INILAH RAHASIANYA KENAPA “WAHABI” DIMUSUHI SYIAH RAFIDHAH & AHLUL BID’AH
(HAKEKATNYA KAMI ADALAH SALAFIYUN YANG MENJAGA AGAMA KAMI, KAMI MENGIKUTI KITABULLAH & SUNNAH)
Ahlul bid’ah takkan leluasa menjalankan ritual kebid’ahannya kecuali umat disodorkan hujjah (yang menyingkap inovasinya dalam beragama) yakni sunnah Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam…
Takfiriyun Irhabiyun takkan tenang menyebarkan paham sesatnya kecuali berambisi untuk melumatkan dan menaklukkan negeri “Wahabi” serta memenggal ulamanya!!
Gambar 1. Diambil dari kicauan (tweet) anggota kelompok ISIS tertanggal 9 Agustus 2014 ini diantaranya mengatakan :
سنقطع عنق صالح الفوزان! #إذا_فتحنا_الجزيرة
Maka sungguh sangat aneh jika ada anasir-anasir Ahlul bid’ah yang meniupkan fitnah murahan bahwa ISIS adalah personifikasi dari gerakan Salafy dan memberikan embel-embel nama sebagai gerakan Salafy Jihadi.
Jihad yang mana dengan cara membunuhi dan mempraktekkan kekejaman semacam itu? Bahkan mentarget pembunuhan terhadap para ulama Salafiyun sendiri? Sungguh ini adalah kedustaan di siang bolong yang sangat besar yang dengan mudah diketahui oleh orang-orang yang masih tersisa akal sehatnya.
Bukankah yang paling lantang meneriakkan dan memperingatkan umat dari bahaya dan kesesatan kelompok sesat ini adalah para ulama dan Salafiyun di saat yang lainnya masih meraba-raba asal muasal dan sepak terjang firqah ini?
Maka wajarlah jika kemudian mereka menjadikan Salafiyun dan para ulamanya sebagai musuh pertama dan utama yang mereka jadikan sebagai bidikannya.
Ahlul syirik dan pengusung prosesi sinkretisme dalam beragama akan bebas menjalankan keyakinannya kecuali didatangkan dakwah Tauhid yang menjelaskan aqidah yang shahih yang dibawa oleh Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam…
Makar dan kebusukan serta kebobrokan aqidah Syi’ah takkan didiamkan…..
Gambar 2. Makanan agama Syiah, Kotoran (baca: e’ek) Imam Rafidhah dalam prosesi pemuliaan bagi kaumnya, juga berfungsi sebagai masker lulur wajah Rafidhah Syiah.
Islam datang memuliakan harkat dan martabat kemanusiaan dan Rafidhah menyusup masuk menusuk, mencoreng-moreng Islam dengan ajaran busuk dan meraupi wajahnya dengan e’ek imamnya atas nama Islam!!! Qatalahumullah.
Kenapa Rafidhah Majusi Persia harus membenci “Wahabi”?!
Dendam kesumat sejarah Majusi Rafidhah Persia yang ditaklukkan oleh pasukan Muslimin yang dikibarkan oleh al Faruq radhiyallahu ‘anhu….
Pengkafiran para shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wahai sallam bukan hanya termaktub di kitab-kitab Syi’ah Rafidhah, bahkan dipraktekkan dan dituliskan di alam nyata tanpa ragu!!
Gambar 3,4,5. Salinan dokumen pengingkaran keras atas Pengkafiran shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wahai sallam
Yang dikafirkan dan dilecehkan itu, merekalah pembawa panji-panji Islam sehingga sampai kepada kita pada hari ini…
Gambar 6. Haidar Baqir dalam sebuah acara, Gembong Syiah sekaligus pemilik penerbit Mizan yang selama ini menjadi corong terdepan propaganda Syiah di Indonesia.
Sungguh tidak disangka bahwa seorang Muslim akan ridha dan membela upaya meruntuhkan Islam di siang bolong semacam ini yang orang kafirpun akan berfikir seribu kali untuk berani mengucapkan/menuliskannya.
Adudomba gaya neo-kolonialis liberalis kuffar pun disingkap dan ditelanjangi …..
Gambar 7. Konspirasi JIL (yang sekarang bermetamorfosis menjadi JIN) dengan Syiah Rafidhah
Bak gayung bersambut, Syiahpun mengaku bahwa dibawah naungan JIL – JIN dakwah mereka bisa terlindungi dan berkembang pesat.
Gambar 8. Gayung bersambut, pengakuan adanya konspirasi simbiosis mutualisme JIL-JIN dengan Syi’ah Rafidhah.
Gambar 9. Alhamdulillah Si Gundik Neo-Kolonialisten Liberalisten mengaku sendiri bahwa agenda JIL-JIN seiring seirama dengan induk semang Nasharanya, Katolik-Protestan
Demikianlah sebagian jargon dan profil musuh-musuh dakwah Tauhid yang selama ini berteriak lantang memerangi Wahabi.
Kenapa “Wahabi” dibenci?
Semata karena menjaga agamanya dengan berpegang kepada Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya di atas pemahaman salaful ummah itulah mereka dibenci, dimusuhi dan difitnah. Laa hawla wa laa quwwata illa billah.
Nukilan:
جاءني على الواتساب…
بواسطة فواز المدخلي -وفقه الله-.
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻤﻠﻚ ﺳﻠﻤﺎﻥ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻌﺰﻳﺰ ﺁﻝ ﺳﻌﻮﺩ -ﺣﻔﻈﻪ ﺍﻟﻠﻪ-:
«ﺑﺈﻣﻜﺎﻥ ﺃﻱ ﻣﻨﺼﻒ ﺃﻥ ﻳﻄﻠﻊ ﻋﻠﻰ ﺭﺳﺎﺋﻞ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻮﻫﺎﺏ
ﻭﻛﺘﺎﺑﺎﺗﻪ؛
ﻟﻴﺘﺒﻴّﻦ ﻟﻪ ﻋﺪﻡ ﻭﺟﻮﺩ ﺟﺪﻳﺪ ﻓﻲ ﺗﻠﻚ ﺍﻟﺪﻋﻮﺓ ﻳﺨﺎﻟﻒ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﻭﺍﻟﺴﻨﺔ،
ﻭﻳﺨﺎﻟﻒ ﻣﻨﻬﺞ ﺍﻟﺴﻠﻒ،
ﻭﻣﺎ ﻫﻲ ﺇﻻ ﺩﻋﻮﺓ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻌﻮﺩﺓ ﺇﻟﻰ ﺍﻷﺻﻮﻝ ﺍﻟﺼﺤﻴﺤﺔ ﻟﻠﻌﻘﻴﺪﺓ
ﺍﻹﺳﻼﻣﻴﺔ ﺍﻟﺼﺎﻓﻴﺔ
ﺍﻟﺘﻲ ﻫﻲ ﺃﺳﺎﺳﻬﺎ ﻭﻣﻨﻄﻠﻘﻬﺎ».
[ﺻﺤﻴﻔﺔ ﺍﻟﺤﻴﺎﺓ ﺍﻟﻠﻨﺪﻧﻴﺔ].
Saya mendapatkan kiriman pesan lewat whatsapp melalui Fawwaz Al-Madkhaly -semoga Allah senantiasa melimpahkan taufiq-Nya kepadanya-:
Raja Salman bin Abdul Aziz Alu Su’ud hafizhahullah mengatakan: “Siapa saja yang memiliki sikap adil bisa menelaah surat-surat Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan tulisan-tulisan beliau, agar jelas baginya bahwa tidak ada sesuatu yang baru yang diada-adakan pada dakwah beliau yang dituduh menyelisihi Al-Kitab dan As-Sunnah serta menyelisihi manhaj Salaf. Padahal dakwah beliau hanyalah mengajak untuk kembali kepada prinsip-prinsip yang benar bagi aqidah Islam yang bersih yang hal itu merupakan asas dakwah beliau dan titik tonggaknya.”
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻤﻠﻚ ﺳﻠﻤﺎﻥ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻌﺰﻳﺰ ﺁﻝ ﺳﻌﻮﺩ -ﺣﻔﻈﻪ ﺍﻟﻠﻪ-:
«ﻗﺎﻣﺖ ﺍﻟﺪﻭﻟﺔ ﺍﻟﺴﻌﻮﺩﻳﺔ ﻋﻠﻰ ﺃﺳﺎﺱ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﻭﺍﻟﺴﻨﺔ،
ﻭﻟﻢ ﺗﻘﻢ ﻋﻠﻰ ﺃﺳﺎﺱ ﺇﻗﻠﻴﻤﻲ، ﺃﻭ ﻗﺒﻠﻲ، ﺃﻭﺃﻳﺪﻭﻟﻮﺟﻲ (ﻓﻜﺮ ﺑﺸﺮي)؛
ﻓﻠﻘﺪ ﺗﺄﺳﺴﺖ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻌﻘﻴﺪﺓ ﺍﻹﺳﻼﻣﻴﺔ ﻣﻨﺬ ﺃﻛﺜﺮ ﻣﻦ ﻣﺎﺋﺘﻴﻦ ﻭﺳﺒﻌﻴﻦ
ﺳﻨﺔ ﻋﻨﺪﻣﺎ ﺗﺒﺎﻳﻊ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺳﻌﻮﺩ، ﻭﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ
ﺍﻟﻮﻫﺎﺏ -ﺭﺣﻤﻬﻤﺎ ﺍﻟﻠﻪ- ﻋﻠﻰ:
– ﻧﺸﺮ ﺍﻹﺳﻼﻡ
– ﻭﺇﻗﺎﻣﺔ ﺷﺮﻉ ﺍﻟﻠﻪ -ﻋﺰ ﻭﺟﻞ-».
[ﺭﺳﺎﻟﺔ ﺇﻟﻰ ﻗﻨﺎﺓ ﺍﻟﻤﺴﺘﻘﻠﺔ].
Raja Salman bin Abdul Aziz Alu Su’ud hafizhahullah mengatakan: “Negara Saudi tegak di atas dasar Al-Qur’an dan As-Sunnah, bukan berdasarkan geografis, atau kesukuan, atau ideologi (pemikiran manusia). Jadi dia tegak di atas akidah Islam sejak lebih dari 270 tahun yang lalu, ketika Al-Imam Muhammad bin Su’ud dan Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab -rahimahumallah- saling berbaiat untuk menyebarkan Islam dan menegakkan syari’at Allah.”
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻤﻠﻚ ﺳﻠﻤﺎﻥ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻌﺰﻳﺰ ﺁﻝ ﺳﻌﻮﺩ -ﺣﻔﻈﻪ ﺍﻟﻠﻪ-:
«ﻓﻲ ﻣﻨﻰ ﻓﻲ ﻋﺎﻡ 1365 ﻫـ / 1946 ﻡ ﻋﻨﺪ ﺍﺳﺘﻘﺒﺎﻝ ﺭﺅﺳﺎﺀ ﻭﻓﻮﺩ
ﺍﻟﺤﺠﺎﺝ، ﺃﻭﺿﺢ ﺍﻟﻤﻠﻚ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻌﺰﻳﺰ ﻫﺬﺍ ﺍﻷﺳﺎﺱ ﺍﻟﺬﻱ ﺗﻘﻮﻡ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺪﻭﻟﺔ
ﻗﺎﺋﻼ:
«ﻳﻘﻮﻟﻮﻥ ﺇﻧﻨﺎ ﻭﻫﺎﺑﻴﻮﻥ!
ﻭﺍﻟﺤﻘﻴﻘﺔ = ﺇﻧﻨﺎ ﺳﻠﻔﻴﻮﻥ ﻣﺤﺎﻓﻈﻮﻥ ﻋﻠﻰ ﺩﻳﻨﻨﺎ،
ﻧﺘﺒﻊ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ، ﻭﺳﻨﺔ ﺭﺳﻮﻟﻪ -صلى الله عليه وسلم-».
ﻫﺬﺍ ﻫﻮ ﺃﺳﺎﺱ ﺍﻟﺪﻭﻟﺔ ﺍﻟﺴﻌﻮﺩﻳﺔ ﻣﻨﺬ ﺃﻥ ﺃﻧﺸﺌﺖ».
[ﺭﺳﺎﻟﺔ ﺇﻟﻰ ﻗﻨﺎﺓ ﺍﻟﻤﺴﺘﻘﻠﺔ].
Raja Salman bin Abdul Aziz Alu Su’ud hafizhahullah mengatakan: “Di Mina pada tahun 1365 H atau 1946 M ketika menyambut para kepala negara dan utusan yang sedang melaksanakan ibadah haji, Raja Abdul Aziz menjelaskan asas yang menjadi dasar negara ini dengan beliau mengatakan, ‘Mereka menuduh kami Wahhabiyun, padahal hakekatnya kami adalah Salafiyyun yang menjaga agama kami. Kami mengikuti Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya -shallallahu alaihi was sallam’ Jadi inilah dasar negara Saudi sejak didirikannya.”
http://mohammadbazmool.