Mewaspadai Syubhat-Tipu Daya Ibnu Yunus & Khaliful Hadi
(Kampanyekan “Kelembutan & Keindahan” Arahan Ar Ruhaily & Jajakan Syubhat Batil Al Halaby)
Sudah menjadi sunnatullah bahwa fitnah akan terus bermunculan menguji keimanan setiap hamba sampai hari akhir nanti. Satu fitnah padam akan Allah uji dengan fitnah yang lainnya, demikian silih berganti.
Setelah kemarin Ibnu Yunus bersusah payah berupaya mengangkat keterpurukan Ibrahim Ar Ruhaily dari tahdziran para ulama Ahlussunnah dengan syubhat sangat licik dengan bertamengkan “pujian” Asy Syaikh Rabi’ kepadanya…
Gambar 1. Ibnu Yunus menghasung umat merujuk pada Ibrahim Ar Ruhaily (Syaikh Muhammad bin Hadi memperingatkan umat agar tidak duduk mendengarkannya dan yang semodel dengannya)
Dan agar umat yakin betul bahwa tidak ada hal yang harus dicurigai dari arahan lembutnya maka Ibnu Yunus menutup tulisannya dengan tipuan berupa “pujian” Asy Syaikh Rabi’ terhadap Profesor Aqidah yang sedang dipromosikannya.
Gambar 2. Screenshot Ibnu Yunus menutup syubhatnya dengan “pujian” terhadap Profesor Aqidah UIM yang telah ditahdzir oleh para ulama karena penyimpangannya.
Tulisan Ibnu Yunus di atas juga dipropagandakan oleh situs Al Makasari. Allahul musta’an.
Lihatlah bagaimana Ibnu Yunus berupaya keras mengangkat sang Profesor dari keterpurukannya dengan memunculkan “arahan-arahannya yang lembut dan berfaidah” sebagai bimbingan dalam menghadapi fitnah padahal yang bersangkutanlah yang lebih berhajat pertama kali untuk rujuk, bertaubat dan menerima arahan dari masyaikh yang telah menjelaskan berbagai penyimpangan dan fitnah yang dikobarkannya. Allahul musta’an.
Subhanallah, benar-benar syubhat yang amat sangat halus menjebak, menampilkan “pujian” Asy Syaikh Rabi dari kitab beliau yang isinya sebenarnya membongkar penyimpangan-penyimpangannya Profesor Aqidah Ibrahim Ar Ruhaily yang saat ini masih terus dibacakan oleh Al Ustadz Abu Abdillah Muhammad As Sarbini hafizhahullah. Jazahullahu khairan katsira.
Bandingkanlah ya ikhwah arahan-arahan licik penuh tipu muslihai Ibnu Yunus di atas untuk merujuk kepada sang Profesor dengan arahan lembut dari Al Allamah Muhammad bin Hadi Al Madkhali hafizhahullah agar mewaspadai model-model orang seperti ini:
Asy Syaikh Muhammad bin Hadi hafizhahullah tegas menyatakan…
“Oleh karena pernyataan ORANG INI (IBRAHIM AR-RUHAILY) DAN YANG SEMACAMNYA maka kita katakan:
هؤلاء أصحاب شٌبه لا يُجلس إليهم, ولا يجوز الجلوس إليهم, ولا الاستماع لهم, ولا التلقي عنهم؛ حتى يرجعوا عن مثل هذه وأمثالها من البواطيل
“MEREKA (IBRAHIM AR-RUHAILY DAN ORANG-ORANG YANG SETIPE DENGANNYA) adalah orang-orang yang telah dirasuki oleh syubhat-syubhat sehingga tidak boleh duduk (mengambil ilmu) kepada mereka. Tidak boleh duduk kepada mereka. Tidak boleh mendengarkan mereka. Dan tidak boleh menimba ilmu dari mereka. Hingga mereka rujuk (meninggalkan) syubhat seperti di atas dan kebatilan-kebatilan yang serupa.”
Maka salafiyin yang cerdas dan menginginkan keselamatan manhajnya tentu akan bisa memilih tanpa ragu, mengikuti arahan Ibnu Yunus yang penuh tipu muslihai bersusah payah mengangkat pamor Ar Ruhaily ataukah arahan dari Asy Syaikh Muhammad bin Hadi hafizhahullah??!
Gambar 3. Contoh screenshot arahan-arahan lembut nan menyesatkan dari Profesor Aqidahnya Ibnu Yunus, perhatikan bahwa syubhatnya adalah syubhat yang ditiupkan oleh Jafar Salih dan para da’i yang menjadikan orang awam sebagai kelinci percobaan (bolehnya mendengar dan menonton “ilmu” dari hizbiyyun)
Waspadalah ya ikhwah dari peringatan dan larangan orang tua kita untuk duduk menimba ilmu dan mendengarkan Ibrahim Ar Ruhaily dan orang-orang yang setipe dengannya semisal Ash Habusy syubhat Ibnu Yunus ini.
Gambar 4. Screenshot syubhat-syubhat Ibrahim Ar Ruhaily memang dilariskan oleh Halabiyun
Silakan simak audio arahan lembut dari Asy Syaikh Rabi’ ketika menyingkap dan membongkar berbagai penyimpangan Profesor Aqidahnya Ibnu Yunus di atas agar umat tahu hakekat “pujian” Asy Syaikh Rabi kepada Professor Aqidah Ibrahim Ar Ruhaily yang dibacakan oleh Al Ustadz Abu Abdillah Muhammad As Sarbini hafizhahullah yang sampai terakhir (walhamdulillah) telah memasuki pertemuan ke-12 dan masih terus bersambung sampai akhir kitab insya Allah dari pembacaan kitab Penjelasan Apa yang Ada dalam Nasehat Ibrahim Ar Ruhaily berupa Kekurangan dan Kesalahan:
(Pertemuan ke 1) Membela Al Haq, Menasehati Kaum Muslimin dan Penulisnya ~ Download di sini
(Pertemuan ke 2) Apa Penyebab perselisihan dan Siapa Pengobar Fitnah ~ Download di sini
(Pertemuan ke 3) Pembelaan Al Qoosimy kepada Jahm bin Shofwan ~ Download di sini
(Pertemuan ke 4) Pujian Al Qoosimy kepada Tokoh Sesat Ibnu ‘Arabi ~ Download di sini
(Pertemuan ke 5) Pembelaan Al Qoosimy terhadap Nashir ath Thusi ibnu Sina dan Ahlul Bid’ah ~ Download di sini
(Pertemuan ke 6) Kebid’ahan Bukanlah perkara Ijtihadiyah ~ Download di sini
(Pertemuan Ke 7) Kesesatan Harus di Jelaskan ~ Download di sini
(Pertemuan Ke 8) Salafy Sekarang di tuduh tidak memperhatikan Akhlak ~ Download di sini
(Pertemuan Ke 9) Ada Saatnya Lembut ada Saatnya Keras ~ Download di Sini
(Pertemuan Ke 10) Perlunya Penjelasan antara Mudaroh dan Mudahanah Download di Sini
(Pertemuan Ke 11) Siapakah yang Memulai Hajr dalam Fitnah Sekarang ini Download di Sini
(Pertemuan Ke 12) Dakwah kepada Ahli Bid’ah Bukan Berarti Bermajlis dengannya Download di Sini
(Sumber: http://forumsalafy.net/?p=2608)
Jazahullahu khairan katsira.
Link pdf kitab di atas (11.4MB):
Gambar 5. Tipu daya Ibnu Yunus menjajakan Ibrahim Ar Ruhaily yang menjadi rujukan Halabiyun
Dan berikut beberapa link makalah tahdzir dan bantahan para ulama terhadap Profesor Aqidah Ibrahim Ar Ruhaily yang dibanggakan oleh Ibnu Yunus dan dibanggakan pula oleh Halabiyun Rodja dan silakan dibandingkan dengan arahan lembut (baca:licik) Ibnu Yunus hadahullah agar umat merujuk penyelesaian permasalahan fitnah kepada orang yang justru telah mengobarkan fitnah dan telah ditahdzir oleh para ulama karena penyimpangan-penyimpangannya.
- Bantahan Asy Syaikh Ubaid Al Jabiri atas Prof. DR. Ibrahim Ar Ruhaili
- Tahdzir Asy Syaikh Muhammad bin Hadi Al Madkhali atas Prof. DR. Ibrahim Ar Ruhaili
- Meluluhlantakkan Syubhat-Syubhat Ibrahim Ar-Ruhaily Dalam Masalah Jarh Wa Ta’dil
- Jafar Shalih Menggali Lubang (Fitnah) Kuburnya Sendiri Bag.1
Setelah berlalunya hari, maka muncullah jagoan lainnya yang jauh-jauh berangkat dari kota Gresik ke Sulawesi hanya untuk menjajakan syubhatnya Ali Hasan Al Halaby. Dialah yang bernama Khaliful Hadi hadahullah.
Diantara perkataan Kholiful Hadi dalam taklimnya di Parapa dia berupaya memupuk pendengarnya dengan menularkan syubhatnya Al Halaby dan Al Ma’riby (laa yulzimuni):
“Tapi berkaitan dengan siapa yang lebih berhak, iki (ini-Jawa) masalah. Dan apa yang berhak menurut antum belum tentu berhak menurut saya. Kan begitu iya kan? Karena masing-masing kita tidak seilham.
Kecuali kalau kamu dapat wahyu, “Oh iki (ini) si A begini, wahyu dari Allah, oke.”
Gambar 6. Screenshot kaidah Al-Halaby yang busuk “Janganlah kita menjadikan perselisihan kita di dalam menyikapi orang lain sebagai sebab perselisihan di antara kita sendiri”. Yang mana kaidah ini bahannya diambil oleh Al-Halaby dari kaidah Al-Ikhwan Al-Muslimun “Saling toleransi dan saling membantu”.
Tapi kalau masalah ini khan masalah ilmu. Apa yang ilmu itu sharih kepada anda belum tentu sharih kepada saya. Ilmu yang sharih kepada saya belum tentu sharih kepada anda.
Antum maksa saya untuk seperti kamu? Ya nggak iso (bisa).”
Dan bandingkanlah dengan syubhat yang dilontarkan oleh Jafar Salih dibawah ini, nampak dengan sangat jelas bahwa walaupun “bayi-bayi” tersebut berbeda wajahnya akan tetapi dari suara yang dikeluarkan nampaklah dengan jelas jika keduanya benar-benar dilahirkan dari ”rahim” yang sama, kaidah rusak La Yulzimuni-nya Ali Hasan Al Halaby Al Mubtadi’.
Jafar Salih berkata:
“ Ana menganggap masalah ini masalah ijtihadi bukan masalah..bukan masalah prinsip. Dzulqarnain bilang Yazid Jawas itu Salafy meskipun dia punya masalah. Dan ini tentunya tidak diamini oleh yang lain, terus kita bermusuhan hanya karena masalah ini? Hukum terhadap seseorang itu bukan masalah wahyu bukan masalah prinsip….”
Inilah sebagian ringkasan penjelasan Asy Syaikh Abu ‘Abdil A’la Khalid bin Muhammad bin ‘Utsman al-Mishri hafizhahullah dari perjuangan Asy Syaikh Rabi’ dalam meruntuhkan kaidah bid’ah yang diusung oleh Al Halaby dan terus dijajakan oleh corong-corong kesesatannya yang lainnya.
Diantara “ushul” (prinsip/asas dasar) mereka untuk menolak al-haq, hujjah-hujjah, dan bukti-bukti, serta agar tetap mantap di atas kebatilan adalah prinsip : ( ﻻ ﺗﻠﺰﻣﻨﻲ ) *“Janganlah kamu mengharuskan kepadaku (untuk menerima/mengikuti tahdzirmu)*”.
Mereka menjadikan prinsip ini sebagai tameng untuk menolak al-haq.
Gambar 7. Prinsip rusak anti ilzam yang diusung oleh Al Halaby dan barisan yang semodel dengannya
Ketika salah seorang dari mereka menyelisihi al-haq maka tidak akan pernah rujuk dari penyelisihan ini meskipun besar.
Meskipun sikap dan prinsip mereka sangatlah buruk, meskipun untuk membela diri atau membela ahli bid’ah dan penyesat umat dengan cara kebatilan.
Meskipun berkonsekuensi pula mencela ahlussunnah dengan kebatilan dan kedustaan. Juga meskipun ada seorang salafi yang mendatangkan dalil dan bukti untuk suatu permasalahan. Maka mereka tidak akan menerimanya, bahkan akan menolaknya dengan tameng ini, yaitu “Kamu jangan mengharuskan kepadaku”.
Dan berikut ini bukti audio syubhat Al Halaby yang dijajakan oleh Khaliful Hadi disusul oleh bukti suara Jafar Salih dan diakhiri dengan bantahan tuntas terhadap prinsip batil mereka tersebut yang disampaikan oleh Al Ustadz Usamah Mahri hafizhahullah:
atau download di sini
Adapun makalah-makalah yang membantah prinsip La yulzimuni, syubhat khilafiyah ijtihadiyah sebagaimana syubhat Khaliful Hadi di atas juga merupakan syubhat yang disebarkan oleh Jafar Salih, silakan membuka kembali pada link:
- Mendudukkan Syubhat “Khilafiyah Ijtihadiyah” (Bag.1): Berdalih Dengan Menyatakan Bahwa Sebuah Masalah Padanya Terdapat Khilaf)
- Mendudukkan Syubhat “Khilafiyah Ijtihadiyah” (Bag.2): Dibalik Topeng Syubhat Ja’far Salih
- Mendudukkan Syubhat “Khilafiyah Ijtihadiyah” (Bag.3): Apakah Jarh wa Ta’dil Masalah Khilafiyah Seperti Fikih?
- Mendudukkan Syubhat “Khilafiyah Ijtihadiyah” (Bag.4): Apakah Jarh wa Ta’dil Masalah Ijtihadiyah?
- Mendudukkan Syubhat “Khilafiyah Ijtihadiyah” (Bag.5): Menolak Jarh Mufassar Berarti Meniadakan Jarh wa Ta’dil
Dengan demikian walhamdulillah syubhat Al Halaby yang diusung oleh Khaliful Hadi dan Jafar Salih serta Ar Ruhaily yang dikampanyekan oleh Ibnu Yunus Hadahumullah ternyata telah dibantah sebelum mereka meneriakkannya. Allahu a’lam.
.
نعم،،، جزاك الله خيرا