Pembelaan Asy-Syaikh Washiyullah Abbas Terhadap Asy-Syaikh Rabi’ bin Hady Al-Madkhaly (Bagian 2)

Bismillahirrohmanirrohim. o

Pembelaan Syaikh Washiyullah Terhadap Syaikh Rabi Al Madkhali 2

Pertanyaan:

Sebagian ikhwah menolak untuk membaca semua tulisan yang di dalamnya terdapat nama Asy-Syaikh Rabi’ bin Hady, karena mereka menganggap beliau memecah-belah ummat. Dan ikhwah tersebut (Asy-Syaikh meralat pertanyaannya dengan mengatakan: “Bukan ikhwah, katakanlah bahwa yang tepat mereka adalah ikhwan, jangan kalian tutup-tutupi, katakanlah bahwa mereka adalah Al-Ikhwan Al-Muslimun) percaya kepada Anda, mencintai Anda dan mau menerima nasehat dari Anda insya Allah. Maka nasehatilah kami dan mereka. Semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan.

Jawaban:

Imam Ahmad rahimahullah berkata:

إِذَا وَجَدْتَ وَرَقَةً اقْرَأْ فِيْهَا تَجِدْ فِيْهَا فَائِدَةً.

“Jika engkau menemukan secarik kertas maka bacalah, engkau akan temukan faidah di dalamnya.”

Dan jika engkau mengatakan bahwasanya mereka menganggap beliau memecah-belah umat, jika menjelaskan kebenaran itu mengakibatkan perpecahan umat, maka “ahlan wa sahlan” (tinggalkan orangnya –pent) dengan pemikiran seperti ini.

Kalian diskusikanlah dan saling bertukar-pandangan dengan beliau di dalam masalah-masalah yang karena masalah tersebut kalian mengatakan bahwa beliau telah memecah-belah umat.

Sebuah kesalahan jika tidak dijelaskan maka kapan manusia bisa tahu bahwasanya itu adalah kesalahan?! Dan kelompok yang paling banyak membenci beliau adalah Al-Ikhwan Al-Muslimun. Dan aku telah menasehati mereka. Aku katakan, wahai ikhwan! Sekarang kalian mengetahui apa yang ada di dalam kitab Sayid Quthb -semoga Allah merahmati dan mengampuni dia- Kami selalu mengatakan bahwa di dalam kitab tersebut kesalahan-kesalahan yang sangat fatal. Dan para ulamalah yang telah mengingkari kesalahannya. Sepantasnya kalian untuk menghapus ini dan tulisan dia bukan wahyu yang diturunkan dari sisi Allah Ta’ala. Atau kalian bisa memberikan catatan terhadap kesalahannya (Sayyid Quthub –ed).

Sekarang Asy-Syaikh Bin Baaz rahimahullaah tatkala beliau meneliti 2 juz dari kitab Fathul Bari, beliau mengomentari (mengkritik) kitab tersebut di dalam beberapa masalah yang Ibnu Hajar diselisihi oleh para ulama yang lain padanya. (Jika Asy-Syaikh Bin Baaz boleh mengkritik) maka kenapa mereka tidak membolehkan (untuk membantah) orang-orang yang dekat dengan beliau (yaitu Asy-Syaikh Rabi’ –ed) atau imam ini atau si fulan?

Jika dia (Sayyid Quthb) adalah seorang imam dituduh memiliki keyakinan wihdatul wujud, atau di dituduh telah mencela terhadap sebagian Shahabat dan celaan terhadap Musa ‘alaihis salam (maka kenapa dia tidak boleh dikritik?)

Asy-Syaikh Rabi’ –semoga Allah membalas beliau dengan kebaikan– adalah orang yang paling nampak (di dalam membantah) dan beliau bukanlah satu-satunya ulama yang membantah. Beliau telah didahului oleh Asy-Syaikh Abdullah Ad-Duwaisy, beliau juga telah menjelaskan. Mereka tidaklah menginginkan kecuali kebaikan.

Engkau bisa mengambil faidah darinya (kitab Sayyid Quthb) tapi dengan syarat engkau mengetahui penyelisihan-penyelisihan yang ada di dalamnya. JIKA ENGKAU TIDAK TAHU MAKA ITU MEMBAHAYAKAN AQIDAHMU.

Na’am. Jadi, aku nasehatkan kepada mereka untuk membaca insya Allah apa yang beliau tulis dan beliau kritik di berdasarkan naskah-naskah yang beliau miliki baik dari kitab Zhilalul Qur’an atau dari kitab-kitab yang lain yang telah beliau bedah –semoga Allah menjaga beliau–, tidak diragukan lagi bahwasanya beliau termasuk orang-orang yang membawa jasa besar di zaman ini.

Aku ucapkan: semoga Allah membalas beliau dengan kebaikan. Beliau telah menebus kewajiban umat ini karena umat dituntut agar kesalahan-kesalahan tersebut dijelaskan. Dan sekarang manusia tidak ingin mendengar orang lain dijelaskan kesalahannya. Na’am. Mereka menjadikannya tokoh, dan demikian juga berkaitan dengan permasalahan-permasalahan ini.

Prinsip semacam ini tidaklah mendatangkan kecuali taklid murni yang kita dilarang darinya. Dan tidak sepantasnya seseorang itu dikafirkan kecuali jika orang tersebut datang dengan kekufuran. Beliau (Asy-Syaikh Rabi’) tidak mengkafirkan dia (Sayyid Quthub) dan tidak ada seorangpun yang mengkafirkannya. Akan tetapi kesalahan-kesalahan itu wajib untuk dijelaskan. Dan para shahabat dahulu biasa sebagian mereka menjelaskan kesalahan sebagian yang lain.

Sumber audio dan transkripnya:

http://albaidha.net/vb/showthread.php?t=24216

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *