….MAKA MENANGISLAH!
(Inspirator Dakwah Irsyadisme Ikhwanisme JILisme Pan Islamisme)
Secercah Harapan Nun Jauh di Mato
Barakallahu fiikum
engkau terlahir di bumi tempat berpijak para gembong penyesat
yang dielukan sebagai penebar maslahat
lambang keangkuhan “pedagang” materi
pembeli jiwa-jiwa kerdil…
tempat bergantung para ahli pakar proposal
“alat hitung” yang mesti melekat di tangan
merajut segala neraca kebutuhan…
‘tuk mengisi kolom-kolom debet & kredit kehidupan (baca:keuangan)
Syaikh Muqbil berkata: “na’am, dan di situ ada golongan sampah juga,
yang kepadanya dia mengemis dinarnya”
‘kan slalu berharap-harap cemas…
akan “FATWA” TAZKIYAH proyeknya
terealisirnya harapan…
itulah KEMASLAHATAN BESAR kami!
kesesatan & kebobrokan manhajnya?
bukanlah hal yang harus kami kuatirkan!
kami adalah sosok manusia kebal manhaj!
manhaj kami teguh tak tergoyahkan!
iman kami laksana benteng kuat tak terkalahkan!
Seteguh & sekuat hasrat kami akan kucuran dana “kemaslahatan” mereka!
bendaharawan dakwah di garda terdepan
“kan slalu menjadi rujukan “fatwa” di kala surplus maupun minus
kepada Ihya’ At-Turats…
MEMPERTANGGUNGJAWABKAN DAKWAH proyeknya!!
bagaimana mungkin kami jujur memperingatkan kesesatannya?
yang tidak mungkin sebanding dengan besarnya hutang budi kami
adapun memuji kebaikan orang yang membantu…
maka inilah yang semestinya!
jika demikian…
bagaimana mungkin kami memakan darah daging “kehidupan” kami?
menentang & menerangkan kesesatan para penolong dakwah kami?
tegakah kalian memperingatkan umat dari kebobrokan manhaj kami?
sementara kami yang menyuapi kalian?
mencukupi kebutuhan dakwah kalian?
bahkan kalianlah yang harus mempertanggungjawabkan dakwah kepada kami!!
kalianlah yang harus lantang menjelaskan pada umat kebaikan-kebaikan kami!!
dengan cara itulah kalian membalas budi
kami…Ihya’ At-Turats!!
jangan coba-coba melawan kami!
Abu Mas’ud, Ibnu Yunus, Ahmad Izza telah merasakan akibatnya!!
khilafiyyah ijtihadiyyah adalah prinsip yang harus kalian terapkan
adapun kami?
siap dengan prinsip lain untuk mengisolir dan memecat para “pembangkang”
yang tidak tahu cara membalas budi dana kemaslahatan!!
inilah manhaj keadilan “stick” & kelembutan “carrot’ dakwah kami!!
Bersama kami ‘kan kusodori wortel (baca: dana kemaslahatan)
Melawan, terimalah gebukan tongkat boikot dan pemecatan kami!!
demikianlah…
kalau cinta buta sudah melekat
tanah liat-pun akan dimakan layaknya coklat!
fauziyyah,
engkau hirup udara & minum air yang sama dengan Turatsi Kuwaiti
namun…
jangan engkau tergoda kemaslahatan besar duniawiyah godaan mereka!
memicingkan sebelah mata akan kebobrokan manhajnya
jangan engkau tergiur mengejar tazkiyah proyek Ihya’nya!
mempertanggungjawabkan dakwah kepada mereka
di atas puing-puing pecah belah umatnya
di bawah kejahatan keangkuhan politik uangnya
lihat dan teladani Salafiyyin dan Masyayikh di sana
demi umat, gigih kuat di garda terdepan menghadang kejahatan Ihya’ mereka
awali hidupmu sebagai fauziyyah al-atsariyyah
dan jangan engkau akhiri nafasmu…
kecuali sebagai wanita atsariyyah yang beruntung
sekarang saatnya…
lebih dalam mengenal para gembong kejahatan penyesat umat
sebagai ibrah dan peringatan…
biar tak mengakhiri nafas…
dengan mengelu-elukan para “Mujaddid” kesesatan
walaupun Yahudi menghiasi nama mereka …
sebagai “Reformis & Tokoh Pembaharuan” yang teraniaya!
Syubhat Umum:
Website sampah!!
Komentar:
Apakah “tuduhan” ini termasuk kalimat “haddadiy” ataukah bahasa rifq, liyn dan hikmah kehalusan bahasanya serta kebijaksanaan dakwahnya yang tidak bara’ 100% sehingga membikin umat lari dari Al-Haq?
Silakan anda bandingkan antara “website sampah” ini dengan jenis “sampah” yang ditegaskan oleh Syaikh Muqbil rahimahullah:
“na’am, dan di situ ada golongan sampah juga,
yang kepadanya dia mengemis dinarnya”!
Kapan kami mengemis “sampah hizbiyyah” mereka? Kapan kami mengemis dinar Ihya’nya? Ataukah kami para petualang manhaj yang ke sana kami mengemis dinarnya dan ke sana pula kami mempertanggungjawabkan dakwahnya? Sehingga kami harus berterimakasih dengan cara “diam seribu bahasa” walaupun Ihya’ dan para kroni-kroninya yang jelas-jelas di depan mata memamerkan kejahatan dan kesesatannya serta keangkuhan dinarnya terus dan terus tersenyum sambil menyodorkan racun-racun hizbiyyahnya? Haihata, haihata…
Saudaraku, lihatlah nama-nama yang diharumsemerbakkan para da’inya walaupun kejahatan dan kehizbiyyahan trus mereka tebarkan! Kepada merekalah kita hadapkan wajah kita! Jangan salah, bukan untuk mengelu-elukannya sebagaimana sebagian saudara kita yang tertipu kelihaian senyum berbisanya.
Lihatlah label salafinya yang ditebalhitamkan dengan penuh rekayasa sementara kejahatan keji dan sangat keji Majelis Ifta’ dan Tarjih Irsyadnya telah terhidang di depan mata!
Sementara Khurafiyyun, Syi’ah dan Khawarij adalah saudara Syaikh Salafinya!! Dengannya dia mempertaruhkan harta dan jiwanya!!
Sementara Syi’ah dan Ikhwanul Muslimin adalah saudara koalisi dakwahnya! Takfiri adalah kerabatnya dekatnya!
Lihatlah peserta daurah Masyayikhnya yang jelas-jelas pula mengundang para hizbi petualang manhaj yang dengannya mereka menghiasi dan mempublikasikannya kepada umat sebagai Silaturrahmi Akbar dengan Masyayikh Ahlus Sunnah!!
Haihata, haihata..kebinasaan telah terhidang di depan mata dan kitapun masih “terdiam” akan kehalusan dakwahnya?!
Inilah “kelembutan” dakwahnya! Dan FAKTA KITA adalah “kambing hitam” sampah serapahnya!
Allahumma…
FAKTA, tidak lebih dari website tanfir!
Tuduhan ini pula yang mereka lontarkan karena sikap tegas ustadz Abu Mas’ud terhadap penyimpangan Ihya’ At-Turats, Al-Sofwa serta menyingkap peran jahat para tokoh intelektualnya dengan menjelaskan kepada umat akan bahaya mereka!!
Hasilnya ..?
”Pujian” munaffirin yang rusak manhajnya!!
“Sanjungan” kalimat: dakwah tanfir Abu Mas’ud serta Afifuddin dan muqallid Al-Bayyinahnya!!
Para cacing-cacing kepanasan adalah bukti hikmahnya!!
Ustadz-ustadz blo’on dan pengangguran adalah bukti rifq dan liyn-nya!
Adapun sikap terhadap corong-corong penyesat itu sendiri?
“Yang kita dahulukan adalah munashohah, saling mengingkari dengan adab yang baik, dengan hikmah, rifq, liyn, dan sikap-2 yang membawa kepada i’tilaf dan ittihad di atas al-haq. Agar semuanya kembali ke al-Haq. Bukannya malah menjauhkan mereka dari al-haq hanya karena sikap kita baro’ 100% kepada mereka, mencela mereka habis-2an dan mentabdi’ mereka tanpa kecuali” (fatwa no.5, Sekali Lagi ed-3, Abusalxx)
Na’am, dipujinya sebagai munaffirin karena bisa berpotensi besar untuk membikin umat lari dari dakwah sesat hizbiyyah mereka!!
FAKTA, kasar tak berperasaan!
Demikiankah manhaj “perasaan” mereka beragama?
Apakah FAKTA menempuh cara-cara hina sebagaimana kebrutalan Irsyadiyyun ketika menginjak-injak kehormatan pewaris nabi-Nya?
Apakah FAKTA melakukan kejahatan dan mempraktekkan kesesatan sebagaimana hidangan yang kami sajikan mengenai kebobrokan manhaj Turatsnya?
Apakah FAKTA melakukan hinaan keji sebagaimana hinaan Syarif Hazza’ terhadap Syaikh Al-Albani, keluarga beliau dan para muridnya?
Apakah FAKTA telah mengkoordinir kaum muslimin dan menyerukan pembangkangan terhadap keputusan pemerintah Indonesia sebagaimana gerakan pembangkangan massal yang dimotori oleh Chalid Bawazeer dan Irsyadiyyin liarnya?
Apakah FAKTA telah menyerukan anda untuk menSyaikh Salafikan pengekor dakwah sesat Jamaluddin Al-Afghani Ar-Rafidhi Al-Masuny dan Muhammad Abduh Al-Mishri agen Yahudi?
Apakah FAKTA telah mengajak anda sekalian untuk mempersaudarakan Ahlus Sunnah dengan pengekor Khurafat dan segala tetek bengek kesyirikannya, Khawarij Kilabun Naar serta Syi’ah dengan berbagai atribut keyakinan-keyakinan kafirnya dan syiriknya?
Dan…dan …apakah FAKTA menyebarkan berbagai kejahatan keji yang telah kami hidangkan di depan matanya?
Haihata, haihata…siapakah yang tak berperasaan dengan mempermainkan dan mengombang-ambingkan umat di bibir-bibir jurang kebinasaan demi kemaslahatan dakwah dananya?
Di masa Ja’far Umar Thalib –dulu- bahkan tuduhan di atas jauh lebih santer dan lebih dahsyat diarahkan kepadanya. Tapi semua itu mental tiada berarti. Sampai akhirnya diangkat ke Syaikh Ali Hasan hafidhahullah (dan mereka/Turotsiyyin ketika itu menyangka dengan fatwa Syaikh Ali dakwah Ja’far menjadi tamat!). Tapi apa kata beliau:
ان كل ا لأمورالتى يٍٍلآ حظهاالاحوةعلي جعفر انما هي الأمورفي طريقة تطبيق المنهج وليس في المنهج في طريقة تطبيق المنهج وليس في المنهج,واذ الأ مر كذالك فان عندي عندي,ان عشرين خطأ في تطبيق المنهج ليسوابأخطرمن خطأ واحدفي المنهج
“Sesungguhnya seluruh urusan yang diperingatkan oleh para Ikhwan terhadap Ja’far hanya merupakan urusan-urusan dalam hal cara menerapkan manhaj dan bukan dalam hal manhaj, dalam hal cara menerapkan manhaj dan bukan dalam hal manhaj. Jika permasalahannya demikian, maka sesungguhnya menurutku 20 kesalahan dalam penerapan manhaj tidaklah lebih berbahaya dari 1 kesalahan dalam hal manhaj.”(Meruntuhkan Syubhat Hizbiyyin, Lajnah Khidmatus Sunnah wa Muharabatul Bid’ah, Syawal 1419H, hal.28).
Jadi sebaiknya hentikan saja tuduhan “semu” seperti ini, silakan mereka tunjukkan penyimpangan manhaj kami sebagaimana kami telah mempublikasikan bukti penyimpangan manhaj mereka, dan semoga Allah Ta’ala selalu menjadikan kita semua sebagai orang-orang yang tidak keras kepala untuk rujuk kepada Al-Haq! Amin.
FAKTA, tiada gading yang tak retak
Bagaimana mungkin merangkul semua pihak?
Bukan Pan-Islamisme seruan kami!
Bukan pula untuk wihdatul firqah harta dan jiwa kami persembahkan!
Kami “keras”, si “halus”pun akan mencibir
Kami “halus”, si “keras”pun akan menyindir!
Saya tidak akan bisa selamat dari sasaran tukang cela,
sekalipun saya berlindung di dalam gua di atas bukit yang tinggi
Siapakah yang dapat selamat dari celaan manusia
sekalipun dirinya sudah menyingkir ke dalam sarang burung di puncak gunung yang tinggi?
FAKTA, tidak lebih dari sebuah website sampah!
Na’am, tetapi jangan anda sampai lupa betapa banyaknya “sampah-sampah” organik
yang sangat berguna untuk menyuburkan berbagai jenis tanaman. Membikin “hidup” mata-mata yang selama ini masih “mengantuk” dan “terpejam”!
FAKTA, tidak lebih dari sebuah tong sampah!
Na’am, tong sampah hizbiyyah yang sengaja kami sediakan
Kami hanyalah “klining servis” yang menyapu & mengumpulkan sampah hizbiyyah yang berserakan
Walaupun masih sangat dan sangat banyak yang tidak mampu kami satukan
Kami lakukan hanya sebatas ilmu & kemampuan
Cukup badan dan pakaian kami yang belepotan
Oleh bau sampah hizbiyyah yang menjijikkan
Karena itulah tak semua orang mau lakukan
pekerjaan yang “dihinadinakan” banyak orang
Asalkan umat tak tertipu oleh sampah hizbiyyah yang dihiasindahkan
Anda menghina karena anda merasa dimuliakan!
FAKTA, antara pujian dan umpatan
Kepada yang memuji..
Simpan saja pujian anda karena bukan itu yang menjadi harapan apalagi tujuan
Kalimat hiasan yang hanya akan membikin orang lupa daratan
Kepada yang mengumpat…
Sadarkah anda bahwa kami hanyalah pemulung sampah …
penampung limbah hizbiyyah penebar binasa?
Beristighfarlah karena umpatan anda
Terpenting, berdo’alah agar tokoh-tokoh hizbiyyah kembali ke dakwah Salafiyyah
Sehingga penampung sampah hizbiyyah ini tak perlu lagi kami sediakan
FAKTA, tidakkah kita mengambil ibrah dan pelajaran dari berbagai “bangkai hizbiyyah” yang terkumpulkan?
Barangsiapa yang menobatkan seekor gagak sebagai penunjuk jalan, niscaya ia akan berjalan melewati bangkai-bangkai anjing yang berserakan,
Alangkah sedikitnya yang mau mengumpulkan bangkai-bangkai berserakan agar tak menyebarkan penyakit yang mematikan
Anda “menghina” karena merasa pekerjaan anda “dimuliakan”!
FAKTA, tiada keraguan, hanyalah penunjuk jalan yang penuh keterbatasan
Tiada keraguan, bahwa adanya kotoran onta pasti menunjukkan adanya onta,
Adanya jejak kaki pasti menunjukkan adanya orang yang berjalan,
Adanya limbah sampah hizbiyyah pasti menunjukkan adanya pelaku kehizbiyyahan
FAKTA, tanpa suruhan, paksaan ataupun tekanan
Apalagi piaraan CIA penebar penderitaan
Hanya kepada Ar-Rahman kami pertanggungjawabkan
Sekali lagi, tiada gading yang tak retak…
FAKTA terakhir, Ar-Rahman telah berfirman:
1.Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling
2.karena telah datang seorang buta kepadanya
3.Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa)
4.atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?
5.Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup
6.maka kamu melayaninya
7.Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman)
8.Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran)
9.sedang ia takut kepada (Allah)
10.maka kamu mengabaikannya
11.Sekali-kali janganlah (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan…(QS.’Abasa: 1-11)
INILAH DAKWAH HIZBIYYAH!!
DAN ANDA JANGAN SEKALI-KALI RAGU AKAN FAKTANYA!!
Syaikhul Irsyad berkata: “Hizbul Irsyad, bahagialah * Bersama pendukungmu yang teruji di jalan Allah”
(Nasehat Syaikh As-Surkati kepada Al-Irsyad, dinukil dari Al-Khawatir Al-Hisan, dalam Al-Irsyad Mengisi…, hal.217)
Apakah “Hizbul Irsyad” hanyalah sebatas panggilan biasa?
“PARA PESERTA KONGRES AKHIRNYA TELAH DIBAI’AT OLEH AHMAD SOERKATI DENGAN MENYATAKAN AKAN TUNDUK KEPADA SETIAP KEPUTUSAN YANG AKAN DIKELUARKAN OLEH HOOFDKWARTIER, BAIK SESUAI MAUPUN TIDAK SESUAI DENGAN KEHENDAK HATI MASING-MASING[00]. HOOFDKWARTIER TERDIRI DARI S. AHMAD SOERKATI SEBAGAI KETUA, AWAB ALBARQIE SEBAGAI SEKRETARIS, ABDULLAH BADJEREI, UMAR NAJI, DAN UMAR HUBEISH SEBAGAI ANGGOTA”
(Sumber: Al-Irsyad Mengisi Sejarah Bangsa,hal.61 dan 142, H. Hussein Badjerei, Jan 10, 05 | 11:00 am, AHMAD SOERKATI (4), www.alirsyad.or.id_comments.php_id_P684_0_13_0_C.htm)
Adapun bantahan terhadap Bai’at Hizbiyyah Bid’ah Dhalalah yang menyingkap hakekat nyata dari Dakwah Hizbiyyah Surkatiyyah ini maka kami harapkan kepada pembaca sekalian untuk merujuk langsung kepada karya Syaikh Ali bin Hasan Al-Halaby Al-Atsary (yang beliau sendiri justru memberikan pujian luar biasa kepada As-Sudani) yang khusus membahas mengenai belenggu Hizbiyyah, bai’at bid’ah di dalamnya serta berbagai kerusakannya, Al-Bai’ah baina As-Sunnah wa Al-Bid’ah ‘inda Al-Jama’ah Al-Islamiyyah, hal.33. Kita “terpaksa” tidak mengIndonesiakannya karena begitu kita mengalihbahasakan maka si Pembesar Hizby, si Pendusta Besar ust. Abdurrahman At-Tamimi Al-Kadzab Al-Hizby akan mengejar kita (sampaipun) ke lubang semut! Bukan karena kita menisbatkan “kedustaan” padanya, bukan, bahkan pada setiap tema –alhamdulillah- kesemuanya tidak lupa diiringi dengan bukti-bukti ilmiyyahnya. Pendusta ini akan mengejar kita untuk menuntut pajak royalty atas alih bahasa yang kita lakukan! Dan –demi Allah- sepeserpun kita tidak akan ridha menyerahkannya kepada seorang pendusta Besar! Ya, Hizby Pendusta Besar!! Allahumma Ya Allah, lindungilah kami, saudara-saudara kami dan seluruh kaum Muslimin dari kejahatan Hizbiyyah dan kedustaannya yang membinasakan!! Amin.
Ibnu Taimiyyah mengatakan:”Dan tidak boleh bagi seorangpun menjadikan seseorang (sebagai panutan) yang dia ajak (orang lain) untuk mengikuti jalannya, berloyalitas (al-wala’) dan antipati (al-bara’) untuk diri seseorang itu selain pribadi Rasulullah dan tidak boleh menjadikan ucapan yang ia berwala’ dan bara’ atas dasar ucapan itu kecuali apa yang Allah dan Rasul-Nya dan disepakati oleh umat. Bahkan perbuatan ini (yaitu menjadikan seseorang atau ucapan tertentu selain Allah dan rasul-Nya sebagai landasan al-wala’ dan al-bara’) adalah perbuatan ahli bid’ah…”(dinukil dari Fiqh As-Siyasah Asy-Syar’iyyah, hal.233)
Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan (salah satu anggota Dewan Fatwa Saudi Arabia) mengatakan:”Bai’at itu tidak boleh kecuali untuk waliyyul amr kaum muslimin. Adapun bai’at-bai’at yang ada ini adalah bid’ah”(ibid, hal.281 dalam Asy-Syari’ah vol.1/no.08/1425, hal18). Inilah bukti nyata “Syaikh Salafiyyin” yang : “Kita bersyukur kepada Allah, sebab di awal abad ini, Allah telah menempatkan seorang alim, yaitu Syaikh ‘Allamah Ahmad Asy Syurkati yang ….memerangi bid’ah”
Kita katakan:”Bid’ah mana yang dia perangi sementara dia terang-terangan mendemonstrasikan kebid’ahan dengan membai’at pengikutnya untuk tunduk terhadap segala keputusan baik sesuai maupun tidak sesuai dengan kehendak hati masing-masing?! Dan tentu saja masih segar dalam ingatan kita bagaimana dia menghadiri acara Bid’ah Maulid Barzanji dan ikut-ikutan berdiri “menyambut arwah Rasulullah yang ikut hadir dalam acara bid’ah tersebut (menurut keyakinan sesat dan bathil mereka! Kesesatan macam apa yang diperanginya semnetara semenjak awal berdirinya Al-Irsyad Syaikh ini telah melandasi organisasinya dengan lotre kafir penjajah Belanda yang ditadahnya? Kesyirikan macam apa yang diberantasnya sementara sejak awal berdiri organisasinya, dirinya telah merangkul dan mempersaudarakan Khurafiyyun, Syi’ah dan Khawarij Kilabun Naar dalam formasi Pan-Islamisme Irsyadismenya? Tidak cukup itu, Al-Allamah yang (katanya) pemberantas bid’ah inipun masih berkelit pula bahwa kebid’ahan yang dia lakukan adalah demi “Strategi dakwah”!! Apakah kalau engkau –wahai Syaikh yang disalafikan!- berhadapan dengan para pelaku kesyirikan maka engkau juga akan ikut bersama-sama Musyrikin melaksanakan ritual syirik pula?! Engkau hendak mencari ridha makhluk di atas kemurkaan Allah wahai Syaikh Salafi?! Bukankah suatu kehinaan jika Masyayikh Salafiyyin dipersandingkan dengan orang-orang sepertimu yang rela untuk mengorbankan manhajnya dengan alasan untuk mendapatkan sejumlah pengikut?!
Dia ditugaskan untuk memperbaiki manusia padahal dia sendiri yang menyimpang
Maka bagaimana mungkin bayangan bisa menjadi tegak lurus jikalau batangnya sudah bengkok?
Dan cukup sebagai kesempurnaan kehinaan dakwah mereka, kami nukilkan satu riwayat yang dibawakan oleh Syaikh Ali Hasan dalam karya beliau yang berjudul “Ad-Da’wah ilallah, baina At-Tajammu’ al-Hizby wa At-Ta’awun Asy-Syar’iy”, Imam Suyuthi Rahimahullah pernah ditanya tentang seorang SUFI yang mengambil sumpah atas seorang laki-laki. Sesudah itu ada sufi lain yang juga mengambil sumpah atas orang tersebut. Manakah sumpah yang berlaku bagi orang tersebut, yang pertama ataukah yang kedua? Beliau menjawab:”Sumpah yang pertama tidak berlaku, begitu pula sumpah yang kedua. SEBAB SUMPAH INI TIDAK MEMPUNYAI DASAR”.
Allahu Akbar!! Isi karya Syaikh Ali Hasan sendiri yang meluruskan orang yang dipuji sebagai “Al-Allamah yang memerangi…bid’ah!” Mendustakan pula ucapan ust. Abdurrahman At-Tamimi yang menyatakan bahwa Surkati terpengaruh oleh dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab!! Suatu tuduhan yang dulu pernah dilontarkan oleh musuh-musuh Surkati!! Inilah Hussein Bedjerei yang bangkit menerangkan dan menolak “tuduhan Wahabi” yang dilancarkan oleh ust. Abdurrahman Pendusta: “IA DITUDUH SEBAGAI “WAHABI”, padahal ketika kekuatan Wahabi menduduki Mekkah dan Semenanjung Arab, Surkati sudah 13 tahun menetap di Indonesia” (Al-Irsyad mengisi Sejarah Bangsa, hal.58).
Bahkan kedustaan ust. Abdurrahman At-Tamimi di Yordania dan pejabat setingkat kecamatannya telah dibongkar oleh Kongres Al-Islam ke III di Surabaya pada tanggal 24-26 Desember 1924!! Perhatikanlah wahai pendusta bahwa bumi Surabaya tahun 1924 telah menjadi saksi atas kedustaanmu di Yordania di depan para ulama dari berbagai Negara Islam pada tahun 2004!! Ya, sebelum engkau melancarkan tuduhan Wahabi terhadap Surkati tahun 2004, 80 tahun yang lalu ucapan dustamu telah dibantah oleh Hizbul Irsyadmu sendiri terlebih dahulu!!
“KONGRES MEMUTUSKAN BAHWA AL-IRSYAD DAN MUHAMMADIYAH BUKANLAH WAHABI, keduanya tidak menyimpang dari madzhab” (ibid, hal.114)
Pertanyaan kita kepada ust. Abdurrahman At-Tamimi dan “mufti” pembelanya yang “tidak haddadiy”: “Anda katakan bahwa Syaikhmu terpengaruh oleh dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab Rahimahullah! Kapan Syaikh Muhammad At-Tamimi Rahimahullah membai’at pengikut beliau wahai pendusta besar? Kapan Syaikh Muhammad At-Tamimi merangkul Khurafiyyun-Syi’iyyun dan Kharijiyyun? Kapan beliau “rifqan” dengan Maulid Barzanji? Kapan beliau “menengadahkan tangan” meminta dana kemaslahatan lotre penjajah kafir? Kapan beliau memuji keteguhan kekafiran komunis?” Apakah mampu Salafiyyin kalian kecoh dengan Surat Kuasa 4 Masyayikh Yordan yang kalian pertontonkan setiap hari ke seluruh dunia untuk mengecoh umat dari hakekat nyata dakwah Hizbiyyah-Surkatiyyah kalian?!
Sungguh perbedaan yang menyolok dan bertolak belakang antara dirimu dengan beliau adalah: Syaikh Muhammad At-Tamimi Rahimahullah adalah Penegak Dakwatut Tauhid, sementara dirimu –Ya ust. Abdurrahman At-Tamimi & hulubalang fanatiknya- tidak lebih dari seorang Hizby Penegak Dusta dan Tipu Daya!!
Dan kita akan tunggu, apakah ust. Abdurrahman At-Tamimi akan nekat mengejar kita untuk mengambil royalty KARENA KITA MEMBAWAKAN RIWAYAT DARI IMAM SUYUTHI RAHIMAHULLAH yang dinukil oleh Syaikh Ali Hasan di kitab beliau untuk membongkar kebohongan dakwah As-Sudani yang ternyata bergaya Sufi-Haraki!! Ataukah harus gigit jari dengan surat garansi royalty yang dia pegangi?!
LALU KE MANA ARWAHNYA BERWALA’ ?
“Bagi orang yang jujur dan tahu keadaan generasi muda Arab di Jawa serta tahu akan pentingnya pendidikan bagi mereka terutama pendidikan dasar, tentu akan merasa sangat sedih dan sangat prihatin. Terlebih lagi jika keadaan mereka dibandingkan dengan kondisi anak-anak di negara-negara Barat, anda lihat anak-anak Barat yang bermain-main di taman-taman, tampak ceria di halaman-halaman rumahnya yang luas, berpakaian bagus dan bersih, hingga nampak mereka bagaikan mutiara yang berkilauan diantara hijau lembutnya pepohonan serta diantara bunga-bunga nan semerbak mewangi. Anak-anak sungainya tertata rapi, demikian pula padang-padang rumputnya sangat elok dan mengagumkan. HAMPIR-HAMPIR SAJA ARWAH ORANG-ORANG YANG MELIHATNYA MELONCAT TERBANG MENGHAMPIRINYA (Wahai ruhnya Syaikh Al-Allamah Ahmad Surkati, Takutlah kepada Allah, sadarlah bahwa mereka ini bukanlah mahram kalian!-pen).
Sebaliknya KETIKA MELIHAT KONDISI ANAK-ANAK MUSLIMIN TERUTAMA ANAK-ANAK ARAB, NAMPAK MEREKA BAGAIKAN ANAK-ANAK ITIK ATAU SEPERTI KATAK-KATAK KECIL YANG BERENANG DI PARIT-PARIT KOTOR DAN MENJIJIKKAN, yang berisi lumpur kotoran kamar-kamar mandi serta dari kotoran jalanan yang menjijikkan. Mereka sering tak berbaju, mulut-mulut mereka berlepotan tanah serta kotoran…” (AdzDzakhirah, juz 4, RabiutsTsani, 1342H, hal.195)
Pembaca dapat melihat betapa kilauan permata “duniawi” telah menerbangkan arwah Syaikh Ahmad Surkati untuk menghampiri anak-anak bule kafir itu dari pada bersimpati dengan kesederhanaan dan kesahajaan anak-anak Islam Arab di Jawa Lembaran tua ini (1924/M) lagi-lagi mendustakan ucapan ust. Abdurrahman At-Tamimi tentang “dakwah tauhid” Ahmad Surkati!! Inilah bukti tulisan Ahmad Surkati sendiri yang dikatakan oleh ust. Abdurrahman At-Tamimi si Pendusta itu sebagai “lelaki shalih dari Sudan”!! Inilah bukti “kemaslahatan” dari hasil pergaulannya dengan para pejabat kafir penjajah Belanda!!
Tidakkah ust. Abdurrahman At-Tamimi menyadari betapa kakek dan neneknya atau kedua orangtuanya telah menjadi korban perendahan martabat yang dilakukan oleh Ahmad Surkati yang selama ini dibelanya mati-matian?!
Tidakkah ust. Yazid Jawaz dan ust. Abdul Hakim Abdat “merasa tersentuh” betapa orang tua atau kakek dan neneknya termasuk juga yang di “anak itikkan” dan di“katak kecil”kan?! Lalu apa yang selama ini mendasari pembelaan mereka yang sangat “heroik” terhadap tokoh yang satu ini?! Mengapa merasa berat untuk mengakui dan meninggalkan berbagai kesesatan serta penyimpangannya?!
Sungguh Syaikh Ahmad Surkati ini tidak bisa mensyukuri nikmat Allah yang diberikan kepadanya! Bukankah salah satu alasan dia pergi dari negeri Afrika, Sudan ke Indonesia adalah untuk mencari penghidupan yang lebih baik? Tidakkah dia bisa menengok ke negeri asalnya di Afrika sana dimana sungai-sungai sangatlah sedikit! Mata air sangatlah sulit ditemukan dan saling berjauhan letaknya! Kekeringan yang berkepanjangan! Panas yang terik menjadikan tubuh bersimbah keringat seolah mengelupaskan kulit kemanapun kaki melangkah! Pepohonan yang hanya bisa hidup di sekitar mata air! Berbeda jauh dengan negeri tropis ini, sawah nan hijau menghampar sejauh mata memandang, gemericik air yang jernih mengalir di sela-sela bebatuan sungai terasa menyegarkan pikiran, pepohonan rindang meneduhkan perasaan, semilir angin, kicauan burung dan suara-suara kerbau di persawahan semakin menambah segarnya suasana alam. Mestinya dia berpikir demikian!! Bukannya melecehkan ANAK-ANAK ARAB BAGAIKAN ITIK ATAU KATAK KECIL yang berenang di parit-parit kotor nan menjijikkan!! Sementara anak-anak Barat (kafir!) itu bagaikan mutiara yang berkilauan diantara hijau lembutnya pepohonan!? Sungguh, nikmat Iman dan Islam tidak akan pernah dikalahkan oleh seluruh harta di dunia, walaupun sepenuh langit dan bumi wahai “Syaikh Salafiyyin”!
Benarkah anggapan Syaikh Ahmad Surkati tentang kondisi kehidupan di barat yang “ceria dan bahagia?” Sehingga hampir-hampir arwahnya meloncat terbang menghampirinya?
Berikut penuturan seorang wanita barat yang dengan hidayah Allah –alhamdulillah- memilih untuk menjadi seorang muslimah:
“Virginia Henry (wanita Amerika yang setelah masuk Islam mengganti namanya menjadi “Aisyah Abdullah”, sedang suaminya menjadi “Faridh Rahmatullah” yang asalnya bernama Theodore Van) mengatakan:’Aku dan suamiku masuk Islam bersama-sama di masjid New York. Kemudian kami pergi ke Kairo…..Tampak jelas bagi kami bahwa kehidupan di Amerika Serikat telah memperlihatkan kehidupan di neraka jahannam sebagaimana dilukiskan dalam Kitab Suci……Di Amerika, sekalipun sarana kehidupan mewah melimpah ruah, tetapi nilai akhlak sangatlah merosot. Di Amerika, kami mempunyai berbagai macam sarana kehidupan modern, kami punya rumah mewah dan income kami-pun banyak, tetapi hidup dalam suasana demikian benar-benar seperti neraka…..”(Majalah Al-Balagh, Kuwait, edisi bulan Shafar 1392H dalam Muftarayat ‘alal Islam, Prof. Ahmad Muhammad Jamal, Jami’ah ‘Alam Al-Islam, Makkah Al-Mukarramah, cetakan ke-4,1985M)
Pembaca sekalian yang dirahmati Allah, siapakah diantara mereka berdua, antara Aisyah Abdullah, seorang muallaf dengan Al-Allamah Asy-Syaikh Ahmad Surkati As-Sudani As-Salafy (katanya) yang telah tertipu mentah-mentah oleh gemerlapnya perhiasan duniawi?!
[00] Saya (Syaikh DR. Shalih As-Suhaimi Hafidhahullah-peny) berkata:” Dan termasuk dari penyebab-penyebab kehancuran dan perpecahan di tengah-tengah jama’ah-jama’ah ini, karena mereka menyeru kepada iap orang untuk bergabung di bawah bendera mereka untuk membai’at seseorang atau individu-individu di atas satu cara bahkan di atas banyak cara. Kadang-kadang perkara inilah yang menjadikan umat ini berpartai-partai atau berkelompok-kelompok (bahkan-peny) sampai ke negara yang sedikit penduduk Muslimnya. Mereka menjadikan umat yang satu menjadi beberapa golongan bahkan bersikap ghuluw (perhatikan wahai Abdurrahman Al-Kadzab pernyataan Syaikh, siapa yang terbukti ghuluw?-peny) dalam masalah ini, hingga masing-masing dari mereka mengambil bai’at dari pengikut-pengikut mereka, bahkan membai’at orang ayng tidak dikenal DENGAN BERTOPENG DI BAWAH DAKWAH KEPADA ALLAH. ITULAH YANG DISEBUT DAKWAH KEPADA INDIVIDU-INDIVIDU (DAKWAH HIZBIYYAH) DAN INI PULA SEBAGAI DASAR HIZBIYYAH, MEREKA BERWALA’ (LOYALITAS) DAN BERJALAN DI ATAS TITIAN HIZBIYYAH!”(Manhaj As-Salaf fi Al-Aqidah wa Atsaruhu fi Wihdati al-Muslimin, bab tentang “Bai’at dalam Pandangan Hizbiyyun”)
(Badai Fitnah, Sub bab 23.18 dan 23.19)
Adudomba, Warisan Kolonial Belanda Murid Syaikh Salafinya
Devide et impera, pecahbelah dan jajahlah.
Forum ishlah asatidzah telah terwujud, walhamdulillah. Tetapi tampaknya ada anasir-anasir jahat yang panik. Tiupan fitnah dan adudombapun dihembuskan, buss…ini hanyalah gencatan senjata sementara! Kalimat keji sekeji niatan dan ucapan yang terlontarkan, tidak disangsikan lagi! Allah Ta’ala adalah sebaik-baik saksi kejahatan.
Antara Abduh dan Ba’abduh. Bergaya meluruskan suatu kebengkokan, berlagak menjadi hakim dengan segala atribut dan gelar kebesaran.
Memuji dan menyanjung “keberanian” ustadz Muhammad dalam mengakui kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan sebagai bukti bara’ dan taubat beliau. Tetapi …tiupan fitnah pun dihembuskan, buss…edisi 10 membenturkan beliau dengan ustadz Luqman seolah ustadz Luqman mengingkari pernyataan taubat yang dinyatakan oleh ustadz Muhammad. Keji nian..
Berhentikah tiupan fitnah ini? Belum, di balik pujian mereka terhadap keberanian ustadz Muhammad mengakui kesalahan-kesalahannya, berhembus lagi kelicikan, buss…diterjemahkanlah poin-poin kesalahan ustadz Muhammad tersebut ke dalam bahasa Arab. Disulaplah sebagai bentuk bukti penyimpangan Muhammad Sewed dan kawan-kawan.
Giliran para masyayikh yang sekarang menjadi ladang garapan. Keji dan jahat nian para pendakwa “kelembutan” .…
Tampaknya, dibalik senyumnya yang menawan di depan para pirsawan, di balik baju kebesaran dan gelar kepangkatan yang rupawan telah tersimpan “belati” hizbiyyah yang siap ditancapkan di punggung lawan! Inilah kebijaksanaan dan kelembutan…
Hobi keji inipun tertularkan, setelah seorang pejabat rendahan Al-Irsyad liar setingkat kecamatan terbongkat kedustaannya yang mengaku masih pengangguran (padahal telah menjadi pegawai sah salah satu perusahaan gubernur Al-Irsyad liar yang mempromotori pembangkangan terhadap keputusan pemerintah) adudomba-pun ditiupkan, buss…
Sebuah nasehat (jika benar) disulapnya menjadi sebuah bentuk tahdzir, bara’, tajrih MANHAJ UNTUK MEMPERMALUKAN!!
Haihata, haihata…akal baginda penjajah untuk mengadudomba dan menimbulkan kepanikan WALLAHI DEMI ALLAH tidak akan kesampaian!!
Walhamdulillah, sejarah telah mengajari kita betapa licik, keji dan culas serta jahatnya taktik dan strategi para Missionaristen-Kolonialisten-Orientalisten Belanda kafir yang menjadi murid-murid Syaikh Salafi baginda!! Sahabat yang slalu membantu kesulitan Irsyadnya! Lotre kafir penjajah ‘tuk dana kemaslahatan pendirian organisasi yang disalafikan pengekornya! Bukankah baginda sekalian masih terus berambisi agar Sahabat penjajah Belanda kafir ini menjadi Pahlawan Nasional? Tidakkah baginda sekalian terhanyut ke alam mimpi? Bukankah kepada pemerintah dan Ratu Belanda seharusnya proposal kemaslahatan ini dimasukkan? Bukankah As-Surkati adalah sahabat diskusi yang menyenangkan? Bukankah jasanya mendidik dan mentarbiyah para pejabat kafir penjajah Belanda ketika itu patut untuk mendapatkan “kemaslahatan” dari Ratu Belanda? Kenapa pemerintah RI yang anda tuntut untuk memberikan kompensasi dan kelayakan penghargaan?
Haihata, haihata…salah alamat tampaknya tuan-tuan mengajukan. Tetapi siapa tahu…
Dan lihatlah cara baginda ini dalam berfatwa!
Sebelumnya telah kita saksikan bukti betapa dirinya telah melakukan hal-hal lacur yang sangat dijauhi oleh para penuntut ilmu! Menuduh ustadz Luqman sebagai munaffirin yang rusak manhajnya (dan tuduhan ini tidak akan pernah sama dan tidak mungkin sama jika hanya dikatakan munaffirin saja. Munaffirin belum tentu manhajnya rusak, hanya karakternya saja yang berpotensi membikin umat lari dari dakwahnya. Akan tetapi tidak cukup tuduhan itu yang dilontarkan, tetapi bahkan ditegaskannya dengan kalimat “yang rusak manhajnya”, maka tidak ada apapun yang tersisa dari kebaikan manhajnya –walaupun sedikit- kecuali kesemuanya telak rusak!! Dilanjutkannya bahwa ustadz Luqman ini blo’on dan pengangguran, bahkan cacing-cacing kepanasan dan seterusnya dari tuduhan-tuduhan yang sama sekali tidak ada bukti dan hujjah secuilpun yang disertakan!! Dia telah menjual harga diri & kehormatannya dengan cara “ilmiyyah” seperti ini!! Tuduhan kosong tanpa perasaan!! Maka bagaimana mungkin orang yang dihinadinakannya sebagai munaffirin yang rusak manhajnya, cacing kepanasan dan blo’on serta pengangguran masih memiliki nilai sehingga dinukil perkataannya? Haihata, haihata medan ilmiyyah telah dijungkirbalikkan, Syaikh Ahmad Najmi, Syaikh Yahya Al-Hajuri, Syaikh Ubaid Al-Jabiri telah merasakan bukti “kelelakiannya”!! Dan sekarang ustadz yang telah dirusakkan manhajnya di comot pula perkataannya demi untuk adudomba kejinya!! Prinsip Yahudi Machiavelli terlaknat telah diterapkannya, tujuan menghalalkan segala cara!! Dusta, adudomba, fitnah memang sudah menjadi “trade mark’ dakwah hizbiyyah.
Apakah orang sejahat dan sekeji ini harus kita hadapi dengan kelembutan?
Sekali lagi,
anda “halus’, si “keras”pun akan mencibir,
Anda “keras”, si “halus”pun akan menyindir.
Siapa pula orangnya yang bisa selamat dari para pencela?
Sebuah FAKTA metode pembuktian untuk merealisasikan firman Allah Ta’ala “wa syahida syahidun min ahlihaa/ dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksiannya” (QS.Yusuf:26) hanya baginda hadapi dengan prinsip seorang Yahudi yang tujuannya menghalalkan segala cara?
Maka firman Allah Ta’ala selanjutnya: “Sesungguhnya itu adalah diantara tipudaya kamu, sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar” (QS.Yusuf:28)
Sungguh makar keji dan fitnah adudomba yang ditiupkan takkan pernah Allah kabulkan! Amiin.
Syubuhat Khusus:
1.Walaupun Syaikh Salafy mereka mengagung-agungkan gembong besar kesesatan: “kami tulis kertas ini serta merta ruh kami merasakan adanya ruh yang tinggi lagi kekal milik penggugah negeri-negeri timur –As-Sayyid Jamaluddin Al-Afghani- tengah menari-nari riang gembira begitu mendengar suksesnya perserikatan antara negara Iran dan Afghanistan. Semoga Allah menyucikan jalannya karena telah sekian lama dia mengangan-angankan terwujudnya persatuan ini dan diapun telah berusaha sekuat tenaga…”( Majalah AdzDzakhirah, juz 7, 1342H/1924M, hal.319-320)
2.Walaupun pembesar mereka (tanpa rasa takut sedikitpun kepada Allah Ta’ala) telah berani melancarkan kedustaan kepada umat Islam dengan mengatakan:
“SYAIKH AHMAD SYURKATI TERPENGARUH DENGAN DAKWAH SYAIKHUL ISLAM MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB –RAHIMAHULLAH-….”
(Majalah Adz-Dzakhiirah Ed.10/th.II/2004/1425H, hal.13-14)
3.Walaupun pejabat rendahan mereka mengulangi kedustaan ini dengan berkata bahwa As-Surkati TERINSPIRASI oleh dakwah Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah.
4.Walaupun tanpa rasa malu telah menjadi setan bisu dengan berupaya menyembunyikan dalam-dalam peran besar Jamaluddin Al-Afghani Ar-Rafidhi Al-Masuny bagi tujuan dakwah Irsyadnya.
Tetapi, walhamdulillah kita telah menyaksikan bukti dari tulisan As-Surkati dan Irsyadiyyin sendiri yang menolak tuduhan-tuduhan “jahat” di atas dan justru menerangkan betapa Surkati terinspirasi oleh dakwah Pan Islamisme Jamaluddin Ar-Rafidhi dan muridnya, Muhammad Abduh Al-Mishri.
5.Walaupun Irsyadiyyin menilai dakwah agen Yahudi ini sebagai: “YANG LEBIH TEPAT DISEBUT GERAKAN REFORMISME, GERAKAN TAJDID, GERAKAN PEMBAHARUAN. GERAKAN INIPUN MENYERUKAN untuk memperluas kurikulum lembaga-lembaga pendidikan Islam untuk pembaharuan pendidikan Islam serta untuk PENGGALIAN DISIPLIN ILMU DAN FILSAFAT“(Al-Irsyad Mengisi…, Hussein Badjerei, hal.8-9). Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un!!
6.Walaupun Irsyadiyyun berpromosi hebat, di bawah uraian yang berjudul LATAR BELAKANG LAHIRNYA AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH, Al-Irsyad menyatakan bahwa dakwah PAN ISLAMISME Jamaluddin Al-Irani Ar-Rafidhi memiliki sikap yang lebih baik dibandingkan dakwah Tauhid Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab!! Perhatikan:”Sumber pemikiran (Ibnu Taymiyyah dan Ibnul Qayyim-pen) inilah yang mendasari gerakan Muhammad Abdulwahab yang dikenal dengan gerakan Wahabi. GERAKAN SERUPA dilaksanakan pula oleh Jamaluddin Al-Afghani (1839-1897) DENGAN BEBERAPA PERBAIKAN SIKAP YAITU MEMPERSATUKAN PANDANGAN YANG DIKENAL DENGAN PAN ISLAMISME.(alirsyad-alislamy.or.id/alirsyad.htm).
Lihatlah wahai saudaraku rahimakumullah, tidak cukup Irsyadiyyun melakukan penghinaan keji dengan menyamakan dakwah tauhid Syaikhul Islam dengan dakwah sesat Jamaluddin Al-Afghani agen Yahudi, bahkan gerakan Jamaluddin Ar-Rafidhi ini dinyatakan memiliki sikap yang lebih baik daripada dakwah Tauhid Syaikh Muhammad Rahimahullah!!
7.Walaupun setelah “habis-habisan” mempahlawankan Jamaluddin Al-Irani Ar-Rafidhi dengan dakwah sesatnya, maka giliran Muhammad Abduh yang dielu-elukan: “Dengan seruan-seruan ini ia (Jamaluddin Ar-Rafidhi-pen) membentuk Abduh (Muhammad Abduh (1845-1905)) sebagai tokoh intelektual yang sangat berpengaruh. Argumen kunci Abduh yang terkenal adalah: Al-Islam mahjuubun bil Muslimin….Penyampaian Abduh yang akurat itulah yang membuat ia berpengaruh kuat. Disamping peluang yang dimilikinya sebagai pengajar pada Daarul Uluum dan al-Azhar…” (alirsyad-alislamy.or.id/alirsyad.htm).
8.Walaupun Farid Nu’man Al-Ikhwani dalam bukunya “Al-Ikhwan Al- Muslimun Menzalimi Anugerah Allah” hal.97 menyanjung dakwah Al-Afghani: “Hasan Al-Banna dituduh berupaya menyatukan antara Ahlul haq, Ahlus Sunnah, dan selain Ahlus Sunnah. Tudingan itu bermula dari kedekatan Hasan Al Banna dengan pemikiran Jamaluddin Al-Afghani, yaitu Pan-Islamisme. Mereka menuding bahwa ide yang Al-Banna wariskan adalah upaya untuk mereduksi akidah Islam yyang benar (Ahlus Sunnah wal Jama’ah) dan mencampurkannya dengan akidah lain. Itu adalah tudingan yang ajaib, bahkan lebih ajaib dari tujuh keajaiban dunia. Mengapa Pan-Islamisme (persatuan Islam dan negara Islam) dipahami secara kanak-kanakan? Sebenarnya, Pan-Islamisme adalah kewajiban agama dan memiliki landasan yang kuat di dalam Al-Qur’an dan Assunnah…”
9.Walaupun Abduh ZA Al-Ikhwani dalam bukunya “Saya Teroris? Saya Khawarij?” hal. 311-312 berkata: “:”…Demikian, tuduhan dan pelecehan Al Ustadz Luqman kepada Syaikh Jamaluddin Al Afghani rahimahullah, seorang ulama besar dari Afghanistan yang diakui umat dan telah berjasa besar bagi Islam dam kaum Muslimin, di mana sebagian kalangan bahkan menyebut beliau sebagai seorang mujadid atau reformer saat itu. Padahal, mengatakan seorang muslim sebagai Syi’ah Rafidhah, sama saja dengan mengafirkannya. ….[1]
10.Walaupun gembong besar JIL, Ulil Abshar Abdalla dalam kolom Kajian Islam Orang Utan Jawa Pos edisi Jum’at 2 Maret 2007 memuji peran “Reformis” Muhammad Abduh: “…Belajar dari Muhammad Abduh di Mesir, gerakan reformis Islam mulanya bukan sekadar untuk memperbaharui (saya lebih suka kata ini ketimbang pemperbarui meskipun yang pertama agak sedikit boros huruf) pemikiran, tetapi juga bahasa. Kunci kepopuleran majalah Al-Manar, corong ide-ide Abduh, bukan saja terletak pada gagasan-gagasan baru yang segar tetapi juga pada aspek pemakaian bahasa yang terang, tidak pedantik seperti dalam kitab-kitab klasik, tetapi juga tetap indah” (Sikap Berbahasa Kita)
11.Walaupun salah satu alasan Al-Irsyad didirikan karena Muhammad Abduh: “Dengan pola penyebaran ini pemikiran Abduh berhasil menerobos rintangan dan menyebar ke seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia. PERJUANGAN ABDUH yang menitikberatkan pada pembaharuan pendidikan dalam kerangka kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah SALAH SATU BAGIAN CIKAL BAKAL LAHIRNYA AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH” (alirsyad-alislamy.or.id/alirsyad.htm)
“Dalam perjalanan dengan kereta api inilah Ahmad Surkati berkenalan dengan seorang “pribumi” yang asyik membaca majalah Al-Manar. TENTU SAJA SEBAGAI PENDUKUNG PEMIKIRAN ‘ABDUH,……”(Al-Irsyad Mengisi Sejarah Bangsa, hal.28)
12.Walaupun…walaupun…dan walaupun!
Kita tidak akan pernah peduli dengan tudingan CIA mereka! Kenapa? Karena kita lebih sayang kepada umat yang selama ini mereka tipu daya dengan pakaian Salafiyah yang dikenakannya! Dan karena mereka tidak mampu membawakan bukti apapun untuk menopang tuduhan-tuduhan kalangkabut CIA mereka!!
….Maka menangislah wahai Irsyadiyyun, Ikhwaniyyun, dan JILliyyun dengan lanjutan bukti sepak terjang kejahatan Jamaluddin Al-Afghani dan Muhammad Abduh, 2 gembong besar penyesat idola Surkati & Irsyadiyyin, Hasan Al-Banna & Ikhwaniyyin serta Ulil Abshar & Jaringan Iblis Laknatullah (JIL)!
Kenapa (Di Sisi Mereka) Maslahatnya Lebih Besar Daripada Madharatnya?
…lebih dari itu Riyadh Pasa memberikan perhatian khusus SERTA MEMBERIKAN TUNJANGAN BULANAN…
MOTIVASI DAN KESUNGGUHANNYA DIBANGUN DI ATAS PERTIMBANGAN UANG (MATERI)…
Karena apa ya ikhwah? Imma karena tunjangan bulanannya wa illa karena motivasi dan kemaslahatannya dibangun di atas pertimbangan materi!!
Kalau demikian keadaannya, tentulah kita memaklumi jika “kalkulator dan mesin hitung” kemaslahatannya tidak akan pernah “mampu” mendeteksi (membaca) “fiqhul waqi’” kesesatan dan kejahatan para “pedagang” itu! Karena memang sudah dari sononya alat-alat hitung tersebut hanya diprogram untuk mengkalkulasi aliran dana yang masuk dan keluar serta saldo yang harus dipertanggungjawabkan, sengaja tidak diprogram dan tidak didisain oleh “para pedagang” tersebut untuk mendeteksi kesesatannya!! Pantas…
Obat, sering dirasa pahit ketika ditelan.
Jika semakin menyehatkan badan dan pikiran, kenapa tidak?
Jamaluddin Al-Afghani dan Politik Bunglon
Sungguh sangat ironis, bahwa Ahmad Surkati dan situs Surkatiyyinnya mengelu-elukan Jamaluddin sebagai seorang pembaharu yang dakwahnya memiliki beberapa perbaikan sikap (baca:keunggulan) daripada dakwah Tauhid Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab (kita berlindung kepada Allah dari anggapan sesat ini!), sementara kalangan Orientalis barat sendiri lebih terbuka untuk mengakui peran besar Jamaluddin dalam Gerakan PAN (Pengacauan Agama-Nya) ISLAMISME yang tentu saja searah dan sejalan dengan misi orientalis itu sendiri, simak pengakuan “jujur” mereka:
“Al-Afghani, Jamal Al-Din (1254-1314/1838-1897). Tokoh Modernis, reformer, dan penggerak politik. Ia lahir di Iran tetapi besar di Afghanistan……Selama beberapa tahun ia bersekutu dengan Muhammad Abduh di Paris dalam penyebaran ide pembaharuan Islam (mendirikan organisasi Urwatul Wutsqa, keduanya adalah idola Ahmad Surkati-lihat situs Surkatiyyin), namun akhirnya Abduh berpisah dengannya. Semenjak itu sampai wafatnya Al-Afghani melanjutkan kegiatan politik yang pesonanya mengungguli segala kekuasaan. Menjelang kematiannya pada tahun 1897, ia menerima tunjangan dan sebuah rumah dari Sultan Utsmani yang bernama Abd Al-Hamid, seorang autokrat yang seharusnya menentang rencana revolusioner Al-Afghani.
“POLITIK BUNGLON” ini melibatkan dirinya dalam permusuhan yang lama, dimana ia selalu memainkan dirinya sebagai penjahat. Daya tariknya sebagai politikus berpangkal dari keahliannya dalam memadukan dan memanipulasi antara agama dengan kekacauan kondisi, antara kelompok konservatif dan kelompok radikal liberalis” (Ensiklopedia Islam/The Concise Encyclopaedia of Islam, Cyril Glasse, hal.13, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1999).
Selengkapnya…
Keterkaitan Jamaluddin Al-Afghani dengan Yahudi
Bagaimana mungkin Jamaluddin Al-Afghani tidak memiliki link dengan Yahudi padahal FAKTA berbicara bahwa dirinya adalah salah satu anggota Freemasonry Internasional yang didirikan dan diorganisir oleh Yahudi?
Musthafa Ghazal dalam “Da’watu Jamaliddin…” hal.157 mengatakan: “…ketika Jamaluddin masuk negara Mesir, saat itu dia memperoleh perlindungan dan pewngarahan dari Riyadh Pasa, lebih dari itu Riyadh Pasa memberikan perhatian khusus serta memberikan tunjangan bulanan…”
“Patut diketahui, Riyadh Pasa adalah seorang Yahudi tulen yang memiliki kecenderungan berkiblat ke Inggris serta negara-negara non arab lainnya…”
Anwar Al-Jundi menukil pernyataan seorang wartawan bernama Adib Ishaq An-Nashrani (salah satu murid Jamaluddin) dalam bukunya “Tathawwurush shihafah Al-‘Arabiyyah fii Mishr” hal.34 pada judul “Riyadh Pasa”, demikian ulasannya:
“Ia (Riyadh Pasa) berasal dari Baitul Wizaan, termasuk seorang Yahudi Mesir yang cerdas. Motivasi dan kesungguhannya dibangun di atas pertimbangan uang (materi). Karena alasan tertentu, ia menampakkan keIslaman yang di kemudian hari taktik ini diikuti oleh anak-anaknya”
Dari data-data yang cukup banyak, dapat diketahui bahwa Jamaluddin pernah membeli sebuah rumah di perkampungan Yahudi dan tinggal di sana bersama orang-orang Yahudi sampai dia hengkang dari Mesir.
Jamaluddin juga pernah mengambil seorang dokter khusus dari orang Yahudi bernama Harun.
Selain itu dia juga memiliki seorang teman dekat di Mesir yang banyak mempengaruhi pola pikirnya dan dia tulis pendapat-pendapatnya dalam karya tulisnya. Orang tersebut bernama Ya’qub Shanu’, seorang lelaki dari dua bapak Yahudi Israel. Sejak usia muda dia rajin mendalami Taurat secara detail, yang akhirnya dia layak berstatus “Lewi”, yaitu orang yang beriman dengan aqidah Yahudi dengan keimanan yang mendalam.
Lebih lanjut lihat “A’laamush-Shihafah Al-Arabiyyah” milik Ibrahim Abduh hal.5. Juga Taariikhush Shihaafah Al-Arabiyyah” tulisan Vicont Philip Ditirozy, jilid 2 hal.284.
Kemudian, ketika di Mesir tepatnya di kota Iskandariyah diadakan sebuah perkumpulan para pemuda yang kemudian mendaulat Jamaluddin Al-Afghani sebagai pimpinannya., nampak bahwa mayoritas anggotanya adalah para pemuda Yahudi dan tidak didapati seorangpun yang berasal dari warga Mesir. Perkumpulan ini menjadwal pertemuan-pertemuan secara berkala dalam rangka mengobarkan semangat revolusi Arab sebagai reaksi atas pendudukan Inggis terhadap Mesir.
Kemudian, jangan lupa bahwa Jamaluddin memiliki andil dalam memasukkan paham Freemasonry di Mesir, yang tak seprangpun memungkiri bahwa klub ini memiliki link dengan gerakan Yahudi Internasional.
Ketika Jamaluddin masuk ke Iran, hubungan dengan mereka tetap terjalin. Demikian pula hubungan tersebut tetap berlanjut ketika dia masuk ke Teheran untuk kedua kalinya. Informasi ini kami peroleh dari Lutfullah Khan (Al-Irani), keponakan Jamaluddin.
Ia mengatakan dalam buku “Jamaluddin Al-Asdaabadzy’ hal.178: “Pada hari raya An-Nuruz, di mana Jamaluddin sempat memndapati moment tersebut saat perjalanannya ke Teheran yang pertama atau yang kedua. Pada hari-hari tersebut banyak anggota masyarakat dari berbagai strata sosial: kalangan bawah dan atas, maupun kalangan elit dan awam, mereka berdatangan menuju rumah Al-Hajj Muhammad Hasan (Amin Al-Gharb) dalam rangka mengunjungi As-Sayyid (Jamaluddin Al-Afghani) dan bertemu dengannya, ketika dia tengah berada di rumah tersebut.
Diantara mereka terdapat sejumlah orang Yahudi yang turut mengunjunginya. Karena hari itu sedang turun hujan, pembantu Al-Hajj menahan mereka agar tidak masuk rumah. Semula hal itu tidak diketahui Jamaluddin, namun (akhirnya ia tahu) dan meminta pembantu tersebut agar mengijinkan mereka masuk dan menghadirkannya dihadapannya. Setelah mereks masuk dan saling berbasa-basi, salah seorang diantara mereka berkata kepada Jamaluddin: “Sejak hari ini, kami ingin menjalin hubungan dengan anda, yang secara resmi akan kita tindak lanjuti di kota kami Asdaabaadzy (Iran, pent). Setelah terjadi pembicaraan, Jamaluddin mengambil sapu tangan mereka masing-masing dan mengisinya dengan halwa (manisan), kemudian memberikannya kepada mereka.
Selanjutnya Musthafa Ghazal mengatakan: “Pertemuan tersebut mengindikasikan bahwa sesungguhnya Jamaluddin sering melakukan pertemuan dengan mereka di kotaAsdaabadz, Iran. Didukung keinginan mereka (sejak hari itu) untuk mengintensifkan hubungan di Teheran sertac ditandai sedemikian antusiasnya Jamaluddin menghormati dan menyambut hangat kunjungan mereka, beramah tamah serta berbincang-bincang dengan penuh keakraban.”
Keterlibatan Jamaluddin Dalam Gerakan Freemasonry
Bergabungnya Jamaluddin dalam klub-klub Freemasonry adalah FAKTA yang tidak diragukan lagi!!
Ia pernah bergabung dengan Freemasonry Britania (Inggris) manun kemudian ia keluar darinya setelah melontarkan kritikan tajam kepada organisasi tersebut karena Freemasonry Inggris tidak terjun ke dalam aktifitas politik. Dalam pidatonya ia berkata: “Biarkan aku menjadi seorang aktifis Freemasonry yang suci lagi terjaga dari sifat-sifat rendahan, ketika tak lagi didapati adanya semangat menjunjung kemuliaan pribadiku, adanya perasaan takut perkumpulan ini dikritik gara-gara diriku. Orang-orang yang cemburu kepadaku menjadikan diriku pemberi andil bagi dicelanya Freemasonry, padahal organisasi ini berlepas diri darinya. Tiada dosa yang dimiliki organisasi ini kecuali karena dia menerimaku atas dasar pilihan beberapa pribadi tetrtentu dan bukan atas upaya yang semestinya, sehingga organisasi ini menerimaku tanpa mempertimbangkan secara sekasama”
(Lihat pula: “”Khaatiraatu Jamaliddin, Muhammad Al-Makhzuumi, hal.19)
Setelah itu dia berpindah ke klub Freemasonry Perancis. Dalam suratnya, secara terus terang ia menyatakan keinginannya untuk bergabung dengan mereka. Dalam suratnya ia berkata: “ Jamaluddin Al-Kabaaly, seorang guru ilmu-ilmu filsafat di Mesir, negeri yang dijaga, seorang yang telah berumur tiga puluh tujuh tahun berkata: Sesungguhnya saudara-saudaraku yang tulus, dan aku menyeru sahabat-sahabat karibku yang setia yaitu para pendeta (Yahudi) yang suci, Al-Masuuniy yang terjaga dari kekurangan dan kesalahan, kiranya beliau dapat menganugerahkan kebaikan kepadaku serta mempersilakan diriku dengan cara menerimaku dalam perkumpulan (Freemasonry) yang disucikan serta memasukkannku melalui jalan orang-orang yang masuk dengan cepat ke dalam perkumpulan yang patut dibanggakan ini. Semoga kebaikan senantiasa mengiringi anda”
Kamis, 22 Rabi’utstsani tahun 1292H
Tertanda
Jamaluddin
(Lihat teks surat aslinya hal.50: )
Selang tiga tahun kemudian, ia menjadi orang terpenting dalam tubuh Freemasonry. Bahkan melalui upaya yang dilakukannya, ia berhasil meraih jabatan kepala Freemasonry. Hal ini terungkap melalui surat balasan Freemasonry kepada Jamaluddin. Berikut surats balasan tersebut:
“LAUJ KAUKABISY-SYARQI”
Nomor: 1255
Kairo, Mesir, 7 Janayo 1878/5878
Kepada: Al-Akh Jamaluddin Yang Mulia
Sesungguhnya telah maklum bagi anda bahwa dalam sidang ke 28 yang lalu, secara aklamasi anda terpilih menjadi ketua yang dihormati perkumpulan ini untuk periode tahun ini. Oleh karena itu kami …[2] atas keberuntungan yang besar ini.
Atas instruksi ketua kami yang mulia, kami mengundang sahabat-sahabat anda untuk hadir pada hari Jum’at mendatang, tepatnya tanggal 11 Al-Jaariy jam 2 waktu arab setelah Maghrib. Bertempat di sekretariat perkumpulan dalam rangka penyambutan anda seusai menuntaskan beberapa acara rutin.
Selanjutnya pada hari Kamis 10 Al-Jaariy jam 6 waktu Perancis di sore hari, akan diadakan pelepasan ketua “Lauj Concordia” yang mulia, maka kami mengharap kehadiran anda di hari tersebut guna mengikuti berbagai acara yang diadakan.
Untuk kedua acara tersebut, kami mohon anda mengenakan stelan baju hitam, memakai dasi dan sarung tangan putih.[3]
Selanjutnya sambutlah rangkulan persahabatan dari kami.
Sekretaris,
Nicole Sakroj
(Lihat surat aslinya hal.52: )
Dari kedua surat tersebut, kita perhatikan beberapa perkara penting yang telah disebutkan oleh Musthafa Ghazal dalam kitabnya “Da’watu Jamaliddin…” hal.173, antara lain:
1.Adanya ungkapan sifat-sifat pengagungan yang sangat berlebihan terhadap organisasi Freemasonry, seperti:
a.”Saudara-saudaraku yang tulus”
b.”sahabat-sahabat karibku yang setia”
c.”para pendeta yang suci”
d.”yang terjaga dari kesalahan dan kekurangan”
e.”perkumpulan yang suci”
f.”perkumpulan yang patut dibanggakan”
Semua ini adalah bukti adanya bentuk pengagungan terhadap Freemasonsy hingga seakan-akan organisasi ini setara dengan syari’at yang diwahyukan lagi terjaga dari salah dan keliru.
2.Di dalamnya terisyarat adanya sebagian symbol-simbol dan upacara keagamaan Yahudi, seperti:
Acara penyambutan, kostum hitam-hitam, dasi dan sarung tangan putih,. Acara seremonial seperti ini tidaklah lazim dilakukan kecuali di tempat-tempat perkumpulan mereka.
Namun mengapa dalam surat tersebut tak disinggung adanya permintaan mengenakan tutup kepala, peci atau imamah (layaknya pakaian seorang muslim-pen)? Dan selama yang dikenakan adalah pakaian hitam-hitam, dasi dan sarung tangan putih, maka jelas pemakaian imamah tak mungkin serasi dengan model kostum seperti itu!
3.Dalam surat kedua didapati adanya symbol-simbol Yahudi, antara lain: tercantum tanggal, bulan atau tahun yang berbahasa Ibrani. (Lihat: Al-Islam wal Hadlaarah al-Gharbiyyah” oleh Muhammad Muhammad Hisain, hal.860)
DR. Abdurrahman Amirah menyatakan dalam “Al-Madzaahib Al-Mu’ashirah wa Mauqiful Islam Minha”, hal.27:
“Dalam ensiklopedi Yahudi tahun 1902 jilid 5 hal.503 disebutkan:”Sesungguhnya…symbol-simbol serta upacara ritual yang telah menjadi tradisi Freemasonry sarat dengan lambang dan istilah-istilah Yahudi.
Sebagai contoh, dalam klub Scotlandia didapati bentuk penanggalan yang yang digunakan dalam surat-menyurat dan arsip-arsip resmi yang kesemuanya menunjukkan penggunaan waktu dan bulan-bulan Yahudi. Demikian pula huruf-huruf Ibrani digunakan untuk tujuan tersebut”.
Dalam surat tersebut bulan “Janayo” identik dengan bulan Januari atau Juni. Adapun tahun 5878 adalah tahun “An-Nuur”, tahun Yahudi yang berlaku sejak 40 abad sebelum Masehi. (Lihat Haqiqatul Baabiyyah wal Baha’iyyah, hal.196).
4.Patut diperhatikan, bahwa pada surat yang pertama, Jamaluddin Al-Afghani memakai nama Jamaluddin Al-Kabaali, namun pada kesempatan lainnya ia memakai nama Jamaluddin Al-Husaini. Lalu mengapa dalam surat tersebut ia mengganti julukannya?
Apakah ia tengah menisbahkan diri pada Kabul, ibukota Afghanistan? Ataukah kepada Kabaala, salah satu sekte Yahudi yang merupakan hasil “racikan” antara pemikiran filsafat, olah kebatinan, sihir dan permainan sulap? Sekte ini cukup dikenal di kalangan Yahudi sejak dahulu kala. (Lihat: Asraarul Harakatil Masuuniyyah, sebuah artikel yang dirilis oleh majalah Asy-Syari’ah, Amman, hal.15)
5.Catatan terakhir, bahwa sekretaris yang menandatangani surat kedua adalah seorang Nashrani, yang dalam surat tersebut ia berkata kepada Jamaluddin: “Sambutlah rangkulan persahabatan dari kami”
Maka hal ini menunjukkan adanya pemberian motivasi kepada Jamaluddin agar segera bergabung dan berkiprah dalam organisasi Freemasonry Mesir.
Taufiq Ath-Thawil berkata:
“Al-Afghani mengawali karir organisasinya dari perkumpulan Freemasonry Mesir yang di dalamnya bergabung orang-orang dengan latar belakang agama yang beragam, dengan satu tujuan untuk meraih kemerdekaan” (yang dimaksud adalah :”Negara untuk semua, agama untuk Allah”, ini tentu jika agama masih tersisa untuk mereka!?)
(Lihat Al-Fikrul ‘Arabi fii Mi’ati Sanatin” yang dikeluarkan oleh Konferensi Lembaga Kajian Arab hal.334. Lihat juga Ar-Ruutary/Rotary fii Qafashil Ittihaam oleh Abu Islam Ahmad Abdullah, hal.77 beserta catatan kakinya)
Musthafa Fauzy Ghazaal mengatakan (hal.189) “…hingga sampai pada tataran diadakannya kajian-kajian wajib tentang ideology Freemasonry yang menghasung paham atheis dan kekafiran serta menolak eksistensi agama-agama. Bagi seorang anggota yang tekun mengikuti tahapan-tahapan kajian tersebut secara sistematis, pada puncaknya akan tertanam dalam hatinya tekad untuk menyingkirkan semua agama”.
‘Iwadh Khuuri mengatakan dalam bukunya: “Tabdhiiduh-Dhulam au Ashlul Masuuniyyah, hal.4:
“Masyarakat arab sebenarnya telah mengetahui bahwa seorang Masuny (penganut paham Freemasonry) adalah kafir. Karena ia telah “memeluk” pemikiran-pemikiran yang merusak sendi-sendi agama dan ia menjadi seorang pemberontak agama lagi murtad. Oleh sebab itu ia pantas untuk dibunuh.
Sesungguhnya kitab Asrarul Masuuniyyah telah membuka mata kalangan cendekiawan, namun mereka tak kuasa melakukan tindakan apa-apa. Hal itu dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa ternyata tokoh-tokoh mereka telah “memeluk agama” Freemasonry Yahudi. Sebagai akibatnya, mereka menjadi terikat dengan perkumpulan-perkumpulan Freemasonry di Inggris dan Perancis.
Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana gerakan mereka, silakan membaca buku “Al-Masuuniyyah fil Manthiqah’, hal.245, juga buku Ar-Ruutary fil Qafashil Ittiham” tulisan Abu Islam Abdullah.
Sebuah pepatah mengatakan: “Tiada keraguan, bahwa adanya kotoran onta pasti menunjukkan adanya onta, Adanya jejak kaki pasti menunjukkan adanya orang yang berjalan”
Demikianlah keadaan para murid Al-Afghani. Persis juga dengan apa yang diungkapkan oleh penyair:
“Barangsiapa yang menobatkan seekor gagak sebagai penunjuk jalan, niscaya ia akan berjalan melewati bangkai-bangkai anjing yang berserakan”
Diantara sekian banyak pengikutnya yang paling menonjol adalah: MUHAMMAD ABDUH.[4]
MUHAMMAD ABDUH
Adalah orang yang paling akrab dengan Jamaluddin Al-Afghani dan yang paling banyak mendapatkan pengaruh darinya.
Al-Mad’u Musthafa Shabri berkomentar dalam bukunya Mauqiful ‘Aqli wal ‘Ilmi wal ‘Aalimi mir Rabbil ‘Aalamiina wa ‘Ibadaatil Mursalin I/144; tentang dakwah Jamaluddin dan Abduh:
“Besar kemungkinan ia (Abduh) dan Jamaluddin –sahabat sekaligus gurunya- punya keinginan melakukan pelecehan terhadap Islam”
Dur Lothar dan Calvin –dua tokoh Protestan- tidak mendukung langkah Abduh dan Jamaluddin untuk mendirikan agama baru bagi kaum muslimin, namun mereka berusaha mengarahkan langkah keduanya untuk mendukung penyebaran atheisme secara intensif dengan mengatasnamakan GERAKAN KEBANGKITAN DAN PEMBAHARUAN.”
Aku (penulis) mengatakan: bukti otentik yang menopang fakta ini adalah surat yang pernah dilayangkan Muhammad Abduh kepada Jamaluddin tertanggal 8 Sya’ban 1300H. Dalam surat tersebut ia mengatakan:
“…adapun sekarang, tuan yang mulia telah menarus belas kasihan kepadaku sebagai buah kerja keras berbagai usaha. Maka sesungguhnya melalui pemikiran-pemikiranku, aku ingin membelah sendi-sendi kekuasaan, dan dengan kemauanku yang tinggi aku ingin mengguncang tonggak-tonggak kerajaan. DAN AKU AKAN BERDAKWAH KEPADA KEBENARAN DENGAN DAKWAH YANG PENUH HIKMAH…”
Di bagian lain dari suratnya ia mengatakan:
“…SEKARANG KAMI BERADA DI ATAS JALAN YANG LURUS. KAMI TAK AKAN MENEBAS KEPALA AGAMA KECUALI DENGAN PEDANG AGAMA. Oleh karena itu jika anda melihat kami, saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang yang zuhud, ahli ibadah, senantiasa rukuk dan sujud. Kami tidak bermaksiat kepada Allah terhadap perkara yang diperintahkannya, namun kami selalu melaksanakan perintah-perintahNya. Alangkah sempitnya kehidupan ini andai tak ada ruang yang luas untuk cita-cita”.
(Lihat surat aslinya hal.57: )
Tak disangsikan lagi bahwa Jamaluddin dan Muhammad Abduh sempat berjaya di Mesir, sebagaimana dinyatakan oleh Musthafa Shabri dalam bukunya: Mauqiful ‘Aql wal ‘Ilmi I/133-134:
“…adapun program “Pembaharuan” yang dimotori oleh Muhammad Abduh, maka dapatlah diambil kesimpulan sebagai berikut:
“Sesungguhnya Muhammad Abduh ketika itu tengah menggoyang Universitas Al-Azhar dari kejumudan agamanya…Dan dialah yang berhasil memasukkan paham Masuuniyyah ke kampus Universitas Al-Azhar melalui Jamaluddin Al-Afghani, sebagaimana ia juga memberikan semangat kepada Qasim Amin agar mempercepat program “de-hijab-isasi” bagi wanita di Mesir”.
Aku (penulis) berkata:
“Adapun usahanya memasukkan kekafiran dan atheisme ke dalam Universitas Al-Azhar adalah sangat nyata memalui pengaruh-pengaruhnya yang terus berlanjut….
Adapun mengenai aktifitas Freemasonry serta keterlibatan Muhammad Abduh di dalamnya adalah perkara yang terang, seterang matahari di siang bolong. FAKTA INI DIPERTEGAS KEVALIDANNYA OLEH MURIDNYA YANG BERNAMA MUHAMMAD RASYID RIDLA, BAHKAN ABDUH ADALAH SALAH SEORANG KETUA FREEMASONRY! Kenyataan ini tak membutuhkan penjelasan lagi, karena para ahli sejarah secara aklamasi mengakui hal ini.
Bukti nyata yang menunjukkan bahwa Al-Azhar benar-benar telah terkontaminasi oleh pemikiran Abduh adalah bahwa mayoritas tokoh-tokoh Al-Azhar aktif menghadiri perkumpulan-perkumpulan Freemasonry hingga hari ini…
(Da’watul Ikhwanil Muslimin fii Mizanil Islam, Farid bin Ahmad bin Manshur aluts-Tsabit, cetakan1, Darul Manar, 1414H, hal.47-58)
Adakah keterkaitan antara Hasan Al-Banna dengan Al-Afghani? (bersambung Insya Allah)
(Abdul Hadi)
Footnote:
[1] Semoga saja teman Abduh ZA, orang yang terlahir sebagai AREMA (Arek Malang) pada tanggal 20 Juli 1972 bernama Joko Waskito alias Abu Abdurrahman Qowiy alias Abu Abdurrahman Al Qowiy alias AA. Qowiy alias Abdurrahman Nusantari alias Abdurrahman Nusantary alias Al Nusantari alias Anwar Shiddiq alias Abu Abdurrahman Nusantari yang selama ini bersembunyi di balik topeng Abu Abdirrahman Al Thalibi si pemilik buku kacang goreng “Dakwah Ikhwaniyyah Bukanlah Dakwah Bijak” yang beralamat di Pondok Mutiara VI No. 4, Cibabat, Cimahi dapat mengambil faidah besar sebesar pengaruh Jamaluddin Ar-Rafidhi agen Yahudi Freemasonry dan Muhammad Abduh Al-Mishri terhadap Hasan Al-Banna pujaan rekan-rekan Ikhwaninya! Terhadap Irsyadiyyin Turatsiyyin rekan-rekan Salafi “moderat” atau salafi “haraki”nya. Semoga dirinya dapat mengulas kembali hasil karya yang pernah ditulisnya sendiri yang berjudul “Hakekat Ikhwanul Muslimin” dimana di dalam Muqadimahnya dia tujukan tulisannya:
“Kami haturkan tulisan ini bagi siapa saja yang bersungguh-sungguh mencari kebenaran…
Bagi siapa saja yang merindukan kebenaran murni, tanpa manipulasi, tanpa banyak bersilat lidah…
Bagi siapa saja yang masih sanggup menggunakan akal sehat…
Bagi siapa saja yang memiliki kesempatan untuk menjadi manusia merdeka, terbebas dari belenggu-belenggu menyiksa…
Bagi siapa saja yang mau melihat secercah harapan di tengah putus-asa…
Bagi siapa saja yang berani berkata “tidak” untuk setiap yang menyiksa hati nuraninya…
Bagi siapa saja yang tidak takut melihat cahaya ketika banyak manusia justru berusaha mematikan cahaya itu karena takut penyimpangan-penyimpangannya terbongkar…
Bagi siapa saja yang mencari keridaan Allah, bukan keridaan manusia…
Tentu pembaca tidak akan menyangka bahwa Anwar Shiddiq alias Abu Abdirrahman Al-Thalibi ini (sebelum melarikan diri ke Ikhwanul Muslimin) ternyata di dalam tulisannya di atas pernah berkata: “Lewat tulisan ini kami hendak menegaskan bahwa apa yang semula dianggap sebagai sekuntum bunga indah nan wangi, ternyata kini tidak lebih dari sebuah wadah buruk tempat berhimpun padanya segala penyakit, kelemahan, dan penyimpangan. Hadirnya organisasi Ikhwanul Muslimin (IM) ke Indonesia semula disambut penuh suka-cita, ia dipercaya akan memompa ruh kebangkitan Islam di tanah air ini. Ternyata setelah mereka bercokol dan memiliki kekuatan disini, tahulah kita bahwa kedatangannya dari Mesir ternyata membawa penyakit-penyakit kronis yang tidak terselesaikan di negara asalnya. Mereka datang bukan untuk menyebarkan kebajikan dan kesalehan, tetapi justru menyebarkan penyakit berbahaya. Mereka datang membawa fanatisme ajaran Hasan al-Banna, tidak membawa pelita ilmu yang jernih dan menerangi. Organisasi IM tidak ada bedanya dengan organisasi Hizbut Tahrir (HT), Jamaah Islamiyyah (JI), atau Jama’ah Tabligh (JT), kesemunya membawa semangat jihad yang tinggi, tetapi juga membawa penyakit-penyakit penyimpangan yang membahayakan Islam. Nanti pembaca akan menyaksikan bahwa IM tidak kalah bahayanya dibandingkan aktivis-aktivis liberal yang dimotori Paramadina dan JIL (Jaringan “Islam” Liberal).
Selama ini beredar macam-macam publikasi yang memuji-muji organisasi IM setinggi langit, melalui buku-buku terbitan Gema Insani Press, Robbani Press, Era Intermedia, Asy Syamil, juga melalui majalah Sabili, Saksi, Tarbawi, Suara Hidayatullah, Ummi, An Nida’, Al Izzah, juga melalui media online www.eramuslim.com, www.infopalestina.com, www.syariahonline.com dsb. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memegang peran paling kuat mempromosikan nama besar gerakan IM di mata masyarakat. PKS MENGUBAH MIMBAR-MIMBAR DAKWAH ISLAM MENJADI TEMPAT-TEMPAT KAMPANYE MENYIARKAN KEHARUMAN HASAN AL-BANNA, ORGANISASINYA, TOKOH-TOKOHNYA. Hanya sedikit saja yang mau menyadari –apalagi sampai menyelidiki- bahwa di balik kemegahan nama IM itu terdapat noda-noda penyimpangan yang sangat berbahaya. Kajian ini akan memaparkan sejumlah bukti-bukti penyimpangan itu agar umat Islam segera sadar bahwa masa sebelum datangnya IM ke Indonesia lebih baik daripada setelah kedatangannya. Semoga saja tulisan ini bisa menyadarkan para pengikut organisasi IM agar berhenti dari jalannya, atau ia akan menjadi peringatan berharga bagi orang-orang di luar IM yang selama ini mengaguminya.” Subhanallah, itu adalah masa lalunya.
Kita katakan kepadanya: “Kenapa antum mencari ketenaran dengan cara membelot seperti ini? Lebih memilih kemegahan IM padahal antum telah mengetahui noda-noda penyimpangannya yang sangat berbahaya? Kajian ini akan memaparkan sejumlah bukti-bukti penyimpangan itu agar umat Islam segera sadar bahwa masa sebelum datangnya IM ke Indonesia lebih baik daripada setelah kedatangannya. Semoga saja tulisan ini bisa menyadarkan kembali saudara Joko Waskito dan para pengikut organisasi IM agar berhenti dari jalannya, para pengikut organisasi Al-Irsyad yang mengeluh-eluhkan As-Surkati sebagai Syaikh salafinya atau ia akan menjadi peringatan berharga bagi orang-orang di luar IM dan Al-Irsyad yang selama ini mengaguminya.”
[2] Penggalan kalimat dari teks asli yang sulit diterjemahkan sengaja tidak kami cantumkan (pent.)
[3] Ini adalah pakaian resmi yang sampai saat ini masih terus dipakai oleh para pendeta Yahudi serta komunitas Yahudi ultra ortodoks-pent
[4] Sebagaimana telah kita ketahui bersama, bahwa selain As-Surkati secara berterang muka berupaya mewujudkan cita-cita dakwah Pan-Islamisme yang diserukan Jamaluddin Al-Afghani dan menyerukan kepada semua jenis firqah untuk bergabung bersama Adz-Dzakhirahnya mewujudkan cita-cita yang mulia itu baik dengan mengorbankan harta maupun jiwanya, salah satu alasan didirikannya Al-Irsyad adalah karena Muhammad Abduh! Simak pernyataan resmi Irsyadiyyun ini: “PERJUANGAN ABDUH yang menitikberatkan pada pembaharuan pendidikan dalam kerangka kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah SALAH SATU BAGIAN CIKAL BAKAL LAHIRNYA AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH” (alirsyad-alislamy.or.id/alirsyad.htm)
“Dalam perjalanan dengan kereta api inilah Ahmad Surkati berkenalan dengan seorang “pribumi” yang asyik membaca majalah Al-Manar. TENTU SAJA SEBAGAI PENDUKUNG PEMIKIRAN ‘ABDUH,……”(Al-Irsyad Mengisi Sejarah Bangsa, hal.28)-pent).