AKAL BULUS MUHAMMAD ALI ISHMAH TAK MULUS
BENAR, MAI SEBARLUASKAN SELEBARAN DUSTA ATAS NAMA SYAIKH MUHAMMAD BIN HADI YANG MENCERCA SYAIKH UBAID AL JABIRI DEMI MENDUKUNG MUHAMMAD AL IMAM & MENGARSIPKAN BANTAHANNYA!!!)
Alhamdulillah pada makalah yang lalu telah tersingkap bagaimana makar Pembela Perjanjian Persekutuan Muhammad Al Imam dkk bersama Rafidhah Hutsiyun Khawarij pemberontak najis yang menyebarluaskan selebaran dusta yang menyerang Asy Syaikh Ubaid Al Jabiri atas nama Asy Syaikh Muhammad bin Hadi hafizhahumallah yang langsung dibongkar kekejian dan kedustaannya oleh Asy Syaikh Abdullah Al Bukhari hafizhahullah.
Telah kita paparkan pula bahwa diantara jaringan MLMnya Dzulqarnain yang menyebarluaskan selebaran palsu tersebut, Muhammad Ali Ishmah adalah salah satu pelaku kejahatannya dengan melabeli kedustaan atas nama ulama untuk membela Al Imam itu dengan label “PENYEJUK”, inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
Gambar 1. Jaringan MLM penyebar selebaran dusta atas nama Syaikh Muhammad bin Hadi sembari promosi daurah Abdul Hadi Umairi
Dan sampai sekarang MAI tidak menunjukkan rasa penyesalan sedikitpun, permintaan maaf kepada Salafiyun yang ditipudayanya apalagi rujuk dan bertaubat dari kejahatannya ini dalam keadaan hujjah dari Asy Syaikh Abdullah Al Bukhari telah sampai kepadanya. Allahul musta’an.
Gambar 2. AA Siraj corong dakwah Bajirupa dan gambar profilnya
Perhatikan profil yang dipakai AA Siraj Bajirupa identik dengan profil jaringan penyebar selebaran palsu yang membela Al Imam Al Ikhwani pada screenshot sebelumnya.
Dan diantara seruan Syaikh Abdullah Al Bukhari hafizhahullah adalah:
“Maka ana memberi nasehat KEPADA SIAPA SAJA YANG MENYEBARKAN SELEBARAN TERSEBUT, atau tulisan Jamal Al-Muzhaffary di atas HENDAKLAH SEGERA BERTAUBAT KEPADA ALLAH DAN RUJUK DARI KEDUSTAAN-KEDUSTAAN YANG ADA PADA TULISAN TERSEBUT.
Asy-Syaikh Abdullah Al-Bukhari hafizhahullah mengatakan : ” Barang siapa yang menyebarkannya maka berarti dia ;
1. Setuju
2. Percaya dan membenarkan
3. Mendukungnya.
MAKA SIAPA SAJA YANG MENGIRIM KE SIAPA SAJA ATAU DI GROUP MANA SAJA, HENDAKLAH SEGERA BERTAUBAT KEPADA ALLAH DAN BERLEPAS DIRI DARI KEDUSTAAN-KEDUSTAAN DAN CELAAN-CELAAN TERHADAP MASYAYIKH KIBAR YANG TERDAPAT DALAM SELEBARAN TERSEBUT.” –selesai penukilan–
Gambar 3. Apakah seruan itu telah disambut dengan baik oleh Muhammad Ali Ishmah sebagai tanda itikad baiknya??? Tidak sekali-kali tidak!!
Bahkan MAI telah menuduh kami telah khianat tidak menukil seutuhnya dan tidak berani meralat!!
Gambar 4. Tuduhan…khianat dalam menukil dan tidak berani meralat
Ya subhanallah! Pengkhianatan apa yang telah kami lakukan? Bukankah dirinya yang telah mengkhianati para ulama? Menyebarluaskan kedustaan, tuduhan terhadap ulama kibar dengan kemasan indah-mematikan sebagai “PENYEJUK”?
Lihatlah pernyataannya yang beracun sangat:
“Kalau dia mengilzam bahwa ana setuju dg selebaran itu karena mempostingnya…”
Maka kami jawab:
Duhai ustadz si pemilik tuduhan, bagaimana anda lupa dengan pengakuan anda sendiri lalu mencuci tangan dan menimpukkan tanggungjawab perbuatan anda kepada kami?
Bukankah tangan anda sendiri yang menuliskan:
“jujur saja memang bagi ana fatwa syaikh ini menyejukkan”
Gambar 5. Jujur saja bagi ana fatwa (palsu) Syaikh ini menyejukkan. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un
Bagaimana mungkin dengan bukti pengakuan “jujur”mu bahwa selebaran dusta tersebut benar-benar mencocoki hawa nafsumu wahai Muhammad Ali Ishmah (!!) semacam ini anda malah berbalik menuduh kami yang mengilzam anda dan telah khianat dalam menukil??????
Apakah anda mengira bahwa umat tidak bisa membaca bukti pernyataan yang anda tulis sendiri sehingga merasa bebas melemparkan tuduhan-tuduhan yang sejatinya anda sendiri yang melakukannya?
Sungguh sangat menakjubkan hati nurani orang ini, di saat telah terbongkar kedustaan selebaran palsu atas nama Syaikh Muhammad bin hadi hafizhahullah yang dia sebarluaskan, dirinyapun (dengan tetap bersikukuh tidak mau bersikap sportif lagi jantan mengakui kesalahannya) malah menegaskan bahwa selebaran palsu tersebut menyejukkan (hawa nafsu) dirinya! La hauwla wa la quwwata illa billah.
Bagaimana mungkin dia mau mengakui kesalahannya sementara tonggak perjuangan telah ditancapkannya, apa itu?
“ana hanya membela diri ana sebisanya”
yassalam!!!
Gambar 6. Jangan paksa ana (mengakui kesalahan ana)….ana hanya membela diri ana sebisanya!
Jadi tuntutan anda sekalian, asy Syaikh Abdullah Al Bukhari agar para penyebar selebaran palsu tersebut (semisal Muhammad Ali Ishmah tentunya) bertaubat dan rujuk dari kesalahannya…baginya adalah bentuk pemaksaan!!!!
MAI Posting Selebaran Palsu Yang Menyejukkan Hawa Nafsunya Atas nama Syaikh Muhammad bin Hadi Benar-Benar Untuk Menggalang Dukungan bagi Muhammad Al Imam
Perhatikan di awal-awal statusnya berikut ini:
Gambar 7. Sumber Penyejuknya Muhammad Ali ishmah, jaringan watsiqah Lovers-MLM Dzulqarnain
Lihatlah buktinya bagaimana statusnya MAI yang menshare status dari jaringan Watsiqah Loversnya Dzulqarnain disukai oleh 11 orang pada tanggal 25 Desember 2014 pukul 16.30. Lalu Bukankah ini merupakan data riil dukungan terhadap statusnya? Apa yang dia inginkan dari status selebaran palsu yang dia buat jika bukan dukungan dari pembacanya?
Dan bukan hanya itu…
Muhammad Ali juga berharap agar selebaran palsu yang menyerang Asy Syaikh Ubaid Al Jabiri serta menisbahkan kedustaan-kedustaan dan adu domba terhadap para Masyaikh Ahlussunnah yang dia sebarluaskan tersebut juga ada yang menerjemahkan!
Simak bukti komentarnya:
Gambar 8. Harapan MAI kok gak ada yang nerjemahin (selebaran palsu) ya?
Lihatlah statusnya yang mengundang komentar dukungan terhadap fitnah Masyaikh Yaman.
Pernyataan harapannya: “Kok gak ada yang nerjemahin ya?”
Walhamdulillah tanpa dipaksa dan diilzam oleh siapapun Muhammad Ali Ishmah telah mengakui senafas dengan kesejukan status selebaran palsunya.
Hilah apa lagi yang akan engkau lontarkan lagi wahai Muhammad Ali Ishmah dengan arsip bukti pernyataanmu sendiri bahwa hawa nafsumu sendirilah yang mencocoki kesejukan kepalsuan dan kedustaan isi selebaran palsumu???
Apakah engkau masih akan berlenggak-lenggok bersilat lidah meliuk-liukkan makarmu di depan umat dengan menuduh bahwa Abdul Ghafur telah memaksa mengilzammu bahwa dirimu meyakini kebenaran selebaran palsumu???!! Duhai…
Maka bantahanpun muncul….
Gambar 9. Bantahan terhadap status MAI
Kemudian muncullah komentar pendek tak berbobot ilmiyah sama sekali apalagi menunjukkan bukti bahwa dirinya adalah seorang ustadz yang berilmu dan menjadi panutan umat,
“ngono to. Lacak siapa sumbere”
Gambar 10. Dibayar kontan, Jangan suka yang asal comot…ni link kalam syaikh al Bukhari terkait selebaran palsu tersebut!
Maka selayaknya jika jawaban tak merasa bersalah apalagi merasa berdosa yang keluar dari orang bergelar ustadz semacam ini dibayar lunas dengan pernyataan : “Jangan Asal Comot!!” berikut link yang membungkam dan menelanjangi kedustaan yang dia sebarluaskan. Walhamdulillah.
Bukankah ketika menyebarluaskan selebaran palsu tersebut Muhammad Ali Ishmah merasa dalam posisi ilmiyah dengan telah menyebutkan sumbernya yang memposting (Syiar Sunnah)?!
Lalu bagaimana mungkin setelah dituntut tanggungjawabnya karena melakukan kejahatan berat semacam ini kemudian Muhammad Ali Ishmah melemparkan hilah untuk membuktikan dirinya lepas dari kejahatan tersebut dengan dasar bahwa dirinya telah berkomentar “ngono to, lacak sumbere”!!!???
Gambar 11. Ngotot membela diri sebisanya…
Apakah hilahnya ini memiliki bobot ilmiyah di sisi Ahlussunnah????
Ataukah justru merupakan jawaban dari CERMINAN ORANG YANG BERGAYA TAK BERILMU untuk melepas tanggungjawab tanpa rasa bersalah sepeserpun dari apa-apa kejahatan yang telah dilakukannya??!! Duhai…
Mungkin pembaca akan ada yang bertanya, apa bukti MAI sedang bergaya tak berilmu untuk melepas tanggungjawab tanpa rasa bersalah dengan perbuatan tercela yang telah dilakukannya?
Gambar 12. Secara kaedah ana tidak salah. Kaedahnya siapa kang?????!!!
Ya Subhanallah!!
Lihatlah cara licik orang sombong ini dalam berhilah dan mencucitangan dari kejahatan penyebaran selebaran palsu yang dia lakukan dengan pernyataannya,
“secara kaedah saya tidak salah…ana pernah berpendapat demikian dan kemudian demikian”
Percayakah pembaca jika dikatakan MAI tidak pernah mendengar sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ
“Cukuplah seseorang disebut sebagai Pendusta bila dia menyampaikan seluruh apa yang dia dengar.”
Sungguh sangat mengerikan keadaannya jika seorang ustadz sampai belum mengetahui kaidah dasar dalam menyampaikan berita di atas sehingga merasa tidak salah dengan penyebaran selebaran palsu yang dilakukannya!! Wal’iyadzubillah.
Bukankah Allah Ta’ala juga berfirman:
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai ilmu tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. Al-Israa: 36)
Benarkah MAI telah meralat statusnya? Lihat pemaparan di bagian akhir untuk membuktikan kedustaannya tersebut, in sya Allah.
MAI BERSIKUKUH TIDAK MERASA BERSALAH DAN MENOLAK NASEHAT UNTUK RUJUK
Hadits dan ayat telah kami bawakan untuk membuktikan bahwa yang dilakukan oleh Muhammad Ali Ishmah benar-benar tidak dibenarkan oleh syari’at.
Maka bukti di bawah ini menunjukkan dengan jelas bahwa Muhammad Ali Ishmah adalah orang yang sombong dalam menentangi kebenaran, tidak mau mengaku bersalah dan rujuk.
Perhatikan balasan MAI terhadap nasehat menyejukkan yang disampaikan…
Gambar 13. Coba bersikap jantan, menyatakan status penyejuk itu salah, akibat sikap keterburuan dari diri ana dan ana beristighfar….
Gambar 14. Lihat kesombongannya…Ha? Kalau ana disuruh buat pernyataan….jangan paksa ana ya akhi. Allahul musta’an.
MENELANJANGI HILAH MAI YANG LARI DARI TANGGUNGJAWAB DENGAN BERALASAN BAHWA DIRINYA TELAH MENAMPILKAN BANTAHANNYA
Inilah tuntutan MAI (agar kami bersikap ilmiyah dan amanah) yang kami tampilkan agar dirinya bisa menyaksikan bahwa keinginannya dengan mudah bisa terwujud dengan izin Allah Ta’ala tentunya, tidak seperti yang dia kesankan:
Gambar 15. Iya, MAI berhilah bahwa dia telah menyebarkan bantahan.
Gambar 16. Berarti menurut kaedah antum ana setuju dengan bantahan itu? Tidak!! Engkau sendiri yang akan menjawabnya wahai tukang jidal.
Lagi, si congkak MAI berhilah tidak bersalah karena sudah menshare bantahannya. Allahul musta’an.
Hilah MAI, menshare bantahannya dalam bahasa arab karena selebaran palsu yangdia sebarkan juga dalam bahasa arab.
Gambar 17. Kesombongan membuat berat untuk mengakui kesalahannya. Hilah lagi hilah lagi…Allahul musta’an
Inilah senjata ampuh yang dimiliki oleh Muhammad Ali Ishmah untuk tetap ngotot tidak mau mengaku bersalah, dengan dalih telah menampilkan bantahannya:
Gambar 18. Arsip bantahan selebaran
Pembaca bisa menyaksikan sendiri bahwa Muhammad Ali Ishmah memposting bantahan tersebut dengan tulisan yang sangat jelas untuk dibaca yaitu:
“ARSIP bantahan selebaran”
18 jam telah berlalu dan tidak ada yang menyukai kelakuannya ini!!!
Dan silakan pembaca membandingkan perbedaannya dengan bukti-bukti status selebaran palsu yang disebarluaskan oleh MAI, adakah tulisan ARSIP padanya?? Tidak!!
Gambar 19. Status MAI ketika sebar selebaran palsu tanpa embel-embel ARSIP.
Itulah bukti nyata yang membedakan diantara kedua statusnya.
Adakah artinya?? Tentu saja ada dan biarkan Muhammad Ali Ishmah sendiri yang menjelaskannya…
Lihatlah akhir dari hilah si tukang jidal yang sombong dari mengakui kesalahannya yang mencomot selebaran palsu dari sumber yang dibongkar kedustaannya oleh Syaikh Abdullah Al Bukhari hafizhahullah.
Dia menganggapnya ini sebagai cara berkelit tetapi justru membuatnya terjatuh bersama baju kesombongannya ke dalam lubang kubur kecongkakannya sendiri.
Gambar 20. Siapa yang zhalimi orang lain??!!
Perhatikan pernyataannya:
“ana hanya ingin mengARSIP untuk data ana. Sama ketika ana mengARSIP tahdzir untuk mundzir bandung. Bukan berarti ana menyetujuinya. Afwan, jangan mengilzam ana”
Kita katakan:
Pertama,
Terkait status selebaran palsu yang engkau sebarluaskan.
1.Tidak ada label ARSIP pada status ini.
Jadi memang murni benar-benar engkau gunakan untuk menggalang dukungan terhadap Muhammad Al Imam, menyerang kehormatan Asy Syaikh Ubaid al Jabiri serta mengadudomba dengan masyaikh lainnya dan kesemua kejahatan itu diatasnamakan kepada Asy Syaikh Muhammad bin Hadi.
2.Walhamdulillah tanpa ada siapapun yang mengilzam dirimu, engkau wahai MAI telah bersikap jujur mengakui keselarasan hawa nafsumu dengan isi selebaran palsu dan dusta tersebut!
“jujur saja memang bagi ana fatwa syaikh ini menyejukkan”
3.Tidak merasa bersalah sedikitpun dengan mencomot berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkannya.
Kedua,
Terkait status bantahan terhadap selebaran.
1.Nyata ada label ARSIP pada status ini.
Bukankah makna ARSIP telah engkau jelaskan sendiri wahai MAI dalam pernyataanmu?
“ana hanya ingin mengARSIP untuk data ana. Sama ketika ana mengARSIP tahdzir untuk mundzir bandung. Bukan berarti ana menyetujuinya. Afwan, jangan mengilzam ana”
Maka bagaimana mungkin setelah engkau menjelaskan sendiri makna label ARSIP pada status-statusmu “ana hanya ingin mengARSIP untuk data ana” kemudian engkau bergaya di depan umat telah pula menyebarkan bantahannya apalagi mengaku telah meralatnya????
Bukankah engkau sendiri telah menegaskan tanpa ragu bahwa label ARSIP (Bantahan Selebaran) ternyata memiliki nilai “ANA HANYA INGIN MENGARSIP UNTUK DATA ANA” & “BUKAN BERARTI ANA MENYETUJUINYA”?
Dan itu engkau kuatkan dengan contoh riil status ARSIPmu atas yang terjadi pada Mundzir Bandung:
Gambar 21. Akhir dari hilah dan silat lidahnya…menggali lubang kuburnya sendiri
“Sama ketika ana mengARSIP tahdzir untuk mundzir bandung. Bukan berarti ana menyetujuinya” sampaipun engkau tegaskan lagi, “Afwan, jangan mengilzam ana”.
Jadi wahai MAI apakah engkau telat menyadari bahwa hilah licik dan kesombonganmu telah berakhir dengan bukti keteranganmu sendiri bahwa ARSIP Bantahan (Syaikh Abdullah Al Bukhari) terhadap selebaran palsu yang engkau posting itu bukanlah hujjahmu untuk membuktikan kepada umat atas bersihnya tangan dan tanggungjawabmu dari kejahatan yang telah engkau lakukan tetapi justru merupakan hujjah atasmu sendiri yang menelanjangi secara tuntas kebatilan hilahmu! Allahu yahdik!
Artikel terkait:
- Jawaban Tegas Atas Penyebaran Selebaran Gelap Oleh Para Pembela Fanatik Mubtadi’ Muhammad Al-Imam Yang Diatasnamakan Asy-Syaikh Muhammad bin Hady Hafizhahullah
- Allahu Akbar!! Terbongkarlah Kedustaan dan Kepalsuan Selebaran Fanatikus Mubtadi’ Muhammad Al Imam Atas Nama Asy-Syaikh Muhammad bin Hadi Hafizhahullah
- Penjelasan Hakekat Kedustaan & Kepalsuan “PENYEJUK” dari Selebaran Gelap yang Disebarluaskan oleh Larva-larva Fitnah Fanatikus Mubtadi’ Al-Imam
- BENARKAH KHAWARIJ SAUDARA KITA???!!!!! (Syubhat Muhammad Ali Ishmah Adalah Syubhatnya Dedengkot Hizby Takfiri Khariji Adnan Ar’ur)
Sombong itu bisa mengalahkan akal sehat, seorang yang berilmu bisa menjadi kelihatan bodoh didepan banyak orang, gengsi merasa dirinya tinggi, inilah penyakit.
Seharusnya siapapun yang mengingatkan kepada kita tentang kesalahan kita, biarpun dia itu anak kecil yang belum mumayiz, kawan atau lawan, maka sikap rujuk kepada kebenaran itu lebih dikedepankan. Bukankah orang yang segera rujuk kepada kebenaran ketika dia diperingatkan oleh saudaranya itu lebih mulia dari pada orang yang terus sombong diatas kesalahannya???
Berhati-hatilah dari penyakit hubbu riyasah.
Kemudian pelajaran berharga dari kisah nyata di atas yang bisa kita ambil adalah tentang bahaya facebook. sang ustadz begitu bebas di alam facebook, hingga siapa saja ia terima menjadi teman, sekian banyak komentar di facebooknya begitu banyak syubhat, padahal sebuah syubhat itu terkadang membutuhkan bantahan yang rinci dan tidak cukup 2 atau 3 kali majelis.
Selanjutnya di dalam facebook sadar atau tidak engkau sadari manakala ada komentar berupa syubhat dan engkau tidak menghapusnya atau membantahnya dan membiarkan syubhat itu menempel di dinding facebookmu, maka engkau telah menjadi tukang pos dalam menyebarkan syubhat tersebut, baik engkau sadari atau tidak engkau sadari, karena facebookmu bisa dibaca oleh seluruh manusia di dunia. dan tentunya tanggungjawabmu begitu besar diahadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala guna mempertanggung jawabkan hal ini.
Faedah berikutnya hendaknya jangan kita menyibukkan diri dengan facebook. terlalu mahal waktu kita untuk facebook. apalagi facebook begitu besar bahayanya manakala kita tidak mampu dan tidak pandai menjaga diri dari pertemanan di facebook.
Kemudian berhati-hatilah dalam menulis status di facebookmu, mungkin atau bisa jadi kalimatnya cuman pendek tapi bermakna mujmal, atau kalimatnya pendek tanpa ada rincian sehingga menimbulkan kerancuan dan syubhat.
Faedah berikutnya hendaknya kita selalu berhati-hati dalam menerima pertemanan, tidak menerima pertemanan dengan sembarang orang, karena teman itu bisa mempengaruhi agama kita. mengenai hal ini cukup dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
الرَّجُلُ عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“Seseorang itu menurut agama teman dekat/sahabatnya, maka hendaklah salah seorang dari kalian melihat dengan siapa ia bersahabat/berteman.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi. Dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 927)
Faedah terakhir dari kisah diatas hendaknya kita pergunakan nikmat yang telah Allah berikan kepada kita, berupa jari jemari ini, gunakanlah untuk perkara yang baik, bukankah nanti di hari akhir itu semua akan dimintai pertanggungjawaban????
Demikian sedikit komentar dari ana, semoga bermanfaat. Kurang dan lebihnya bila ada kesalahan ana mohon ma’af.
Inilah bukti nyata akibat PERGAULAN BEBAS, seorang yang bergelar ustadz pun tergilas karenanya. Kini, pembelaan diri apalagi yang hendak ia lakukan???? ataukah hendak menyusul pendahulunya Ja’far shaleh dan Hanan Bahanan????