BANTAHAN TERHADAP BERBAGAI CELAAN ASY-SYAIKH MUHAMMAD BIN HADY TERHADAP ORANG-ORANG YANG TIDAK BERSALAH
Oleh: Asy-Syaikh al-Allamah Dr. Rabi’ bin Hady al-Madkhaly hafizhahullah
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن اتبع هداه، أما بعد:
Sesungguhnya asy-Syaikh Muhammad bin Hady memiliki tindakan-tindakan yang mencoreng nama baik sekian banyak Salafiyyun dengan cara menghujat mereka sebagai ‘sha’afiqah’ dan menyebut mereka sebagai orang-orang yang digabungkan dengan ahli bid’ah.(1)
Yang semacam ini merupakan bentuk vonis terhadap mereka sebagai ahli bid’ah tanpa menyebutkan bukti-bukti atas tuduhannya.
Maka saya ingin membela orang-orang yang terzhalimi tersebut, dalam rangka mengamalkan sabda Rasulullah shallallahu alahi wa sallam:
انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُوْمًا.
“Tolonglah saudaramu yang zhalim atau yang terzhalimi!”
Juga berangkat dari firman Allah Azza wa Jalla:
قُلْ هَاتُوْا بُرْهَانَكُمْ إِِنْ كُنتُمْ صَادِقِيْنَ.
“Katakanlah: Tunjukkanlah bukti-bukti kalian jika kalian orang-orang yang jujur.” (QS. Al-Baqarah: 111)
Berikut ini kami sampaikan kepada para pembaca yang mulia bantahan terhadap tuduhan-tuduhannya yang kosong dari bukti-bukti:
[1] Asy-Syaikh Muhammad bin Hady waffaqahullah mengatakan dalam ucapannya di beberapa kesempatan ketika mencela sebagian Salafiyyun, hal itu dalam rekaman yang tersebar dengan suaranya:
فالواجب علينا معشر الأحبة أن نحرص على الأخذ عن العلماء الكبار والراسخين والمحققين، وترك الأخذ عن الأصاغر من النّاشئين الذين بدأوا يتقافزون علينا من هاهنا وهاهنا.
“Wahai segenap orang-orang yang saya cintai, wajib atas kita untuk semangat mengambil bimbingan para ulama besar yang kokoh dan ahli tahqiq, dan tidak mengambil dari orang-orang rendahan dari kalangan anak-anak muda yang mulai berani menyerang kita dari sini dan sana.”(2)
Saya katakan: Saya berharap engkau menyebutkan kepada kami siapa nama para ulama besar yang kokoh dan ahli tahqiq yang engkau semangat untuk mengambil bimbingan mereka?
[2] Asy-Syaikh Muhammad bin Hady mengatakan:
ثم أوصيكم معشر الأحبة بالتآخي فيما بينكم أنتم وجميع إخوانكم أهل السنة طلبة السنة والحديث أوصيكم بأن تتآخوا فيما بينكم وأن تبتعدوا عن أسباب الفرقة.
“Kemudian aku wasiatkan kepada kalian wahai segenap orang-orang yang aku cintai agar kalian saling bersaudara diantara kalian dan semua saudara-saudara kalian Ahlus Sunnah para penuntut ilmu Sunnah dan hadits, aku wasiatkan kepada kalian agar kalian saling bersaudara diantara kalian dan jauhilah sebab-sebab perpecahan.”(3)
Saya katakan: Ucapan ini dihancurkan oleh sikap-sikapmu yang telah memecah belah Salafiyyun di berbagai negeri, dan diantara sikap-sikap tersebut adalah pernyataanmu yang jelas kepada para pengikut (Muhammad Ali) Farkus di Aljazair agar mereka tidak bersatu dengan Salafiyyun yang mengajak mereka untuk bersatu, dan ucapanmu ini ada terekam.
Perbuatanmu ini menyelisihi firman Allah Azza wa Jalla:
فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَصْلِحُوا ذَاتَ بَيْنِكُمْ وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ. [الأنفال: 1]
“Maka bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan diantara kalian, dan taatilah Allah dan Rasul-Nya jika kalian benar-benar beriman.” (QS. Al-Anfal: 1)
Juga menyelisihi firman Allah Azza wa Jalla:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ. [الحجرات: 10]
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara, maka perbaikilah hubungan diantara dua orang saudara kalian (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah.” (QS. Al-Hujurat: 10)
Dan juga menyelisihi sabda Nabi shallallahu alahi wa sallam:
أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَفْضَلَ مِنْ دَرَجَةِ الصَّلَاةِ وَالصِّيَامِ وَالصَّدَقَةِ.
“Maukah aku kabarkan kepada kalian amal yang lebih utama dibandingkan dengan derajat shalat, puasa, dan shadaqah?”
Para shahabat menjawab, “Tentu.”
Beliau menjelaskan:
إِصْلَاحُ ذَاتِ الْبَيْنِ، وَفَسَادُ ذَاتِ الْبَيْنِ هِيَ الْحَالِقَةُ.
“Memperbaiki hubungan (sesama muslim), dan rusaknya hubungan adalah perkara yang membabat habis (menghancurkan kebaikan).”
[3] Kemudian Asy-Syaikh Muhammad bin Hady mengatakan:
ومن أسباب الفرقة السماع لهؤلاء الأصاغر، ومن أسباب الفرقة في هذا العصر الأخذ عن هؤلاء الأصاغر عن هؤلاء الصعافقة الذين مزقوا السلفيين، مزقوا أهل السنة في كل مكان، نعوذ بالله منهم ومن أعمالهم فلا ترتبطوا بهم ولا تسمعوا لهم ولا تتصلوا بهم ولا تأخذوا من أقوالهم ولا تثقوا بنقلهم؛ فإنهم والله شر شر عليكم، أحذركم من ذلك كله معشر الأحبة؛ فإنه والله ما وراءهم إلا الفتن وتمزيق صفوف أهل السنة وتمزيق صفوف السلفيين، أهل العلم يسعون إلى جمع الكلمة وتوحيد الكلمة. وأما هؤلاء الصعافقة فإنه من ارتمى إليهم في أحضانهم واستمع إلى كلامهم أهلكوه ولو كان كبيرًا في السن! نعوذ بالله من ذلك، فتجد آثارهم ظاهرة حتى في بعض الكبار.
“Termasuk sebab-sebab perpecahan adalah mendengarkan ucapan orang-orang rendah ini, dan termasuk sebab-sebab perpecahan di masa ini adalah mengambil ilmu dari orang-orang rendah ini, yaitu dari Sha’afiqah yang telah memecah belah Salafiyyun, mereka telah memecah belah Ahlus Sunnah di semua tempat. Kita berlindung kepada Allah dari mereka dan dari perbuatan mereka, maka jangan berhubungan dengan mereka, jangan mendengar ucapan mereka, jangan menghubungi mereka, jangan mengambil ucapan mereka, dan jangan percaya dengan penukilan mereka! Karena sesungguhnya mereka –demi Allah– merupakan keburukan dan kejelekan atas kalian. Aku peringatkan kalian dari itu semua wahai segenap orang-orang yang aku cintai, karena demi Allah sesungguhnya tidak ada di belakang mereka selain fitnah dan mencabik-cabik barisan Ahlus Sunnah dan mencabik-cabik barisan Salafiyyun. Para ulama berusaha untuk menyatukan, sedangkan Sha’afiqah maka sesungguhnya siapa saja yang bergabung ke pangkuan mereka dan mendengar ucapan mereka, mereka akan membinasakannya walaupun dia orang yang telah tua. Kita berlindung kepada Allah darinya. Jadi engkau jumpai pengaruh mereka jelas hingga terhadap sebagian orang-orang yang telah tua.”(4)
Saya katakan:
1. Tunjukkan dalil-dalil dan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa orang-orang yang engkau sebut dengan Sha’afiqah telah memecah belah Salafiyyun di semua negeri!
2. Jangan lupakan seruanmu kepada orang-orang Aljazair yang bergantung kepada dirimu agar jangan bersatu dengan saudara-saudara mereka yang sangat ingin bersatu!
3. Sebutkan kepada kami siapa para ulama yang berusaha untuk menyatukan, semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan, kemudian ikutilah jalan mereka!
4. Sebutkan kepada kami siapa sebagian orang tua yang telah dibinasakan oleh orang-orang yang engkau sebut sebagai Sha’afiqah!
5. Sebutkan nama para masyayikh kibar yang terpengaruh dengan orang-orang yang engkau sebut sebagai Sha’afiqah, dan sebutkan apa pengaruh-pengaruh yang jelas tersebut!
[4] Asy-Syaikh Muhammad bin Hady mengatakan:
والشيخ استصحب الخبرة والتجربة، فلا يدخل عليه في علمه الشبهة، ولا يغلب عليه الهوى، بعكس الأحداث؛ فإنهم يدخل عليهم الهوى، وأنتم ترونهم الآن، يغمضون أعينهم عن البواقع الظاهرة التي هي كجبل أُحد! لا لشيء إلا لأن صاحب هذه الباقعة معه! فلا يواليه إلا لكونه معه، لا على الدِّين ولا على الحق والهدى، فيعصف به الهوى في هذا الباب –عياذا بالله من ذلك-، بخلاف الشيخ، فلا يغلب عليه الهوى بتوفيق الله له، والشاب يميل به الطَّمع، وكم قد رأينا في هذه الأيام، ما أعظم ما رأيناه! وما أعجب ما رأيناه! ممن باعوا دينهم بالدنيا، واستزلهم الشيطان.
“Seorang yang tua telah memiliki pengalaman, sehingga ilmunya tidak disusupi oleh syubhat dan tidak dikalahkan oleh hawa nafsunya. Berbeda dengan anak-anak muda yang mereka bisa disusupi oleh hawa nafsu. Sekarang ini kalian bisa melihat mereka menutup mata dari berbagai bencana besar yang nampak jelas seperti gunung Uhud! Tidak ada selain karena pelaku bencana besar tersebut bersamanya! Jadi dia tidak loyal kepadanya kecuali karena dia bersamanya, bukan karena agama, dan bukan pula karena kebenaran dan petunjuk, sehingga hawa nafsu menyeretnya dalam bab ini –kita berlindung kepada Allah darinya–, berbeda dengan orang yang telah tua, dengan taufik Allah dia tidak akan dikalahkan oleh hawa nafsu, sedangkan seorang pemuda bisa terpengaruh oleh berbagai kepentingan. Berapa banyak kita saksikan di hari-hari ini, alangkah besarnya yang kita lihat, dan alangkah mengherankan apa yang kita lihat dari orang-orang yang menjual agama mereka dengan dunia dan digelincirkan oleh syaithan.”(5)
Saya katakan:
1. Saya dan selain saya berharap engkau menyebutkan kepada kami berbagai bencana besar yang nampak jelas seperti gunung Uhud tersebut.
2. Tunjukkan bukti-bukti yang jelas yang menunjukkan loyalitas sebagian orang yang engkau sebut dengan Sha’afiqah kepada orang-orang yang telah menjual agama mereka dengan dunia dan telah digelincirkan oleh syaithan!
[5] Dia juga mengatakan:
وهؤلاء الحدثاء الأسنان، السفهاء في الأحلام، من قلَّتْ بضاعتهم في العلم، ورأينا تلونهم في دين الله، يسكتون عن الباطل؛ لقرب صاحبه منهم، ولا يقبلون الحق لإنكار صاحبه عليهم ما هم فيه؛ هؤلاء هم سبب البلاء في هذا الوقت عياذا بالله من ذلك.
“Mereka ini adalah orang-orang yang masih muda usia, dungu akalnya, sedikit ilmunya, dan kita melihat sikap berganti-ganti warna mereka dalam agama Allah, mereka mendiamkan kebathilan karena kedekatan pelakunya dengan mereka, dan mereka tidak menerima kebenaran karena orang yang membawanya mengingkari keadaan mereka, mereka ini merupakan sebab bencana di masa ini, kita berlindung kepada Allah darinya.”(6)
Saya katakan: Tunjukkan bukti-bukti atas sikap berganti-ganti warna mereka dalam agama Allah dan orang-orang yang engkau namakan dengan Sha’afiqah, dan yang menunjukkan bahwa mereka mendiamkan kebathilan karena kedekatan pelakunya dengan mereka dan mereka tidak menerima kebenaran karena orang yang membawanya mengingkari keadaan mereka!
[6] Asy-Syaikh Muhammad mengatakan:
دُخِل على ربيعة شيخ مالك –رحمهما الله– فوجدوه يبكي، فارتاع الذي دخل وخاف من بكائه ظن أنه حصلت له مصيبة في نفسه، فقال له: أدخلَتْ عليك مصيبة؟ نزلت بك مصيبة؟
فقال: (لا، ولكن اُستُفتيَ من لا علم عنده وظهر في الإسلام أمر عظيم)
لا إله إلا الله! انظر هذا في زمان ربيعة، ماذا يقول ربيعة لو رآنا اليوم مع هؤلاء الصعافقة الذين يتقافزون على الناس من كل مكان كما تتقافز الجرابيع؟!
“Ketika ada seseorang masuk menemui Rabi’ah guru al-Imam Malik –rahimahumallah– mereka menjumpai beliau sedang menangis, sehingga orang yang masuk khawatir dan takut karena tangisan beliau dan menyangka ada musibah yang menimpa diri beliau, maka dia bertanya kepada beliau, ‘Apakah Anda ditimpa musibah?’ Beliau menjawab, ‘Tidak, hanya saja orang yang tidak berilmu telah dimintai fatwa dan telah muncul perkara yang besar dalam Islam.’
Laa ilaaha illallah, lihatlah hal ini pada zaman Rabi’ah, maka kira-kira apa yang akan diucapkan oleh Rabi’ah seandainya beliau melihat keadaan kita di hari ini bersama Sha’afiqah yang terus menyerang manusia di semua tempat sebagaimana hewan-hewan pengerat menyerbu mangsanya?!”(7)
Saya katakan: Saya berharap engkau menyebutkan kepada kami apakah fatwa-fatwa yang muncul dari mereka dan yang menjadi sebab munculnya perkara yang besar dalam Islam itu?!
[7] Asy-Syaikh Muhammad mengatakan:
وليحذر كل الحذر من الإقبال على الصغار مع وجود الكبار.
“Dan hendaknya benar-benar hati-hati jangan sampai memperhatikan ucapan orang-orang yang masih muda atau sedikit ilmunya, dalam keadaan ada para ulama besar.”(8)
Saya katakan:
Saya bertanya kepadamu: Apakah engkau sendiri mau menerima nasehat-nasehat para ulama besar, agar penerimaanmu terhadap nasehat-nasehat tersebut menjadi kunci kebaikan yang besar dan menutup keburukan yang besar yang akan menyeret kepada kebinasaan?!
[8] Asy-Syaikh Muhammad mengatakan:
فإن صغير السن لا علم عنده ويبدو جهله إذا اصطكت عليه المحافل ويأتي بالعجب والبجر ويريد الناس أن يدافعوا عن كل ما يقول؛ فيَضل ويُضل.
“Sesungguhnya orang yang muda usianya tidak memiliki ilmu dan akan nampak kebodohannya jika dia tampil di majelis-majelis ilmu, dan dia datang membawa sifat ujub dan bangga diri, dan dia ingin agar manusia membela semua yang dia ucapkan, sehingga dia sesat dan menyesatkan orang lain.”(9)
Saya katakan: Jelaskan kepada kami seperti apakah yang dibawa oleh mereka –atau salah seorang dari mereka– berupa sikap ujub dan bangga diri dan mereka –atau salah seorang dari mereka– ingin agar manusia membela semua yang dia katakan atau yang mereka katakan?!
[9] Asy-Syaikh Muhammad mengatakan:
وحذار حذار كل الحذر من أن يلتف صغار الأسنان على بعضهم ويأخذ بعضهم عن بعض، هذه والله بلية، هذه التي أوقعت الخوارج فيما أوقعتهم فيه، نسأل الله العافية والسلامة، وكلما رأيتم شيئًا من هذا فتذكروا قول النبي صلى الله عليه وسلم: (حدثاء الأسنان سفهاء الاحلام).
“Waspadalah waspadalah jangan sampai anak-anak muda bergabung dengan yang lainnya dan sebagian mereka mengambil ilmu dari sebagian yang lain, demi Allah ini merupakan bencana, inilah yang telah menjatuhkan Khawarij kepada kesesatan mereka, kita memohon keselamatan kepada Allah, dan setiap kali kalian melihat sebagian dari hal ini maka ingatlah sabda Nabi shallallahu alahi wa sallam, “(Khawarij) adalah anak-anak muda dan dungu akalnya.”(10)
Saya katakan:
MENYERUPAKAN ORANG-ORANG YANG ENGKAU MUSUHI DENGAN KHAWARIJ ADALAH BATHIL.
Kemudian mereka yang banyak engkau hujat sebagai Sha’afiqah sebagian mereka ada yang menyandang gelar doktor ilmu syari’at, sebagian mereka menyandang gelar magister, dan sebagian mereka menyandang gelar sarjana. Jadi hujatan ini merupakan kesalahan besar, dan vonismu terhadap mereka sebagai orang-orang bodoh merupakan kekeliruan fatal. Karena orang-orang yang semisal dengan mereka di masa al-Imam Muhammad bin Ibrahim dan al-Imam Abdul Aziz bin Baz ditunjuk sebagai pengajar dan hakim, dan tidak seorang ulama pun yang menyelisihi beliau berdua.
[10] Asy-Syaikh Muhammad mengatakan:
لا تأخذوا على هؤلاء؛ فإن الأحداث معهم الأحداث، ومن الحدث الحدث، ومع الأحداث الإحداث (بالكسر)، والإحداث عند الأحداث كثير.
“Jangan mengambil ilmu dari mereka, karena sesungguhnya anak-anak muda yang bersama mereka adalah berbagai kemungkaran, dan yang muncul dari anak muda adalah kemungkaran, dan bersama anak-anak muda muncul perbuatan mengada-ngada dalam agama (bid’ah), dan memunculkan bid’ah banyak sekali dilakukan oleh anak-anak muda!”(11)
Saya katakan: Sesungguhnya mereka bukan anak-anak muda, dan tidak muncul dari mereka kemungkaran-kemungkaran. Sementara dalam menyikapi mereka engkau sendiri menyelisihi orang-orang yang memiliki ilmu dan keutamaan dari para ulama yang mereka lebih tua darimu dan lebih kuat dalam berpegang teguh dengan as-Sunnah.
[11] Asy-Syaikh Muhammad mengatakan:
واحرصوا على الأكابر وابتعدوا عن الأصاغر، وإياكم والصعافقة؛ فإن هؤلاء قطاع الطرق على طلاب العلم، هؤلاء هم قطاع الطرق الذين يقطعون الطريق على طلبة العلم، فيصدوهم عن الأشياخ الكبار مع تواجدهم، ويرغِّبونهم في الصغار الذين أحدهم كالفرّوج يغرق في فنجان، صوته كصوت الفرّوج لا يسمعه إلا هو، وشبَّهوهم بالعلماء، ولبَّسوا على كثير من الناس، وصوروهم لهم بأنهم مشايخ، وهم في الحقيقة ليسوا كذلك، بل هم طلاب علم مبتدئون.
“Semangatlah untuk mengambil ilmu dari para ulama besar dan jauhilah yang masih muda-muda, dan waspadalah terhadap Sha’afiqah, karena sesungguhnya mereka adalah penyamun jalanan yang memutus jalan yang dilalui oleh para penuntut ilmu, sehingga mereka menghalangi para penuntut ilmu dari para masyayikh kibar dalam keadaan para ulama itu banyak, mereka juga mendorong agar mengambil ilmu dari anak-anak muda yang salah seorang dari mereka seperti anak ayam yang tenggelam di cangkir, suaranya seperti suara anak ayam yang tidak didengar kecuali oleh dirinya sendiri. Dan mereka menyerupakan anak-anak muda dengan para ulama, menipu banyak orang, dan menggambarkan kepada mereka bahwa mereka adalah masyayikh, padahal sebenarnya mereka tidak demikian, bahkan mereka hanyalah para penuntut ilmu pemula.”(12)
Saya katakan:
1. Sebutkan kepada kami siapa para ulama besar yang engkau mengarahkan para pemuda kepada mereka?!
2. Jika salah seorang dari orang-orang yang engkau perangi itu tidak ada yang mendengar suaranya kecuali dirinya sendiri, maka ketika itu tidak ada alasan untuk melakukan peperangan yang engkau lancarkan terhadap mereka!
3. Perkaranya tidak seperti yang engkau sebutkan, karena sesungguhnya orang-orang yang engkau perangi itu adalah para penuntut ilmu salafiyyun. Jadi ucapanmu tidak sesuai dengan fakta, dan menyelisihi perbuatan para ulama yang menunjuk orang-orang yang semisal dengan mereka –dan orang-orang yang lebih sedikit ilmu dan titelnya dibandingkan dengan mereka– sebagai para pengajar dan para dai yang mendakwahkan agama Allah.
[12] Asy-Syaikh Muhammad bin Hady mengatakan:
فهؤلاء ليس لهم قدم راسخة في العلم، وما يأتي من قِبَلهم من الضرر أكثر مما يأتي من قِبلهم من الخير؛ فعليكم معشر الأحبة أن تحرصوا على هذا، ترتبطوا بأهل العلم الكبار، علماء السنة، مرجع السنة، أصحاب العلم المحقق، والنقل الموثق.
أما هؤلاء الذين طلعوا علينا في الآونة الأخيرة ومشايخ هذه الشاشات المحجبين من ورائها ومشايخ (جوجل) ونحو ذلك، احذروهم؛ فإنه ليس عندهم إلا ما ذكرت لكم، والشر الذي يأتي من طريقهم أكثر مما يأتي من الخير عن طريقهم.
“Mereka ini tidak memiliki ilmu yang kokoh, dan apa yang datang dari mereka berupa keburukan lebih banyak dibandingkan kebaikan yang berasal dari mereka. Maka wahai orang-orang yang aku cintai hendaknya kalian semangat melakukan hal ini, yaitu kalian mengikatkan diri dengan para ulama besar, ulama pembela as-Sunnah, ulama rujukan dalam ilmu-ilmu as-Sunnah, para pemilik ilmu yang teliti dan penukilan yang terpercaya. Adapun mereka ini yang muncul di tengah-tengah kita akhir-akhir ini, masyayikh layar monitor yang bersembunyi di baliknya, masyayikh google, dan semisalnya, waspadailah mereka, karena sesungguhnya mereka tidak memiliki selain apa yang telah aku sebutkan kepada kalian, dan keburukan yang berasal dari jalan mereka lebih banyak dibandingkan kebaikannya.”(13)
Saya katakan:
1. Jelaskan kepada kami keburukan apa yang dimunculkan oleh mereka, sebutkan kepada kami nama-nama para ulama besar yang engkau memerintahkan manusia agar terikat dengan mereka, dan engkau jangan banyak bicara yang sifatnya umum!
2. Jelaskan kepada kami berbagai kebathilan orang-orang yang engkau sifati sebagai masyayikh di balik layar dan orang-orang yang engkau sebut!
[13] Asy-Syaikh Muhammad mengatakan:
وإذا ما جاء طالب العلم وجلس إليهم لن يبدؤوه بنشر ما عندهم من الباطل، وإنما يتظاهرون بأنهم مع الأكابر ومع العلماء ومع الشيوخ، وهم كذابون، والله كذابون، طعَّانون في العلماء، في مجالسهم الخاصة، يطعنون فيهم ويلمزونهم، إذا خلا بعضهم إلى بعض تكلم بعضهم مع بعض بما هم عليه في الحقيقة والواقع.
“Jika datang seorang penuntut ilmu dan bermajelis dengan mereka, mereka tidak akan memulai berbicara kepadanya dengan menyebutkan kebathilan yang ada pada mereka, tetapi mereka akan pura-pura menampakkan bahwa mereka bersama para ulama besar dan bersama para masyayikh, padahal mereka pendusta, demi Allah mereka adalah para pendusta, dan suka mencela para ulama di majelis-majelis khusus mereka, mereka suka mencela para ulama dan merendahkan kehormatan mereka, jika sebagian mereka menyendiri dengan sebagian yang lain maka mereka akan saling membicarakan hakekat dan fakta yang ada pada mereka.”(14)
Saya katakan:
1. Mana bukti-bukti yang menunjukkan kebathilan yang ada pada mereka!
2. Mana bukti-bukti yang menunjukkan bahwa mereka adalah para pendusta dan pencela ulama, terlebih engkau telah bersumpah dengan nama Allah bahwa mereka adalah para pendusta dan pencela ulama!
[14] Kemudian dia mengatakan:
واحذروا هؤلاء الصعافقة الذين يقطعون الطريق عليكم، فلهم شبهة الآن قريبة من شبهة أهل البدع: لزوم الأكابر، لزوم الأكابر، ونحن مع الأكابر، وهم كذَّابون، إذا خلوا عضوا عليكم الأنامل من الغيظ، قل موتوا بغيظكم، يطعنون في العلماء وفي المشايخ، في مجالسهم الخاصة.
“Waspadailah Sha’afiqah yang memutus jalan kalian, karena sekarang mereka memiliki syubhat yang hampir sama dengan syubhat ahli bid’ah, yaitu, ‘selalu bersama para ulama besar, selalu bersama para ulama besar, kami bersama ulama besar.’ Padahal mereka pendusta, ketika mereka meninggalkan kalian mereka menggigit jari-jari tangan mereka karena marah kepada kalian. Katakanlah, ‘Matilah kalian dengan membawa kemarahan kalian!’ Mereka suka mencela para ulama dan masyayikh di majelis-majelis khusus mereka.”(15)
Saya katakan:
1. Sebutkan kepada kami nama-nama para ulama yang dicela oleh mereka, dan sebutkanlah kepada kami redaksi celaan-celaan tersebut!
2. Jelaskanlah kepada kami celaan-celaan mereka terhadap para ulama dan tindakan mereka memutus jalan orang yang ingin sampai kepada para ulama, dan jelaskanlah kepada kami bagaimana penilaian mereka terhadap para ulama!
[15] Kemudian dia mengatakan:
وهؤلاء شر على طلاب العلم، وشر على طلاب السنة، وشر على أبناء السنة في كل مكان، وفي تواصلهم معهم البلاء العظيم، عن طريق وسائل التواصل في (تويتر) أو في (الفيسبوك) أو في (انستجرام) أو فيما يتعلق (بالواتساب)، أو نحو هذه الأشياء الجديدة الحادثة.
“Mereka ini merupakan keburukan terhadap para penuntut ilmu, keburukan terhadap para pencari as-Sunnah, dan keburukan terhadap para pengikut as-Sunnah di semua tempat, dan berhubungan dengan mereka terdapat bencana besar, yaitu melalui media-media sosial di Twitter, atau Facebook, atau Instagram, atau yang berhubungan dengan Whatsapp, atau yang semisal dengan hal-hal yang baru muncul ini.”(16)
Saya katakan:
Ucapan ini siapa saja yang membacanya butuh kepada pemaparan bukti-bukti yang terang dan jelas.
Allah Ta’ala berfirman:
قُلْ هَاتُوْا بُرْهَانَكُمْ إِِنْ كُنتُمْ صَادِقِيْنَ.
“Katakanlah: Tunjukkanlah bukti-bukti kalian jika kalian orang-orang yang jujur.” (QS. Al-Baqarah: 111)
Maka mana tunjukkan bukti-buktinya sebagai bentuk melaksanakan perintah Allah Azza wa Jalla, dan juga karena orang-orang yang berakal tidak akan menerima begitu saja tuduhan-tuduhan tanpa bukti berdasarkan firman Allah ini!
[16] Asy-Syaikh Muhammad mengatakan:
ولكن الله جل وعلا فضح هؤلاء وأخرج خبيئتهم، في تغريداتهم، وفي رتويتاتهم، وفي توتراتهم، وفي فسبكاتهم، وفي واتسباتهم ونحو ذلك.
“Tetapi Allah Jalla wa Ala telah membongkar kedok mereka dan mengeluarkan apa yang mereka rahasiakan, melalui tweet dan retweet mereka di Twitter mereka, di Facebook mereka, di Whatsapp mereka, dan semisalnya.”(17)
Saya katakan:
Mana bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Allah telah membongkar kedok mereka dan mengeluarkan apa yang mereka rahasiakan melalui tweet mereka dan seterusnya!
[17] Kemudian dia mengatakan:
بعضهم لم يُعرفوا إلا من سنين قريبة، سنتين أو ثلاثة أو نحو ذلك، فجاءوا بعد ذلك يحكمُون على أهل العلم ويطعنون في أهل العلم ويتكلمون في أهل العلم، ويقطعون على طلبة العلم في الوصول إلى أهل العلم.
“Sebagian mereka tidak dikenal kecuali sejak beberapa tahun ini, dua atau tiga tahun atau sekitar itu, lalu setelah itu mereka datang memvonis para ulama, mencela para ulama, membicarakan para ulama dengan buruk, dan memutus jalan para penuntut ilmu untuk sampai kepada para ulama.”(18)
Saya katakan:
1. Bermurahlah kepada para pembaca dengan menyebutkan seperti apa vonis mereka terhadap para ulama!
2. Sebutkan celaan mereka terhadap para ulama dan seperti apa bentuk upaya mereka dalam memutus jalan para penuntut ilmu untuk sampai kepada para ulama!
[18] Asy-Syaikh Muhammad mengatakan:
فاحذروهم غاية الحذر؛ لأنهم والله لا يستفيد منهم إلا أعداء الدعوة السلفية؛ فإنهم قد جاءوا بالفضائح والقبائح، وأهل السنة إذا ما اطلعوا على مقالاتهم عرفوا جهالاتهم، ولكن الذي لم يطلع لم يعرف، ومن علم حجة على من لم يعلم، وليعلم أنهم قد أصبحوا حجة للمبطلين على أهل السنة؛ فأصبحوا يستدلون بهم وعلى أنهم تلاميذ المشايخ، وعلى أنهم هم الذين يتكلمون باسم المشايخ، لا والله! كذبوا ورب الكعبة.
فلا تأمنوهم، ولا تسمعوا لهم، ولا تأخذوا عنهم؛ فإن هؤلاء قطاع الطريق على طلبة العلم، قطاع الطريق على أهل السنة؛ يقطعون الطريق فيما بينهم وبين أهل العلم؛ فاحذروا حفظكم الله أهل الأهواء، واحذروا من المتشبهين بطلبة العلم والعلماء؛ فإنهم متشبهون وليسوا منهم في الحقيقة، هؤلاء شر وبلاء، ويوشك الله جل وعلا أن يفضحهم ويهتك سترهم ويفضح أمرهم ويُظهر خِزيهم على رؤوس الأشهاد.
“Waspadalah terhadap mereka dengan sebenarnya, karena demi Allah sesungguhnya mereka ini tidak ada yang mendapat keuntungan dari mereka selain musuh-musuh dakwah salafiyyah, karena sesungguhnya mereka telah datang membawa berbagai aib dan keburukan. Dan Ahlus Sunnah jika menelaah berbagai tulisan mereka maka akan mengetahui berbagai bentuk kebodohan mereka, namun orang yang tidak menelaah tidak akan mengetahui, dan orang yang mengetahui merupakan hujjah atas orang yang tidak mengetahui. Dan perlu diketahui bahwa mereka telah menjadi hujjah bagi para pengusung kebathilan untuk menyerang Ahlus Sunnah, sehingga para pengusung kebathilan bisa berdalil dengan mereka dan atas dasar mereka dianggap sebagai para murid dari masyayikh dan karena mereka adalah orang-orang yang berbicara dengan nama masyayikh. Tidak demi Allah, mereka telah berdusta, demi Rabb Ka’bah.
Maka jangan percaya kepada mereka, jangan mendengarkan ucapan mereka, dan jangan mengambil ilmu dari mereka, karena sesungguhnya mereka adalah penyamun di jalan para penuntut ilmu, penyamun di jalan Ahlus Sunnah, mereka memutus jalan yang menghubungkan antara Ahlus Sunnah dan para ulama. Maka waspadailah –semoga Allah melindungi kalian– ahlul ahwa’ dan waspadailah orang-orang yang menyerupai para penuntut ilmu dan para ulama, karena sesungguhnya mereka hanyalah orang-orang yang menyerupai namun sebenarnya bukan termasuk mereka, mereka merupakan keburukan dan bencana, dan tidak lama lagi Allah Jalla wa Ala akan membongkar kedok mereka, menyingkap tabir mereka, mengungkap urusan mereka, dan menampakkan kehinaan mereka di hadapan publik.”(19)
Saya katakan:
Jelaskan kepada kami apa saja berbagai keuntungan yang didapatkan oleh musuh-musuh dakwah salafiyyah dari ucapan orang-orang yang engkau perangi, dan jelaskan kepada kami aib-aib dan keburukan mereka, agar kami ikut bergabung bersamamu dalam mentahdzir mereka!
Dan saya katakan:
Sesungguhnya ucapanmu, “Dan tidak lama lagi Allah Jalla wa Ala akan membongkar kedok mereka dan menyingkap tabir mereka,” dan seterusnya, termasuk bukti yang menunjukkan bahwa sesungguhnya engkau tidak mendapatkan bukti-bukti yang bisa menunjukkan aib mereka!
Sungguh engkau telah banyak sekali mencela orang-orang yang engkau perangi dan engkau tahdzir, namun engkau tidak menunjukkan satu bukti pun yang menjelaskan penyimpangan mereka!
Dan dari ketidak mampuanmu dalam menegakkan bukti-bukti untuk mendakwa mereka bisa diambil faedah bahwa engkau hanya memiliki tangan kosong tanpa bukti!
Maka bertakwalah kepada Allah dalam urusan dirimu dan dalam urusan mereka, dan hendaknya engkau selalu meletakkan di hadapanmu firman Allah Ta’ala:
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ.
“Tidaklah seorang hamba mengucapkan sebuah ucapan kecuali di sisinya selalu ada malaikat yang mengawasi dan mencatatnya.” (QS. Qaaf: 18)
Juga firman Allah Ta’ala:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar. Niscaya Allah akan memperbaiki amal kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian, dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya maka sungguh dia telah mendapatkan keberuntungan yang sangat besar.” (QS. Al-Ahzab: 70-71)
✒️ Ditulis oleh: Rabi’ bin Hady Umair
📅 Ahad, 3 Syawwal 1439 H
➖➖➖➖➖
Catatan kaki:
(1) Sebagaimana yang disebutkan dalam ceramahnya yang dia sampaikan pada malam Sabtu, 15 Shafar 1439 H / 4 November 2017 yang dia tujukan kepada Markaz Abu Bakr ash-Shiddiq di Amerika Utara yang diselenggarakan oleh Abdurrahman al-Umaisan, yang berjudul “At-Ta’liq Ala Atsar al-Imam Mufadhdhal bin Muhalhal Fit Tahdzir Min Thuruq Ahlil Bida’, menit ke 36 detik ke 40.
(2) Ceramah berjudul “Al-Barakah Ma’a Akabirikum” pada hari Kamis, 29 Muharram 1439 H / 19 Oktober 2017, yang ditujukan kepada ikhwah di Darul Hadits lil Imam Abu Zaid al-Qairawany, di kota Tan Tan, Maroko, menit ke 30 detik ke 32.
(3) Ceramah yang ditujukan kepada ikhwah Albania yang berjudul “Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah Fii Asmaillah wa Shifatih” pada malam Ahad, 23 Shafar 1439 H / 10 November 2017, menit ke 30 detik ke 32.
(4) Ceramah yang ditujukan kepada ikhwah Albania yang berjudul “Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah Fii Asmaillah wa Shifatih” pada malam Ahad, 23 Shafar 1439 H / 10 November 2017, menit ke 59 detik ke 52.
(5) Ceramah berjudul “Al-Barakah Ma’a Akabirikum” pada hari Kamis, 29 Muharram 1439 H / 19 Oktober 2017, yang ditujukan kepada ikhwah di Darul Hadits lil Imam Abu Zaid al-Qairawany, di kota Tan Tan, Maroko, menit ke 20 detik ke 50.
(6) Ceramah berjudul “Al-Barakah Ma’a Akabirikum” menit ke 27 detik ke 37.
(7) Ceramah berjudul “Al-Barakah Ma’a Akabirikum” menit ke 33 detik ke 46.
(8) Ceramah berjudul “Al-Barakah Ma’a Akabirikum” menit ke 11 detik ke 56.
(9) Ceramah berjudul “Al-Barakah Ma’a Akabirikum” menit ke 11 detik ke 13.
(10) Kalimat yang ditujukan kepada orang-orang Bengazhi (Libya), Sabtu 1 Shafar 1439 H / 16 Desember 2017, yang berjudul “Il-Ilmu ash-Shahih Ishmatun Minal Fitan” menit ke 36 detik ke 25.
(11) Kalimat pengarahan kepada orang-orang Maroko yang baru diterima di Universitas Islam (Madinah), menit ke 23 detik ke 44.
(12) Kalimat berjudul “Washaya li Duatit Tauhid fis Sudan” menit ke 37 detik ke 29
(13) Kalimat berjudul “Washaya li Duatit Tauhid fis Sudan” menit ke 43 detik ke 22
(14) At-Ta’liq Ala Atsar al-Imam Mufadhdhal bin Muhalhal, menit ke 37 detik ke 5.
(15) At-Ta’liq Ala Atsar al-Imam Mufadhdhal bin Muhalhal, menit ke 37 detik ke 44.
(16) At-Ta’liq Ala Atsar al-Imam Mufadhdhal bin Muhalhal, menit ke 38 detik ke 3.
(17) At-Ta’liq Ala Atsar al-Imam Mufadhdhal bin Muhalhal, menit ke 38 detik ke 46.
(18) At-Ta’liq Ala Atsar al-Imam Mufadhdhal bin Muhalhal, menit ke 39 detik ke 9.
(19) At-Ta’liq Ala Atsar al-Imam Mufadhdhal bin Muhalhal, menit ke 40 detik ke 5.
Channel Telegram = https://t.me/jujurlahselamanya
Download versi PDF تعليقات_على_طعونات_الشيخ_محمد_بن
Download versi PDF Bantahan Syaikh Rabi
🔆👣🔆👣🔆👣🔆👣🔆
⚔️🛡Anti Terrorist Menyajikan Bukti & Fakta Yang Nyata
📠 Channel Telegram: http://telegram.me/tp_alhaq
🌎 http://tukpencarialhaq.com || http://tukpencarialhaq.wordpress.com
•┈┈•┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈•┈┈••