ALLAHUL MUSTA’AN, TERNYATA SULTHON ITU PENANGGUNGJAWAB PONDOK SUMPYUH!!
(Antara Kepalsuan dan Mutalawwin)
Kita telah memposting kisah bagaimana aksi perpaduan antara suara pengakuan dan parang sebagai penegas bahwa Sumpyuh adalah markas MLM.
Asatidzah pun sudah mengomentari aksi mengerikan tersebut sebagaimana telah kita posting pada makalah:
Setelah itu kita mendapatkan surat pernyataan dari pihak Sumpyuh yang memang disebarluaskan yang menunjukkan bukti sangat meyakinkan bahwa sosok Sulthon itu memang benar adanya dan bahkan disebutkan secara resmi bahwa dia adalah salah satu penanggungjawab pondok! Allahul musta’an.
Masih ingat dengan bintang lapangan fitnah MLM yang bernama Fadlan?
Dalam beberapa makalah sepak terjangnya telah menghiasi situs kita.
Tatkala dia menyebarkan fitnah jahat tentang Syaikh Khalid Kuwait:
http://tukpencarialhaq.com/2015/04/06/penjelasan-dan-bantahan-asy-syaikh-khalid-bin-dhahwi-azh-zhafiri-seputar-penggalan-video-dan-kabar-yang-tersebar-bahwa-beliau-duduk-bersama-jumiyyah-ihyaut-turats/
Lalu ketika dia bersama MLM lainnya dan disokong oleh Multaqa Salafy Indonesia menyebarkan kedustaan audio lama atas nama syaikh Rabi’ yang direkayasa baru untuk membela Masyaikh Watsiqah Kufriyah:
http://tukpencarialhaq.com/2015/04/27/membeber-bukti-kedustaan-atas-nama-asy-syaikh-rabi-makar-besar-terbaru-mlm-dengan-sokongan-multaqa-assalafy-cabang-indonesia/
Sekarang simak sepakterjang lainnya dari fattan ini tatkala Fadlan Sumpyuh menyebarkan surat pernyataan dibawah ini:
Gambar 1. Screenshot kiriman Fadlan
Gambar 2. Surat pernyataan versi bahasa Indonesia yang disebarkan Fadlan
Berikutnya adalah teks arabic surat pernyataan tersebut:
Gambar 3. Versi arabic yang disebarkan Fadlan.
Ternyata di dunia maya juga disebarkan surat pernyataan versi bahasa Indonesia seperti pada gambar 2 yang telah dibubuhi stempel resmi. Lihat gambar di bawah ini:
Gambar 4. Surat pernyataan versi Indonesia dengan stempel resmi pondok.
Dan disebarkan pula oleh Abu Amira Khairunnisa (penyerang sengit Syaikh Hani & penyokong sengit Masyaikh Watsiqah Kufriyah) versi arabic yang berbeda lagi dengan versi arabic pada gambar 3.
Hal ini nampak jelas dari bentuk tanda tangan yang berbeda pada kedua versi arabic tersebut.
Simak perbedaan tanda tangan kedua versi arabic itu disini:
Gambar 5. Perbedaan tanda tangan kedua versi arabic.
Dan yang paling nampak jelas adalah tanda tangan Tamim dimana yang satu diawali dengan coretan dari bawah ke atas dan satunya lagi diawali dengan goresan yang berlawanan, dari atas ke bawah.
Kemudian, silakan pembaca membandingkan antara pernyataan versi Indonesia (pada gambar 2 & 4) dengan versi arabic seperti pada gambar 3 dibawah ini:
Gambar 6. Perbedaan mencolok antara versi Indonesia dengan versi arabic yang disebarkan oleh Fadlan.
Bukankah secara kasat mata pembaca telah bisa membandingkan perbedaannya yang sangat ekstrim lagi saling bertolak belakang?! Ataukah akan ada yang mencibir sembari berkelit dengan berhilah, apalah arti sebuah tanda tangan yang berubah-ubah (baca: total berbeda 180°)?!
Duhai ini adalah urusan dien ya ustadz, terkait kepercayaan umat dan bukan semata soal mainan yang berbeda ragam atau menu makanan yang berbeda-beda agar penikmatnya tiada bosan.
Bagaimana dokumen semacam ini akan dinyatakan sebagai dokumen legal yang ditulis dengan penuh kesungguhan??? Bahkan nampak bau kepalsuan atau plintat-plintut yang sangat menyengat tatkala seseorang (dan bukan hanya satu orang!!) terbiasa (terlepas dari perbedaan yang masih bisa ditolerir) menuliskan tanda tangannya yang tergores dengan yakin tintanya yang lazim secara latin dari arah kiri ke kanan, mengawalinya dengan huruf “Z”, “S”, dari atas kebawah lalu sekonyong-konyong bentuk dan arahnya berubah secara revolusioner 180° menjadi berstandard arabic dari arah kanan ke kiri dengan awalan huruf س ، ز، dan awalnya berbalik arah dari bawah ke atas (dari yang sebelumnya dari atas ke bawah, -Tamim) ?? Lalu pada versi arabic yang satunya lagi tandatangan Tamim berubah lagi?!
Bagaimana anda bisa mengambil rasa kepercayaan umat dalam keadaan secara bersamaan menyebarkan pernyataan versi arabic dan versi Indonesia dengan dua model tanda tangan yang sama sekali berbeda?!!!
Penjelasan ilmiyah bagaimana yang bisa menjadikan kita mempercayai dari penampakan sosok-sosok “kepribadian ganda” semacam ini yang dibikin hanya selisih satu hari (dilihat dari tanggal yang tercantum di tulisan) dan disodorkan dalam waktu yang bersamaan?
Ataukah ini hanyalah hasil jejak ketergesaan (untuk mengamankan tempat daurah) dari wujud kepanikan pihak penyelenggara daurah karena tempat Daurah telah diproklamirkan dengan “bendera” intimidasi berbentuk Parang oleh Sulthon sebagai Markas MLM ?!
Bukankah hal yang amat sangat konyol jika telah bersusahpayah mengelak didepan masyaikh sebagai pembela Dzulqarnain lalu mengadakan daurah di kandang MLM?! Harus ada sekoci penyelamat dan parasut cadangan yang dikeluarkan walau ternyata jejak ketergesa-gesaan & pendek akal menjadikan lupa bahwa tanda tangan yang digoreskan ternyata penampakannya berbeda sama sekali. Allahul musta’an.
Itu yang pertama dari sisi kesungguhan “kepribadian ganda” para penangggungjawab pondok.
Kedua,
Silakan dicermati surat pernyataan yang ditandatangani pejabat resmi PENANGGUNGJAWAB pondok Sumpyuh.
Itu adalah bukti yang sangat terang benderang bahwa sosok SULTHON yang mengikrarkan dengan parang bahwa Sumpyuh adalah Markas MLM (ternyata bukanlah tokoh fiktif) memang benar -benar ada (!!) bahkan diakui dan ditegaskan secara resmi sebagai SALAH SATU PENANGGUNGJAWAB PONDOK lengkap dengan stempel resmi di sebelahnya!!! (Lihat kembali gambar 4).
Tidak ada pernyataan bara’ah (berlepas diri) apapun dari para pembesar Sumpyuh terhadapnya malah para penanggungjawab pondok itu secara resmi berterang muka tanpa rasa malu-malu kucing mengikrarkan kebersamaannya dengan Sulthon yang telah mengibarkan bendera Parang menegaskan Sumpyuh sebagai Markas MLM! Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
Lihatlah bagaimana Fadlan berupaya berkelit dengan memajukan pembelaan bahwa Ustadz Sulthon ketika itu dalam keadaan marah:
Gambar 7. Sulthon ketika itu marah
Pembaca rahimani wa rahimakumullah,
Siapa yang mengingkari bahwa Sulthon memang marah pada saat itu? Bukankah persaksian ikhwana sangatlah jelas bahwa Sulthon tidak hanya marah tetapi bahkan marah sambil membawa Parang!!!
Silakan diperhatikan dengan seksama “pembelaan” Fadlan MLM tersebut, apakah itu pembelaan ataukah malah pengakuan penegasan yang memberatkan Sulthon bahwa apa yang diceritakan ikhwah benar-benar terjadi dan bukan kisah fiktif ataupun rekayasa?!
Kalaulah disebutkan sebagai “udzur “nya bahwa ucapan Sulthon itu disampaikan dalam keadaan marah, bukankah penyebab munculnya kemarahan itu harus dijelaskan? Yaitu diputarnya audio rekaman manhaj yang disampaikan oleh ust afif??
Bagaimana mungkin penanggung jawab Markas Salafy (lihat isi pernyataan) bisa berkobar-kobar kemarahannya (sembari mengacungkan parang dan menggedor-gedor pintu!!!) mendengarkan audio manhaj ustadz yang juga Salafy dan malah menegaskan sikap penentangannya dengan menyatakan bahwa Sumpyuh adalah Markas MLM (dan bukan markas Salafy )?
Terakhir,
Perhatikan pernyataan Fadlan tentang tahdzir Masyaikh terhadap Dzulqarnain:
Gambar 8. “Memang dalam hal Ustadz Dzulqarnain Syaikh Rabi’ masih memegang laporan ustadz Luqman,…”
Silakan diperhatikan pernyataan makar orang ini, apakah engkau wahai Fadlan ingin memberikan pesan bahwa masih terus diperjuangkan upaya untuk memberikan laporan yang “sesungguhnya terjadi” tentang Dzulqarnain kepada Masyaikh sehingga masyaikh bisa memegang laporan kalian ?!?!!!!
Untuk melanjutkan perjuangan yang telah dicapai sebelumnya bahwa Dzulqarnain adalah aset Salafiyin asy Syaikh Al Mukarram yang terzhalimi????!!!!
Inna lillahi wah inna ilaihi raji’un.
Nampaknya akan kita sambung lagi kisah betapa hebatnya (makar) asy Syaikh al Mukarram yang satu ini. In Sya Allah.
MLM gak punya MALU!