Gus Dur, Said Aqil Siradj Dan Syiah Khomeiniyah : ANTARA KENDURI ASWAJA, KANDURI SYIAH PERSIA & MAULID NABI HASIL CIPTAAN DINASTI -ZINDIQ RAFIDHAH- FATHIMIYAH

Bismillahirrohmanirrohim. oANTARA KENDURI ASWAJA KANDURI SYIAH PERSIA & MAULID NABI HASIL CIPTAAN DINASTI -ZINDIQ RAFIDHAH- FATHIMIYAH

?GUS DUR, SAID AQIL SIRADJ DAN SYIAH KHOMEINIYAH : ANTARA KENDURI ASWAJA, KANDURI SYIAH PERSIA & MAULID NABI HASIL CIPTAAN DINASTI -ZINDIQ RAFIDHAH- FATHIMIYAH?

 

وَشَهِدَ شَاهِدٌ مِّنْ أَهْلِهَا

Salah satu situs corong Syiah Khumainiyah menegaskan, nukilan:

Almarhum Gus Dur dulu pernah mengatakan Nahdlatul Ulama (NU) itu Syiah minus Imamah, Syiah itu NU plus Imamah. Bukan tanpa alasan statemen itu dilontarkan, memang NU dan Syiah secara budaya memiliki banyak kesamaan. Di Indonesia pendakwah ajaran Islam tak dapat dipastikan apakah Sunni atau Syiah yang datang terlebih dahulu, sebagaimana madzhab leluhur para habib di Hadramaut yang masih diperdebatkan apakah Sunni, Syiah atau bahkan membuat madzhab sendiri. Karena itulah budaya, simbol-simbol Syiah melekat kuat dengan budaya Sunni di Indonesia. Kecintaan akan keluarga Nabi saw melekat dengan erat, di antaranya; pujian, tawasulan pada para imam Syiah termaktub dalam syair-syair, tarian, dll; hikayat dan cerita kepahlawanan keluarga Nabi saw; tradisi-tradisi yang mirip dengan budaya Syiah, seperti tabot, tahlil arwah hari ke-n, rabo wekasan, primbon, larangan berhajat di bulan suro; istilah-istilah keagamaan, dsb seperti syuro, kenduri, dll.

NU sebagai salah satu mainstream Sunni di Indonesia menghormati, mengagungkan dan mentaati keturunan Nabi saw, demikian halnya dengan Syiah, NU mengenang dan membacakan manaqib para leluhur guru, kyai-kyai mereka dan mengadakan haul kewafatan mereka. Begitu juga dengan Syiah. Dalam mengatasi ayat-ayat mutasyabihat berkenaan dengan Tuhan, kedua golongan ini sama-sama menakwilkan sesuai dengan posisi Tuhan, bukan memakai arti lahiriah ayat tersebut. Jika dalam NU ada saudara mereka yang meninggal, mereka mendoakannya dalam acara tersendiri, tahlilan. Begitu juga dengan Syiah….

Dibanding dengan kakeknya, Gus Dur begitu dekat dengan golongan Syiah. Ketika terjadi revolusi Iran, ??Gus Dur mengatakan “Khumayni waliyullah terbesar abad ini” yang menimbulkan kontroversi di kalangan NU, bahkan dalam sebuah diskusi Gus Dur juga mempersilakan warga NU untuk masuk ke madzhab Syi’ah. Sedang K.H. Hasyim Asy’ari ‘menyindir’ Syiah dalam Muqadimah Qanun Asasi Nahdlatul Ulama menyebutkan “Sampaikan secara terang-terangan apa yang diperintahkan Allah kepadamu, agar bid’ah-bid’ah terberantas dari semua orang. Rasulullah SAW bersabda: “Apabila fitnah-fitnah dan bid’ah-bid’ah muncul dan sahabat-sahabatku di caci maki, maka hendaklah orang-orang alim menampilkan ilmunya. Barang siapa tidak berbuat begitu, maka dia akan terkena laknat Allah, laknat malaikat dan semua orang.” ….

Gus Dur mengatakan Khumayni waliyullah terbesar abad ini

Gambar 1. Ketika terjadi revolusi Iran, Gus Dur mengatakan “Khumayni waliyullah terbesar abad ini”

?(Dan bandingkan pujian Abdurrahman Wahid di atas dengan hujatan keji Khumaini dibawah ini -dan sungguh kami memohon ampun dan berlindung kepada Allah dari kekufuran ini tatkala menukil hujatan busuk Khumaini yang menyatakan bahwa ibunda kaum mukminin, A’isyah radhiyallahu ‘anha lebih najis daripada anjing dan babi!!!-

وأما سائر الطوائف من النصاب بل الخوارج فلا دليل على نجاستهم وإن كانوا أشد عذابا من الكفار، فلو خرج سلطان على أمير المؤمنين عليه السلام لا بعنوان التدين بل للمعارضة في الملك أو غرض آخر? كعائشة وزبير وطلحة ومعاوية وأشباههم أو نصب أحد عداوة له أو لأحد من الأئمة عليهم السلام لا بعنوان التدين بل لعداوة قريش أو بني هاشم أو العرب أو لأجل كونه قاتل ولده أو أبيه أو غير ذلك لا يوجب ظاهرا شئ منها نجاسة ظاهرية. ?وإن كانوا أخبث من الكلاب والخنازير لعدم دليل من إجماع أو أخبار عليه.

✂️?Url bukti: http://shiaonlinelibrary.com/الكتب/496_كتاب-الطهارة-السيد-الخميني-ج-٣/الصفحة_336

Gambar 2. Hujatan keji Khumaini terhadap Ummahatul Mukminin, Aisyah radhiyallahu ‘anha

Bahwa upacara peringatan orang mati/tahlil pada hari ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, dan ke-1000, termasuk khaul, adalah tradisi khas yang jelas-jelas terpengaruh faham Syiah. Dalam tahlil dimulai dengan bacaan al-Fatihah kepada Nabi saw dan roh-roh si mati. Amalan ini menjadi tradisi penganut Syiah dari zaman ke zaman. Dalam tahlil juga dibacakan ayat 33 dari surah al-‘Ahzab yang diyakini oleh golongan Syiah sebagai bukti keturunan Ali dan Fatimah adalah maksum. Demikian juga dengan perayaan 1 dan 10 Syuro dengan penanda bubur Syuro, tradisi Rebo Wekasan atau Arba’a Akhir di bulan Safar, tradisi Nisfu Sya’ban, faham Wahdatul Wujud, Nur Muhammad, larangan berhajat pada bulan Syuro, pembacaan kasidah-kasidah yang memuji Nabi Muhammad Saw dan ahl al-bait, dan wirid-wirid yang diamalkan menunjukkan keterkaitan tersebut. Bahkan istilah kenduri pun, jelas menunjuk kepada pengaruh Syiah karena dipungut dari bahasa Persia: Kanduri, yakni upacara makan-makan di Persia untuk memperingati Fatimah Az-Zahro’.

URL bukti:
?https://satuislam.wordpress.com/2012/05/14/nu-dan-syiah-sama-sesatnya/
?http://mahdi-news.com/index.php/ahlul-bait/info-buku/item/316-satu-islam

Cucu Khumaini Laknatullah 'alaihi berkunjung ke Indonesia

Gambar 3. Cucu Khumaini Laknatullah ‘alaihi berkunjung ke Indonesia Dan disambut hangat. Wallahul musta’an.

Sehingga bukanlah hal yang aneh jika penerus missi Gus Dur, Said Aqil Siradj terus melantangkan suara persaudaraannya dengan Syiah Rafidhah Iran Khumainiyah. Wallahul musta’an.

Berikut nukilan wawancara dari majalah Syiah Syiah dengan Said Aqil Siradj yang berjudul :

R. KH. Said Aqiel Siradj (sekarang Ketua Umum PBNU) : “budaya Syiah, mempunyai kesamaan dengan budaya Islam Indonesia, budaya Syiah masuk ke NU, bahkan budaya Syiah pun masuk pesantren. NU menerima budayanya,”

TENTANG MAULID NABI SAW
❓Kenapa perayaan Maulid Nabi di masyarakat NU itu lebih meriah dan lebih simbolis ketimbang di masyarakat Muhammadiyah?

✅Karena di sini ada budaya Syiah. NU menerima budayanya, bukan fikih atau teologinya. Budaya Syiah itu ya mencintai Nabi dan Ahlulbait. Di dalam bait-bait syair Barzanji tidak ada yang memuja dan nyanjung Abu Bakar, Umar dan Usman. Nggak ada.

Contohnya, “Kami mempunyai bapak yang sangat kami cintai, yaitu Muhammad, kami punya Ali al-Murtadha, kami punya as-Sibthain (Hasan dan Husain), kam Imam min ba’da khalafu (dan imam-imam setelahnya) seperti Ali Zainal Abidin, anaknya Muhammad al-Baqir, sebaik-baiknya wali, dan putranya ash-Shadiq (Imam Ja’far Shadiq) dan putranya Ali Ridha, begitu lho.

Jadi budaya Syiah masuk ke NU. Bahkan budaya Syiah pun masuk pesantren. Contohnya penghormatan kepada kyainya. Kalau kyainya meninggal maka yang menggantikannya adalah anaknya sekalipun secara kualitas sangat jauh berbeda. Soalnya keilmuannya, ya dia akan bisa mendapatkan dari guru-gurunya yang lain.

Budaya Syiah diterima NU

Gambar 4. Budaya Syiah diterima NU, ucap Said Aqil Siradj yang dipublikasikan dengan bangga oleh corong Syiah Rafidhah Khumainiyah Iran.

❓Kalau banyak berasal dari kultur Syiah, apakah masyarakat yang sadar akan beralih ke gaya mencintai Nabi ala Muhammadiyah?

✅Nggak. Silakan Maulid Nabi dan Dibaan itu dikritik, tetap saja nggak bisa hilang dari kami. Malah yang kritik itu sendiri yang terpental..

❓Salah Salah satu menanamkan nilai-nilai adalah lewat peringatan-peringatan, dan itu juga menjadi momentum persatuan umat.

✅Ya. Dulu Maulid Nabi dimulai pertama kali oleh Khalifah Mu’idz Lidinillah, salah satu khalifah Fathimiah? ⬅️, salah satu khalifah keturunan Abdullah dari Tunisia tahun 363 H. Dia lalu masuk Kairo dan mengalahkan Ahmad bin Thulun. Khalifah Mu’idz kemudian menyatukan umat untuk merayakan Maulid Nabi secara besar-besaran.¹
Dia kemudian mendirikan sekolah al-Azhar dengan nama Jauhar ath-Thaqul, lalu membangun kota Qahirah (Kairo) hingga kemudian dikalahkan oleh Dinasti Mamalik dan kemudian oleh Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi.

Kedekatan kubu Said dengan para ulama Syiah Iran

Gambar 5. Kedekatan kubu Said dengan para ulama Syiah Iran.

Url sumber:
? http://sumpil.heck.in/dr-kh-said-aqiel-siradj-sekarang-ketua-u.xhtml atau http://web.archive.org/web/20131208002507/http://sumpil.heck.in/dr-kh-said-aqiel-siradj-sekarang-ketua-u.xhtml

Ya. Dulu Maulid Nabi dimulai pertama kali oleh Khalifah Mu’idz Lidinillah khalifah Fathimiah...

Gambar 6. Said: “Ya. Dulu Maulid Nabi dimulai pertama kali oleh Khalifah Mu’idz Lidinillah, khalifah Fathimiah… “

¹ Ini adalah satu kejujuran dari Said Aqil Siradj terkait pengakuan tentang siapa yang melaksanakan pertama kali perayaan Maulid Nabi, hanya saja Said tidak menjelaskan mengenai hakekat aqidah dan manhaj dinasti Fathimiyah tersebut. Karena itulah kami mengajak kepada pembaca untuk menyimak makalah terkait hakekat Dinasti Fathimiyah agar pembaca tidak terkecoh dan tertipu gambaran palsu seolah para pembuat acara Maulid tersebut adalah orang-orang shalih pecinta Nabi dan para shahabatnya Shalallahu ‘alaihi was sallam :

1⃣ PERAYAAN MAULID NABI DALAM PANDANGAN BEBERAPA ULAMA SYAFI’IYAH , SIAPAKAH YANG PERTAMA KALI MERAYAKANNYA?

Al Imam Ibnu Katsir rahimahullah menyebutkan bahwa yang pertama kali mengadakan peringatan maulid Nabi adalah para raja kerajaan Fathimiyyah -Al ‘Ubaidiyyah yang dinasabkan kepada ‘Ubaidullah bin Maimun Al Qaddah Al Yahudi- mereka berkuasa di Mesir sejak tahun 357 H hingga 567 H. Para raja Fathimiyyah ini beragama Syi’ah Isma’iliyyah Rafidhiyyah. (Al Bidayah Wan Nihayah 11/172).

Adapun Asy Syaikh Ali Mahfuzh maka beliau berkata: “Di antara pakar sejarah ada yang menilai, bahwa yang pertama kali mengadakan peringatan maulid Nabi ialah para raja kerajaan Fathimiyyah di Kairo, pada abad ke-4 H. Mereka menyelenggarakan enam perayaan maulid, yaitu maulid Nabi, maulid Imam Ali radhiyallahu ‘anhu, maulid Sayyidah Fathimah Az Zahra, maulid Al Hasan dan Al Husain, dan maulid raja yang sedang berkuasa. Perayaan-perayaan tersebut terus berlangsung dengan berbagai modelnya, hingga akhirnya dilarang pada masa Raja Al Afdhal bin Amirul Juyusy. Namun kemudian dihidupkan kembali pada masa Al Hakim bin Amrullah pada tahun 524 H, setelah hampir dilupakan orang. (Al Ibda’ Fi Mazhahiril Ibtida’, hal. 126)

Demikian pula yang dinyatakan oleh Al Miqrizi dalam kitabnya Al Mawaa’izh wal I’tibar 1/490. (Lihat Ash Shufiyyah karya Asy Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu hal. 43)…..

Asy-Syaikh ‘Abdul Qadir al-Junaid berkata,

قال التزمنتي الشافعي عن المولد: هذا الفعل لم يقع في الصدر الأول من السلف الصالح مع تعظيمهم وحبهم له إعظاما ومحبة لا يبلغ جمعنا الواحد منهم.

At-Tazmanti asy-Syafi’i rahimahullah berkata tentang Maulid, “Perbuatan ini tidak pernah dilakukan oleh generasi pertama as-Salafush Shalih. Padahal pengagungan dan kecintaan mereka terhadap beliau (Rasulullah) merupakan pengagungan dan kecintaan yang sangat besar, kita semua tidak bisa mencapai seperti pengagungan dan kecintaan salah seorang di antara mereka (terhadap Rasulullah).”

قال المؤرخون : أول من أحدث الاحتفال بالمولد الدولة العبيدية. وقد قال عنهم المؤرخ الذهبي: قلبوا الإسلام،وأعلنوا الرفض،وأبطنوا مذهب الإسماعيلية

Para ‘ulama ahli sejarah mengatakan, “Yang pertama kali mengadakan perkara baru perayaan Maulid adalah Daulah Ubaidiyyah.”

Seorang ‘ulama ahli sejarah, al-Imam Adz-Dzahabi rahimahullah telah menegaskan tentang mereka,
“Mereka (Daulah Ubaidiyyah) membalik Islam, menampakkan (manhaj) Rafidhah, dan menyembunyikan madzhab Isma’iliyyah (salah satu sekte ekstrim dalam Syi’ah, pen).”

قال المؤرخون:أول من أحدث الاحتفال بالمولد الدولة العبيدية وقال عنهم القاضي عياض: أجمع العلماء بالقيروان أن حال بني عبيد حال المرتدين والزنادقة

Para ‘ulama ahli sejarah mengatakan, “Yang pertama kali mengadakan perkara baru perayaan Maulid adalah Daulah Ubaidiyyah.”
Al-Qadhi ‘Iyadh berkata tentang mereka, “Para ‘ulama di negeri Qairawan telah sepakat bahwa kondisi Bani ‘Ubaid (penguasa di Daulah Ubaidiyyah) adalah kondisi ORANG-ORANG MURTAD DAN PARA ZINDIQ.”

Jadi, Perayaan Maulid Nabi yang pertama kali mengadakan adalah Dinasti Ubaidiyyah.

Tahukah Anda siapakah Bani/Dinasti Ubaidiyyah (yang menamakan diri sebagai Dinasti Fathimiyyah) ini?

Mereka adalah berpaham Syi’ah Rafidhah.
Mereka telah :
?• Mencela para nabi
?• Mencela dan benci terhadap para shahabat
?• Mencela para salaf.

??Al-Qadhi ‘Iyadh berkata tentang Daulah Ubaidiyyah,

أجمع العلماء بالقيروان أن حال بني عبيد حال المرتدين والزنادقة

“Para ‘ulama di negeri Qairawan telah sepakat bahwa kondisi Bani ‘Ubaid (penguasa di Daulah Ubaidiyyah) adalah kondisi ORANG-ORANG MURTAD DAN PARA ZINDIQ.”

Jadi demikianlah salah satu “budaya” yang diserap, dibela dan diakui oleh Said Aqil Siradj.

Selengkapnya:
?http://tukpencarialhaq.com/2015/12/24/perayaan-maulid-nabi-dalam-pandangan-beberapa-ulama-syafiiyah-siapakah-yang-pertama-kali-merayakannya/

2⃣Diskusi Ringan Seputar Maulid Nabi: (FIGUR-FIGUR GENERASI TERBAIK UMAT YANG TIDAK MERAYAKAN MAULID NABI SHALALLAHU ‘ALAIHI WAS SALLAM, APAKAH MEREKA AKAN DICAP “WAHABI”?)

1. Abu Bakar radliyallaahu ‘anhu menjadi penguasa selama dua tahun. Beliau tidak melakukan perayaan maulid Nabi. Padahal beliau adalah shiddiqnya ummat ini dan yang menyertai Nabi shallallaahu ‘alayhi wa sallam di dalam gua!

2. ‘Umar radliyallaahu ‘anhu berkuasa selama 10 tahun. Beliau tidak merayakan maulid Nabi shallallaahu ‘alayhi wa sallam. Padahal beliau adalah Faruqnya ummat ini dan orang yang mendapat ilham dari ummat ini!

3. ‘Utsman bin ‘Affan radliyallaahu ‘anhu berkuasa selama 13 tahun. Beliau tidak melakukan perayaan maulid Nabi. Padahal beliau adalah suami dari dua putri Nabi dan pelaku dua kali hijrah(6). Beliau adalah orang yang paling pemalu dari ummat ini!

4. ‘Ali bin Abi Thalib radliyallaahu ‘anhu berkuasa selama empat tahun. Beliau tidak merayakan maulid Nabi. Padahal beliau adalah anak paman Rasulullah shallallaahu ‘alayhi wa sallam dan suami dari pemuka wanita ahlul Jannah (surga)!

5. Al-Hasan bin ‘Ali (bin Abi Thalib) radliyallaahu ‘anhuma berkuasa selama enam bulan. Beliau tidak merayakan maulid Nabi shallallaahu ‘alayhi wa sallam. Padahal beliau adalah cucu Rasulullah shallallaahu ‘alayhi wa sallam dan pemuka para pemuda penghuni Jannah!

6. Mu’awiyah radliyallaahu ‘anhu pun berkuasa (setelah al-Hasan radliyallaahu ‘anhu-pent). Beliau tidak merayakan maulid Nabi shallallaahu ‘alayhi wa sallam. Padahal beliau adalah raja yang terbaik dalam Islam!

7. Lalu datanglah Daulah Umawiyyah. Di dalamnya ada (raja) semisal (‘Umar) bin Abdil ‘Aziz rahimahullaah. Kemudian datang pula Daulah ‘Abbasiyyah (setelah Daulah Umawiyyah-pent). Di dalamnya ada (raja) semisal (Harun) ar-Rasyid rahimahullaah. Mereka semua tidak merayakan maulid Nabi!

Inilah para ulama Islam yang sebenarnya. Dan para pecinta Nabi shallallaahu ‘alayhi wa sallam secara jujur. Mereka tidak merayakan hari kelahiran beliau selama kurun masa yang dimuliakan, bersamaan dengan sangat mengertinya mereka dengan apa yang Allah turunkan (al-Qur’an) dan hebatnya pemahaman mereka terhadap apa yang ada dalam Kitabullah. Bagaimana (mereka tidak seperti itu-pent) sedangkan mereka adalah pengemban al-Qur’an dan orang-orang yang meriwayatkan hadits Nabi shallallaahu ‘alayhi wa sallam?

Maka kita katakan:
“Andai perkara ini (maulid Nabi) baik, niscaya mereka semua akan mendahului kita untuk melakukannya!”

Kita juga berkata sebagaimana al-Imam Malik rahimahullaah berkata:
“Apa yang di jaman Nabi shallallaahu ‘alayhi wa sallam dan sahabatnya bukan bagian dari agama, maka pada HARI INI PUN TAK AKAN PERNAH MENJADI AGAMA!”

Telah dimaklumi secara pasti bahwa tidaklah Rasulullah shallallaahu ‘alayhi wa sallam berpindah menuju negeri akhirat kecuali telah Allah sempurnakan agama ini untuk beliau dan telah Allah sempurnakan nikmat-Nya atas beliau!

Selengkapnya:
?http ://tukpencarialhaq.com/2015/12/24/diskusi-ringan-seputar-maulid-nabi-figur-figur-generasi-terbaik-umat-yang-tidak-merayakan-maulid-nabi-shalallahu-alaihi-was-sallam-apakah-mereka-akan-dicap-wahabi/

?????????
Anti Terrorist Menyajikan Bukti & Fakta Yang Nyata
Channel Telegram:

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *