DEDENGKOT IKHWANUL MUSLIMIN, YUSUF AL QARADHAWI AKHIRNYA MENGAKU BAHWA GEMBONG TERORIS ISIS, ABUBAKAR AL BAGHDADI BERASAL DARI IKHWANUL MUSLIMIN!!! (TERBONGKARNYA SECARA TRAGIS KAMPANYE BUSUK SYIAH RAFIDHAH & ASWAJA YANG MEMANIPULASI ISIS ADALAH WAHABI)

Bismillahirrohmanirrohim. o

DEDENGKOT IKHWANUL MUSLIMIN YUSUF AL QARADHAWI AKHIRNYA MENGAKU BAHWA GEMBONG TERORIS ISIS ABUBAKAR AL BAGHDADI BERASAL DARI IKHWANUL MUSLIMIN

DEDENGKOT IKHWANUL MUSLIMIN, YUSUF AL QARADHAWI AKHIRNYA MENGAKU BAHWA GEMBONG TERORIS ISIS, ABUBAKAR AL BAGHDADI BERASAL DARI IKHWANUL MUSLIMIN!!!
(TERBONGKARNYA SECARA TRAGIS KAMPANYE BUSUK SYIAH RAFIDHAH & ASWAJA YANG MEMANIPULASI ISIS ADALAH WAHABI)

 

Yusuf al Qaradhawy hadahullah berkata:

“Yakni kelompok DAISY (ISIS), artinya adalah Daulah (negara) Islam di Iraq & Syam, negara Islam di Iraq & Syam. Dan mereka mengatakan bahwa pemuda ini (Abu Bakar Al-Baghdadi, pimpinan ISIS, pent-) dahulu ASALNYA DARI AL-IKHWAN (AL-IKHWANUL MUSLIMUN). Tetapi dia kemudian cenderung (berambisi) kepada kepemimpinan dan mereka membujuknya (agar mau menjadi pemimpin) setelah dia dipenjara beberapa tahun.
Ketika dia keluar (dari penjara) diapun bergabung bersama mereka. Dan para pemuda juga ikut bergabung dengan mereka, sebagian pemuda saya ketahui dari Qatar (negara tempat domisili Yusuf Qaradhawi, Mufti Ikhwanul Muslimin ini, pent-)…”

URL: https://www.youtube.com/watch?v=AXfSn5BpbaA

Catatan penting:

Ikhwanul Muslimin (induk dari ISIS) adalah firqah yang didirikan oleh Hasan Al Banna.
“Pembesar mereka berakidah Asy’ariyah dan Hasan Al-Banna adalah seorang yang berakidah Asy’ari. Dalam kitabnya “Al’Aqa’id” ia menetapkan 13 sifat bagi Allah yang terbagi menjadi : sifat tujuh yang merupakan sifat ma’ani, sifat lima yang disebut dengan sifat nafsiyah dan sifat wujud. Inilah rumusan aqidah Asma’ wash Shifat Allah dari Asy’ari.

Dalam memahami sifat Dzatiyah Allah seperti Tangan, Dua mata, Wajah, Kaki, Telapak kaki, Kedatangan dan Tertawa, mazhab Asy’ari memiliki dua prinsip : kalau tidak mentakwil pasti membiarkan maknanya (tafwidh). Mentakwil adalah memaknakan dengan makna yang tidak menunjukkan lafazhnya, seperti “tangan” diartikan dengan “memberi kenikmatan” atau sifat “marah” diartikan dengan “pahala”. Adapun membiarkan sifat (tafwidh) adalah tidak mau memberi makna. Misalnya tentang sifat “wajah” dikatakan, “Aku tidak menetapkan sifat wajah”. Lantas, apa maksud firman Allah?

وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ

artinya : “Dan tetap kekal wajah Rabbmu.” (QS. Ar-Rahman : 27).

Sebenarnya mereka meniadakan sifat ini. Sisi pertama dengan mentakwil dan sisi kedua dengan diam tidak mentakwil, dengan meyakini tidak ada maknanya.

Hasan al-Banna termasuk golongan Asy’ari dimana ia menetapkan sifat yang tujuh, sifat-sifat negatif yang lima dan sifat nafsiyah. Setelah itu dia memilih jalan yang berbeda dari jalan Asy’ari, yaitu jalan membiarkan (tafwidh), serta menggabungkan prinsipnya dengan manhaj salaf.

Sebelumnya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah telah membantah prinsip tafwidh dengan mantap dan panjang lebar dalam kitab ‘Majmu’Fatawa”.

Maka Hasan Al-Banna adalah seorang yang berakidah Asy’ari yang sesat dan juga seorang sufi sebagaimana dia akui sendiri dalam kitabnya “Mudzakirat Dai’yah”. Dia menghadiri wirid-wirid dan dzikir-dzikir shufiyah, membai’at tarekat Al-Hashafiyah Asy-Syadziliyah. Ia kagum pada kitab-kitab sufi dan ia sebutkan dalam bukunya beberapa judul kitab-kitab sufi tersebut, antara lain “Al-Mawahib Al-Laduniyah” (Pemberian-Pemberian Langsung dari Allah) karya Al-Qisthilani. Orang-orang yang bergabung bersamanya mengikuti prinsipnya. Ia membentuk Yayasan Al-Hashafiyah yang kemudian diketuai oleh Ahmad Askari atau As-Sukri. Di dalam buku “Mudzakirat” di atas, Hasan Al-Banna menyebutkan bahwa Yayasan Al-Hashafiyah yang dibentuknya berubah bentuk yang baru yaitu menjadi Ikhwanul Muslimin.

Ketika membentuk jama’ah baru ia masih dalam akidah sebelumnya. Setelah itu ia menulis dzikir-dzikir, wirid-wirid dan lain sebagainya supaya Ikhwanul Muslimin punya dzikir khusus sebagaimana tarekat-tarekat yang lain. Ia juga membuka kesempatan bagi tarekat-tarekat sufi yang lain untuk bergabung dan membai’at Ikhwanul Muslimin.

Di dalam kitab “Mudzakirat Dai’yah” Hasan Al-Banna memuji kalangan shufiyah, pertemuan-petemuan mereka, dzikir berjama’ah, maulud Nabi, sima’ (mendengar) nyanyian. Pada akhir hayatnya ia sempat membagi-bagikan kitab-kitab sufi kepada teman-temannya. Demikian juga dalam risalah-risalahnya ia membahas asma wash shifat. Hasan Al-Banna telah menerangkan akidahnya dan menulis untuk pengikut-pengikutnya.” –selesai penukilan–

Url sumber: http://salafy.or.id/blog/2003/11/14/membongkar-pikiran-hasan-al-banna-ikhwanul-muslimin-ii/

Baca pula artikel tentang taubat dan rujuknya Al Imam Abul Hasan Al Asy’ari kepada akidah salaf sebagaimana akidah yang diyakini oleh Al Imam Ahmad rahimahullah:

http://asysyariah.com/napak-tilas-perjalanan-hidup-al-imam-abul-hasan-alasyari/

Maka pantaslah jika sekarang, setelah dibongkarnya oleh para ulama Salafiyun berbagai pemikiran sesat para dedengkot Ikhwanul Muslimin, upaya persatuan yang mereka lakukan dengan gerakan takfiri ekstrem Syiah Rafidhah, gerakan pengkafiran terhadap kaum muslimin yang mereka sebarkan dan dipelopori oleh dedengkotnya, Sayyid Quthub, maka pihak Asya’irah Sufiyah pun dengan berbagai cara berupaya keras menampik keterkaitan Sufi Asy’ari dengan paham Takfiri Khawarijnya Ikhwanul Muslimin yang menjadi cikal bakal gerakan terorisme modern (ISIS, Al Qaeda dsb) yang disebarluaskan oleh para gembong harakah Ikhwanul Muslimin yang notabene didirikan oleh seorang Sufi Asy’ari, Hasan al Banna dan sebaliknya menggiring opini menyesatkan dengan menjadikan Salafi sebagai kambing hitamnya seperti yang dilakukan oleh Ibnu Burdah seorang dosen UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta hanya dengan dasar asumsi yang sangat rapuh lagi absurb bahwa pentolan-pentolan ISIS memang mengidolakan tokoh-tokoh Salafi kendati para tokoh itu mengecam ISIS dan al Qaeda dengan menyembunyikan hujatan dan ancaman mereka terhadap para ulama Ahlussunnah itu sendiri dan bahkan telah melontarkan ancaman untuk menyerang “wahabi” Saudi Arabia dan target utama lainnya adalah memenggal leher ulama Salafi Ahlussunnah.

Gambar 1. Mengaitpaksakan Ikhwanul Muslimin (ISIS) dengan dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah.

Gambar 2. Takfiri ISIS meneriakkan ancaman bunuh terhadap ulama Salafy

Url bukti: http://tukpencarialhaq.com/2014/08/20/ulama-salafy-menjadi-target-utama-pembunuhan-oleh-isis-akan-kita-penggal-leher-shaleh-al-fauzan/

Sekarang lihatlah tatkala membangga-banggakan sayap militer HAMAS yang notabene adalah “anak” dari Ikhwanul Muslimin yang Shufi.

Gambar 3. Ikhwanul Muslimin, Hamas dan thariqat Shufi

Url bukti: http://www.nugarislurus.com/2015/12/syaikh-izzuddin-al-qassam-panutan-pejuang-palestina-mursyid-thoriqoh-qodiriyah.html

http://up09.s-oman.net/snYOZ9M.jpg

Bukankah lebih layak bagi mereka untuk berbangga dengan Ikhwanul Muslimin yang didirikan oleh Hasan Al Banna yang telah berbaiat kepada tarekat Al-Hashafiyah Asy-Syadziliyah?!

Subhanallah, lihatlah tipu daya dan kelicikan para penuduh dalam upayanya mengelabui umat dan berupaya keras menyembunyikan hubungan kekerabatan manhaj-aqidahnya dengan firqah Ikhwanul Muslimin Sururiyin –yang merupakan cikal bakal penyebar pemikiran teror dan takfir di era modern- dan memilih melemparkan kejahatan saudara mereka sendiri, para Sururi Ikhwani (yang menyamar sebagai Salafi) sebagai kejahatan Salafiyin.

Maka itu adalah bukti lain bahwa sebenarnya mereka tidak ridha tatkala saudara semanhajnya (Ikhwanul Muslimin Sururiyin) disingkap dan ditelanjangi kesesatan dan keterkaitannya dengan jaringan teroris khawarij.

Dan tatkala Salafiyin bangkit menyingkap dan membongkar kesesatan Sururiyin Ikhwaniyin serta hubungan mereka dengan jaringan teroris khawarij Ikhwani (yang notabene juga menginduk kepada kelompok besar mereka sekaligus saudara semanhajnya, Ikhwanul Muslimin) maka merekapun melemparkan tuduhan berikutnya bahwa “sesama salafi takfiri” saling menghujat!! Allahul musta’an.

http://tukpencarialhaq.com/2014/08/04/hakekat-sebenar-dari-hamas-ikhwanul-muslimin-sebagai-boneka-rafidhah-yahudi-dan-amerika/

Ini adalah tipuan dan pengelabuan yang nyata, Hasan al Banna adalah seorang Shufi-Asy’ari, sayap militer Hamaspun terinspirasi seorang Shufi dan Ikhwanul Muslimin juga didirikan di atas aqidah Shufinya. Ikhwanul Muslimin pula yang menyebarkan virus pengkafiran sementara Sururiyin adalah Ikhwani yang menyamar sebagai Salafi untuk menikam dari dalam dakwah salafiyah dan salafiyin.

Gambar 4. Ikhwani Qaradhawi bersatupadu bersama Ahlulbid’ah lainnya.

Maka bagaimana mungkin dedengkot Sufi Ali Al-Jufri hendak berdusta dengan mengelabui umat seolah-olah Sufi Asy’ary bersih dari keterkaitan dengan manhajnya Ikhwanul Muslimin (induk semang ISIS) yang didirikan oleh Sufi Hasan Al Banna dan berbalik menuding Salafiyah dan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah sebagai kambing hitamnya?!

?https://youtube.com/y7byu4t9ThQ

Jadi, apalagi manuver dusta Syiah Rafidhah dan Sufi Aswaja setelah Dedengkot Sufi Ikhwanul Muslimin sendiri mengakui bahwa Abubakar Al Baghdadi ISIS berasal dari Ikhwanul Muslimin?! Masih tanpa malu menuding Wahabi sebagai kambing hitam?! Allahul musta’an.

⚔ Anti Terrorist Menyajikan Bukti & Fakta Yang Nyata
Klik ➡️JOIN⬅️ Channel Telegram:

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *