Telah disebarkan ucapan atau jawaban Asy Syaikh Abdul Aziz ibn Yahya al Buro’i bahwa Syaikh Hani’ bin Ali bin Buraik mencaci maki markiz-markiz dakwah dan ulama’nya.
Berikut sreenshot bukti penyebaran tuduhan terhadap Syaikh Hani’:
JAWABAN LURUS NAN TERBIMBING
Asy Syaikh Hani’ bin ‘Ali bin Buraik hafizhahullah
Telah sampai kepadaku (berita) bahwa Syaikh al-Bura’i berkata, bahwasanya saya (Hani) telah mencela markiz-markiz (ma’had-ma’had) dakwah (yang ada di Yaman) dan para Ulamanya, dia (Syaikh Hani) mencela para Ulama (Yaman), maka jangan kalian menghadiri (majlis)-nya. Selesai
Saya katakan : ” Bisa jadi (berita itu) didustakan atas saya kepadanya, atau -di sesalkan- bahwa beliau berdusta pada (ucapanya) itu, dan dua perkara tersebut keduanya adalah pahit, sekalipun yang kedua itu lebih pahit.
Mestinya beliau tatsabbut dalam (menerima nukilan) ini jika mampu.
Kalau yang belia maksud adalah kritikan saya terhadap Syaikh Muhammad al-Imam dan (kritikan saya) terhadap diamnya mereka dalam fitnah, sementara mereka menyelisihi orang yang lebih berilmu dari mereka, lebih kibar, lebih berpengalaman dari kalangan Ulama Kibar umat yang telah menyebabkan tersesatnya banyak para pemuda dan membuat mereka (para pemuda itu) merasa tidak butuh terhadap para ulama kibar.
Apabila beliau (asy-Syaikh al-Bura’i) menganggap itu sebagai celaan, maka berarti anda (wahai Syaikh) menempatkan diri lebih tinggi daripada nasehat (yakni anti nasehat, pen)
Kemudian hendaklah beliau mendatangkan kepada saya seorang Alim dimana Hani telah berbicara atasnya atau mencelanya, maka engkau akan dapatkan tobat dan rujuk dari saya di atas kursi ta’lim saya dan mimbar-mimbar ilmu.
Ataukah Syaikh al-Bura’i menginginkan agar saya mengikuti orang-orang yang menutup mata mereka (di saat fitnah -pen) dan mengangguk-anggukkan kepalanya dan mengucapkan ” marhaban wahai tuanku” . Maka hal ini tidak akan mungkin saya lakukan.
Dan perlu diketahui bahwa para Ulama tidak satupun di antara mereka yang lebih tinggi dari nasihat dan kritikan. Setinggi apapun kedudukan dan derajat mereka. Tidak Ibnu Baz, al-Albani, Ibnu Utsaimin, tidak pula Rabi’, Muqbil, dan Ubaid. Namun kritikan tersebut tentunya di sertai dengan penghormatan dan pemuliaan kepada mereka.
Merekalah yang telah mendidik kami di atas prinsip ini, yang menjadikan al-Haq sebagai patokan pertama kali.
Dan penjelasan yang saya sampaikan di Indonesia telah disodorkan kepada para Ulama Kibar, namun mereka tidak menyalahkannya.
Maka orang-orang yang jujur bergembira dengannya. Dan menjadi sesak dengannya orang-orang yang sesak.
Saya akan terus mengatakan,” Barangsiapa yang menunjukkan kepadaku kesalahan ilmiyyah-ku -baik aqidah maupun manhaj- dalam semua ucapanku, bukan hanya ucapan yang telah saya sampaikan ketika di Indonesia saja bahkan seluruh ucapan saya, maka saya akan menerimanya dengan lapang dada dan mendengarnya dengan seksama.
Adapun hanya sekedar di katakan,”Seandainya saja tidak di tempat ini, atau seandainya saya bersikap lembut atau saya menundanya dulu”, maka ini adalah tinjauan-tinjauan yang berbeda-beda keadaannya antara satu dengan yang lain, sementara yang menjadi ibrah adalah menjelaskan topik permasalahan.
Syaikh al-Bura’i marah ketika datang kepadanya kalimat dari kami. Padahal itu adalah kalimat haq. Namun beliau bisa bersabar selama bertahun-tahun atas perbuatan para Hajawurah (pengikut-pengikut Hajuri), padahal mereka adalah orang-orang yang suka mencela dan memberikan tuduhan dusta. Beliau juga melarang untuk membantah mereka padahal mereka telah merendahkan Ulama Kibar rujukan ummat ini. Bukan hanya padanya (Syaikh Bura’i) dan Syaikh al-Imam serta masyayikh Yaman semata.
Beliau (Syaikh al-Bura’i) tidak mampu membantah mereka dengan kritikan, sementara beliau adalah “An-Naqid al-Bashir” (seorang kritikus yang jeli/tajam). Beliau tidak menghiraukan (bantahan -pen) para Ulama Kibar bahkan menggambarkan seolah-olah Ulama Kibar tidak hikmah dan ta’anni.
Dan terakhir…
Saya katakan: ” Hani Buraik tidak pernah berjalan sendiri selamanya, tidaklah ia melangkah kecuali berdasarkan musyawarah bersama para Ulama. ”
Dan silahkan perkataan Syaikh Bura’i tersebut disodorkan kepada Ulama Kibar.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Di sampaikan oleh : asy-Syaikh Hani bin Buraik
2/ Muharram /malam senin /1436 H
Alih bahasa :
Tim Thullab Fiyusy
***
Teks Asli
بلغني أن الشيخ البرعي يقول إني أسب مراكز الدعوة وعلماءها يسب العلماء ﻻيحضر له . انتهى كﻻمه .
فأقول: إما أنه كذب علي عنده ،أو يكون ولﻷسف كذب هو في ذلك وكﻻ اﻷمرين مر وإن كان الثاني أشد.
وعليه أن يثبت هذا إن استطاع وإن كان يعني نقدي للشيخ محمد اﻹمام ولسكوتهم في الفتن مع مخالفتهم لمن هو أعلم منهم وأكبر وأكثر تجربة من كبار علماء اﻷمة مما ضلل كثيرا من الشباب وزهدهم في أكابر علمائهم إن كان يعتبره سبا فأنتم إذن فوق النصيحة والنقد ثم فليأتني بعالم تكلم فيه هاني أو سبه ولك مني التوبة والرجوع من على كرسي التعليم ومنابر العلم . أم إن الشيخ البرعي يريد مني التبعية العمياء وهز الرأس وقول مرحبا سيدي فهذا لن يكون .
وليعلم أن العلماء ليس أحد منهم فوق النصيحة والنقد مهما علت منزلتهم ومكانتهم ﻻابن باز وﻻ اﻷلباني وﻻ العثيمين وﻻ الربيع وﻻ مقبل وﻻ عبيد هذا مع إجﻻلهم وتقديرهم فهم من ربانا على ذلك اعتبار الحق أوﻻ. وقد عرض كﻻمي في إندونيسيا على كبار علمائنا ولم يخطئوه وفرح به أهل الصدق وشرق به من شرق . وﻻ زلت أقول من أتاني بخطأ علمي – عقدي أو منهجي – في كﻻمي كله ليس فيما قلته في إندونيسيا فحسب بل في كل كﻻمي فأنا مرحب بكل صدر رحب وأذن صاغية .
أما أن يقال لو كان في غير هذا المكان أو ترفقت أو أجلت فهذه اعتبارات تختلف من شخص لآخر والعبرة جوهر الموضوع. غضب الشيخ البرعي لما جاءت الكلمة منا – وهي كلمة حق – وصبر سنين على الحجاورة وهم السبابة القذافون ومنع من الرد عليهم وقد استطالوا في أكابر العلماء ومرجعيات اﻷمة ليس فيه وفي محمد اﻹمام ومشايخ اليمن فحسب .
وما استطاع أن يهضم نقدا – وهو الناقد البصير – كان في مقابل استخفاف بعلماء اﻷمة اﻷكابر وتصويرهم كعديمي الحكمة والتأني. وفي اﻷخير أقول هاني بن بريك ﻻيستقل بنفسه أبدا وما خطا خطوة إﻻ بمشورة العلماء . وليعرض كﻻم الشيخ البرعي على كبار علمائنا . قاله هاني بن علي بن بريك الثاني من شهر الله المحرم ليلة اﻷثنين 1436ه
Begitu gembiranya dan bersemangatnya mereka (barisan MLM) ketika sampai kepada mereka kalimat atau ucapan yang dirasa oleh mereka untuk menjatuhkan Syaikh Hani’. Allahul musta’an..
وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ
Lagi-lagi ulah MLM dan BSH (Barisan Sakit Hati) mengadu domba ulama’. mensuplai berita-berita dusta. Allahul musta’an..