Allahu Akbar!! Terbongkarlah Kedustaan dan Kepalsuan Selebaran Fanatikus Mubtadi’ Muhammad Al Imam Atas Nama Asy-Syaikh Muhammad bin Hadi Hafizhahullah

 

Bismillahirrohmanirrohim. o

TERBONGKARLAH KEDUSTAAN dan KEPALSUAN SELEBARAN FANATIKUS MUBTADI’ AL IMAM

ALLAHU AKBAR!!TERBONGKARLAH KEDUSTAAN dan KEPALSUAN SELEBARAN FANATIKUS MUBTADI’ MUHAMMAD AL IMAM ATAS NAMA ASY-SYAIKH MUHAMMAD BIN HADI HAFIZHAHULLAH

 ————————————

 

Alhamdulillah wa Ash-Shalatu wa As-Salamu ‘Ala Rasulillah…

Amma ba’d :

Telah diedarkan sebuah selebaran DUSTA dan PALSU dengan judul ” Al-Mulakhkhosh wa al-Haqiqah li Kalam wa Ahkam al-‘Ulama Haula Watsiqah al-Hutsiyyin wa Tauqi al-Imam” [Kesimpulan dan Hakekat Pernyataan dan Hukum para ‘Ulama terhadap Watsiqah Hutsiyyin dan Penandatanganan al-Imam]

selebaran yang disebarluaskan fanatikus mubtadi al imam

Selebaran tanpa nama tersebut, diedarkan melalui akun Facebook seorang yang menamakan dirinya Abdul Malik al-Ibbi,  yang kemudian tersebar luas melalui berbagai group dan jejaring sosial lainnya. Yang membuat “menarik” adalah,  padanya dibubuhi kalimat “sudah dibaca dan diizinkan untuk disebarkan oleh asy-Syaikh Muhammad bin Hadi al-Madkhali”

Maka merekapun beralih kepada cara-cara dusta

Di dalamnya,  penulisnya hendak mendudukkan dan membagi para ‘ulama dalam menyikapi “Watsiqah” dan Muhammad al-Imam. Tentu saja dia lakukan itu bukan dengan ilmu, namun dengan KEBODOHAN DAN KEDUSTAAN.

Corong-corong kadzdzabun pembela fanatik Mubtadi Muhammad Al-Imam sebarluaskan selebaran gelap

Tentu saja selebaran aneh tersebut membuat banyak dari Salafiyyin bertanya-tanya…. yang sebenarnya di hati kecil ini menangkap adanya tanda-tanda kedustaan padanya.

 Alhamdulillah,  dengan segala kenikmatan-Nya terwujud sempurnalah segala kebaikan.

Pada hari ini,  Jum’at 4 Rabi’ul Awwal 1436 H, TERBONGKARLAH KEPALSUAN dan KEDUSTAAN SELEBARAN ZHALIM tersebut.  Yaitu melalui jawaban asy-Syaikh DR.  ‘Abdullah bin ‘Abdirrahim al-Bukhari hafizhahullah; dalam acara “AL-LIQA AL-MAFTUH” yang berlangsung ba’da Shalat Jum’at LIVE radio ar.miraath.net

cara-cara dusta tanpa malu

Kemudian,  setelah acara “AL-LIQA AL-MAFTUH” tersebut,  saya (Abul Harits) baru saja berada di samping Asy-Syaikh Abdullah Al-Bukhari hafizhahullah. Beliau berbicara sangat keras tentang tulisan yang berisi pembagian Masyayikh dalam menyikapi watsiqah kufriyyah, yaitu Watsiqah yang ditanda tangani oleh Muhammad al-Imam.

Beliau juga berbicara sangat keras kepada orang yang menyebarkannya atau menyutujuinya, atau juga menyebarkan berita ini :

—————————

بسم الله الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه.

أما بعد

فقد عرضت الورقة على شيخنا محمد بن هادي المدخلي حفظه الله فأخذها الشيخ وقرأها.

Aku telah tunjukkan selebaran itu kepada Syaikhuna Muhammad bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah.  Maka beliau mengambilnya lalu membacanya.

ثم سألته عنها ؟

فقال حفظه الله: طيبة.

Kemudian aku tanya tentangnya?  Beliau menjawab : Bagus.

فقلت له: تُنشر؟

Aku tanya : Apakah boleh disebar

فقال: لا بأس.

Beliau menjawab : Tidak mengapa.

السائل: جمال أحمد المظفري.

Penanya : Jamal Ahmad al-Muzhaffari

—————————-

 

Maka ana memberi nasehat kepada siapa saja yang menyebarkan selebaran tersebut, atau

tulisan Jamal Al-Muzhaffary di atas

Hendaklah SEGERA BERTAUBAT kepada Allah dan rujuk dari kedustaan-kedustaan yang ada pada tulisan tersebut.

Asy-Syaikh Abdullah Al-Bukhari hafizhahullah mengatakan : ” Barang siapa yang menyebarkannya maka berarti dia ;

1. Setuju

2. Percaya dan membenarkan

3. Mendukungnya.

Maka siapa saja yang mengirim ke siapa saja atau di group mana saja, hendaklah SEGERA BERTAUBAT kepada Allah dan BERLEPAS DIRI dari kedustaan-kedustaan dan celaan-celaan terhadap Masyayikh Kibar yang terdapat dalam selebaran tersebut.

Dan yang terakhir….

Nasehat asy-Syaikh al-Bukhari sebelum beliau kembali ke kediamannya :

  1. Hendaklah masing-masing dari kita menyadari kadar keilmuan kita. Janganlah pernah kita mengangkat diri kita di atas kedudukan yang semestinya. Hendaklah kita diam, dan berhati-hati terlebih khusus dalam masa-masa fitnah.
  1. Cukupkanlah dengan fatawa masyayikh kita. Bukan merupakan keharusan bagi kita untuk tampil dan berbicara dalam setiap masalah.

Allahu A’lam.

 

Ditulis oleh

Abul Harits Muhammad bin Mushlih

Jum’at, 4 Rabi’ul Awwal 1436 H – 26 Des 2014

 

••••••••••••••

WhatsApp Miratsul Anbiya Indonesia

 

Audio:

atau download di sini

Artikel terkait:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *