[BUKA MATA 5] Di Balik Tahdzir Terhadap Syaikh Hani, Ada Tahdzir , Tuduhan & Celaan Bertubi-tubi al Imam & al Wushabi Terhadap Asy Syaikh Rabi’ al Madkhali!!

Bismillahirrohmanirrohim. o

Buka mata dibalik tahdzir terhadap syaikh Hani

[BUKA MATA] DI BALIK TAHDZIR TERHADAP SYAIKH HANI,

ADA TAHDZIR , TUDUHAN & CELAAN BERTUBI-TUBI AL IMAM & AL WUSHABI TERHADAP ASY SYAIKH RABI’ AL MADKHALI!!

Kita semua telah membaca penyebaran surat tahdzir oleh Al Imam bersama 6 masyaikh Yaman terhadap musuh Rafidhah yakni Asy Syaikh Hani’ yang kemudian disusul dengan pembelaan Syaikh Wushabi terhadap Al Imam dll yang diupayakan cap stempel Syaikh Al Wushabinya oleh Ahlu Mabar, para pembela Watsiqah kufur Al Imam bersama Rafidhah najis yang berhasil dikantongi oleh salah satu pengajar di Mabar, Ali Ar Razihi dalam dialog di Hudaidah.

. Musuh Kita (bersama Rafidhah Hutsiyun) Satu Hani bin Buraik

Gambar 1. Musuh Kita (bersama Rafidhah Hutsiyun) Satu: Hani bin Buraik

Tetapi pembaca mungkin  ada yang tidak memperhatikan bahwa sebelum keluar SK tahdzir  terhadap Syaikh Hani oleh 7 Masyaikh Yaman yang menjadi musuh bersama mereka bersama Rafidhah najis Pemberontak bahwa telah terjadi pentahdziran (baca: tuduhan-tuduhan besar) terhadap Asy Syaikh Rabi’ oleh Al Imam dan Syaikh Al Wushabi. Tepatnya dua hari setelah Asy Syaikh Rabi’ mengumumkan jihad terhadap Rafidhah Hutsiyun paa tanggal 14 Muharam 1436 H.

Hal ini penting untuk kita ungkapkan agar pembaca dapat memahami kasus pentahdziran ini seutuhnya baha tahdzir terhadap Syaikh Hani hanyalah imbas/konsekensi setelah tahdzir terhadap Asy Syaikh Rabi’ hafizhahumallah. Asy Syaikh Hani hanyalah membawakan kalam ulama kibar dalam hal ini, maka jika Ulama Kibar sudah mereka tahdzir, tentu saja yang mengikuti dan menyuarakan bimbingan ulama kibar juga harus mendapatkan pelajaran juga. Allahul musta’an

>>>FASE PERTAMA…

Keluarnya perjanjian Watsiqah antara Al Imam dengan Rafidhah Hutsiyun sebagai sekutuabadi yang tidak boleh terjadi perselisihan, apapun yang terjadi. Na’am persekutuan damai dengan klausul-klausul kekufuran, kezhaliman, kebid’ahan, kesesatan, kedustaan atas nama Islam dan atas nama Salafiyin dengan bersama-sama memancangkan aqidah Rabb kita satu, Kitab kita satu, Nabi kita satu, musuh kita satu dengan rafidhah kafir musuh para Shahabat nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Watsiqah kufurnya Al Imam dan sekutu abadinya, Rafidhah Mukmin …musuh kita satu

Gambar 2. Watsiqah kufurnya Al Imam dan sekutu abadinya, Rafidhah Mukmin …musuh kita satu

<<<<نحن مسلمون جميعا ربنا واحد وكتابنا واحد  ونبينا واحد وعدونا واحد>>>>

Perjanjian batil-kufur yang dibelanya dan dipuji-pujinya serta diteriakkan lantang penuh kesombongan:

“..Dan telah terjadi kesepakatan antara saya dan Sayyid Abdul Malik Al-Hutsy untuk menandatangani surat perjanjian damai. Dan perjanjian ini yang mendorong kami untuk melakukannya adalah untuk menjaga Islam, terjaganya kehormatan, menjaga agar darah tidak tertumpah, dan melindungi harta.

Jadi perjanjian yang berlangsung ini –sebagaimana yang kalian dengar– demi berbagai maslahat yang besar dan berbagai manfaat yang banyak bagi hamba-hamba Allah dan negeri ini (Yaman), bihamdillahi rabbil alamin.

KETAHUILAH, SESUNGGUHNYA URUSAN SAYA MASIH BERADA DI TANGAN SAYA BIHAMDILLAH.

JADI TIDAK ADA SEORANGPUN YANG BISA MEMAKSA SAYA, kecuali dengan kebenaran.

Dan kapan saja kebenaran datang, maka kita semua tunduk di bawah kebenaran.

Kita semua berada di bawah kebenaran. Kita semua adalah hamba Allah dan kita bukan budak bagi seorang pun.

Jadi apa yang kita lakukan tidak ada tujuannya selain UNTUK MENEGAKKAN AGAMA KITA, memperbaiki urusan dunia kita.

UNTUK MENEGAKKAN AGAMA KITA dan untuk memperbaiki urusan dunia kita.”

KETAHUILAH, SESUNGGUHNYA URUSAN SAYA MASIH BERADA DI TANGAN SAYA BIHAMDILLAH. JADI TIDAK ADA SEORANGPUN YANG BISA MEMAKSA SAYA

Gambar 3. KETAHUILAH, SESUNGGUHNYA URUSAN SAYA MASIH BERADA DI TANGAN SAYA BIHAMDILLAH. JADI TIDAK ADA SEORANGPUN YANG BISA MEMAKSA SAYA…

Yang  akhirnya mengundang reaksi keras dan tuntutan taubat dari Masyaikh Kibar terhadap Al Imam yang sampai saat inipun tuntutan tersebut tidak digubrisnya. Allahul musta’an.

>>>FASE KEDUA…

Tanggal 14 Muharram 1436 H Seruan Jihad dikumandangkan oleh Asy Syaikh Rabi’ terhadap Rafidhah Hutsiyun Musuh Shahabat Nabi dan Ummahatul Mukminin yang telah terbukti membunuhi kaum muslimin, Ahlussunnah, menyerang dan merebut daerah-daerah mereka bahkan membantainya seperti yang nampak jelas pada pengepung, pembantaian  dengan pembombardiran Dammaj..

http://tukpencarialhaq.com/2014/11/14/fatwa-asy-syaikh-al-muhaddits-al-mujahid-rabi-bin-hadi-al-madkhali-hafizhahullah-bagi-penduduk-yaman-untuk-berjihad-melawan-musuh-musuh-islam-hutsiyyin-rafidhah/

http://www.sahab.net/forums/index.php?s=53ec3442af27f595ac5da30834a795cb&showtopic=148368

Seruan jihad melawan pemberontak Rafidhah Hutsiyun Khawarij Najis

Gambar 4. Seruan jihad melawan pemberontak Rafidhah Hutsiyun Khawarij Najis

 

>>>FASE KETIGA…

Penentangan Fatwa Jihad dan Mentahdzir serta melecehkan Ulama Kibar yang Menyerukannya

MUHAMMAD AL-IMAM MENOLAK JIHAD MELAWAN RAFIDHAH, MENEGASKAN

KEISLAMAN MEREKA, MENYIFATINYA SEBAGAI MEMERANGI SAUDARA SESAMA MUSLIM & TIDAK AKAN BERPERANG KECUALI JIKA RASULULLAH SENDIRI YANG MEMERINTAHKANNYA!!

Tanggal 16 Muharam, 2 hari setelah Asy Syaikh Rabi’ menyerukan jihad melawan Rafidhah Pemberontak Najis, Al Imam berpidato dan terekam:

“Lihatlah keadaan Salaf, ini contohnya Salamah bin Kuhail didatangi dan dikatakan kepadanya: “Tidakkah engkau berperang bersama si fulan?!” Maksudnya sebagian orang-orang yang zhalim. Maka dia menjawab: “Saya tidak akan keluar berperang kecuali bersama Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam dan saya tidak mempersiapkannya.” Maksudnya ini adalah ucapan yang sangat bagus.

>>Perang yang terjadi sekarang karena untuk meraih kekuasaan, karena dunia, karena fanatisme, karena kepartaian atau kelompok.

>>Bagaimana seorang muslim akan memerangi saudaranya sesama muslim?!

>>Bagaimana dia akan mengatakan pada hari kiamat nanti kepada Rabbnya ketika dikatakan kepadanya: “Wahai hamba-Ku, kenapa engkau memerangi hamba-Ku yang lain?!”

>>Perang yang terjadi sekarang ini, betapapun dihias-hiasi oleh orang-orang yang menghiasinya dan ditampakkan indah oleh orang-orang yang memperindahnya bahwa dia demikian dan demikian, kita tidak mampu untuk menerimanya, selama perang tersebut antara sesama muslim dan perang diantara kaum Muslimin.

Ahlus Sunnah adalah manusia yang paling bersih dalam hal-hal yang berkaitan dengan darah, manusia yang paling jauh dari pertumpahan darah, paling bersih dan paling bertakwa dalam urusan darah. Ini adalah yang diyakini oleh Ahlus Sunnah sepanjang sejarah.

>>Waspadailah ucapan yang cuma modal semangat yang menyeret kepada fitnah –sebagaimana yang engkau dengar– dengan model tertentu dan yang lain, dengan bentuk tertentu dan yang lain!

Seandainya Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam dibangkitkan dan beliau bersabda kepada kita: “PERANGILAH SEKELOMPOK KAUM MUSLIMIN!” Maka kita akan berperang DAN KITA TIDAK AKAN MENGUBAH KEPUTUSAN TERSEBUT.

>>ADAPUN –SEBAGAIMANA YANG ENGKAU DENGAR– BARANGSIAPA DATANG UNTUK MENEGAKKAN FRONT PERANG DAN MENYERET KAUM MUSLIMIN KEPADA PEPERANGAN, ATAU MEMBENTUK KELOMPOK UNTUK TUJUAN ITU DAN MENYERET KAUM MUSLIMIN KEPADA PERANG DAN SETERUSNYA, MAKA INI ADALAH CARA-CARA YANG TIDAK KITA TERIMA DAN TIDAK DITERIMA DI SISI ALLAH, BAHKAN ITU TERMASUK FITNAH BESAR DAN PENYIMPANGAN YANG PARAH.

>>DAN ALANGKAH BANYAK DI BELAKANGNYA TANGAN-TANGAN PENUH MAKAR, JAHAT, MENJADIKANNYA SEBAGAI KOMODITAS DAGANGAN (MEMPERJUALBELIKANNYA), DAN BERKONSPIRASI TERHADAP KAUM MUSLIMIN.

Jawaban dan tahdzir bertubi-tubi Al Imam atas seruan Jihad Ulama Kibar melawan Rafidhah Hutsiyun Najis pemberontak kafir

Gambar 5. Jawaban dan tahdzir bertubi-tubi Al Imam atas seruan Jihad Ulama Kibar melawan Rafidhah Hutsiyun Najis pemberontak kafir, mentahdzirnya  sebagai seruan memerangi sesama kaum muslimin, fitnah yang besar dan penyimpangan yang parah!!!

>>Yang dituntut adalah waspada tingkat tinggi terhadap segala hal yang menyeret kepada fitnah. Wa laa haula walaa quwwata illa billah.”

PERNYATAAN INI DISAMPAIKAN PADA TANGGAL 16 MUHARRAM 1436 H

DALAM PELAJARAN SHAHIH MUSLIM PADA BAB YANG BERJUDUL

الْخَوَارِجُ شَرُّ الْخَلْقِ وَالْخَلِيْقَةِ

Sumber audio:

http://www.sh-emam.com/show_sound.php?id=10792

Demikianlah cara Al Imam menjawab seruan Jihad ulama kibar untuk melawan Rafidhah pemberontak, mentahdzir dan melemparkan serentetan tuduhan-tuduhan dusta, fitnah nan keji bahwa itu adalah seruan untuk memerangi sesama muslim, fitnah besar dan penyimpangan yang parah dan lain-lain ucapan yang sungguh sangat menyakitkan Ahlussunnah!!! La hawla wala quwwata illa billah. Dan bahkan Al Imam menolak berperang kecuali yang memerintahkan adalah Nabi sendiri!!!

Alhamdulillah para ulama tidaklah mendiamkan pemahaman menyimpangnya ini kecuali segera membantah dan menghancurkannya…

http://tukpencarialhaq.com/2014/11/28/kritik-ilmiah-terhadap-muhammad-al-imam-kita-tidak-akan-berperang-kecuali-apabila-diutus-nabi-dan-mengucapkan-nash-teks-dalil-yang-pasti-untuk-memeranginya/

Maka bagaimana dia dan yang bersamanya menghukumi peperang-peperangan yang telah terjadi sepeninggal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari sejak jaman shahabat ridhwanullah ‘alaihi ajma’in?! I

 Dan bahkan Al Imam belum selesai mengakhiri tahziran (bac:celaannya), ia mengakhiri jawaban antijihadnya  terhadap Syaikh Rabi’ dengan tuduhan khabits lagi busuk dengan ucapannya… ALANGKAH BANYAK DI BELAKANGNYA TANGAN-TANGAN PENUH MAKAR, JAHAT, MENJADIKANNYA SEBAGAI KOMODITAS DAGANGAN (MEMPERJUALBELIKANNYA), DAN BERKONSPIRASI TERHADAP KAUM MUSLIMIN!!!

Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.

SYAIKH WUSHOBI MENENTANG JIHAD MELAWAN RAFIDHAH, MELECEHKAN ULAMA KIBAR & MENTAHDZIRNYA!!!

Kemudian disusul pula dengan pidato penentangan Jihad oleh Syaikh Al Wushabi berikut serentetan tuduhan-tuduhan yang tak kalah kejinya:

>>ORANG-ORANG YANG MEMBANGKITKAN FITNAH DARI NEGARA-NEGARA LAIN dan mereka mengatakan: “Wahai orang-orang Yaman, lakukanlah, berbuatlah, berperanglah, bertempurlah!”

>>JANGANLAH KALIAN MEMPEDULIKANNYA, JANGAN KALIAN PEDULIKAN UCAPAN MEREKA!

>>SEANDAINYA MEREKA ADALAH ORANG-ORANG YANG BENAR ATAU JUJUR DALAM APA YANG MEREKA SERUKAN, TENTU MEREKA TELAH MEMERANGI RAFIDHAH YANG BERADA DI NEGERI MEREKA.

(lihat jawaban yang mendustakannya pada makalah: http://tukpencarialhaq.com/2014/11/19/benarkah-para-ulama-kibar-di-saudi-tidak-berjihad-melawan-rafidhah/ )

>>TETAPI MEREKA MENGINGINKAN UNTUK MENGOBARKAN FITNAH DI NEGERI KITA,

>>PADAHAL MEREKA SENDIRI BERDAMAI DENGAN RAFIDHAH DAN MEMBERI MEREKA HARTA YANG SANGAT BANYAK, NAMUN JUSTRU MENDORONG KALIAN KEPADA API.

>>MAKA JANGANLAH KALIAN MEMPEDULIKAN SIAPA SAJA YANG MENGAJAK UNTUK BERPERANG DI YAMAN MELAWAN SYIAH, MELAWAN RAFIDHAH!

———

APAKAH AL KHUMAINY MU’MIN KARENA MUHAMMAD AL IMAM BELUM PERNAH DUDUK (MENEGAKKAN HUJJAH) DENGANNYA?!

Asy-Syaikh Hani bin Buraik hafizhahullah

Pertanyaan:

Berkaitan dengan sebagian orang mengatakan bahwa berkaitan dengan ucapan Syaikh Wushaby yang di dalamnya terdapat celaan terhadap para Ulama Kibar(*), kita tidak boleh menyalahkannya kecuali para ulama juga, bukan kita tetapi para ulama.

Jawaban:

Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan dan membukakan pintu kebaikan untukmu.

Dulu salah seorang dari Dammaj (Hajury –pent) mengatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam telah salah dalam ijtihad dan cara-cara berdakwah. Sudah tahu kan?

Apakah seperti itu engkau masih akan mengatakan: Tunggu para ulama!”

Maksudnya ucapan yang sudah sangat jelas dalam mencela Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam, juga sekarang ini seperti ucapan si penguasa markiz Ma’bar (Muhammad Al-Imam –pent)

dia di dalam kitab-kitabnya menyebutkan berbagai kejahatan (Rafidhah)

seperti memalsukan mushaf (Al-Qur’an) dan menyelipkan kedustaan ke dalam mushaf,

kemudian setelah itu semua dia mengatakan: “Saya tidak mengkafirkan mereka.”

Bagaimana bisa muncul ucapan semacam ini?!

Asy-Syaikh Ali Al-Hudzaify telah menukil dalam makalahnya terakhir perkataan indah dalam hal ini ketika menyebutkan berbagai nukilan dari si pemilik markiz Ma’bar tentang Rafidhah,

kemudian dia mengatakan: “Saya tidak akan mengkafirkan mereka hingga saya duduk (berdialog dan menegakkan hujjah) dengan mereka.”

Maa syaa Allah!

Watsiqah Al Imam bersama Rafidhah…

Gambar 6. Watsiqah Al Imam bersama Rafidhah…Sesungguhnya mukmin itu bersaudara. Khumainy laknatullah ‘alaih: ..’Aisyah, Zubair, Thalhah, Mu’awiyah…lebih najis daripada Anjing dan Babi…wal’iyadzubillah.

Jadi kalau demikian maka Al-Khumainy mu’min karena Muhammad Al-Imam belum pernah duduk bersamanya, Al-Khumainy dan semua orang zindiq seperti Ja’ad bin Dirham, Jahm bin Shafwan, Ibnu Araby, mereka semua ini mati di atas keimanan karena Muhammad Al-Imam tidak pernah duduk bersama mereka dan belum menegakkan hujjah atas mereka !???

(*) Setelah Ulama Kibar memfatwakan Jihad bagi Muslimin di Yaman untuk melawan pemberontak Hutsy Rafidhah -semoga Allah menghancurkan mereka, amin-,

—–

 

AL ALLAMAH AL FAUZAN: SYIAH-RAFIDHAH SAUDARANYA SETAN

(Asy Syaikh Al Alamah Shalih bin Fauzan Al Fauzan hafidzahullah)

Pertanyaan:

“Ketika berbicara tentang Syiah dan Rafidhah sebagian para dai dan penuntut ilmu mengatakan, ‘Sesungguhnya mereka adalah saudara kita”.

Apakah boleh kita mengatakan itu? Apa yang wajib bagi kita dalam hal itu?”

Jawaban:

“Kita berlepas diri darinya. Kita berlepas diri dari perkataan ini.

Mereka bukan saudara kita.

Demi Allah, mereka bukan saudara kita.

Bahkan MEREKA SAUDARANYA SETAN.

Karena mereka mencerca Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ’anha, istri Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam yang Allah pilih untuk Nabi-Nya shalallahu ‘alaihi wasalam, As Sidiqiyah putri As Sidiq.

Mereka mengkafirkan Abu Bakar dan  Umar radhiyallahu ‘anhuma dan mereka melaknat keduanya.

Mereka mengkafirkan para sahabat secara umum kecuali ahli bait, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ’anhu, bersaman dengan itu mereka adalah musuh Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ’anhu.

Ali radhiyallhu ’anhu berlepas diri dari mereka. Ali radhiyallahu ‘anhu imam kita, bukan imam mereka, imam Ahlu Sunah, bukan imam Rafidhah yang keji.

Maka kita berlepas diri dari mereka dan mereka bukan saudara kita.

Barang siapa mengatakan, ‘Mereka saudara kita’, hendaknya bertaubat kepada Allah dan beristighfar kepada Allah.

Allah ‘azza wa jalla mewajibkan bagi kita sikap berlepas diri dari pelaku kesesatan dan sikap loyalitas pada pelaku keimanan.”

Dialihbahasakan oleh Abu Abdillah Zaki Ibnu Salman (Sumber : WhatsApp Thulab Fiyus)

 

>>>FASE KE EMPAT…

Setelah mentahdzir dan mencerca dengan tuduhan-tuduhan besar terhadap Ulama kibar maka serangan berikutnya adalah tahdzir kepada  Syaikh Hani yang menyerukan bimbingan ulama kibar (yang telah ditahdzir terlebih dahulu oleh masyaikh Yaman) dalam menghadapi  fitnah Al Imam dan Watsiqah kufurnya serta seruan jihad melawan Pemberontak  Rafidhah Hutsiyun.

Jadi demikianlah kronologis yang terjadi, merontokkan dulu masyaikh kibar kemudian menjatuhkan orang-orang yang berjalan bersama mereka.

Kenalilah makar licik Watsiqah Lovers semacam Syuhada Abu Syakir Bandung yang ia bergaya tidak ikut masuk terlibat dalam fitnah namun di saat yang sama menjadi salah satu corong licik mereka yang berupaya untuk menipu umat dengan membawakan pujian Asy Syaikh Rabi’ bin Hadi Al Madkhali kepada Asy Syaikh Al Wushabi pada 6 tahun yang lalu namun Syuhada a.k.a Suhadma Abu Syakir Makir, tidak menunjukkan bahwa Al Wushabi (bersama Al Imam) telah melecehkan Ulama Kibar dengan tuduhan-tuduhan khabits yang bertubi-tubi!!

Menelanjangi makar Syuhada gembong Watsiqah Lovers Bandung

Gambar 7. Menelanjangi makar Syuhada gembong Watsiqah Lovers Bandung, Al Wushabi yang mencela bertubi-tubi Ulama Kibar/Asy Syaikh Rabi’ (1436H) sedang membela Al Imam dengan Watsiqah kufurnya bersama Rafidhah dan mendapatkan pujian dari Asy Syaikh Rabi’ (1430H). Adakah syariat bisa menerima MAKAR LICIK MEREKA?!

Walhamdulillah bukti-bukti kami hadirkan serta, maka kenalilah bagaimana para kadzdzabun dan penipu umat itu beraksi!!

Semoga Allah Ta’ala menjaga para ulama kibar kita dan segenap kaum muslimin dari makar dan tipudaya mereka, amin.

Sebagai  penutup, simak kompilasi bukti audio jihad yang diserukan oleh Asy Syaikh Rabi, penentangan dan tuduhan Muhammad Al Imam dan pelecehan Syaikh Wushabi terhadap ulama kibar serta jawaban penutup dari Al Allamah Al Fauzan bahwa Rafidhah (yang telah diikrarkan oleh Muhammad Al Imam dan yang bersamanya sebagai MUKMIN MUSLIM sekutu abadi) adalah saudaranya setan serta jawaban Syaikh Hani’ atas celaan Syaikh Wushabi terhadap Kibar Ulama!!

atau download di sini

Artikel terkait:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *