“LUQMAN”:
SYAIKH ABDUL HADI MAJHUL!!!
SYAIKH AHMAD SYAMLAN MAJHUL!!!!!
(EFEK MEMBINASAKAN RACUN PEMBISIK *AL MUHADDITS ABDUL HADI AL UMAIRI)
Di dalam tulisannya, para MLM begitu dahsyat berpropaganda, berupaya keras meyakinkan umat bahwa Asy Syaikh Rabi’ telah mendapatkan berita/laporan-laporan palsu dari asatidzah seperti halnya pernyataan berikut ini:
Gambar 1. Screenshot Tahdziran Asy Syaikh Rabi’ bernuansa masalah pribadi dan data salah/dusta
Demikianlah modus MLM dalam menolak tahdziran Asy Syaikh Rabi’ hafizhahullah.
Dan sekarang kita lihat apa yang mereka lakukan setelah bersusah payah meyakinkan umat bahwa para asatidzah telah memberikan laporan-laporan salah/dusta kepada Asy Syaikh Rabi.
Asy Syaikh Al Muhaddits Abdul Hadi telah menegaskan keberadaan para pembisik beliau:
Gambar 2. Screenshot pengakuan Asy Syaikh Al Muhaddits Abdul Hadi Al Umairi keberadaan pembisik.
Demikianlah di samping beliau menceritakan keberadaan para pembisik, beliau telah pula menegaskan kepada kita semua tentang “tugas” beliau di Indonesia yakni untuk membela para ikhwah di sini. Allahul musta’an.
Dan diantara wujud pembelaan tersebut adalah membantah dan meluluhlantakkan syubhat-syubhat Luqman Ba’abduh (tentunya setelah mendapatkan informasi dari ikhwah di sini), diantaranya:
(Dia mengatakan)”Syaikh Ahmad Syamlan Majhul’…..:
Gambar 3. Screenshot keberadaan Pembisik dan vonis Syaikh Ahmad Syamlan Majhul!!
Dan tentu saja, situs bayanganpun menampilkannya dan menyebarluaskan vonis majhul tersebut:
Gambar 4. Screenshot Apakah Syaikh Rabi’ harus mengetahui semua pelajar yang ada di Dammaj?
Nah setelah Asy Syaikh Al Muhaddits Abdul Hadi Al Umairi membantah dan meluluhlantakkan syubhat Luqman di atas, sekarang kita memuraja’ah ulang apa yang dikatakan oleh Luqman selengkapnya:
“TELAH DITANYAKAN KEPADA ULAMA
Pertama bahwa –sebelum– itu telah sampai kepada kami berita dari ikhwan di Yaman bahwa masyayikh Yaman, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Wushaby dan Syaikh Abdurrahman Al-Adny dan beberapa masyayikh lainnya menasehati Syaikh Utsman untuk tidak datang ke Indonesia kali ini. Dan kami mendapat berita kemarin dari beberapa asatidzah yang langsung kontak ke Dzammar bahwa Syaikh Utsman sendiri sekarang nampaknya akan mengurungkan berangkat ke Indonesia. Kemudian –ini yang pertama– wallahu a’lam sejauh mana benarnya berita ini, tetapi telah disampaikan ikhwana di sana.
Kemudian yang kedua, akan datang bersama beliau seorang bernama Doktor Abdul Hadi Al-‘Umairy. Disebut bahwa dia anggota Haiatul Ifta’ (Dewan Fatwa) di Masjidil Haram Makkah.
Asatidzah di Indonesia tak seorang pun yang mengenal dia.
MAKA DIKEMBALIKANLAH PERKARA INI KEPADA ULAMA
Ditanyakan pertama kepada Syaikh Arafat Al-Muhammadi, beliau menjawab tidak kenal. [1]
Kemudian ketika saya berangkat juga ditanyakan kepada Syaikh Muhammad Ghalib, na’am, juga beliau menjawab tidak kenal orang ini. [2]
Ketika kemarin saya umrah berjumpa dengan Syaikhuna Ubaid, na’am, dalam dua kali majelis, dari salah satu majelis itu sempat saya tanyakan tentang dauroh ini bahwa akan datang ke Indonesia diundang oleh haula (mereka) na’am, Syaikh Utsman As-Salimy dan lainnya ada yang bernama Doktor Abdul Hadi Al-Umairy. Maka Syaikh Ubaid menjawab: “Saya tidak kenal dia, siapa dia.” [3]
Kemudian Syaikh bertanya kepada yang hadir, beberapa thalabatal ilm dan beberapa masyayikh yang duduk bersama pada waktu itu, semuanya menjawab tidak ada yang kenal siapa Doktor Abdul Hadi Al-‘Umairy ini.[4]
Maka Syaikh menjawab:
إِذًا الرَّجُلُ مَجْهُوْلٌ وَأَنْتُمْ لَا تَسْتَقْبِلُوْا الْمَجَاهل ولا تستضيفواهُمْ وَمَا عَلَيْكُمْ أَلَّا تَحْضُرُوْا.
“Kalian jangan menyambut orang-orang majhul, jangan mengundang mereka.
Dan gak ada salah apa pun kalian untuk tidak hadir dalam majelis yang akan disampaikan oleh orang yang majhul.”
Kemudian ana sampaikan: “Syaikh, tapi disebutkan bahwa beliau adalah anggota Haiatul Ifta’ di Masjidil Haram.” Kata Syaikh: “Berapa banyak yang dikatakan sebagai anggota Haiatul Ifta’ ternyata dia Quthbi, hizbi, mubtadi.” Kemudian Syaikh menyebutkan contoh contoh, fulan fulan fulan. Jadi tidak menjamin, anggota (Haiatul) Ifta’, anggota ini dan itu, tidak menjamin. Na’am, maka itu jawaban Syaikhuna Ubaid Al-Jabiri hafidzhahullahu ta’ala.
Mirip, senada dengan ini jawaban Syaikh Abdullah Al-Bukhary, jawaban Syaikh Muhammad bin Hadi, semakna dengan ini. [5][6]
Kemudian ketika saya tiba di Makkah dan diberi taufiq untuk berjumpa dengan Syaikhuna Rabi’ hafizhahullah, maka saya sampaikan hal ini ketika kita bersama dalam mobil beliau: “Syaikh –ana katakan– di Indonesia akan diadakan dauroh, akan didatangkan Syaikh Utsman As-Salimy dan orang lagi bernama Doktor Abdul Hadi Al-Umairy, dari Makkah sini.
Syaikh (menjawab): “Ana (saya) gak kenal dia, ana (saya) gak kenal dia.”[7]
Kemudian salah satu hadirin dari sebagian masyayikh yang hadir di mobil itu mengatakan: “Ana a’rifuhu ya Syaikh, ana tahu orang ini. Orang ini dulu sering menghadiri majelis-majelis antum, pelajaran kajian-kajian durus antum. Ketika antum mulai mentahdzir Abul Hasan Al-Ma’riby, orang ini tidak nampak lagi dalam durus atau kajian-kajian antum. Ketika antum mulai bicara tentang Ali Al Halaby, orang ini semakin tidak nampak dan mulai menampakkan ketidaksetujuannya.”
Kemudian Syaikh turun dari mobil, dan Syaikh tahu siapa yang panitia daurohnya Syaikh sudah tahu, rijal haula (orang-orang di sekitar) Dzulqarnain, Syaikh mengatakan:
إِنَّ الطُّيُوْرَ عَلَى أَشْكَالِهَا تَقَعُ.
Diulangi oleh Syaikh. Faham maknanya? Maknanya secara bahasa: “Sesungguhnya burung-burung itu akan hinggap dengan burung-burung yang sejenis dengannya.”
Ya kan? Burung hantu nggak mungkin hinggap sama burung merpati, nggak kerasan. Merpati gak akan senang berkumpul dengan burung hantu, iya kan? Nggak betah, baarokallohu fiikum.
Demikian, Syaikh menjawab bahwa yang datang ini akan datang pada orang sejenisnya, dan orang yang sejenisnya tentunya akan mengundang orang yang semisal dengan mereka. Ini jawabannya. Jadi agar kita tidak seperti thuyur (burung-burung) tersebut, jangan hadir di majelis tersebut. Baarokallohu fiikum.
Sempat disebar isu bahwa dauroh ini didukung oleh Syaikh Usamah Athaya dan Syaikh fulan. Saya sempat telpon dan itu terekam: “Apa benar sekarang diedarkan isu bahwa antum mendukung dauroh?”
“Laa laa laa”, kata dia. “Ana tidak pernah mengatakan mendukung ini. Si fulan telpon kepada saya, saya mengatakan saya tidak mengatakan melarang atau menyuruh.” Karena beliau nggak tahu. Betul kan jawabannya? Nggak kenal.
“DAN MASALAH SEPERTI INI –KATA BELIAU– KEMBALINYA KEPADA ULAMA KIBAR, BUKAN KEPADA SAYA.”[8]
Jadi sekali lagi, walhamdulillaah antum pada prinsip di zaman seperti ini ayyamul fitaan yaa ikhwan. Orang-orang yang dulu dikenal tsabat di atas sunnah, sekarang ini jatuh dalam bid’ah. Apalagi orang-orang nggak dikenal. Ahlus Sunnah itu qolilun (sedikit). Kalau dia penduduk Makkah, setidaknya akan dekat dengan Syaikh Rabi’, kalau dia semanhaj, akan dekat. Orang Makkah itu senang Syaikh Muhammad Bazmul, Syaikh Ahmad Bazmul wa masyayikh yang lainnya dan thalabatul ilmi yang ada di Makkah itu senang untuk datang kepada Syaikh, durusnya Syaikh, meminta nasehat. Kalau dia di Makkah nggak pernah mau datang ke majelis Syaikh Rabi’, ini ada catatan dalam manhaj Ahlus Sunnah. Baarakallahu fiikum.
Jadi sekali lagi, ALHAMDULILLAH KITA TELAH DIBIMBING OLEH ULAMA KITA dan berita yang sampai kepada kami Syaikh Utsman menjadi ragu setelah Syaikh Muhammad Al-Wushaby dan Syaikh Abdurrahman Al-Adny menjelaskan kepada beliau.
Na’am baarokallahu fiikum, demikian berita yang sampai kepada ana. Wallahu a’lam, sampai di sini. – selesai –
Dengarkan audionya:
atau download di sini
Dari apa yang disampaikan di atas:
1. Ustadz Luqman sama sekali tidak menyebut sehurufpun nama AHMAD SYAMLAN, baik lengkap bergelar SYAIKH maupun tidak. Lalu bagaimana mungkin Asy Syaikh Al Muhaddits Abdul Hadi Al Umairi mendapatkan sanad ucapan tersebut yang bersambung sampai kepada Luqman sehingga wajib bagi beliau untuk membantah dan meluluhlantakkan syubhat yang tidak pernah terucap dari lisan Luqman (apalagi menulisnya) dan menghukuminya sebagai ucapan Luqman:
(DIA MENGATAKAN)”SYAIKH AHMAD SYAMLAN MAJHUL’…..???????!!!
Bukankah ustadz Luqman menyampaikan ceramahnya dalam bahasa Indonesia dan (dzan kuat kami), Asy Syaikh Al Muhaddits Abdul Hadi Al Umairi belum bisa berbahasa Indonesia? Kok bisa tiba-tiba dipublikasikan secara resmi oleh Panitia Daurah (yang kesemuanya in sya Allah bisa berbahasa ibu, bahasa Indonesia) audio dan transkrip resminya, di situs resminya, dari forum resmi dalam sesi khusus daurohnya bantahan beliau telah sukses meluluhlantakkan syubhat Luqman Ba’abduh yang (tidak pernah terucap darinya) menghukumi Syaikh Ahmad Syamlan Majhul????!!!! Allahu Akbar!!
Inikah keajaiban dunia “si Hasid” MLM yang dimaksud? Kehebatan para pembisik-pembisik yang JUJUR???
Ataukah karena stempel Hasid telah dilekatkan padanya maka tuduhan apapun berhak disandangkan kepadanya walaupun dia tidak pernah melakukannya? Na’am, Luqman memang tidak maksum dan tidak ada yang meyakininya demikian, pastilah dia memiliki kesalahan. Tetapi…demikiankah kita diajarkan oleh syariat untuk menghukumi orang lain dengan apa-apa yang tidak dilakukannya?
2. Nampak jelas bahwa ustadz Luqman telah mengajukan pertanyaan kepada para ulama terkait daurah yang mereka selenggarakan (dan ini membawa amanah pertanyaan sekian banyak ikhwah di Indonesia yang membutuhkan bimbingan para ulamanya) dan telah pula ustadz Luqman menyampaikan jawaban para ulama tersebut lihat poin [1][2][3][4][5][6][7] dimana kesemuanya –Allah taqdirkan – menjawab tidak kenal , tidak tahu, majhul.
Padahal betapa pentingnya kita mengetahui keadaan seseorang yang akan dijadikan rujukan dalam kondisi dakwah di Indonesia benar-benar di masa-masa fitnah dan para ulama yang dihubungi tersebutlah yang mengetahui keadaan dakwah di Indonesia ini. Dan bahkan telah ada penegasan pula dari Asy Syaikh Usamah Al Utaibi untuk kembali kepada ulama Kibar dan bukan kembali kepada saya.
3. Ustadz Luqman HANYALAH MENYAMPAIKAN JAWABAN PARA ULAMA AHLUSSUNNAH terkait Asy Syaikh Al Muhaddits Abdul Hadi Al Umairi. Perhatikan nukilan/transkrip penting dari ucapan ustadz Luqman di atas:
>> “TELAH DITANYAKAN KEPADA ULAMA
>> MAKA DIKEMBALIKANLAH PERKARA INI KEPADA ULAMA
>> “DAN MASALAH SEPERTI INI –KATA BELIAU– KEMBALINYA KEPADA ULAMA KIBAR, BUKAN KEPADA SAYA.”
>> Jadi sekali lagi, ALHAMDULILLAH KITA TELAH DIBIMBING OLEH ULAMA KITA
Lihatlah nukilan-nukilan di atas dari ucapan Luqman yang diucapkannya dalam bahasa ibu, bahasa Indonesia), orang yang tertuduh berambisi ingin menjadikan dirikan sebagai rujukan dakwah di Indonesia!!!! Orang yang tertuduh telah mengambil posisi para ulama kok masih bertanya pada ulama atas permasalahan yang terjadi?)
Apakah mungkin bagi orang yang ambisius untuk menjadikan dirinya sebagai rujukan dakwah di Indonesia melakukan tindakan “bodoh” seperti di atas?
Begitu ringannya berucap TELAH DITANYAKAN KEPADA ULAMA?
Bisa bisanya dia mengucapkan MAKA DIKEMBALIKANLAH PERKARA INI KEPADA ULAMA?
Tanpa malu menukil ucapan KEMBALINYA KEPADA ULAMA KIBAR, BUKAN KEPADA SAYA?
Dan tak ada rasa gengsi untuk mengaku ALHAMDULILLAH KITA TELAH DIBIMBING OLEH ULAMA KITA?
Kami katakan:
Sungguh itu adalah tindakan sangat bodoh lagi keterlaluan dari orang yang ingin menjadikan dirinya sebagai rujukan dakwah di Indonesia!!! Na’am, tindakan yang sangat bodoh yang hanya akan menjadikan orang-orang tidak mungkin percaya kepadanya jika dia berucap jadikanlah diriku rujukan dakwah di Indonesia!!!
Bagaimana mungkin umat akan percaya dengan ucapannya jika “sedikit-sedikit dia bilang” ditanyakan kepada ulama kemudian berucap lagi dikembalikan perkara ini kepada ulama lalu bilang lagi kembalinya kepada ulama Kibar masih pula mengaku Alhamdulillah kita telah dibimbing oleh ulama kita???
Hanyalah orang jahil atau Hasid jika kemudian memahami ucapan-ucapan di atas untuk mengokohkan stigma bahwa Luqman hendak menjadikan dirinya sebagai rujukan dakwah di Indonesia atau bahkan satu-satunya rujukan. Bukankah demikian? Allahul musta’an.
Gambar 5. Screenshot, benar ya Syaikh, Luqman bukanlah rujukan kami di Indonesia karena sedikit-sedikit dia bilang ditanyakan kepada ulama kemudian berucap lagi dikembalikan perkara ini kepada ulama lalu bilang lagi kembalinya kepada ulama Kibar masih pula mengaku Alhamdulillah kita telah dibimbing oleh ulama kita maka bagaimana mungkin orang seperti ini dicap berambisi menjadi rujukan dakwah di Indonesia?
Anehnya jawaban-jawaban para ulama yang terang lagi gamblang yang disampaikan dalam bahasa Indonesia tersebut (dari pertanyaan yang diajukan oleh ustadz Luqman) masih pula dituntut oleh Asy Syaikh Al Muhaddits Abdul Hadi Al Umairi (beliau asli bangsa Arab dengan bahasa Arab sebagai bahasa ibu) agar ustadz Luqman menanyakannya kepada para ulama. Lalu apa yang sebenarnya dibisikkkan kepada beliau???
Gambar 6. Screenshot Luqman masih disuruh bertanya tentang Al Muhaddits Abdul Hadi Al Umairi kepada para ulama
Tambahan keterangan:
Ustadz Luqman mengatakan: Ketika kemarin saya umrah berjumpa dengan Syaikhuna Ubaid, na’am, dalam dua kali majelis, dari salah satu majelis itu sempat saya tanyakan tentang dauroh ini bahwa akan datang ke Indonesia diundang oleh haula (mereka) na’am, Syaikh Utsman As-Salimy dan lainnya ada yang bernama Doktor Abdul Hadi Al-Umairy. Maka Syaikh Ubaid menjawab: “Saya tidak kenal dia, siapa dia.” [3]
Kisah yang lebih detail bersama Asy Syaikh Ubaid Al Jabiri di atas sebagai berikut,
Pertemuan pertama berlangsung malam Jum’at, setelah dars Fadl Islam di majlis khusus ruangan imam masjid Ridhwan. Yang hadir dari ikhwah ustadz Luqman, ustadz Adi Abdullah Lampung, ustadz Muhammad Muslih. Walaupun tidak terekam tapi ada banyak saksi dari masyayikh antara lain: Syaikh Muhammad Ghalib, Abdul Wahid, Badr Muqbil, Abu Sulaiman Al Qathry, ‘Abdul Ilah Al Juhany dll.
Pertemuan kedua, ba’da shalat Jum’at, ulama yang hadir di pertemuan (bersama) Ustadz Luqman Ba’abduh di Madinah di Mesjid Jami’ Ridwan, di antaranya:
1-Asy-Syaikh ‘Ubaid Al Jabiry hafidzahullah
2-Asy-Syaikh Abdullah Al Bukhari hafidzahullah (ketika itu beliau yang berkhutbah Jum’at)
3-Asy-Syaikh Muhammad Ghalib hafidzahullah (ikut hadir shalat Jum’at, beliau yang mengantar balik ustadz Luqman ke hotel)
4- Asy-Syaikh Abdul’ilah hafidzahullah (beliau pembaca soal tanya jawab bersama Asy Syaikh Ubaid)
5-Asy-Syaikh ‘Abdul Wahid Al Madkhali hafidzahullah (beliau bersama imam masjid adalah pengurus masjid tersebut)
6- dan para penuntut ilmu lainnya.
Mereka semua saksi hidup.
Dan mereka setelah tanya jawab dengan Asy-Syaikh Ubaid masuk ke ruang dan ustadz Luqman ikut masuk. Di dalam ruang tersebut sudah berkumpul para masyayikh dan sebahagian penuntut ilmu.
Adapun rekaman, maka diketahui secara bersama para masyayikh melarang merekam di jalsah khusus dan kami ketahui asatidzah semuanya amanah dan tsiqoh dan punya adab di hadapan syaikh.
Saksi hidup yang mengantar ustadz Luqman adalah ustadz Abul Harits Muhammad Muslih Temanggung murid ustadz Qomar. Beliaulah tholib paling tahu pertemuan tersebut. (demikian info dari al akh Muhammad Arsyad Madinah)
Lalu apa yang kita pahami dari transkrip dan audio ustadz Luqman jika itu bukan bagian dari bertanya kepada para ulama sebagaimana beliau perintahkan? Asy Syaikh Ubaid, Asy Syaikh Muhammad bin Hadi, Aay Syaikh Abdullah Al Bukhari bahkan Asy Syaikh Rabi’ -setahu kami – bukankah para ulama???! Dan Allah taqdirkan para ulama tersebut tidak ada satupun yang mengenalnya. Ini adalah kenyataan yang semestinya bisa dipahami. Adapun pada kenyataan lainnya ternyata Asy Syaikh Al Muhaddits Abdul Hadi Al Umairi memiliki tazkiyah dari para ulama lainnya, tentunya ini juga kenyataan yang bisa kita pahami.
Namun….keajaiban yang sangat menakjubkan berikutnya adalah jawaban-jawaban ulama yang disampaikan oleh ustadz Luqman seperti pada poin [1][2][3][4][5][6][7] temanya tiba-tiba berubah total berkisar antara:
Luqman Ba’abduh telah memvonis Majhul Asy Syaikh Al Muhaddits Abdul Hadi Al Umairi, Siapa Luqman Siapa Asy Syaikh Al Muhaddits Abdul Hadi Al Umairi?
Gambar 7. Screenshot Keajaiban dunia MLM, temanya berbalik 180 derajat. Apakah engkau yang memvonis seseorang sebagai Majhul? Siapa Engkau?! Memposisikan dirinya pada posisi para ulama?”
Jikalau ucapan majhul, tidak dikenal dan yang senada dengannya diambil dari kantongnya Luqman sendiri tentulah pertanyaan menohok semacam itu layak diajukan, siapa anda yang berani menghukumi seorang Ahli Hadits Mekah sebagai orang yang majhul??? Lalu apa yang bisa kita pahami dari kisah Luqman menceritakan kronologis bertanya dari satu masyaikh kepada masyaikh lainnya jika itu dipahami bahwa Luqman telah mengambil alih posisi ulama? Bukankah Luqman hanya menyampaikan jawaban para ulama untuk mendapatkan bimbingan mereka?
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (٨)
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Maidah:8)
Sehingga untuk menghadapi seorang Luqman dibutuhkan DAURAH KHUSUS UNTUK MENUMBANGKAN ATURAN YANG DIBUAT SENDIRI SELAMA INI, jalsah khusus manhaj, tahdziran dahsyat dengan durasi total rekaman 15 menit (x 7) lebih (1:45:48). Allahu Akbar!!
Gambar 8. Screenshot SK. Mentahdzir kelompok sesat SEPEREMPAT JAM tetapi kalau mentahdzir SATU ORANG Luqman dibutuhkan waktu 7 kali lipat melampaui aturan yang dibuat dan telah dipublikasikan secara luas oleh Sofyan Ruray.
Jika si penyampai jawaban para ulama tersebut terhukumi sebagai kriminal yang sepantasnya dijarh, ditahdzir habis-habisan sampai (dua jam) kurang lima belas menit bukankah hakekat pelaku kriminal yang sesungguhnya adalah para ulama yang menjawab pertanyaannya??
Tetapi tentulah keberanian itu bertingkat, MLM hanya berani menghadapi “Luqman”, itupun dengan meminjam tangan orang lain.
Setelah membacakan tazkiyah para Masyaikh terhadap beliau, menjarh dengan dahsyat “Luqman” karena berani durhaka kepada kepada beliau Syaikh di Mekah tersebab vonis majhul yang disematkannya barulah kemudian ada yang menyampaikan bahwa ucapan tersebut disandarkan kepada Asy Syaikh Rabi’ (dan lihatlah kembali transkrip ucapan ustadz Luqman agar bisa dirinci jumlahnya, siapa saja para ulama yang mengaku tidak kenal dengan Asy Syaikh Al Muhaddits Abdul Hadi Al Umairi hafizhahullah).
Gambar 9. Dia menisbahkan ucapannya kepada Syaikh Rabi’
Ya karena Luqman yang sesungguhnya bukanlah “Luqman” yang memvonis Majhul Asy Syaikh Al Muhaddits Abdul Hadi Al Umairi dan bukan pula Luqman yang memvonis Majhul Asy Syaikh Ahmad Syamlan. Bukankah demikian wahai orang-orang yang berakal? Allahul musta’an.
Dan sebagai penutup, berikut ini kami sampaikan bantahan penuh semangat dari Asy Syaikh Muhammad Barmim hadahullah terhadap kawan-kawannya sendiri dalam tema bertajuk:
CUKUP 15-12 (3) MENIT SAJA!!!!
(DARI MLM UNTUK MLM, ENGKAU YANG MEMBANGUN ENGKAU PULA YANG MENGINJAK-INJAKNYA)
Selamat mendengarkan:
atau download di sini
*Beliau bergelar Asy Syaikh Al Muhaddits Abdul Hadi Al Umairi sebagaimana secara resmi dipublikasikan oleh Sofyan Ruray:
Gambar 10. Screenshot Al Muhaddits Abdul Hadi Al Umairi hafizhahullah
Baca artikel terkait:
- Fenomena Aneh Terkait Fitnah
- Klarifikasi Dari Asy Syaikh Usamah bin Athoya al-’Utaibi Hafizhahullah Atas Penukilan Dusta Yang Mengatasnamakan Beliau
- Klarifikasi dan Kronologis Seputar Kontroversi Fatwa Syaikh Al Wushobi Bag.1
- Klarifikasi Dan Kronologis Seputar Kontroversi Fatwa Syaikh Al Wushobi Bag. 2
- Mode On: Menunggu Meninggalnya Asy Syaikh Rabi’…
- Asy Syaikh Rabi’ Ujian Bagi Manusia
- Nasehat Asy Syaikh Muhammad bin Hadi Al Madkhaly Hafizhahullah Terkait Daurah Yang Diselenggarakan oleh Jejaring MLM
- Tatkala Rujuk Kepada Bimbingan Ulama Besar, Menerima Tahdziran Mereka Terhadap Dzulqarnain Divonis oleh Para Dedengkot MLM Sebagai Keluar dari Al Haq!!!
- Saya Masih Belajar, Tidak Usah Sibuk Dengan Fitnah!!
- Awas !!! Haris Aceh Menggendong Syubhat
MLM , tidak dapatkah kalian memahami kalimat yg terang yg disampaikan ustad luqman , sehingga menebarkan fitnah yg membingungkan , camkanlah ustad luqman hanya menyampaikan , sungguh kalian MLM adalah pendusta , yg suka memutar balikan fakta , naudzubilah jazakalohu khoiron bongkar terus kedustaan mereka