DIANTARA BUKTI KEJUJURAN & KEIKHLASAN DALAM BERTAUBAT ADALAH MENGAKUI (baca: MENGILMUI) PERBUATAN TERSEBUT BENAR-BENAR DILAKUKANNYA
(11 Catatan Ringan Atas Taubat Bersyarat Abul Mundzir Dzul Akmal Hadahullah)
Bukti Audio:
🎙💥
Download di sini atau melalui link
🎙💥
atau download di sini atau link
Pendahuluan
Tentang rukun hikmah, al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan, “Hikmah memiliki tiga rukun: ilmu, al-hilmu (santun), dan al-anah (tidak tergesa-gesa). Lawan-lawannya adalah al-jahl (kebodohan), ath-thaisy (ngawur, bertindak serampangan), dan al-’ajalah (tergesa-gesa bertindak). Jadi, orang yang bodoh dan tidak berilmu tidak bisa memiliki sifat hikmah. Demikian juga orang yang bertindak serampangan dan orang yang tergesa-gesa bertindak.” (Madarijus Salikin, 2/480)
….
Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan hamba-Nya untuk berilmu dahulu sebelum berbicara dan beramal. Allah Ta’ala berfirman:
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ
“Maka ilmuilah bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (Yang Haq) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan.” (QS. Muhammad: 19)
Al-Imam al-Bukhari rahimahullah membuat sebuah bab khusus tentang hal ini dalam kitab Shahih-nya karena kandungan mulia yang ada dalam ayat di atas. Beliau memberi judul bab tersebut dengan nama “Bab Ilmu Sebelum Berbicara dan Beramal.”
Dalam ayat di atas, Allah Ta’ala memerintahkan dua hal penting kepada Nabi-Nya, yaitu berilmu kemudian beramal. Allah Ta’ala mengawali perintah-Nya dengan ilmu:
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلا اللَّهُ
“Maka ilmuilah bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (Yang Haq) melainkan Allah.” (QS. Muhammad: 19)
Perintah tersebut disusul oleh perintah-Nya untuk beramal dalam firman-Nya:
وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِك
“… dan mohonlah ampunan bagi dosamu.” (QS. Muhammad: 19)
✅ Hal ini menunjukkan bahwa ilmu lebih didahulukan daripada amal dan ilmu adalah syarat untuk meluruskan perkataan dan amalan. Artinya, keduanya (perkataan dan amalan) tidak bermakna melainkan jika dilandasi oleh ilmu.
Oleh karena itu, ilmu didahulukan daripada perkataan dan amalan, karena ilmu akan meluruskan niat dan niat akan meluruskan amalan. (Hasyiyah Tsalatsatil Ushul, hlm. 15)
Url Sumber: https://asysyariah.com/rukun-hikmah-ilmu-al-hilmu-at-taanni/
Beberapa Catatan atas Taubat Abul Mundzir Dzul Akmal hadahullah:
1⃣ Alhamdulillah kami telah menyodorkan bukti fakta audionya yang disebarluaskan secara resmi oleh chanel Multaqa Indonesia lengkap dengan keterangan menit ke berapa ucapan tersebut terucap yang dengannya menepis keraguan benar tidaknya ucapan batilnya.
2⃣️Yakinlah bahwa ucapan bathil (WALLAHI BATHIL!) yang telah disebarluaskan secara resmi tersebut benar-benar ucapan yang keluar dari lisan anda sebagaimana sumpah meyakinkan WALLAHI yang kami yakini (pendengar audio) memang benar-benar adalah suara anda sehingga andapun berani untuk mengakui dengan penuh kesadaran:
Semisal ucapan:
✅ Saya benar-benar telah mengucapkan kalimat yang bathil…wallahi bathil!! Maka saya bertaubat kepada Allah ….”
3⃣ Adapun mengaku bertaubat dengan mengeluarkan syarat:
Abul Mundzir Dzul Akmal berkata (nukilan) :
…Dalam muhadharah ini pernah terucap oleh saya, 📌TAPI NGGAK TAHU SAYA COBA DICEK KEMBALILAH PERSIS NDAK SEPERTI INI. Saya mengucapkan kata-kata:
و قلت بأن الله لن يتركه أي الشيخ محمد و الله معه و الله سبحانه و تعالى يحبه إلى هذا اليوم و إلى هذه اللحظة
📌 KATA-KATA INI YANG DINUKIL OLEH SESEORANG KEPADA SAYA daripada muhadharah ini, saya mengatakan bahwasanya:
“Sesungguhnya Allah tidak akan meninggalkannya yaitu adalah Syaikhuna Syaikh Muhammad bin Hady dan Allah bersama dia karena Allah Subhanahu wa Ta’ala mencintainya -orang ini- dan sampai saat ini“
📌INI SAYA SAMPAIKAN MENURUT KETERANGAN SI FULAN INI dalam makalah ini atau dalam ceramah ini.
📌KALAU INI BENAR SAYA LAKUKAN SEPERTI ITU PERSIS Saya taubat kepada Allah ‘Azza wa Jalla wa atuubu ilallah astaghfiruuh, ya saya meminta ampun kepada Allah ‘Azza wa Jalla 📌KALAU BENAR SEPERTI ITU dan itu adalah satu kesalahan daripada saya dan ketergelinciran dari pada lisan saya dan saya tidak bertujuan seperti …
Ya…Wa aquulu lakum haadza wa astaghfirullaaha wa atuubu ilaihi wa ana arji’u min haadzal kalaam, saya kembali dari perkataan ini 📌KALAU ITU ADA.
📌TAPI SAYA MEMINTA TOLONG KEPADA PARA SYABAB KEPADA TIM IT TOLONG DICEK KEMBALI PERSIS NDAK SEPERTI INI PERKATAAN SAYA INI.
Allaahu a’lam bisshowaab, Ini tentang rujuknya saya dari perkataan yang seperti ini.
📌DAN KALAU BENAR saya bertaubat kepada Allah ‘Azza wa Jalla, saya meminta ampun kepada Allah Tabaaraka wa Ta’aala dan tolong disebarkan dan disampaikan pada orang yang tidak hadir supaya mereka tahu bahwa saya tidak mengucapkan itu kembali. Allaahu a’lam bisshawaab sampai sini saja.” –selesai penukilan–
Wallahul musta’an.
🔥 Jadi faktanya si pelaku sendiri masih belum mengakui bahwa itu adalah ucapannya sendiri yang telah dikeluarkan oleh lisannya sendiri dengan sumpah yakin WALLAHI sehingga dia menyatakan taubatnya kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan syarat KALAU BENAR UCAPANNYA (PERSIS) SEPERTI ITU!!
4⃣ Subhanallah!!
Untuk urusan besar semisal taubat dari perkataan bathil dengan bersumpah atas nama Allah WALLAHI dia menyampaikan KALAU BENAR SEPERTI ITU?
5⃣ Untuk persoalan besar semisal ini, kalimat batil yang telah tersebar luas,🏼apa udzurnya bagi dirinya dan ustadz yang bersamanya untuk mendengarkan ulang audionya yang telah dishare secara resmi oleh Multaqanya untuk meyakinkan bahwa perkataan batilnya itu itu bukan hanya bersandar dari “tuduhan sepihak” sehingga taubatnya benar-benar dilandasi oleh keyakinan sebenar-benarnya atas perbuatannya sendiri?
,6⃣ Bukankah pernyataan taubatnya hanya berlaku jika redaksionalnya persis seperti yang dinukilkannya?
Lalu bagaimana jika ucapan batilnya tidak persis seperti redaksional yang dinukilnya namun semakna atau bahkan lebih banyak lagi karena padanya terbukti ada pengulangan ucapan batil dengan sumpah Wallahi pada bagian lain ceramahnya?!
7⃣👂🏼Jikapun tidak sempat dan terlalu sibuk dengan urusan “dakwah” untuk mendengarkan panjang lebar rekaman suaranya, bukankah kami telah menyediakan potongan audionya agar tidak berlama-lama mendengarkan bukti suaranya sehingga bisa meyakinkan dirinya sendiri untuk menyatakan rujuk dan bertaubat dengan KESADARAN PENUH BAHWA PERKATAAN TERSEBUT MEMANG BENAR-BENAR TELAH KELUAR DARI LISANNYA SENDIRI?!
Sekali lagi kejujuran..kejujuran.
8⃣ Taubat di atas landasan Ilmu dan Yakin. Seseorang yang kalau sudah disodorkan kepadanya kesalahannya, apakah mungkin dia akan sepontan langsung menyatakan bertaubat dan berlepas diri dari kesalahannya?
📌Bukankah pertama² yang wajib dia lakukan adalah memastikan bahwa kesalahan itu memang benar-benar adalah suatu kesalahan?
📌Kedua, kesalahan tersebut memang benar-benar telah dia lakukan.
📌Seterusnya, barulah dia mengumumkan taubat dan sikap berlepas diri dari kesalahannya itu, baik dia maksudkan atau tidak.
9⃣ Dari ucapan taubat Abul Mundzir Dzul Akmal hadahullah:
📌 KALAU INI BENAR SAYA LAKUKAN SEPERTI ITU PERSIS Saya taubat kepada Allah ‘Azza wa Jalla wa atuubu ilallah astaghfiruuh…📌KALAU ITU ADA….📌TAPI SAYA MEMINTA TOLONG KEPADA PARA SYABAB KEPADA TIM IT TOLONG DICEK KEMBALI PERSIS NDAK SEPERTI INI PERKATAAN SAYA INI… 📌DAN KALAU BENAR saya bertaubat kepada Allah ‘Azza wa Jalla…¹
📣 Pernyataan taubatnya Ini menjelaskan kepada kita:
❌ Ketidakseriusan dia dalam dakwahnya dan tidak benar-benar menjaga kalimat-kalimat yang terucap dari lisannya.
-❌ Ini juga menunjukkan ketergesa-gesaannya dalam bersikap serta ketidakseriusannya untuk meluruskan kesalahan dia sendiri, kebatilan ucapannya (yang bahkan sangat batil!!) yang telah diingatkan oleh saudaranya dengan memastikan terlebih dulu apakah itu adalah kalimatnya yang terucap darinya atau tidak.
❌ Apa gunanya menggantungkan kalimat taubat bersyarat seperti ini yang hanya akan menimbulkan keraguan di tengah manusia, benarkah kesalahan ini terjadi atau cuma tuduhan semata yang hanya akan menimbulkan berbagai polemik?
🔟 Maka ini menunjukkan ketidakjujuran dalam membawa al-Haq dan membela al-Haq.
1⃣1⃣ Seseorang yang tidak serius memperhatikan dirinya terlebih ketika sudah diingatkan tentang kesalahan fatalnya sendiri yang sudah disebarluaskan secara resmi, apakah dia akan bisa serius memperhatikan orang lain atau bahkan yang lebih luas lagi, umat ?? Allahul musta’an..
Nas alullah as salaamah wal ‘aafiyah.
🔑Catatan kaki:
(1) Pernyataan Taubat…. (dengan syarat): KALAU BENAR MENGUCAPKAN PERSIS SEPERTI ITU
من هم الصعافقة ؟!
Siapa yang Sha’afiqah kalau begitu?
#akmal_askari
#sudah_jelas_yang_kobarkan_tuduhan_shaafiqah_dituntut_imam_rabi_minta_maaf_taubat
🔆👣🔆👣🔆👣🔆👣🔆
⚔️🛡Anti Terrorist Menyajikan Bukti & Fakta Yang Nyata
📠 Channel Telegram: http://telegram.me/tp_alhaq
🌎 http://tukpencarialhaq.com || http://tukpencarialhaq.wordpress.com
•┈┈•┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈•┈┈•