Tragedi Mina, Makar Syiah Rafidhah Iran Untuk Menghancurkan Kredibilitas Pemerintah Saudi Arabia (9):
SYIAH YANG TELAH DIKAFIRKAN PARA ULAMA MENGAPA MASIH DIPERBOLEHKAN MASUK MASJIDIL HARAM?
TANYA JAWAB
Syiah yang telah dikafirkan para ulama mengapa masih diperbolehkan masuk masjidil haram
Tanya:
Kita telah tahu bahwa para ulama telah mengatakan bahwa kaum syiah itu telah keluar dari islam atau kafir. Tapi kenapa koq masih diijinkan masuk ke Makkah?
Jawab:
Oleh Al Ustadz Abu Abdillah Luqman Ba’abduh hafizhahullah
Na’am syiah rafidhah itsna asyariyah ja’fariyah adalah kafir.
Syiah yang meyakini bahwasannya Al Qur’an yang ada di kaum muslimin ini hanya sepertiga dari yang semestinya, dua pertiganya hilang.
Syiah yang mengatakan sahabat Abu Bakr dan Umar itu adalah dua berhala quraisy.
Syiah yang mengatakan bahwa ibunda Aisyah istri rasul itu sekarang sedang diadzab di neraka, sekarang ini.
Syiah yang meyakini dan beraqidah bahwasannya memiliki dua belas imam yang ma’shum, yang terlepas dari kesalahan dan kelalaian, dua belas imam yang mengetahui perkara yang ghaib yang itu hanyalah hak Allah saja, dan seterusnya maka mereka adalah kuffar, yaitu syiah rafidhah.
Nah sekarang yang beredar di Indonesia, mayoritasnya adalah syiah rafidhah.
Terkhusus yang ada di Iran, Iraq, Syiria, Libanon, itu adalah syiah rafidhah. Termasuk syiah yang ada yang menyerang teman-teman kita, ikhwan kita di Dammaj, semoga Allah selalu menjaga Dammaj, ahlussunnah disana dari segala kejelekan barakallahufiikum.
Tapi kenapa si penanya mengatakan koq masih diijinkan masuk ke Makkah dan berhaji?
Padahal tidak boleh kan? Orang kafir masuk.
Musykilahnya semisal syiah rafidhah itu mereka menampilkan keislaman, menampilkan bahwa mereka adalah muslim. Ini yang menjadi masalah. Sehingga mereka lebih identik dengan kaum munafiqin.
Di jaman rasul, kaum munafiqin,
menampakkan keislaman,
hidup bersama rasul,
shalat di masjid rasul di masjid nabawi.
Kemudian waktu umrah, ikut,
beberapa ibadah dilakukan,
mereka datang ke Makkah. Demikian barakallahufiikum.
↪Karena mereka bukan jenis orang kafir yang terang-terangan menampakkan kekafirannya.
Kalau yang terang-terangan ya jelas tidak boleh masuk Masjidil Haram, tidak boleh masuk Makkah.
Nah ini masalahnya. Kalau yang seperti munafiqin ini dilarang, dicegah masuk ke Masjidil Haram, sementara mereka menampakkan keislaman, dan kebanyakan umat islam tidak mengerti tentang hakekat syiah.
Jangankan keumuman umat islam, beberapa tokoh di negeri ini mengatakan syiah masih dalam koridor islam, merupakan salah satu madzhab dalam islam yang sah.
Jadi keyakinan menyatakan ibunda Aisyah adalah pezina, itu sah-sah saja. Tidak perlu kita berselisih katanya. Kenapa kita harus berselisih dengan syiah, ini masalah khilafiyah.
Padahal kalau ibu dia, ibuynya dia sendiri si mufti ini dikatakan ibu kamu pezina. Ada orang mengatakan “Ibu kamu wanita nakal”. Wah
marah dia,
lupa sama ukhuwah islamiyah,
di meja hijaukan,
dituntut, wah ramai.
Kalau kebetulan itu tokoh organisasi tertentu mungkin akan dikerahkan massa untuk merusak, menghancurkan rumah orang yang menuduh tokohnya itu tadi bahwa ibunya wanita nakal.
Tapi giliran istri rasul,
istri nabi,
ibunda kaum mukminin,
ummul mukminin dikatakan pezina oleh syiah,
jangan berpecah,
jaga ukhuwah,
rahmatan lil alamin.
Giliran ibu dia dimaki, lupa sama rahmatan lil alamin. Nah ini problem.
Sehingga kalau kaum syiah dilarang,
dikeluarkan keputusan oleh pemerintah Saudi Arabiya,
dilarang kaum syiah Iran, maupun yang lainnya datang ke Makkah, wah protes dunia.
Termasuk orang-orang Indonesia akan ada yang protes ini.
“Ini semena-mena, ini diktator, ini… itu…Harus ada internasionalisasi masjidil haram, diurus oleh semua orang.”
Jadi yang syiah boleh berceramah di masjidil haram.
“Aisyah adalah pezina, Abu Bakr dan Umar adalah berhala Quraisy…”
Kalau ada yang menegur
“Jangan begitu”
“Khilafiyah, masing-masing sesuai dengan madzhabnya, karena syiah itu masih dalam koridor, karena syiah itu adalah salah satu madzhab yang sah dalam islam” katanya. Ini problem memang, problem barakallahufiikum.
Ya kita sabar, kalau sudah pergi ke Masjidil Haram, di Makkah maupun di Madinah itu melihat orang-orang syiah berjalan di sebelah kita, barakallahufiikum.
Pernah di Masjidil Haram, dihadapan Ka’bah saya sedang duduk menunggu waktu shalat. Di sebelahnya ada seorang syiah Iran yang pakai itu, berdoa memanggil Fathimah:
Yaa Fathimah…, Yaa Fathimah…
Bukan berdoa kepada Allah:
Yaa Allah…, Yaa Allah…, Yaa Allah…
Tetapi:
Yaa Fathimah…, Yaa Fathimah…
Meminta keselamatan, musibah ini. Ya sabar, dakwah terus dilakukan, terus dilakukan dakwah. Pencerahan kepada umat.
Download Audio disini
http://www.thalabilmusyari.
TIS | طلب العلم الشرعي
Baca artikel terkait:
- Tragedi Mina, Makar Syiah Rafidhah Iran Untuk Menghancurkan Kredibilitas Pemerintah Saudi Arabia (8): PANGERAN MUHAMMAD BIN SALMAN DITUDING SEBAGAI BIANG TRAGEDI MINA…benarkah demikian?
- Tragedi Mina, Makar Syiah Rafidhah Iran Untuk Menghancurkan Kredibilitas Pemerintah Saudi Arabia (7): APA JADINYA JIKA IRAN MENGELOLA HAJI?
- Tragedi Mina, Makar Syiah Rafidhah Iran Untuk Menghancurkan Kredibilitas Pemerintah Saudi Arabia (6): KENAPA IRAN SANGAT BERAMBISI??!
- Tragedi Mina, Makar Syiah Rafidhah Iran Untuk Menghancurkan Kredibilitas Pemerintah Saudi Arabia (5): BERBAIK SANGKA-LAH DAN JANGAN KALIAN MENYEBARKAN RUMOR !
- Tragedi Mina, Makar Syiah Rafidhah Iran Untuk Menghancurkan Kredibilitas Pemerintah Saudi Arabia (4): “Kejanggalan-kejanggalan” Yang Menarik Untuk Dicermati Pada Tragedi Mina 1436 H Kali Ini
- Tragedi Mina, Makar Syiah Rafidhah Iran Untuk Menghancurkan Kredibilitas Pemerintah Saudi Arabia (3): PERHATIKAN FAKTA-FAKTA BERIKUT
- Tragedi Mina, Makar Syiah Rafidhah Iran Untuk Menghancurkan Kredibilitas Pemerintah Saudi Arabia (2): TERNYATA ULAH JAMA’AH HAJI IRAN SEBAB TRAGEDI MINA 10 Dzulhijjah 1436 H / 24 September 2015 M
- Tragedi Mina, Makar Syiah Rafidhah Iran Untuk Menghancurkan Kredibilitas Pemerintah Saudi Arabia (1): TERKAIT KEJADIAN DI MINA
- MUSIBAH MINA: Semoga Allah merahmati para jama’ah haji Baitullah Ka’bah yang wafat dalam insiden Mina 10 Dzulhijjah 1436 H / 24 September 2015 M