Bismillah…
“MELAWAN “SETAN JIL” DI SARANGNYA“, demikian judul yang cukup gegap-gempita yang dirilis oleh PP Al Irsyad Farouk Badjabir http://www.alirsyad.or.id/index.html pada tanggal 30 April 05 pukul 11:25.
Kita terkesan adanya permusuhan yang mendalam dari muslimin khususnya Al Irsyad atas JIL dan bahkan tokoh perlawanan tersebut, yakni Hartono Ahmad Jaiz langsung mengambil posisi di IAIN alias UIN Jakarta ditemani Muhammad At Tamimi.
Acara itu sendiri ternyata diprakarsai anak-anak JIL sendiri, Hartono membedah bukunya “Ada Pemurtadan di IAIN“. Acara bedah buku karya Hartono Ahmad Jaiz itu berlangsung di Masjid Kampus UIN (Universitas Islam Negeri) Syarif Hidayatullah Ciputat Jakarta, Sabtu 16 April 2005 bertepatan dengan tanggal 7 Rabi’ul Awwal 1426 Hijriah.
Lantas kita juga mengetahui aksi lain yang turut membantah JIL yang banyak bercokol di IAIN/STAIN/UIN tersebut, diantaranya tulisan sbb :
1. BAHAYA FIRQAH LIBERAL, Abu Hamzah Agus Hasan Bashari rilis Almanhaj Selasa, 12 Desember 2006 04:32:35 WIB. Disalin dari Majalah As Sunnah Edisi 04/VI/1423/2002M
2. Wanita Di Saudi Arabia, Abu Ubaidah Al-Atsari, rilis Almanhaj Selasa, 27 Februari 2007 16:07:11 WIB. Disalin dari majalah Al Furqon, Edisi : 6 Tahun V/Muharram 1427/Februari 2006
3. JIL Sebuah Doktrin Yang Telah Usang, Muhammad Arifin Badri, rilis Muslim 31 January, 2007
Sikap serupa juga dianut oleh AS (Abu Salma), ketua Lajnah Dakwah PC AL Irsyad Surabaya yang menampilkan Ebook/artikel berjudul Menangkal Bahaya JIL, Membongkar Kesesatan JIL (Jaringan Iblis Laknatullah), JIL sebuah doktrin yang telah usang, Menangkal Bahaya JIL (Jaringan Islam Liberal) dan FLA (Fikih Lintas Agama) Hartono Ahmad Jaiz dan Agus Hasan Bashori, dst.
AS juga berfatwa pada buku tamu kesayangannya no 14 pada sbb : “Ana tidak menyarankan antum masuk ke IAIN, karena masih banyak tempat lain yang lebih aman untuk aqidah dan manhaj antum yang bisa antum jadikan sarana untuk mendapatkan ijazah agama.”
Masya Allah, sebuah upaya pembelaan atas agama Islam yang mulia ini bila dilandasi dengan kejujuran dan konsisten.
Akan tetapi, sebuah pertanyaan yang masuk kepada Al Ustadz Abu Mas’ud Lamongan yang mengomentari tentang seorang dai Al Irsyad. Dalam pertanyaan itu disinggung sikap aneh dari dai yang kuliah di sarang JIL yakni IAIN Surabaya. Padahal kita tahu bahwa dewan redaksi majalah Mahad Ali Al Irsyad Surabaya adalah : Abu ‘Abdillah Mubarak Bamu’allim, Ust. Abu Suhaib Salim ‘Ali Ghanim dst.
Serta-merta si AS dengan watak auto immune alias auto protect tergopoh-gopoh mengkonfirmasi pada sang guru dan menjawab dengan fakta di buku tamunya nomor 122 pada Mei 8th, 2007 pada 2:03 pm yang poin-poinnya menurut pandangan AS sbb :
1. Ustadz Abu Mas’ud berlisan tajam dan tampak tdak menunjukkan muru’ah sebagai seorang da’i
Dibawakan ucapan beliau , ”antum koq mau sekolah bareng ama telek-telek –maaf- dan kotoran?”
Komentar : Masalah manhaj ataukah akhlaq nih, kalau benar ucapan engkau, tidak pantas engkau nukil disini untuk menjarh seseorang
2. Ustadz Abu Mas’ud mantan preman : “… sebelum jadi da’i dia ini adalah preman… jadi walau sudah jadi da’i tetap saja sedikit karakter premanismenya tidak hilang…”
Komentar : Bagaimana dengan para Shahabat Nabi yang mantan-mantan, kendati sudah ruju’ kalau benar ucapan engkau – terus engkau ungkitungkit ???
3. Ustadz Abu Masud berkopiah berwarna seperti motif kulit macan –dan ini ciri khas sebagian murid-muridnya, yaitu pake kopiah khas motif kulit macan-. Komentar : Hendak mencocokkan karakter preman dengan penampilan kopiah ya ?
4. “Yang lebih parah lagi adl murid-2nya. Fanatik tulen! “, “… garis-garis shaf di Masjid itu bid’ah, dan ini itu bid’ah. Komentar : Belum tahu ya garis shaf itu memang bid’ah !
5. “…banyak kosakata jarh baru yg tdk pernah ada sebelumnya, mulai dari nama hewan, sampai kotoran pun ikut.”
Komentar : Masih ingat kosakata engkau dalam artikel “Open House bersama Rachdie (31/01/2007)” http://fakta.blogsome.com/2007/01/31/open-house-bersama-rachdie-31012007 ? atau http://tukpencarialhaq.wordpress.com/2007/03/09/siapakah-abu-salma-itu/
6. Ustadz Mubarok sendiri waktu ana konfirmasi tuduhan-2nya menasehatkan supaya gak usah dihiraukan.
Komentar : Akan datang buktinya yang melumpuhkan kedustaan engkau dan guru engkau…
7. Biasanya yang bisa menerima ucapan-2 Abu Masud ini adl org yg serupa atau juga mantan preman. Jadi cocoklah preman ketemu preman.
Komentar : Kebencianmu tergambar kuat disini
Baiklah, untuk menambah wawasan kita, marilah klik alamat situs di bawah ini :
1. http://img329.imageshack.us/img329/674/transkripstainiq9.jpg
Tampak disana transkrip yang dikirim salah seorang paska tulisan Mubarak Bamuallim, Lc Menimba Ilmu di sarang JIL http://fakta.blogsome.com/2007/05/04/mubarak-bamuallim-lc-menimba-ilmu-di-iain/ atau http://tukpencarialhaq.wordpress.com/2007/05/13/mubarak-bamuallim-lc-menimba-ilmu-di-sarang-jil/ dibantah oleh AS.
Nampak tulisan tersebut berkop : “Departemen Agama Republik Indonesia, Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel. Program Pasca Sarjana.” Disana kita ketahui untuk konsentrasi Syariah, mahasiswa harus mempelajari ilmu Yunani Kuno yakni : Filsafat Ilmu, Filsafat Hukum dst.
Tertera disana nama untuk mengkonfirmasi kebenaran informasi ini, yakni pada direktur Program Pasca Sarjana Prof. Dr. H. Ahmad Zahro, MA. Alamat IAIN yakni Jl. Jend. A Yani 117 Telp 031 8420118. Surabaya.
2. http://img329.imageshack.us/img329/1223/presensistainnp2.jpg
Nampak kop bertuliskan “Departemen Agama Republik Indonesia, Institut Agama Islam Negeri SUnan Ampel. Program Magister (S-2)”.
Tertera disana tulisan “Daftar Hadir Tatap Muka Mahasiswa” untuk mata kuliah Sejarah Pemikiran Islam dengan dosen Dr. H. Husein Aziz, MA bobot 3 SKS, semester I/Gasal, Kelas Khusus/B (Kelas Eksekutif ?), tahun akademik 2006/2007.
Nama yang tak asing lagi, Mubarok Bamualim (alias Abu ‘Abdillah Mubarak Bamu’allim) dengan NIM FO540680 hadir pada tatap muka 01 hingga 10.
Adapun di nomor 09, nama rekannya di Al Irsyad juga, Salim Ali Ghanim (alias Abu Suhaib Salim ‘Ali Ghanim) dengan NIM FO540688 sama-sama hadir pada tatap muka 01-10.
Diiringi dengan teman-teman wanitanya, yakni Nur Laila, Rifqi Rufaida, Sriyani (?), Ummu Kulsum, Vita Viani, Yuanda Kusuma (?), Nuning Rodiyah. Daftar hadir ini ditandatangani oleh Bapak Dosen sendiri, Husein Aziz.
Wahai ustadz Mubarok dan Salim Ghanim! Lihatlah sikap muridmu sendiri, AS dan rekan-rekanmu yang demikian keras dengan JIL. Adapun engkau? Memamerkan “manhaj karet” ‘tuk mengharap stempel karet bertuliskan “Master of Art” alias M.A atau “Master Agama” alias M.Ag nampak di belakang nama engkau seperti saudaramu Agus Hasan Bashari, Lc, M.Ag ? Kenapa engkau tega menggadaikan prinsipmu (kalau punya prinsip)lantas menimba ilmu di sarang JIL ?
Subhanallah, betapa diri kalian berdua sama sekali tidak bersyukur dengan nikmat yang Allah berikan. Allah telah berikan kesempatan emas bagi kalian berdua untuk menimba ilmu dan langsung mereguknya dari para Masyayikh Madinah, di dalam Universitas dan diluar universitas. Kalian pulang dengan “seabreg’ ilmu tersebut. Kalian berdakwah dan mendakwakan diri sebagai da’i-da’i Ahlus sunnah dan bahkan kalian adalah orang-orang terpenting (setelah Ustadz Abdurrahman Tamimi) dalam penyelenggaraan daurah masyayikh, baik dari Yordania maupun Madinah! dan sekarang? Lihatlah betapa kalian memberikan contoh yang sungguh sangat “membanggakan”, membuka dada dan membuka diri untuk didakwahi para Ustadz (bukan masyayikh salafiyyin!!) yang engkau sendiripun belum tentu semanhaj dengan mereka!! Duduk bersama dengan para mahasiswi lainnya!! Duhai….
Maka sungguh kalian berdua lebih berbahaya dari pada ahli pikir-ahli pikir yang jelas-jelas memproklamasikan pemikiran sesat mereka!! Kenapa? Karena setelah mendapatkan ilmu yang haq dari para masyayikh kalian “begitu tega” menggantungkan ilmu-ilmu yang bermanfaat tersebut dan membuka dada untuk “menerima ilmu agama” dan berikhtilath ria di sarang JIL!! (Apakah kami harus mengatakan bahwa kalian berdua adalah orang-orang yang masih awam dalam permasalahan ini?!!) “Sarang JIL” adalah gelar yang disematkan oleh Al-Irsyad kalian sendiri!!
Bukankah engkau telah melecehkan ilmu yang engkau miliki?! Tampaknya dengan terbongkarnya kedok kalian ini,sekaligus bingkisan FAKTA yang sungguh sangat berharga demi menyambut kedatangan para masyayikh Madinah yang hingar bingar kalian publikasikan. Ahlan wa sahlan, “kami yang lulusan Universitas Islam Madinah yang dulu menjadi murid-murid kalian (wahai Masyayikh) sekarang telah menjadi mahasiswa program master di Sarang JIL!!” Berbanggalah wahai AS dan sekutunya!
Jadi wahai ikhwah sekalian, dengan cara inilah mereka telah menghinakan ilmu para masyayikh yang diterimanya semasa kuliah di Madinah. Bukankah Mubarok dan Salim Ghanim yang mengaku berdakwah di atas manhaj Salaf yang ridha membuka dadanya untuk menerima ilmu dien di sarang JIL adalah orang-orang yang lebih berbahaya daripada JIL (Jaringan Iblis Laknatullah) yang terang-terangan mengaku JIL?!
Lengkap sudah penderitaan akibat engkau berdusta pada ummat manusia, engkau dilecehkan dan engkau dihinakan, walaupun engkau tutupi dengan sumpah atas nama Allah Ta’ala, atau dengan nasehat “gak usah dihiraukan…”, atau engkau keluar dari IAIN sekarang juga. Namun tercatat lembaran hitam tersebut di sisi-sisi gelap kehidupan engkau, mahasiswa di sarang JIL Surabaya.
Marilah kita sitir terjemahan dari hadis shahih Bukhari-Muslim berikut ini :
“Biasakanlah olehmu berkata benar, karena berkata benar itu dapat menuntun kepada kebaikan dan kebaikan itu dapat menuntun ke surga; dan selalu seseorang itu berkata benar dan menjaga benar, dan menjaga supaya tetap benar, sehingga dicatat di sisi Allah sebagai orang siddiq (yang amat benar). Dan berhati–hatilah dari berkata dusta, karena dusta itu menuntun ke dalam neraka, dan selalu seorang hamba berlaku curang sehingga tercatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Bukhari Muslim)
Silakan pembaca menilai siapa yang berdusta kini dan suka membela pendusta ???
Wallahu Ta’ala A’lam bish showab.
Abdul Hadi