Menghancurkan Benteng Reot Lagi Rapuh dari Para Pembela Al Imam & Watsiqah Kufurnya Bersama Pemberontak Najis Khawarij Hutsiyun Rafidhah Yaman (2) – (Bantahan Terhadap Nuruddin As Suda’iy)

Bismillahirrohmanirrohim. o

MENGHANCURKAN BENTENG REOT LAGI RAPUH DARI PARA PEMBELA AL IMAM 2

MENGHANCURKAN BENTENG REOT LAGI RAPUH DARI PARA PEMBELA AL IMAM & WATSIQAH KUFURNYA BERSAMA PEMBERONTAK NAJIS KHAWARIJ HUTSIYUN RAFIDHAH YAMAN (2)

(BANTAHAN TERHADAP NURUDDIN AS-SUDA’IY)

[sekilas info: Sebelum kami teruskan bagian kedua dari bantahan terhadap Nuruddin, penting kami sampaikan bahwa Abu Mujahid Bandung telah menerjemahkan tulisan Nuruddin (salah satu pengajar Al Imam di Ma’bar dalam membela gurunya dan watsiqah kufurnya) dan dikoreksi oleh Mundzir Bandung.]

BAGIAN KEDUA

Asy-Syaikh Abu Ammar Ali Al-Hudzaify hafizhahullah

Bantahan kedua:

Nuruddin (bawahan Al Imam, pengajar di Ma’bar –pent.) berkata:

syubhat nuruddin 1

وهذان الشابان المتحاملان أحدهما صرح عن نفسه بأن عنده ملفاً على علماء أهل السنة في اليمن عمره خمسة وعشرون عاما، والآخر يذكر أشياء لها أكثر من ثلاثة وعشرين عاما، وهذان الملفان في الحقيقة ليس فيهما جديد سوى بعض الأشياء التي حدثت مؤخرا، وإلا فهما في الحقيقة تكرار وإحياء لما قد قام به أصحاب الحجوري وأصحاب أبي الحسن قبلهما من التشغيب على علماء أهل السنة في اليمن بنحو هذه الأشياء “شِنْشَنَةٌ أَعْرِفُهَا مِنْ أَخْزَمَ”

 

DUA PEMUDA YANG SALING MEMBANTU DALAM KEZHALIMAN INI (YANG DIMAKSUD ADALAH ASY-SYAIKH ALI AL-HUDZAIFY DAN ASY-SYAIKH HANI –PENT) salah satu dari keduanya menegaskan tentang dirinya bahwa dia memiliki file yang menunjukkan kesalahan-kesalahan ulama Ahlus Sunnah di Yaman yang file tersebut berumur 25 tahun, sementara yang satunya menyebutkan perkara-perkara yang telah berumur lebih dari 23 tahun.

Padahal dua file tersebut hakekatnya tidak ada sesuatu yang baru pada keduanya, kecuali sebagian perkara yang terjadi belakangan. Kalau tidak demikian maka keduanya hakekatnya hanyalah pengulangan dan upaya menghidupkan kembali perkara-perkara yang telah dilakukan oleh para pengikut Al-Hajury dan juga para pengikut Abul Hasan sebelum apa yang dilakukan oleh keduanya, yaitu berupa upaya menimbulkan kekacauan dengan menentang para ulama Ahlus Sunnah di Yaman dengan hal-hal semacam ini. (Jadi ini adalah seperti perkataan seorang penyair –pent): “Ini adalah sifat yang aku ketahui dari Akhzam.” [1]

Saya katakan:

Ini merupakan kedustaan lain wahai Nuruddin.

JADI KAMI BERDUA BUKAN LAGI PEMUDA karena sungguh kami telah melewati usia pemuda dan telah hilang dari kami sifat gegabah yang biasa ada pada anak muda yang menimpamu. Ketika kami masuk Dammaj untuk menuntut ilmu, ketika itu Muhammad Al-Imam telah tinggal di Ma’bar 3 tahun.

Tinggalkan cara semacam ini karena itu termasuk sikap sombong, semoga Allah menjagamu dari sifat tersebut.

Jadi kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia, sebagaimana disebutkan dalam hadits.

Adapun ucapanmu:

syubhat nuruddin 2

“Padahal dua file tersebut hakekatnya tidak ada sesuatu yang baru pada keduanya, kecuali sebagian perkara yang terjadi belakangan. Kalau tidak demikian maka keduanya hakekatnya hanyalah pengulangan dan upaya menghidupkan kembali perkara-perkara yang telah dilakukan oleh para pengikut Al-Hajury dan juga para pengikut Abul Hasan sebelum apa yang dilakukan oleh keduanya, yaitu berupa upaya menimbulkan kekacauan dengan menentang para ulama Ahlus Sunnah di Yaman dengan hal-hal semacam ini. (Jadi ini adalah seperti perkataan seorang penyair –pent): “Ini adalah sifat yang aku ketahui dari Akhzam.”

Maka saya katakan:

Semoga Allah memberimu hidayah wahai Nuruddin, apakah perkara-perkara semacam ini engkau pahami dengan rancu hingga sampai batas ini?!

Jadi upaya menimbulkan kekacauan dengan menentang para ulama yang dilakukan oleh Al-Hajury dan para pengikutnya muncul dari mereka karena mereka memang suka mencela siapa saja yang tidak mau menempuh jalan mereka.

ADAPUN PERKATAAN ULAMA –DAN KAMI BERADA DI BELAKANG MEREKA– MAKA DISEBABKAN MUNCULNYA SURAT PERJANJIAN DAMAI YANG BATHIL DARI MUHAMMAD AL-IMAM SERTA KESOMBONGANNYA YANG MENYEBABKAN DIRINYA TIDAK MAU BERTAUBAT.

SEDANGKAN APA YANG ENGKAU ISTILAHKAN DENGAN LAGU LAMA DARI AKHZAM MAKA SEBENARNYA ITU ADALAH SLOGAN KALIAN YANG TERKENAL, yaitu ucapan:

“يريدون إسقاط المشايخ”

“Mereka ingin menjatuhkan para masayikh.”

Dan juga:

“يتكلمون في علماء اليمن”

“Mereka suka mencela ulama Yaman.”

Dan yang semisalnya yang diteriakkan oleh dirimu dan selainmu dari orang-orang yang tertawan dengan suapan harta.

Bantahan ketiga:

Nuruddin mengatakan:

syubhat nuruddin 3

وبحمد الله فليس لمقاليهما أثر يذكرُ في أوساط أهل السنة في اليمن، بل صار سببا عظيما لنفرة أهل السنة عنهما.

 

“Dengan hanya memuji Allah, pada makalah kedua orang tersebut tidak ada pengaruh yang bisa disebutkan di tengah-tengah Ahlus Sunnah di Yaman, bahkah hal itu menjadi sebab yang besar bagi larinya Ahlus Sunnah dari kedua orang tersebut.”

Saya katakan:

Ini merupakan kedustaan yang baru wahai Nuruddin, semoga Allah Ta’ala memberimu hidayah. Apakah engkau memiliki alat pengintai atau satelit untuk mengintai gerakan-gerakan kami dan diamnya kami di seluruh Aden, ataukah engkau menyibukkan diri dengan ramalan perbintangan dan perdukunan?!

Jadi bagaimana engkau bisa mengetahui bahwa manusia telah lari dari kami dalam keadaan engkau jauh dari kami?!

DAN JANGAN SEKALI-KALI ENGKAU MEMBENARKAN APA YANG DISAMPAIKAN KEPADAMU DARI TEMAN-TEMANMU, KARENA SESUNGGUHNYA KAMI TELAH MERASAKAN DARI KALIAN BAU KEDUSTAAN YANG TIDAK KALAH DARI BERBAGAI KEDUSTAAN AL-HAJURY DAN PARA PENGIKUTNYA yang dahulu mereka mengatakan tentang kami: “Tidak ada yang bersama mereka kecuali orang-orang yang membawa (mobil) Hilux.”

Adapun berbagai bantahan yang telah saya tulis maka telah tersebar di Indonesia, Libya, Iraq, Aljazair, Yaman, dan yang lainnya, sebagaimana yang telah dikabarkan kepada saya oleh para ikhwah yang mulia.

Dan telah datang kepada saya berbagai surat dan juga kepada Asy-Syaikh Hani dari semua tempat dengan hal-hal yang engkau tidak akan mempercayainya.

DAN SAYA BERITAHUKAN KEPADAMU SEBAGAI FAEDAH BAHWA MUHAMMAD AL-IMAM PERKARANYA TELAH SELESAI DI LUAR YAMAN.

SEANDAINYA DIA KELUAR MAKA SAYA TIDAK MENYANGKA AKAN ADA SEORANG PUN YANG MAU MENYAMBUTNYA KECUALI SEPERTI SAMBUTAN TERHADAP ABUL HASAN.

DAN HAL ITU KARENA DUNIA ISLAM TELAH MENGETAHUI KEMULIAAN ASY-SYAIKH UBAID DAN SELAIN BELIAU.

Adapun ucapanmu:

syubhat nuruddin 4

كما قاله الإمام الذهبي: “سنة الله في كل من ازدرى العلماء بقي حقيرًا”

 

“Sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Imam Adz-Dzahaby: “Itu merupakan sunnatullah yang berlaku bagi siapa yang merendahkan para ulama bahwa dia akan menjadi orang yang terhina.”

Saya katakan:

Adapun penghinaan terhadap para ulama dan sikap merendahkan mereka maka kami memohon kepada Allah agar menjagamu darinya.

Sikap semacam itu justru banyak ada pada diri kalian dengan bukti bahwa syaikhmu telah memisahkan dakwah di Yaman dari para ulama dakwah Salafiyah yang kibar di luar Yaman, padahal syaikhmu itu seumuran anak-anak para ulama itu.

Juga dengan bukti bahwa banyak dari thullab di tengah-tengah kalian yang tidak mengenal masayikh Ahlus Sunnah di dunia Islam, karena kalian hanya mengenalkan mereka pada sosok Muhammad Al-Imam saja serta orang-orang yang menempuh jalannya.

Dan jika datang fatwa kepada kalian dari ulama lain seperti Asy-Syaikh Ubaid –yang usia beliau hampir 80 tahun– maka orang-orang di sekitar kalian menganggap fatwa beliau hanyalah ucapan orang-orang yang sebaya atau selevel (aqran).

Maka kami memohon kepada Allah Ta’ala agar menjadikan kalian mengerti dan mengakui kadar kemuliaan para ulama.

Bantahan keempat:

Nuruddin mengatakan:

syubhat nuruddin 5

وردي هذا يعد ردا على: علي الحذيفي وهاني بن بريك وعلى الحجاورة وأصحاب أبي الحسن وصالح البكري الذين سبقوهم إلى هذه الأشياء، بل وعلى من قد يأتي بعدهما ويكرر علينا هذه الأشياء التي يمل السامع من تكرارها.

 

“Bantahan saya ini teranggap sebagai bantahan terhadap Ali Al-Hudzaify, Hani bin Buraik, Hajuriyun, para pengikut Abul Hasan, dan Shalih Al-Bakry yang telah mendahului mereka kepada perkara-perkara ini. Bahkan terhadap siapa saja yang mungkin saja akan datang setelah kedua orang tersebut dan akan mengulang serangan terhadap kita dengan perkara-perkara ini yang membuat bosan orang yang mendengar karena diulang-ulang terus.”

Saya katakan:

NURUDDIN WAHAI SANG MUGHAFFAL (DUNGU DAN MUDAH DIKELABUHI), masalah Muhammad Al-Imam bukan bersama kami, tetapi diurusi oleh para ulama kibar yang telah menuduhnya sebagai orang yang mengikuti pemahaman Al-Ikhwan Al-Muslimun.

Maka hendaknya dia pergi dan berdialog dengan para ulama itu, atau membantah mereka dan membela dirinya, dan jangan hanya menyiapkan bantahan terhadap Asy-Syaikh Ubaid saja, karena sesungguhnya orang-orang yang menuduhnya sebagai orang yang mengikuti pemahaman Al-Ikhwan Al-Muslimun lebih dari satu.

Dan saya merasa heran terhadap Muhammad Al-Imam yang membiarkanmu membantah orang lain, padahal di waktu yang sama dia menjadikan bantahan-bantahan itu sebagai sesuatu yang sangat sulit (syarat-syaratnya berat dan ketat –pent) untuk bisa dilakukan oleh seseorang sebagaimana yang dia sebutkan dalam kitab Al-Ibanah. (telah ada terjemahannya secara khusus di forumsalafy.net –walhamdulillah)

[1] Abu Akhzam adalah kakek dari Hatim bin Abdillah bin Sa’ad bin Al-Hasyraj bin Akhzam bin Abi Akhzam. Akhzam dikenal anak yang durhaka. Ketika dia mati dia meninggalkan anak yang banyak lalu mereka melukai Abu Akhzam hingga berdarah, lalu dia mengatakan hal ini. Wallahu a’lam. Lihat: Tahdziibul Lughah 7/100. (pent)

Bersambung Insya Allah

Ditulis oleh:

Abu Ammar Ali Al-Hudzaify hafizhahullah

Sabtu, 14 Shafar 1436 H bertepatan dengan 6 Desember 1436 H

Aden – Yaman

Sumber:

http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=149051

Artikel terkait:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *