Ternyata Al Muhaddits* Abdul Hadi Al Umairy
Tidak Tahu Fitnah Yang Beliau Bicarakan
(EFEK MEMBINASAKAN RACUN PEMBISIK BAG.2)
*demikian gelar yang ditempelkan oleh Sofyan Ruray dot info di depan nama beliau.
Sebelum Al Ustadz Dzulqarnain mengumumkan rujuknya yang beliau nyatakan tidak bisa lagi menunda penyebaran surat rujuknya agar permasalahan tidak berlarut, ada sebuah kejadian besar di kalangan MLM dalam rangkaian acara daurahnya, yakni bantahan mantap Asy Syaikh Abdul Hadi Al Umairy terhadap Luqman. Sebuah titik balik bangkitnya kelesuan kaum MLM setelah mereka mendapatkan suntikan vitamin dari Asy Syaikh Abdul Hadi yang berbicara dengan penuh semangat dalam jalsah khusus manhajnya di hadapan orang-orang yang alergi manhaj dengan durasi (dua jam) KURANG LIMA BELAS MENIT.
Gambar 1. Screenshot sekonyong-konyong memompa gairah baru para MSG
Sebuah pertanyaan penegas belum rujuknya Al ustadz Dzulqarnain dan belum pula beliau mengumumkan taubatnya…
Yang ternyata penafian si penanya yang “ketakutan” bahwa pertanyaannya terkait ucapan ustadz Luqman akan dijadikan sebagai barang bukti makar Al Ustadz Dzulqarnain dan teman-temannya. Allahul musta’an.
Gambar 2. Screenshot Asy Syaikh Abdul Hadi ternyata tidak tahu dengan fitnah yang beliau bicarakan
Berikut bukti audio dari terjemah resmi yang dikeluarkan dan dipublikasikan secara luas oleh panitia Daurah Nasional di atas:
atau download di sini
Dari penjelasan beliau nampaklah bahwa bekal beliau ikut terjun di kancah fitnah dakwah di Indonesia adalah bersumber dari informasi tentang kebaikan-kebaikan Al ustadz Dzulqarnain yang beliau dapatkan dari Asy Syaikh Utsman As Salimi dan Asy Syaikh Ahmad Syamlan.
Dan sungguh sangat mengejutkan bahwa jawaban beliau yang lugu malah menjadi kunci lain bukti nyata makarnya MLM penyelenggara Daurah Nasional dimana Asy Syaikh Abdul Hadi telah melakukan 2 kesalahan yang sangat nyata yang menjadi bukti terang benderang bahwa beliau ternyata sangat-sangat tidak tahu dengan fitnah yang terjadi terhadap Al ustadz Dzulqarnain dan proses penyelesaiannya yang telah dipublikasikan secara luas dan diketahui oleh segenap salafiyin selama ini.
Kesalahan pertama,
Asy Syaikh menghukumi bahwa Luqman mendasarkan vonisnya di atas opini sebagian penuntut ilmu dan tidak merujuk kepada para ulama. Ketidakbenaran statemen ini silakan merujuk pada dua makalah sebelumnya terkhusus oleh-oleh umroh asatidzah bersama Asy Syaikh Muhammad bin Hadi, Asy Syaikh Abdullah Al Bukhari dan Asy Syaikh Rabi’ hafizhahumullah yang telah disebarluaskan dan dipublikasikan secara luas. Itu semua adalah bukti nyata ketidakbenaran pernyataan Asy Syaikh Abdul Hadi.
Kesalahan kedua,
Asy Syaikh Abdul Hadi menuntut agar Luqman jika memiliki catatan-catatan kesalahan Al ustadz Dzulqarnain agar membawanya kepada para ulama dan biarkan para ulama tersebut yang menghukuminya dan bukan Luqman! Ulama yang berhak atas hal tersebut.
Bagaimana mungkin beliau berucap yang demikian “lugu” mengakui ketidaktahuannya tatkala memutuskan untuk ikut terjun ke dalam medan fitnah dakwah di Indonesia?
Adapun yang beliau tuntut itu, bukankah selama ini yang memang telah terjadi dan bahkan telah sampai penyelesaiannya di jajaran Masyaikh?
Betapun sangat menyedihkan dan sangat memprihatinkan apa yang telah beliau sampaikan tetapi itulah kehendak Allah yang telah terjadi dengan segala hikmah yang mengiringinya sehingga kita tidak mengatakan kalau saja Asy Syaikh Abdul Hadi memiliki sikap tatsabut terlebih dahulu, merujuk kepada para ulama yang mengikuti fitnah yang terjadi di Indonesia dan membimbing serta mengawal penyelesaiannya selama ini dan tidak tergesa-gesa sebelum memutuskan melibatkan diri terkait fitnah yang terjadi Indonesia.
Maka ini adalah bukti yang paling nyata bahwa Asy Syaikh Abdul Hadi benar-benar tidak tahu permasalahan yang beliau bicarakan dan sejauh mana penyelesaiannya oleh para ulama kecuali beliau hanya bermodalkan berita-berita menggembirakan saja yang bersumber dari Asy Syaikh Utsman As Salimi dan Asy Syaikh Ahmad Syamlan.
Jika tidak, bukankah beliau masih berkesempatan membaca poin-poin rujuknya Al ustadz Dzulqarnain yang beliau dengan tegas mengakui dan menyatakan: “juga berkaitan dengan tanggungjawab saya terhadap sejumlah kesalahan yang saya rujuk darinya dan mesti saya umumkan” sebagai penyeimbang dari informasi-informasi menggembirakan (saja) oleh pihak lain tersebut sebelum kepulangan beliau dari Indonesia?
Tetapi terjadilah apa yang terjadi…
Sungguh bantahan mantap Asy Syaikh Abdul Hadi tersebut (12 Juni 2014 pagi) tidaklah menolong Al Ustadz Dzulqarnain tetapi bahkan membuat posisi beliau (yang ketika itu belum mengumumkan rujuk dan taubatnya) semakin sulit dan terjepit.
Sampaipun Al ustadz Dzulqarnain “membantah” sendiri tuntutan Asy Syaikh Abdul Hadi kepada Luqman agar membawa permasalahan tersebut (yang sejatinya sudah diupayakan penyelesaiannya di hadapan ulama) kepada ulama di dalam surat rujuknya yang beliau publikasikan pada tanggal yang sama.
Berikut pengakuan Al ustadz Dzulqarnain terkait penyelesaian masalah beliau di depan para ulama:
Gambar 3. Screenshot telah diajukan penyelesaiannya dan dibacakan surat rujuknya di depan Asy Syaikh Rabi’, Asy Syaikh Ubaid Al Jabiri pun Asy Syaikh Abdullah Al Bukhari.
Maka bagaimana mungkin Asy Syaikh Abdul Hadi menuntut Luqman agar mengajukan permasalahan Al ustadz Dzulqarnain tersebut ke hadapan para ulama sementara Al ustadz Dzulqarnain sendiri telah menegaskan bahwa permasalahan beliau sudah mencapai tahap final penyelesaiannya?? Semoga beliau tidak tergolong sebagai Pahlawan Kesiangan, berbicara dan menghukumi dengan tergesa-gesa sesuatu yang beliau sendiri sebenarnya tidak mengetahuinya. Wallahul musta’an.
Kesalahan ketiga,
Membela tanpa mengetahui permasalahan yang seutuhnya dan hakekat orang-orang yang dibelanya. Sebagai ekor dari kesalahan kedua maka terluputlah bagi beliau untuk menghukumi kejahatan MLM itu sendiri yang beliau telah menegaskan untuk membela mereka.
Gambar 4. Screenshot tugas Asy Syaikh Abdul Hadi di Indonesia….saya hanya ingin membela para ikhwah selainku di sini.
Duhai bagaimana mungkin beliau telah berketetapan kuat untuk membela dalam keadaan beliau tidak mengetahui hakekat pembangkangan orang-orang yang beliau bela serta permasalahan fitnah dakwah yang sesungguhnya terjadi dan bagaimana pula sikap para masyaikh dalam hal ini?
Dan ini adalah bukti kesekian kalinya yang menguatkan bahwa Asy Syaikh Al Muhaddits Abdul Hadi Al Umairy memang benar-benar tidak tahu secara mendetail permasalahan fitnah dakwah di Indonesia tatkala beliau memutuskan ikut terjun di dalamnya.
Jika sedari pangkal sudah bengkok, bagaimana mungkin mengharapkan batangnya akan lurus?
Tahapan fitnahnya bukan lagi mengajari Luqman dan kawan-kawannya untuk mengangkat permasalahan tersebut kepada para ulama (yang itu sudah mereka lakukan sedari awal!) tetapi bagaimana Asy Syaikh Al Muhaddits Abdul Hadi Al Umairy bisa bersikap tegas dan berani menghukumi orang-orang yang membangkang, melecehkan, menuding dengan tuduhan-tuduhan kotor dari permasalahan yang sudah diangkat penyelesaiannya kepada para ulama dan bahkan sudah ada keputusan dari para ulama tersebut!!
Bagaimana mungkin permasalahan yang sudah jelas bimbingan dan penyelesaiannya dari para ulama dimentahkan dan diajak mundur jauh ke belakang hanya bermodalkan informasi-informasi yang indah saja? Lalu apa artinya pengakuan rujuk Al ustadz Dzuqarnain dari sekian banyak poin kesalahan jika informasi-informasi indah itu saja yang menjadi patokan beliau untuk menghukuminya? Lalu apa arti menghukumi Luqman tidak memiliki sikap tatsabut jika tatsabut itu sendiri tidak ditegakkan terlebih dahulu untuk menghubungi, mengembalikan persoalan dan merujuk kepada para ulama yang memang sedari awal telah menangani permasalahan fitnah di Indoensia? Bukankah Asy Syaikh Abdul Hadi yang menuntut agar kita semua memuliakan para ulama dan tidak mengambil alih kedudukan para ulama? Bukankah Asy Syaikh Abdul Hadi yang memperingatkan keras dari sikap kelancangan?
Tetapi memang tugas beliau bukanlah untuk menghukumi orang-orang yang membangkang dari bimbingan/keputusan para ulama seperti yang beliau tuntut kepada Luqman agar permasalahan ini diajukan kepada para ulama tersebut. Tugas beliau di sini adalah membela mereka sebagaimana beliau tegaskan sendiri yang transkrip terjemahannya disebarluaskan oleh situs resmi daurah nasional Syaikh Abdul Hadi. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
Dan ini semua merupakan bukti betapa jahatnya makar MLM itu sendiri (walaupun mereka menolak munculnya kesan makar). Allahul musta’an.
Semoga Allah Ta’ala melindungi kita semua dari makar dan tipu daya mereka, baik yang nampak maupun tersembunyi dan mengumpulkan kita semua di jannahNya, amin.
Baca artikel terkait:
- Tahdzir Asy Syaikh Abdullah Bukhari Terhadap Abdul Malik Ramadhani
- Yang Tercecer Dari Skenario Vonis Majhul Oleh “Luqman” Terhadap Al Muhaddits Abdul Hadi Al Umairy & Syaikh Ahmad Syamlan
- Syubhat Halabiyun: Syaikh Washiyullah Abbas Hafizhahullah Memuji Masyaikh Markas Al Albany
- Awas Distributor Fatwa Palsu Syaikh Wushabi!!!
- “Luqman”: Syaikh Abdul Hadi Majhul!!! Syaikh Ahmad Syamlan Majhul!!!!! (Efek Membinasakan Racun Pembisik Al Muhaddits Abdul Hadi Al Umairi)
- Fenomena Aneh Terkait Fitnah
- Awas ! Akibat Buruk Pertemanan
- Klarifikasi Dari Asy Syaikh Usamah bin Athoya al-’Utaibi Hafizhahullah Atas Penukilan Dusta Yang Mengatasnamakan Beliau
- Klarifikasi Dan Kronologis Seputar Kontroversi Fatwa Syaikh Al Wushobi Bag. 2
- Klarifikasi dan Kronologis Seputar Kontroversi Fatwa Syaikh Al Wushobi Bag.1
- Mode On: Menunggu Meninggalnya Asy Syaikh Rabi’….
- Asy Syaikh Rabi’ Ujian Bagi Manusia
- Nasehat Asy Syaikh Muhammad bin Hadi Al Madkhaly Hafizhahullah Terkait Daurah Yang Diselenggarakan oleh Jejaring MLM
- Tatkala Rujuk Kepada Bimbingan Ulama Besar, Menerima Tahdziran Mereka Terhadap Dzulqarnain Divonis oleh Para Dedengkot MLM Sebagai Keluar dari Al Haq!!!
semakin terlihat jelas manhaj bunglon mereka
tp tetap saja byk yg berteman dengan mereka dengan alasan mau menasehati
tp ternyata malah ikut2an bilang klo ulama tidak ma’shum, bisa benar bisa juga salah (tentunya yang dimaksud atau dimaukan dari ucapan ini adalah untuk menjatuhkan kredibilitas ulama sunnah)
allahul musta’an
semoga bandungku menjadi teduh kembali, aamiin
Ya subhaanallaah… Malunya mereka… Andai mereka punya rasa ini…