Apakah Membicarakan Ahlul Bid’ah Pada Bulan Ramadhan Terlarang?
(Asy-Syaikh Khalid bin ‘Abdirrahman al-Mishri)
Jawab :
Apabila Membicarakan ahlul bid’ah dalam rangka mentahdzir dan agama, maka kewajiban syar’i tidak berbeda baik di bulan Ramadhan maupun di luar Ramadhan.
Misalnya, ada seseorang dari ahlul bid’ah, yang dia bersemangat (melakukan atau menyebarkan bid’ahnya, pen) di bulan Ramadhan, sehingga dia pun memberikan contoh kepada umat kesesatan dan kebid’ahan serta khurafat, apakah boleh bagi ahlul ilmi untuk diam dari orang tersebut dengan alasan karena sedang berpuasa, sehingga akibatnya umat pun tersesat?? Sikap ini merupakan kesalahan. Sikap ini membuka pintu kesalahan.
Oleh karena itu kami katakan, apabila pintu “al-jarh wa at-Ta’dil” termasuk urusan agama, dan dilakukan atas dasar nasehat dan penjelasan, maka TIDAK ADA PERBEDAAN UNTUK DITEGAKKAN KEWAJIBAN INI, BAIK DALAM BULAN RAMADHAN MAUPUN DI LUAR RAMADHAN. Bahkan kewajiban ini HARUS TETAP DITEGAKKAN APABILA KONDISI MENGHARUSKAN.
Dari kaset Kalimah Haula al-Himmah fil ‘Ibadah wa as-ilah Ramadhaniyyah Muhimmah (menit 39-41)
berikut petikan suaranya ::
atau download di sini
Sumber:
WA. Miratsul Anbiya’
Bismillaah
Na’am shodaqta akhi..,
AlHaq wajib dibela kapanpun dan dimanapun agar menjadi jelas dan terang siapa-siapa yg membela dan menentangnya..
Walloohul Musta’aann…