Abdurrahman Mughoffal Lari Dari Tahkim di Depan Masyaikh, Benarkah?!

Bismillahirrohmanirrohim. o

abdurrahman al mughoffal lari dari bertahkim di depan masyayikh

Syarat-Syarat Dari Ikhwah Untuk Ber-Tahkim (meminta keputusan) Kepada Syaikh al-Wushabiy
—————————————-

بسم الله. والصلاة والسلام علی رسول الله وعلی آله وصحبه ومن والاه.

أما بعد:

Sungguh yang dekat dan yang jauh dari kalangan ikhwan kita as-Salafiyyin telah mengetahui apa yang terjadi pada Abdurrahman bin Mar’i al-Adeny dari tindakan melarikan diri dan takut untuk ber-tahkim kepada Masyayikh Mamlakah (Saudi).

Dan mereka mengetahui pula akan kedatangannya itu dengan beberapa syarat, dan yang ia maksudkan dengan persyaratan tersebut adalah lari dari ber-tahkim.

Hingga sebagian Masyayikh Mamlakah mengatakan: “Ini adalah bukti yang memberatkan Abdurrahman Mar’i”, karena orang yang benar tidak akan takut untuk duduk walaupun bersama pasukan yang lengkap.

Dan lihatlah pada ketidak-konsistenan Abdurrahman Mar’i: bagaimana bisa dia inginkan tahkim pada Masyayikh Mamlakah dengan satu orang (perwakilan) saja, adapun tahkim pada Syaikh al-Wushabiy dia menginginkan kami semua.

Dan kalian telah mendengar pernyataan Abdurrahman Mar’i ketika dia mengatakan bahwa tatkala dia pergi menemui Syaikh Muhammad bin Hadiy dan ditawarkan padanya sebuah pertemuan dengan ikhwah, maka dia menyetujuinya. Lalu tatkala kami datang menemui Syaikh Muhammad dan ditawarkan pada kami pertemuan itu maka kamipun menyetujuinya.
Lalu Syaikh Muhammad menghubungi Abdurrahman, maka dia memberikan persyaratan (yaitu: hanya seorang saja dari pihak Syaikh Yasin yang datang pada pertemuan itu dan satu orang tersebut bukanlah Syaikh Hani bin Breik, pent.). Dan persyaratan itu hakikatnya adalah alasan-alasan yang  sepele, karena ingin lari dan takut untuk bertatap muka.

Dan Abdurrahman Mar’i menampakkan kepada publik bahwa kami tidak rela untuk tahkim pada Syaikh al-Wushabiy. Dan ini adalah kedustaan atas nama kami karena kamilah yang pernah mengatakan bahwa tahkim bisa dilakukan pada dua Syaikh, yaitu Syaikh Rabi’ dan Syaikh al-Wushabiy, sebagaimana yang ada dalam lembar perdamaian sebagaimana yang diketahui oleh para bapak yang bekerja keras dalam perdamaian tersebut. Akan tetapi dialah yang enggan untik tahkim pada Syaikh Rabi’, dari sisi mempersyaratkan dengan persyaratan yang lemah (sebagaimana yang diketahui oleh pelaku perdamaian tersebut), yaitu dia memberi kami tenggang waktu 5 hari dan itu sebelum kantor-kantor (biro perjalanan) umrah dibuka. Dan kepergian kami ke Mamlakah juga menjelaskan hal itu dan dia menolak untuk bertahkim.

Dan keadaan kami yang kami menjadikan Syaikh al-Wushabiy sebagai hakim menunjukkan atas dustanya Abdurrahman atas nama kami dengan ketiadaan pengakuan kami akan keberadaan ulama kami di Yaman. Dan maksud Abdurrahman Mar’i dari tuduhan ini adalah untuk menutupi kejahatannya dalam perkara al-Ghuraba’.

Dan saudara-saudara kalian, wahai salafiyuun, pasti mempersiapkan diri untuk duduk bersama Syaikh al-Wushaby untuk bertahkim tanpa takut dan tidak membatalkan, namun dengan beberapa syarat ini:

1. Hendaknya Syaikh al-Wushabiy ruju’ dari hal-hal yang ia tuduhkan kepada ulama ummat (dan sumber referensi ummat) yang mereka telah memfatwakan untuk berjihad, dengan ruju’ yang jelas disertai pujian kepada para ulama ummat tersebut.

2. Hendaknya menghadirkan saudara-saudara kami penduduk Aden dan yang dikepalai oleh Syaikh Haniy bin Breik dan Syaikh Ali al-Hudzaify dikarenakan mereka menyaksikan beberapa perkara dan penyelisihan-penyelisihan pada al-Akh Abdurrahman Mar’i.

3. Hendaknya jalsah tersebut direkam

4. Hendaknya menawarkan jalsah tersebut kepada kedua Syaikh, yaitu Syaikh Rabi’ bin Hadiy dan Syaikh Ubaid al-Jabiry untuk menyertai Syaikh al-Wushabiy dalam memutuskan.

5. Hendaknya jalsah diadakan di Aden, untuk menjaga keamanan saudara-saudara kami.

Ya Allah, bantulah kami untuk berdzikir dan bersyukur kepadaMu dan memperbagus ibadah kepadaMu.

Ditulis oleh saudara-saudara kalian:
1) Abu ‘Ammar ‘Abbas al-jaunah
2) Abul Khaththab Thariq al-Liby
3) Abu Muhammad Shalah Kantusy
4) Abul Abbas Yasin al-Adeny

▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪

شروط الإخوة من أجل التحاكم عند الشيخ الوصابي

بسم الله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه ومن والاه.
أما بعد : فقد علم القاصي والداني من إخواننا السلفيين ما جرى من عبد الرحمن بن مرعي العدني من تهربه وخوفه من التحاكم عند مشايخ المملكة، وإتيانه بالشروط، والتي قصد بها الفرار من التحاكم.
حتى قال بعض مشايخ المملكة : ( هذه على عبد الرحمن مرعي ).
فإن صاحب الحق لا يهاب أن يجلس ولو مع جيش كامل.  وانظروا إلى تناقض عبد الرحمن مرعي : كيف يريد التحاكم عند مشايخ المملكة مع واحد فقط، وأما التحاكم عند الشيخ الوصابي فيريدنا كلنا.
وقد سمعتم كلمة عبد الرحمن مرعي حين قال بأنه لما ذهب إلى الشيخ محمد بن هادي، وعرض عليه الاجتماع بالإخوة وافق، فلما جئنا نحن إلى الشيخ محمد وعرض علينا ذلك ووافقنا، فاتصل الشيخ محمد بعبد الرحمن فأخذ يشترط شروطا وهي في الحقيقة أعذار واهية؛ هروبًا وخوفًا من المواجهة.
وقد أظهر عبد الرحمن مرعي للناس بأننا لم نرضَ بالتحاكم عند الشيخ الوصابي، وهذا كذبٌ علينا فإننا نحن الذين قلنا بأن التحاكم يكون عند الشيخين : الشيخ ربيع والشيخ الوصابي، كما في ورقة الصلح كما يعلمه الآباء الذين سعوا في الصلح، ولكنه  هو الذي أبى التحاكم عند الشيخ ربيع، حيث اشترط الشرط التعجيزي- كما يعلم أهل الصلح – وهو أن يعطينا مهلة خمسة أيام، وذلك قبل أن تفتح مكاتب العمرة، ويبين ذلك أيضا ذهابنا إلى المملكة، ورفضه للتحاكم.
وكوننا حكمنا الشيخ الوصابي يدل على كذب عبد الرحمن علينا بعدم اعترافنا بعلمائنا في اليمن.
وكان مقصود عبد الرحمن مرعي من هذا التهمة أن يغطي جريمته في قضية الغرباء.
وإخوانكم – أيها السلفيون – لمستعدون أن يجلسوا مع الشيخ الوصابي للتحاكم، دون خوف ولا خور، ولكن بهذه الشروط:
أن يتراجع الشيخ الوصابي عما اتهم به علماء الأمة ومرجعيتها الذين أفتوا بالجهاد. تراجعًا صريحًا، مع ثنائه عليهم.
أن يحضر جلسة التحاكم إخواننا أهل عدن وعلى رأسهم الشيخ هاني بن بريك والشيخ علي الحذيفي. لكونهم يشهدون على الأخ عبد الرحمن مرعي بأمور ومخالفات.
أن تكون الجلسة مسجلة.
أن تعرض الجلسة على الشيخين ربيع بن هادي، والشيخ عبيد الجابري لمشاركة الشيخ الوصابي في الحكم.
أن تكون الجلسة في عدن، من أجل الحفاظ على إخواننا من الأمور الأمنية.
اللهم أعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك.
كتبه : إخوانكم :
١) أبو عمار عباس الجونة.
2) أبو الخطاب طارق الليبي.
3) أبو محمد صلاح كنتوش.
4) أبو العباس ياسين العدني.

أصحاب السنة

Ashhaabus Sunnah

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *