PERAYAAN MAULID NABI DALAM PANDANGAN BEBERAPA ULAMA SYAFI’IYAH , SIAPAKAH YANG PERTAMA KALI MERAYAKANNYA?
Sejarah Peringatan Hari Maulid Nabi Bulan Rabi’ul Awwal dikenang oleh kaum muslimin sebagai bulan maulid Nabi, karena pada bulan itulah, tepatnya pada hari senin tanggal 12, junjungan kita nabi besar Muhammad dilahirkan, menurut pendapat jumhur ulama. Mayoritas kaum muslimin pun beramai-ramai memperingatinya karena terdorong rasa mahabbah (kecintaan) kepada beliau , dengan suatu keyakinan bahwa ini adalah bagian dari hari raya Islam, bahkan terkategorikan sebagai amal ibadah mulia yang dapat mendekatkan diri kepada Allah. Lalu sejak kapankah peringatan ini diadakan?
BENARKAH YANG MERAYAKAN ‘MAULID NABI’ PERTAMA KALI ADALAH RAJA AL-MUZHAFFAR, PENGUASA KOTA IRBIL?!
~~~~~~~~~~~~~~
Diedarkan sebuah tulisan, bahwa yang pertama kali mengadakan peringatan Maulid Nabi adalah Raja Abu Sa’id al-Muzhaffar Penguasa Irbil, wafat tahun 184 H!!
Propaganda dengan mengatasnamakan sejarah ini perlu dijawab,
Bahwa tidak benar Raja al-Muzhaffar tersebut wafat pada tahun 184 H. Namun yang benar adalah dia lahir tahun 549, wafat tahun 630 H!! Yakni wafat pada abad ke-7 hijriah.
HAKEKAT DI BALIK PERAYAAN MAULID NABI
Lihatlah, siapa yang membuat tradisi Peringatan Maulid Nabi pertama kali…. Apakah orang-orang shalihin.. Apakah generasi Salaf yang diridhai??
————————
Bahwa yang pertama kali MEMBUAT perayaan ‘Maulid Nabi’ adalah kerajaan Bani Ubaidiyyah (yang menamakan dirinya Bani Fathimiyyah) di Mesir, yang berkuasa pada 362 – 567 H.
Al Imam Ibnu Katsir rahimahullah menyebutkan bahwa yang pertama kali mengadakan peringatan maulid Nabi adalah para raja kerajaan Fathimiyyah -Al ‘Ubaidiyyah yang dinasabkan kepada ‘Ubaidullah bin Maimun Al Qaddah Al Yahudi- mereka berkuasa di Mesir sejak tahun 357 H hingga 567 H. Para raja Fathimiyyah ini beragama Syi’ah Isma’iliyyah Rafidhiyyah. (Al Bidayah Wan Nihayah 11/172).
Adapun Asy Syaikh Ali Mahfuzh maka beliau berkata: “Di antara pakar sejarah ada yang menilai, bahwa yang pertama kali mengadakan peringatan maulid Nabi ialah para raja kerajaan Fathimiyyah di Kairo, pada abad ke-4 H. Mereka menyelenggarakan enam perayaan maulid, yaitu maulid Nabi , maulid Imam Ali radhiyallahu ‘anhu, maulid Sayyidah Fathimah Az Zahra, maulid Al Hasan dan Al Husain, dan maulid raja yang sedang berkuasa. Perayaan-perayaan tersebut terus berlangsung dengan berbagai modelnya, hingga akhirnya dilarang pada masa Raja Al Afdhal bin Amirul Juyusy. Namun kemudian dihidupkan kembali pada masa Al Hakim bin Amrullah pada tahun 524 H, setelah hampir dilupakan orang. (Al Ibda’ Fi Mazhahiril Ibtida’ , hal. 126)
Demikian pula yang dinyatakan oleh Al Miqrizi dalam kitabnya Al Mawaa’izh wal I’tibar 1/490. (Lihat Ash Shufiyyah karya Asy Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu hal. 43).
Pakar sejarah, Taqiyyuddin al-Miqrizi, dalam kitabnya yang berjudul “al-Mawa’izh wa al-i’tibar bi Dzikri al-Khuthath wa al-Aatsaar”. Pada 1/490, al-Miqrizi mengatakan,
“Para Khalifah Dinasti Fathimiyyah memiliki banyak hari raya dan peringatan sepanjang tahun. Yaitu :
Peringatan Awal Tahun,
Hari Asyura
Maulid Nabi — shallallahu alaihi wa sallam —
Maulid Ali bin Abi Thalib
Maulid al-Hasan
Maulid al-Husein
Maulid Fathimah az-Zahra
Maulid Khalifah yang sedang berkuasa
Malam awal Rajab
Malam Nishfu Rajab
Malam awal Sya’ban
Malam Nishfu Sya’ban
….. dst.” demikian keterangan dari al-Miqrizi
Asy-Syaikh ‘Abdul Qadir al-Junaid berkata,
قال التزمنتي الشافعي عن المولد: هذا الفعل لم يقع في الصدر الأول من السلف الصالح مع تعظيمهم وحبهم له إعظاما ومحبة لا يبلغ جمعنا الواحد منهم.
At-Tazmanti asy-Syafi’i rahimahullah berkata tentang Maulid, “Perbuatan ini tidak pernah dilakukan oleh generasi pertama as-Salafush Shalih. Padahal pengagungan dan kecintaan mereka terhadap beliau (Rasulullah) merupakan pengagungan dan kecintaan yang sangat besar, kita semua tidak bisa mencapai seperti pengagungan dan kecintaan salah seorang di antara mereka (terhadap Rasulullah).”
قال المؤرخون : أول من أحدث الاحتفال بالمولد الدولة العبيدية. وقد قال عنهم المؤرخ الذهبي: قلبوا الإسلام،وأعلنوا الرفض،وأبطنوا مذهب الإسماعيلية
Para ‘ulama ahli sejarah mengatakan, “Yang pertama kali mengadakan perkara baru perayaan Maulid adalah Daulah Ubaidiyyah.”
Seorang ‘ulama ahli sejarah, al-Imam Adz-Dzahabi rahimahullah telah menegaskan tentang mereka,
“Mereka (Daulah Ubaidiyyah) membalik Islam, menampakkan (manhaj) Rafidhah, dan menyembunyikan madzhab Isma’iliyyah (salah satu sekte ekstrim dalam Syi’ah, pen).”
قال المؤرخون:أول من أحدث الاحتفال بالمولد الدولة العبيدية وقال عنهم القاضي عياض: أجمع العلماء بالقيروان أن حال بني عبيد حال المرتدين والزنادقة
Para ‘ulama ahli sejarah mengatakan, “Yang pertama kali mengadakan perkara baru perayaan Maulid adalah Daulah Ubaidiyyah.”
Al-Qadhi ‘Iyadh berkata tentang mereka, “Para ‘ulama di negeri Qairawan telah sepakat bahwa kondisi Bani ‘Ubaid (penguasa di Daulah Ubaidiyyah) adalah kondisi ORANG-ORANG MURTAD DAN PARA ZINDIQ
Jadi, Perayaan Maulid Nabi yang pertama kali mengadakan adalah Dinasti Ubaidiyyah.
Tahukah Anda siapakah Bani/Dinasti Ubaidiyyah (yang menamakan diri sebagai Dinasti Fathimiyyah) ini?
Mereka adalah berpaham Syi’ah Rafidhah.
Mereka telah :
• Mencela para nabi
• Mencela dan benci terhadap para shahabat
• Mencela para salaf.
Al-Qadhi ‘Iyadh berkata tentang Daulah Ubaidiyyah,
أجمع العلماء بالقيروان أن حال بني عبيد حال المرتدين والزنادقة
“Para ‘ulama di negeri Qairawan telah sepakat bahwa kondisi Bani ‘Ubaid (penguasa di Daulah Ubaidiyyah) adalah kondisi ORANG-ORANG MURTAD DAN PARA ZINDIQ.”
••••••••••••••
Disusun dan dikumpulkan dari postingan Majmu’ah Manhajul Anbiya
Channel Telegram
Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
••••••••••••••
Turut menyebarluaskan :
Anti Terrorist Menyajikan Bukti & Fakta Yang Nyata
Channel Telegram:
http://tukpencarialhaq.com || http://tukpencarialhaq.