DARI MENGHUJAT SUNNAH NABI LALU BERKELIT MENUTUPINYA DENGAN CARA DUSTA & KHIANAT (Bantahan Terhadap Said Aqil Siradj 08)

Bismillahirrohmanirrohim. o

Bantahan Terhadap Said Aqil Siradj 08:

DARI MENGHUJAT SUNNAH NABI LALU BERKELIT MENUTUPINYA DENGAN CARA DUSTA & KHIANAT

 

Nukilan:

Soal Jenggot, KH Said Agil: Itu Guyon Saja
Mustakim
Kamis, 17 September 2015, 12:29 WIB
VIVA.co.id – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU), Kyai Haji Said Aqil Siradj, mengaku tidak bermaksud menghina atau melecehkan siapa pun terkait pernyataan dia perihal jenggot. Menurut dia, lontarannya mengenai jenggot hanya guyon atau bercanda.

said aqil siraj - soal jenggot guyon saja

Gambar 1. Masalah jenggot itu bercanda

“Itu kan guyon saja. Masalah jenggot itu bercanda,” ujar Said kepada VIVA.co.id di kantor PBNU, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Url bukti: http://m.news.viva.co.id/news/read/675395-soal-jenggot–kh-said-agil–itu-guyon-saja

Tanggapan pertama,

Ucapannya:
“Itu kan guyon saja. Masalah jenggot itu bercanda,” ujar Said kepada VIVA.co.id di kantor PBNU, Jakarta, beberapa waktu lalu.” -selesai penukilan-

Sekarang bandingkan dengan ucapannya tatkala melecehkan Sunnah Nabi shalallahu ‘alaihi wa Sallam, jenggot:

Nukilan:

“Mari Kita lestarikan… itulah Islam Nusantara. KITA BUKAN ISLAM ARAB (disusul tepuk tangan penonton), BUKAN ISLAM ARAB (!!!) (disusul tepuk tangan lagi oleh penonton).

Kita punya tipologi sendiri… bukan Islam… jangan… bukan Islamisasi atau arabisasi sebenarnya mereka ini. Nanti .. tidak percaya diri, kehilangan kepercayaan diri sehingga jadi orang Islam harus pakaiannya harus seperti arab, jenggotnya pakai…

Orang arab jenggotnya lebat. KALAU KITA INI LIHAT ANAK BERJENGGOT SEPERTI… SEPERTI KESEBELASAN SEPAKBOLA (hahahaha, penonton tertawa), hanya sebelas helai. Iya nek…

Dan yang paling penting lagi, yang paling serius lagi.. ORANG BERJENGGOT ITU MENGURANGI KECERDASAN.
JADI SYARAF YANG SEBENARNYA UNTUK MENDUKUNG KECERDASAN OTAK KETARIK OLEH UNTUK MEMANJANGKAN JENGGOT (huahahahaha, penonton tertawa terbahak-bahak diiringi tepuk tangan mereka).

Coba lihat… Gusdur tidak berjenggot! Nucholis Majid tidak berjenggot! Pak Quraish Shihab tidak berjenggot!
YANG CERDAS-CERDAS NGGAK ADA YANG BERJENGGOT INI (huahahahaha, penonton tertawa lagi).

TAPI KALAU BERJENGGOT REFLEKSI NYATA EMOSI YANG MELEDAK-LEDAK, DHEDHEL (TUMPUL) OTAKNYA (huahahahaha, penonton tertawa lagi) karena syaraf yang untuk mensupport otak kita supaya cerdas ketarik oleh jenggot itu (huahahahaha, penonton tertawa lagi).
SEMAKIN PANJANG SEMAKIN GOBLOK (huahahahaha, penonton tertawa lagi).” –selesai penukilan

Gambar 2. Siapa yang goblok
Url bukti: http://tukpencarialhaq.com/2015/09/15/the-fundamental-of-goblok-made-in-said-aqil-siradj-dalam-sorotan-1/

Silakan para pembaca sekalian memperhatikan secara seksama transkrip ucapannya pada poin:

“?Dan yang paling penting lagi, yang paling serius lagi?.. ORANG BERJENGGOT ITU MENGURANGI KECERDASAN.
JADI SYARAF YANG SEBENARNYA UNTUK MENDUKUNG KECERDASAN OTAK KETARIK OLEH UNTUK MEMANJANGKAN JENGGOT (huahahahaha, penonton tertawa terbahak-bahak diiringi tepuk tangan mereka).”

Coba lihat… Gusdur tidak berjenggot! Nucholis Majid tidak berjenggot! Pak Quraish Shihab tidak berjenggot!
YANG CERDAS-CERDAS NGGAK ADA YANG BERJENGGOT INI (huahahahaha, penonton tertawa lagi). –selesai penukilan–

Perhatikan poin bukti PENEGASAN yang menunjukkan bahwa penghinaannya, hujatannya terhadap jenggot yang merupakan Sunnah Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam SAMA SEKALI TIDAK DALAM KONTEKS BERCANDA sehingga menutup celah sesempit apapun untuk berkilah bahwa itu hanyaan candaan semata:
“?Dan yang paling penting lagi, yang paling serius lagi?.. ORANG BERJENGGOT ITU MENGURANGI KECERDASAN.
JADI SYARAF YANG SEBENARNYA UNTUK MENDUKUNG KECERDASAN OTAK KETARIK OLEH UNTUK MEMANJANGKAN JENGGOT (huahahahaha, penonton tertawa terbahak-bahak diiringi tepuk tangan mereka).”

Iya, bagaimana bisa dibenarkan oleh akal yang masih sehat untuk menutupi hujatannya yang diiiringi ucapan “paling penting, paling serius” tersebut kemudian dilemparkan hilah:
“Itu kan guyon saja. Masalah jenggot itu bercanda. Allahul musta’an.

kontradiktif

Gambar 3. Kontradiktif berat. “?Dan yang paling penting lagi, yang paling serius lagi?.. ORANG BERJENGGOT ITU MENGURANGI KECERDASAN. …?Itu kan guyon saja. Masalah jenggot itu bercanda?.

Ataukah Said menganggap semua orang yang mendengarkan ucapannya adalah orang-orang gob*ok yang mudah ditipu dan dikelabuinya? Duhai…

Jika ucapan penegas “paling penting, paling serius” saja di sisi Said Aqil Siradj hanyalah guyon dan bercanda, lalu adakah yang tersisa dari kepercayaan terhadapnya?!
Ada tempat dan celah apapun bagi seorang muslim untuk menjadikan syariat Islam sebagai bahan guyon dan candaan!

Tanggapan kedua,

Sungguh pernyataannya tersebut -setelah kaum muslimin marah atas penghinaannya terhadap jenggot yang merupakan Sunnah para Nabi- adalah pernyataan yang sangat berbahaya karena bisa menyebabkan pelakunya murtad keluar dari Islam.

Fatwa Komite Tetap
Membuka Berdasarkan Nomor Jilid > Kumpulan Pertama > Jilid Kedua: Akidah (2) > Hal-hal Penyebab Kekufuran > Menghina Jenggot Adalah Kemungkaran Besar yang Menyebabkan Kemurtadan > Menghina Orang-orang yang Memelihara Jenggot

Fatwa Nomor (5044):
Pertanyaan: Apa hukum syariat atas orang yang menghina Sunnah Nabi kita Muhammad Shallallahu `Alaihi wa Sallam seperti menghina jenggot atau orangnya, karena ia memiliki jenggot lantas memanggilnya seraya mengejek: “Hai Jenggot!”. Kami memohon penjelasan dari Anda hukum orang yang mengatakan hal itu.
(Nomor bagian 2; Halaman 43)

Jawaban: Menghina jenggot adalah kemungkaran besar, apabila maksud orang yang mengatakan: “Hai Jenggot!” untuk mengejek, maka itu termasuk kafir, dan apabila maksudnya untuk memperkenalkan, maka bukan termasuk kafir, dan sepatutnya ia tidak memanggilnya begitu, berdasarkan firman Allah `Azza wa Jalla: Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?”(65) Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman.

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `Ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam

Komite Tetap Riset Ilmiah dan Fatwa
Anggota Anggota Wakil Ketua Komite Ketua
Abdullah bin Qu’ud Abdullah bin Ghadyan Abdurrazzaq `Afifi Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz

http://www.alifta.net/Fatawa/FatawaChapters.aspx?languagename=id&View=Page&PageID=489&PageNo=1&BookID=3

fatwa haiah kibaril ulama

Gambar 4. Menghina jenggot, Fatwa Haiah Kibar Ulama.

Nukilan:

Allah Ta’ala berfirman:

ﻭَﻟَﺌِﻦ ﺳَﺄَﻟْﺘَﻬُﻢْ ﻟَﻴَﻘُﻮﻟُﻦَّ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻛُﻨَّﺎ ﻧَﺨُﻮﺽُ ﻭَﻧَﻠْﻌَﺐُ ﻗُﻞْ ﺃَﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺁﻳَﺎﺗِﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟِﻪِ ﻛُﻨﺘُﻢْ ﺗَﺴْﺘَﻬْﺰِﺅُﻭﻥَ. ﻻَ ﺗَﻌْﺘَﺬِﺭُﻭﺍْ ﻗَﺪْ ﻛَﻔَﺮْﺗُﻢ ﺑَﻌْﺪَ ﺇِﻳﻤَﺎﻧِﻜُﻢْ ﺇِﻥ ﻧَّﻌْﻒُ ﻋَﻦ ﻃَﺂﺋِﻔَﺔٍ ﻣِّﻨﻜُﻢْ ﻧُﻌَﺬِّﺏْ ﻃَﺂﺋِﻔَﺔً ﺑِﺄَﻧَّﻬُﻢْ ﻛَﺎﻧُﻮﺍْ ﻣُﺠْﺮِﻣِﻴﻦَ.

Dan jika engkau tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab: “Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah terhadap Allah, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya kalian suka mengolok-olok?” Tidak usah kalian mencari-cari alasan, karena kalian kafir sesudah beriman. Jika Kami mema’afkan segolongan dari kalian (yang bertaubat dengan jujur), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) di sebabkan mereka adalah orang-orang yang suka berbuat dosa.” (QS. at-Taubah: 65-66)

Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah berkata:

“Pada kisah ini terdapat beberapa faedah yang besar:

1. Faedah Pertama: Siapa saja yang mengolok-olok Allah atau Rasul-Nya atau al-Qur’an, maka dia murtad dari Islam dengan kemurtadan yang bertentangan dengan tauhid. Dan ini merupakan sisi hubungan diletakkannya bab ini oleh penulis (Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah dalam Kitabut Tauhid -pent). Yaitu bahwa siapa saja yang mengolok-olok Allah atau Rasul-Nya atau al-Qur’an, atau merendahkan sedikit saja dari semua itu, maka dia murtad dari agama Islam dengan kemurtadan yang melenyapkan tauhid dan mengeluarkan dari agama Islam. Karena sebelumnya mereka beriman, lalu mereka menjadi murtad dengan sebab ucapan ini. Hal ini dalilnya adalah firman Allah Ta’ala:

ﻗَﺪْ ﻛَﻔَﺮْﺗُﻢ ﺑَﻌْﺪَ ﺇِﻳﻤَﺎﻧِﻜُﻢ.

“Kalian telah kafir setelah keimanan kalian.”

2. Faedah Kedua: Pembatal-pembatal keislaman padanya tidak ditoleransi sikap main-main dan bercanda, sama saja apakah hal itu dilakukan dengan serius atau hanya bergurau. Bahkan hal itu dihukumi sebagai kemurtadan dan sikap keluar dari agama Islam. Karena mereka mengaku bahwa mereka hanya bergurau, namun Allah Jalla wa Ala tetap tidak menerima alasan mereka, karena ini bukan tempatnya untuk bermain-main dan bukan pula tempatnya untuk bergurau.

I’anatul Mustafid, terbitan Mu’sassah ar-Risalah, II/265-266

Baca juga:

Anti Terrorist Menyajikan Bukti & Fakta Yang Nyata
Klik ➡️JOIN⬅️ Channel Telegram:
http://tukpencarialhaq.com || http://tukpencarialhaq.wordpress.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *