RAKYAT ACEH MENUMPAS PENGKHIANAT PERJUANGAN PERANG SABIL YANG DIKUMANDANGKAN PARA ULAMA “WAHABI”
(SEKEPING SEJARAH MAKLUMAT BERSAMA ULAMA SERAMBI MEKAH TERUNTUK PEMBENCI DAKWAH TAUHID)
Sekilas Latar Belakang Keluarnya Maklumat Bersama Para Ulama Aceh untuk Mengumandangkan Perang Sabil
Pada makalah sebelumnya telah kita tampilkan salinan dokumen ketegasan para ulama Aceh dalam memfatwakan Perang Sabil melawan penjajah Belanda dan ketegasan mereka pula dalam melawan praktek-praktek menyimpang tanpa dalil yang diatasnamakan kepada Islam yang lebih populer dengan istilah memberantas Takhayul, Bid’ah dan Khurafat.
Tentulah dari sikap dan pernyataan tegas para ulama Aceh tersebut akan memunculkan barisan yang tidak menyukai dan bahkan menentangnya sampaipun dengan cara kekerasan yang mereka ini secara historis ternyata memiliki “kekerabatan” simbiosis mutualisme dengan penjajah Belanda.
Adapun hal-hal yang melatarbelakangi munculnya Maklumat Bersama Para Ulama Mengumandangkan Perang Sabil:
Rakyat Aceh Menumpas Pengkhianat Perjuangan Perang Sabil
Kaum Uleebalang Bergabung Bersama Gerakan Sayyid Ali As Saqaf & Ulama Adat untuk Membalas Dendam
Catatan Kaki:
Tidaklah semua Uleebalang berpihak kepada penjajah Belanda, tak sedikit yang bangkit bersama rakyat dan pemuka agama ketika itu untuk berjuang melawan penjajah. Diantara contoh Uleebalang yang tidak bergabung dengan Markas Uleebalang di Cumbok ketika itu bisa dibaca pada catatan kaki nomor 162 pada tulisan tersebut.
Teungku Muhammad Daud Beureueh (lahir di Beureu’eh, kabupaten Pidie, Aceh, 17 September 1899 – meninggal di Aceh, 10 Juni 1987 pada umur 87 tahun) adalah mantan Gubernur Aceh dan pejuang kemerdekaan Indonesia.[1] Ia merupakan tokoh kontroversial yang populer di kalangan masyarakat Aceh.[1] Ia melakukan pemberontakan kepada pemerintah dengan mendirikan NII akibat ketidakpuasannya atas pemerintahan Soekarno.
https://id.m.wikipedia.org/
Dan fitnah pemberontakan NII ini jelas sekali tidak dibenarkan dalam pandangan syariat.
Gambar Pengumuman Teungku Muhammad Daud Beureueh bergabung dalam barisan pemberontak NII Kartosuwiryo
Fase pemberontakan ini diakhiri dengan bergabungnya kembali Teungku Muhammad Daud Beureueh ke pangkuan NKRI:
Gambar Pendekatan persuasif yang dilakukan oleh pemerintah terhadap Teungku Muhammad Daud Beureueh yang diwakili oleh Panglima Kodam I/Iskandar Muda, Kolonel M. Jasin
Gambar Sebagian isi surat jawaban Teungku M Daud Beureueh atas surat Kolonel M. Jasin
Gambar Pernyataan Teungku M Daud Beureueh agar daerah Aceh bisa menjalankan syari’at Islam
Gambar Surat Keputusan Panglima Daerah Militer Iskandar Muda untuk pelaksanaan syariat Islam bagi para pemeluknya di Daerah Istimewa Aceh
Gambar Teungku M Daud Beureueh turun gunung
Penambahan literatur ini semata bertujuan untuk melengkapi informasi kepustakaan terkait pemberontakan yang dilakukannya (seperti yang diuraikan di wiki) bukanlah akhir dari jejak langkahnya namun diakhiri dengan kembalinya ke pangkuan RI.
Literatur: TGK. M.DAUD BEUREUEH, Peranannya dalam Pergolakan di Aceh, M. Nur el Ibrahimy, Gunung Agung, Jakarta, 1982
Artikel terkait: