahdzir ala MLM yang serampangan, Firanda secara angkuh memamerkan gaya jarh dan tahdzirnya yang ngawur, berikut penjelasannya secara ringkas:
Tuduhan Firanda terhadap Al Juwainy di atas perlu digaris merah dan dicermati dalam-dalam, simak pernyataan Al Allamah ‘Utsaimin rahimahullah di bawah ini: “Imamul Haramain Abdul Malik Bin Yusuf Abul Ma’aly Al-Juwainy yang wafat pada tahun 478H telah menulis sebuah risalah kecil tentang Ushulul Fiqih yang beliau beri judul Al Waraqat. RISALAH TERSEBUT TELAH DISYARAH OLEH BANYAK ULAMA, sedangkan ulama lain ada yang membuatkan nazham diantaranya Al Imrithy, Syarfudin Yahya bin Musa yang beliau ini merupakan salah seorang fuqaha bermazhab Syafi’i dari desa Imrith bagian timur Mesir” (Syarah Nazhmin Waraqat, hal.5, cetakan Darul Aqidah, 1423H)
Kalau meminjam gaya tahdzir MLMnya selama ini, kenapa Firanda tidak mentahdzir sekalian Al ‘Allamah Al Faqih ‘Utsaimin rahimahullah yang menulis khusus buku Syarah Nazhmin Waraqat “si Ahlul Bid’ah” yang ditahdzir Firanda? Kenapa beliau malah mempromosikan kepada umat bahwa RISALAH TERSEBUT TELAH DISYARAH OLEH BANYAK ULAMA? Kenapa tidak sekalian Banyak ulama tersebut ditahdzirnya??! Ataukah taubatnya Al Imamul Haramain sengaja “disembunyikan” agar Firanda bisa memvonis beliau sebagai Ahli Bid’ah? Allahul musta’an.
Di kalangan Ahlussunnah, kisah berlepas dirinya Imamul Haramain dari pemikiran menyimpangnya, bertaubat dan berlepas diri dari pemahaman masa lalunya telah begitu ma’ruf, namun demikian kami akan membawakan bukti untuk mendustakan vonis Firanda di atas hanya dari kalangan teman-temannya sendiri, dan ini lebih efektif untuk membangunkan tidur orang-orang yang masih menghargai akal sehatnya –insya Allah- bahwa tidaklah cukup dengan kalimat –ishlah- diantara dua sejoli tersebut, menghapus tulisannya maka sirnalah sudah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan tuduhannya:
Gambar 9b. Screenshot persaksian dari pihak teman-teman Firanda sendiri tentang kisah taubatnya Imam Abul Ma’ali Al Juwainy dari pemikiran sesatnya. Masih juga divonis Firanda sebagai Ahlul Bid’ah?
Lalu apa bedanya tuduhan dan vonis Firanda di atas terhadap Al Juwaini dengan klaim/ tuduhan bahwa Imam Abul Hasan Al Asy’ary adalah ahlul bid’ah tokoh besar madzab Asya’irah (tanpa menoleh sedikitpun dengan fakta taubatnya beliau) rahimahumullah. “Saya” rasa, resep fakta seperti ini lebih layak dan lebih besar hajatnya untuk diinjeksikan lebih dahulu kepada umat (agar tidak OD (over dosis) dengan gaya racun penulisan Firanda) daripada memberi dosis pengobatan untuk diri sendiri.
Dan kami berharap tidak ada pembaca yang berprasangka bahwa penyimpangan RODJA (karena tantangan Firanda tidak khusus tertuju kepada AMDz) yang akan kita ungkap terkesan sebagai resep OD (Over Dosis) hanya karena resep yang akan kita ungkapkan ini tidak dibahas oleh AMDz sesuai resep dosis tepat dalam pandangan beliau.
Allahu a’lam, kita semakin kuat melihat bahwa bukanlah perlawanan tuntas untuk menyingkap penyimpangan Rodja, Firanda dan para da’inya yang memang dimaukan oleh AMDz dari tulisan tanggapan beliau terhadap Firanda, jika tidak tentulah tidak perlu ada embel-embel transaksi “berasap” semacam ini…
”Kalau Ustadz Firanda mencabut tulisannya untuk melanjutkan nasihat Syaikh Shalih Al-Fauzan, insya Allah tulisan ini juga akan Saya cabut.”
Sebuah teladan yang tidak baik, setelah melontarkan sekian pernyataan dan tuduhan (lihat rincian 3 point yang harus beliau tulis “kalau mengikuti” sulutan api yang dikobarkan Firanda) ternyata sama sekali tak diiringi dengan tanggungjawab ilmiyah berupa konsekwensi kewajiban bagi penuduh untuk membuktikan ucapannya dan begitu mudahnya (setelah mengancam) menawarkan transaksional-pragmatis yang berasap…Allahul musta’an.
Jika memang apa yang beliau tuliskan diyakini di atas Al-Haq tanpa ragu, maka tidak ada alasan apapun bagi beliau untuk menghapus bantahannya terhadap Firanda (setelah beliau publikasikan kepada umat) bahkan beliau tidak akan berhenti sebatas memamerkan kepada kita semua akan kemampuan beliau dalam menjawab, merinci dan membahas secara detail tulisan Firanda, mengungkap Rodja dan para da’inya dan fakta-fakta inilah yang akan beliau majukan kepada guru beliau, Syaikh Al Fauzan hafizhahullah.
Tetapi….jika setiap tuduhan yang terlontar, setiap persoalan manhaji yang diperselisihkan menjadi sedemikian rupa cara penyelesaiannya, hapus tulisanmu kan kuhapus pula ancaman/bantahanku, bukankah tidak perlu lagi bagi orang yang bersalah –apalagi menjahrkan kepada umat pembelaannya terhadap orang-orang yang menyimpang, bersikap miring kepada para masyayikh Ahlussunnah- untuk diterangkan bukti-bukti kesesatannya kepada umat agar kaum muslimin waspada dan tidak terkecoh darinya atau dimintai rujuk, taubat dan mempertanggungjawabkan secara ilmiyah atas apa yang telah ia lontarkan/tuduhkan?
Ingatlah bahwa dihapusnya tulisan tersebut yang secara berterang muka menyerang Ahlussunnah, tidaklah otomatis masalah menjadi selesai dan tanggung jawab menjadi sirna kecuali menuntut adanya penjelasan.
Bagaimanapun… Firanda telah menuliskan tawaran damainya dengan dasar pernyataan Syaikh Fauzan dan sebaliknya, AMDz-pun menawarkan solusi untuk masing-masingnya menghapus tulisannya dan tawaran ini juga dipenuhi oleh Firanda. Sebelum itu secara berterang muka bendera ishlah Kategori: Manhaj (yang sebelumnya gagal diwujudkan Firanda bersama Ustadz Askari dan Luqman) telah dikibarkannya…
Gambar 10. Screenshot bendera Ishlah (Kategori: manhaj) diantara kedua elite dikibarkan secara resmi oleh Firanda.com
Masih bisa dilihat bekasnya di: http://goo.gl/325sD
Dan sebagai imbalannya, AMDz telah “merusak” bantahan (baca: ancamannya) yang “ilmiyah” terhadap Firanda dan menghapus tahdzirnya terhadap RODJA sehingga umat tidak lagi mampu dan siap membaca tulisan beliau karena bantahan “ilmiyah” yang beliau tulis sebelumnya sekonyong-konyong telah berubah total menjadi susunan kata sandi (yang mungkin hanya mereka berdua saja yang mengetahuinya, Allahu a’lam) yang sulit untuk dimengerti. Yang jelas, karakter tanda tanya “?” buanyak sekali bermunculan dalam link bantahan ilmiyah yang telah berubah total menjadi tidak ilmiyah semacam ini. Allahul musta’an.
Gambar 11. Screenshot Siapkan Anda Untuk Tidak Mampu Membaca (apalagi Mendengar) Jawaban Aneh di atas kecuali (mungkin) orang yang memiliki kapabilitas khusus yang lebih daripada intel saja yang mampu membacanya, Allahu a’lam.
Tidak ada Ishlah dengan Pelaku Pelecehan terhadap Masyayikh Ahlussunnah
Telah berlalu buktinya bahwa salah satu point proposal ishlah (dengan AMDz) yang dibuat oleh Firanda (dengan alasan mengikuti nasehat Syaikh Al Fauzan hafizhahullah) adalah pelecehannya terhadap 2 Masyayikh Ahlussunnah yang dikenal besarnya semangat beliau dalam membantah orang-orang yang menyimpang, Syaikh Abdullah Al Bukhary dan Syaikh Ahmad Bazmul hafizhahumallah.
Biografi Syaikh Ahmad Bazmul hafizhahullah
Inilah biografi dan bukti tazkiyah Syaikh Fauzan terhadap Syaikh Ahmad Bazmul hafizhahumallah untuk membungkam orang yang paling fajir, paling buruk dan pendusta Firanda….dan menolak secara tandas kebatilan ishlah mereka berdua yang AMDz sama sekali mengabaikan, meloloskan dan menutup mata dari poin kejahatan Firanda terhadap Masyayikh Ahlussunnah (kecuali menjawab tuduhan-tuduhan Firanda kepada dirinya secara pribadi). Ini adalah bukti bahwa dosis Ishlah yang diresepkan oleh AMDz adalah dosis yang tidak tepat sama sekali untuk mengobati kanker ganas terhadap ulama yang bercokol di kalbu Firanda.
Sekarang beliau (Syaikh Ahmad Bazmul hafizhahullah) adalah seorang Profesor yang mengajar di Universitas Ummul Quraa’ fakultas “Mu’allimin” bidang “Dirasah Al-Islamiyyah” dan menjabat sebagai khatib pengganti di Kementrian Waqaf dan Syu’un Islamiyyah.
Berikut biografi beliau…..
Nama dan Nasabnya
Beliau adalah Asy-Syaikh yang mulia Ahmad bin Umar bin Salim bin Ahmad bin ‘Abud, Abu Umar Bazmul Al-Makki.
Kelahiran dan Pertumbuhan Beliau
Beliau dilahirkan dan bertumbuh kembang dengan baik di Makkah. Disitulah beliau menimbah ilmu dari para ulama’nya.
Diantara ulama’ dan masyayikh beliau adalah:
Asy-Syaikh DR. Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali, beliau menghadiri pelajaran-pelajaran Syaikh Rabi’, seperti:
Syarah Kitabut Tauhid karya Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab.
Syarah Kitab Asy-Syari’ah karya Imam Al-Ajurri.
Syarah ‘Aqidah Ashabul Hadits karya Imam Ash-Shabuni.
Dan beliau juga belajar dihadapan Asy-Syaikh Rabi’ beberapa hadits Shahih Muslim dan beberapa kitab lainnya.
Saudara kandung beliau, Asy-Syaikh Muhammad bin Umar Bazmul. Kepada beliau lah Syaikh Ahmad banyak mengambil faedah dan beliau juga belajar kepadanya beberapa kitab, diantaranya:
Kitabut Tauhid, karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.
Bulughul Marom, karya Al-Hafizh Ibnu Hajar.
Al-Waroqot, karya Imam Al-Juwaini.
Beberapa Risalah tentang tauhid, karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.
Muqoddamah Tafsir, karya Ibnu Taimiyyah.
Al-Itqan fi ‘Ulumil Qur’an
Dan beberapa kitab lainnya.
Dan beliau diberi ijazah semua riwayat Syaikh Muhamamad Bazmul.
Asy-Syaikh DR. Washiyullah Abbas, dosen di Jami’ah Ummul Qura, Mekkah. Syaikh Ahmad Bazmul belajar kepada beliau kitab Nuzhatun Nazhor, Umdatul Ahkam, dan beberapa pelajaran lainnya.
Ada beberapa ulama’ dan masyayikh lainnya lagi yang beliau keruk ilmunya di berbagai macam ilmu dan bidang-bidangnya.
Ijazah Haditsiyah
Diantara ulama’ yang memberikan kepada beliau Ijazah dalam hal periwayatan hadits adalah:
Asy-Syaikh Muhammad Abdullah Ash-Shaumali.
Asy-Syaikh Ahmad bin Yahya An-Najmi.
Asy-Syaikh Abdullah Aad Asy-Syinqithi. Rahimahullah
Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkholi Hafizhahullah.
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdullah As-Sabil.
Asy-Syaikh Yahya bin Utsman Al-Mudarris.
Asy-Syaikh Abdullah bin Abdul Aziz Al-‘Aqil, manta ketua Majlis Qadha’ Al-A’la.
Asy-Syaikh Washiyullah ‘Abbas.
Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Umar Bazmul Hafizhahumullah Ta’ala.
Terjun ke Medan Dakwah dan Mengajar
Di antara kebiasaan dan adab yang kita dapati dari para ulama’ salaf adalah mereka tidak memberanikan diri untuk terjun dan tampil di medan dakwah sampai diberi ijin dan rekomendasi dari para guru mereka.
Sebagai contoh adalah Al-Imam Malik, Khalaf bin ‘Umar Shiddiq meriwayatkan, bahwa suatu ketika ia berada di sisi Imam Malik bin Anas. Khalaf berkata: “Aku mendengar Malik bin Anas berkata, ‘Tidaklah aku berfatwa hingga aku bertanya kepada orang yang lebih berilmu dariku, apakah ia memandang aku memiliki tempat dalam hal itu (fatwa)? Aku bertanya kepada Rabi’ah dan bertanya kepada Yahya bin Sa’id, maka keduanya memerintahkan aku untuk itu.
Maka aku (Khalaf,pen) berkata kepadanya (Malik bin Anas), ‘Wahai Abu Abdillah, seandainya mereka melarangmu? Beliau menjawab, ‘aku akan berhenti. Tidak pantas bagi seseorang menilai dirinya telah mapan tentang sesuatu hingga ia bertanya kepada orang yang lebih berilmu darinya.” (Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah 6/312)
Para pembaca rahimakumullah, itulah bukti bahwa di antara akhlaq salaf adalah tidak memberanikan diri tampil untuk berdakwah kecuali setelah mendapatkan rekomendasi dari para ulama’nya.
Jika kita perhatikan keadaan Asy-Syaikh DR. Ahmad Bazmul Hafizhahullah, maka beliau tidak jauh dari apa yang telah ternukilkan dari Al-Imam Malik. Beliau hafizhahullah tidak memberanikan diri untuk tampil di medan dakwah sampai mendapatkan rekomendasi dan ijin dari masyayikh beliau.
Diantara para masyayikh yang memberi rekomendasi beliau untuk berdakwah dan mengajar adalah:
Asy-Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Bassam.
Asy-Syaikh Muhammad As-Sabiil.
Asy-Syaikh Rabi’ Al-Madkhali.
Asy-Syaikh Washiyullah ‘Abbas.
Asy-Syaikh Muhammad Umar Bazmul.
Dan beberapa masyayikh lainnya.
Tentu para ulama’ dan masyayikh tersebut tidaklah sembarangan memberikan rekomendasi kepada seseorang untuk mengajar dan berdakwah kecuali setelah mengetahui bahwa orang tersebut memiliki kemapaman dalam bidang tersebut.
Pernah ditanyakan kepada Asy-Syaikh DR. Ahmad Bazmul Hafizhahullah Ta’ala, “Seandainya mereka tidak membolehkanmu (berdakwah dan mengajar)?” Beliau menjawab: “Aku akan berhenti mengajar.”
Subhanallah, benar-benar menakjuban. Demikianlah seharusnya akhlaq seorang ‘alim dan seorang salafi, berusaha semaksimal mungkin untuk mengikuti jejak para salafush shalih.
Demikian pula, ketika mengajar di Ma’had Al-Haramil Makki, beliau mendapatkan rekomendasi dari empat Ulama’ Ma’had. Mereka adalah:
Asy-Syaikh Yahya bin ‘Utsman Al-Mudarris.
Asy-Syaikh Musa As-Sukkar.
Asy-Syaikh Abdullah At-Tinbukti
Asy-Syaikh Sayyid Shadiq Al-Anshari
Dan beberapa gurunya juga meminta beliau untuk mengajar dan berdakwah agar para penuntut ilmu bisa mengambil faedah darinya.
Dari sinilah beliau memberanikan diri untuk mengajar dan berdakwah. Alhamdulillah, beliau telah mengajar di beberapa Ma’had di Saudi Arabiyah, diantaranya adalah:
Ma’had Al-Haram Al-Makki, di Mekkah.
Ma’had Manabir As-Su’ada’
Ma’had Al-‘Ilmiy As-Sanawi, keduanya di Jeddah, pada mata pelajaran Tafsir, hadits, mustholah, dan takhrij.
Jami’ah Thoif, pada mata pelajaran ahaditsul ahkam, fiqih, mawarits (hukum waris), qowa’id ushuliyah, dan takhrijul furu’ ‘alal ushul.
Beliau juga memberikan muhadharah di radio Idza’atul Qur’an dengan tema “Ma la yashluhu fi shiyam”
Dan di radio Idza’atu Nida-il Qur’an dengan tema “Al-Minnah fi Nasyris Sunnah”.
Beliau juga mengajarkan beberapa cabang ilmu pada beberapa daurah ‘ilmiyyah, seperti:
Ushul Tafsir
Fiqih
Hukum waris
Nahwu
Takhrij
Dan Dirosah asanid
Beliau juga memberikan berbagai kajian ilmiyyah di beberapa masjid…
Dan beliau sekarang sebagai Dosen di Jami’ah Ummul Qura, Mekkah Al-Mukarromah.
Pujian Para ulama’
Di antara ciri seorang ‘alim yang dapat diambil ilmunya adalah adanya rekomendasi dan pujian dari ‘alim lain yang setara atau lebih tua dari sisi umur dan ilmu. Baik pujian itu kembali kepada pribadi ‘alim tersebut atau kembali kepada ilmunya. Demikianlah kiranya Asy-Syaikh DR. Ahmad Bazmul Hafizhahullah Ta’ala.
Diantara para ulama’ yang memuji beliau adalah:
1. Asy-Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Bassam
Beliau adalah murid Syaikh Abdurrahman As-Sa’di Rahimahullah Ta’ala. Beliau menyatakan:
الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على نبينا محمد أما بعد: فبخصوص الأخ الشيخ : أحمد بن عمر بن سالم بازمول السعودي الجنسية هو من طلاب العلم ومتخرج من جامعة أم القرى ويحضر الشهادة في الكتاب والسنة، وهو صاحب دين واستقامة، كما أن فيه الكفاءة للصلاة والإمامة والخطابة والوعظ وهو بعيد عما لا يعنيه من الأمور والله الموفق .
2. Asy-Syaikh Ahmad bin Yahya An-Najmi
Beliau adalah Mufti Saudi bagian selatan, dan murid Asy-Syaikh Hafizh Al-Hakami dan Asy-Syaikh Abdullah Al-Qar’awi, Rahimahullah Ta’ala.
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه.
أما بعد :
“Telah memperlihatkan kepadaku Al-‘Allamah Ahmad bin Umar Bazmul -semoga Allah memberinya taufik- tulisannya berjudul Ad-Durarus Saniyyah fi Tsanail ‘Ulama ‘alal Mamlakah Al-‘Arabiyyah As-Su’udiyyah…”
Dalam tempat lain beliau berkata, “Telah mengirimkan kepadaku Asy-Syaikh Al-Fadhil As-Salafi, kitabnya berjudul As-Sunnah fima Yata’allaqu bi Waliyyil Ummah.”
3. DR. ‘Uwaid bin ‘Iyad Al-Mathrofi Rahimahullah Ta’ala
Beliau berkata: “wa ba’du: Sesungguhnya al-akh al-ustadz Ahmad bin Umar Bazmul… beliau memiliki pemahaman ilmu yang mumtaz dalam menetapkan berbagai masalah ilmiyyah, baik memahami dan membaca. Dan pengetahuannya bagus tentang maraji’ ilmiyyah, dan ia memahami kejadian-kejadian fikriyah yang kesemua itu menunjukkan keahliannya yang ilmiyyah.
Beliau berhak untuk di timba ilmunya. Dan aku berwasiat untuknya dengan kebaikan, mudah-mudahan Allah memberikan manfaat melaluinya Islam dan kaum muslimin.”
4. Asy-Syaikh Muhammad bin Abdullah As-Sabil
Beliau adalah imam sekaligus khatib Masjidil Harom. Beliau berkata, “Sesungguhnya al-akh asy-syaikh Ahmad bin Umar bin Salim Bazmul adalah salah seorang penuntut ilmu yang baik. Beliau telah meraih gelar magister dari Jami’ah Ummul Qura. Beliau memiliki kesungguhan yang diberkahi dalam berdakwah di jalan Allah, dan mengajari kaum muslimin tentang urusan agama mereka.
Dan kami telah mengenal kebaikan aqidahnya dan manhajnya yang sesuai dengan manhaj ahlus sunnah wal jama’ah, dan beliau juga mentahdzir dari ahlul bida’ dan ahwa’ (pengikut hawa nafsu).”
5. Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan Hafizhahullah Ta’ala
Beliau adalah ulama’ kondang dan sepuh yang semua kita mengenalnya, beliau termasuk anggota Hai’ah Kibarul ‘Ulama. Dalam pendahuluan beliau terhadap kitab Asy-Syaikh Ahmad Bazmul berjudul Al-Madarij, beliau berkata:
“Alhamdulillah wa ba’du: aku telah membaca kitab yang ditulis oleh al-akh fillah, Ahmad bin Umar bin Salim Bazmul yang bertema Kasyfu Syubuhatil Khawarij (menyingkap syubuhat khawarij), maka aku mendapatinya –bihamdillah- (bantahan) yang mencukupi pada temanya untuk membantah syubuhat kelompok yang melenceng dan merusak ini…, semoga Allah membalas penulis kitab ini dengan balasan yang terbaik. Kitab ini adalah saham darinya yang bagus untuk menahan bahaya mereka, dan meruntuhkan syubuhat mereka. Semoga Allah memberikan manfaat dengan kitab ini, dan membungkam dengannya tipu daya musuh-musuh.”
6. Asy-Syaikh Prof. Dr. Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali Hafizhahullah.
Beliau adalah pembawa bendera Jarh wa Ta’dil abad ini, beliau berkata:
الحمد لله والصلاة على رسلو الله وعلى آله وصحبه ومن اتبع هداه.
“amma ba’du: Sesungguhnya al-akh Ahmad Bazmul, aku mengenalnya termasuk seorang ‘alim yang khair, baik pada agama, akhlak, dan manhaj. Dan aku meyakini bahwa ia termasuk orang yang berhak untuk mengajar dan berdakwah.
Dan ia telah meminta dariku tazkiyah ini, maka aku pun memberinya tazkiyah karena aku yakin ia berhak menerimanya.”
7. Asy-Syaikh Al-‘Allamah Zaid bin Muhammad Al-Madkhali
Beliau adalah seorang ‘alim yang terkenal, semoga Allah menjaganya. Beliau berkata ketika memberi pendahuluan terhadap kitab Ad-Durarus Saniyyah, kata beliau:
“Dan aku telah menyempurnakan pengecekan atas risalah berjudul Ad-Durarus Saniyyah fi Tsana-il Ulama’ yang disusun oleh saudara kami yang mulia Asy-Syaikh Ahmad bin Umar bin Salim Bazmul.”
8. Ada beberapa tazkiyah lain dari masyayikh lainnya
Gambar 12. Screenshot Syaikh Ahmad Bazmul telah ma’ruf di mata Kibarul Ulama, bukti kedustaan dan perendahan terhadap ulama dari isi proposal Ishlah si fattan Firanda
Karya Tulis Beliau
Asy-Syaikh Ahmad Bazmul memiliki sekian karya tulis yang itu semua menunjukkan kemapamannya dalam hal dakwah dan mengajar. Diantara karya tulis beliau adalah:
1) رسالة عمر بن الخطاب إلى أبي موسى الأشعري في القضاء وآدابه رواية ودراية.
2) المقترب في بيان المضطرب.
3) المدارج في كشف شبهات الخوارج.ـ
4) السنة فيما يتعلق بولي الأمة.
5) الدرر السنية في ثناء العلماء على المملكة العربية السعودية.
6) دولة التوحيد والسنة.
7) تحفة الألمعي بمعرفة حدود المسعى وأحكام السعي
8 ) حجية الأحاديث النبوية الواردة في الطب والعلاج
9) خطورة نقد الحديث.
10) النجم البادي في ترجمة الشيخ العلامة السلفي يحيى بن عثمان عظيم آبادي.
11) الانتقادات العلية لمنهج الخرجات والطلعات والمكتبات والمراكز الصيفية وهو كتاب ألفه مشاركة مع الشيخ أحمد بن يحيى الزهراني.
12) قواعد وضوابط في فقه الفرائض والمواريث
Semoga tulisan sederhana ini bisa menambah faedah dan wawasan kita….
Lihat versi arabnya di :
http://www.ajurry.com/vb/showthread.php?t=7829
Bagi yang sudah memiliki kemampuan berbahasa arab kami sarankan membaca Biografi beliau yang berbahasa arab di link yang kami sertakan di atas. Karena padanya ada tambahan dan pemahaman yang tidak ada pada tulisan kami…, wallahu a’lam
Biografi Syaikh Abdullah bin Abdurrahim Al Bukhary hafizhahullah
Biografi beliau ini kami kutip lengkap dari: http://www.salafy.or.id/?p=1463
Berikut biografi Asy-Syaikh Abdullah Al Bukhari, yang insya Allah akan hadir di tengah-tengah kita kedua kalinya, di kota Bantul, Yogyakarta tahun 2009 ini.
Nama :
‘Abdullâh bin ‘Abdirrahîm bin Husain bin Mahmûd As-Sa’di kemudian Al-Bukhâri Al-Madîni.
As-Sa’di adalah nisbah kepada Bani Sa’d yang berasal dari Ath-Thâ`if. Beliau dilahirkan di Madinah di desa Bâbut Tamâr.
Ayahnya :
Adapun tentang ayah beliau, yaitu Asy-Syaikh ‘Abdurrahîm bin Husain Al-Bukhâri rahimahullah, tumbuh dalam kondisi yatim. Telah hafal Al-Qur`an semenjak kecil. Belajar di Madrasah Al-’Ulûm Asy-Syar’iyyah. Beliau sangat berprestasi. Di tengah aktivitasnya, beliau juga sangat aktif dan bersemangat menghadiri halaqah-halaqah ilmu di Masjid Nabawi dan mengambil ilmu dari para ‘ulama pada waktu itu. Kemudian beliau pindah ke kota Riyâdh, bekerja sebagai staff Al-Malik (Raja) ‘Abdul ‘Aziz rahimahullah. Setelah itu beliau bekerja pada bidang lain, dan pada awal tahun 1374 H bergabung pada Hai`ât Al-Amri bil Ma’rûf. Pimpinan umumnya waktu itu adalah Asy-Syaikh Al-’Allâmah ‘Umar bin Hasan âlu Asy-Syaikh. Asy-Syaikh ‘Abdurrahîm Al-Bukhâri mendapat ijazah dan rekomendasi yang ditandatangani oleh Asy-Syaikh ‘Umar bin Hasan âlu Asy-Syaikh atas kebaikan prilaku dan tugas beliau. Ijazah tersebut bernomor 2396/Kh/M tertanggal 25/9/1377 H.
Kemudian Asy-Syaikh ‘Abdurrahîm pindah ke Madinah, bertugas di Al-Mahkamah Asy-Syar’iyyah Al-Kubrâ pada tanggal 13 – 2 – 1380 H. Pimpinan mahkamah pada waktu itu adalah Asy-Syaikh Al-’Allâmah ‘Abdul ‘Azîz bin Shâlih rahimahullah, beliau sekaligus imam dan khathib Masjid Nabawi. Asy-Syaikh ‘Abdurrahîm juga mendapat ijazah dari pimpinan mahkamah tertanggal 21/9/1392 H. ditegaskan dalam ijazah tersebut : “Selama bertugas menjadi teladan dalam kesungguhan dan semangat kerja. Senantiasa menjalankan tugas dengan sangat baik.”
Kemudian pada tanggal 1 – 4- 1388 H, beliau pindah ke Universitas Islam Madinah, dengan Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Azîz bin Bâz rahimahullah sebagai rektornya. Beliau juga mendapat ijazah dari Asy-Syaikh Al-Imâm ‘Abdul ‘Azîz bin Bâz, bahwa “Bersifat dengan prilaku dan akhlaq yang baik, dan sangat bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas.” Ijazah tersebut bernomor 338 tertanggal 27/31392 H. Beliau terus bertugas di Universitas Islam Madinah sampai pensiun pada 1 – 7 – 1407 H.
Asy-Syaikh ‘Abdurrahîm Al-Bukhâri adalah seorang yang sangat rajin beribadah, bersemangat dalam ilmu, sangat mencintai dan menghormati para ‘ulama, konsisten berpegang kepada sunnah, dan sangat menentang bid’ah dan para pengusungnya. Beliau juga menjaling hubungan sangat baik dan erat dengan sejumlah ‘ulama besar Ahlus Sunnah, di antaranya Samâhatul Imâm Al-’Allâmah Al-Mufassir Muhammad Al-Amîn Asy-Syinqhîthi (penulis tafsir Adhwâ`ul Bayân ) rahimahullah, Samâhatul Imâm Syaikhul Islâm ‘Abdul ‘Azîz bin ‘Abdillâh bin Bâz rahimahullah, beliau juga sering berhubungan dengan Asy-Syaikh Al-’Allâmah Al-Faqîh ‘Abdurrahmân As-Sa’di –bahkan Asy-Syaikh Sa’di menghadiahkan kepada beliau sejumlah kitab yang padanya ada tulisan tangan beliau. Kitab-kitab tersebut masih tersimpan- , di antaranya juga : Al-’Allâmah Al-Muhaddits Hammâd Al-Anshâri, Al-’Allâmah Al-Muhaddits ‘Abdul Muhsin Al-’Abbâd, Al-’Allâmah Al-Mujâhid Muhammad Amân Al-Jâmi, Al-’Allâmah Rabî’ bin Hâdi Al-Madkhali, Al-’Allâmah ‘Umar bin Muhammad Fallâtah, dan masih banyak lagi.
Asy-Syaikh ‘Abdurrahîm Al-Bukhâri wafat pada 23 Dzulhijjah 1422 H, di dekat salah satu pintu masuk Masjid Nabawi, menjelang maghrib, dan ketika itu beliau sedang bershaum. Meninggalkan 13 anak.
Menuntut Ilmu
Asy-Syaikh ‘Abdullâh bin ‘Abdirrahîm hafizhahullâh tumbuh di bawah asuhan dan bimbingan kedua orang tuanya yang sangat antusias dan memiliki perhatian yang sangat besar terhadap ilmu, serta upaya mendidik anak-anak dengan pendidikan yang selamat dan lurus.
Beliau mulai menghafal Al-Qur`an semejak tahun-tahun pertama ketika beliau duduk di madrasah ibtida`iyyah di Masjid Al-Imâm Al-Bukhâri ( ayah beliau sebagai penanggung jawab di masjid tersebut ).
Beliau dikarunai kecintaan terhadap ilmu hadits sejak kecil. Karena itu beliau sangat bersemangat untuk mengumpulkan dan membaca kitab-kitab tentang ilmu hadits, bertanya tentang perkara yang sulit, dan menghafalnya.
Beliau juga sangat bersemangat untuk mempelajari kitab-kitab aqidah, karena beliau melihat kebutuhan umat yang sangat besar terhadapnya. Itu semua beliau lakukan dengan cara senantiasa rutin dan bermulâzamah di Masjid Nabawi.
Guru-gurunya antara lain :
Dalam bidang Al-Qur`an dan Tajwid
1.Asy-Syaikh Muhammad Ramadhân Ad-Dahlawi rahimahullah.
2.Asy-Syaikh Al-Mudaqqiq Sayyid Lâsyîn Abul Faraj hafizhahullâh, banyak menimba ilmu dari beliau, terutama dalam penarapan tilawah dan praktek langsung dalam bidang tajwid.
3.Asy-Syaikh Ahmad ‘Abdul Karîm rahimahullah.
4.Asy-Syaikh Muhammad Al-Marisi rahimahullah (juru tulis di Universitas Islam Madinah dan imam di Masjid Al-Imâm Al-Bukhâri) Banyak mengambil ilmu tajwid dari beliau. Juga belajar secara khusus risalah yang berjudul Al-Burhân fî Tajwîdil Qur`an, karya Ash-Shâdiq Qamhari. Juga belajar ilmu khath, baik teori maupun praktek. Demikian juga belajar ilmu nahwu dengan mempelajari kitab Al-Âjurrûmiyyah.
5.Asy-Syaikh Mu’ammar Bakri bin ‘Abdil Majîd Ath-Tharâbîsyi. Mendapat ijazah dari beliau dalam bidang Al-Qur`an. Juga mendapat ijazah umum atas semua riwayat beliau yang didapat dari gurunya Asy-Syaikh Muhammad bin Salîm Al-Hulwâni.
6.Asy-Syaikh Ahmad Al-Qâdhi hafizhahullâh. Secara khusus mengambil ilmu dalam bidang tajwid, dan mempelajari kitab Haqqut Tilâwah karya Husni Syaikh ‘Utsmân.
Dalam berbagai disiplin ilmu lainnya :
1.Al-’Allâmah An-Nâshih Ash-Shâdiq Ar-Rabbâni Asy-Syaikh Muhammad Amân bin ‘Ali Al-Jâmi rahimahullah. Bermulâzamah kepada beliau selama 10 tahun. Mendapatkan ijazah dari beliau atas berbagai kitab yang dipelajari dari beliau dalam berbagai disiplin ilmu, sebagaimana tertulis dalam ijazah yang sangat menjadi kebanggaan Asy-Syaikh Al-Bukhâri. Kitab-kitab yang dipelajari dari beliau, antara lain :
-Al-Ushûluts Tsalâtsah karya Syaikhul Islâm Muhammad bin ‘Abdil Wahhâb
-Al-Qawâ’idul Arba’ karya Syaikhul Islâm Muhammad bin ‘Abdil Wahhâb
-Kitâbut Tauhid karya Syaikhul Islâm Muhammad bin ‘Abdil Wahhâb
-Fathul Majîd karya Asy-Syaikh ‘Abdurrahmân bin Hasan, cucu Syaikhul Islam Muhammad bin ‘Abdil Wahhâb.
-Qurratu ‘Uyûnil Muhawwidîn karya Asy-Syaikh ‘Abdurrahmân bin Hasan, cucu Syaikhul Islam Muhammad bin ‘Abdil Wahhâb.
-Tajrîdut Tauhid karya Al-Maqrîzi
-Al-’Aqidah Al-Wâsithiyyah, karya Syaikhul Islâm Ibnu Taimiyyah.
-Al-Hamawiyyah, karya Syaikhul Islâm Ibnu Taimiyyah.
-At-Tadmûriyyah, karya Syaikhul Islâm Ibnu Taimiyyah.
-Syarh Al-’Aqîdah Ath-Thahâwiyyah, karya Ibnu Abil ‘Izz Al-Hanafi.
-Al-Qawâ’idul Mutslâ, karya Asy-Syaikh Al-’Utsaimîn.
-Qathrun Nadâ,
-Al-âjurrûmiyyah,
-Nailul Authâr (beberapa bab), karya Asy-Syaukâni.
-Zâdul Ma’âd, karya Ibnul Qayyim.
-Kitâbush Shiyâm dari kitab Shahîhul Bukhâri.
-’Umdatul Ahkâm, karya Abdul Ghanî Al-Maqdisi.
-dan masih banyak lagi
mayoritasnya di Masjid Nabawi, sebagian lagi di masjid dekat rumah Asy-Syaikh Al-Jâmi, sebagiannya lagi di Masjid Ash-Shâni’ di desa Al-Mashâni’
2.Asy-Syaikh Al-’Allâmah Al-Fâdhil ‘Abdul Muhsin bin Hamd Al-’Abbâd hafizhahullâh. Bermulazamâh kepada beliau selama 16 tahun. Kitab-kitab yang dipelajari dari beliau antara lain :
-Jilid terakhir kitab Shahîh Muslim
-Shahîh Al-Bukhâri
-Sunan An-Nasâ`i
-Sunan Abî Dâwûd
-Sebagian besar Jâmi’ At-Tirmidzi
-Al-Lu`lu` wal Marjân (belum sampai tamat)
-’Aqidah Ibni Abî Zaid Al-Qairâwani
Asy-Syaikh Al-Bukhâri bercerita, “Pada musim haji tahun 1420 H saya membaca di hadapan beliau satu juz Kitâbul Hajj dari kitab Syarhus Sunnah karya Al-Imâm Al-Baghawi rahimahullah. Kemudian pada musim haji tahun 1421 H saya membaca di hadapan beliau kitab Fatwâ Arkânil Islâm karya Asy-Syaikh Al-Utsaimîn. … .”
3.Asy-Syaikh Al-’Allâmah Al-Muhaddits Al-Mu`arrikh ‘Umar bin Muhammad Fallâtah rahimahullah . Menghadiri pelajaran syarh terhadap kitab Shahîh Muslim, Al-Muwattha`, dan syarh tentang sirah nabawiyyah.
4.Al-’Allâmah Al-Faqîh Asy-Syaikh ‘Athiyyah bin Muhammad Sâlim rahimahullah.
Menghadiri pelajaran syarh terhadap kitab Mudzakkirah Asy-Syinqithi fî Ushûlil Fiqh, dan sebagian pelajaran kitab Ar-Rahbiyyah, yang membahas tentang ilmu fara`idh, dan pelajaran kitab Syarh Al-Waraqât. Semua pelajaran tersebut di Masjid Nabawi.
5.Asy-Syaikh Al-’Allâmah An-Nâshih ‘Ali bin Muhammad bin Sinân rahimahullah. Mempelajari kitab Alfiyyah Ibni Mâlik, Irsyâdhul Fuhûl karya Asy-Syaukâni, dan Ar-Raudh Al-Murabbâ’ fiqh hanbali.
6.Al-’Allâmah Al-Muhaddits Al-Mujâhid An-Nâqid Asy-Syaikh Rabî’ bin Hâdi Al-Madkhali hafizhâhullâh. Belajar kepada beliau di masjid dekat rumah beliau ketika itu, yaitu di kampung Al-Azhari, beberapa pelajaran antara lain pelajaran Muqaddimah Shahîh Muslim, At-Taqyîd wal îdhah karya Al-Hâfizh Al-’Irâqi, I’lâmul Muwaqqi’în karya Ibnul Qayyim, dan Ikhtishâr ‘Ulûmil Hadîts karya Ibnu Katsîr.
7.Al-’Allâmah Al-Mu`arrikh Al-Lughawi An-Nassâbah Shafiyyurrahmân Al-Mubârakfûri rahimahullah. Duduk bersama beliau selama kurang lebih dua tahun. Membaca di hadapan beliau beberapa bagian yang mencukupi dari Al-Kutubus Sittah –sebagaimana tertulis dalam ijazah- dan mendapatkan ijazah Al-Kutubus Sittah dari beliau (yaitu kitab : Shahîh Al-Bukhâri, Shahîh Muslim, Sunan Abî Dâwûd, Sunan At-Tirmidzi, Sunan An-Nasâ`i, Sunan Ibni Mâjah), dan juga ijazah atas semua riwayat beliau yang bersambung dengan kitab Al-Hâfizh Asy-Syaukâni Ithâful Al-Akâbir bi Isnâdid Dafâtir. Juga membaca di hadapan beliau sebagian besar kitab Jâmi’ At-Tirmidzi, dan beberapa kitab dalam bidang lughah, terkhusu Nahwu dan Sharaf, dan kitab-kitab yang tersebar di negeri India, di antara kitab Syarh Mi`ah ‘âmil. Juga membaca di hadapan beliau beberapa kitab aqidah, seperti Ushûlus Sunnah karya Al-Imâm Ahmad bin Hanbal, dll. Pelajaran-pelajaran tersebut mayoritas di Masjid Nabawi dalam majelis khusus.
8.Al-’Allâmah Al-Muhaddits Al-Faqîh Asy-Syaikh Ahmad bin Yahyâ An-Najmi rahimahullah. Menghadiri majelis pembacaan kitab Sunnan Abî Dâwûd di rumah kediaman Asy-Syaikh Muhammad bin Hâdi Al-Madkhali. Kemudian beliau (Asy-Syaikh An-Najmi) memberikan ijazah umum atas semua riwayatnya, dengan nama Inâlatuth Thâlibîn bi Asâdîd Kutubil Muhadditsîn.
9.Al-’Allâmah An-Nabîh Asy-Syaikh ‘Alî bin Nâshir Al-Faqîhi hafizhahullâh. Membaca di hadapan beliau sejumlah besar kitab aqidah, antara lain kitab Sharîhus Sunnah karya Ibnu Jarîr Ath-Thabari, kitab Sulâlatur Risâlah fî Dzammir Rawâfidh min Ahlidh Dhalâl karya Mulâ ‘Ali Al-Qâri, pada musim haji tahun 1421 H.
10.Asy-Syaikh Al-Jalîl ‘Ubaid bin ‘Abdillâh Al-Jâbiri hafizhahullâh. Membaca di hadapan beliau kitab Mudzakkirah Asy-Syinqîthi fî Ushûlil Fiqh, As-Sailil Jarrâh (jilid I) karya Al-’Allâmah Asy-Syaukâni rahimahullah.
11.Asy-Syaikh Al-Lughawi Al-Bâri’ ‘Abdurrahmân bin ‘Auf Al-Kûni. Mempelajari kitab Malhatul I’rab karya Al-’Allâmah Al-Harîri, dan juga mengikuti majelis pelajaran nahwu lainnya.
Para masyâikh ahlus sunnah lainnya yang mengajar beliau di Fakultas Hadits di Universitas Islam Madinah juga termasuk guru-guru beliau.
Hubungan dengan Asy-Syaikh Al-’Allâmah ‘Abdul ‘Azîz bin Bâz rahimahullah dan Asy-Syaikh Al-’Allâmah Muhammad bin Shâlih Al-’Utsaimîn rahimahullah :
Beliau berdua adalah ‘ulama besar Ahlus Sunnah wal Jama’ah masa ini. Tokoh besar Salafiyyun masa ini yang sangat terhormat dan disegani. Ketokohan dan kapasitas keilmuan dan keshalihan beliau berdua diakui secara international, baik oleh kawan maupun lawan.
Beliau berdua merupakan guru besar Asy-Syaikh ‘Abdullâh Al-Bukhâri.
Asy-Syaikh Al-Imâm ‘Abdul ‘Azîz bin Bâz rahimahullah
Menghadiri majelis beliau di masjid di daerah Ath-Tha`if, pada musim panas tahun 1408 H, membahas kitab Bulûghul Marâm karya Al-Hâfizh Ibnu Hajar. Kemudian hadir pula di majelis pembacaan kitab Tuhfatul Ahwadzi Syarh Jâmi’it Tirmidzi di kediaman beliau di Ath-Tha`if. Sering hadir dalam majelis-majelis beliau dan menyampaikan berbagai pertanyaan kepada beliau.
Asy-Syaikh Al-Bukhâri menuturkan : “Aku ingat, suatu waktu ketika aku bertanya kepada beliau tentang belajar di Universitas Islam Madinah. Maka beliau memberikan motivasi dan dorongan kepadaku. Kemudian aku tanya lagi tentang Fakultas Hadits, maka beliau pun makin memberikan motivasi kepadaku.”
Asy-Syaikh Al-Faqîh Muhammad bin Shâlih Al-’Utsaimîn rahimahullah.
Menghadiri pelajaran-pelajaran beliau di Masjidil Haram pada sepuluh terakhir Ramadhân tahun 1407 H, ketika itu beliau mensyarh Hadits Jibril yang sangat panjang. Menghadiri pelajaran beliau di ‘Unaizah pada musim panas tahun 1408 H dan 1409 H. Demikian juga senantiasa hadir dalam pelajaran beliau di Masjid Nabawi.
Hubungan dengan Asy-Syaikh Al-’Allâmah Al-Muhaddits An-Nâqid Muhammad Nâshiruddîn Al-Albâni rahimahullah.
Ketika beliau rahimahullah berziarah ke Madinah pada tahun 1408 H, maka kesempatan tersebut tidak disia-siakan oleh Asy-Syaikh Al-Bukhâri untuk senantiasa menghadiri seluruh majelis-majelis beliau. Majelis-majelis umum dan sebagian dari majelis khusus.
Asy-Syaikh Al-Bukhâri menuturkan kenangan manisnya bersama Asy-Syaikh Al-Albâni : “Aku merasa mulia ketika aku berkesempatan untuk menyendiri bersama beliau. Ketika itu beliau sedang berada di luar masjid hendak menuju tempat tinggalnya. Maka aku menyampaikan pertanyaan-pertanyaan kepada beliau, sambil beliau memegang tanganku dan menyilangkan jari-jari tangan kanan beliau dengan jari-jari tangan kiriku. Kemudian beliau menanyaiku, bahwa siapa namaku dan belajarku.”
Karir Ilmiah
1.Lulus dari Fakultas Hadits Al-Jâmi’ah Al-Islâmiyyah (Universitas Islam) Madinah pada tahun ajaran 1410 – 1411 H dengan peringkat : sangat baik.
2.Guru/Pengajar Ad-Dirâsât Al-Islâmiyyah (Studi Ilmu Islam) di madrasah Ibtida`iyyah dan Tsanawiyyah selama 6 tahun, di bawah Departemen Pendidikan dan Pengajaran.
3.Tahun 1417 H melanjutkan jenjang Magister (S2) di Universitas Ummul Qurâ Makkah Al-Mukarramah, Fakultas Da’wah dan Ushûlud Dîn Jurusan Al-Kitâb was Sunnah. Lulus dengan predikat cumlaud.
4.Menulis tesis magister dengan judul Marwiyyât Abî ‘Ubaidah bin ‘Abdillâh bin Mas’ûd ‘an Abîhi Jam’an wa Dirâsatan. Diuji pada 21 – 8 – 1420 H, dan berhasil meraih cumlaud dengan anjuran untuk mencetak tesis tersebut.
5.Tahun 1418 H pindah dari Departemen Pendidikan dan Pengajaran ke Universitas Islam Madinah, kembali ke Fakultas Hadits jurusan Fiqhus Sunnah wa Mashâdiruhâ.
6.Berhasil meraih gelar doktor pada tahun 1426 H dengan tesis tahqîq (penelitian) atas kitab Takmilatu Syarh At-Tirmidzi karya Al-Hâfizh Al-’Irâqi, mulai awal kitab ar-radhâ’ sampai pada penghujung kitab Idzâ Aflasa lirrajuli Gharîm. Dengan prestasi cumlaud pada level utama.
7.Sekarang sebagai Ustâdz Musâ’id pada Fakultas Hadits jurusan Fiqhus Sunnah wa Mashâdiruhâ.
Karya-karya Tulis :
Tidak diragukan, bahwa ikut berperan aktif dalam mengumpulkan ilmu dan menyebarkannya merupakan perkara yang sangat penting dan mulia. Allah telah memberikan nikmat dan taufiqnya kepada Asy-Syaikh Al-Bukhâri untuk juga memiliki andil yang besar pada sisi ini. Beliau memiliki banyak karya tulis ilmiah yang beliau tekuni sejak lama. Tidak lain adalah dalam rangka ikut berperan aktif menyebarkan ilmu yang bersumber dari Al-Qur`an dan As-Sunnah di atas manhaj salaf.
Di antara karya tulis beliau :
1.Marwiyyât Abî ‘Ubaidah bin ‘Abdillâh bin Mas’ûd ‘an Abîhi Jam’an wa Dirâsatan (karya tulis), dicetak oleh penerbit Dâr Adhwâ’is Salaf Al-Mishiryyah.
2.Takmilatu Syarh At-Tirmidzi karya Al-Hâfizh Al-’Irâqi (tahqîq). Belum dicetak.
3.Manârus Sabîl bi Takhrîji Juz`i Ibni Dîzîl (tahqîq) dicetak oleh penerbit Al-Ghurabâ` Madinah pada tahun 1413 H. dicetak ulang lagi pada tahun ini 1429 H oleh penerbit Dâr Al-Imâm Ahmad Mesir.
4.Ithâful Nubalâ` bi Adillati Tahrîm Ityânil Mahal Al-Makrûh minan Nisâ` (karya tulis) dicetak pada tahun 1414 H, oleh penerbit Dârul Ghurabâ` Madinah, dicetak ulang pada tahun 1428 H oleh penerbit Dârul Minhâj, Mesir.
5.Riyâdhul Jannah bi Takhrîji Ushûlis Sunnah libni Abî Zamanin (tahqîq dan takhrîj) dicetak tahun 1414 H oleh penerbit Dârul Ghurabâ`, dicetak ulang oleh Dâr Adhwâ`is Salaf, Mesir pada tahun ini 1429 H.
6.Tuhfatul Ikhwân bi Takhrîji Majlisi min Amâli Ibni Bisyrân (takhrîj dan tahqîq) masih tulisan tangan belum dicetak.
7.At-Tanbîh wal Irsyâd litajâwuzât Mahmûd Al-Haddâd (karya tulis), fotocopy, publikasi tahun 1414 H.
8.Al-Fathul Rabbâni fir Radd ‘alâ Abil Hasan As-Sulaimâni (karya tulis) dicetak tahun 1424 H oleh penerbit Dârul âtsâr, Yaman, dan dicetak pula pada tahun 1425 H oleh penerbit Dâr Mâjid ‘Asîrî, Jeddah – Saudi.
9.At-Taudhîhul Abhar li Tadzkirati Ibnil Mulaqqin fî ‘Ilmil Atsar karya Al-Hâfizh As-Sakhâwi (tahqîq) dicetak oleh Dâr Adhwâ`is Salaf, Riyadh – Saudi tahun 1418 H, dan tahun ini dicetak lagi oleh penerbit Dâr Al-Imâm Ahmad, Mesir.
10.Al-Maqâlat Asy-Syar’iyyah/kumpulan pertama, (karya tulis), dengan pengantar dari Al-’Allâmah Asy-Syaikh Ahmad An-Najmi rahimahullah dan Al-’Allâmah Asy-Syaikh Zaid Al-Madkhali hafizhahullâh, dicetak oleh Dârul Madînah Al-’Amaliyyah, Imarat pada tahun 1428 H, dan dicetak pula oleh Dâr Adhwâ`is Salaf, Mesir pada tahun yang sama.
11. Al-Maqâlat Asy-Syar’iyyah/kumpulan kedua (karya tulis), dicetak oleh Dâr Adhwâ`is Salaf, Mesir pada tahun 1429 H.
12. Al-Ajwibah Al-Madaniyyah ‘an Al-As`ilatil Haditsiyyah (karya tulis) dicetak pada tahun 1429 H oleh penerbit Dârul Istiqamah, Mesir.
13.Mushthalahâtul Muhadditsîn fî Kitâbatil Hadîts wa Dhabthihi wa Ishlâhihi (pembasan ilmiah) telah diuji oleh Universitas Al-Imâm Muhammad bin Su’ûd. Diangkat oleh universitas dan akan ditampilkan dalam beberapa edisi majalah universitas. Semoga Allah memudahkan penerbitannya.
14.Su`âlât Al-Imâm Abî Zur’ah Ad-Dimasyqi li Al-Imâm Ahmad bin Hanbal fi Kitâbihi (at-Târîkh), Jam’an wa Dirâsatan (karya tulis), pembahasan ilmiah telah diuji oleh Lembaga Riset Ilmiah Universitas Islam Madinah. Kemudian akan dicetak oleh Dârul Istiqâmah, Mesir. Semoga Allah memudahkan penerbitannya.
15.Tamâmul Minnah bi Syarh Ushûlis Sunnah li Al-Imâm Al-Humaidi (transkrip atas pelajaran) – (karya tulis), dicetak oleh Dârul Istiqâmah, Mesir tahun 1429 H.
16.At-Ta’liqât Ar-Radhiyyah ‘alâ Al-Manzhûmah Al-Baiqûniyyah (karya tulis), akan dicetak oleh Dârul Istiqâmah, Mesir. Semoga Allah memudahkan penerbitannya.
17.Kemudian Dârul Istiqâmah juga meminta naskah transkrip atas transkrip 2 kaset syarh kitab Al-Mûqizhah karya Adz-Dzahabi. Semoga Allah memudahkan penerbitannya.
18.At-Ta’liqât Ar-Radhiyyah ‘alâ Al-’Aqîdah Al-Wâsithiyyah karya Syaikhul Islâm Ibnu Taimiyyah. Syarh yang telah ditranskrip, tahun 1424 H. Naskahnya diminta oleh Dârul Falâh untuk dicetak. Saat ini masih dalam proses murâja’ah.
Dan masih banyak lagi selain yang tersebut di atas. Semoga Allah membantu dan memudahkan.
Kitab-kitab yang diajarkan :
Kitab-kitab yang diajarkan oleh Asy-Syaikh Al-Bukhâri hafizahullâh dalam berbagai pelajaran beliau, antara lain :
1.Haqqut Tilâwah, dalam bidang ilmu tajwid. Karya Husni Syaikh ‘Utsmân.
2.Al-Burhân fi Tajwîdil Qur`an , karya Ash-Shâdiq Al-Qamhâwi.
3.Al-Ushûlts Tsalâtsah.
4.Al-Qawâ’idul Arba’ah.
5.Kitâbut Tauhîd (ketiga kitab ini karya Al-Imâm Muhammad bin ‘Abdil Wahhâb v).
6.Fathul Majîd Syarh Kitâbit Tauhîd.
7.Sullamul Wushûl, karya Al-’Allâmah Hâfizh Hakami.
8.Ushûlus Sunnah, karya Al-Humaidi.
9.As-Sunnah, karya Al-Muzani.
10.Sharîhus Sunnah, karya Ibnu Jarîr Ath-Thabari.
11.As-Sunnah, karya ‘Abdullah bin Al-Imâm Ahmad.
12.Al-Imân, karya Abû ‘Ubaid Al-Qâsim bin Sallâm.
13.Kitâbut Tauhîd dari kitab Shahîh Al-Bukhâri.
14.Kitâbul Imân dari kitab Shahîh Al-Bukhâri.
15.Al-Wâsithiyyah, karya Syaikhul Islâm Ibnu Taimiyyah.
16.Kitâbur Riqâq dari kitab Shahîh Al-Bukhâri.
17.Al-Manzhûmah Al-Baiqûniyyah.
18.Ikhtishâr ‘Ulûmil Hadîts, karya Ibnu Katsîr.
19.At-Taudhîhul Abhar li Tadzkirati Ibnil Mulaqqin fî ‘Ilmil Atsar karya Al-Hâfizh As-Sakhâwi.
20.Al-Mûqizhah karya Adz-Dzahabi.
21.Al-Muqni’ fî ‘Ulûmil Hadîts karya Ibnul Mulaqqin.
22.Irsyâd Thullâbil Haqâ`iq, karya Al-Hâfizh An-Nawawi.
23.Muqaddimah Shahîh Muslim bin Al-Hajjâj.
24.Nukhbatul Fikar fî Mushthalahi Ahlil Atsar, karya Al-Hâfizh Ibni Hajar.
25.Mukhtashar Shahîhil Bukhâri, karya Az-Zubaidi.
26.Al-Adabul Mufrad karya Al-Imâm Al-Bukhâri.
27.’Umdatul Ahkâm Al-Kubrâ karya Al-Hâfizh Al-Maqdisi.
28.’Umdatul Ahkâm Ash-Sughrâ karya Al-Hâfizh Al-Maqdisi.
29.Bulûghul Marâm min Adillatil Ahkâm karya Al-Hâfizh Ibnu Hajr.
30.Al-Anjam Az-Zâhirât ‘ala Hill Alfâzhil Waraqât, karya Al-Mâridîni Asy-Syâfi’i.
31.Al-Arba’în An-Nawawiyyah.
32.Minhâjus Sâlikîn, karya Al-’Allâmah As-Sa’di.
33.Bahjatul Qulûbil Abrâr, karya Al-’Allâmah As-Sa’di.
34.Al-Muharrar fîl Hadîts, karya Al-Hâfizh Ibnu ‘Abdil Hâdi.
35.Ar-Risâlah At-Tabûkiyyah, karya Al-Imâm Ibnul Qayyim.
36.Al-Wâbilush Shayyib min Al-Kallimith Thayyib, karya Al-Imâm Ibnul Qayyim.
37.Ad-Durûsul Muhimmah li ‘âmmatil Ummah, karya Al-’Allâmah ‘Abdul ‘Aziz bin Baz.
38.Dhawâbithul Jarh wat Ta’dîl, karya ‘Abdul ‘Azîz ‘Abdul Lathîf.
39.Ar-Raf’u wat Takmîl fil Jarh wat Ta’dîl, karya Al-Kanawi Al-Hindi.
40.Thuruq Takhruju Hadîts Rasûlillâh .
41.Al-Jâmi’ li Akhlâqir Râwi wa âdâbis Sâmi’, karya Al-Hâfizh Al-Khathîb Al-Baghdâdi.
42.Al-Âjurrûmiyyah.
Dan masih banyak lagi lainnya.
Para ‘Ulama Senior yang memberikan Ijazah
Para ‘ulama kibâr (senior) Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang memberikan ijazah kepada Asy-Syaikh ‘Abdullâh Al-Bukhâri, antara lain :
1.Asy-Syaikh Bakri Ath-Tharâbîsyi.
2.Al-’Allâmah An-Nâshih Ash-Shâdiq Ar-Rabbâni Asy-Syaikh Muhammad Amân bin ‘Ali Al-Jâmi rahimahullah.
3.Al-’Allâmah Al-Mu`arrikh Al-Lughawi An-Nassâbah Shafiyyurrahmân Al-Mubârakfûri rahimahullah.
4.Al-’Allâmah Al-Muhaddits Al-Faqîh Asy-Syaikh Ahmad bin Yahyâ An-Najmi rahimahullah.
5.Asy-Syaikh Al-’Allâmah Al-Muhaddits Abû Muhammad Badî’uddîn Asy-Syahur Rasyîd As-Sindi Asy-Syarîf rahimahullah. Ijazah “Munjidul Mustajîz li Riwâyatis Sunnah wal Kitâbil ‘Azîz” tertanggal 15 Rajab 1416 H.
Dan masih banyak lagi. Ada pula para ‘ulama yang mengirimkan ijazah kepada beliau, tanpa beliau minta.
Pujian dan Tazkiyyah Al-’Allâmah Al-Muhaddits Al-Mujâhid Al-Wâlid Asy-Syaikh Rabî’ bin Hâdi Al-Madkhali hafizhahullâh
Asy-Syaikh Rabî’ ditanya : “Bagaimana pendapat engkau menghadiri pelajaran-pelajaran yang disampaikan oleh Asy-Syaikh ‘Abdullâh Al-Bukhâri?”
Beliau hafizhahullâh menjawab : “Saya menasehatkan kepada kaum muda di Madinah untuk menghadiri pelajaran-pelajaran yang disampaikan oleh Al-Akh ‘Abdullâh Al-Bukhâri, karena sesungguhnya dia adalah termasuk orang-orang terbaik di kalangan Ahlus Sunnah, dan termasuk orang-orang yang senantiasa membelanya dalam setiap kesempatan sepengetahuanku. Dia rajin menulis, beraktivitas, dan bergerak dalam rangka membela sunnah dan ahlus sunnah lebih banyak daripada mayoritas orang-orang yang memeranginya dari kalangan ahlul ahwâ` (pengikut hawa nafsu), baik dulu maupun sekarang. Jadi dia (Asy-Syaikh ‘Abdullâh Al-Bukhâri) adalah di antara orang-orang terbaik di kalangan ahlus sunnah, Insyâ`allâh. Kita memohon kepada Allah agar mengokohkan kita dan dia di atas sunnah dan menjadi kita semua bermanfaat. Tidaklah aku tahu tentangnya, kecuali dia adalah salafy yang baik. Kita semua sering berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang sering berbuat salah adalah orang yang senantiasa bertaubat.
Maka saya wasiatkan dengan pria ini (Asy-Syaikh ‘Abdullâh), karena dia di antara lulusan terbaik Al-Jâmi’ah Al-Islâmiyyah (Universitas Islam Madinah), menyandang gelar magister, dan sekarang sedang menempuh doktoral. Dia orang yang sangat cerdas, pemuda yang sangat cerdas. Saya mengenalnya berada di atas manhaj salafi, insyâ`allâh. Maka hadirlah kalian (pada pelajaran-pelajaran)nya, dan ambillah faedah darinya.”
[Tazkiyyah ini beliau sampaikan pada hari Jum’at 14 Jumâdal Ulâ 1425 H, dalam tanya jawab pada pelajaran Kitâbusy Syarî’ah karya Al-Imâm Al-âjurri (Bab : Beriman kepada Telaga yang diberikan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam), tepatnya pada menit 42 : 35]
(Sumber : Email dari al Akh Abu Amr. File PDF di http://www.salafy.or.id/upload/biografialBukhari.pdf )
“Biografi” Firanda (Beking-Beking Dakwahnya)
Jika kita telah mengenal biografi kedua ulama yang dilecehkan oleh Firanda yang ternyata begitu ma’ruf di sis para Masyayikh Ahlussunnah, maka saatnya kita mengetahui secara singkat kiprah dakwah Firanda yang tak lepas dari sokongan tokoh-tokoh besar hizby (panser tua) yang menopang berdiri tegaknya, baik dari kalangan Turatsiyun maupun kalangan Irsyadiyun Surkatiyun yang telah ma’ruf kiprah mereka dalam bahtera dakwah Hizbiyyah di lautan Indonesia.
Gambar 13. Screenshot permusuhan yang terwariskan…
Benarkah Tuduhan terhadap Rodja hanya Prasangka & Dugaan?
Yang pasti, orang-orang dekat AMDz adalah orang-orang yang membela/miring kepada Rodja dan para da’inya. Ke Mekah (majelis Syaikh Rabi’) memperjuangkan Rodja, ke Ma’bar (Syaikh Al Imam) juga memperjuangkan Rodja, walaupun gagal tetaplah itu sebuah perjuangan wahai Firanda. Saya rasa ini adalah data “perjuangan” yang mungkin terluput dari pengetahuan paduka.
Alasan yang dipakai Firanda untuk mencari dukungan kepada Syaikh Al-Fauzan dengan banyaknya kaum muslimin yang hadir dalam acara Tabligh Akbar Syaikh Abdurrazzaq di Masjid Istiqlal, itu pula alasan sama persis dengan yang dipakai oleh kafilah AMDz dalam memperjuangkan Rodja. Sekali lagi, saya rasa ini adalah data “perjuangan” yang mungkin terluput dari pengetahuan paduka.
Orang dekat beliau, Jafar Salih memilih berhadapan dengan Salafiyin, menyerang mereka dengan garang dengan berbagai julukan dan tuduhan…
Gambar 14. Screenshot cercaan khabits Jafar Salih, Jamaah Tahdzir menggembosi dakwah tauhid, berdiri satu barisan dengan Iblis-Iblis. Dusta atas nama ulama-pun dilakukan
Yang jelas, orang dekat beliau yang lain, untuk menetralisir sikap tegas Ahlussunnah dan fatwa para ulama terkait Rodja, Abdul Barr juga berani mencomot (katanya) kalam Syaikh Abdullah Mar’i hafizhahullah –yang sama sekali tidak terkait dengan masalah Rodja!!- hanya untuk meyakinkan pendengar kajiannya –yang hadir sedikit tersebut- bahwa Rodja adalah khilaf yang tidak layak diperselisihkan diantara para da’i Ahlussunnah!! https://www.box.com/s/49nhy1j9pmrqukem4ckq (link dicopy dari akun box.com Abu Abdillah)
Gambar 15. Screenshot Jafar Salih kambuhan
Publisitas santap malam-pun dilakukan Abdul Barr bersama Jafar Salih dan Badrusalam. Saya rasa ini semua adalah data “perjuangan” yang layak untuk paduka HARGAi wahai Firanda.
Orang dekat beliau lainnya, hanya untuk Rodja, pernyataan Syaikh Abdullah Mar’i juga dikebiri untuk menipu Ahlussunnah http://goo.gl/fZ1cG , menyandarkan pula kebohongan besar bahwa Syaikh Khalid Kuwait membolehkan mendengarkan Rodja sebagaimana yang dilakukan oleh Sofyan Ruray dengan penuh percaya diri http://goo.gl/6D1z9 .
Gambar 16. Screenshot siapakah yang memperkosa fatwa Syaikh Abdullah Mar’i wahai Jafar Salih hadahullah?
Semua ini adalah data berbagai trik dan cara memperjuangkan Rodja wahai Firanda….
Bukankah ini semua adalah data “perjuangan” yang layak untuk paduka HARGAi wahai Firanda?
Kita tinggalkan ishlah diantara dua anak manusia dan kita beralih kepada dosis yang diresepkan oleh para ulama, temasuk di dalamnya Syaikh Al Fauzan hafizhahullah (yang nasehat beliau dijadikan sebagai landasan hukum transaksional pragmatis (kategori: manhaj) dalam membantah orang-orang yang menyimpang untuk memenuhi tantangan Firanda.
Demi Allah inilah salah satu bukti kebatilan yang Ahlussunnah tidak akan mungkin melakukan rekonsiliasi dengan orang-orang yang menyimpang
Gambar 17. Screenshot Maskot Rodja dan para pendukung lainnya
Url sumber: http://rodja.tv/
Berikut aksi lainnya dari Al Arify, salah satu maskot Rodja yang dipamerkan kepada umat, bersama siapa dirinya?
Sedikit data untuk membubarkan agenda rekonsiliasi (kalau tidak, minimal para ikhwah tidak tertipu dengan aksi-aksi di belakang dan di depan layar), membantu AMDz menulis surat, “melaporkan” Firanda dan isi rumah tangga Rodja kepada Syaikh Al Fauzan hafizhahullah:
Gambar 18. Screenshot Hubungan dekat Al Arify-Muhammad Shalah dengan Muhammad Hassan dan Abu Ishaq Al Huwainy
http://nf7ateleman.net/vb/showthread.php?t=20576
http://fala7way.com/الشيوخ/الشيخ-محمد-حسان/لقاء-الشيخ-محمد-حسان-بمنى-حج-1431-أبو-إسحا-3244/
Perkenankan kami untuk sedikit membantu data ….
Kumpulan Bantahan ulama terhadap Muhammad Hassan: http://goo.gl/kn1hM atau
http://www.youtube.com/watch?v=3cppK_GLpFg
http://www.youtube.com/watch?v=Np9wBxiaAiU
http://www.youtube.com/watch?v=4lZQVCwbkAg
Kumpulan Bantahan ulama terhadap Al Huwainy: http://goo.gl/rZ746, juga http://www.youtube.com/watch?v=ni6YBJpWWhk&list=PL62FA59A72D06EFFE atau
http://www.youtube.com/watch?v=-01gWPGDfqM
http://www.youtube.com/watch?v=TstNkJnSkDA
http://www.youtube.com/watch?v=WandUJYJWo8
http://www.youtube.com/watch?v=6hJmCphHG00
http://www.youtube.com/watch?v=60Ys3xZulgI
Demikian pula
Gambar 19. Screenshot burung-burung sejenis sedang memadu… Muhammad Hassan-Aidh Al Qarny-Muhammad Salah
Alhamdulillah kita sangat yakin Syaikh Al Fauzan sangat mengetahui sepak terjang sosok yang duduk di tengah itu!!!
Setelah menyaksikan kisah teladan di atas, semoga para pembaca masih belum lupa dengan kisah heroiknya Aidh Al Qarny bersama Syaikh Ahmad An Najmi rahimahullah…
http://tukpencarialhaq.com/2012/11/29/kisah-teladan-asy-syaikh-an-najmi-bersama-aidh-al-qarni/
Ya, Muhammad Hassan dan Abu Ishaq Al Huwainy adalah dua sosok pemuka kesesatan yang dibela oleh tokoh sesat lainnya yang juga menjadi salah satu maskot utama (lagi-lagi) Rodja yang baru di akhir tahun kemarin mereka datangkan lagi untuk ke sekian kalinya ke Indonsia , Ali Hasan Al Halaby hadahumullah.
https://www.youtube.com/watch?v=ZvdrTW0ejfA
Apakah mereka ini Ali Hasan Al Mubtadi dkk adalah link-link para ustadz Rodja yang hanya berdasarkan dugaan dan prasangka?!
Berikut Beberapa Bantahan Para ulama Terhadap Maskot Rodja
BANTAHAN TERHADAP UCAPAN AL-ARIFY
“INI SURAT AT-TUFAHAH”
(FATWA ASY-SYAIKH AL-FAUZAN)
Penanya: Semoga Allah berbuat baik kepada Anda, sesungguhnya fitnah-fitnah semakin banyak dan para dai penyesat juga semakin banyak, saya mendengar sebagian dai mengatakan kepada khalayak bahwa dia mendakwahi Yahudi agar masuk Islam, lalu dia membaca surat Maryam kemudian membaca ucapan biasa dengan cara seperti murattal Al-Qur’an, lalu dia mengatakan kepada manusia dengan bergurau: “Ini adalah surat At-Tufahah (apel)”. Maka apa hukum perbuatan seperti ini dan apakah ini teranggap mengolok-olok Al-Qur’an?
Asy-Syaikh Al-Fauzan: Ya, jika dia mengucapkan perkataan dari dirinya sendiri dan menyerupakannya dengan kalam Allah dan membacanya dengan cara tartil seperti mentartil kalam Allah dan dia menamakannya sebagai sebuah surat, maka ini di atas bahaya yang sangat besar yang bisa jadi dia murtad dengan ucapan ini walaupun dia bercanda.
قُلْ أَبِاللهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ، لا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ
“Katakanlah: ‘Aapakah terhadap Allah, ayat-ayat-Nya serta rasul-Nya kalian mengolok-olok, janganlah kalian mencari-cari alasan, kalian telah kafir setelah keimanan kalian.” (QS. At-Taubah: 65-66)
Jadi orang yang bercanda dengan Al-Qur’an dan menjawab sebuah ucapan dan mengatakan ini seperti Al-Qur’an dan dia membacanya seperti murattal dan dia mengesankan kepada manusia bahwa itu adalah Al-Qur’an, maka dia murtad dengan perbuatan ini.
Rekaman suara bisa di download:
http://www.ajurry.com/vb/attachment.php?s=a6f03b1c4a4b2a8a06b0b0d9c2b9e393&attachmentid=249
atau
http://www.youtube.com/watch?v=BTXg7g1Z5_w
BANTAHAN ASY-SYAIKH AL-FAUZAN TERHADAP MUHAMMAD AL-ARIFY
Pembawa Acara: Silahkah saudara Abu Umar bersama kami di sesi ini (tanya jawab).
Penelpon: Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.
Pembawa Acara dan Asy-Syaikh Al-Fauzan: Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh.
Penelpon: Semoga Allah berbuat baik kepada Anda wahai orang tua kami Fadhilatus Syaikh Shalih Al-Fauzan.
Pembawa Acara: Silahkan (bertanya)!
Penelpon: Pertanyaan pertama: Semoga Allah berbuat baik kepada Anda wahai Fadhilatus Syaikh, di akhir-akhir ini telah tersebar penggalan suara Anda di situs-situs jejaring internet dan youtube serta program-program dan smartphone modern yang lainnya, dan beberapa orang menulis judul penggalan suara ini dengan mengatakan: “Fadhilatus Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan membantah Asy-Syaikh Muhammad Al-Arify dan menyatakan bahwa dia adalah shahibu hawa (pengikut hawa nafsu)” Maka apa nasehat Anda terhadap orang-orang seperti mereka ini yang masih terus mentahdzir masayikh dan para da’i serta memasyhurkan nama mereka dan menulis ungkapan-ungkapan seperti ini terhadap sebagian da’i? Mereka juga menyatakan tentang sebagian dai -kami yang menilai mereka dan Allah saja yang mengetahui hakekatnya dan kami tidak menganggap suci seorang pun di sisi Allah- yang menghabiskan sebagian besar waktu mereka di dalam melayani agama yang agung ini, dengan mereka menyatakan: “Asy-Syaikh Fulan dan Asy-Syaikh Fulan adalah seorang Shufi dan Asy-Syaikh Fulan yang lain…
Pembawa Acara -dengan memotong pembicaraan: Baik, pertanyaan ini jelas, syukran.
Asy-Syaikh Al-Fauzan: Wahai saudaraku, kami dan para ulama selain kami membantah orang yang menyelisihi dalil dan menjelaskan kesalahan, dan mereka tidak memaksudkan untuk menyerang pribadinya atau merendahkannya atau mencela kepribadiannya. Mereka tidak bermaksud seperti ini -kami berlindung kepada Allah darinya-, mereka hanya bertujuan untuk menjelaskan kebenaran. Jadi, jika seseorang melakukan kesalahan maka tidak ada yang boleh menghalangi (orang lain) untuk menjelaskan kesalahannya, dan dia bukan orang yang menjatuhkan kedudukannya. Tetapi itu sebagai peringatan baginya serta merupakan upaya saling membantu dengannya untuk kembali kepada kebenaran. Juga agar dia sendiri dan orang yang membaca dan yang mendengar (bantahan) bisa mengambil faedah. Dan kesalahan itu tidak boleh dibiarkan menyebar di tengah-tengah manusia dan tidak boleh basa-basi dalam masalah ini. Harus menjelaskan kebenaran dan menerangkannya. Tidak ada basa-basi dalam perkara kebenaran. Dan hal ini tidak akan merugikan pihak yang dibantah jika dia memang termasuk orang-orang yang suka melakukan perbaikan yang menginginkan kebenaran. Kemudian jika (ternyata) dia menolak kebenaran dan bermaksud membela hawa nafsunya, maka orang ini tidak alasan lagi bagi kita untuk membelanya, na’am.
Rekaman suara bisa didowload di:
http://www.youtube.com/watch?v=B05NmdYdV8g
Transkripnya diposting di:
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=134747
BANTAHAN ASY-SYAIKH MUHAMMAD BIN HADY TERHADAP AL-ARIFY
Asy-Syaikh Muhammad bin Hady Al-Madkhaly hafizhahullah berkata:
“Telah muncul fatwa-fatwa (yang menjelaskan makna hadits) “Walaupun hartamu dirampas (tetap taatlah dan jangan memberontak)” yang menyatakan bahwa itu harus dipahami secara khusus. Maka bagaimana membimbing manusia dalam keadaan seperti ini?
Ucapan ini telah saya ketahui dan telah saya dengar. Orang yang menyatakan ini adalah pendusta atas nama Allah dan Rasul-Nya, bodoh, pengikut hawa nafsu dan tidak boleh melihat kepadanya. Karena sesungguhnya hadits-hadits yang datang dari Rasulullah shallallahu alaihi was salam saling menguatkan semuanya tentang wajibnya mendengar dan taat kepada para pemimpin kaum muslimin walaupun mereka jahat dan zhalim. Ini merupakan keyakinan orang-orang yang beriman dan mengetahui sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi was salam, dan beliau shallallahu ‘alaihi was salam telah memerintahkan kita agar mendengar dan taat kepada mereka.
Maka saya sangat senang terhadap bantahan terhadap si pendusta yang jahil dan pengikut hawa nafsu ini. Nabi shallallahu ‘alaihi was salam ketika ditanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana jika orang-orang yang memimpin kami meminta hak mereka kepada kami -maksudnya agar mendengar dan taat- namun mereka tidak memberikan hak kami kepada kami?” Beliau menjawab:
أَدُّوْا لَهُمْ حَقَّهُمْ وَسْأَلُوْا اللهَ حَقَّكُمْ أَنْتُمْ.
“Tunaikanlah hak mereka untuk mereka dan mintalah hak kalian kepada Allah!”
Mereka bertanya lagi kepada Nabi shallallahu alaihi was salam: “Tidakkah kami lawan mereka dengan pedang saja?”
Beliau menjawab:
لا، مَا أَقَامُوْا فِيْكُمْ الصَّلاةَ.
“Tidak, selama mereka masih menegakkan shalat di tengah-tengah kalian.” (HR. Muslim)
Al-Imam Ahmad rahimahullah telah membantah para ahli fikih Baghdad pada masa kekuasaan Al-Ma’mun, Al-Mu’tashim dan Al-Watsiq. Beliau membantah mereka dalam masalah memberontak terhadap para penguasa itu ketika manusia diuji agar menyatakan bahwa Al-Qur’an adalah makhluq. Beliau membantah mereka ketika itu tatkala mereka menyatakan: “Tidak ada kewajiban untuk mendengar dan taat lagi.” Beliau membantah: “Tidak benar seperti itu, ini menyelisihi riwayat-riwayat (hadits dan ucapan para salaf). Kita mendapati di dalam riwayat-riwayat itu disebutkan bahwa selama para penguasa masih mengerjakan shalat maka tidak boleh melawan mereka. Maka takutlah terhadap Allah berkaitan dengan darah kaum muslimin, jagalah darah kaum muslimin!”
Beliau mengingatkan betapa mulianya darah kaum muslimin, semoga Allah merahmati beliau. Hingga beliau pun dipuji oleh para ulama atas sikapnya tersebut dan beliau telah menjelaskan pemahaman yang benar dalam masalah ini, semoga Allah merahmati beliau.
Jadi, mereka (yang berfatwa sebaliknya) tidak diragukan lagi mereka adalah orang-orang yang menyelisihi apa yang diyakini dan diamalkan oleh para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi was salam dan para tabi’in serta para ulama pembawa petunjuk yang mengikuti mereka dengan baik.
Maka, ucapan dia (Al-Arify) ini adalah ucapan bathil dan tidak boleh diambil. Dan alhamdulillah kita merasa senang orang-orang yang sesat seperti mereka ini telah dibantah oleh para tokoh yang memikul syariat dan ulama Islam. Telah membantah orang semacam ini Mufti Besar dan Shahibul Fadhilah Asy-Syaikh Al-Allamah Doktor Shalih bin Fauzan Al-Fauzan -semoga Allah menjaga mereka semua. Mereka telah membantah orang ini dan menjelaskan kebodohannya. Maka hanya milik Allah saja pujian dan karunia itu.”
*Link tambahan
Bantahan oleh Asy Syaikh Shalih Fauzan al Fauzan dan Asy Syaikh Ubaid al Jabiri hafizhahumullah tentang Surah At Tufahah (Muhammad Al Arify):
di http://www.youtube.com/watch?v=–3foMUasBw&list=PL59F830D96906C546
Syaikh Ahmad bin Yahya an Najmi rahimahullah tentang al Arify:
Bantahan Syaikh Shalih Fauzan al Fauzan hafizhahullah atas Muhammad al Arify mengenai ketidakadilan penguasa:
http://www.youtube.com/watch?v=IcAhm-JsNT8
Syaikh Muhammad bin Hadi al-Madkhalî hafizhahullah pada Muhammad al-‘Areefi (Penulis buku populer “Enjoy Your Life!”):
Ditranskrip oleh:
Abu Wail Faraj Al-Badry
Jum’at pagi 13 Jumadits Tsani 1433 H/4 Mei 2012 M
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=129153
Berikut link lainnya tentang sosok idola RODJA dan tidak mungkin kita delete untuk deal-delete (kategori:manhaj) yang sebagian nama-nama ulama di bawah ini adalah nama-nama yang tidak asing lagi bagi Firanda dalam mengesankan umat bahwa mereka tidak semanhaj dengan Ahlussunnah dalam menjarh orang-orangnya yang menyimpang…
Al-Arify Membolehkan Demonstrasi
http://www.safeshare.tv/w/avjiuhufYm
Bantahan syaikh al-fauzan:
Makna hadits walaupun hartamu dirampas
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=128956
Bantahan tentang ucapan Al Arify yang menyatakan bahwa ucapan Salafy atau Tablighi bukan penamaan dari Islam
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=62699
Bantahan Mufti Syaikh Abdul Aziz:
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=129141
Al-Arify Memuji Orang Yang Mengkafirkan Raja Abdullah:
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=134890
Bantahan Syaikh Mahir Al-Qahthany Tentang Surat Tufahahnya Arify:
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=120802
Kumpulan Bantahan 7 Ulama:
Syaikh An Najmi, Mufti Abdul Aziz, Fauzan, ‘Ubaid, Muhammad, Falah dan Mahir (hafizhahumullah)
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=131471
Arify Berteman Dengan Tukang Sulap (Magic)
http://www.youtube.com/watch?v=7ossZmalLS8
Arify Mengatakan Mungkin Saja Nabi Dulu Menjual Khamer
http://www.youtube.com/watch?v=GJmfxB_garg
Arify Lari Ketika Ditanya Tentang Orang Yang Menyatakan Bahwa Nabi Mungkin Pernah Menjual Atau Menghadiahkan Khamer
http://www.youtube.com/watch?v=QKaQn2JhfBM
Memang arify meyakini keharaman khamer, dia tidak menghalalkan, dia membawakan dalil-dalil yang mengharamkan, hanya saja dia tidak beradab dengan menyebut mungkin saja Nabi pernah menjual dan menghadiahkan khamer!!
Di sini buktinya secara lengkap:
http://www.youtube.com/watch?v=qd5_DeSK7cE
Bantahan Mufti dan Syaikh Fauzan Terhadap Arify Yang Menentang Amir Kuwait dan Bukti Ucapannya Di Twitter
http://www.youtube.com/watch?v=zBTYm2vCLYQ
Arify menulis pernyataan taubatnya tentang pernyataannya bahwa Nabi mungkin pernah memberi hadiah khamer, tapi dia tidak mencabut pernyataannya bahwa beliau mungkin pernah menjualnya.
Bantahan secara lengkap bisa dilihat di:
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=128195
Bantahan Syaikh Mahir Al-Qahthany Terhadap Al-Arify Yg Berteman Dekat Dengan Nashara:
Arify Membela Al-Qaidah:
http://www.youtube.com/watch?v=Wq4ONAvCf2g
Arify Mencabut Fatwanya Tentang Al-Qaidah:
http://www.youtube.com/watch?v=wbnj_GQfIVE
Arify Mutalaib -Kemarin Mencela Al-Qaidah, Sekarang Membelanya-:
http://www.youtube.com/watch?v=HLbMlWUq9v4
Arify Mainan Kartu Remi:
http://www.youtube.com/watch?v=Xyiw72ara_M
Demikianlah beberapa contoh bukti terkait sepak terjang salah satu maskot utama Rodja, masih menuding hanya sebagai dugaan dan perkiraan? Go liat cs Geli at? Allahul musta’an.
Baca artikel terkait:
Sandiwara Telah Usai, Al Albani Tidak Punya Murid di Yordania!!!
Penyimpangan Al Halaby, Yazid Jawas, dan Rodja
Ketika Ahlussunnah Dipaksa Jafar Shalih Untuk Memilih..
Jejaring Salafy Goncang Menggoncang Salafy
Kisah Teladan Asy Syaikh An Najmi Bersama Aidh Al Qarni
Jika Ada Ustadz Salafy Mulai ‘Menyimpang’…
Masalah Ihya’ At Turats Belum Selesai!!!
Peringatan Asy-Syaikh ‘Ubaid dari Jama’ah sesat Ihya’ut Turats
Ssst.. “Jangan Dikritik Dulu Nanti Dananya Tidak Keluar!”
Untukmu Yang Menganggap Ringan Rekomendasi Ali Syubbana Terhadap Yusuf Qardhaawi
Tahdzir Asy Syaikh Muhammad bin Hadi Al Madkhali atas Prof. DR. Ibrahim Ar Ruhaili
Fatwa Asy Syaikh Ubaid Al Jabiri Tentang Radio Rodja
Bantahan Asy Syaikh Ubaid Al Jabiri atas Prof. DR. Ibrahim Ar Ruhaili
Al Ustadz Dzulqarnain Salafy Goncang?
Untukmu Yang Masih Bertanya Tentang Radio Rodja
Waspadailah Faham Teroris Khawarij Menyebar Melalui Jumiyyah Ihya’ut Turots
Audio Bimbingan Ulama dan Asatidzah Dalam Menghadapi Fitnah Manhaj di Jakarta dan Sekitarnya
Kronologi Rencana Pertemuan Bersama Para Masayikh
Al Halabi dan Keyakinan Barunya Bag 3
Al Halabi dan Keyakinan Barunya Bag 2
Al Halabi dan Keyakinan Barunya Bag 1
Membekuk Hizbi yang Bersembunyi di belakang Syaikh Al Abbad Hafizhahullah (Bag.2)
Membekuk Hizbi yang Bersembunyi di belakang Syaikh Al Abbad Hafizhahullah (Bag.1)
Catatan Kecil Untuk Seorang Calon Doktor
Markaz Al Albani Bangkroet (bag.2)
Dusta Firanda Ditengah Badai Fitnah Yang Sedang Melanda (Bag:3)
Markaz Al Albani Bangkroet (Bag.1)
Dusta Firanda Ditengah Badai Fitnah Yang Sedang Melanda (Bag:2)
Mendudukkan Rekomendasi Para Ulama
Dusta Firanda Ditengah Badai Fitnah Yang Sedang Melanda (Bag:1)
Final… Mubtadi’ !!! Itulah kesimpulan Syaikh Rabi’ atas Ali Hasan
Risalah ‘Amman, disanjung Ali Hasan tapi difatwa sesat oleh Syaikh Shalih Al-Fauzan Hafizahullah
Asy-Syaikh Ahmad bin Yahya An-Najmi Rahimahullah Berbicara Tentang Ali Hasan Al Halabi
Lajnah Daimah Telah Bicara Ali Hasan sejak 10 tahun lalu !
Fatwa Syaikh Muhammad Umar Bazmul: Waspadalah dari penyimpangan manhaj Ali Hasan Al-Halabi cs
Penjagaan Salafy Dari Was-was Dan Tipu Daya Ali Al-Halaby (Bagian 1)
Cercaan yang Terang dari Syaikh Rabi’ Ibn Hadi atas Ali Hasan Abdul Hamid Al Halabi
Bongkar terus akh, pantang mundur demi teribarnya terus bendera kebenaran.barakollahufykum
Melihat kenyataan yang mereka perjuangkan, akhirnya kembali kepada prinsip yang telah diletakkan oleh pendahulu mereka, yakni prinsip yang bathil leagi sesat: نتعاونوا قي ما اتفقنا ونعتذر بعضنا بعضا في ما اختلفنا
(kita bekerja sama pada apa-apa yang kita sepakati, dan saling toleransi pada apa yang kita berbeda).
بسم الله
Alloh jadikan revolusi mesir untuk membongkar kerusakan manhaj salah seorang belaan para halabiyun..Muhammad Hasan Al-Mishry…Allohulmusta’an…Allohulmusta’an…
وهوخيرالماكرين
memang mereka sih ngakunya anti demokrasi…ngakunya gitu… tapi prakteknya…Al-Irsyad bikin pemilu…blok fajir inilahfakta juga nawarin polling… masih ingat kan?…bang Firanda sering sebut sebut …jumlah kami,ulama’ kami “”lebih buanyak””
yaa gitu lahhh…
Inilahfakta kayanya kebawa suasana pemilu sampe sampe mengatakan dari sisi jumlah jga kelompok kalian lbh sedikit,Allahul musta’an dia mau ngukur kebenaran dari sedikt atau banyaknya jumlah pengikut,ini namanya cara pandang jahiliyah
Ya Aba Kahfi,inilah fakta kepanjangan dari Jumiyah Ihya At Turots wajar klo mereka memiliki fikrah demokratis.Kita hanya miris Sj melihat mereka makin hari makin jadi aja penyimpangannya klo kita lihat postingan2annya terkhusus postingan2 yang terakhir hanya mengumpulkan sampah2 dari statmen2 Kafilah AMDz Cs yang Alhamdulillah Pencari Al Haq sudah membantah dan menelanjangi ke anehan2 mereka.Kita Berdo’a sj lah mudah2an scpatnya semua akan berakhir.untuk Ja’far Shalih Cs Mau jadi Neo Sururyyah Sj kok Malu2…………………………..
Hamba Allah vs Pecundang
Jangan Takut ya ikhwah dengan terror para pengecut dan perusak dakwah semacam Hanan dan Ja’far Salih. Bukti-buktio kejahatan mereka dan para hizbiyyun masih terus bisa anda simpan dan sebarkan kepada anak cucu, tetangga dan handai taulan kita, silakan mendownload seluruh isi blog ini lengkap dengan semua buktinya dan bisa anda buka secara offline (tanpa takut kehilangan pulsa untuk browshing seluruh artikel di dalamnya) seasyik anda menikmati online dengan mendownload software htttrack website copier:
http://www.httrack.com/page/2/en/index.html
Akh, Hanan yang memakai profil dirinya di fb dengan lafzhul jalalah Allah sudah kalap dan gelap mata setelah blog ini (selain mempublikasikan bukti kesesatan Al Arifi Rodja yang sudah ditahdzir oleh sekian banyak ulama) membongkar juga pelecehan Firanda terhadap para ulama Ahlussunnah sampai berkata, “..suruh tulis terus sampe 1000 jilid wallahi ana gak mundur dengan perusak2 dakwah itu”. Ingatlah bahwa tulisan ini hanyalah menjawab tantangan Firanda. Apakah dirinya tidak sadar bahwa ucapannya bisa menjadi sebab datangnya murka Allah? Hujjah, bukti, dalil tentang rusaknya tuduhan-tuduhan fitnah dan ngawurnya bukannya membuat dia takut, sadar, rujuk dan bertaubat. Batu saja yang sedemikian keras masih memiliki rasa takut kepada Allah…
ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً وَإِنَّ مِنَ الْحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ الأنْهَارُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ الْمَاءُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ (٧٤)
“Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.” (QS. 2:74)
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala melindungi kita dan menyelamatkan kita semua dari hati yang membatu, bahkan lebih keras dari batu untuk menerima Al Haq dan semoga Allah menjauhkan dan melindungi kita dan keluarga kita dari orang-orang yang demikian itu, amin.
Dan ini juga sebagai bentuk kesetiaan Hanan Bahanan dalam membela manhaj mereka yang rusak, walaupun pembelaannya yang tak kenal lelah terkadang tidak dihargai oleh yang dibelanya.
Bismillahirrahmanirrahim
Ikhwati fillah dan segenap kaum muslimin. Ketidakmampuan membantah secara ilmiyah, di facebook JS hari ini, Hanan Bahanan yang sebelumnya telah memfasilitasi takfiriyun untuk bebas meneriakkan pesan-pesannya yang mendiskreditkan, menghina dan melecehkan Polri-Densus 88 dan pemerintah telah secara terbuka menyerukan cara-cara kriminal pengecut kepada suporternya untuk menghancurkan situs ini setelah situs ini memposting bukti-bukti nyata dan fatwa para Masyaikh tentang kejahatan Maskot Utama Rodja yang menjadikan Al Qur’an sebagai bahan tertawaan dengan surat Apelnya yang celaka! Dan juga maskot utama rodja ini ternyata telah melecehkan Nabi Muhammad sedemikian rupa serta membolehkan demonstrasi yang merupakan gaya pemberontak dan cara para pembangkang pemerintah dan bahkan memuji orang yang telah mengkafirkan Raja Abdullah! Mereka murka ya ikhwah setelah dibongkar kejahatan berat maskot radionya yang selama ini ke sana kemari dibela-bela. Demi Allah semestinya kaum musliminlah yang harus marah dan murka dengan kejahatan terhadap lambang kemuliaan Islam!! Allahu Akbar!!
masya Allah..uraian yang ilmiah beserta bukti2 fakta. mantaaap!!
jazakumullahu khoiron
Jazaakumullohu Khoiro MasyaAllah dagelan elit politis dalam Da’wah Allahul Musta’an,klo tawar menawar harga sate hal yang lumrah tapi ini tawar menawar masalah diin/manhaj Na’udzubillahi min Dzalik
barakallohu fiyk akh wa jazakallahu khair atas ilmunya