Bimbingan Asy-Syaikh ‘Ubaid Al-Jabiri hafizhahullah

BIMBINGAN ASY-SYAIKH AL-’ALLAMAH AL-WALID ‘UBAID AL-JABIRI KEPADA AHLUS SUNNAH DI YAMAN TERKHUSUS DI DAMMAJ

new1a

http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=125535

Ini adalah sebuah nasihat yang lurus dari Fadhilatusy Syaikh al-Walid ‘Ubaid bin Abdillah al-Jabiri hafizhahullaah kepada ahlus sunnah di Yaman, terkhusus di wilayah Dammaj. Direkam pada malam Sabtu yang bertepatan dengan tanggal 29 Muharram 1433H. Kami memohon kepada Allah untuk memberi sebaik-baik balasan bagi syaikh atas keutamaan-Nya terhadap beliau. Dan agar Allah memberikan manfaat kepada kaum muslimin dengan nasihat beliau ini. Dan agar Allah menjadikannya sebagai pertolongan bagi sunnah Nabi-Nya shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan ahlus sunnah.

Dan inilah transkrip dari rekaman tersebut:

Semoga Allah berbuat baik kepada anda, apa nasihat anda bagi ahlus sunnah di Yaman? Terlebih lagi setelah menangnya ahlus sunnah dan tunduknya Hutsiyin Rafidhah untuk melakukan perjanjian damai?

Dengan menyebut nama Allah, segala puji hanya bagi Allah Rabb semesta alam. Dan akibat yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa. Dan tidak ada permusuhan kecuali terhadap orang-orang zalim. Aku bersaksi bahwa tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah satu-satunya, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dia-lah penolong orang-orang shalih, Rabb-nya orang-orang baik. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya.  Pemimpin dari seluruh keturunan Adam, semoga Allah memberi shalawat kepada beliau, kepada keluarganya, dan para sahabatnya yang baik. Dan semoga Allah melimpahkan salam yang banyak lagi diberkahi atas beliau sepanjang waktu langit masih ada.

Amma ba’du,

Adapun keyakinan yang aku pegangi adalah tetap sama sebagaimana yang telah aku fatwakan beberapa tahun yang lalu. Yakni pada hari ketika terjadi perang yang silih-berganti antara negara Yaman dengan al-Hutsiyun, para Rafidhah yang kafir. Agar mereka bergabung dengan penguasa untuk memerangi mereka. Dan aku mendengar bahwa ahlus sunnah telah mengambil manfaat dengan fatwa ini, segala puji hanya bagi Allah. Adapun dalam kesempatan ini aku katakan:

Pertama, bahwa jihad dan perang melawan al-Hutsiyun yang mengepung Dammaj dan penduduknya adalah sebuah jihad difa’ (pembelaan).  Disebabkan orang-orang kafi dari kalangan kaum Rafidhah dan al-Bathiniyah telah mencengkeram ahlus sunnah di Dammaj. Dan tidak tersamarkan dari setiap muslim yang memiliki sedikit saja pemahaman tentang agama Allah, terlebih lagi orang yang memiliki ilmu, pemahaman, dan berada di atas manhaj as-salafush shalih, yakni bahwa mereka ini (Rafidhah) bukanlah orang-orang yang bisa dipercaya. Tidak tersamarkan pula kekotoran mereka,  makar, dan sikap mereka menanti-nanti adanya musibah menimpa ahlus sunnah. Demikian pula penyerangan mereka terhadap ahlus sunnah setiap kali ada kesempatan.

Aku katakan, jihad ini wajib ‘ain atas setiap muslim yang mampu yang berada di Dammaj  dan sekitar mereka. Aku katakan sekali lagi sebagai penekanan, hukumnya adalah wajib ‘ain. Dan siapa saja yang berpaling dari jihad ini dengan cara apapun maka dia ini adalah orang yang menelantarkan dan melemahkan (perjuangan ahlus sunnah). Bahkan dia ini adalah seorang yang tidak mengerti sikap ahlul ilmi dari kalangan para sahabat, para imam tabi’in dan orang setelah mereka. Para sahabat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah berjihad, demikian pula para pemimpin tabi’in, dan orang-orang setelah mereka. Mereka melakukan kedua bentuk jihad: jihad difa’ (pembelaan diri) dan jihad thalab (ekspansi/menyerang), adapun ini (yang di Dammaj) adalah jihad pembelaan. Dan Allah subhaanahu wa ta’aalaa telah memerintah kepada orang-orang yang beriman untuk memerangi kelompok yang memberontak dari kalangan kaum muslimin terhadap ahlul Islam, saudara-saudara mereka. Allah ta’aalaa berfirman:

{وَإِنْ طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَى فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي حَتَّى تَفِيءَ إِلَى أَمْرِ اللَّهِ}

“Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah.”(Al-Hujurat: 9)

Maka bagaimana akan terpaling seorang muslim yang hendak membela saudara-saudaranya dari tipu muslihat orang-orang kafir. Yakni mereka (orang-orang kafir) yang telah diketahui dari sejarah mereka bahwa mereka itu tidak memelihara (hubungan) kerabat terhadap orang-orang mukmin dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Allah ta’aalaa telah memerintah ahlul Islam untuk membela ahlul Islam dari penentangan orang yang memberontak. Maka apakah layak bagi orang yang menisbahkan kepada ilmu untuk meremehkan perintah ini dan menelantarkan serta melemahkannya? Wahai orang yang seperti ini keadaanya, jika engkau tidak mampu untuk berjihad atau ada suatu halangan pada dirimu, janganlah engkau melemahkan ahlul Islam dan memalingkan mereka dari perintah yang telah Allah wajibkan atas mereka! Perintah yang wajib ‘ain maupun wajb kifayah. Dan Rasululullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

انصر أخاك ظالماً أو مظلوماً

“Tolonglah saudaramu, baik dalam keadaan zalim maupun terzalimi.”

Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, kami tahu untuk menolong mereka ketika terzalimi, maka bagaimana menolong mereka ketika dalam keadaan berbuat zalim? Beliau menjawab:

تردعه عن الظلم

“Engkau cegah dia dari berbuat zalim.”

Bagaimana dia tidak menolong seorang muslim dari perbuatan orang kafir? Kenapa dia justru memalingkan (orang yang ingin membantu)? Mengapa dia melemahkan (semangat jihad) jika dia tidak menginginkannya? Ini yang pertama.

Kedua, aku berterima kasih kepada para pemimpin kabilah-kabilah yang telah menjawab seruan jihad ini. Mereka telah bergegas berjihad menolong saudara-saudara mereka dengan senjata maupun harta benda. Atau dengan segala upaya untuk memadamkan perang ini. Aku berterima kasih kepada mereka. Aku berharap kepada orang yang memiliki hubungan dengan mereka untuk menyampaikan salam dan ucapan terima kasihku kepada mereka.

Ketiga, perjanjian damai dengan orang-orang kafir termasuk dalam prinsip ahlus sunnah yang ahlus sunnah beragama dengannya. Yakni jika mereka (ahlus sunnah) memandang adanya dampak baik bagi kemaslahatan ahlul Islam. Kami  turut menguatkan  perjanjian damai yang telah berlangsung antara ahlus sunnah yang di Dammaj maupun yang menolong mereka. Namun di sini aku juga ingin memberi wasiat kepada mereka dengan 2 wasiat:

  1. Tetap menempatkan orang yang bertugas melakukan ribath (penjagaan) di front-front perang. Sampai penguasa/pemerintah bisa membentangkan tangannya (mampu mengendalikan) seluruh wilayah Yaman, termasuk di dalamnya wilayah Sha’dah. Sampai jika penguasa telah kuat dan menguat kekuasaanya maka urusan ini diserahkan kembali kepadanya, baru kemudian orang-orang yang bertugas ribath (penjagaan) itu ditarik mundur.
  2. Jika mereka terpaksa ditarik mundur dalam waktu dekat ini karena adanya suatu peraturan, maka wajib untuk tetap waspada, tetap mengawasi gerak-gerik kaum Rafidhah itu. Karena mereka ini (kaum Rafidhah) bukanlah kaum yang bisa dipercaya. Bahkan kebiasaan mereka dan orang-orang semisal mereka adalah melanggar perjanjian.

Inilah yang aku pandang wajib untuk aku jelaskan saat ini. Dan aku meminta kepada Allah subhaanahu wa ta’aalaa dengan nama-nama-Nya yang terbaik, dan sifat-sifat-Nya yang tinggi, agar Dia menjaga ahlus sunnah di Yaman secara umum, dan juga di Dammaj dan sekitarnya secara khusus. Dan agar Allah menjaga kita dan mereka dari tipu daya orang yang melakukan tipu daya itu serta dari makar orang yang berbuat makar. Dan agar Dia menjaga ahlus sunnah yang ada di manapun.

Semoga Allah senantiasa memberi shalawat dan salam atas Nabi kita Muhammad dan keluarga beliau serta para sahabatnya seluruhnya.

Disampaikan oleh:

‘Ubaid bin ‘Abdillah bin Sulaiman

Mantan pengajar di Universitas Islam (Madinah)

Malam Sabtu di hari yang ke-29 dari bulan suci Muharram 1433H

Bertepatan dengan malam ke-24 bulan Desember 2011M

Sumber: http://dammajhabibah.wordpress.com/2011/12/25/bimbingan-asy-syaikh-ubaid-al-jabiri/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *