(BUKA MATA!!) DIANTARA TANDA-TANDA KEAJAIBAN ISI DUNIA:
MEMBELA TULISAN RUJUK YANG TELAH RAIB DARI SITUS RESMINYA!!
Pada tanggal 12 Juni 2014 di situs resmi bernickname dzulqarnain.net tertampilkan sebuah tulisan berjudul kalimat rujuk dan penjelasan.
Gambar 1. Kalimat rujuk dan penjelasan
Dan diantara isinya tertulis:
“10. Ucapanku pada (makalah) kalimat syukur untuk Syaikh Rabî’ hafizhahullâh bahwa para dai mengabarkan berita-berita dusta kepada Syaikh Rabî’ dan meremehkan akal mereka, serta ibarat-ibarat yang mengandung kritikan terhadap tahdzîr Syaikh Rabî’ hafizhahullâh wa ra’âhu, demikian pula ucapanku di masjid Al-Muhajirin Wal Anshor bahwa kritikan-kritikan para dai terhadapku adalah dusta atau keliru, merupakan ucapan yang batil.”
Gambar 2. Bukti ucapan syukur…kepada ikhwah yang menyampaikan berita-berita dusta kepada guru kami, Syaikh Rabi’
“Saya beristighfar kepada Allah dari hal tersebut, dan mereka adalah benar dalam hal tersebut. Saya meminta maaf kepada siapa saja yang Saya telah keliru terhadapnya dari kalangan ulama Kami dan saudara-saudara Kami, para dai.”
Gambar 3. Saya beristighfar kepada Allah dari hal tersebut
Hal mana telah diungkapkan sendiri siapa yang telah mengoreksi tulisan tikaman syukur tersebut dan merekomendasikan untuk dirilis/disebarluaskan:
Gambar 4. Menerima wasiat bahwa ini adalah tulisan (baca: tikaman) yang baik serta rekomendasi agar tulisan ini (yang berisi tuduhan bahwa asatidzah telah melaporkan berita-berita dusta kepada Syaikh Rabi’, pen.) dirilis. Innna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
Sebuah status yang mengingatkan kita pada firman Allah Ta’ala:
…وَشَهِدَ شَاهِدٌ مِنْ أَهْلِهَا…
…dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksiannya…
Dan diantara isinya tertulis pula terkait tentang Laskar Jihad yang sampai sekarangpun oleh sebagian orang masih terus diTO(Target Operasi)kan – sebagai bahan untuk menjatuhkan – asatidzah Ahlussunnah yang memang menampakkan bara’ah & sikap tegas terhadap sepak terjang Ja’far Umar Thalib sebagai Panglima LJ ketika itu:
“12. Ucapanku bahwa ikrar para dai: Luqman dan kawan-kawannya, belum bertaubat dari kesalahan-kesalahan yang mereka terjatuh ke dalamnya pada kejadian jihad Maluku, adalah keliru dan batil, bahkan mereka telah mengumumkan taubat mereka dengan berbagai media. Saya beristighfar kepada Allah dan meminta maaf kepada mereka, sebagaimana Saya menasihatkan kepada siapa saja yang mencela Al-Akh Luqman, Al-Akh Muhammad As-Sewed, dan ikhwah lainnya dari para dai untuk bertakwa kepada Allah dan berhenti dari celaan tersebut karena hal tersebut adalah bentuk adu domba yang syaithan bersemangat dalam hal itu guna merusak di tengah manusia, menanamkan benih-benih perpecahan, dan merusak hal-hal yang diupayakan oleh para masyaikh dan para ikhwah dalam ishlah di antara mereka.”
Gambar 5. Saya beristighfar kepada Allah dan meminta maaf kepada mereka, sebagaimana Saya menasihatkan kepada siapa saja yang mencela Al-Akh Luqman, Al-Akh Muhammad As-Sewed, dan ikhwah lainnya dari para dai untuk bertakwa kepada Allah dan berhenti dari celaan tersebut.
Dan diantara isinya tertulis pula berlepas dirinya dari tulisan Abdul Barr, Abdul Mu’thi Al Maidani dan perendahan Khidir As Sunusi terhadap Asy Syaikh Rabi’:
“13. Saya berlepas diri dari tulisan Al-Akh Abdul Barr tentang Al-Akh Luqman yang pada (tulisan) itu ada hukum berlebihan bahwa Al-Akh Luqman adalah politikus dakwah. Demikian pula ucapan lainnya. Sebagaimana, Saya berlepas diri tulisan Al-Akh Abdul Mu’thi Al-Maidany tentang dakwah Salafiyah dan dai-dainya. Karena, tulisan kedua (Al-Akh) tersebut membahayakan dakwah Salafiyah berupa menyelisihi persatuan kalimat dan merupakan sebab perpecahan. Saya memohon kepada Allah agar (Allah) memberi taufik kepada keduanya untuk kebaikan.
14. Sebagaimana, Saya berlepas diri dari nukilan Al-Akh Khaidir -semoga Allah memberi taufik kepadanya- tentang sebagian dai, dan (Al-Akh) Khaidir menyifatkan sebagai orang yang hasad, juga nukilan dari ucapannya tentang Syaikh Rabî’ karena itu adalah ucapan jelek yang mengandung perendahan terhadap Syaikh hafizhahullâh, baik beliau maksudkan maupun tidak beliau maksudkan.”
Gambar 6. Tanggal 12 Juni di dalam surat rujuknya berlepas diri dari tulisan Abdul Barr, Abdul Mu’thi Al Maidani dan perendahan Khidir As Sunusi terhadap Asy Syaikh Rabi’, tanggal 17 Juni memposting tulisan keduanya (yang tidak ada bau rujuk dan taubatnya) yang disifatinya memiliki tulisan yang membahayakan dakwah Salafiyah
(walaupun kemudian) Hanya selisih LIMA HARI SAJA dari tulisan bara’ah yang diposting pada tanggal 12 Juni tersebut, dzulqarnain.net pada tanggal 17 Juni 2014 bertepatan dengan hari terakhir daurah asatidzah bersama Syaikh Abdul Hadi Al Umairi, Syaikh Ahmad Syamlan dan Syaikh Sayyaf Rodda’i di Ma’had Al Ihsan Gowa berbalik menampilkan tulisan kedua orang yang dibara’nya tersebut sebagaimana bukti di atas.
Gambar 7. Daurah Syaikh Abul Hadi (di Markas Penghina Salafiyun yang mengikuti bimbingan para Masyaikh) sampai hari Selasa 17 Juni 2014 bertepatan dengan dipostingnya tulisan Abdul Barr & Abul Mu’thi Al Maidany yang lima hari sebelumnya diumumkan baro’ahnya. Secepat itu….
Dan memang, tuduhan semacam Khuruj ‘anil haq bagi yang berdiri bersama barisan Masyaikh (yang mentahdzir Al ustadz Dzulqarnain) terus berlanjut dengan tuduhan lainnya yang tak kalah kejinya yakni sebagai para pengoplos fatwa ulama! Subhanallah.
Tentu saja Ahlussunnah bukanlah orang-orang yang serampangan dalam menyikapi, bimbingan dan penjelasan ulama tentang rujuknya orang yang ditahdzir oleh para ulama adalah hal yang menentramkan hati walau dicaci maki sebagai tukang oplos fatwa oleh orang yang mencukupkan diri dengan tulisan RUJUK tanpa peduli dengan konsekwensi yang mengikutinya.
Asy Syaikh Muhammmad bin Hadi hafizhahullah telah menegaskan:
“Jika seseorang telah bertaubat maka dia telah menunaikan kewajiban yang pertama, DAN MASIH ADA DUA KEWAJIBAN YANG HARUS DIA LAKUKAN. “Kecuali orang-orang yang telah bertaubat DAN MENGADAKAN PERBAIKAN.” Dia harus melakukan perbaikan terhadap apa yang telah dia rusak dan apa saja yang dinukilkan darinya berupa kesalahan dan kebathilan. Yang (syarat –pent) ketiga adalah dengan dia menyampaikan penjelasan kepada manusia tentang rujuknya dari kebathilan yang telah tersebar dari dirinya. Sebagaimana telah tersebar dari dirinya berupa kebathilan, tersiar dan terkenal di tengah-tengah manusia. Ahmad (bin Hanbal –pent) rahimahullah berpendapat demikian.
YAITU SAMPAI ORANG YANG SALAH TERSEBUT BERTAUBAT, MENGADAKAN PERBAIKAN DAN MENYAMPAIKAN PENJELASAN. KALAU TIDAK MAKA BELUM DITERIMA TAUBATNYA.
Ini adalah pendapat Al-Imam Ahmad dan beliau cukup sebagai imam dalam masalah ini untuk menjelaskan tafsir ayat di atas, semoga Allah merahmati beliau.
JADI JIKA SYARAT-SYARAT YANG JUMLAHNYA TIGA INI TIDAK TERPENUHI, MAKA SESUNGGUHNYA TIDAK BISA DITERIMA (PERNYATAAN TAUBAT –PENT) DARINYA. HARUS ADA TAUBATNYA ITU SENDIRI, LALU MELAKUKAN PERBAIKAN TERHADAP APA YANG TELAH TERSEBAR DARINYA BERUPA KEBATHILAN. DAN JIKA DIA TELAH MENGUMUMKAN DAN MENJELASKAN HINGGA TERSIAR DI TENGAH-TENGAH MANUSIA SEBAGAIMANA TELAH TERSEBAR KEBATHILAN DAN KESALAHAN TERSEBUT. DAN MENJELASKAN HAL ITU KARENA DIA TELAH RUJUK DARINYA, AGAR TERKENAL TAUBATNYA ITU SEBAGAIMANA KEBATHILAN TELAH TERKENAL DARINYA. KALAU TIDAK DILAKUKAN MAKA TIDAK.
Penanya kedua: BAGAIMANA SIKAP KITA TERHADAP ORANG INI WAHAI SYAIKH?
Asy-Syaikh: KITA TUNGGU SAMPAI PERKARA-PERKARA INI TERKUMPUL, KALAU TIDAK MAKA YA TIDAK.
Penanya kedua: KALAU TIDAK DILAKUKAN MAKA TAHDZIR TERSEBUT MASIH BERLAKU?
Asy-Syaikh: KALAU TIDAK TERPENUHI MAKA TIDAK DITERIMA, KARENA HUKUM ASALNYA ADALAH ITU (TAHDZIR), BAARAKALLAHU FIIKUM.
Audio:
atau download di sini
Hanya sebentar saja muncul (boro-boro bertahan sampai satu tahun) maka surat rujuk itupun telah diturunkan lagi, raib dari situs resminya! Sungguh sebuah korelasi yang “positif” dalam keadaan orang-orang di sekitarnya semakin terang-terangan menampakkan ketidaksetujuan dan penentangannya atas surat rujuk tersebut. Wallahul musta’an.
Pada link www.dzulqarnain.net/kalimat-rujuk-dan-penjelasan.html artikel rujuknya telah raib dan penjelasannya tidak lagi bisa ditemukan, sebagai gantinya yang terpampang adalah tulisan Not found:
Gambar 8. Kalimat rujuknya not found
Maka pasca raibnya tulisan rujuk itu dimulailah keajaiban isi dunia, babak baru pembelaan terhadap surat rujuk (yang telah raib dari tempat resminya).
Buka mata!! Hakekat pembelaan yang kalian pertontonkan kepada umat !
Dan gambar di bawah ini adalah bukti bahwa link di atas pernah ada isinya:
Gambar 9. Alhamdulillah bukti isinya masih tersangkut di tembolok archive walaupun pada situs asalnya telah diturunkan.
Tidakkah kita mau mengambil pelajaran dari kisah yang lalu?
Ataukah hendak mengukir kembali sejarah agar berulang?
Harakiri menjatuhkan diri pada lubang yang sama?
Bukankah dengan berlalunya hari….
tlah tersingkap hakekat surat rujuknya Ja’far Umar Thalib di depan Syaikh Rabi’ Al Madkhaly
Tulisan di atas kertas tiada nilai arti jika tanpa ada bukti dan realisasi…
walaupun ada saja penampakan keajaiban isi dunia yang menelan mentah-mentah untuk mau dikadali…
bahkan membelanya sepenuh ambisi
sembari menuding siapa saja yang layak dikambing hitami
Subhanallah!!
Bahkan setelah sekian banyak bukti-bukti “kejujuran” kertas tulisan taubatnya tersingkap…
(demi membelanya) sampai-sampai menuding asatidzah dan Asy Syaikh Rabi’ Al Madkhaly telah menutup pintu taubat mantan Panglima LJnya!
http://tukpencarialhaq.com/2013/10/07/sofyan-ruray-mengakui-kedustaan-kafilah-al-ustadz-dzulqarnain/
Berlenggak-lenggok abis membela Panglima LJ di sini maupun di sana
Menuding asatidzah yang gigih menentang fikrah Khariji daripadanya
Sambil trus bergaya di depan umat sebagai penyingkap kebobrokan LJ…
Padahal yang terlibat telah lama bertaubat darinya….
—-
SEDIKIT FAIDAH DARI KISAH PERJUANGAN UNTUK MEMBUBARKAN LASKAR JIHAD
Sedikit Faidah yang bisa kita petik dari mengulas kembali sejarah dakwah salafiyah di Indonesia berikut pernak pernik fitnah yang mengiringinya, bergugurannya para pengusungnya serta fitnah yang melingkupi Laskar Jihad dari sejak awal sebelum pemberangkatannya sampai upaya keras untuk membubarkannya seperti yang disampaikan oleh Al Ustadz Abdurrahman Lombok hafizhahullah..
Betapa asatidzah tidak berfikir (dan nampak sama sekali tidak berfikir) untuk menyelamatkan diri~diri mereka secara pribadi dari Laskar Jihad yang telah menampakkan penyimpangannya tetapi yang paling menonjol adalah upaya mereka untuk mengawal sampai akhir upaya mengegolkan pembubaran Laskar Jihad yang dengannya secara resmi ribuan anggotanya diselamatkan, dibebaskan dari cengkeraman komando Jafar Umar Thalib yang memang sangat kukuh menentang pembubarannya.
Suasana “penyidangan” Jafar Umar Thalib oleh asatidzah dan pertemuan asatidzah pada tanggal 3-5 Oktober 2002 yang salah satu hasilnya adalah poin pembubaran LJ ketika itupun dalam keadaan yang sangat mencekam dan sangat menegangkan..
Dan bahkan setelah diumumkan rilis resmi secara sepihak pembubaran LJ oleh pihak asatidzah pada tanggal 16 Oktober 2002, Jafar Umar Thalib masih menegaskan bahwa JIHAD JALAN TERUS sembari mencerca dan menyerang asatidzah diantaranya sebagai PENCOLENG FATWA ULAMA, PENGKHIANATAN & KEDUSTAAN, GEROMBOLAN ORANG BERBUAT HURA-HURA, MENIKAM DARI BELAKANG, DO (DROP OUT) DARI MADRASAH AL JIHAD melalui majalah Salafy setelah dikuasainya secara tunggal ketika itu.
Gambar 10. Bukti pembubaran LJ & pernyataan taubat yang disebarluaskan secara resmi, nampak diposting oleh situs Laskarjihad.or.id yang telah mati
Sisa-sisa cercaan Jafar Umar Thalib tersebut masih bisa dibaca nukilan~nukilan redaksionalnya pada makalah:
Dakwah, antara Jamarto, Yazid Jawaz dan Aunur Rofiq – http://tukpencarialhaq.com/2007/08/26/dakwah-antara-jamarto-yazid-jawaz-dan-aunur-rofiq/
atau
www.tukpencarialhaq.wordpress.com/2007/08/26/dakwah-antara-jamarto-yazid-jawaz-dan-aunur-rofiq/
Maka nampaklah bahwa mengawal pembubaran LJ sesuai fatwa ulama dan sekaligus rasa tanggungjawab untuk melepaskan/menyelamatkan ribuan ikhwah anggota LJ dari komando Jafar Umar Thalib menjadi target utama dan pertama daripada melepaskan/menyelamatkan diri~diri mereka sendiri dari keterlibatannya bersama LJ.
Dan sungguh sebuah hikmah yang besar bagi Ahlussunnah bahwa perjuangan keras asatidzah yang bi’idznillah bisa membubarkan LJ secara resmi pada tanggal 5 Oktober 2002 maka SEMINGGUAN SETELAH PEMBUBABARAN LJ TERSEBUT terjadilah peristiwa besar yang menggegerkan dunia,TEROR PENGEBOMAN di Pulau Bali oleh Kaum Khawarij yang dikenal dengan kasus BOM BALI I pada tanggal 12 Oktober 2002.
Sekali lagi dengan ijin Allah Ta’ala Ahlussunnah terhindar lagi dari fitnah dikaitkan dengan peristiwa Teror yang mengerikan tersebut. Walhamdulillah…
“Barangsiapa tidak bersyukur kepada manusia maka ia tidak bersyukur kepada Allah”
Maka kita ucapkan kepada segenap asatidzah…jazahumullahu khairan katsira..
walaupun dengan ini mata~mata, tangan~tangan dan lisan~lisan para pendengki akan menyorotkan, menuliskan dan mengucapkan cercaan dan makiannya..
قل موتوا بغيظكم…
Katakanlah, ‘Matilah kalian dengan kemarahan kalian!!”]
——-
Dan sekarang ada yang hendak bergaya lagi…
Hadir sbagai Pahlawan kesiangan …
Di saat surat rujuknya telah diturunkan secara “senyap” dari situs resminya
Nak hendak berakting sbagai Centeng pepesan kosong?
Iya, seolah advokat yang bergaya tanpa ilmu, sebagai kura-kura dalam perahu bahwa taubat dengan segala konsekwensinya, membutuhkan bukti, kesungguhan dan kejujuran bisa dila’abkan kepada umat sekehendak yang dia mau. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
Maka bagaimana anda wahai pembela orang yang ditahzir oleh para ulama hendak mengelabui umat dan bermain-main dalam urusan taubat sementara umat sudah mendapatkan bimbingan penjelasan dari Syaikh Muhammad bin Hadi hafizhahullah yang sangat gamblang:
“DAN JIKA DIA TELAH MENGUMUMKAN DAN MENJELASKAN HINGGA TERSIAR DI TENGAH-TENGAH MANUSIA SEBAGAIMANA TELAH TERSEBAR KEBATHILAN DAN KESALAHAN TERSEBUT. DAN MENJELASKAN HAL ITU KARENA DIA TELAH RUJUK DARINYA, AGAR TERKENAL TAUBATNYA ITU SEBAGAIMANA KEBATHILAN TELAH TERKENAL DARINYA. KALAU TIDAK DILAKUKAN MAKA TIDAK.
Penanya kedua: BAGAIMANA SIKAP KITA TERHADAP ORANG INI WAHAI SYAIKH?
Asy-Syaikh: KITA TUNGGU SAMPAI PERKARA-PERKARA INI TERKUMPUL, KALAU TIDAK MAKA YA TIDAK.
Penanya kedua: KALAU TIDAK DILAKUKAN MAKA TAHDZIR TERSEBUT MASIH BERLAKU?
Asy-Syaikh: KALAU TIDAK TERPENUHI MAKA TIDAK DITERIMA, KARENA HUKUM ASALNYA ADALAH ITU (TAHDZIR), BAARAKALLAHU FIIKUM.”
Lihatlah Ahlussunnah di atas hujjah tatkala bersikap…
Apakah itu perbuatan mengoplos fatwa karena Asy Syaikh Rabi’ hanya menuntut taubatnya dan tidak menuntut rincian apa saja yang mesti dilakukannya ????!!!!
Ataukah kalian hendak bergaya buta tuli tidak mau tahu bahwa Asy Syaikh Muhammad bin Hadi Al Madkhaly adalah ulama yang juga mentahdzirnya?!
Na’am, di saat Salafiyin sedang menunggu semua perkara tersebut terkumpul, tampaknya bukti nyata kejujuran taubat yang dipersyaratkan di dalam Al Qur’an, dijelaskan oleh para ulama malah dipertontonkan raibnya pernyataan tersebut…
Jadi sekarang giliran kalian wahai para pembela pepesan kosong untuk membuktikan kepada umat kebenaran sikap kalian dalam membela penghilangan surat rujuknya!! (bersambung in sya Allah)
Subhanalloh. Semoga Alloh memberikan hidayah kepada kita dan mereka. Jaazakumullohukhoiron wa baarokallohufiikum.