Mengenal Lebih Dekat Farhan Aceh
Yang Mentahdzir Asy Syaikh Hani’ Bin Buraik Hafizhahullah
Berikut penjelasan dari Al ustadz Muslim Abu Ishaq:
Ada dulu murid kami namanya FARHAN, murid. Dia itu masuk ke pondok kami di Kroya, masuk ke pondok kami di Kroya setelah al ustadz Ali Abu Usamah, ustadz Hudzaifah, ustadz Farid, itu telah menjalani proses pendidikan kurang lebih empat tahun atau lima tahun.
Sudah lima tahun belajar di pondok kami – lima tahun empat tahun atau enam tahun – belajar di pondok kami, datanglah MISKIN ini. FARHAN dari aceh. Tadinya dari pondok sufi, tadinya dari pondok sufi, sebagaimana yang kami dengar. Atau tadinya bukan dari pondok salafi. Datang, miskin, dibawa kakak sepupunya. Datang orang ini ke pondok, belajar. Belajar di Kroya. Dalam keadaan awam, tidak mengerti apa itu salafi, apa itu dakwah salafiyah. Tapi karena kakak sepupunya menginginkan dirinya mengenal dakwah salafi, belajar. Akhirnya dia belajar mengerti dakwah, walhamdulillah waktu itu.
Kemudian orang ini, karena kebetulan dibuka kembali setelah sebelumnya Yaman itu waktu itu tidak dibuka bagi penuntut ilmu untuk belajar di sana dari pemerintah Yaman waktu itu, maka ketika dibuka berangkatlah di antara murid-murid belajar ke Yaman. Dan berjalan selang beberapa waktu dia pun ingin berangkat ke Yaman. Dengan pembiayaan sendiri tentunya dan atau dibiayai dengan sepupunya yang memasukkan dia ke pondok.
Akhirnya dia sempat menunggu masa keberangkatan di Cileungsi, di pondok ustadz Abdurrahman Mubarok. Tapi ternyata saya mendengar di pondok ustadz Abdurrahman mubarok – walaupun juga ada beberapa perkara di pondok kroya yang terjadi karenanya – ternyata di pondok Cileungsi dia sempat membuat penduduk kampung hampir mengeroyok, hampir –na’am – menghancurkan pondok Cileungsi karena perbuatannya. Dia mengancam anak penduduk desa, pondok nantinya akan menculik atau yang sejenisnya. Ya orang desa marah. Akhirnya pondok mendapat tekanan dari orang desa setempat pada waktu itu. Itu yg kami ketahui. Akhirnya dia dikeluarkan dan dia berangkat. Dia berangkat. Berangkat ke Yaman dengan apa yang ada padanya dari jelek jeleknya maksud dan tujuan.
Dia pulang ke Indonesia empat bulan yang lalu. Sekarang dan sebelum dia pulang ke Indonesia, dia mencoba mengajari orang-orang di Indonesia bagaimana dakwah. Dia mencoba mengajarai para du’at bagaimana dakwah, du’at yang itu gurunya. Kalau dia tidak menganggap saya sebagai gurunya tidak masalah. Tapi gurunya yang lain ini, para da’i, na’am. Dan dia mencoba mengajari manusia bagaimana prinsip hizbiyyah. Sampai pada akhirnya terakhir, ketika telah jelas fatawa al kibar terhadapa permasalahan-permasalahan yang terjadi di dunia Islam pada waktu ini, terhadap dakwah salafiyah dan secara khusus di Indonesia, DIA MENCOBA UNTUK MENGHEMBUSKAN FITNAH DENGAN KESOMBONGANNYA!
SAMPAI-SAMPAI TIDAK ADA LAGI BENTUK HORMAT KEPADA MASYAYIKH! TIDAK ADA LAGI BENTUK HORMAT KEPADA MASYAYIKH. Ya mungkin ketika dia menyebut Muslim itu tidak menjadi masalah, karena mungkin selevel untuk dia. Muslim, Muslim Abu Ishaq selevel. Dia dulu mungkin selevel belajarnya dengan, sama-sama belajar dulu dengan guru yang satu mungkin selevel, ndak papa kalau dia katakan Muslim Abu Ishaq. Walaupun dia saya tahu belajar a i u e o itu dengan kami. TAPI YG DIA SEBUT “HANI BIN BURAIK”. DIA SEBUT HANI, LUQMAN BAABDUH, HANI BIN BURAIK, DIA SEBUT ARAFAT, TANPA MENYEBUTKAN SYEIKH! HAADZA ‘UJUB! WA HAADZA TAKABBUR, WA HAADZAA INAAT.
ORANG INI SAFIH ! SAFIH ! BAALIGHU ‘ANNY, SAMPAIKAN DARI SAYA BAHWA “DIA ITU SAFIH !” MAN ANTA YA MISKIN.. SIAPA KAMU ?! HAKADZA, DEMIKIANLAH, AL UJUB WA TAKABBUR. Nas alulloha wa salamah …
Dia mau mengikuti pendahulunya, DZULQORNAIN, dia mau mengikuti pendahulunya, DZULQORNAIN, wa ash habuhu dan orang-orang yang bersama Dzulqornain yang menolak kebenaran karena kesombongannya. Dan lihat orang-orang yang menolak kebenaran maka dia hancur binasa. Dia hancur binasa. Makanya ya ikhwah, kesombongan, at takabbur, berbangga dengan apa yang ada padanya daripada dosa dan maksiat ataupun dengan ilmu. Sehingga dia menutup matanya terhadap kebenaran yang datang dari orang-orang yang sepantasnya dia terima nasehatnya dari mereka para ash sholihin, mereka orang-orang yang bertaqwa yang lebih darinya, dia menolak itu semua maka nantinya dia akan menjadi orang-orang yang menyimpang, wal iyadzubillah wal iyadzubillah.
Ini salah satu bentuk contoh. Mungkin di antara kalian ada yg mengenalnya dan mungkin di antara kalian ada yg telah sampai pada perkataan, pada perkataan. Nas alullooha salamata wal afiyah
Dengarkan audionya:
atau download di sini