Mode On: Menunggu Meninggalnya Asy Syaikh Rabi’….

bismillah

menunggu meninggalnya syaikh rabi...

Mode On: Menunggu Meninggalnya Asy Syaikh Rabi’….

Jika sebelumnya kita telah membaca  6 pilar utama untuk melecehkan dan menjatuhkan kedudukan Asy Syaikh Rabi’ hafizhahullah pada makalah:

Enam Pilar Kejahatan Dedengkot MLM untuk Melecehkan dan Menjatuhkan Kredibilitas Asy Syaikh Rabi’, Menolak dan Mementahkan Tahdziran Beliau serta Menanamkan Keragu-raguan Umat terhadap Keilmuan dan Ketsiqahannya.

Dan diantaranya dengan menggunakan hiasan kalimat-kalimat yang benar namun ditujukan untuk mendukung kebatilannya, menolak tahdziran beliau.

1. Asy Syaikh Rabi’ divonis menyimpang aqidahnya (Sofyan Ruray).

Url bukti:  http://tukpencarialhaq.com/2013/10/02/pembelaan-terhadap-kehormatan-al-allamah-rabi-bin-hadi-dari-tikaman-khabits-si-jahil-bahlul-sofyan-ruray/ , http://tukpencarialhaq.com/2013/10/07/sofyan-ruray-mengakui-kedustaan-kafilah-al-ustadz-dzulqarnain/

2. Orang tidak bersalah kok disuruh Tobat? Tahziran Asy Syaikh Rabi’ didasarkan atas laporan-laporan dusta yang disampaikan kepada beliau untuk memvonis orang yang tidak bersalah (Pelita Sunnah cs).

orang tidak bersalah kok disuruh tobat

Gambar 2. Orang Tidak bersalah kok disuruh Tobat?

3. Asy Syaikh Rabi’ adalah cucu murid Asy Syaikh Fauzan sementara Asy Syaikh Dzulqarnain adalah murid beliau. Jadi Asy Syaikh Dzulqarnain lebih tinggi kedudukannya di sisi Asy Syaikh Fauzan daripada Asy Syaikh Rabi’. (Khidir bin Muhammad As Sunusi).

Url bukti: http://tukpencarialhaq.com/2014/02/19/cara-makar-halabiyun-dilancarkan-oleh-khidir-al-makasari-angkat-tinggi-tinggi-adiknya-dzuqarnain-dan-rendahkan-kehormatan-asy-syaikh-rabi/ , http://tukpencarialhaq.com/2014/05/29/mengelu-elukannya-dan-bangga-hanya-karena-disebut-sebagai-syaikh-kisah-seorang-badui-dan-keledainya/

4. Perkataan Ulama bukanlah wahyu (Munajat Darussunnah Yogyakarta).

Url bukti: http://tukpencarialhaq.com/2014/04/27/menjawab-beberapa-syubhat-sururiyah-gaya-baru-halabiyah/

5. Tidak usah takut (tahziran) Asy Syaikh Rabi’ karena Syaikh Rabi’ tidak mendapatkan jaminan surga dan tidak ada dalil masuk surga harus dapat ijin Syaikh Rabi’ (Jumrin Abu Ishaq Maros).

Url bukti: http://tukpencarialhaq.com/2014/05/15/asy-syaikh-rabi-dalam-bidikan-mufti-maros-jumrin-abu-ishaq/

6. Memvonis sesat/menyimpang orang yang rujuk kepada bimbingan Masyaikh, menerima kebenaran tahdziran beliau terhadap Asy Syaikh Dzulqarnain adalah tindakan keluar dari Al Haq (Abul Qadir Abu Faizah, Forum Asatidzah Sulsel). Maka rujuk ilal Haq di sisi manhaj MLM adalah tetap bersama bersama Dzulqarnain, menjadi muqallidnya, menentang bimbingan para masyaikh dan menolak keras tahdziran para masyaikh terhadapnya karena hal itu adalah jalan kebatilan yang keluar dari Al Haq!!! Wal‘iyadzubillah. Url bukti: http://tukpencarialhaq.com/2014/06/08/tatkala-rujuk-kepada-bimbingan-ulama-besar-menerima-tahdziran-mereka-terhadap-dzulqarnain-divonis-oleh-para-dedengkot-mlm-sebagai-keluar-dari-al-haq/

Faktanya, orang-orang yang sedemikian jahat manhajnya seperti inilah yang terlibat, baik secara langsung ataupun tidak langsung dalam Daurah Asy Syaikh Utsman As Salimi hafizhahullah yang saat ini sedang mereka selenggarakan. Allahul musta’an.

Masih terkait rangkaian acara tersebut, berikut ini adalah pertanyaan yang diajukan oleh saudara kita dari Aceh (sengaja namanya kami samarkan) yang diajukan di salah satu forum WA kepada Al Ustadz Abdurrahman Lombok hafizhahullah (sebelum keluarnya surat rujuk yang disampaikan oleh Al Ustadz Dzulqarnain hafizhahullah).

Dan seperti kejadian-kejadian sebelumnya, Asy Syaikh Rabi’ menjadi sasaran bidik utama dan bahkan menunggu-nunggu kematian beliau (di saat Ahlussunnah mengiringi doa kesehatan dan umur yang berberkah bagi para ulamanya) serta secara umum juga syubhat dengan menghujat masyaikh Saudi sekaligus menjarh Asy Syaikh Rabi’ dimana Masyaikh Saudi dikatakan mendiamkan Asy Syaikh Rabi’ bukan karena menyetujui beliau tetapi semata karena menghormati beliau!!

Subhanallah! Manhaj Ahlussunnah yang mana yang ditegakkan dengan cara batil semacam ini?? Dimana didirikan sebagai landasan menjadi Setan Bisu terhadap suatu kesalahan dengan beralasan sebagai bentuk ihtiram kepada manusia dengan melemparkan ihtiram kepada syariat Islam yang datangnya dari Dzat Yang Maha Suci lagi Maha Mulia??
Bukankah ini bentuk celaan yang nyata terhadap para ulama Saudi secara umum dalam sisi  diamnya dari pengingkaran terhadap suatu kemunkaran? Demikiankah cara menegakkan syari’at Islam atau justru yang sebaliknya?!

Nasehat untuk Ulama bisa terwujud dengan beberapa perkara:

1. Mencintai mereka, karena jika anda tidak mencintai seseorang, maka anda tidak akan bisa meneladani orang tersebut.

2. Bekerjasama dan membantu mereka dalam menjelaskan alhaq, maka sebarkanlah kitab-kitab mereka dengan berbagai perantara/sarana pemberitaan yang beraneka ragam, yang selalu berbeda pada setiap zaman dan tempat.

3. Membela kehormatan mereka. Tatkala ada kemunkaran yang dinisbatkan kepada salah seorang ulama robbaniyyun, maka wajib bagimu untuk melakukan beberapa tahapan berikut ini:

Tahapan ke-1,
Melakukan tatsabbut terhadap penisbatan tersebut. Berapa banyak kemunkaran-kemunkaran yang dinisbatkan kepada si alim dan ternyata itu adalah dusta. Maka haruslah anda menguatkannya terlebih dulu. Jika sudah kuat penisbatan ucapan tersebut kepada si alim, maka lakukanlah tahapan ke-2.

Tahapan ke-2,
Perhatikanlah apakah masalah ini perlu dikritik ataukah tidak. Karena terkadang pada awalnya tampak bagi seseorang bahwa ucapan tersebut perlu dikritik, namun setelah ia perhatikan kembali tampak baginya bhw itu adalah haq. Maka haruslah anda memperhatikan dengan sungguh-sungguh hingga anda memandang bahwa ucapan tersebut perlu dikritik ataukah tidak.

Tahapan ke-3,
Jika telah jelas bagi anda bahwa ucapan tersebut tidak layak untuk dikritik, maka yang wajib adalah anda membelanya dan ikut menyebarkannya di tengah-tengah manusia, dan menjelaskan bahwa ucapan si alim ini adalah haq meskipun menyelisihi pendapat manusia.

Tahapan ke-4,
Jika tampak jelas bagi anda bahwa ucapan yang dinisbatkan kepada si alim (dan memang shahih penisbatannya) adalah sesuatu yang menyelisihi al haq, maka yang wajib adalah anda menyampaikannya kepada si alim ini dengan penuh adab dan penghormatan. Anda sampaikan kepadanya: “Aku mendengar darimu demikian dan demikian, dan aku senang agar anda menjelaskan kepadaku sisi pendalilan ucapan/pendapat itu, karena anda lebih berilmu dariku”. Jika beliau telah menjelaskan kepadamu masalah ini, maka anda memiliki hak untuk berdiskusi, akan tetapi dengan adab yang baik dan pengagungan kepadanya sesuai dengan kedudukan dan apa-apa yang layak untuknya.

Adapun apa yang dilakukan oleh sebagian orang yang jahil yang mereka mendatangi si alim yg berpendapat tidak sama dengan pendapat mereka, maka mereka mendatanginya dengan celaan yg kasar dan sikap yang keras. Dan bisa jadi mereka melayangkan tangan-tangan mereka ke wajah si alim dan mengatakan: “Pendapat apa yg telah kau ucapkan! Ucapan munkar apa ini! Apakah kau tidak takut kpd Allah!”.

Dan setelah diperhatikan ternyata anda dapati si alim mencocoki al Hadits dan merekalah yang menyelisihi sunnah.

Dan pada umumnya, sikap yang mereka lakukan itu datang dari rasa ujub/bangga terhadap dirinya sendiri. Dan mereka menyangka bahwa merekalah ahlus sunnah dan berada di atas jalan salaf, padahal mereka adalah orang yang paling jauh dari jalan salaf dan dari as Sunnah.

Seseorang jika sudah bangga dengan dirinya (kita memohon keselamatan kpd Allah), maka dia akan melihat orang lain seperti debu yang bertaburan di udara. Maka hati-hatilah dari orang ini.

4. Jika anda melihat ada suatu kesalahan pada mereka, maka jangan diam dan mengatakan: “Ulama ini lebih berilmu dari saya”, akan tetapi berdiskusilah dengan ulama tersebut dengan adab dan penghormatan, karena terkadang hukum suatu permasalahan itu tersamarkan bagi seseorg lalu dijelaskan oleh org yang lebih rendah ilmunya, dan yang demikian ini termasuk nasehat bagi ulama.

5. Menunjukkan kepada mereka pada kebaikan dari hal-hal yang terjadi dalam dakwah. Jika anda melihat ada seorang alim yang cinta untuk menyebarkan ilmu dan membicarakan ilmu di setiap tempat (terlalu bersemangat berdakwah tanpa melihat tempat, waktu dan kondisi mad’u, pent.) dan anda melihat manusia tampak keberatan dengannya, dan mereka berkata: “(Cara dakwah) ini memberatkan pada kami, setiap kali kami duduk dia selalu bangkit menyampaikan hadits”. Maka termasuk nasehat bagi orang alim tersebut adalah anda menyarankan kepadanya agar tidak membicarakan ilmu kecuali pada tempat yang sesuai. Janganlah anda mengatakan: “Sesungguhnya kalau aku mengatakan yang seperti itu, berarti aku telah menghalanginya dari menyebarkan ilmu”. Bahkan pada kenyataannya, tindakan seperti ini adalah diantara cara menjaga ilmu, karena jika manusia sudah terasa berat, maka mereka akan jenuh/bosan terhadap si alim dan terhadap ilmunya. Wallaahu a’lam.
(Syarh al Arba’in an Nawawiyah, hal 138 sd 140).

Berikut beberapa syubhat yang ditanyakan, dikirimkan screenshotnya kepada kami bertanggal 11 Juni 2014:

Assalamu’alaykum. Afwan, ana dr. xxxx dari Aceh akh, bukan dari Surabaya.

Dauroh syaikh di Banda Aceh 2-3 hari lalu menyisakan beberapa syubhat. Ada ikhwan yg hadir di dauroh tsb & termakan syubhat2 mereka. Ini harus ana sampaikan, guna mencari mana yg benar & nasehat buat ikhwan tsb. Kami mengharap ust. Abdurrahman Lombok membantu kami disini. Berikut bbrp syubhatnya:

1. Ust. Luqman berpolitik agar banyak pengikutnya, menjadi petinggi dakwah, termasuk membina ulama supaya muncul fatwa Robi’ thd ust. Dzulqarnain. ( perkataan ini s/d no.9 dari ust. Abdul Mu’thi Al Medani)

tanya syubhat

Gambar 1. Menunggu..…setelah Syaikh Rabi’ meninggal

2. Masyaikh di Saudi diam bukan karena menyetujui fatwa Syaikh Robi, tetapi karena ihtirom thd beliau.

3. Masyaikh di Yaman yg datang ke Indonesia tau betul bahwa ust. Luqman bukan org yg baik atau tidak bagus.

4. Ikhwan ingin menunggu bagaimana kesudahan ust. Luqman setelah Syaikh Robi’ meninggal. Tidak akan ada lg yg mendukung ust. Luqman dari Ulama & Asatidzah.

5. Ust. Luqman semenjak dulu di Yaman bukan org yg baik, sampai pernah membuat Syaikh Muqbil kesal lantaran ust. menceraikan istrinya.

6. Ust. Muhammad Assewed pernah mengeluhkan ke pihak mereka perihal ust. Luqman sebelum ada fatwa Syaikh Robi’ bahwa beliau mengisi kajian di ma’had ust. Muhammad tanpa minta izin & membuat murid2 disitu taqlid thd nya.

7. Ust. Askary jg pernah mengadukan tentang ust. Luqman.

8. Bahwa ust. Muhammad & ust. Askary mau tunduk & bergabung dg ust. Luqman hanya karena fatwa Syaikh Robi’.

9. Ust. Luqman bila bertemu dg asatidz yg ditahdzir bermanis2 muka&kalam. Tp saat di ta’lim tahdzir habis2an.

 10. Bahwa ust. Luqman menyembunyikan fatwa Syaikh Robi’ ttg pembubaran Laskar Jihad pada masa awal Laskar Jihad dulu (ucapan Farhan Aceh)

11. Ada pihak yg membuat Syaikh Robi’ terkesan kaku, kasar, keras di Indonesia, sedikit2 tahdzir. Padahal beliau tidak seperti itu kalau bertemu lgs, beliau hikmah sekali dakwahnya. (Ucapan Farhan Aceh)

12. Ada upaya pengkaplingan Syaikh di Indonesia ini, org2 harus ilzam, siapa yg ga mau ilzam/diam maka ikut ditahdzir (Ucapan Farhan Aceh).

Demikian syubhat2 diatas. Kami mengharapkan bantuan asatidzah untuk menjelaskan ini.

Ana pribadi tau & yakin ini salah semua. Cuma yg terkena syubhat ini ad.mertua ana yg dekat dg Ja’far Shalih, Abdul Mu’thi Al Medani, keluarganya Harits Aceh & dia ad.abangnya Farhan Aceh (sepupu).

Jazaakumullah khaira. Wassalamu’alaykum.

jawaban ustadz muhammad as sewed

Gambar 2. Tanggapan Al ustadz Muhammad terkait dua orang yang mengshare kegiatan daurah jejaring MLM

Berikut jawaban dari ust abdurrahman lombok terkait pertanyaan di atas

Bismillah,

semoga Allah menolong saya dalam mengamalkan hadits ” tolong saudaramu yang berbut dzolim dan yang di dzolimi”

1. Akhuna ust. Abdul Mu’thi sangat mengenal siapa ust. Luqman di yaman ataupun di indonesia sebagaimana ana juga mengenal beliau

2. Akhuna ust abdul mu’thi sangat faham jiwa seorang politikus apalagi beliau dulu di awal dakwah termasuk yang di tunjuk oleh ja’far dalam tim pembela sunnah dan ana yakin kalau beliau diminta bukti tentang tuduhannya dia tdk akan bisa mendatangkan bukti kalau dia jujur.

a. Apakah setiap ajakan kpd kebenaran lalu diikuti banyak orang adalah  berpolitik?

b. Semestinya orang yang membela kesalahan dan orang yang salah  untuk di terima dan utk di tolak kebenaran itu sebagai sikap politik

c. Apakah sekelas politikus tertuduh sanggup mempolitisir syekh Robi’ yang ust. Abdul mu’thi sangat  faham syekh Robi itu siapa? Mulai ust abdul mu’thi mengenal dakwah tlh mengenal sosok syekh Robi’.

d. Justru dengan ucapan ini ust. Abdul Mu’thi menjatuhkan kedudukan syekh Robi’ dan masyayikh yang lain sadar atau tidak sadar

(bersambung)

Sambungan jawaban dari ustadz kita al ustadz Abdurrahman Lombok hafizhahulloh

Bismillah

Point pertama dari ucapan akhuna ust abdul mu’thi merupakan ucapan seorang yang faham politikus itu siapa sesungguhnya bgtu juga pada point kedua ” ingin mengangkat diri atau orang lain dengan menjatuhkan lawan.

Jangan sampai akhuna ust abdul mu’thi terjatuh dalam istilah ” maling teriak maling atau makelar dakwah” ( dua istilah ini termasuk senjata beliau dulu untuk membantah abu nida’ cs  di awal perjalanan dakwak salaf di indonesia).

Ucapan beliau pada point kedua ini menunjukkan sikap berani dan sangat lancang dan sekaligus memberitahukan kpda kaum muslimin bahwa ini saya seorang politikus krn:

1. Beliau sangat mengetahui siapa dzulqornain, siapa syeh Robi dan masyayikh yang di sorot oleh beliau serta mengetahui segenap asatidzah yang berjalan bersama dzulqornain dan asatidzah yang menyambut bimbingan syekh Robi’

2. Di  saat beliau membantah abu nida’ maka kitab-kitab syekh, Robi terdepan sebagai senjata ampuhnya”, namun itu dulu

Sekarang:

a. Bimbingan beliau di sisi ust abdul mu’thi sdh kadaluarsa yang butuh di revisi ulang

b. Syekh Robi dikelilingi oleh ustadz para pendusta shgga  bimbingan  beliau tdk seperti dulu yang di kenal oleh ust abdul mu’thi.

c. Nasihat  sang bapak sekaligus guru syekh Robi ‘ buat dzulqornain adalah salah yang absah dan benar adalah penilaian ust abdul mu’thi

d. masyayikh yang menerima bimbingan syekh Robi’ krna ihtirom kepada beliau ini adalah celaan kepada mereka yang sangat keji dari sisi:

1. Para ulama itu mengedepankan urusan individu dari pada kebenaran

2. Demi individu syekh Robi para ulama itu diam dari kesalahan beliau, padahal ust. Abdul Mu’thi mengetahui  para ulama tersebut para pembela kebenaran.

Apakah dgn mengeluarkan tuduhan-tuduhan itu  beliau ingin membela al haq dan ahlinya atau membela kebatilan dan ahli batil?

Kalau ingin membela kebenaran sungguh langkah ahlus sunnah itu mulia dan agung serta berberkah

Barokallahufiik

Baca artikel terkait:

One thought on “Mode On: Menunggu Meninggalnya Asy Syaikh Rabi’….

  1. bismillaah.untuk para pembenci ulama as Sunnah seperti asy syaikh Al walid Robi’ bin Hadi hafidhzohullaah “muutu bighoidhzikum”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *