Silsilah Pembelaan Terhadap Al Ustadz Dzulqarnain (2): Tukang Oplos Fatwa Itu Bernama Syaikh Hani Bin Buraik Hafizhahullah (!!!)

Bismillahirrohmanirrohim. o

Sisilah dzulqarnain 2

SILSILAH PEMBELAAN TERHADAP AL USTADZ DZULQARNAIN (2):

TUKANG OPLOS FATWA ITU BERNAMA SYAIKH HANI BIN BURAIK HAFIZHAHULLAH (!!!)

Logika Centang Perenang Para Pembela Al Ustadz Dzulqarnain

Telah berlalu makalah sebelumnya dari pembuktian tingkah polah aneh para pembela Al Ustadz Dzulqarnain.

Menjatuhkan kredibilitas para ulama dan du’at yang membentengi,, menjauhkan dan memperingatkan umat dari bahayanya orang yang telah mendapatkan tahdziran para ulama sebagai para TUKANG OPLOS FATWA demi membela Al ustadz Dzulqarnain agar mereka tetap bisa menggiring umat untuk mengambil ilmu dan belajar kepadanya!!

Dan telah kita paparkan bagaimana sikap serampangan tersebut telah dijelaskan sisi-sisi kesalahannya dan jauhnya dari bimbingan para ulama (dalam keadaan mereka ini berkedok sedang mengikuti bimbingan ulama!) pada artikel sebelumnya:

http://tukpencarialhaq.com/2014/10/20/silsilah-pembelaan-terhadap-al-ustadz-dzulqarnain-1-cara-menyikapi-jarh-global-dari-seorang-ulama-yang-diakui-keilmuannya/

“Jika jarh tersebut berasal dari seorang yang diakui keilmuannya, tsiqah, mulia, dan tinggi kedudukannya, seperti Asy-Syaikh Al-Allamah Rabi’ bin Hady, Asy-Syaikh Al-Allamah Ubaid Al-Jabiry, Asy-Syaikh Al-Allamah Muhammad bin Hady, Asy-Syaikh Abdullah Al-Bukhary, dan para ulama yang lain, maka berhenti (dari mengambil ilmu pihak yang dijarh –pent) dan menjauhi adalah sikap yang lebih utama dan berhati-hati, ini demi untuk menjaga agama….

Maka termasuk sifat amanah dan khawatir akan membahayakan para pemuda kaum Muslimin, pihak yang pengkritik dan ahli dalam bidangnya mentahdzir secara umum dan global, dalam rangka menjaga maslahat umum yang dikedepankan atas maslahat pihak yang dijarh secara khusus, hingga keadaannya menjadi jelas dan dipastikan perkaranya.

Kalau jarh tersebut telah dicabut darinya, maka keadaannya kembali seperti semula dan para penuntut ilmu bisa belajar lagi kepadanya.

Kalau tidak, maka harus menjauhi secara total setelah menjauhi yang sifatnya untuk kehati-hatian. Ini yang nampak berdasarkan penelitian terhadap prinsip-prinsip syari’at serta kaidah-kaidah dalam bab yang agung ini (bab jarh wa ta’dil). Wallahu a’lam.”

Jika para ulama saja benar-benar sangat mewaspadai dan menjauhkan umat dari orang-orang yang telah MENDAPATKAN TAHDZIRAN SECARA GLOBAL dari para ulama yang memang telah dikenal keilmuannnya dalam bidang ini untuk menutup pintu-pintu kerusakan dalam rangka menjaga agama dan maslahat umum, maka bagaimana mungkin para pembebek fanatik Al Ustadz Dzulqarnain yang telah secara nyata MENDAPATKAN TAHDZIR SECARA RINCI hendak menipu umat dengan melemparkan syubhat bahwa Asy Syaikh Rabi’ tidak melarang menuntut ilmu dari Al Ustadz Dzulqarnain?!

Tetapi memang para pemuas hawa nafsu takkan ridha jika para ulama membentengi umat dan memperingatkan bahayanya mengambil ilmu dari orang-orang yang memiliki dan mendakwahkan penyimpangannya.

Gaya Membatu Tatkala Tahdziran Syaikhuna Rabi’, Syaikhuna Muhammad Bin Hadi dan Syaikhuna Abdullah Bukhary Dilecehkan & Dikebiri

Demi menolak dan mengebiri tahdziran para ulama, tatkala Asy Syaikh Rabi’ dilecehkan bahwa tahdziran beliau dibangun di atas laporan-laporan dusta asatidzah, apakah ada pembelaan terhadap Asy Syaikh Rabi’ oleh orang-orang yang sering menyebut beliau sebagai syaikhuna, guru kami?!  Tidak!!

Bukti ucapan syukur…kepada ikhwah yang menyampaikan berita-berita dusta kepada guru kami

Gambar 1. Makar lihai meruntuhkan tahdziran Asy Syaikh Rabi’ dengan alasan ditegakkan di atas laporan-laporan dusta  dengan kemasan indah menipu bertajuk “Ucapan Syukur”

Hal mana sungguh sangat menyayat hati bahwa akhirnya dirilis pengakuan bahwa di balik surat pernyataan syukur  tuduhan keji tersebut ternyata dikoreksi oleh Asy Syaikh Abdullah Al Mar’i, beliau puji dan rekomendasi tuduhan keji tersebut untuk disebarluaskan kepada umat oleh beliau. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.

Menerima wasiat bahwa ini adalah tulisan

Gambar 2. Persaksian Andri Maadsa Dua, ternyata Syaikh Abdullah Mar’i yang merekomendasi penyebarluasan tuduhan keji (lihat gambar 1) bahwa tahdziran Asy Syaikh Rabi’ terhadap Al Ustadz Dzulqarnain dibangun di atas laporan-laporan dusta asatidzah dan ulama kepada Asy Syaikh Rabi’!!

Tatkala orang-orang yang rujuk kepada bimbingan para ulama Kibar yang mentahdzir Al Ustadz Dzulqarnain dilecehkan sebagai orang-orang yang sesat menyimpang, menghukuminya sebagai telah KHURUJ ‘ANIL HAQ, apakah orang-orang yang sering memanggil dan menyebut beliau sebagai Syaikhuna, guru kami bangkit melakukan pembelaan terhadap  Asy Syaikh Rabi’?! Jawabannya adalah tidak!

http://tukpencarialhaq.com/2014/06/08/tatkala-rujuk-kepada-bimbingan-ulama-besar-menerima-tahdziran-mereka-terhadap-dzulqarnain-divonis-oleh-para-dedengkot-mlm-sebagai-keluar-dari-al-haq/

Bahkan tatkala para pembela fanatik Al ustadz Dzulqarnain terang-terangan melemparkan syubhat dan harapan jahat dengan menunggu kematian Asy Syaikh Rabi’ hafizhahullah, apakah mereka ini bersuara walaupun hanya sekadar menyebarkan do’a Allahu yahdikum bagai pemilik lisan-lisan jahat tersebut?! Jawabannya adalah tidak terdengar geliat dan hembusan suaranya!!

http://tukpencarialhaq.com/2014/06/14/mode-on-menunggu-meninggalnya-asy-syaikh-rabi/

Tetapi tatkala ulama dan asatidzah memperingatkan umat dari bahayanya mengambil ilmu kepada Al Ustadz Dzulqarnain dalam keadaan tahdziran berat para ulama belum dicabut darinya dan beliau sama sekali belum menunjukkan bukti membaik keadaannya dan bahkan dalam keadaan surat rujuknya telah dilenyapkan dari situs resminya maka sekonyong-konyong para “pendiam”  tersebut bangkit kemarahannya kepada ulama dan asatidzah, berteriak lantang membela Al ustadz Dzulqarnain bahwa adalah sebuah kelancangan sikap melarang untuk belajar menuntut ilmu kepadanya!!

http://tukpencarialhaq.com/2014/10/09/buka-mata-diantara-tanda-tanda-keajaiban-isi-dunia-membela-tulisan-rujuk-yang-telah-raib-dari-situs-resminya/

Duhai…miskiiiiiin.

Tidakkah ini merupakan contoh lain diantara keajaiban isi dunia??

Begitu fasih melantangkan suara tatkala menyebut Syaikhuna kepada Asy Syaikh Rabi’, Asy Syaikh Muhammad bin Hadi, Asy Syaikh Ubaid Al Jabiry, Asy Syaikh Abdullah Al Bukhary hafizhahumullah tetapi begitu bersemangat pula untuk membela orang yang telah ditahdzir oleh Syaikhuna bahkan murka dan marah kepada para ulama dan du’at yang memperingatkan umat dari bahayanya orang yang telah ditahdzir oleh Syaikhuna !!

Adakah syariat mengajarkan untuk hidup bermuka dua???! Allahul musta’an.

Mungkin anda sekalian akan menuntut bukti, ulama mana yang telah melarang belajar kepada Al Ustadz Dzulqarnain?!

Jika saja mereka memperhatikan bimbingan ulama tentulah tidak akan muncul pertanyaan semacam ini.

Asy Syaikh Hani’ yang pertama kali membawa kabar tahdzir Asy Syaikh Rabi’, beliau pula yang dielu-elukan tatkala teleconference di AMWA, bukankah dalam pernyataan terakhirnya pada daurah Masyaikh di Veteran menegaskan:

“….Demi Allah –saya tidak mentazkiyah seorang pun dari mereka di sisi Allah– kita tidak melihat dari mereka kecuali sifat nasehat. Harapan kita pada Dzulqarnain –semoga Allah memperbaikinya– HENDAKNYA DIA MEMANFAATKAN KESEMPATAN INI DAN HENDAKNYA DIA BERSIKAP JUJUR, BERSUNGGUH-SUNGGUH DALAM RUJUKNYA KEPADA SAUDARA-SAUDARANYA.

HANYA SAJA KITA TIDAK MELIHAT –WALIYADZUBILLAH– KECUALI SUKA MELAKUKAN TIPU DAYA. Di muhadharah melalui telepon dahulu SAYA BERBICARA DALAM KEADAAN SAYA TIDAK MENGETAHUI BAHWA DIA DAN TEMAN-TEMANNYA TELAH MELAKUKAN BERBAGAI KELAKUAN BURUK DI BELAKANG SAYA.

NAMUN ALHAMDULILLAH GURU KITA ASY-SYAIKH RABI’ DAN MASAYIKH KITA MEREKA MENDAPATKAN BERITA YANG MENYELURUH, DAN JIKA ADA SESUATU YANG BARU MAKA KALIAN AKAN MENDAPATINYA MELALUI ASATIDZAH KALIAN, SEMOGA ALLAH MENJAGA MEREKA.

SUDAH, KITA TELAH SELESAI MEMBAHAS TENTANG DZULQARNAIN, dan Dzulqarnain kalian jangan disibukkan lagi dengannya, dan PADA KALIAN TERDAPAT PERKATAAN MASAYIKH DAN ULAMA.

Dan saya telah mengatakan berulang kali bahwa asatidzah yang bersama kalian terus berhubungan dengan Masayikh.

Jadi jika ada sesuatu yang baru maka mereka akan mengabarkan.

DI SINILAH BARU BISA KITA MENGATAKAN: “TUNTUTLAH ILMU!” KARENA KALIAN TELAH MENGETAHUI YANG BENAR DAN YANG SALAH KALIAN WASPADAI, DAN KALIAN TERUSLAH DALAM MENUNTUT ILMU.

TIDAK TEPAT JIKA KITA MENGATAKAN KEPADA KALIAN: “BELAJARLAH, BELAJARLAH, KALIAN TIDAK PERLU WASPADA DAN TIDAK PERLU MENGINGATKAN YANG LAIN!”

Jadi hendaklah kalian menuntut ilmu, tempuhlah jalannya dan bersungguh-sungguhlah, DI SAMPING TETAP MEWASPADAI KESALAHAN DAN MENJAUHI ORANG-ORANG YANG MENYELISIHI AS-SUNNAH.”

di sinilah baru bisa kita mengatakan tuntutlah ilmu

Gambar  3. …di sinilah baru bisa kita mengatakan: “tuntutlah ilmu!” karena kalian telah mengetahui yang benar dan yang salah kalian waspadai, dan kalian teruslah dalam menuntut ilmu.

Penegasan beliau silakan membaca kembali pada makalah:

http://tukpencarialhaq.com/2014/09/06/penegasan-syaikh-hani-tentang-dzulqarnain-bin-muhammad-sunusi-al-makassari/

Demikianlah  salah satu “jenis” dari TUKANG OPLOS FATWA YANG TELAH BERANI BERLAKU LANCANG TERHADAP PARA ULAMA dalam bingkai tuduhan khabits yang keluar dari pembela fanatik Al ustadz Dzulqarnain. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.

Artikel Terkait:

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *