Klarifikasi dan Kronologis Seputar Kontroversi Fatwa Syaikh Al Wushobi Bag.1

bismillah

Klarifikasi dan kronologis seputar kontroversi fatwa syaikh al wushobi

Benar, Asy Syaikh Abdurrahman & Asy Syaikh Wushabi Telah Menasehati Asy Syaikh Utsman As Salimi Agar Bermusyawarah Dengan Asy Syaikh Rabi’ Sebelum Datang Ke Indonesia & Beliau Menyanggupi Ketika Itu!!

(Klarifikasi Dan Kronologis Seputar Kontroversi Fatwa Syaikh Al Wushobi)

Sehubungan dengan munculnya kontroversi seputar “FATWA SYAIKH MUHAMAD BIN ABDUL WAHAB AL WUSHOBI” yang tersebar luas di Indonesia, maka kami para pelajar di Darul Hadits Al Fiyusy memandang perlu untuk memberikan klarifikasi terkait dengan permasalahan ini.

Adapun kronologisnya sebagai berikut;

AWAL KEJADIAN

Berawal dari pertemuan kami dan para musyrif (pembimbing) pelajar Indonesia di Darul Hadits Al Fiyuys bersama Syaikhuna Abdurahman Al ‘Adeni pada tanggal 6 Syakban 1435/4 Juni 2014, saat itu kami berjumlah sekitar 10 ikhwah, yang terdiri dari;

– Abu Ubaidah Iqbal Cilacap

– Abu Ali Abdul Hakam At Tamimi Pasuruan

– Abu Muhamad Hasan (Hardi) Jember

– Abu Abdillah Zaki Purworejo

– Abu Abdurahman Arif Cirebon

– Abu Utbah Ibrohim Ambon

– Abu Muhamad Farhan Temanggung

– Abu Dawud Palembang

– Abu Muhamad Qosim Probolinggo

– Abu Aliyah Afif Semarang.

– dr. Abu Naufal Jamil Solo

Kami mengadakan pertemuan dengan Syaikhuna Abdurahman Al ‘Adeni dalam rangka  membahas tentang permasalahan intern santri Indonesia di Markiz Darul Hadist Al Fiyusy. Diakhir pertemuan, Syaikhuna mengabarkan kepada kami bahwa beliau dan juga Syaikh Al Wushobi telah memberikan nasehat kepada Syaikh Utsman As Salimi saat ijtima’ ulama Yaman di Shon’a untuk bermusyawarah terlebih dahulu dengan Syaikh Rabi’, yaitu terkait dengan keberangkatan Syaikh Utsman ke Indonesia. Dan Syaikh Utsman di saat itu menyanggupi untuk menelpon Syaikh Rabi’.

nama-nama saksi mutawatir dari 11 pelajar Indonesia di Fuyus

Gambar 1. Screensht nama-nama saksi mutawatir dari 11 pelajar Indonesia di Fuyus yang mendengarkan langsung pernyataan Syaikh Abdurrahman bahwa beliau dan Syaikh Wushabi hafizhahumallah telah menasehati Syaikh Utsman As Salimi telah didustakan Abul Fadl Abdul Qadir Abu Faizah serta panitia daurah nasional MLM (.red)

Kemudian berita ini kami sampaikan kepada Asatidzah di Indonesia dalam bentuk informasi dengan niatan semoga bisa bermanfaat untuk dakwah di Indonesia, dalam arti para ulama menasehatkan dalam menghadapi permasalahan dakwah untuk merujuk dan kembali kepada ulama kibar, diantaranya Syaikh Rabi’.

Kemudian informasi ini disampaikan kepada ummat oleh Al Ustadz Luqman dalam rangkaian menjelaskan fatwa ulama kibar Saudi terkait permasalahan ini.

Motivator MLM menyebarkan berita dari perawi yang sengaja tidak disebutkan walau pada akhirnya ketahuan

Gambar 2. Motivator MLM menyebarkan berita dari perawi yang (sengaja) tidak disebutkan walau pada akhirnya ketahuan (red)

Tiba-tiba kita dikagetkan dengan munculnya fatwa Syaikh Al Wushobi. Fatwa tersebut ditanyakan oleh seorang yang majhul kepada Syaikh Abdulloh Al Mar’i, yang mana kata si penanya kepada Syaikh Abdulloh:

“Ana (penanya) meminta nasehat kepadamu wahai syaikh tentang masalah di indonesia ,,beliau berkata,, apa itu? saya berkata sebagian asatidzah di indonesia melarang untuk hadir di dauroh syaikh ustman dan kami memiliki markiz dan penuntut ilmu apakah kami hadir atau tidak” Maka Beliau (Syaikh Abdulloh) menjawab: Kirimkan kepada mereka fatwa asy-Syaikh al-Allamah al-Walid Muhammad al-Wushoby ketika ijtima’ di Shon’a, Beliau merupakan Kibarul Ulama Yaman.. Beliau berkata: “Barangsiapa yang melarang menghadiri dauroh (SYAIKH USTMAN) tersebut maka dia MEMERANGI SUNNAH”

Syiar tauhid MLM secara resmi menyebarkan berita dari perawi yang sengaja tidak disebutkan walau pada akhirnya ketahuan

Gambar 3. Syiar tauhid MLM secara resmi menyebarkan berita dari perawi yang (sengaja) tidak disebutkan walau pada akhirnya ketahuan (red)

Demikian konteks fatwa yang tersebar.

Kemudian fatwa tersebut (fatwa Syaikh Al Wushobi) kami serahkan ke Syaikhuna Abdurahman untuk tabayyun (dicek) tentang kebenaran fatwa ini, karena fatwa tersebut terkesan bertolak belakang dengan apa yg dikabarkan Syaikhuna diatas, yaitu tentang nasehat Syaikh Al Wushobi kepada Syaikh Utsman untuk menelpon Syaikh Rabi’.

Syaikhuna Abdurahman ketika membaca fatwa tersebut heran dan bertanya kepada Al Akh Abu ‘Ubaidah, “Kapan dan dimana Syaikh Abdulloh mendapatkan fatwa ini? Abu ‘Ubaidah menjawab bahwa yang ditulis dan disebar oleh penanya bahwa Syaikh Abdulloh mendapatkan fatwa tersebut ketika ijtima’ ulama di Shon’a.

KENAPA SYAIKHUNA ABDURAHMAN HERAN?

Setelah kami selusuri ternyata Syaikh Abdulloh tidak ikut dalam ijtima’ (pertemuan) ulama di Shon’a dan saat itu Syaikh Abdulloh masih berada di Saudi. Demikian yang dikabarkan oleh putra Syaikhina Abdurahman yang bernama Abdulloh, karena Abdulloh senantiasa mendampingi ayahanda tercinta ketika ijtima’ di Shon’a.

Berarti tidak mungkin Syaikh Abdulloh mendapatkan atau mendengarkan langsung fatwa ini ketika ijtima’ ulama di Shon’a sebagaimana yang diberitakan oleh si penanya, karena posisi beliau masih di Saudi. Terlebih lagi sebagaimana yang disampaikan Syaikhuna Abdurahman, bahwa beliau dan Syaikh Al Wushobi menasehati agar Syaikh Utsman bermusyawarah dengan Syaikh Rabi’ terkait dengan keberangkatannya ke Indonesia, sehingga fatwa tersebut terkesan bertolak belakang dengan apa yg dikabarkan Syaikhuna.

Dan sebagai bentuk penekanan pada tanggal 10 Syakban 1435/8 juni 2014, beberapa ikhwah yang akan pulang ke Indonesia setelah selesai masa belajarnya di Darul Hadist Al Fiyusy menanyakan kepada Syaikhuna Abdurahman, apakah betul beliau telah menasehati Syaikh Utsman untuk bermusyawarah dengan Syaikh Rabi’ sebelum datang ke Indonesia, maka Syaikh Abdurahman menjawab, “Benar, saya dan Syaikh Al Wushobi menasehati hal tersebut kepada Syaikh Utsman”.

TABAYYUN KE SYAIKH ABDULLOH

Kemudian kami mencoba tabayyun ke Syaikh Abdulloh secara langsung, tapi – qodarallahu – tidak berhasil.  Maka kami memohon kepada salah satu pelajar senior Indonesia di Darul Hadits Asy Syiher untuk berkomunikasi dengan Syaikh Abdulloh dalam rangka mengecek kebenaran penukilan fatwa tersebut yang disandarkan kepada Syaikh Abdulloh.

APA JAWABAN SYAIKH ABDULLOH?

Dikabarkan oleh Al Ustadz Salim – orang terdekat Syaikh Abdulloh – bahwa beliau telah menelpon Syaikh Abdulloh terkait dengan fatwa tersebut, terus kesimpulan dari beliau bahwa maksudnya beliau (Syaikh Abdulloh) menyarankan ikhwah (si penanya) untuk tanya ke Syaikh Al Wushobi, kata beliau sempat dengar bahwa Syaikh Al Wushobi menyatakan demikian, tapi kalian ta’akad (yakinkan) langsung dan dengar langsung dan rekam, karena beliau (Syaikh Abdulloh) sendiri tidak muta’akid (kurang yakin), makanya suruh ta’akad dulu.

Berarti dari sini kita ketahui bahwa Syaikh Abdulloh sendiri kurang yakin dari apa yang beliau dengar, sehingga beliau menyuruh si penanya untuk mengecek langsung ke Syaikh Al Wushobi dan jangan menyebarkannya sebelum dicek kebenarannya. Wallahu a’lam.

TABAYYUN KE SYAIKH AL WUSHOBI

Hingga kini kami terus berusaha untuk mendapatkan informasi langsung dari Syaikh Al Wushobi terkait dengan masalah ini. Sehingga jika ada tambahan informasi terkait dengan masalah ini, maka insya Allah akan kami kabarkan.

PENUTUP

Dikarenakan kebutuhan terhadap klarifikasi sangat urgen maka kami sampaikan ini secepatnya kehadapan khalayak dengan sebenar-benarnya, sebagai bentuk tanggung jawab kami dihadapan Allah dan umat Islam secara khusus.

Dan juga perlu diketahui, sebenarnya kami sudah menanyakan ke beberapa ikhwah yang diduga sebagai penanya dan penyebar fatwa tersebut, dan salah seorang diantaranya menjawab, “Demi Allah bukan saya penanyanya, tapi saya tahu siapa si penanya. Dan saya sudah berjanji untuk tidak akan membocorkan namanya.”

Sepertinya si penanya takut dari akibat perbuatannya. 

Anas bin Abdul Ghafur perlengkapan bayi membantu kaum muslimin menyingkap rasa penasaran siapa perawi yang di-mubhamkan

Gambar 4. Anas bin Abdul Ghafur perlengkapan bayi membantu kaum muslimin menyingkap rasa penasaran siapa perawi yang di-mubhamkan sehingga nampak sanadnya sekarang telah bersambung sampai kepada Syaikh Abdullah. Jazakallahu khairan bang Anas (red)

Demikian yang bisa kami sampaikan dari klarifikasi ini dengan sebenar-benarnya tanpa ada rasa paksaan dan tekanan, tetapi tidak lain karena tanggung jawab kami dihadapan Allah.

✒ Atas nama para musyrif pelajar Indonesia

Di Darul Hadits Al Fiyuys – Aden

15 Syakban 1435/13 juni 2014.

Abu Ubaidah Iqbal bin Damiri Al Jawi.

-selesai penukilan dari WA SLN-

Keterangan:

Screenshot yang kami tampilkan bukanlah merupakan bagian dari rilis resmi para musyrif pelajar Indonesia di Markis Darul Hadits Fuyus tetapi merupakan tambahan dari kami (tukpencarialhaq.com) untuk membantu menghadirkan bukti nyatanya yang tersebar dan pihak yang sengaja menyebarluaskan fatwa Syaikh Wushabi yang mengundang kontroversi besar sebagai landasan untuk menyukseskan acara daurah nasional MLM dan mendustakan keterangan pihak asatidzah.

Adobe-PDF

Baca artikel terkait:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *