KETIKA SAID AQIL SIRADJ MENGHINA SYARIAT, MENGKLAIM TAHU HAL YANG GHAIB DENGAN MELECEHKAN MALAIKAT MUNKAR-NAKIR (Bantahan Terhadap Said Aqil Siradj 02)

Bismillahirrohmanirrohim. o

Bantahan Terhadap Said Aqil Siradj 02:

KETIKA SAID AQIL SIRADJ MENGHINA SYARIAT, MENGKLAIM TAHU HAL YANG GHAIB DENGAN MELECEHKAN MALAIKAT MUNKAR-NAKIR

OWGHT, SAS TERNYATA MENGKLAIM MENGETAHUI ALAM GHAIB MALAIKAT & LEBIH SUKA SHALAT DI SEBELAH IBLIS DARIPADA MENGIKUTI TUNTUNAN MERAPATKAN SHAF

 

Dengan semakin berkembangnya dakwah tauhid dan sunnah di Indonesia. walhamdulillah bisa kita rasakan dan saksikan bersama, betapa dakwah sunnah ini sangat baik diterima kaum muslimin di Indonesia. Dari kampung ke kampung, dari desa ke desa, dan dari kota ke kota. Yang tiada lain misi dakwah ini adalah untuk menegakkan Tauhid dan sunnah berdasarkan pemahaman salafush shaleh. Semuanya ini adalah berkah dan rahmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala semata.

Dakwah tauhid dan sunnah terus dikumandangkan setiap harinya, dari mesjid ke mesjid, lewat media elektronik, internet, radio yang Allah jadikan semuanya sebagai sarana yang bermanfaat bagi kaum muslimin untuk menebarkan ajaran Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam.
Nuansa Islami pun sangat terasa bila kita lihat di masjid – masjid kaum muslimin sekarang ini. Perlahan tapi pasti , satu demi satu hidayah menyapa kepada seseorang yang memang Allah kehendaki hidayah kepadanya untuk mengenal dan mengamalkan ajaran Islam yang murni, yang berlandaskan al Qur’an dan Sunnah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَإِنَّ اللَّهَ يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ

“Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi hidayah kepada siapa yang dikehendaki-Nya.” (Fathir: 8)

Dengan tersebarnya dakwah Tauhid dan Sunnah ini. Para ahlu batil  dari kalangan pembela, pelaku kesyirikan dan kebid’ahan serta bala tentaranya pun , tak tinggal diam untuk berusaha menahan gerakan dakwah ini. Demi mempertahankan dan membela kebatilannya. Berbagai tipu daya , fitnah dan makar pun mereka tebarkan untuk menjauhkan ummat dari ajaran Islam yang sebenarnya. hingga sesuatu kebenaran yang bersumber dari kalamullah dan sunnah Rasulullah-pun di olok, dijadikan bahan tertawaan dan ejekan. Hanya karena orang yang mengamalkan Tauhid dan sunnah yang murni, adalah orang yang mereka anggap musuh mereka.

Demikian pula di hari-hari ini, di media tersebar video yang berisi ceramah seorang tokoh organisasi keagamaan yang isi ceramahnya banyak mengandung perkataan yang nyeleneh, yang tak selayaknya dilakukan oleh seorang muslim, apalagi ditokohkan. Penuh olokan dan ejekan terhadap sunnah Nabi kita Muhammad shalallahu ’alaihi wa sallam.

Said Agil Siradj, seakan tidak henti-hentinya menebarkan makar demi makar. Setelah sebelumnya ia pernah membuat berbagai pernyataan nyeleneh di dalam ceramahnya. Kali ini ia ulangi lagi.

Berikut transkrip ceramahnya di stadion Kanjuruhan Malang yang disiarkan oleh TV9 :

“Qur’an berulang kali perintah shalat, aqimush shalah, aqimush shalah, tapi Qur’an tidak menjelaskan berapa kali shalat yang wajib sehari-semalam, nggak ada di Qur’an. Namanya shalat itu, apa namanya, nggak  ada di Qur’an.

Jadi, kalau ada orang pidato, ceramah khutbah, mari kita kembali ke Qur’an, semua ada di Qur’an, … GOBLOK, semua ada di Qur’an gimana?!

Nah, di hadits ada.. hadits wonten, furidlot alaikum khomsu maktuban, kata Rasulullah “diwajibkan kepada kamu sekalian shalat sehari semalam 5 kali”. Hadits, bukan Qur’an, namanya Ad-Dhuhr, wal Ashr wal Maghrib wal Isya’ wal Fajr,  hadits bukan Qur’an.

Nah, hadits pun, Rasulullah pun tidak menjelaskan syarat-syarat sahnya shalat, harus Islam, baligh, aqil, suci dari hadats shaghir, hadast kabir, suci dari najis, nggak ada didalam hadits seurut itu. Rukunnya shalat 14: takbiratul Ihram, niat, berdiri bagi yang mampu, baca Fatihah.., nggak ada di dalam hadits itu.

Terus darimana kita tahu, syaratnya shalat ada 6, rukunnya shalat (ada) 14, darimana itu? Dari Ijma’ul Ulama. Darimana Bu..?!! Itu baru shalat, baru satu itu contohnya.

Kalau ada orang belum pernah shalat, ada orang belum bisa shalat, belajar shalat, hanya baca Qur’an dan hadits, potong leher saya kalau bisa shalat, sembelehen aku nek iso nek ono wong dari Qur’an dan Hadits, potong leher saya kalau bisa, itu baru contoh shalat, belum haji, belum masalah lain-lain, tidak bisa kalau tanpa mengikuti ijm’aul ulama.

Hanya beda-beda dikit, kalau Imam Hanafi takbir santai, “Allahu Akbar.. ”, kalau Imam Malik malah tidak sedekap (membiarkan tangannya kebawah), kalau Imam Syafi’i tengah-tengah, KALAU IMAM HANBALI RODO NYEKEK (RADA MENCEKIK LEHER) KAYAK WAHABI-WAHABI ITU.. yang kalau shalat takbire ngene (mempraktekkan) terus kakinya harus ketemu satu sama lain, nggak boleh ada ruang antara kaki, kenapa? Nanti Iblis di situ tempatnya, kalau saya Alhamdulillah iblis bisa ikut shalat (hahahahaha, penonton tertawa)… jadi kaki harus ketemu, antara satu dengan yang lain kakinya harus rapet, jangan sampai ada ruangan sedikit, kenapa? Iblis nanti situ. Saya Alhamdulillah kalau Iblis mau jama’ah…..
……

Wahid Hasyim wafat punya putra di atas cerdas. Kalau Wahid Hasyim cerdas, putranya sak nduwure (di atasnya) cerdas, Kyai Haji Abdurrahman Wahid, Gusdur yang sampai sekarang Munkar Nakir belum bisa nanyai Gusdur (hahahaha… penonton tertawa) karena di dalam hadits shaheh, di dalam hadits shaheh orang mati dimasukkan di liang kubur, pengiringnya pulang, sunyi, sepi ….Munkar-Nakir datang tanya man Rabbuka, wa man Nabiyyuka dan seterusnya.

Gusdur nggak pernah sepi kuburannya.
Sampai sekarang Munkar-Nakir masih ngantri… nunggu…kapan sepine iki (sepinya ini) aku tak (hahahahaha, penonton tertawa)…sampai sekarang belum bisa itu “

Silahkan dengar dan download audio suaranya di sini:
https://app.box.com/s/9c4x3kgzty74l34hu6vshtqgft8s9w52

https://m.youtube.com/watch?v=lLwY4Eeeynw#action=share

Diantara pernyataan nyeleneh SAS (pen: Said Agil Siraj) di atas, ia menyebutkan dalam ceramahnya bahwa:

“…Jadi, kalau ada orang pidato, ceramah khutbah, mari kita kembali ke Qur’an, semua ada di Qur’an, … GOBLOK, semua ada di Qur’an gimana?! ” –selesai penukilan

Mengolok Sunnah Nabi dalam merapatkan shaf dalam shalat berjamaah, bahkan ia mengatakan:

“…KALAU IMAM HANBALI RODO NYEKEK (RADA MENCEKIK LEHER) KAYAK WAHABI-WAHABI ITU.. yang kalau shalat takbire ngene (mempraktekkan) terus kakinya harus ketemu satu sama lain, nggak boleh ada ruang antara kaki, kenapa? Nanti Iblis di situ tempatnya, kalau saya Alhamdulillah iblis bisa ikut shalat (hahahahaha, penonton tertawa)… jadi kaki harus ketemu, antara satu dengan yang lain kakinya harus rapet, jangan sampai ada ruangan sedikit, kenapa? Iblis nanti situ. Saya Alhamdulillah kalau Iblis mau jama’ah…..” -selesai penukilan-

Dikarenakan ia menuding, merendahkan dus mengejek bahwa merapatkan shaf adalah cara beragamanya Ahlussunnah yang ia tuding sebagai Wahabi.

Iapun juga mengatakan dengan lantang dan sombongnya tentang malaikat Munkar Nakir:

“Wahid Hasyim wafat punya putra di atas cerdas. Kalau Wahid Hasyim cerdas, putranya sak nduwure (di atasnya) cerdas, Kyai Haji Abdurrahman Wahid, Gusdur yang sampai sekarang Munkar Nakir belum bisa nanyai Gusdur (hahahaha… penonton tertawa) karena di dalam hadits shaheh, di dalam hadits shaheh orang mati dimasukkan di liang kubur, pengiringnya pulang, sunyi, sepi ….Munkar-Nakir datang tanya man Rabbuka, wahai mana Nabiyyuka dan seterusnya.

Gusdur nggak pernah sepi kuburannya.
Sampai sekarang Munkar-Nakir masih ngantri… nunggu…kapan sepine iki (sepinya ini) aku tak (hahahahaha, penonton tertawa)…sampai sekarang belum bisa itu ” -selesai penukilan-

Bantahan 1:
Benarkah orang yang menyeru untuk merujuk kepada Al-Qur’an dan mengatakan semua solusi ada di al-Qur’an adalah orang yang GOBLOK seperti pernyataannya?

Benarkah pernyataan SAS?! Bahkan Cap GOBLOK seharusnya ia lemparkan kepada dirinya sendiri. Jika ia benar – benar memahami isi kandungan Al–Qur’an tentunya ia akan tahu bahwa semua solusi dalam masalah dunia & akhirat ada di Al-Qur’an, walau tidak langsung disebutkan secara rinci didalamnya.

Misalkan ada yang mengatakan, bagaimana cara mengoperasikan Komputer? Bagaimana cara membuat tempe? Bagaimana cara sholatnya Rasulullah? Apakah ada jawabannya di Al-Qur’an?

Maka penulis katakan, Jawabannya juga ada di Al-Qur’an.
Allah Ta’ala terangkan semuanya dalam Al-Qur’an:

فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ

“Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kalian tidak mengetahui.” (An Nahl: 43)

Dan inilah Jawaban untuk segala permasalahan yang ada. Artinya semua solusi yang kita cari untuk memecahkan sebuah masalah, ketika kita merujuk kepada Al-Qur’an. Maka kita dapati bahwa kita diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk bertanya kepada Ulama (ahli Ilmu).

Untuk dapat mengoperasikan Komputer kita bertanya kepada ahli Komputer. Untuk tahu bagaimana membuat tempe, maka kita belajar kepada tukang tempe.
Demikian juga ketika kita berkeinginan mengikuti cara sholatnya Rasulullah, maka kita merujuk kepada tuntunan beliau yang termaktub di dalam hadits-hadits beliau shalallahu ‘alaihi wa salam sebagaimana perintah Allah Ta’ala. Dan ini termasuk tanda kesempurnaan ajaran Islam yang terkandung dalam Al-Qur’an.

وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ إِلاَّ لِتُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ. ]النحل: 64[

“Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (an-Nahl: 64)

…وَمَا ءَآتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا… [الحشر: 7]

“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah.” (al-Hasyr: 7)

Dengan ayat ini Allah mewajibkan kepada manusia agar mentaati perintah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salam dan menjauhi larangan-larangannya. Firman Allah Ta’ala:

مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا. ]النساء: 80[

“Barangsiapa yang menta’ati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menta’ati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari keta’atan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.” (an-Nisa’: 80)

Bantahan 2:
Benarkah merapatkan Shaf adalah cara beragamanya Wahabi saja ?
Pernyataan SAS ini juga salah besar kalau tidak dikatakan sebagai upayanya untuk membodohi umat demi membakar mereka dengan api kebencian dan permusuhan terhadap “Wahabi” yang sejatinya hanyalah mengikuti apa yang dibimbingkan oleh beliau shalallahu ’alaihi wa salam.

Menata shaf, meluruskan, dan merapatkan shaf dalam shalat berjamaah merupakan hal yang penting. Disamping menunjukkan kesan rapi, namun yang utama adalah bukti kepatuhan kita dalam menjalankan perintah–perintah Rasulullah shalallahu ’alaihi wa salam.

Di dalam berbagai ayatNya, Allah memerintahkan agar kita mentaati Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي اْلأَمْرِ مِنْكُمْ… ]النساء: 59[

“Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kalian.” (an-Nisa’: 59)

قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ … ]النور: 54[

Katakanlah: “Ta’atlah kepada Allah dan ta’atlah kepada Rasul” (an-Nuur: 54)

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ. ]ال عمران: 31[

Katakanlah: “Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Ali Imran: 31)

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَلاَ تُبْطِلُوا أَعْمَالَكُمْ. ]مححد: 33[

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kalian merusak (pahala) amal-amalmu.” (Muhammad: 33)

Bahkan Allah Ta’ala mengancam sesiapa saja yang berani menentang, membangkang apa yang dituntunkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam. FirmanNya:

وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا. ]النساء: 115[

“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalannya orang-orang mu’min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (an-Nisa’: 115)

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلاَ مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً مُبِينًا. ]الأحزاب: 36[

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata. (al-Ahzab: 36)

Maka mentaati Rasulullah adalah perintah langsung dari Allah Ta’ala dan akan mendapatkan hidayahNya:

…وَإِنْ تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا… ]النور: 54[

“…Dan jika kamu ta’at kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk…” (an-Nuur: 54)

Maka tatkala Rasulullah yang merupakan suri tauladan bagi ummatnya dalam menjalankan ketaatan kepada Allah berwasiat dalam sabdanya:

أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ، وَتَرَاصُّوا،

”Luruskan shaf kalian DAN RAPATKANLAH.” (HR. Bukhari 719)

Apakah pantas bagi orang yang mengaku beriman untuk menyelisihi, menentang dan melecehkannya?!

Juga disebutkan dalam sebuah hadits:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رُصُّوا صُفُوفَكُمْ وَقَارِبُوا بَيْنَهَا وَحَاذُوا بِالْأَعْنَاقِ فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنِّي لَأَرَى الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ مِنْ خَلَلِ الصَّفِّ كَأَنَّهَا الْحَذَفُ

Dari Anas bin Malik radhiyalahuanhu, dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam beliau bersabda, “RAPATKAN SHAF-SHAF KALIAN, DEKATKANLAH DIANTARA KEDUANYA, luruskan leher. Demi Dzat yang jiwaku berada ditanganNya, sesungguhnya AKU MELIHAT SYETAN MASUK KE DALAM CELAH-CELAH SHAF ITU, SEPERTI ANAK KAMBING. ” (HR. Abu Dawud 667, dishahihkan syaikh al-AlBani rahimahullah)

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: أَقِيمُوا الصُّفُوفَ، فَإِنَّمَا تَصُفُّونَ بِصُفُوفِ الْمَلَائِكَةِ وَحَاذُوا بَيْنَ الْمَنَاكِبِ، وَسُدُّوا الْخَلَلَ، وَلِينُوا فِي أَيْدِي إِخْوَانِكُمْ، وَلَا تَذَرُوا فُرُجَاتٍ لِلشَّيْطَانِ، وَمَنْ وَصَلَ صَفًّا، وَصَلَهُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، وَمَنْ قَطَعَ صَفًّا قَطَعَهُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu , bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda : Luruskan shaf, agar kalian bisa meniru shafnya malaikat. Luruskan pundak-pundak, TUTUP SETIAP CELAH, dan buat pundak kalian luwes untuk teman kalian. Dan JANGAN TINGGALKAN CELAH-CELAH UNTUK SETAN. Barangsiapa yang menyambung shaf maka Allah Ta’ala akan menyambungnya dan SIAPA YANG MEMUTUS SHAF, MAKA ALLAH AKAN MEMUTUSNYA. (HR. Ahmad 5724).

Apakah layak bagi kita untuk membangkang dan mencemooh perintah Nabi tersebut dengan menyatakannya bahwa merapatkan shaf adalah amalan Wahabi?!?!?! Lebih suka merenggangkan shaf agar syetan yang kafir dan terlaknat bisa shalat bersamanya ???!
Allah Ta’ala sendiri yang memerintahkan kaum mu’minin untuk mengikuti
Sungguh gelar Profesormu bukanlah modal yang kuat untuk membekingimu dari fitnah kekafiran serta adzab Allah yang sangat pedih yang telah Dia janjikan bagi para pembangkang !!!

Firman Allah Ta’ala:

فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ. ]النور: 63[

“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa fitnah (kekafiran) atau ditimpa adzab yang pedih. (an-Nuur: 63)

Jika SAS mengatakan bahwa alasan kebenciannya untuk merapatkan shaf di dalam shalat berjamaah karena itu merupakan amalan Wahabi maka dengan riwayat di atas dan yang lainnya merupakan hujjah yang nyata bahwa serangan dan kampanye kebencian yang dikobarkannya terhadap Wahabi selama ini hanyalah sebagai kedok dari serangan dan kampanye kebenciannya yang sesungguhnya tertuju langsung kepada pembawa syariat ini, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam dan sunnah yang beliau dakwahkan!!

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam memerintahkan untuk merapatkan shaf dan larangan untuk memutus shaf, menutup setiap celah, lalu datang SAS berteriak menolak, menentang dan menantangnya serta mengobarkan kebencian dengan dalih bahwa itu adalah amalan Wahabi!!!!!!!!!!

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam memerintahkan agar jangan meninggalkan celah-celah untuk syetan serta ditegaskan sendiri bahwa beliau melihat syetan masuk ke dalam celah-celah shaf itu seperti anak kambing, lalu datang SAS mengejeknya bahwa dia bersyukur jika syetan yang masuk mengisi celah tersebut, shalat bersamanya!!! Hadza buhtanun ‘adzim!!!

Bagaimana mungkin dia memilih bersyukur walhamdulillah (na’udzubillah!) memberi tempat bagi syetan bisa mengisi celah shaf untuk shalat bersamanya sementara Nabiyullah Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam tegas memerintahkan untuk menutup celah-celah shaf dan melarang untuk memutus shaf memberi tempat bagi syetan???!

Bukankah ini merupakan pengakuan konspirasinya bersama syetan dalam memerangi Wahabi yang sejatinya itu adalah ikrar peperangannya untuk menentang syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam?!

Ini adalah kedustaan dus pembangkangan yang nyata terhadap apa yang dibawa oleh Rasulullah  shalallahu ‘alaihi wa salam dan penentangan serta istihza’ pelecehan terhadap berita keNabian yang dikamuflasekannya sebagai amalan Wahabi!!! Wal’iyadzubillah.

Jika mengikuti dan membela sunnah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam adalah Wahabi maka saksikanlah bahwa kami adalah Wahabi!!

Tetapi bukankah missionaristen kolonialisten Inggris yang sesungguhnya memunculkan penamaan/julukan Wahabi demi menjelek-jelekkan orang-orang yang mendakwahkan Tauhid ajaran para Rasul dan mengobarkan api jihad fi sabilillah untuk melawan penjajah ini?

SAS telah memilih jalannya untuk mengolok-olok sunnah Nabi dan lebih senang jika Iblis yang masuk mengisi celah ke dalam shaf sholatnya. Menjadi jelaslah tuntunan siapa yang ia dakwahkan dan amalkan serta bersama siapa ia suka berdakwah. Wal Iyadzubillah.

Bantahan 3:
Benarkah Malaikat sampai sekarang masih mengantri dan belum memberi pertanyaan kepada Gusdur dengan alasan karena sampai sekarang pengunjung kuburannya masih ramai??

Said Agil Siradj dalam pernyataannya sungguh sangat terkesan nyeleneh, beracting bak orang TIDAK GOBLOK yang mampu melihat alam ghaib, malaikat , seakan-akan ia melihat langsung bahwa malaikat mengantri untuk memberi pertanyaan kepada Gusdur di alam kubur . ia katakan “ Karena di dalam hadits shahih, di dalam hadits shahih, orang mati dimasukkan ke liang kubur pengiringnya pulang, sunyi, sepi, Munkar Nakir datang, tanya man Rabbuka (siapa Tuhanmu) wa man nabiyyuka (siapa nabimu) dan seterusnya.”

Betapa jahilnya orang ini, ia lupa bahwa Rasulullah bersabda dalam sebuah hadits:

حَدَّثَنَا أَبُو سَلَمَةَ يَحْيَى بْنُ خَلَفٍ الْبَصْرِيُّ حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ الْمُفَضَّلِ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ إِسْحَقَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قُبِرَ الْمَيِّتُ أَوْ قَالَ أَحَدُكُمْ أَتَاهُ مَلَكَانِ أَسْوَدَانِ أَزْرَقَانِ يُقَالُ لِأَحَدِهِمَا الْمُنْكَرُ وَالْآخَرُ النَّكِيرُ فَيَقُولَانِ مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ فَيَقُولُ مَا كَانَ يَقُولُ هُوَ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ فَيَقُولَانِ قَدْ كُنَّا نَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُولُ هَذَا ثُمَّ يُفْسَحُ لَهُ فِي قَبْرِهِ سَبْعُونَ ذِرَاعًا فِي سَبْعِينَ ثُمَّ يُنَوَّرُ لَهُ فِيهِ ثُمَّ يُقَالُ لَهُ نَمْ فَيَقُولُ أَرْجِعُ إِلَى أَهْلِي فَأُخْبِرُهُمْ فَيَقُولَانِ نَمْ كَنَوْمَةِ الْعَرُوسِ الَّذِي لَا يُوقِظُهُ إِلَّا أَحَبُّ أَهْلِهِ إِلَيْهِ حَتَّى يَبْعَثَهُ اللَّهُ مِنْ مَضْجَعِهِ ذَلِكَ وَإِنْ كَانَ مُنَافِقًا قَالَ سَمِعْتُ النَّاسَ يَقُولُونَ فَقُلْتُ مِثْلَهُ لَا أَدْرِي فَيَقُولَانِ قَدْ كُنَّا نَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُولُ ذَلِكَ فَيُقَالُ لِلْأَرْضِ الْتَئِمِي عَلَيْهِ فَتَلْتَئِمُ عَلَيْهِ فَتَخْتَلِفُ فِيهَا أَضْلَاعُهُ فَلَا يَزَالُ فِيهَا مُعَذَّبًا حَتَّى يَبْعَثَهُ اللَّهُ مِنْ مَضْجَعِهِ ذَلِكَ

Abu Salamah Yahya bin Khalaf Al Bashri menceritakan kepada kami, Bisyr bin Al Mufadhdhal memberitahukan kepada kami dari Abdurrahman bin Ishaq, dari Sa’id bin Abu Sa’id Al Maqburi, dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah Sholallahualaihiwasalam bersabda, ‘Apabila mayit telah dikuburkan (atau beliau bersabda, ‘Salah satu di antaramu dikuburkan), maka datanglah dua malaikat yang hitam dan biru. Salah satunya bernama Munkar dan yang kedua Nakir. Kedua malaikat itu berkata, “Apa yang kamu katakan tentang lelaki ini (Nabi Muhammad)? ” Mayit menjawab seperti sebelum ia mati, “Muhammad adalah hamba dan utusan Allah, Aku bersaksi bahwa tiada Dzat yang berhak diibadahi selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. ” Kedua malaikat itu berkata lagi, “Kami tahu engkau akan berkata begitu.” Kemudian diluaskanlah kuburannya; lebar dan panjangnya tujuh puluh hasta, serta diterangi cahaya. Lalu diucapkan kepadanya, “Tidurlah.” Mayit itu berkata, “Aku mau pulang kepada keluargaku dan memberitahukan (keadaanku) kepadanya.” Kedua malaikat berkata, “Tidurlah seperti tidurnya pengantin yang tidak dibangunkan kecuali oleh keluarganya yang paling dicintainya, sampai Allah membangunkannya dari tempat pembaringannya itu.” Kalau mayit itu orang munafik, maka ia akan menjawab dengan berkata, “Aku mendengar orang-orang mengatakan demikian, maka akupun mengatakan seperti yang mereka katakan. Aku tidak tahu. ” Kedua malaikat itu berkata, “Aku tahu kamu akan menjawab seperti itu. ” Lalu dikatakan kepada bumi, “Jepitlah dia” Maka bumi menjepitnya sehingga tulang rusuknya remuk dan ia terus menerus dalam siksaan tersebut sampai Allah membangunkannya dari tempat siksaannya itu. “(HR.Tirmidzi Kitab Al-Jana’iz no 1071)

Dari hadits ini kita ketahui bahwa Apabila mayit telah dikuburkan, maka datanglah dua malaikat yaitu Munkar dan Nakir. Tanpa menyebutkan harus sepi dari pengunjung ziarah. Sedangkan hujah yang dibawakan SAS sendiri, diketahui bahwa malaikat Munkar Nakir datang apabila pengiringnya telah pulang. Pengiring disini tentunya adalah pengiring jenazah yang membawa jenazah dari rumah sampai ke kuburan si mayit. Tidak disebutkan bahwa maksud dalam hadits yang ia bawakan adalah para peziarah.

Maka tentunya kita dapat katakan, apakah benar ramainya rombongan pengiring jenazah yang mengantarkan jenazah Gusdur dari dulu sampai sekarang belum pernah  pulang kerumah?? Dan kuburannya tidak pernah sepi semenit pun?? Bahkan secara khusus penjaga kuburnyapun (jika ada), bukankah berhajat pula pulang ke rumahnya walau hanya sekadar untuk mandi membersihkan badan?!

kuburan gus dur ambles

Gambar 1. Kuburan Gusdur ambles menganga setahun setelah dikubur dan kejadian luarbiasa yang malah ditutup-tutupi. (Benarkah kuburan Gusdur tidak pernah sepi wahai SAS? Lalu kenapa diberitakan:) “Dia menambahkan, kejadian itu PERTAMA DIKETAHUI oleh pedagang asongan yang biasa menjual VCD tentang Gus Dur. Pedagang asongan itu bernama Waldi. “Namanya Pak Waldi, ia melaporkan kejadian itu ke saya yang kebetulan sedang berjaga di pos utara (pos pintu keluar masuk para peziarah),” tambah Zainul.
Zainul menerangkan seketika ia berlari menuju areal makam. Dalam hitungan detik lubang di pusara Gus Dur ini pun segera ditutupi dengan pasir ala kadarnya. Baik penjaga dan pengurus pondok langsung membuat barisan blokade untuk menutupi lubang di pusara Gus Dur. Hal ini dimaksudkan agar peziarah tidak sampai mengambil gambar. Pasalnya, jasad Gus Dur yang sudah setahun lebih dimakamkan masih tetap utuh. Hanya saja, kabar fenomena langka tersebut terkesan disembunyikan oleh pengurus pondok lainnya.” –selesai penukilan

Jika yang SAS maukan adalah sepinya kuburan dari pengunjung, maka bisa timbul keanehan baru lagi. Orang kaya bisa saja menyewa dan membayar para pengunjung atau security untuk selalu ada di kuburannya, Mengikuti apa yang dimaukan SAS. Yaitu agar Malaikat terus mengantri untuk bertanya kepada mayit hingga kuburannya sepi. Allahul Musta’an

Entah kalau kisah ramainya kuburan Gusdur itu hanyalah sebagai sasaran antara untuk menggiring umat secara halus pada fenomena kuburan dajjal Rafidhah Syiah Khumainy al Mal’un yang lebih dahsyat lagi keramaiannya dijejali pengunjung, apakah itu juga membuat malaikat kubur masih antri belum bisa menanyai si penghujat shahabat Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam wahai Profesor Doktor Said Aqil(?) Siradj?!?!?!?!?!?!

said aqil siradj ziarah ke makam khomeini

Gambar 2. Said Aqil Siradj menziarahi kuburan dedengkot Syiah Rafidhah Khumainy al Mal’un.

Maka yang nampak justru adalah tontonan (dan bukan tuntunan!) The Fundamental of Gobloknya SAS yang tidak mampu membedakan antara pengiring jenazah dengan peziarah serta upayanya dalam mengelabui umat dengan cara merancukan diantara keduanya.

Demikianlah keanehan-keanehan tokoh ini, hasil dari sering bergaulnya dengan ahlu bathil semisal Syiah dan Kaum Liberal.

MoU SAS dengan Syiah

Gambar 3. Nota kesepahaman resmi, kerjasama SAS dengan Universitas penggodok kader Rafidhah Syiah di Iran.

Membuat setiap ceramahnya hanya berisi propaganda nyeleneh untuk menyerang Sunnah dan dakwah Ahlussunnah yang dia kamuflasekan sebagai Wahabi . Semangat kedengkian dan kebenciannya kepada Ahlussunnah membuatnya malah mengolok-olok Sunnah Nabi yang mulia. Hanya karena ahlussunnah yang ia sebut wahabi adalah kelompok yang gemar melakukan sunnah-sunnah Rasulullah tersebut. Walhasil, dia mencela Ahlusunnah, tetapi hakekatnya justru syariat Islam itu sendiri yang ia olok-olok. wal ‘iyadzubillah

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mensifati orang yang suka mengolok-olok ayat-ayat Allah dan Rasul-Nya dalam firmannya:

وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ ۚ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ

Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab: “Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman… [At Taubah : 65-66]

Silahkan baca artikel Hukum Mengolok-olok Sunnah Nabi di link berikut:
http://www.alghurobaasahan.net/hukum-mengolok-olok-sunnah-nabi/

Demikianlah apa yang bisa penulis sampaikan. Selanjutnya kita dihadapkan diantara 2 pilihan, ke arah mana SAS ini akan menuju? Apakah akan terus menjadi penentang sunnah Rasulullah ataukah mengikuti petunjuk–petunjuk beliau shalallahu alaihi wa sallam. Hanya kepada Allah semata kita memohon petunjuk.

وَمَن يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءتْ مَصِيرًا

“Dan barang siapa menentang Rasul setelah jelas baginya petunjuk, dan mengikuti selain jalan orang-orang yang beriman, Kami biarkan ia leluasa bergelimang dalam kesesatan dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (an-Nisa’: 115)

Allahu’alam bish shawab

Sumber Rujukan:
– Al Qur’an
– Maktabah Shamela
– Shahih Sunan Abu Dawud

Baca juga:

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *