Membedah Syubhat “JIHAD” Dalam Keyakinan Syaikh Muhammad al Imam

Bismillahirrohmanirrohim. o

membedah syubhat jihad dalam keyakinan syaikh al imam

MEMBEDAH SYUBHAT “JIHAD” DALAM KEYAKINAN SYAIKH MUHAMMAD AL IMAM

Muhammad al Imam — sekali lagi penting untuk disebutkan karena ini fitnah menjadi besar — dengan tegas mengatakan bahwa “KITA MEMILIKI SEBUAH KAEDAH, BAHWA JIHAD – JIHAD YANG ADA SEKARANG INI — BAHKAN SEJAK MASA JIHAD AFGHAN (Afghanistan, red) ADALAH SEBUAH MUAMAROH — SEBUAH TIPU DAYA MAKAR — DARI MUSUH – MUSUH ISLAM”

Jihad Afghan banyak para putra – putra muslimin — syababul muslimin — yang tertipu dengan sebab muamaroh musuh – musuh Islam untuk menghancurkan Soviet menggunakan tangan – tangan muslimin.

Subhanalloh.
Antum tahu jihad – jihad Afghanistan ? Yang dimulai kurang lebih pada akhir tahun 1979 — atau awal – awal tahun 1980 —. Jihad Afghanistan melawan komunis Soviet, di mana saat itu komunis Soviet ingin menguasai Afghanistan sebagai negara jajahan yang akan diterapkan di sana komunisme. Maka dalam kondisi seperti itu muslimin di Afghanistan tidak ada jalan lain kecuali membela diri dan mempertahankan negerinya dari serangan Soviet yang komunis ekstrim. Baarokallohu fiikum.

Maka mereka bangkit untuk berjihad melawan kaum Suyu’iin — kaum komunis —.
Dan para ulama berfatwa.

>>Syaikh Nashiruddin Al Albani berfatwa bahwa jihad Afghan adalah jihad yang syar’i dan menghimbau kaum muslimin untuk bahu membahu membantu kaum muslimin Afghanistan.

>>Syaikh Abdul Aziz bin Baz berfatwa bahwa jihad afghan adalah jihad yg syar’i.

>>Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin, Syaikh Muhammad Aman Al Jami, Syaikh Muqbil bin Hadi.

>>Mereka semua ulama sunnah mengatakan jihad afghan adalah jihad yang syar’i, yang dihimbau kepada kaum muslimin untuk berduyun – duyun membantu mereka dengan segala yang mampu untuk mereka perbantukan.

Para khotib – khotib di negeri Saudi Arabia, pada khutbah Jum:at di Masjidil Haram Makkah atau pun Masjidil Haram Madinah, berkhutbah mengobarkan jihad syar’i di Afghanistan !

Sampai para pemuda di sana — anak – anak kelas SMA dan mahasiswa — di musim panas tiga bulan liburan paling indah bagi mereka adalah berangkat ke Afghanistan. Termasuk Syaikhuna Abdullah bin Abdurrohim Al Bukhori dan ulama – ulama yang lainnya yang ada di Madinah dan Makkah ikut berangkat ke Afghanistan.

Kemudian dengan entengnya Muhammad Al Imam mengatakan bahwa jihad Afghan adalah makar musuh – musuh Islam — orang – orang kafir — untuk menggunakan tangan muslimin menghancurkan Soviet!!!

YAA SUBHANALLOH, ANDA BISA TAHU ITU MAKAR AMERIKA ATAU KAUM KUFFAR DI SANA SEMENTARA IMAM AL ALBANI TIDAK TAHU ITU ??!!

ANDA TAHU ITU WAHAI MUHAMMAD AL IMAM SEMENTARA BIN BAZ TIDAK TAHU ?! SEMENTARA ANDA PADA WAKTU ITU MASIH PADA MASA PUBER !?

Iya, pada tahun – tahun itu Muhammad Al Imam umurnya kurang lebih 19 atau 20 tahun.

Di mana anda pada waktu itu ?!
SEMENTARA ULAMA KIBAR — YANG WAWASANNYA LEBIH LUAS —, ANDA MASIH DI MANA PADA WAKTU ITU ?!

Al Imam bin Baz didatangi orang dari berbagai penjuru dunia. Informasi masuk kepada beliau. Beliau punya orang – orang untuk mengecek ulang, mengklarifikasi, berbagai berita yang terjadi di negara – negara lain.

Al Imam Al Albani, Al Imam Ibnu Utsaimin, Al Imam Muqbil bin Hadi Al Wadi’i dan para aimmatus sunnah berfatwa bahwa jihad Afghan adalah jihad yang syar’i ! Tiba – tiba muncul anda mengatakan itu adalah muamaroh — muamarotul a’daa, tipu daya musuh – musuh Islam  — ??

Berarti yang tertipu oleh musuh – musuh Islam adalah para ulama besar tadi. Termasuk yang tertipu oleh Amerika adalah Bin Baz ! Termasuk yang tertipu oleh Amerika dengan tipu daya mereka adalah Al Albani ! Wa ibnu Utsaimin ! Wa Muqbil bin Jadi ! (Sementara, red) Anda yang tidak tertipu dan anda yang tahu bahwa itu muamaroh — bahwa itu adalah makar amerika — ??

Yaa subhanalloh ! Padahal jihad itu dilakukan oleh kaum muslimin dengan sumbangsih umat Islam di dunia. Dengan pengorbanan yang sangat besar. Dan berhasillah kaum muslimin menang. Terusir lah kaum komunis Soviet dari tanah Afghanistan.

Muhammad Al Imam punya kaedah —KAEDAH, menjadi kaedah sudah, BUKAN SEKEDAR FATWA — bahwa jihad – jihad yang ada sekarang ini adalah muaamarotul a’daa — adalah tipu daya musuh —. Subhanalloh.
Ulama berfatwa dengan metode – metode ilmiah dalam bidang fatwa, tidak sembarangan yaa fulan !

Kaedah – kaedah baru muncul dari orang – orang yang tidak mau mengenal tentang kadar dirinya, tidak mengenal siapa ulama kibar rujukan umat.

Yaa tholabatal ‘ilm berlindunglah kepada Alloh Subhanahu wa Ta’alaa dari fitan. Berlindung lah kepada Alloh dan tetap lah berpegang teguh dengan manhajus salaf. Sangat menyedihkan.

Muhammad Al Imam orang yang tidak banyak tahu tentang informasi – informasi dunia secara detail. Jangankan secara umum, urusan dakwah saja — urusan manhaj —, dalam salah satu karyanya yang ditulis — dicetak — pada tahun 2008 masih di sana dia mengisyaratkan kepada para pembaca untuk merujuk kepada karya – karya Ali Hasan Al Halaby, Salim Al Hilali, Masyhur Hasan, dan yang semisalnya, setidaknya dalam tiga tempat di kitab tersebut. Dalam keadaan pada tahun itu — bahkan tahun sebelumnya ! tahun 2007 — telah keluar bantahan dari Al ‘Alaamah Al Muhaddits Ahmad bin Yahya An Najmi rahimahulloh yang sudah meninggal dunia.
Bantahan terhadap Ali Al Halaby secara tertulis,hampir kurang lebih setahun sebelum Muhammad Al Imam mencetak bukunya. Masih saja mengisyaratkan para pembaca — menyarankan para pembaca — untuk kembali kepada bukunya Ali Hasan Al Halaby.

Ke mana Anda ?! Ulama sudah berbicara ! Anda tidak tahu waqi’ ini ?! Yaa subhanalloh, masakiin teman – teman kita yang ada di yaman itu. Kasihan.
Sampai Syaikh Rabi’ mewasiatkan kepada Abdurrahman Al Adani untuk serius dan sungguh – sungguh mengajarkan kepada tholabah bagaimana rudud terhadap ahlu bidah — bantahan – bantahan terhadap ahlu bidah —, mengajarkan kepada mereka pelajaran manhaj, karena syaikh sudah mendengar dan tahu kondisi mahad –mahad yang ada di Yaman.

Beberapa kisah — beberapa kawan kita yang berada di beberapa pondok di sana — ketika saya datang berjumpa dengan mereka dengan Al Ustadz Qomar — baarokallohu fiikum — terjadi perbincangan dengan salah satu murid kita yang ada di sana tentang Ali Al Halaby. Kebetulan dia belajar di mahad Syihr. Tiba – tiba dia memotong pembicaraan saya dan mengatakan “Ustadz, maaf. Kita kalau di sini diajari oleh syaikh untuk tidak mendahului ulama”.
Ana terkejut dengan ustadz Qomar. Subhanalloh.

“Kita di sini tidak pernah yang seperti ini, Ustadz”. Tentang Ali Al Halaby.
Maka saya menjawab — dan saya harus menjawab —“Ustadz – ustadz yang ada di indonesia itu murid – murid syaikh Muqbil. — saya sebut sengaja murid – murid syaikh Muqbil —. Mereka juga belajar dari syaikh Muqbil untuk tidak mendahului ulama.

Dan sebagian ustadz – ustadz yang ada di Indonesia yang lulus dari madinah — universitas Islam Nadinah — (di antaranya, red) — ustadz Usamah Mahri, ustadz Qomar Suaidi, ustadz Ruwaifi, kemudian al ustadz Abdul Muthi Sutarman, dan yang lainnya —, itu murid – murid ulama kibar !

Ana ulangi, ulama kibar ! — supaya dia sadar bahwa guru dia bukan ulama kibar — . Mereka murid syaikh Rabi’, murid syaikh Ubaid al Jabiri, mereka datang di beberapa majelis syeikh sholeh al fauzan, mereka murid syaikh Abdul Muhsin al Abbad, mereka murid syaikh Muhammad bin Hadi. SEMUANYA BELAJAR DAN DIAJARI OLEH MEREKA PARA ULAMA TADI — ULAMA KIBAR — UNTUK TIDAK MENDAHULUI ULAMA !”.

Supaya dia paham. Maka ana sampaikan juga, “DAN DALAM MASALAH ALI AL HALABY INI, ULAMA SUDAH BERBICARA !”.
Dialog ini terjadi pada tahun 2011 — tiga tahun yang lalu —. Sudah tersebar karya – karya ulama kita tentang kesesatan ali al Healaby. Lengkap ! Ana bilang, “Ulama sudah berbicara yaa akhi. Syaikh Rabi berbicara, syaikh ubaid al jabiri, syaikh an Najmi, syaikh Sholeh al fkauzan, menyatakan bahwa ali al Halaby seorang yang beraqidah Murji’ah.” Baarokallohu fiikum.

Semestinya apa ? Semestinya dia bertanya, “Ustadz jazakalloh khoir atas informasi ini. Bisakah saya mendapatkan literatur – literatur yang menjelaskan apa yang tadi ustadz sampaikan ?”, — itu kan beradab, lebih baik — jangan kemudian dikatakan, “Maaf, ustadz ! Di sini kita diajari oleh syaikh untuk tidak mendahului ulama.”
Masyaa Alloh.

Apa dia memahami ustadz – ustadz yang di Indonesia ini — guru – gurunya juga — tidak diajari oleh ulama kibar tentang masalah itu (mendahului kalam ulama, red) ?! Ini contoh kondisi di Yaman memprihatinkan !

Contoh kedua,
Pada umroh tahun 2012 saya berjumpa juga dari beberapa murid dari mahad Fuyus di Madinah. Ketika itu — alhamdulillah ini juga sebenarnya tadi orang – orang yang ana bicarakan itu sebenarnya anak – anak yang baik. Walhamdulillah mereka kemudian mau mendengarkan nasehat, tidak larut dengan kondisi yang ada di Yaman, alhamdulillah. CUMA KARENA TIDAK MENGERTI, KARENA TIDAK DIAJARKAN, TIDAK DIBIMBING DENGAN BIMBINGAN ULAMA KIBAR ! —. Suatu waktu itu ada beberapa kawan dari Fuyus yang sedang umroh — baarokallohu fiikum — berjanjian untuk berjumpa di masjid nabawi menghadiri halaqohnya Ibrahim Ruhaili. Karena mendengar ini, salah satu asatidzah yang bersama kita mendengar, “Afwan antum kalau mau berjumpa jangan di majelisnya ibrahim ruhaili.”
“Lho kenapa ustadz ?”
“Jangan ! Coba nanti minta penjelasan kepada asatidzah.”

Subhanalloh, akhirnya jumpa dengan ana di tempat hotel saya tinggal.
“Ustadz, kami tadi dilarang untuk menghadiri majelisnya ibrahim ruhaili. — ini 2012, baru dua tahun yang lalu —. Kenapa ustadz ?”

Ana jelaskan siapa Ibrahim Ruhaili dari bantahan ulama kita ! Penjelasan syaikh Rabi’ dalam kitabnya, penjelasan syaikh Muhammad bin Hadi, syaikh Abdulloh al Bukhori, syaikh ubaid al Jabiri, jawaban syaikh Sholeh al Fauzan, tentang ucapan ibrahim ruhaili yang bid’ah ! Ana jelaskan satu persatu dalam waktu yang sempit itu.

Subhanalloh, anak – anak murid Fuyus ini tadi mengatakan “Yaa Alloh ustadz, kami selama ini gak pernah tahu informasi – informasi seperti ini. Dari mana kami bisa tahu, ustadz ? Gimana caranya kami tahu tentang ini semua ?” Masakiin …

Kemudian ana hubungkan dengan beberapa asatidzah yang memiliki kemampuan untuk menghadirkan literatur – literatur tersebut.
Na’am.
Ikhwani fid diin, ini kondisi pendidikan di sana. Sampai beberapa waktu yang lalu, salah satu mustafidin di Ma’bar ditanya oleh salah satu ustadz kita “Bagaimana sih tentang fitnah Ali al Halaby?”
Dia menjawab, “Saya gak tahu, gak banyak membaca tentang ali al Halaby.”
Allohu Akbar !
Sementara masyayikh sudah menjelaskan yaa akhi ! Ini fitnah terjadi di jaman anda ! Anda tidak berbicara tentang jahm bin shofwan yang sudah mati lebih dari seribu tahun yang lalu ! Anda berbicara tentang seorang ahlu bidah — yang dikatakan oleh syeikh sholeh al fauzan MURJI’ — ! Itu ada di zaman anda ! Karya – karyanya tersebar di mana – mana ! Bahkan karya – karya ali al halaby sebagiannya masih ada di mahad fuyus di beberapa toko buku yang ada di situ. Kondisinya sangat parah !
Maka ana menasehatkan kepada ikhwan yang ada di sana dengan nasehat dan fatwa syeikhuna ubaid untuk segera meninggalkan tempat – tempat tersebut. Dan kembali ke tanah air. Belajar di sini dan berdakwah — walhamdulillah seperti yang ana sebutkan tadi masih bisa kita belajar kepada ulama melalui media – media yang ada. Kita syukuri media – media yang ada ini tadi yang bisa menghubungkan kita dengan ilmu – ilmu ulama —. Dan antum wahai saudara – saudaraku yang masih ada di negeri yaman, ketika antum pulang, antum bisa beramal dengan amalan dakwah. Masih banyak ikhwan kita di daerah – daerah yang membutuhkan ilmu antum ! Walhamdulillah. Sampai hari ini asatidzah pun tidak berhenti belajar. Ustadz – ustadz kita sampai hari ini masih rajin mengikuti durus para ulama.

audio:

atau download di sini

Artikel terkait:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *