Penjelasan untuk PENIPUAN Jamil al-Hamily dalam Pertemuan al-‘Allamah al-Fauzan yang Membahas tentang Perkara Watsiqah al-Imam
(( بيان تدليس جميل الهاملي في لقاء العلامه الفوزان في قضيه وثيقه الامام))
Pengantar
Di saat Teheran bergembira dengan kemenangan besar anak buah mereka, Rafidhah Hutsiyun di bagian utara Yaman yang menguasai wilayah-wilayah negeri tersebut, menggulingkan Presidennya dan nyaris tanpa perlawanan berarti sebagai buah dari Watsiqah Kufriyahnya bersama Muhammad Al Imam dan kawan-kawannya,
Gambar 1. Teheran ikut merayakan kemenangan pasukan Pemberontak Khawarij Rafidhah Hutsiyun Abdul Malik Al Hutsy dalam menggulingkan pemerintah Yaman
hari-hari ini pendukung Al Imam (bersama Watsiqah kufriyahnya bersama sekutu mereka, Rafidhah Hutsiyun Khawarij Najis) juga turut bergembiraria menyebarluaskan kisah pertemuan Jamil Al Hamily dan Syaikh Utsman As Salimi bersama Al Allamah Al Fauzan dan menceritakan dukungan beliau terhadap langkah yang telah ditempuh oleh Muhammad Al Imam. Allahul musta’an.
Gambar 2. Watsiqah Lovers merayakan “kemenangan” perjuangan As Salimi dkk atas Al Imam di hadapan Syaikh Fauzan
Tetapi sungguh sangat menakjubkan bahwa di balik kisah “kemenangan” langkah Al Imam yang menandatangani kesepakatan bersama Hutsiyun dan mempersilakan Rafidhah Pemberontak itu untuk menguasai negeri Yaman tersebut sejatinya mereka malah membongkar sendiri penipuannya yang dilakukan di depan Syaikh Shalih Fauzan, entah mereka sadari atau tidak. Allahul musta’an.
Gambar 3. MLM-Watsiqah Lovers menyambut gembira “dukungan” Syaikh Fauzan atas Al-Imam
Sesungguhnya pula, Muhammad Al Imam telah pernah mengeluarkan fatwa tentang orang-orang yang bekerjasama dengan Rafidhah Hutsiyun, memberI jalan bagi mereka untuk menguasai daerah dan wilayah Yaman adalah pengkhianat Allah dan RasulNya…
“BAGAIMANAPUN JUGA, TIDAK DIPERBOLEHKAN BAGI ORANG YANG BERIMAN KEPADA ALLAH DAN HARI AKHIR UNTUK MEMBUKA JALAN BAGI RAFIDHAH KELOMPOK AL HUTSY UNTUK MENUJU KE PROPINSI, NEGERI, DESA ATAU KELUARGA MANAPUN.”
Gambar 4. Membuka sedikit jalan atau menjadi sebab terbukanya jalan bagi rafidhah Hutsiyun untuk menguasai Yaman maka DIA ADALAH PENGKHIANAT KEPADA ALLAH, RASULNYA DAN HAMBA-HAMBANYA YANG BERIMAN!!!! ( Muhammad Al Imam Al Mubtadi’ Mempersaksikan Bahwa Dirinya Adalah Mutalawwin, Sesat, Mengkhianati Allah, Rasul-Nya & Hamba-hamba-Nya Yang Beriman!!!! )
“DAN SIAPA YANG MEMBUKA SEDIKIT JALAN UNTUK MEREKA DARI APA YANG TELAH KAMI SEBUTKAN ATAU MENJADI SEBAB TERBUKANYA JALAN ITU MAKA DIA ADALAH PENGKHIANAT KEPADA ALLAH, RASULNYA DAN HAMBA-HAMBANYA YANG BERIMAN.
Kami berlepas diri kepada Allah dari orang itu.
Kami berlepas diri kepada Allah dari orang itu.
Kami berlepas diri kepada Allah dari orang itu.
Ya Allah bukankah aku telah menyampaikan !
Ya Allah bukankah aku telah menyampaikan !
Ya Allah, saksikanlah!!
Muhammad bin Abdillah al Imam,
27 Muharram 1434 H
Gambar 5. Al Imam mempersaksikan atas nama Allah bahwa dirinya adalah pengkhianat kepada Allah, Rasulnya dan hamba-hamba Allah yang beriman.
Simak bukti audionya di sini:
https://www.youtube.com/watch?v=Sl88yxBBUKQ
atau download di sini
Selengkapnya baca makalah pada link berikut: http://tukpencarialhaq.com/2014/12/17/muhammad-al-imam-mempersaksikan-bahwa-dirinya-adalah-mutalawwin-sesat-mengkhianati-allah-rasulnya-dan-hamba-hambanya-yang-beriman/
Maka, tidak bisa tidak, untuk menyelamatkan Al Imam dan yang bersamanya haruslah dilakukan pembelaan yang sangat memalukan, yakni berdusta kepada Al Allamah Al Fauzan dengan menyodorkan udzur bahwa MUHAMMAD AL IMAM MELAKUKAN PERJANJIAN TERSEBUT DALAM KEADAAN TERPAKSA!!
Gambar 6. Al Imam mendustakan pembelaan memalukan yang mengajukan udzur bahwa dirinya terpaksa
Dan kedustaan inilah yang telah disebarluaskan oleh para pendukung Muhammad Al Imam di negeri ini semacam Sofyan Ruray berdasarkan penjelasan Syaikh Utsman As Salimi tatkala ditelepon oleh pendusta Farhan Aceh hadahumullah.
“Syaikh Utsman : “Pada dasarnya perjanjian tersebut bukanlah atas inisiatif dari Syaikh Al-Imam, AKAN TETAPI TERPAKSA BELIAU MELAKUKAN HAL TERSEBUT untuk mengikat perjanjian dengan orang-orang tersebut (Hutsy) yang saat ini memiliki dominasi kekuatan di Yaman, SEHINGGA SANGAT NAMPAK BAHWASANYA BELIAU ADALAH ORANG YANG TERPAKSA UNTUK MENGHINDARI BAHAYA DIRI DAN BAGI SAUDARA-SAUDARANYA.
WALAUPUN PADA HAKIKATNYA KAMI ULAMA YAMAN (TIDAK MEMVONIS BELIAU) sebagaimana yang divoniskan sebagian ulama bahwasanya dia telah keliru, KARENA SYAIKH AL-IMAM MEMILIKI ‘UDZUR DIKARENAKAN BELIAU TERPAKSA HARUS MELAKUKANNYA.”
Gambar 7. Contoh Pembelaan yang memalukan, telah didustakan sendiri oleh Muhammad Al Imam
Hanya dengan cara berdusta semacam inilah satu-satunya cara untuk menyelamatkan Al Imam dari tahdziran Masyaikh Kibar Ahlussunnah. Maka Syaikh Utsman melanjutkan:
“Kritik adalah sesuatu yang sah-sah saja. Namun tidak pantas untuk memvonis bahwasanya beliau telah keluar dari manhaj Salaf. Beliau (walhamdulillah) masih sebagai seorang salafi.
Kesalahan harus dibantah dan ditolak, akan tetapi vonis bahwasanya beliau telah menjadi seorang Ikhwani atau yang semisalnya, hal ini tidaklah pantas.” –selesai penukilan-
Sewajarnyalah jika mereka menyodorkan udzur (dusta) TERPAKSA sehingga Al Allamah Al Fauzanpun menanggapinya dengan pernyataan,
“Kalian tidak ada hubungan dengan Ikhwani…Syaikh Muhammad Al-Imam lebih faham akan keadaannya dan keadaan negerinya” (lihat bukti status Abu Uways Al-Makassary, terlampir).
Dan bukti yang jelas lainnya bahwa Muhammad Al Imam benar-benar meyakini bahwa Rafidhah Hutsiyun adalah Muslim, saudaranya dan terlarang untuk berperang sesama Muslim dan haram darahnya tertumpah adalah isi pidatonya yang menentang seruan Jihad yang dikumandangkan oleh Ulama Kibar, dua hari setelah Asy Syaikh Rabi’ berbicara:
“….Perang yang terjadi sekarang karena untuk meraih kekuasaan, karena dunia, karena fanatisme, karena kepartaian atau kelompok. Bagaimana seorang muslim akan memerangi saudaranya sesama muslim?! Bagaimana dia akan mengatakan pada hari kiamat nanti kepada Rabbnya ketika dikatakan kepadanya: “Wahai hamba-Ku, kenapa engkau memerangi hamba-Ku yang lain?!”
Perang yang terjadi sekarang ini, betapapun dihias-hiasi oleh orang-orang yang menghiasinya dan ditampakkan indah oleh orang-orang yang memperindahnya bahwa dia demikian dan demikian, kita tidak mampu untuk menerimanya, selama perang tersebut antara sesama muslim dan perang diantara kaum Muslimin. Ahlus Sunnah adalah manusia yang paling bersih dalam hal-hal yang berkaitan dengan darah, manusia yang paling jauh dari pertumpahan darah, paling bersih dan paling bertakwa dalam urusan darah. Ini adalah yang diyakini oleh Ahlus Sunnah sepanjang sejarah.
Waspadailah ucapan yang cuma modal semangat yang menyeret kepada fitnah –sebagaimana yang engkau dengar– dengan model tertentu dan yang lain, dengan bentuk tertentu dan yang lain!
Seandainya Nabi shallallahu alaihi was sallam dibangkitkan dan beliau bersabda kepada kita: “Perangilah sekelompok kaum Muslimin!” Maka kita akan berperang dan kita tidak akan merubah keputusan tersebut.
Adapun –sebagaimana yang engkau dengar– barangsiapa datang untuk menegakkan front perang dan menyeret kaum Muslimin kepada peperangan, atau membentuk kelompok untuk tujuan itu dan menyeret kaum Muslimin kepada perang dan seterusnya, maka ini adalah cara-cara yang tidak kita terima dan tidak diterima di sisi Allah, bahkan itu termasuk fitnah besar dan penyimpangan yang parah. Dan alangkah banyak di belakangnya tangan-tangan penuh makar, jahat, menjadikannya sebagai komoditas dagangan (memperjualbelikannya), dan berkonspirasi terhadap kaum Muslimin.
Yang dituntut adalah waspada tingkat tinggi terhadap segala hal yang menyeret kepada fitnah. Wa laa haula walaa quwwata illa billah.
PERNYATAAN INI DISAMPAIKAN PADA TANGGAL 16 MUHARRAM 1436 H
DALAM PELAJARAN SHAHIH MUSLIM PADA BAB YANG BERJUDUL
الْخَوَارِجُ شَرُّ الْخَلْقِ وَالْخَلِيْقَةِ
Sumber audio:
http://www.sh-emam.com/show_sound.php?id=10792
-selesai penukilan-
Maka Pengantar di atas adalah sokongan bukti penguat bagi uraian di bawah ini yang merupakan terjemah penjelasan dari penipuan yang dilakukan oleh Jamil Al Hamily dari pertemuan dirinya bersama Syaikh Utsman As Salimi dengan Al Allamah Al-Fauzan dan kami sertakan pula tambahan bukti screenshot di dalamnya (red.)
PENJELASAN ATAS PENIPUAN JAMIL AL HAMILY
Sesungguhnya para penggembos telah menyebarkan lewat berbagai Internet/medsos sebuah pernyataan dengan judul:
دفاع العلامة الفوزان عن وثيقة الإمام
(Pembelaan al-‘Allamah al-Fauzan terhadap Watsiqah al-Imam)
Judul ini, demi Allah, demi Allah, dan demi Allah, sungguh adalah KEDUSTAAN dan TIPUAN yang direkayasa.
Sebab hal ini adalah pertemuan sebagian mereka (para penggembos) dengan asy-Syaikh al-Fauzan hafizhahullah.
Dan orang yang menukilkan pertemuan tersebut adalah Jamil bin Shalih al-Hamiliy, dan aku akan memberikan catatan/kritik sesuai yang tampak dari apa yang dia nukilkan dalam pertemuan itu, dan Allah lebih mengetahui dengan apa yang tersembunyi.
Ucapan al-Hamili:
“Kami beritahukan kepada beliau SEBAGIAN klausul perjanjian”
Kenapa kalian tidak tunjukkan semua isi klausul perjanjian / Watsiqah. Sudahkah kalian tunjukkan kepada al-‘Allamah al-Fauzan KLAUSUL KUFUR, yaitu “Hurriyatul Fikri” (Kebebasan Berpikir)??!
Ucapannya:
“Yaitu, bahwasanya tidak ada permusuhan antara kami dan al-Hutsiyin, dan bahwasanya mereka adalah saudara kita, dan musuh kita dan musuh mereka satu dan nabi kita satu, … dan seterusnya.”
Gambar 8. Apa yang pantas untuk dibanggakan dan digembirakan dari kebohongan yang disodorkan?!
Yang nampak dari pernyataan ini adalah PENIPUAN/PEMALSUAN dan KEDUSTAAN. Karena Muhammad al-Imam meyakini kebanyakan dari beberapa perkara ini sebelum penandatangan Watsiqah DAN BUKAN KARENA TERPAKSA.
Muhammad al-Imam meyakini bahwa al-Hutsiyin adalah muslimin dan mereka adalah saudara kita , karena seorang muslim itu saudara bagi muslim yang lain. Dan bahwasanya pembesar mereka, yaitu Abdul Malik al-Hutsy, adalah muslim.
Gambar 9. Ketahuilah bahwa kesesatan yang sebenar-benarnya adalah dengan engkau menganggap ma’ruf perkara yang dahulu engkau anggap mungkar dan menganggap mungkar perkara yang dahulu engkau anggap ma’ruf, dan hati-hatilah jangan sampai engkau berganta-ganti warna di dalam agama Allah, karena sesungguhnya agama Allah hanya satu.( Shahabat Hudzaifah Ibnul Yaman radhiyallahu ‘anhu)
Sementara MEREKA MENGGAMBARKAN KEPADA ASY-SYAIKH AL-FAUZAN BAHWA MUHAMMAD AL-IMAM TERJATUH PADA PERJANJIAN INI KARENA TERPAKSA DAN TIDAK MEYAKINI SEDIKITPUN DARI PEMAHAMAN-PEMAHAMAN TERSEBUT.
Kemudian, apakah kalian sudah menggambarkan kepada al-‘Allamah al-Fauzan kondisi yang Muhammad al-Imam terjatuh padanya? Apakah benar dia terpaksa dengan keterpaksaan yang membolehkan dia untuk menyatakan sesuatu yang kufur?!
Kemudian, apakah kalian juga sudah menggambarkan kepada beliau bahwa Muhammad al-Imam telah MENGGEMBOSI tindakan memerangi Rafidhah di Kitaf – dan mereka hanyalah sebuah kelompok saja -, padahal al-‘Allamah al-Fauzan telah memfatwakan untuk memerangi mereka di Yaman ketika itu?!
Dan apakah kalian sudah mengabarkan kepada al-‘Allamah al-Fauzan bahwa al-Imam melarang dan menggembosi jihad melawan Rafidhah sekarang ini, sambil mengatakan:
“JANGANLAH KALIAN MEMBENDUNG MEREKA, PERSILAKAN MEREKA UNTUK MASUK, KARENA ITU ADALAH FITNAH DAN KONSPIRASI”,
padahal asy-Syaikh al-Fauzan sekarang ini memfatwakan untuk membendung mereka?!
Gambar 10. Al Imam: “Jadi apa yang kita lakukan tidak ada tujuannya selain UNTUK MENEGAKKAN AGAMA KITA, memperbaiki urusan dunia kita”! UNTUK MENEGAKKAN AGAMA KITA dan untuk memperbaiki urusan dunia kita!!!!”
Maka perkara-perkara ini saling berkaitan, dan Ahlus Sunnah menyebutkan apa yang mendukung mereka maupun apa yang merugikan mereka (dalam menilai dan menimbang).
Maka yang tampak adalah bahwa pertanyaanmu kepada asy-Syaikh al-Fauzan adalah sebagai berikut:
“Ada seorang yang terjatuh pada poin-poin/klausul perjanjian ini DALAM KEADAAN TERPAKSA, namanya adalah Muhammad al-Imam.”
Lalu asy-Syaikh al-Fauzan menjawab dengan jawaban tersebut.
Oleh karena itulah al-‘Allamah al-Fauzan pun mengatakan dan membicarakan tentang dakwah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam ketika di Makkah dan bagaimana beliau tidak diperintah untuk memerangi orang-orang kafir… dan seterusnya, yang menunjukkan bahwa pertanyaannya adalah seperti tadi, dan al-‘Allamah al-Fauzan mengkafirkan mereka para Rafidhah al-Hautsiy ini.
Ucapan al-Hamili :
“Kemudian bahwasanya al-‘Allamah al-Fauzan telah membicarakan tentang situasi Yaman, dan bahwasanya sekarang ini mereka tidak memiliki pemerintahan dan tidak pula memiliki Presiden”.
Apakah kalian sudah mengabarkan kepada al-‘Allamah al-Fauzan bahwa Watsiqah itu terjadi
▪ SEBELUM masuknya al-Hautsiyun ke Shan’a, dan
▪ SEBELUM jatuhnya wilayah utara, dan bahwasanya pemerintahan masih ada, presiden juga masih ada, juga itu terjadi sebelum situasi sampai pada kondisi sekarang ini?!
Oleh karena inilah, aku menuntut darimu untuk mendatangkan konteks pertanyaan dan jawabannya, bukan sekadar ringkasan. Sehingga kami bisa tahu lebih banyak lagi pemalsuanmu.
Jika apa yang tampak dari apa yang kamu nukilkan saja terdapat pemalsuan, maka bagaimana lagi dengan yang tersembunyi?
Ucapan al-Hamili :
“Kemudian aku bertanya kepada beliau satu pertanyaan lagi… dan seterusnya”.
Apakah kamu sudah mengatakan kepada al-‘Allamah al-Fauzan bahwa para ulama yang mengingkari al-Imam, mereka tidaklah mengingkari masalah perjanjian damai, namun para ‘ulama tersebut mengingkari kondisi Muhammad al-Imam terhadap perjanjian damai itu dan bahwasanya dia TIDAK terpaksa?!
Dan apakah kalian sudah mengatakan kepada beliau bahwa di sana ada Para Masyayikh di Yaman yang mengingkari Watsiqah ini dan membid’ahkannya, padahal mereka berada di negerinya dan di dekatnya, karena mereka mengatakan (kondisinya) tidak sampai pada keterpaksaan?!
Sesungguhnya pemalsuan itu, wahai Akh Jamil, adalah cara yang digunakan oleh orang yang kalah.
Wahai Akh Jamil, kalau seandainya anda mengabarkan kepada asy-Syaikh al-Fauzan bahwa Muhammad al-Imam sekarang memfatwakan agar seluruh Yaman TIDAK membendung Rafidhah dan mempersilahkan mereka untuk masuk, maka apa kiranya yang akan dikatakan oleh Sang al-‘Alim yang mulia, Sang Penerus Para Salaf, al-‘Allamah al-Fauzan hafizhahullah wa ra’ah??!
Ditulis oleh:
Abul Abbas Muhammad al-Adeny.
Wallaahu A’lam
hm
——-
(( بيان تدليس جميل الهاملي في لقاء العلامه الفوزان في قضيه وثيقه الامام))
فإن المخذله قد نشروا عبر الشبكات كلاما عنوانه (دفاع العلامه الفوزان عن وثيقه الامام) وهذا العنوان والله وتالله وبالله لهو كذب وتدليس مفترى ، وكان سبب هذا لقاء بعض هولاء بالشيخ الفوزان حفظه الله، وكان الناقل لهذا (جميل بن صالح الهاملي) وأنا أقف مع ظاهر ما نقله في هذا اللقاء والله أعلم بما خفي .
قوله (فأطلعناه على بعض البنود ) لماذا لم تطلعوه على جميع بنود الوثيقه وهل أطلعتم العلامه الفوزان على البند الكفري وهو بند حريه الفكر
قوله (وهي أنه ليس بيننا وبين الحوثيين معاداة وأنهم إخواننا وعدونا وعدوهم واحد ونبينا واحد الخ)) ظاهر هذا الكلام التدليس والكذب فإن محمد الإمام يعتقد كثيرا من هذه الأمور قبل إبرام الوثيقه وليس ﻹنه مضطر فهو يعتقد أن الحوثيين مسلمون وأنهم إخوه لنا ﻹن المسلم أخو المسلم ، وأن كبيرهم عبد الملك الحوثي مسلم ، وهولاء صوروا للشيخ الفوزان أن محمد الإمام وقع على هذا مضطرا ولا يعتقد شئ منها ، ثم هل صورتم للعلامه الفوزان الحاله التي وقع عليها محمد الإمام وهل كان مضطرا الإضطرار الذي يبيح له !! الكفر ،
ثم هل صورتم له أن محمد الإمام خذل عن قتال الرافضه في كتاف وهم مجرد عصابه مع أن العلامه الفوزان أفتى بقتالهم في اليمن حينئذ وهل أخبرتم العلامه الفوزان أن الإمام ينهى ويخذل عن جهاد الرافضه الآن ويقول لا تصدوهم واسمحوا لهم بالدخول ﻷنها فتنه ومؤامره مع أن الشيخ الفوزان الآن يفتي بصدهم فالأمور مترابطه وأهل السنه يذكرون ما لهم وما عليهم .
فالظاهر أن سؤالك للفوزان ما يأتي:رجل وقع على هذه البنود وهو مضطر اسمه محمد الامام ؟ فأجاب الشيخ الفوزان بما أجاب
ولهذا قال العلامه الفوزان وتكلم عن دعوه الرسول في مكه وكيف لم يؤمر بقتالهم الخ مما يدل على أن السؤال كان كما سبق وأن العلامه الفوزان يكفر هولاء الرافضه الحوثيين
قوله (( ثم أن العلامه الفوزان قد تكلم عن وضع اليمن وأنه الآن ليس لهم حكومه ولا رائيس )) فهل أخبرتم العلامه الفوزان أن الوثيقه كانت قبل دخول الحوثيين صنعاء وقبل سقوط الشمال وأن الحكومه موجوده والحاكم موجود وأنها كانت قبل أن يصل الوضع إلى ما عليه الآن ، ولهذا أنا أطلب منك أن تأتي بالسؤال والجواب بالنص لا بالخلاصه حتى نعرف أكثر عن تدليسك وإن كان ظاهر ما نقلته فيه تدليس فما بالك بما خفي
قوله (( ثم سألته بالحرف الواحد الخ )) هل قلت للعلامه الفوزان أن العلماء الذين أنكروا ما أنكروا أصل الصلح وإنما أنكروا حال محمد الامام مع الصلح وأنه ليس مضطر ، وهل قلتم له أن هناك مشائخ في اليمن أنكروا هذه الوثيقه وبدعوه وهم في بلاده وبجانبه لإنهم قالوا لم يصل إلى الإضطرار
فإن التدليس يا أخ جميل أسلوب يقوم به المنهزم
يا أخ جميل لو أخبرت الفوزان أن محمد الإمام الآن يفتي اليمن كله بعدم التصدي للرافضه والسماح لهم بالدخول ماذا سيقول العالم الجليل بقيه السلف العلامه الفوزان حفظه الله ورعاه
كتبه :أبو العباس محمد العدني
~~~~~~ ❁ ✺ ❁ ~~~~~~
Majmu’ah Manhajul Anbiya
..