Menghancurkan Benteng Reot Lagi Rapuh dari Para Pembela Al Imam & Watsiqah Kufurnya Bersama Pemberontak Najis Khawarij Hutsiyun Rafidhah Yaman (4) – (Bantahan Terhadap Nuruddin As Suda’iy)

Bismillahirrohmanirrohim. o

MENGHANCURKAN BENTENG REOT LAGI RAPUH DARI PARA PEMBELA AL IMAM 4

MENGHANCURKAN BENTENG REOT LAGI RAPUH DARI PARA PEMBELA AL IMAM & WATSIQAH KUFURNYA BERSAMA PEMBERONTAK NAJIS KHAWARIJ HUTSIYUN RAFIDHAH YAMAN (4)

(BANTAHAN TERHADAP NURUDDIN AS-SUDA’IY di MARKAS MA’BAR)

 Asy-Syaikh Abu Ammar Ali Al-Hudzaify hafizhahullah

Bantahan kedelapan:

Nuruddin menyebutkan bahwa sebagian ikhwah Aljazair bertanya kepada Al-Imam Al-Wadi’iy tentang Safar (Al-Hawaly) dan Salman (Al-Audah), lalu beliau tidak menjawab pertanyaan tersebut, bahkan beliau mengujinya dengan mengatakan: “Apakah engkau telah belajar Bahasa Arab untuk meluruskan lisanmu?” Dan seterusnya…

Saya katakan:

Jika saya sendiri berbicara di halaqah (majelis) saya tentang berbagai jum’iyyah (semacam yayasan –pent) dan kelompok yang menyimpang dengan tujuan untuk memperingatkan para pemuda dari bahayanya, kemudian saya melihat beberapa pemuda sibuk dengan hal itu dan melampaui batas, maka termasuk hak mereka atas saya untuk menasehati mereka agar mereka menyibukkan diri dengan menuntut ilmu, karena mereka datang dari berbagai tempat yang jauh untuk belajar dan kembali ke negeri mereka. Dan seperti inilah yang kami tempuh pada berbagai durus (pelajaran) dan halaqah kami dan kami meneladani guru kami dalam bersikap tersebut.

Namun orang yang tidak pernah mencela jum’iyyah maupun kelompok-kelompok yang menyimpang dan seorang penuntut ilmu sekian lama sama sekali tidak mendengarnya dari syaikhnya, padahal di saat yang sama masyarakat kita penuh dengan berbagai syubhat dan kebathilan mereka, lalu ketika murid tersebut datang kepada syaikh tersebut untuk menanyakannya, dia berkata kepada muridnya tersebut: “Sibukkanlah dengan hal-hal yang bermanfaat bagimu!” Atau dengan mengatakan: “Berapa hafalanmu?” Maka apakah menurutmu sama antara orang yang melarang dari berlebihan membaca kitab-kitab manhaj karena seorang penuntut ilmu membutuhkan ilmu-ilmu yang lain, DENGAN ORANG LAIN YANG MELARANG MEMBACA KITAB-KITAB MANHAJ KARENA MENGANGGAPNYA MENYIA-NYIAKAN WAKTU?!

Adapun pendalilanmu dengan perkataan Asy-Syaikh Rabi’ maka jawabannya adalah engkau tidak memahaminya dengan baik, karena beliau memaksudkan Haddadiyah dan tidak memaksudkan selain mereka.

Bantahan kesembilan:

Nuruddin menyebutkan bahwa saya telah menyebutkan bahwa Az-Zindany dahulu berkunjung ke Ma’bar. Lalu dia menjelaskan bahwa kunjungan tersebut terjadi 23 tahun yang silam yang ketika itu Al-Ikhwan Al-Muslimun belum menyimpang dan belum memerangi As-Sunnah, sedangkan jelasnya perkara itu dari mereka adalah sekarang ini, bahkan ketika itu Az-Zindany mencela demokrasi dan menyatakan dengan terang-terangan bahwa hal itu merupakan kekafiran.

Nuruddin juga menyebutkan bahwa belum lama sebelum kunjungan Az-Zindany ke Ma’bar, sebagian dai Al-Ikhwan Al-Muslimun mengunjungi Al-Imam Al-Wadi’iy (Asy-Syaikh Muqbil) di Dammaj, seperti yang dilakukan oleh Al-Qadhy Hilal Al-Kabudy dan dai Al-Ikhwan Al-Muslimun yang bernama Abdullah Sha’tar, dan sebagian mereka itu mengunjungi beliau lebih dari sekali dan menyampaikan beberapa kalimat di sana.

Saya katakan:

Pertama:

DAHULU AZ-ZINDANY MENGUNJUNGI MA’BAR DI SAAT ASY-SYAIKH MUQBIL MENTAHDZIR DIRINYA DAN MENTAHDZIR AL-IKHWAN AL-MUSLIMUN. DAN SIAPA YANG MENGATAKAN KEPADAMU SELAIN ITU MAKA DIA TIDAK JUJUR KEPADAMU.

DEMIKIAN JUGA HIZBIYUN DATANG KE MA’BAR DI SAAT ASY-SYAIKH MUQBIL MENTAHDZIR MEREKA. DAN MAYORITAS ORANG-ORANG LAMA MENGETAHUI HAL ITU, DIANTARANYA ADALAH ABDUL AZIZ AL-BURA’IY DAN SELAINNYA.

Sedangkan ucapanmu wahai Nuruddin dalam masalah ini termasuk jenis riwayat mursal, karena ketika itu engkau masih kecil.

Jadi engkau jangan berbicara jauh padanya dengan persangkaan dan hawa nafsu, dan jangan sekali-kali engkau gampang menerima bisikan dari orang lain sehingga engkau akan dinilai lemah.

Kedua:

WAHAI NURUDDIN, HIZBIYUN MASIH TERUS MENGUNJUNGI MA’BAR HINGGA BELUM LAMA INI. SEPERTI AHMAD AL-MU’ALLIM, MUHAMMAD AL-HASYIDY, MUHAMMAD MUSA AL-BAIDHANY, ABDULLAH AL-MARFADY, DAN SELAINNYA.

DAN SEBAGIAN IKHWAH ADA YANG MENGATAKAN KEPADA SAYA BAHWA SEBAGIAN MEREKA MELEWATI MUHAMMAD AL-IMAM KETIKA DIA SAFAR, LALU DIA SINGGAH DAN MENGUCAPKAN SALAM KEPADANYA KEMUDIAN PERGI. MAKA APA YANG AKAN ENGKAU KATAKAN?!

Ketiga:

Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah menerima Al-Ikhwan Al-Muslimun untuk berhukum dengan Al-Kitab dan As-Sunnah dalam menghadapi perselisihan yang terjadi antara beliau rahimahullah dengan mereka, bukan semata-mata untuk saling mengunjungi dan saling bertemu.

JADI QIYASMU (TINDAKANMU MENYAMAKAN) INI RUSAK KARENA ADA PERKARA YANG MEMBEDAKAN.

Bantahan kesepuluh:

Nuruddin mengatakan:

والحقيقة أن الشيخ الإمام من أكثر علماء السنة في هذا العصر ردا على الإخوان المسلمين وفضحا لمنهجهم المنحرف… وبعض الأحداث الذين ينتقصونه ليس لهم من الردود على الإخوان المسلمين عُشر ما قام به الشيخ الإمام، بل ولا أقل من ذلك.

“Hakekatnya Asy-Syaikh Al-Imam termasuk ulama Ahlus Sunnah di masa ini YANG PALING BANYAK MEMBANTAH AL-IKHWAN AL-MUSLIMUN DAN MEMBONGKAR MANHAJ MEREKA YANG MENYIMPANG… dan sebagian anak-anak kemarin sore yang mencelanya tidak memiliki bantahan terhadap Al-Ikhwan Al-Muslimun walaupun sepersepuluh dari yang dilakukan oleh Asy-Syaikh Al-Imam, bahkan tidak pula yang kurang dari itu.”

Saya katakan:

Pertama:

UCAPANMU BAHWA MUHAMMAD AL-IMAM TERMASUK ULAMA DI MASA INI YANG PALING BANYAK MEMBANTAH AL-IKHWAN AL-MUSLIMUN TERMASUK KEDUSTAAN WAHAI NURUDDIN. MAKA MINTALAH AMPUN KEPADA ALLAH DAN BERTAUBATLAH KEPADA-NYA. Jadi saya tidak mengetahui apakah engkau mengenal para ulama yang sebenarnya.

Apakah engkau telah mengunjungi mereka semua hingga engkau bersaksi dengan persaksian dusta dan salah?!

Ke mana engkau buang perjuangan para ulama kita yang menghabiskan umur mereka dalam menjelaskan kelompok-kelompok yang menyimpang tersebut?!

Kedua:

Engkau jangan merendahkan para pemuda itu sehingga engkau terjatuh pada perkara yang syaikhmu terjatuh ke dalamnya dengan suka merendahkan mereka dalam kitabnya Al-Ibanah dan banyak mencela mereka!

Bantahan kesepuluh:

Nuruddin menyebutkan bahwa Muhammad Al-Imam dahulu mengunjungi Universitas Al-Iman sebelum nampak hakekatnya.

Saya katakan:

DAHULU MUHAMMAD AL-IMAM MENGUNJUNGI UNIVERSITAS AL-IMAN DI SAAT TELAH NAMPAK PADANYA HAKEKAT AL-IKHWAN AL-MUSLIMUN. Universitas Al-Iman didirikan pada tahun 1993 atau tidak lama setelahnya.

Kami dahulu mengetahui bahwa rektornya adalah Abdul Majid Az-Zindany yang hakekatnya telah terbongkar ketika itu dan Salafiyun di semua tempat mengetahuinya. Terlebih lagi setelah terjadi beberapa peristiwa di wilayah Kunnar di Afghanistan yang terjadi sekitar tahun 1992 H. Dan ketika itu dia telah memiliki pernyataan-pernyataan yang jelas yang menunjukkan bahwa dia mengetahui siapa yang membunuh Asy-Syaikh Jamilurrahman rahimahullah. Dan hanyalah diskusi kami dahulu dengan Abul Hasan di Ma’rib karena perkara ini, karena Universitas Al-Iman ketika itu masyhur mengikuti Al-Ikhwan Al-Muslimun.

Maka apakah dahulu kami mengetahui Universitas Al-Iman, sementara Muhammad Al-Imam tidak mengetahuinya?!

BERSAMBUNG INSYA ALLAH

Ditulis oleh:

Abu Ammar Ali Al-Hudzaify hafizhahullah

Sabtu, 14 Shafar 1436 H bertepatan dengan 6 Desember 1436 H

Aden – Yaman

Sumber:

http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=149051

Artikel terkait:

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *