Upaya Menghancurkan Kredibilitas Ulama'

بسم الله الرحمن الرحيم

UPAYA PENGHANCURAN KREDIBILITAS ULAMA’

(Arsip 19 Desember 2006)

Sejenak, pedang hujjah Ahlus Sunnah kita sarungkan. Tentu saja bukan kelelahan yang menjadi alasan. Insya Allah akan kita buktikan bahwa hanya dengan pedang-pedang Hizbiyyah (bukti-bukti dari sumber Hizbiyyin) sendiri yang selama ini mereka ayun-ayunkan kepada umat ternyata sudah lebih dari cukup untuk membongkar dan membungkam kejahatan koalisi dakwah Hizbiyyahnya. Mereka sendirilah yang telah menyuguhkan atraksi dan konspirasi “akrobatik” berbagai elemen Hizbiyyah yang ada. Alhamdulillah. Betapa pedang Hizbiyyun ternyata telah berbalik dan mengayun pada diri mereka sendiri dan ini adalah anugerah dari Allah kepada Ahlus Sunnah. Sesekali pedang hujjah Ahlus Sunnah kita ayunkan untuk menambah sempurnanya kehinaan jaringan Hizbiyyah ini, Insya Allah. Jangan katakan kami pendusta! Dari sumber Hizbiyyin sendirilah informasi ini berasal! Menggigit jari, itulah yang akan terjadi –biidznillah-, hanyalah “cermin hizby” yang kami bawakan.

Saudaraku kaum Muslimin, lihatlah bagaimana para Hizbiyyun-Irhabiyyun –tanpa rasa malu sedikitpun- memuat wasiat Syaikh Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad Asy-Syihhi Hafidhahullah dalam majalah Neo-Adz-Dzakhiirah yang sesungguhnya merupakan “cermin” bagi wajah Hizby mereka sendiri :
“….Mereka menyeru kepada dakwah Salafiyyah tapi dicampuri dengan syubhatnya Ikhwanul Muslimin yang menyeru kepada persatuan (seluruh kelompok sesat-pent), atau kepada Quthbiyyah yang menyeru kepada pengkafiran (kaum Muslimin-pent), atau kepada Sururiyyah-Hizbiyyah. Bungkusnya Salafiyyah tapi bau dan rasanya tidak demikian, maka dakwah mereka kepada Salafiyyah tercampur dengan manhaj/metode tertentu karena syubhat yang senantiasa menemaninya pada waktu sebelum bertaubat dan sebelum dimusnahkan :
Yang ini menyeru kepada kepemimpinan (Hizbiyyah-pent) dalam berdakwah…..
Yang lain menghancurleburkan sebagian pokok manhaj Salafy dengan alasan hal tersebut menyebabkan kerasnya hati, atau memutuskan hubungan persaudaraan….
Yang lainnya mengikrarkan pemikiran-pemikiran Quthbiyyah…
Yang lainnya menyeru kepada Hizbiyyah….
Yang lain lagi membawa pemikiran Tahyijiyyah (seperti Khawarij yang menyeru kepada pemberontakan atau demonstrasi-pent)
Dan yang lain menggembar-gemborkan persatuan (di atas kebatilan-pen). Semua itu mereka atas namakan Salafiyyah, hanya kepada Allah-lah kami mengadu Inna lillahi wa Inna ilaihi Raji’un. (NeoAdzDzakhiirah Ed.13/ Th. III/ April 2005, hal.7).
Dengan izin dan kemurahan dari Allah, insya Allah kita akan membuktikan bahwa tulisan di atas merupakan hujjah yang mengena pada Hizbiyyun-Irhabiyyun-Sururiyyun-Turotsiyyun-Surkatiyyun sendiri! Keadaan mereka tidaklah beranjak dan bergeser sedikitpun dari wasiat Syaikh Ahmad bin Muhammad Asy-Syihhi Hafidhahullah yang mereka sebarkan sendiri!! Lebih menyakitkan lagi (bagi Hizbiyyun ahlul batil) bahwa untuk membuktikan, membantah dan membungkam kesesatan dan kejahatan Hizbiyyah mereka, ternyata hanyalah dihadapi oleh beberapa gelintir anak-anak yang masih ingusan lagi bodoh seperti yang dikatakan sendiri oleh Abdurrahman At-Tamimi di Yordania. Bukan karena anak-anak ingusan lagi bodoh itu memiliki kelebihan, sama sekali bukan, tetapi karena Hizbiyyun-Sururiyyun-Irhabiyyun ini memiliki bau dan rasa yang sangat menyengat. Bau khas Sururiy sebagai anak kandung Ikhwanul Muslimin dengan aroma dinar Hizbiyyahnya. Allahul Musta’an.
Dalam kesempatan ini, tidak ada yang harus kami lakukan kecuali bersyukur kepada Allah sehingga tulisan ini dapat terselesaikan. Ini bukanlah hasil kerja satu-dua orang tetapi merupakan buah dari kerjasama sekian banyak ikhwah yang terus membantu dengan berbagai informasi yang up-to-date, penyediaan pustaka dan literatur hizbi, pengumpulan bukti-bukti yang sungguh sangat besar manfaatnya serta pengorbanan tenaga dan waktu mereka semuanya –jazakumullahu khairan katsira-, suatu upaya untuk merealisasikan firman Allah :
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُوا عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (QS. Al-Maidah:2)
Satu hal penting yang harus kita sampaikan juga kepada umat, bahwa tujuan pokok penulisan ini adalah wujud dari rasa sayang dan pembelaan kita kepada segenap kaum Muslimin. Sungguh Salafiyyin tidak akan pernah ridha (apalagi diam membatu!) dan rela ketika melihat dan menyaksikan bagaimana kaum Muslimin dipermainkan dan ditipu daya oleh jaringan da’i-da’i “Salafy”, mereka adalah serdadu bayaran muassasah Hizbiyyah yang berani menempuh segala cara untuk mencapai tujuan batilnya! Mereka adalah “centeng” sekaligus tameng untuk mencegah kebangkrutan Muassasah Hizbiyyah tersebut karena fatwa dan peringatan Masyayikh Salafiyyin dari kesesatan dan perpecahan yang mereka sebarkan! Sebagian lagi adalah da’i-dai yang secara finansial memiliki “backing” yang cukup kuat, hanya saja ikut menyatu dalam satu barisan, bahu-membahu, tolong-menolong, bela-membela, beraliansi, berkoalisi dan berkolaborasi karena merasa cocok dan seperjuangan dalam merealisasikan dakwah Hizbiyyahnya.
Salah satu tujuan utama mereka –Sururiyyun- adalah untuk mendangkalkan kecemburuan kita terhadap agama ini, menghancurkan sekat pembatas antara Al-Wala’ dan Al-Bara’, mentalbis dan mengkaburkan hakekat perbedaan antara dakwah Salafiyyah dengan dakwah Hizbiyyah serta Salafiyyun dengan Hizbiyyun. Dan akan anda sekalian lihat –wahai saudaraku- bahwa tujuan yang sangat penting dari dakwah mereka ini adalah untuk memisahkan kaum Muslimin dari ulamanya yang pada akhirnya kaum Muslimin akan mereka hancurkan sehancur-hancurnya! Ketika Hizbiyyun tiada mampu membendung fatwa dan peringatan puluhan para Masyayikh Salafiyyin yang membongkar, menyingkap dan menelanjangi makar keji, kebatilan, kesesatan dan strategi pemecahbelahan umat yang mereka lakukan, taktik apa yang selanjutnya mereka terapkan? Ya, mereka memerankan dirinya dan mengenakan topeng sebagai organisasi dan orang-orang “Al-Khairiyyah”, organisasi kebaikan dan centeng-centeng bayaran yang membantu kesulitan kaum Muslimin, membantu mendirikan masjid, pondok, menjamin materi para da’i “plus”. Strategi ini terbukti telah dan terus menghasilkan kader-kader militan yang siap untuk berkilah ketika didatangkan fatwa dan bukti dari Masyayikh tentang kesesatan induk semangnya dengan berdalil:” ya…tapi kan mereka ini membantu kaum Muslimin!” Prinsip Al-Inshaf Sururiyyun-Quthbiyyun (dan keduanya adalah anak kandung partai politik Ikhwanul Muslimin!) telah dihancurluluhkan dan disingkap kebatilannya oleh para ulama Ahlussunnah –walhamdulillah- dan sekarang gaya bahasa tetangga sebelah yang lain agama, “Missionaris& Sinterklas” (sebagaimana yang diungkapkan oleh salah satu kader hizby, Abu Salma) yang mereka terapkan! Alangkah samanya hari kemarin dengan hari ini.
Demikianlah, ketika mereka tiada mampu membantah dan memungkiri kesesatan dan kebatilan Muassasah Hizbiyyah dan corong-corong bayarannya yang telah dan akan terus disampaikan oleh para ulama kita, maka dinar…dinar…dan dinar untuk “membungkam” umat yang digunakannya dalam menghadapi fatwa para ulama. Fatwa puluhan ulama “cukup mereka hadapi dengan dalil:”tapi kan mereka banyak membantu kaum Muslimin”. Waspadalah –wahai saudaraku- betapa strategi ini hanyalah hasil cloning dari para Missionaris-Sinterklas ketika memurtadkan umat Islam! Bedanya, mereka ini –Hizbiyyun- adalah bagian dari kaum Muslimin sendiri! Maka alangkah jahatnya mereka! Sungguh peringatan Syaikh Muqbil Rahimahullah terhadap Ahlul Bid’ah semacam Abdurrahman Abdul Khaliq haruslah kita perhatikan benar-benar ketika beliau mensinyalir bahwa orang ini –Abdurrahman Abdul Khaliq dengan Ihya’ut Turotsnya- adalah jongosnya Amerika! Betapa tidak, dia berani menghimpun dana dan menyebarkan hartanya ke seluruh dunia untuk memecahbelah umat! Dan inilah hakekat nyata dari ucapan “tersembunyi” centeng-centeng Hizby bahwa:”mereka ini membantu “terpecahbelahnya” kaum Muslimin!” Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
Walaupun mereka berasal dari faksi-faksi Hizbiyyah yang berbeda-beda, pada akhirnya merekapun dapat berkumpul dan bersatu dalam suatu kegiatan karena memiliki induk semang dinar yang sama sebagaimana akan kita tunjukkan buktinya. Bisa saja mereka berteriak sebagai para da’i Salafiyyin, hanya saja bukti dan perbuatan di “alam nyata” ternyata bertolak belakang bahkan bertentangan dengan pengakuan “fatamorgana”nya. Sururiyyin, itulah mereka. Janganlah umat terkecoh dengan berita-berita bohong yang sengaja disebarkan oleh Sururiyyin bahwa Salafiyyin Indonesia memusuhi Masyayikh Yordan, mengharamkan bermajelis dengan mereka, ya Subhanallah- adu domba adalah salah satu taktik keji mereka! Secara sepihak, mereka terus-menerus memasukkan berbagai informasi palsu seputar gerakan dakwahnya yang sekiranya dapat menipu dan memberikan gambaran palsu kepada Masyayikh Yordan (khususnya) untuk menyembunyikan berbagai manuver Hizbiyyahnya serta menutup rapat-rapat kesesatan Ahmad Surkati.
Bintang mereka yang lagi naik daun adalah Abdurrahman At-Tamimi. Ulama Yordan telah dipermainkan oleh tipu daya dan kedustaan geng hizbynya. Tantangan Abdurrahman At-Tamimi dan kelompoknya-lah yang memaksa kami untuk memaparkan bukti-bukti koalisi, kolaborasi dan konspirasi Hizbiyyahnya. Tulisan ini adalah salah satu bentuk pembelaan kita terhadap dakwah sebatas kemampuan yang ada. Semoga dapat menjadi hujjah di sisi Allah kelak, bahwa Salafiyyin Indonesia tidaklah berdiam diri atas perlakuan yang melewati batas sopan santun dan tata krama dengan mencampakkan akhlak karimah yang dilancarkan oleh Hizbiyyin kepada Salafiyyin dan segenap kaum Muslimin. Dengan segala cara, Hizbiyyin (seperti yang keluar dari lidah dusta Abdurrahman At-Tamimi dalam ceramah konfrontatif dan agitatif-nya terhadap Salafiyyin Indonesia di Markaz Al-Albani) telah berusaha melemparkan “imej” bahwa Salafiyyin tidak lebih dari orang-orang yang dakwahnya kasar lagi jelek, memiliki sifat hasad dan dengki yang telah memakan hatinya, orang-orang yang berbuat ghuluw –menyimpang dan berlebih-lebihan dalam agama, orang yang ekstrem, orang-orang yang merusak, menjauhkan manusia dari dakwah yang haq akibat peranginya yang buruk, anak-anak yang masih ingusan lagi bodoh. Itulah muntahan kejahatan dan kekejian tiada tara yang telah dilemparkan oleh lidah api Abdurrahman At-Tamimi “Al-Kadzab” guna merecoki peserta muktamar Masyayikh Salafiyyin di Markaz Al-Albani dengan “matan hizby dustanya”!!
Mereka gambarkan bahwa golongannya (Hizbiyyin) adalah kaum yang mengulurkan tangannya yang putih bersih untuk menolong dakwah Salaf, yang memiliki sifat “RIFQAN” dan “MAWADDAH”. Sungguh ini adalah omong kosong yang tiada berkenyataan! Sama sekali! Dan lihatlah kembali ceramah Abdurrahman At-Tamimi di Yordania ketika menceramahi peserta Muktamar Masyayikh Salafiyyin ke-1 dalam upayanya untuk menikam dan memerangi Salafiyyin Indonesia. Suatu talbis yang sangat licik, betapa elemen-elemen Hizbiyyah dari faksi Ihya’ut Turots Al-Kuwaity dengan ujung tombak Majalah As-Sunnah yang dikomandani oleh Agen Besar Ihya’ut Turots Indonesia, Ahmas Faiz bin Asifuddin At-Turotsy dan Muhammad Ashim bin Musthafa At-Turotsy. Sampai-sampai memberikan bonus bagi para pembeli edisi 01/IX/1426H/2005 (Lampiran 1) berupa terjemahan dari ceramah Syaikh Rabi’ Hafidhahullah yang dibukukan oleh Markaz Al-Albani Yordania!! Walaupun ketika mencantumkan nama Beliau Hafidhahullah tampak jelas “kebanci-banciannya”, hanya berupa stempel dan itupun miring, sementara huruf lainnya tercetak begitu rapi!! Mereka terjemahkan dengan judul “Jalin Kasih-Sayang & Hindari Perpecahan Sesama Ahlus Sunnah”…
Kalimatul Haq urida bihal bathil! Kalimat Haq yang diucapkan untuk membela kebatilan! Na’am Jalin Kasih-Sayang dan Hindari Perpecahan Sesama Ahlus Sunnah!!
Jaring-jaring Hizbiyyah Al-Kuwaitiyyah mereka bentangkan
Kasih-sayang Ahlus Sunnah yang diumpankan
‘Tuk mengaburkan ….
Dinar Hizbiyyah & konspirasi Ikhwaniyyah yang terkuakkan

Ya, ceramah Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali mereka anggap sebagai senjata untuk menghantam Salafiyyin! Hanya sebatas anggapan saja!! Tidak lebih!! Adapun kenyataannya?! Alhamdulillah- Justru judul terjemahan yang mereka bikin “…SESAMA AHLUS SUNNAH” merupakan jawaban yang membungkam Hizbiyyin sendiri!
Wahai Hizbiyyin penadah dinar Hizbiyyah al-Kuwaitiyyah!! Wahai Sururiyyin kaki tangan dinar Al-Haramain al-Hizbiyyah! Apakah kalian sudah lupa bahwa Syaikh Rabi’ Al-Madkhali Hafidhahullah sampai menulis dua kitab untuk membongkar kesesatan, penyimpangan dan Hizbiyyahnya tuan besar kalian, tuan Abdurrahman “dinar Hizbiyyah” bin Abdul Khaliq?! Kalau kalian sudah lupa, kita ingatkan lagi bahwa Beliau telah menulis kitab “Jama’ah Wahidah La Jama’at wa Shirathu Wahid La Asyaraah, Hiwar ma’a Syaikh Abdurrahman bin Abdul Khaliq dan kitab An-Nashrul ‘Aziz ‘ala Raddul Wajiz, Hiwar ma’a Abdurrahman Abdul Khaliq”!! Dan jangan pura-pura lupa bahwa upaya Beliau dalam membongkar kesesatan tuan besar kalian tersebut didukung oleh barisan Masyayikh Salafiyyin, Syaikh bin Bazz Rahimahullah, Syaikh Al-Albani Rahimahullah, Syaikh Shalih bin Fauzan Hafidhahullah, Syaikh Muhammad bin Abdullah As-Subayil Hafidhahullah, Syaikh Abdul Aziz Muhammad Sulaiman, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab bin Marzuq Albana, dan sudah lebih dari dua puluh Masyayikh Salafiyyin yang telah membongkar topeng “dinar Hizbiyyahnya” Abdurrahman Abdul Khaliq!! Dan tentu saja masih segar dalam ingatan kita betapa gembong-gembong besar Ihya’ut Trots di negeri ini sampai-sampai menjuluki Syaikh Rabi’ sebagai Shighar ulama karena sikap tegas beliau tersebut dalam membendung pengaruh Hizbiyyah dan dinarnya Ihya’ut Turots di Indonesia!! Dan kalian wahai penadah dinar Hizbiyyah, masih juga punya nyali untuk memakai ceramah Syaikh Rabi’ agar dikasih-sayangi sebagai Ahlus Sunnah?!
Apakah pernah terbersit di hati sanubari kalian bagaimana sebuah keluarga yang sebelumnya rukun dan bahagia, bersatu, berjalan seiring dalam berdakwah di atas manhaj Salaf sampai kemudian datang tangan-tangan kotor dinar Hizbiyyah celaka merenggut salah satu anggota keluarganya, sehingga isak tangis dan penderitaan yang akhirnya dilalui?! Satu keluarga saling bermusuhan karena dinar Hizbiyyah celaka yang kalian sebarkan wahai Hizbiyyun?! Kebahagiaan keluarga tersebut telah dirampas oleh dinar celaka wahai Sururiyyun! UMAT ISLAM SELURUH DUNIA DIPECAH BELAH OLEH DINAR HIZBIYYAH KALIAN wahai Turotsiyyun! Dan kalian hendak mengajari Ahlus Sunnah cara berkasih sayang wahai “Dinariyyun”?!
Perhatikanlah, katakan kepada mereka ucapan seorang penasehat. Dan haknya nasehat untuk diperhatikan!
Sejak kapan manusia tahu dalam agama kita, bahwa dusta adalah sunnah yang diajarkan?
Dan bolehnya “makan” dinar dengan cara Hizbiyyah?
Pundak memanggul, tubuhpun jatuh tersungkur
Wahai akal dan pikiran!
Tidak adakah diantara kalian yang mengingkari Hizbiyyah?
Ketahuilah…
Masjid-masjid kita dihinakan dengan suara-suara dinar
Dan mereka…
Memuliakannya dengan jualan tersebut!
Kalaulah bukan arak badan,
Sesungguhnya dia…
Arak akal yang membuat mabuk kepayang
Lihatlah kepada Hizby “pemakan dinar”!
Setelah mereka memakan “hati nuraninya”
Hukumkan! Mana diantara dua arak yang paling benar..
Dinar Hizbiyyah ataukah dusta di sisi Allah?

Wahai kaum Muslimin, janganlah anda terkecoh oleh tipu daya mereka! Sungguh mereka adalah musuh bagi Syaikh Rabi’ Hafidhahullah!! Mereka adalah musuh bagi Salafiyyin! Mereka adalah musuh bagi kaum Muslimin!! Walaupun mereka telah berupaya menyusup untuk kesekian kalinya ke dalam barisan Ahlus Sunnah! Dan sekarang dengan mengacungkan isi ceramah Syaikh Rabi’ kepada kita!
TIDAKLAH KITA KATAKAN MUMAYYI’UN KEPADA SIAPAPUN, KECUALI KEPADA HIZBIYYUN-BUNGLONIYYUN-SURURIYYUN-TUROTSIYYUN-SURKATIYYUN-IKHWANIYYUN!! Dan sekali lagi, kita katakan kepada mereka sebagaimana yang disampaikan oleh Syaikh Rabi’ kepada Ustadz Usamah, ”Ini semua kita lakukan terhadap Ahlul Bid’ah dan da’i-da’i yang jelek (Du’atus Suu’). Dan itu tidak pernah kita lakukan terhadap Ahlus Sunnah”(Transkrip Dialog dengan Syaikh Rabi’, Penerjemah: Ustadz Abdul Mu’thi dan Muhammad Arifin Badri, hal.05).
Dan bacalah kembali terjemahan kalian dari ceramah Syaikh:
”Saya ingin mengingatkan kalian wahai saudaraku tentang dua hal: Pertama, Menjalin persaudaraan sesama Ahli Sunnah seluruhnya. Wahai, Salafiyyun! Kasih sayang sesama kalian…(Jalin Kasih Sayang Versi Hizby At-Turotsy, hal.18).
Kita tanyakan kepada mereka, :”Apakah seruan Syaikh Rabi’ ini ditujukan kepada kalian wahai Hizbiyyun-Sururiyyun-Turotsiyyun?!
“Kedua, jauhilah faktor-faktor yang menyeret kepada dendam dan permusuhan, perpecahan dan saling anti pati. Jauhilah semua ini…. Atau ada kemungkinan MEREKA BERASAL DARI KUBU MUSUH YANG MENEMPATKAN SEORANG AKTOR UNTUK MENCABIK-CABIK DAN MEMECAH-BELAH KALANGAN SALAFIYYIN. Demikian ini, sama sekali tidak mustahil. Bahkan mesti terjadi. Barakallahu fikum”(ibid, hal.19).
Saudaraku kaum Muslimin, sungguh kita sangat berterimakasih kepada Syaikh Muqbil Rahimahullah dan Syaikh Rabi’ Hafidhahullah betapa beliau berdua bersama Masyayikh Salafiyyin lainnya saling bahu-membahu dalam membentengi dan membela agama serta umat dari jaringan pemecahbelah ini!! Sungguh kita sedang mendengarkan sebuah slogan “Hindari Perpecahan” dari kelompok “Pemecahbelah Dakwah Salaf”!! Kita sedang mendengarkan seruan “Kasih-sayang” dari kelompok yang “mencabik-cabik persaudaraan”!! Para da’i Hizbiyyun yang menegakkan tulang punggungnya dengan dinar Hizbiyyah!! Corong-corongnya gembong Sururiyyin-Ikhwanul Muslimin! Perhatikanlah semua kenyataan ini wahai saudaraku! Lihatlah betapa mereka terus melakukan “ahlan-ahlanan” dengan rekan-rekan Ikhwaniyyinnya! Prodit (Program Diklat Tauhid)! Penerjemahan bersama! Talkshow! Daurah Hizbiyyah-Ikhwaniyyah! Bedah Buku!
Inilah Syaikh Muqbil Rahimahullah yang bangkit menerangkan kepalsuan dakwah Sururiyyun-Ikhwaniyyun:
”Demi Allah saya membenci dia (Abdurrahman Abdul Khaliq-pen) karena Allah, karena dia telah membuat tipu daya kepada umat dan memecahbelah persatuan Ahlus Sunnah….Maka Yayasan Ihya’ut Turots di Kuwaitpun menggalang dana. Kemudian diutuslah Abdurrahman Abdul Khaliq untuk menyesatkan Muslimin dan memecah persatuan[1]” (Tanya-Jawab dengan Syaikh Muqbil, hal.102).
Tidakkah anda merasa aneh wahai saudaraku, betapa serdadu bayaran, Agen Besar dari Ihya’ut Turots –Organisasi Pemecahbelah Dakwah Salaf di seluruh dunia!!-sedang menyanyikan slogan “Hindari Perpecahan”? Bukankah dinar Hizbiyyah mereka telah menimbulkan “Malapetaka Perpecahan di Seluruh Dunia”?!
Sungguh dari ceramah Syaikh Rabi’ di atas yang mereka sebarkan sendiri justru memberitahukan agar Salafiyyin waspada terhadap para penyusup dari kalangan Hizbiyyin Ahlul Batil yang bertujuan untuk menghancurkan Salafiyyin dari dalam! Syaikh Muqbil Rahimahullah telah menasehatkan agar kita waspada dari kelompok ini :“Beliau ( peny) memisahkan antara suami dan istri, anak dan orang tua karena kekafiran dan keIslaman. Adapun orang ini (Abdurrahman Abdul Khaliqpen) memisahkan Ahlus Sunnah. SAYA PERKIRAKAN DIA SEORANG JONGOS AMERIKA, IA MENGHENDAKI PERPECAHAN DAKWAH, BAHKAN MENGORBANKAN HARTANYA UNTUK ITU …”(ibid, hal.99).
Hati-hatilah wahai saudaraku dari para penyusup ini, janganlah tertipu oleh rayuan beracun dan kasih sayang berbisa mereka! Saudara-saudara kita –Salafiyyin- di seluruh dunia telah dirobek-robek persatuannya oleh kelompok Hizbiyyin ini!! Di Arab Saudi, Yordania, Abu Dhabi, Yaman, Mesir, Kuwait, Emirat Arab, Sudan, Indonesia, Inggris, Amerika, Kanada dan beberapa negara lainnya telah dipecah-belah oleh kelompok mereka!! Apakah ini bagian dari kasih sayang? Pernahkah mereka –para Hizbiyyun ini- berbicara kasih sayang ketika memecah-belah, merobek-robek dan mencabik-cabik Salafiyyin dan dakwah Salafiyyah?! Tidak, sama sekali tidak! Betapa para ulama kita telah memperingatkan bahaya mereka! Semoga Allah memberikan kepada para ulama Ahlus Sunnah keteguhan dan kekuatan dalam membela kebenaran.
Pantaskah Hizbiyyun sejahat ini untuk di kasih-sayangi? Sudah tidak adakah orang-orang baik yang menghendaki kebaikan bagi diri dan agamanya dan saudara kita sesama Ahlus Sunnah yang lebih utama dan lebih berhak untuk dikasih sayangi? Lihatlah “bonus” yang mereka sebarkan sendiri:
“Aku tahu, kalian tidak ma’shum (terjaga dari dosa). Ulama juga tidak ada yang ma’shum. Kita kadang mengalami kekhilafan, KECUALI KALAU ADA ORANG YANG MASUK KE DALAM SYI’AH, MU’TAZILAH ATAU JAHMIYAH ATAU HIZBIYAH LAINNYA, MAKA ORANG SEMACAM INILAH YANG HARUS DICAMPAKKAN. Adapun orang Salafi yang loyal dengan kalangan Salafiyyin, yang mencintai manhaj Salaf –barakallahu fikum- yang anti-pati kepada Hizbiyyah, membenci bid’ah dan benci pengusungnya serta tanda-tanda lain dari manhaj Salaf, kemudian mengalami kelemahan pada sebagian aspek, maka kita harus bersikap lemah lembut kepadanya, tidak kita tinggalkan; tetapi kita nasehati dan bersabar dengannya dan mencoba memperbaikinya –barakallahu fikum” (Jalin Kasih Sayang Versi Hizby-Turotsy, hal.20).
Wahai saudaraku, tidakkah kelompok Hizbiyyin-Sururiyyin-Surkatiyyin-Turotsiyyin ini terlalu “GR” dengan ceramah Syaikh Rabi’?!
Apakah Syaikh Rabi’ Hafidhahullah sedang mengajari kita berkasih-sayang dengan kaki tangan Abdurrahman Abdul Khaliq pemecahbelah umat?!
Apakah Syaikh Rabi’ Hafidhahullah sedang mengajari kita berkasih-sayang dengan agen-agen bayaran Al-Haramain Al-Hizbiyyah?! Al-Sofwah Al-Muntada?! L-DATA Taruna Al-Qur’an Ikhwanul Muslimin?! Al-Bayan Al-Muntada London?!
Apakah Syaikh Rabi’ Hafidhahullah sedang mengajari kita berkasih-sayang dengan Syi’ah?!
Apakah Syaikh Rabi’ Hafidhahullah sedang mengajari kita berkasih-sayang dengan Khawarij?!
Apakah Syaikh Rabi’ Hafidhahullah sedang mengajari kita berkasih-sayang dengan Mu’tazilah?!
Apakah Syaikh Rabi’ Hafidhahullah sedang mengajari kita berkasih-sayang dengan Khurafi?!
Apakah Syaikh Rabi’ Hafidhahullah sedang mengajari kita berkasih-sayang dengan Jahmiyyah?!
Apakah Syaikh Rabi’ Hafidhahullah sedang mengajari kita berkasih-sayang dengan Hizbiyyin?!
Kalau anda sekalian jujur, tentu akan mengatakan: “TIDAK”, maka sungguh dalam uraian selanjutnya, anda akan mendapatkan bukti bagaimana Syi’ah, Khawarij, Khurafi dan Hizby yang diperintahkan oleh Syaikh Rabi’ agar dicampakkan, ternyata oleh Ahmad Surkati (sang Al-Allamah, Syaikh Salafiyyin) masih diyakini sebagai golongannya!! Apakah ada pilihan lain bagi kita selain mencampakkannya?!
Perhatikanlah, bagaimana Syaikh Rabi’ memberikan julukan-julukan buruk bagi para penyesat :
”Kemudian tatkala tokoh-tokoh sufi, SETAN-SETAN (DALAM BENTUK MANUSIA) menyadari bahaya metode dan manhaj dakwah ini bagi mereka…”(Jalin Kasih Sayang Versi Hizby-Turotsy, hal.15).
Apakah Syaikh Rabi’ sedang mengajari kita Salafiyyin Ahlus Sunnah untuk berkasih sayang dengan tokoh-tokoh sufi?! Tidak!
Ingatlah wahai saudaraku, ketika mereka mendatangkan Abdurrahman Abdul Khaliq ke Tengaran! Ingatlah ketika mereka bersatu bersama Syarif Hazza’ memerangi Salafiyyin! Ingatlah ketika Syarif Hazza’ melecehkan Syaikh Al-Albani! Ingatlah ketika mereka dengan nada sinis mengatakan bahwa Syaikh Rabi’ Hafidhahullah adalah “ulama kecil” sebagai kamuflase untuk menolak nasehat dan peringatan Beliau akan bahayanya Sururiyyin! Ingatlah wahai saudaraku bagaimana mereka menerjemahkan dan menyebarkan selebaran Abdurrazak Asy-Syaiji (murid gembong Ihya’ut Turots Abdurahman Abdul Khaliq) yang mencaci-maki Syaikh Rabi’ Hafidhahullah![2] Ingatlah pula dengan perkataan Syaikh Rabi’:”Dia pendusta dan Syarif Hazza’ mubtadi’ seperti dia…..Kalian tahu itu? INI SEMUA KEDUSTAAN DAN REKAYASA. SEMOGA LAKNAT ALLAH ATAS MEREKA……MAKA SEBARKANLAH PERKATAAN INI” (Transkrip dialog Beliau dengan Ustadz Usamah, hal.04-05).
Dan tahukah pembaca sekalian isi dari selebaran keji tersebut? Mereka katakan bahwa Kitab Syaikh Rabi’ yang berjudul Manhaj Ahlus Sunnah fi Naqdir Rijal tidak lebih kecuali hanya Manhajnya Ahlu Bida’!! Dan sekarang bahkan mereka bagikan secara gratis transkrip ceramah Syaikh Rabi’, tidakkah anda merasa janggal?! Ada apa sebenarnya?! Makar apa lagi yang mereka sembunyikan?!!
Demi Allah wahai saudaraku, betapa liciknya mereka ini! Merekalah yang dulu menerjemahkan dan menyebarkan selebaran Syayiji yang mencaci-maki Syaikh Rabi’! Dan sekarang mereka pula yang membagi-bagikan secara gratis ceramah Beliau untuk membungkam Salafiyyin agar berhenti dari mengungkap berbagai kejahatan Hizbiyyahnya!!
Ketika Syaikh Rabi’ Hafidhahullah memperingatkan Salafiyyin akan bahayanya bermuamalah dengan Hizbiyyin, apa kata mereka? “Itu kan fatwa Syaikh Rabi’ bin Hadi yang menyatakan tidak bolehnya bermuamalah dengan Hizbiyyah!” Inilah kelicikan mereka! Manakala fatwa para ulama tidak sesuai dengan ‘Nafsu Hizbiyyahnya”, mereka lemparkan fatwa tersebut ke belakang punggungnya; dan ketika fatwa Masyayikh bisa “dicocok-cocokkan” dengan hawa nafsunya, mereka ambil dan selewengkan sekehendak kemauan dan “insting” Hizbiyyahnya!
Ingatlah pula wahai saudaraku bahwa Syaikh juga telah menyatakan:
”DIA PENDUSTA, PENDUSTA DAN MUBTADI’. PERINGATKAN PARA SYABAB DARI DIA. DIA ADALAH SESAT. DIA ADALAH QUTHBI (pengikut Sayyid Quthb). Ana menukil perkataan Abdurrahman (-Abdul Khaliq gembong Ihya’ut Turots-pen) yang didukung oleh orang-orang dan ana menukil itu disertai dengan bantahannya. Ini ada pada kitab An-Nashrul ‘Aziz. INI SEMUA KITA LAKUKAN TERHADAP AHLUL BID’AH DAN DA’I-DA’I YANG JELEK (DUATUS SUU’). DAN ITU TIDAK PERNAH KITA LAKUKAN TERHADAP AHLUS SUNNAH. DAN YANG KITA LAKUKAN ADALAH MENJELASKAN KEBATILAN MEREKA, DAN INI MERUPAKAN KEWAJIBAN DAN JIHAD” (ibid, hal.5)
Saudaraku, perhatikanlah dengan benar nasehat dan peringatan Beliau ini. Bahkan peperangan kita dengan koalisi Hizbiyyin-Sururiyyin-Turotsiyyin ini adalah realisasi dari nasehat Beliau,
“INGKARILAH ABDURRAHMAN (ABDUL KHALIQ-PENy) DAN MADZHABNYA. BARAKALLAHU FIIKUM”. (ibid, hal.06).
Pada kesempatan lain Beliau berkata mengenai Yayasan Al-Sofwa Al-Muntada :
”Kalau memang Yayasan tersebut sama dengan Al-Muntada yang berada di London, maka lihat saja, IA AKAN MENJADI MUSUH PALING UTAMA DAKWAH SALAFIYYAH DI INDONESIA”(Persaksian Ustadz Muhammad As-Sewed).
Subhanallah wahai saudaraku, peringatan Beliau benar-benar terbukti!! Jazakumullah Khairan Katsira wahai Syaikh kami atas peringatan antum kepada Salafiyyin Indonesia-Mereka benar-benar telah menjelma menjadi musuh terbesar bagi Salafiyyin! Lihatlah saudaraku, bagaimana serdadu-serdadu bayaran mereka bergerak pagi, siang dan malam (lihat lampiran Daftar Kajian Sururi di kota Malang)! Mentalbis umat dengan mengenakan topeng Salafi!!
Dulu mereka berguru kepada Syarif Hazza’. Setelah dibongkar kesesatannya oleh Masyayikh Madinah secepat kilat mereka berlindung di belakang Masyayikh Yordan! Terlalu besarnya “nafsu Hizbiyyah” mereka, menjadikannya tetap nekad bermain mata dengan pemuka-pemuka Ikhwanul Muslimin (di belakang punggung Masyayikh Yordan Tidak itu saja, bahkan As-Sunnah secara terbuka menyatakan mengikuti Manhaj Abul Hasan Al-Ma’ribi Al-Mishri (akan datang bukti-buktinya)! Dan Syaikh Rabi’ sendiri termasuk salah satu Masyayikh Salafiyyin yang telah memperingatkan umat dari penyimpangan Abul Hasan!! Ada sekitar 218 artikel yang khusus membahas tentang kesesatan Abul Hasan yang dikumpulkan oleh Sahab.net!! Hanya tentang Abul Hasan seorang!! Bahkan secara berterang muka tiada rasa malu sedikitpun, kelompok Hizbiyyin ini mengumumkan koalisi Sururiyyah-Ikhwaniyyahnya dengan dedengkot Ikhwanul Muslimin Indonesia, berupa proyek bersama menerjemahkan Tafsir Ibnu Katsir!! Sampai datangnya “aksi” Pembesar Hizby di Yordania, memuntahkan berbagai tuduhan-tuduhan keji terhadap Salafiyyin Indonesia dengan berbagai kedustaan dan tipu daya!
Alhamdulillah-Setumpuk bukti ilmiyyah berbagai manuver Hizbiyyah, aliansi, kroni-isasi dari kelompok Hizbiyyin ini benar-benar dimudahkan oleh Allah untuk mengumpulkan dan mempublikasikannya kepada umat. Diblow-uplah berbagai bukti Hizbiyyah mereka serta bukti-bukti kedustaan Abdurahman Pembesar Hizby ketika menceramahi para peserta Muktamar Masyayikh Salafiyyin ke-1 di Yordania!! Setelah terdesak dan tersudut sedemikian rupa, akhirnya mereka usung transkrip ceramah Syaikh Rabi’ untuk melindungi keHizbiyyahannya yang terkuakkan! Bahkan dibagikan secara gratis bagi setiap orang yang membeli majalah As-Sunnah edisi 01/IX/1426H/2005M!! Kita harus Kasih Sayang! Kita harus Hindari Perpecahan!! Siasat yang sangat licik dan keji!! Bukankah suatu hal yang “luar biasa aneh”, bahwa musuh Syaikh Rabi’ Hafidhahullah menyebarkan transkrip ceramah Beliau?! Sama saja, apakah mereka ini kelompoknya Ahmas Faiz At-Turotsy maupun kelompoknya Abu Nida’ At-Turotsy, mereka satu jaringan! Lihatlah bagaimana As-Sunnah menyetorkan “hasil perjuangannya” kepada Ma’had Bin Bazz,
“beberapa karung pakaian pantas pakai sudah kami salurkan melalui Islamic Center Bin Bazz Yogyakarta” (As-Sunnah, Ed.11/VIII/1425H, hal. Belakang Dalam).
Bahkan untuk edisi Jalin Kasih-Sayang, Abu Nida’ sampai “turun gunung” dengan menulis “Beberapa Tanda Kiamat” (ibid, ed.01/IX/2005, hal.39-43). Tentu saja ada tujuan Hizbiyyah dari manuver Hizbiyyin dalam pembagian “bonus” terjemahan ceramah Syaikh Rabi’ Hafidhahullah, upaya untuk bermain-main dengan akal kaum Muslimin yang awam!
Jelas-jelas “ada udang di balik batu, ada uang (dinar Hizbiyyah) di balik baju”!!
Setelah itu semua, adakah Salafiyyin yang percaya bahwa Syaikh Rabi’ Hafidhahullah menasehatkan agar Salafiyyin mengulurkan kasih-sayangnya kepada musuh-musuh besar Beliau?! Musuh yang sangat keras penentangannya terhadap Salafiyyin dan dakwah Salafiyyah?! Allahul Musta’an.
Karena itulah, tabir kejahatan Hizbiyyah mereka harus terus disingkap dan diterangkan dengan bukti-bukti ilmiyyah yang ada!! Apakah mendiamkan masalah ini termasuk nasehat? Amanah? Berpegang teguh pada Kitabullah dan Sunnah? Akhlak yang mulia dan adab yang tinggi? Ataukah termasuk kebohongan dan khianat?! Kita berani mengatakan hal ini walaupun orang-orang yang cenderung kepada kesesatan dan Hizbiyyah akan berprasangka yang bukan-bukan dan akan menyebarkan isu-isu yang bermacam-macam. Sesungguhnya orang yang miskin ini, penyusun, telah berupaya untuk mengatakan yang benar dan menulis dengan sesuatu yang baik. Di sisi lain, dia tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan. Namun demikian, para ulama Salaf tetap merupakan teladan dan cermin bagi kita semua. Mereka (Rahimahumullah) telah mengorbankan harta maupun jiwanya dengan melakukan pembelaan (yang sungguh sangat mulia) luar biasa terhadap agama ini sehingga dengan amal baik tersebut, kita (masih tetap) dapat menikmati ajaran-ajaran Islam yang bersumber dari mata air yang murni, yang membedakannya dengan ajaran dan pemahaman bid’ah yang sesat dan Hizbiyyah yang membinasakan. Alangkah jauhnya kedudukan kita dengan mereka. Berjilid-jilid kitab dan beratus-ratus artikel yang menyingkap tabir kesesatan dan penyimpangan berbagai kelompok sesat yang ditulis sejak dahulu oleh para Masyayikh Salafiyyin membuktikan wujud kasih sayang mereka kepada kita, umat Islam. Bukti nyata pembelaan mereka terhadap Islam, ketidakrelaan terhadap berbagai pemahaman asing dan bid’ah yang berusaha disusupkan oleh musuh-musuh Islam. Mereka tidak rela jika umat ini ditipu daya oleh kejahatan yang dihiasi keindahan, serta kesesatan yang diatas namakan kebenaran ataupun kemungkaran yang diselimuti oleh kelembutan.
Dan sekarang, orang-orang “rifqan dan mawaddah” itu telah menunjukkan wajah aslinya, ya wajah serigala! Sang Hizby Pendusta. Naudzubillah minal Hizbiyyah.
Kenapa tidak tahan lagi bersembunyi lebih lama di balik bulu-bulu dombanya[3]? Pembaca harus memahami bahwa seusai pidato Abdurrahman At-Tamimi yang “heroik” di Yordan, Hizbiyyin benar-benar merasa di atas puncak kemenangan, suatu kegirangan yang tiada tara. Palu godam serasa telah dihantamkan ke kepala-kepala Salafiyyin Indonesia. Di Markaz Al-Albani! Dihadapan kurang lebih 1000 orang penuntut ilmu dan ulama berbagai negara!! Di forum Muktamar Masyayikh Salafiyyin!! Momen apalagi yang lebih besar daripada kesempatan “emas” seperti ini?! Dan hasilnya? Sang Pahlawan dielu-elukan dimana-mana, decak kagum menghiasi bibir-bibir mereka! Seringai kemenangan mengiringi langkahnya! Teks ceramahnya disebarkan ke seluruh penjuru dunia! Momen ini seolah melengkapi kesempurnaan kemenangan setelah lebih dulu menggenggam surat kuasa 4 ulama Yordan. Dalam suasana yang penuh euforia riang-gembira inilah Salafiyyin memblow-up bukti-bukti konspirasi Hizbiyyahnya, keterkaitan muassasah-muassasah Hizbiyyah di negeri ini dengan markaz besar mereka di Kuwait dan Saudi, aliansinya dengan jaringan Hizbiyyah lainnya di dalam negeri seperti PK Al-Ikhwani, Jama’atul Jihad-nya Abubakar Ba’asyir, bukti betapa diantara da’i-da’i muassasah Hizbiyyah yang berbeda-beda tersebut saling bantu, saling berpromosi, bahu membahu bersama-sama berjuang mengibarkan bendera dakwah “dinar Salafy”-nya, saling berpilin dan berkelindan dengan gembong-gembong Ikhwanul Muslimin serta disingkapnya berbagai bukti kedustaan isi pidato sang Pahlawan (kesiangan).
Tidaklah setiap bukti-bukti kejahatan Hizbiyyah ini kita ungkapkan satu demi satu, kecuali akan semakin menambah bobot kejahatan dari kedustaan sang Pahlawan kesiangan, serta semakin menambah pula lembaran-lembaran fitnah yang diarahkannya kepada Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab yang telah dituduhnya mempengaruhi dakwah Ahmad Surkati dalam pidatonya di Yordania!! Lebih mantap lagi, bukti-bukti itu kita ambilkan dari sumber-sumber Hizbiyyin sendiri. Sebagian situs mereka telah dimatikan, bukti-bukti lainnya dihapus untuk mengecoh umat, sebagai upaya untuk menghilangkan jejak-jejak Hizbiyyahnya!! Langkah ini mereka tempuh seiring dengan diblow-up nya bukti-bukti tersebut. Tetapi pembaca sekalian masih dapat menyaksikan bukti ini –alhamdulillah- di situs Salafiyyin karena bukti tersebut sudah lebih dulu “dikarantina” demi keamanan kita bersama serta sebagai bukti ilmiyyah atas kedustaan dakwah mereka. Akhirnya, ajian terjun bebas-lah yang terjadi,
Membubung tinggi ke angkasa (fatamorgana)
Seringai kemenangan mengiringi sang Pahlawan (kesiangan)
Sesaat kemudian…
Jatuh keras dan menghujam ke sukabumi (tanah)
Maka …
Terkaparlah sang pecundang
Di atas pangkuan ibu pertiwi
Gunung tinggi diliput awan
Terbang di langit malam bercahayakan rembulan
Terdengar tanah “memanggil” tuan
Jatuh berdebam….bam!
Rasakan hancurnya tulang belulang
Terkaparlah sang penyerang
Di atas tanah lapang

Walhamdulillah—semua bukti itu dapat membalikkan gambaran-gambaran palsu yang berusaha ditanamkan kepada umat. Hanya sekejap –tidak lebih- sang Pahlawan berubah menjadi sang Pecundang. Maka betapa murkanya si Pembesar Hizby. Akhirnya serigala itupun melepas bulu domba yang selama ini dikenakannya, ya “bulu” rifqan dan mawaddah yang selama ini ditenteng kesana kemari untuk mengecoh umat dari wajah mereka yang sebenarnya. Kalimat “KEMATIAN” telah diarahkan kepada penulis dan pengoreksinya! SUMPAH LAKNAT telah keluar dari lidah dustanya!! Tantangan MUBAHALAH menggelegak tiada terkendali!! TUDUHAN HADDADIYYAH telah meluncur dari pengekor kedustaannya!!
Ya Subhanallah!!
Inikah hasil dari mempelajari RIFQAN-nya Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad? Tidak!! Bahkan ini adalah bukti tersingkapnya makar Hizbiyyin dalam menghancurkan kredibilitas Masyayikh Salafiyyin!!
Inikah manfaat dari MAWADDAH-nya Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali? Tidak!!
Bahkan ini adalah upaya yang sangat keji untuk menghancurkan nama baik Beliau!! Ketika Hizbiyyin tidak mampu mendekati Syaikh Rabi’ untuk meniupkan racun-racun Hizbiyyahnya, makar keji berikutnya telah dipersiapkan. Karya-karya Syaikh-lah yang kemudian mereka “kerjai”. Pastikan bahwa ini adalah upaya pembusukan dan penghancuran kredibilitas Masyayikh Salafiyyin!! Lain tidak. Inilah beberapa bukti pendukungnya:
8.1 ABDULLAH SHALEH HADRAMI AS-SURURI AL-HIZBY
8.1.1 PETUALANGANNYA DI DUNIA PERSURURIAN INDONESIA

Da’i di sini senang di sana senang. Dielu-elukan sebagai murid Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Rahimahullah. Pasca Tsunami dia berangkat ke Aceh di bawah bendera Al-Sofwa Al-Muntada. Populer dengan kajian tanpa hijab-nya. Gedung Fathimah di belakang rumah adalah saksi rutinnya, seorang diri dia menjadi Ahlun “Nadhar” wal Jama’ah, Nadhar siapa? Jama’ah ibu-ibu dan gadis remaja yang menjadi binaannya! Murid Syaikh Utsaimin adalah pengakuannya. Allahu Musta’an. Demikiankah Syaikh Rahimahullah mengajarinya?! Dusta!!
Dia memiliki kedudukan penting dalam acara Daurah Masyayikh ke-4 Desember 2004. Ketika Tabligh Akbar Syaikh Masyhur bin Hasan Salman di Unibraw Malang pada tanggal 7 Desember 2004, “da’i gaul” ini berperan sebagai penyeleksi pertanyaan yang diajukan kepada Syaikh. Tukang Sortir, itulah nama kerennya, penghadang materi-materi pertanyaan yang dapat membuka kedok Hizbiyyah mereka, yang dapat menyebabkan kebangkrutan dakwah Hizbiyyahnya.
Setelah namanya melejit di internet sebagai da’i pramuka di sini senang di sana senang serta seusainya acara daurah Masyayikh Yordan akhir 2004, dia mengumumkan “taubat politik” dan melepaskan diri dari keterkaitan partai dengan bahasa yang politis “salah satu partai politik”, tidak sebagaimana ketika dia secara terang-terangan mendukung Partai Keadilan Al-Ikhwani dan menyuruh anak didiknya untuk mencoblos partai tersebut!! Rupanya masih ada kekhawatiran ditinggalkan oleh “temen-temen” Ikhwaninya jika dia menyebutkan secara jelas nama partai politik yang dimaksud. Dia hendak berlindung di balik kalimat :”Orang yang cerdas adalah orang yang mengetahui maksudnya tanpa disebutkan namanya”
Kita katakan: “Orang yang licik adalah orang yang terang-terangan membela Partai Keadilan Al-Ikhwani, tetapi ketika menyampaikan “taubat politiknya” justru dia tidak berani menyebutkan dari partai apa dia berlepas diri!”
Dalam Taubat Politiknya yang terekam di CD, dia telah melemparkan talbis iblis kepada umat dengan menyatakan :
“Kemudian yang ke-27. Ada fitnah, fitnahnya seakan-akan Salafiyyin itu pecah, seakan-akan Salafiyyin itu pecah. Saya sering merenungkan masalah ini, ternyata tidak ada perpecahan oleh Salafiyyin, itu tidak ada. Karena kalau kita mau jujur, ternyata semuanya sama, ajarannya, kitabnya sama, gurunya sama, semuanya sama. Perpecahan tidak ada, yang ada hanyalah mungkin kesalahpahaman, kesalahpahaman. Mungkin itu terburu-buru menghukumi sebelum tabayyun[4] dan yang lainnya. Perpecahan tidak ada. Jadi Salafiyyin dimanapun mereka berada, mereka itu satu, ajaran yang satu, hanyalah perbedaan-perbedaan yang masalah furu’iyyah, terjadi kesalahpahaman”. Demikianlah, da’i Pramuka berusaha mendangkalkan permasalahan-permasalahan prinsip dan manhaj hanya sebagai masalah-masalah furu’!

Jawaban kita:”Mabda’ yang seperti ini (mentolerir khilaf dalam perkara ushul sebagai khilaf yang diperbolehkan-peny) terlalu banyak yang menyebarkannya. Mabda’ yang menyatakan bahwa khilaf ini adalah khilaf yang biasa saja tidak mengharuskan kita untuk berpecah belah, banyak dari khutthab, para penulis. Di Indonesia ini seperti tokoh Al-Irsyad As-Surkati yang sudah ana sebutkan dari majalahnya Adz-Dzakhirah dengan tegas menyatakan : (lihat teks lengkapnya di bab XVII KALAU MATAHARI TELAH TERBIT DARI BARAT, BARULAH SAYA AKAN BERPALING DARI AL-IRSYAD !!)

Semua harus berta’awun kata Surkati. Nah kalau ada Khawarij ya Khawarijnya kita, ini adalah bantahan kepada mereka. Irsyadiyyun-, yang mengatakan bahwa As-Surkati terpengaruh oleh dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Rahimahullah dalam perkara Uluhiyyah bahkan dia kayak orang kebakaran jenggot ketika ada yang mengatakan bahwa anta adalah Wahabi, dengan tegas dia membantah.
Di dalam Adz-Dzakhirah juga menyatakan bahwa saya sama sekali tidak ada kaitan dengan dakwah yang keras itu, dakwah Musyaddidah itu, dakwah Wahhabiyyah. Jangankan ada keterkaitan, mengenalpun tidak. Ini adalah bantahan min lisani qaumin. Faqoth syahida syahidun min ahliha, tahu syahida syahidun min ahliha? Yakni telah bersaksi orang dalam sendiri…luar biasa.
Fa haula-i, Irsyadiyyun semacam Abdurrahman At-Tamimi adalah penipu-penipu umat, na’am. Mubarak Bamu’allim adalah penipu-penipu umat, Yazid Jawaz penipu-penipu umat (dan Abdullah Hadrami adalah penipu-penipu umat-peny) . Kalau seandainya mereka nggak tahu, in kunta la tadri ya akhi fa tilka mushibah. Bagaimana dia jahil tentang orang yang ente bela-bela? Yang tidak semestinya anda jahil dalam perkara ini, wong bukunya ada, majalahnya ada, statemen-statemennya ada. Wa in kunta tadri fatilka mushibah, a’dham!
Kalau anda Yazid Jawaz, At-Tamimi Abdurrahman dan yang lainnya itu dalam keadaan tahu dan anda sembunyikan perkara ini, berarti mushibahnya lebih besar, hadza khianat!
Barakallahu fiikum. Ternyata apa yang disebutkan oleh muallif bahwa statemen-statemen seperti tadi yang menyerukan dan mengajak umat untuk bersatu padu berta’awun walau berbeda-beda manhajnya walaupun berbeda aqidahnya karena itu adalah khilaf tanawwu’,..(Kajian Kitab Al-Quthbiyyah 06, Ustadz Luqman Ba’abduh).
Hari Ahad (Abdullah Hadrami) memusatkan dakwahnya di Masjid As-Salam jalan Bendungan Riam Kanan no. 13, telp.0341-572538. Kami lampirkan pula jaringan da’i-da’i yang terkait dengan kelompok Hizbiyyah-Sururiyyah di kota Malang agar nampak jelas keterkaitannya dengan Masrukin (baca:Majruhin) Kediri, Abdullah Amin[5], Agus Hasan Bashari, M. Syukur, Sahri, Ibnul Mundhir, Amrozi). Kami ajak pula agar Salafiyyin di berbagai kota mengumpulkan daftar lengkap kajian mereka dan pada akhirnya kita publikasikan kepada umat agar mewaspadai kajian yang diselenggarakan oleh jaringan Hizbiyyahnya. Insya Allah akan terkumpul bundel informasi “Jadwal Kajian Hizbiyyin-Sururiyyin yang harus Dijauhi oleh Umat, Waspadalah!” Program Daurah telah dicanangkannya pada tanggal 22-24 Mei 2005, di Masjid Raden Patah Unibraw Malang dengan bintang tamu Abdul Hakim Abdat dan Agus Hasan Bashari sendiri. Tahun 2004 Abdullah “da’i gaul” Hadrami dipakai oleh Masjid Al-Irsyad Surabaya (Markaznya Abdurrahman At-Tamimi) untuk mengisi khutbah Jum’at pada tanggal 30/01, 12/03 dan 16/07, khatib lainnya adalah “Gubernur” PK Ikhwanul Muslimin Jawa Timur Rofi’ Munawar, Lc (Lampiran 3)!! Lihat juga bahwa tahun 2005 dan 2006-pun mereka ini dipakai oleh Al-Irsyad!! Pembaca dapat membuktikan di situs mereka (Salafi.or.id/Salafindo.com) bahwa Masjid ini adalah markaznya Abdurrahman At-Tamimi, bahkan di situ tertulis lengkap jadwal kajian via internet yang diasuh oleh Salim Ghanim tiap Selasa ba’da Maghrib; Abdurrahman At-Tamimi tiap Rabu ba’da Maghrib; Mubarak Bamu’allim tiap Kamis ba’da Maghrib. Satu fakta lagi terungkap siapa yang dimaksud dalam ceramahnya di Yordan:”..banyak diantara mereka…bergabung dengan (kelompok-kelompok Hizbiyyah) dan yang berada pada barisan terdepannya adalah Partai Keadilan Al-Ikhwani”, Ternyata Abdurrahman At-Tamimi sendirilah orangnya!!
Apa yang dilakukan oleh Abdullah “da’i gaul” Hadrami ini? Dia adalah corong kesesatannya Aidh Al-Qarni![6] Berpromosi-ria dengan acara bedah buku La Tahzan bersama “rekan-rekan” Ikhwaniyyin!! Aidh Al-Qarni adalah gembong Sururiyyin yang sangat berbahaya! Teroris pemikiran! Memuji Hasan At-Turabi sebagai “seorang pemikir yang cerdas, yang kecerdasannya, kekuatan hafalan serta kedalaman ilmunya sangat mengagumkanku, akan tetapi pendalaman ushulnya bukan di atas manhaj Ahlus Sunnah. Walaupun demikian, sikapnya di Sudan serta pengaruhnya patut untuk disyukuri”. At-Turabi adalah dedengkot Ikhwanul Muslimin Sudan, orang yang tidak memiliki rasa malu dan takut kepada Allah ketika menyatakan[7]:”Seorang muslimah boleh menikah dengan orang kafir, bolehnya ikhtilath dalam satu universitas Islam di Um Darman, dukungannya terhadap revolusi Khomeini ar-Rafidhi dan ucapannya bahwa jika berada dalam lingkup negara dan satu perjanjian, boleh bagi seorang Muslim untuk mengganti agamanya” (Al-Irhab, Syaikh Zaid Al-Madkhali, hal.114), dia pula yang berkata:”SEHARUSNYA UNTUK PERKARA AQIDAH TIDAK BERADA DI ATAS PEMAHAMAN SALAF DAN TIDAK PULA DI ATAS PEMAHAMAN KALAMIYAH” (Al-Irhab, catatan kaki no.79, hal.114). Gembong kesesatan besar Ikhwanul Muslimin seperti inilah yang dikagumi oleh Aidh Al-Qarni!
Dan sekarang, mari kita baca kata pengantar dari penerbit buku “La Tahzan” dalam versi bahasa Indonesia,”Adalah ‘Aidh Al-Qarni yang dalam usianya yang baru empat puluh tahun 3 tahun mendatang, ia sudah termasuk sosok yang sudah kenyang makan asam garam. DENGAN TUDUHAN TIDAK BERDALIL, DIA PERNAH DIJEBLOSKAN KE DALAM PENJARA” (Qisthi Press, Jl.Menur Blok Z No.7 Duren Sawit, Jakarta Timur 13440, Tlp/Fax (021) 8610159; E-mail: [email protected], hal.vii, 2004). Lihatlah wahai kaum Muslimin bagaimana tuduhan Hizbiyyun terhadap pemerintah Muslim Saudi Arabia! Memenjarakan gembong Sururiyyun dengan berbagai pemikiran sesatnya, menjauhkannya dari umat agar tidak tertipu oleh kesesatan Hizbiyyah yang dibungkus oleh permainan bahasa dan sastra!! Dan mereka katakan tidak berdalil?! Tidak, ini adalah bentuk pembelaan Hizbiyyun-Ikhwaniyyun terhadap gembong Sururiyyun! Demi Allah mereka adalah Hizbiyyin pendusta!!
Kalau mereka membela diri, Aidh Al-Qarni sudah bertaubat (katanya)!! Kita katakan: Sesungguhnya taubatnya itu (kalau memang benar) adalah urusan antara dia dengan Allah ! Adapun kitab-kitabnya dan syair-syair tikamannya terhadap para ulama Salafiyyin masih tetap tersebar di kalangan umat, dipelajari dan dikagumi oleh orang-orang yang tertipu oleh dakwah Hizbiyyah-sesatnya. Maka tetap harus diterangkan kepada umat kesesatan-kesesatan yang terkandung di dalam ucapan maupun kitab-kitabnya! Ingatkah anda bahwa Muhammad Surur ketika merongrong dakwah Salaf juga mengaku sudah keluar dari Ikhwanul Muslimin?! Abdurrahman Abdul Khaliq ketika mencabik-cabik dan memecah-belah kaum Muslimin juga mengaku sudah bertaubat dari Ikhwanul Muslimin?! Bahkan dia bela Yusuf Qaradhawi mati-matian justru setelah menulis surat menyatakan taubatnya kepada Syaikh Biz Bazz! Bahkan yang memperingatkan umat dari kesesatan Qaradhawi-pun balik dituduhnya sebagai Khawarij!
Sesungguhnya Masyayikh Salafiyyin sudah berbicara tentang kesesatan Aidh Al-Qarni, adapun (kalau benar) dia sudah bertaubat, maka Alhamdulillah, Ahlan wa Sahlan.
Wahai Abdullah buktikan kepada kita bahwa Aidh telah berlepas diri dari tikaman-tikaman “Syairnya” dan “keindahan bahasa beracunnya” yang dilancarkannya kepada Masyayikh Salafiyyin! Tikaman yang sungguh sangat menghinakan dan membikin marah Salafiyyin seluruh dunia!! Buktikan bahwa dia telah bertaubat dari pujiannya terhadap gembong-gembong Ikhwanul Muslimin!! Al-Maududi Ar-Rafidhi dibelanya!! At-Turabi dipujinya!! Buktikan secara ilmiyyah sebagaimana ciri dan sikap Ahlus Sunnah!! Atau engkau ingin ucapanmu dipercaya sementara dirimu tetap bergandengan tangan dan berjalan seiring dengan da’i-da’i Hizbiyyin-Sururiyyin-Turotsiyyin?! Sesungguhnya….perahu itu tidak akan berlayar di atas daratan!!
Kalaupun dia benar sudah bertaubat Alhamdulillah, tetap tidak ada halangan Syar’i bagi Salafiyyin untuk menerangkan kesesatankesesatannya, agar kaum Muslimin tidak mengikuti langkahnya dan terjerumus ke lubang yang sama. Lebih-lebih lagi –informasi taubatnya- bersanad hizbi!! Waspada, hanya itu pilihannya. Apakah dirimu wahai Abdullah Hadrami, ketika mempromosikan bukunya juga menerangkan kepada umat bahwa Aidh ini –idola para Ikhwani- memiliki “virus Aidh” yang dapat membinasakan umat? Kalau engkau memperingatkannya, tentu tidak akan sampai tiga kali acara “bedah buku”mu bersama Ikhwaniyyin itu! Kenapa? Setelah acara bedah buku yang pertama, tentu dirimu telah di-PHK oleh mereka (Ikhwani)!! Dan kenapa yang dipilih oleh rekan Ikhwani-mu untuk “dibedah” adalah buku Aidh Al-Qarni dan bukannya karya Masyayikh Salafiyyin yang jelas-jelas tsiqah?! Karena dia adalah pahlawannya Ikhwanul Muslimin! Idolanya Sururiyyin!! Engkau hendak mengingkarinya wahai Abdullah?! Allahul Musta’an
Di kitab Al-Awashim mimma fi Kutubi Sayyid Quthb minal Qawashim karya Syaikh Rabi’ Hafidhahullah, pembaca akan dapat menemukan kenyataan bahwa “pengaruh Hasan At-Turabi yang patut disyukuri menurut Aidh Al-Qarni” yang merupakan hasil dakwah Ikhwanul Muslimin Sudan adalah :
”Anda akan melihat ‘keberanian’ rakyat Sudan dalam mengambil haknya dan agar melihat gaung Islamnya Ikhwanul Muslimin yang tercermin dalam dakwah menuju Wihdatul Adyan (persatuan agama) dan melihat dengan mata kepala mereka betapa gereja-gereja berdiri megah. Orang-orang Nasrani bebas untuk mendapatkan posisi tertinggi dalam pemerintahan Ikhwan dan agar mereka mendengar dan melihat program-program kristenisasi yang dikumandangkan di radio-radio siaran pemerintah Sudan, selain yang ditayangkan di layar televisi dan sarana-sarana lainnya. Enam puluh menteri di Sudan pada saat ini (ketika Syaikh menulis Al-Awashim-pen) berasal dari agama Kristen, bahkan Wakil Presidennya beragama Kristen. Banyak sekali orang-orang Nasrani yang ikut serta menjadi anggota majelis permusyawaratan rakyat, tentara dan sebagainya. Ini semua merupakan hasil dakwah manhaj Ikhwanul Muslimin dan Sayyid Quthb yang menyingkap hakikat dari firman Allah :
إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ ﴿۳٧﴾ [ق: ۳٧]
[37] Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya. [QS Qoof: 37]
Maka janganlah terpedaya oleh syi’ar-syiar politis wahai kaum Muslimin”. Ingatlah dengan slogan mereka “tidak ada kawan abadi dalam politik”, ketika pagi mereka masih bersaudara malamnya bisa berubah menjadi musuh yang luar biasa, demikian pula sebaliknya. Sungguh suatu kenyataan yang sangat menyakitkan bahwa keduanya sama-sama mengaku beragama Islam!!
Sebenarnyalah bahwa dakwah Ikhwanul Muslimin bertujuan untuk mengadopsi secara keseluruhan manhaj orang Barat kafir yang dibungkus dengan pakaian Islam. Dengarkan perkataan Muhammad Al-Ghazali berikut ini:
”Saya melihat bahwa untuk mencapai tujuan ini kita harus mengambil secara rinci prinsip-prinsip yang diletakkan oleh sosialisme modern. Apa yang kita ambil selama ini –seperti yang kita ambil dari demokrasi modern- masih setengah-setengah. Jika masih seperti itu terus, maka aqidah dan prinsip-prinsipnya tidak akan kita ketahui. Ke depan, kita harus menerapkannya dalam berbagai macam segi untuk memperkuat kepemilikan yang besar dan memperbesar kemaslahatan umum” (Al-Islam Al-Muftara ‘Alaihi, hal 66).
Kenyataan tragis inikah yang patut disyukuri oleh Aidh Al-Qarnimu wahai Abdullah Hadrami dan Al-Irsyad Organisasi “Salafy” Demokrasi!!?
Aidh Al-Qarni juga menyanjung Abul A’la Al-Maududi Al-Mu’tazili Ar-Rafidhi (pujaan para Ikhwani!) yang juga mendukung revolusi “Rafidhah” Khomeini dan menggerakkan semua harakah Islamiyah agar memberikan dukungan sepenuhnya dan bekerjasama dalam semua bidang!
Ketika mengomentari Surat Yusuf 55, Al-Maududi juga sangat melecehkan Nabi Yusuf ‘Alaihis Salam dengan ucapannya:
”Ayat ini bukan hanya permintaan untuk menjabat sebagai Menteri Keuangan saja, bahkan permintaan untuk kediktatoran dan hasilnya ialah apa yang diletakkan (peraturan) oleh Sayyidina Yusuf ‘Alaihis Salam, sangat menyerupai undang-undang Mussolini di Italia “(Risalah Qul Hadzihi Sabili, hal.8 dalam Al-Irhab, hal.134-135).
Sungguh ini adalah tuduhan yang sangat keji kepada Nabiyullah Yusuf ‘Alaihis Salam. Apa kata Aidh Al-Qarni terhadap orang sejahat ini?
DIRIKU SEBAGAI TEBUSAN UNTUKMU WAHAI ABAL A’LA TANPA ADA SISA
JIWAKU SEBAGAI TEBUSAN dari keluarga dan teman
Tidaklah penjara itu menjadikan malu dari seorang syaikh dan tempat berpisahnya
Cahaya untuk selain penuntut ilmu tidak akan pernah pudar

(ibid, hal.134-135)
Kita katakan: Wahai Hizbiyyun-Irhabiyyun, teroris pemahaman agama! Wahai Abdullah Hadrami As-Sururi Al-Hizby! Wahai Surkatiyyun yang ikut mempropagandakan buku Aidh Al-Qarni As-Sururi Al-Gembongi!
Jawablah pertanyaan anak-anak ingusan lagi bodoh ini –seperti yang dikatakan oleh Pembesar Hizby kalian-! Dan kaum Muslimin akan menjadi saksi bagi kejahatan kalian.
Kepada siapa Aidh Al-Qarni menyerahkan segala kehormatan dirinya?
Kepada siapa jiwanya ditebuskan?
Kepada Abul A’la Al-Maududi Al-Mu’tazili Ar-Rafidhi!!
Dan adakah yang tersisa? Tidak ada sama sekali! Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
Wahai saudaraku kaum Muslimin, bantahlah mereka dengan firman Allah :
قُلْ إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ﴿١٦٢﴾ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ ﴿١٦۳﴾ [الأنعام: ١٦٢ – ١٦۳]
[162] Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, [163] tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)”. [QS Al An’aam: 162 – 163]
Dan bungkamlah jaringan Sururiyyin itu dengan sabda Rasulullah :
“Aku hadapkan wajahku kepada Tuhan Pencipta langit dan bumi dengan penuh kepasrahan dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku semata-mata untuk Allah, Tuhan alam semesta, tiada sesuatupun yang menyekutuinya (HR.Muslim, Abu ‘Awanah, Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Hibban, Ahmad, Syafi’i dan Thabrani, lihat Shifat Shalat Nabi, Syaikh Al-Albani Rahimahullah, Maktabah Al-Ma’arif, riwayat do’a iftitah no.2, hal.92-93,1411H/1991M).
Demikianlah sedikit cuplikan dari kesesatan seorang teroris pemikiran yang sangat berbahaya, Aidh Al-Qarni.
Dan Hizbiy ini (Abdullah Hadrami) bersama barisan Ikhwaniyyinnya ke sana kemari mempromosikan buku Aidh Al-Qarni: La Tahzan/Jangan Bersedih. Alih-alih untuk menerangkan kepada umat betapa berbahayanya Aidh ini, justru bukunyalah yang dilariskan “bak kacang goreng” dari etalase toko-toko buku di kota Malang. (Perhatikan juga bahwa buku gembong Sururi ini dipropagandakan pula oleh Al-Irsyad!! Lihat situs alirsyad.or.id/galerybuku.php, buku nomor 52 seharga 65.000, buku Doa dan Wirid-nya Yazid Jawaz (no.15) juga dijual seharga 40.000). Tidak hanya sekali dua kali, bahkan tiga kali promosi kencang yang dilakukannya bersama Ikhwaniyyin. Masjid Raden Patah Unibraw, Masjid RSSA Syaiful Anwar dan Masjid Abubakar Puncak Dieng Malang menjadi saksi sepak terjang Hizbiyyah-Ikhwaniyyahnya. Dengan daya tarik apa dia berusaha menyedot dan menipu umat ? Dengan titelnya sebagai murid Syaikh Utsaimin Rahimahullah!! Innalillahi wa inna ilaihi raji’un.
Bagaimana mungkin dia berani mengaku demikian, padahal Syaikh Rahimahullah termasuk anggota Hai’ah Kibar Ulama yang sangat tegas menentang gerakan Sururiyyin! Beliau pula yang telah merasakan betapa kurang ajarnya orang-orang Sururiyyin ketika jenggot Beliau Rahimahullah ditarik-tarik karena Sururiyyin merasa kecewa dengan sikap Syaikh Rahimahullah yang tidak membela (bahkan merekomendasikan melalui Hai’ah Kibar Ulama) agar gembong-gembong Sururi dijebloskan ke penjara (sebagaimana yang diceritakan oleh Ustadz Usamah dari Syaikh Muhammad bin Hadi dari Syaikh Utsaimin Rahimahullah)!! Sementara dia ini (Abdullah Hadrami) dielu-elukan sebagai murid Beliau, tetapi berada di pihak musuh Syaikh Utsaimin!! Murid durhaka? Kalau benar dia adalah muridnya! Pengkhianat? Kalau Syaikh dulu adalah gurunya! Sururi? Tidak disangsikan lagi bahwa dia adalah penyambung lidah dan salah satu corong gembong Sururi! Pembodohan umat dan upaya penghancuran kredibilitas ulama adalah kalimat yang lebih mantap.
Kita katakan kepada Sururi ini, sebagaimana ucapan Syaikh Zaid ketika menasehati toko-toko buku yang menjual karya Harakiyin dan murid-muridnya: “Dan yang terakhir, bukanlah pembicaraanku ini sebuah bisikan, bahkan teriakan di telinga-telinga orang yang mau mendengarkan ucapan/nasehat dan mau mengikuti yang baik dari para pemilik toko-toko buku yang toko-toko mereka dipenuhi oleh buku-buku para pimpinan Harakiyin dan murid-muridnya. Kewajiban merekalah untuk membersihkan toko-toko dari buku-buku mereka dan hendaknya rak-raknya diisi dengan kitab-kitab yang berisikan ilmu Al-Kitab dan As-Sunnah yang berdasarkan manhaj Salaf, itu lebih selamat dan lebih kekal” (Al-Irhab, hal.130-131).
8.1.2 AIDH AL-QARNI TELAH BERTAUBAT
Itu adalah kalimat pernyataan tetangga ‘’sebelah’’ yang Sururiy-Ikhwaniy-Surkatiy untuk melegalkan propaganda penyebaran buku-buku gembong Sururi ini (lihat pula promosi buku Aidh yang berjudul ‘’Menjadi Wanita Paling Bahagia’’ dan ‘’Malam Pertama di Alam Kubur’’ di majalah El-Fata vol.4 no.10/2004 yang dikomandani oleh Abu Umar Basyier, bertajuk ‘’Puyer Dzikir’’)!! Adapun di sisi Salafiyyin, haruslah diteliti siapa pembawa khabar tersebut, orang yang dipercayakah ? Jelaskah manhajnya ? Alhamdulillah, khabar tersebut bagi kita masih merupakan kalimat pertanyaan : ‘’Aidh Al-Qarni telah bertaubat ? Benarkah ?’’ Maka penjelasan Al-Allamah Asy-Syaikh Ahmad An-Najmi Hafidhahullah di bawah ini dalam mukadimah kitab beliau yang sangat berharga Al-Maurid Al-‘Adzb Az-Zulal fima Untuqida ‘ala Ba’di Al-Manahij Ad-Da’wiyyah minal Aqaid wal A’mal insya Allah akan menjadi pembungkam talbis dan syubhat yang disebarkan oleh Hizbiyyin seputar Aidh Al-Qarni dan Salman Al-Audah As-Sururi:
…Sesungguhnya manhaj Ikhwanul Muslimin dengan semua cabangnya: Sururiyyah, Quthbiyyah, Jama’ah Takfir, Hizbu Jihad dan Tahrir, serta lain sebagainya, semuanya sejalan atas satu ide pergerakan hizbiyyah revolusi, semuanya mengajak kepada penyusunan strategi sirri (rahasia) dan serangan spontan mendadak ketika melihat kekuatan mereka sudah sempurna, walaupun mereka mengaku-ngaku sebagai Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Sesungguhnya siapa yang mengikuti ulasan-ulasan mereka dalam berbagai kaset, koran, makalah dan buku-buku, maka akan nampak jelas baginya di antaranya hal berikut:
Mereka seluruhnya sepakat tentang bolehnya keluar menentang pemerintah walaupun pemerintah itu dari kaum muslimin, bertauhid, mendirikan shalat dan berhukum dengan syari’at Allah . Coba perhatikan kabar ini dari buku Ath-Thariq ila Jama’atil Muslimin, halaman 392. Pengarangnya mengatakan tentang sifat anggota yang menjadi utusan: “Fasal VI: Orang yang tidak mempercepat sesuatu sebelum waktunya: Tidak boleh mengambil buah lebih cepat sebelum matangnya, sebab siapa yang mempercepat sesuatu sebelum waktunya maka dia akan terhalangi dari kebaikan. Kami tidak tergesa-gesa memberikan sifat ini kecuali seukuran dengan kematangannya, kami tidak terburu-buru membuat perencanaan sebelum ada tuntutannya, kami tidak akan menyegerakan pelaksanaan sebelum tiba masanya, serta kami tidak akan terburu-buru menegakkan daulah sebelum sempurna syarat-syaratnya.”
Dia katakan di halaman setelahnya tentang syarat-syarat anggota utusan: “(8): Dia memberikan baiat untuk taat dalam susah, mudah, tidak suka atau suka untuk kepemimpinan yang muncul dari organisasi yang sah bagi Jama’ah.”[8]
Apakah engkau mengetahui wahai saudaraku seIslam, apa yang dia maksudkan dengan ucapannya “Dan kita tidak akan terburu-buru memetik buah sebelum waktunya”? Yang dia maksudkan dengan ‘buah’ ialah para pengikut, sedangkan maksud ‘matang’adalah sempurnanya kekuatan[9] .
Asas ini bukanlah asas hukum, serta tidak benar kalau manhaj ini menyimpan para pengikutnya di Daulah Saudi dan tanah Al-Haramain (dua tanah haram: Mekkah dan Madinah), sebab Daulah di Al-Haramain adalah Daulah Islam seratus persen .
Namun pengikut manhaj ini dan cabang-cabangnya semuanya berjalan di jalan yang sama.
Dengarkanlah perkataan Salman Al-Audah dalam kasetnya Humum Fatat Multazimah (Kegundahan Seorang Pemudi yang Komitmen), “Sesungguhnya saya meyakini kalau masa untuk sekedar mengadu sudah berakhir atau hampir berakhir. Saya maksudkan peran para laki-laki dan perempuan yang baik tidak boleh berhenti di sisi sekedar pengaduan pada permasalahan-permasalahan yang khusus. Telah terjadi begini…… telah terjadi begitu…… dan telah terjadi demikian …….”
Dalam buku Al-Quthbiyyah Salman berkata, “Dan saya katakan: Sesungguhnya peran ini, yang berhenti di sisi sekedar pengaduan saja telah berakhir atau hampir berakhir dengan beberapa sebab, di antara sebab terpentingnya:
[1] Andaikan ada di sana ekstra usaha yang berkesinambungan untuk menahan angin perubahan dan kerusakan, maka tentu mereka akan segera mengambil keputusan untuk menutup jendela.
[2] Tekanan manusia tidak mungkin diabaikan sedikitpun….. Sekarang kita berada pada suatu masa dimana masyarakat sudah mempunyai pengaruh yang besar, merekapun mampu menjatuhkan para pemimpin, menggoncang singgasana dan mematahkan pagar penghalang. Masih senantiasa ada sosok orang-orang tak bersenjata itu yang menghadang tank-tank dengan dada mereka di Uni Soviet setelah terjadinya kudeta terakhir yang gagal…… masih saja sosok mereka yang tak bersenjata itu berbondong-bondong melakukan perlawanan di hadapan tank-tank yang berjumlah ribuan bahkan puluhan ribu, sehingga akhirnya mereka mampu padahal mereka tidak memiliki walau satupun senjata untuk berdiri menghadang kudeta tersebut dan menggagalkannya….. masih jelas teringat dalam ingatan, sedangkan dunia telah melihat semuanya melalui stasiun informasi baik di belahan Timur maupun Barat dunia .”[10]
Saya katakan:
[1] Sesungguhnya Salman menyangka dirinya bagian dari Ahlus Sunnah. Maka apakah merupakan bagian dari aqidah Ahlussunah, keluar menentang pemerintah?! Kalau tidak demikian, maka apa arti ucapanmu “Saya maksudkan peran para laki-laki dan perempuan yang baik tidak boleh berhenti di sisi sekedar pengaduan untuk permasalahan-permasalahan khusus. Telah terjadi begini…… telah terjadi begitu…… dan telah terjadi demikian …….”
[2] Ucapanmu “…tidak boleh berhenti sekedar pengaduan”: Engkau telah memberikan hukum haramnya berhenti semata pengaduan. Maka apakah yang harus mereka lakukan setelah mengadu ?!
[3] Menetapkan hukum syari’at berupa: pengharaman, kewajiban, sunnah atau makruh membutuhkan dalil. Apakah dalilnya ?
[4] Melebihi sekedar keluhan, hanyalah dilakukan dengan cara-cara masa kini, yaitu demonstrasi, peledakan dan pemberontakan. Apakah engkau membolehkannya, wahai Syaikh Salman ataukah bagaimana? Jelaskan apa maumu!
[5] Jikalau engkau membolehkan cara-cara ini, maka apakah dalilmu? Sebab engkau adalah seorang dai Islam sedangkan dalil itu tidak boleh kecuali dari Kitabullah atau Sunnah Rasulullah yang shahih.
[6] Saya mengingatkanmu wahai Syaikh Salman, bahwa dalil-dalil yang ada menunjukkan pengharaman keluar menentang pemerintah, lebih lagi merebut kekuasaannya, dimana Nabi bersabda kepada orang yang meminta izin untuk keluar melawan pemimpin negara yang lalim: “Kecuali kalian melihat kekafiran yang nyata dan kalian memiliki burhan (bukti) yang jelas dari Allah tentangnya”, Beliau bersabda: “Perhatikanlah! Siapa yang diangkat seorang pemimpin atasnya, lalu dia melihatnya melakukan suatu kemaksiatan kepada Allah , hendaklah dia membenci kemaksiatan terhadap Allah yang dilakukannya, namun janganlah mencabut tangan dari ketaatan!”, Rasulullah bersabda, “Dengar dan taatilah pemerintah, walaupun dia memukul punggungmu dan mengambil hartamu”, serta dalam hadits Ubadah bin Ash-Shamith, “Dan agar kami tidak merebut kekuasaan dari pemiliknya, kecuali kalian melihat kekafiran yang nyata”. Maka apakah engkau telah melihat kekafiran yang nyata wahai Salman? Ataukah kamu menentang dan membantah perintah Rasulullah ? Apakah yang telah kamu sangka sehingga membuatmu ridha memikulkan hal ini atas dirimu?!
[7] Wahai Salman, engkau hendak mendorong kaum wanita agar maju dalam pemberontakan, demonstrasi dan pemboman, padahal Nabi bersabda ketika ditanyakan kepada Beliau “Apakah ada kewajiban jihad bagi wanita?”, maka Beliau menjawab, “Mereka mempunyai kewajiban jihad yang tidak ada peperangan di dalamnya: yaitu Hajji dan Umrah .”
Sesungguhnya Allah telah “mengangkat” hukum jihad yang syar’i dari kaum wanita, sementara kamu hendak memprovokasi mereka untuk melakukan jihad yang tidak syar’i, sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian pendahulumu yang berkata, “Perempuan boleh keluar tanpa seizin suaminya” .
[8] Perkataanmu “Dan saya katakan: Sesungguhnya peran ini, yang berhenti di sisi sekedar pengaduan saja telah berakhir atau hampir berakhir dengan beberapa sebab” .
Saya katakan: Kamu dengan perkataanmu ini telah memutuskan hukum atau menetapkan bahwa hukum ini telah terhapus. Serta engkau dengan perkataanmu ini telah melakukan dosa besar, sebab engkau telah menghukumi dengan penghapusan, dimana kamu jadikan penghapusnya itu adalah: perbuatan orang-orang. Apakah perbuatan manusia dapat menjadi penghapus perkataan Peletak syari’at yang membawa semua perintah dan larangan-Nya kepada kaum mukallaf ??
Andaikan kamu katakan “Telah ditinggalkan di sana”, maka ungkapan ini menjadi pengkhususan tanggung jawab bagi orang yang meninggalkan. Akan tetapi engkau katakan “Sesungguhnya peran ini, yang berhenti di sisi sekedar pengaduan saja telah berakhir atau hampir berakhir dengan beberapa sebab”. Sesudah itu kamu menjelaskannya dengan kalimatmu “Saya maksudkan peran kaum laki-laki dan perempuan yang baik tidak boleh berhenti” Di sini engkau mengganti ‘Harus berhenti’ dengan ‘Tidak boleh berhenti’, artinya: Engkau mengganti kewajiban berhenti dengan pengharamannya, tanpa ada hujjah dan sandaran, maka engkau telah menyalahi nash-nash, bahkan engkau menetapkan hukum yang bertentangan dengan apa yang ditunjukkan oleh nash-nash. Siapkanlah bagi pertanyaan, jawabannya !!
[9] Engkau membolehkan rakyat membantah sultan, bahkan engkau mewajibkannya, bertolak belakang dan berlawanan dengan perintah Peletak syari’at untuk bersabar terhadap pemerintah walaupun mereka lalim, walau mereka mencambuk punggung dan mengambil harta. Ucapanmu itu mewajibkan adanya pembangkangan bahkan boleh jadi membolehkan keluar (menentang pemerintah). Tahukah bahwa dengan begitu berarti engkau telah mendahulukan apa yang ditetapkan oleh perintis manhajmu (siapapun orangnya) lalu engkau membelakangi perintah Rasulullah dan menyelisihi ijma’ Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang mengharamkan keluar dan membantah (pemerintah)?
Maka apakah setelah semua dalil ini masih ada bantahan dari orang yang mengatakan boleh memberontak dan menentang yang diungkapkan dengan cara provokasi dan memanas-manasi itu?
Perbuatan ini telah menyalahi dalil-dalil dan ijma’ ulama umat ini .
Saya mengharap Allah akan memberikan kepadamu taufik untuk kembali kepada kebenaran, sebab sesungguhnya kembali kepada kebenaran itu paling baik daripada terus-menerus berada dalam kebathilan .
Dekat dengan ucapan Salman dalam memprovokasi pemisahan diri, adalah perkataan Aidh Al-Qarni dalam qashidahnya yang berjudul Da’ Hawasyii Wakhruj (Tinggalkan Catatan Pinggir Dan Keluarlah!) disebarkan bersama kumpulan syairnya yang berjudul Lahnil Khulud:

Shalat sesukamu dan puasalah,
Dien tidak mengenal abid yang rajin shalat dan berpuasa
Engkau adalah pendeta,
Bukanlah kamu golongannya Ahmad ,
Cukuplah bagimu celaan
Meninggalkan muka orang-orang bodoh
Antara kehinaan memuakkan yang membelitkan tali kekang
Atau anak adopsi yang jahat lagi mencampakkan pada umatku,
luka yang tidak menjadi rapat kembali
Tidak usah kamu menipuku dengan pakaian syaikh,
selama dunia itu bala’ dan kegelapan
Kamu dan karanganmu adalah untuk orang-orang mati
Tidaklah kamu melainkan penderita penyakit parah yang suka berbicara
Setiap hari kamu mensyarah matan di atas mazhab taqlid,
Sungguh kamu telah menambah ketebalan debu,
dari catatan pinggir yang penuh hitam
Kamu sibuk dengannya tatkala takut akan pedang si zhalim
Janganlah kamu ucapkan wahai Syaikhku suatu kalimat,
Dan tunggulah..!
Umur fatwa semacammu hanya lima puluhan tahun
Politikus itu pagar terlarang
Jangan mendekatinya, sebab dia akan melemparkan harta dunia padamu

[1] Apa yang akan kami katakan wahai Aidh? Apa yang akan kami katakan? Apakah kami akan mengatakan, “ Itu adalah kebiasaan penyair yang berlebih-lebihan (sehingga dimaafkan)? Demikian ini memungkinkan kalau syairnya berkaitan dengan urusan dunia, adapun urusan Dien? Maka tidak! Apa yang akan kami katakan ?
Apakah kami akan menyebutkan satu per satu padamu nash-nash yang menyebutkan shalat, zakat, puasa dan haji sebagai ibadah fardhu dari amal lahiriah yang terpenting setelah iman, padahal engkau mengetahuinya? Tidakkah engkau berpendapat bahwa kewajibanmu adalah mengatakan “Maha benar Allah dan Rasul-Nya serta dustalah syair, ketika aku mengatakan:

Shalat sesukamu dan puasalah,
Dien tidak mengenal abid yang rajin shalat dan berpuasa

[2] Dienul Islam mengakui hamba yang rajin shalat, puasa, bertauhid dan istiqamah, tidak seperti syairnya Aidh Al-Qarni, semoga Allah mengembalikannya kepada kebenaran dengan pengembalian yang baik serta membantunya mengalahkan nafsu dan syaitannya.
[3] Setelah itu dia sebutkan kebinasaan dan bencana dahsyat di bait yang kedua;
Apabila kamu menjadikan kaum muslimin yang shalat, zakat, puasa dan beribadah kepada Allah di atas syari’at Rasulullah Muhammad sebagai pendeta, berarti kamu telah menghukumi mereka sebagai orang-orang Nashrani dan mengeluarkan mereka dari Islam. Kemanakah akalmu pergi? Bagaimana lubuk hatimu tercabut sewaktu kamu berbicara:

Engkau adalah pendeta,
Bukanlah kamu golongan Ahmad ( ),
Cukuplah bagimu celaan

Kamu memisahkan mereka dari Ahmad Nabi pilihan dan kamu memisahkan Beliau dari mereka. Kemudian kamu tambahkan ketegasanmu dalam mengkafirkan kaum muslimin tanpa ada dosa yang mewajibkan pengkafiran, maka engkaupun memakai pakaian Khawarij yang Pemimpin anak Adam bersabda tentangnya bahwa: “Mereka lepas dari Dien seperti anak panah yang melesat menembus tubuh binatang buruan”, Beliau juga bersabda tentang mereka: “Anjing-anjing neraka”, apakah kamu ridha sifat-sifat ini tertuju pada dirimu?!
Kalau kamu katakan, “Itu saya lakukan dahulu, sedangkan sekarang saya sudah tidak berpendapat demikian .”
Saya katakan: “Apabila kamu mengatakan hal itu sebelum kamu menyempurnakan bangunan ilmiahmu, maka mengapa kamu membiarkannya dicetak dan disebarkan ?!!
[4] Tidakkah engkau melihat gaya bicaramu ini adalah gaya bahasa pemberontak yang sering mengkafirkan orang lagi menakutkan?! Apakah engkau berpendapat lebih baik menyebarkannya atau menguburkannya hidup-hidup ?!
Dan saya katakan: Adapun jawabanmu, maka itu sudah diketahui dengan jelas dari perbuatanmu menyebarkan kumpulan syair ini walaupun di dalamnya banyak kesalahan yang sangat parah. Sedangkan pemberian izin darimu untuk menyebarkannya adalah tindakan keras kepala di dalam kesalahan .
[5] Sesungguhnya pemerintah di negerimu ialah kaum muslimin juga, mereka mempunyai jasa dan kebaikan yang sangat banyak, sedangkan engkau termasuk orang yang sedang menikmati kebaikan itu dan mengenakan pakaian afiyat. Tidakkah engkau bersyukur kepada Allah dengan semua itu ?
Sadarlah Syaikh Aidh! Kamu dan orang-orang yang bersamamu dalam manhaj itu telah menipu generasi muda dengan cara ini. Sesungguhnya Daulah telah mendidikmu di madrasah, ma’had dan perkuliahannya, serta memberi nafkah kepada kalian hingga mencapai apa yang telah kalian capai. Maka apakah setelah itu kalian membalasnya dengan balasan pencuri, mendurhakai Allah dan Rasulullah dengan menakut-nakuti negara, membakar isu dan memprovokasi orang-orang agar keluar menentang dan membantah pemerintah yang telah Allah serahkan kepadanya urusan rakyat ?!
Sungguh kalian telah keluar dari apa yang Allah perintahkan kepada kalian di dalam Kitab-Nya melalui lisan Rasulullah , kalian telah keluar dari konsensus Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang kalian sangka bahwa kalian termasuk pengikutnya dan dengan bangga menisbatkan diri kepadanya. Sesungguhnya kalian hanyalah golongan Mu’tazilah dan Khawarij yang membolehkan keluar menentang pemerintah dan mengingkari mereka dengan pedang…… Sesungguhnya perkara kalian sangat menakjubkan?! Dan demi Allah, sesungguhnya kalian telah dibesarkan dalam madrasah, ma’had dan universitas yang mempunyai kurikulum aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah lalu apakah yang telah memalingkan kalian dari aqidah ini ?!
Janganlah kalian menyangka manusia bodoh tentang apa yang ada di sekitar kalian, sesungguhnya yang ada di sekitar kalian adalah rencana terorisme rahasia yang kalian telah tercebur ke dalamnya dan otak kalian dicuci di dalam sana, maka jadilah kalian seperti saat ini. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un .
[6] Di empat bait sisa yang kamu sebutkan engkau tunjukkan kezuhudanmu (yakni menghinakan ilmu) dari ilmu, dimana ilmu itu tidak cair (baca; beku) di benak misi pemberontakan yang kalian ridhai sebagai Dien kalian menggantikan kehanifan millah Ibrahim Alaihis Salam dan Muhammad , sehingga engkau nyatakan:

Tidak usah engkau menipuku dengan pakaian Syaikh
Selama dunia itu bala’ dan kegelapan
Kamu, karanganmu adalah untuk orang mati
Tidaklah kamu melainkan orang mudnif yang hanya suka berbicara

[7] Kamu jadikan aktivitas mengarang sebagai kebinasaan dan pelakunya adalah orang yang hampir binasa, sebab kata mudnif hanyalah dikatakan kepada orang yang sudah dekat dengan kematian, contoh dikatakan; Orang sakit mudnif (sangat parah). Jadi, kamu telah menjadikan orang yang beraktivitas mengarang dan mengajar dimana mereka menghabiskan demikian besar waktunya untuk itu hanya saja tidak ikut dalam gerakan revolusi kalian lantas kalian jadikan mereka sebagai orang-orang yang mendekati kematian??
Maka saya katakan: Sesungguhnya dengan begitu kalian telah menghidupkan kembali bid’ah Khawarij dan Mu’tazilah, tanpa marah lagi dengan orang-orang yang berkata: Sesungguhnya kalian para ahli bid’ah !
[8] Kamu telah menjadikan fiqh Islam dalam pembelajaran dan pengajarannya sebagai ‘kegelapan’ yang menghalangi pandangan atau mengaburkannya semisal debu. Padahal Nabi bersabda: “Barangsiapa yang Allah kehendaki dengannya kebaikan, niscaya Dia akan membuatnya faqih dalam Din”. Tidakkah kamu melihat sesungguhnya kamu sudah memaksudkan membantah hakekat-hakekat syari’at dalam qasidahmu ini? Kamu telah dibutakan oleh gerakan hizbiyyah dan pemberontakan, dan hakekat segala sesuatu telah berbalik dalam pandangan mata hatimu, inna lillahi wa inna ilaihi raji’un .

[9]Akhirnya kamu menutup perjalananmu di dalam membela kebatilan dan memerangi kebenaran dengan ucapanmu:

Dan catatan pinggir penuh hitam
Kamu sibuk dengannya ketika takut dari pedang Si Dhalim

Tidakkah dengan ini kamu merasa telah membela kebathilan dan meninggalkan kebenaran, bahkan kamu sudah termasuk dalam kelompok orang-orang yang menghalangi manusia dari jalan Allah ? Tidakkah engkau melakukan taubat yang sebenarnya, hai ‘Aidh? Apakah kamu hendak kembali kepada Allah yang akan menghapus dengan kembalimu itu dosa-dosa yang lalu? Demi Allah, sesungguhnya aku benar-benar seorang penasehat bagimu.
Terakhir:
Dalam permasalahan ini masih banyak contoh-contoh kalimat para penganut manhaj takfiri (pengkafiran) dan pemberontakan di dalam puisi dan prosa mereka. Semoga Allah memberikan hidayah, ampunan serta taufik mengikuti jalan yang haq dan menjauhi bid’ah untuk kita dan mereka, juga mengembalikan mereka kepada jalan-Nya dengan pengembalian yang baik.
Saya sungguh heran dengan orang-orang yang membela mereka dan bergaul serta saling berkasih sayang bersama mereka padahal ia mengetahui sebagian penyimpangan mereka. Saya tidak berpendapat lain kecuali bahwa siapa saja yang melakukan seperti itu, tentulah dia berdosa sebagaimana dosanya seseorang yang melihat satu kaum yang memasang ranjau di jalan kaum muslimin untuk menghilangkan nyawa mereka tanpa alasan yang haq, lalu dia diam sehingga meledaklah ranjau itu dan membinasakan kaum muslimin .
Sesungguhnya berdiam diri dari seseorang yang merencanakan tindakan busuk terhadap kaum muslimin dan hendak menjerumuskan mereka di setiap waktu, merupakan pengkhianatan terbesar kepada kaum muslimin. Sedangkan nasehat bagi kaum muslimin di negara Islam maupun nasehat untuk para pemimpin mereka (yakni pemerintah dan ulama) ialah dengan memperingatkan mereka dari tempat-tempat berbahaya sebelum terjadinya. Tidak kita ragukan bahwa mereka juga mengetahui sebagian rencana yang disimpan oleh orang-orang durhaka itu. Hanya saja kita berpendapat bahwa termasuk suatu kewajiban atas kami adalah menunaikan apa yang kami ketahui agar tanggung jawab atas kami terlepas dan semakin jelas dan kuat kesimpulan saat bertemunya dua kabar, Allah Maha Mengetahui niat segala perbuatan.
Pendahuluan ini telah saya buat untuk kitabku Al-Maurid, saya memusatkan di dalamnya pembicaraan tentang keluar menentang dan membantah pemerintah, padahal pemerintah adalah orang-orang yang telah ditempatkan oleh Allah untuk memimpin. Juga saya jelaskan dengan dalil batilnya sangkaan orang yang menduga kebolehannya, karena pertimbangan urgensi permasalahan ini dan pengaruhnya yang besar terhadap Dien dan masyarakat sosial. Hanya Allah yang saya mohon untuk memberikan perlindungan dan pemeliharaan untuk semuanya .
Shalawat dan salam bagi Nabi kita Muhammad, keluarga dan para shahabatnya .
Pengarang
(Al-Maurid, hal. 33-42).

8.1.3 BENARKAH AIDH AL-QARNI TELAH BERTAUBAT ?
Tema ini sekaligus untuk menetralisir desas-desus tidak terkaitnya lagi Agus Hasan Bashari dengan buku terjemahannya yang menghebohkan (sebagaimana pembahasan selanjutnya).
a.Penjelasan Syaikh Ahmad bin Yahya An-Najmi Hafidhahullah
“Sesudah saya menuliskan pendahuluan ini dan menyerahkannya untuk dicetak, sampai kepadaku selebaran yang dikirim oleh Syaikh Aidh bin Abdullah Al-Qarni –semoga Allah memberikannya taufik-. Selebaran itu berisi rujuknya dia dari tujuh belas masalah yang dia beri judul ‘Koreksian-Koreksian’, namun sebenarnya lebih tepat kalau dia katakan ‘Keinsafan dari Kesalahan-Kesalahan’. Dia katakan di halaman 5 pada selebaran itu: (Ketujuh: Apa yang telah saya katakan di Lahnil Khulud halaman 47 dari qasidah yang panjang dengan judul Da’ Al-Hawasyi Wakhruj, di antaranya:

Kamu adalah pendeta,
Bukanlah kamu golongan Ahmad ( ),
Cukuplah bagimu celaan

Ini adalah kesalahan dari saya, saya beristighfar kepada Allah darinya. Sementara telah lalu saya katakan bahwa qasidah ini saya katakan ketika saya masih sebagai siswa kelas dua Tsanawiyah (Tsanawiyah di negara Arab setingkat dengan Aliyah di Indonesia, sedangkan yang setingkat dengan Tsanawiyah di Indonesia adalah I’dadiyyah di negara Arab, pent.)
Saya (Syaikh Ahmad An-Najmi-pen) katakan: Apakah engkau masih ingat wahai Syaikh Aidh, bahwa sebenarnya saya sudah mengatakan sewaktu kamu melewati perkemahanku di Arafah pada haji tahun 1416 H. tatkala berjalan diskusi antara kita seputar sebagian kesalahan yang muncul darimu kemudian kamu beralasan dengan alasan itu pula –bahwa kamu menyatakannya tatkala kamu sebagai siswa di ma’had-, maka saya katakan kepadamu: “Lalu kenapa kamu mengizinkan untuk dicetak dan disebarkan?” Ketika itu kamupun diam .
Yang penting, alasan ini bukanlah hujjah. Apabila kamu telah mengucapkannya sebelum sempurna bangunan ilmiahmu, maka sudah menjadi suatu kewajiban atasmu untuk menghapusnya sejak kamu mengetahui hal itu adalah salah, agar tidak ada anak-anakmu di belakangan hari yang mendapatkan tulisanmu ini lalu mereka terpedaya olehnya. Yang benar, penyebarannya masih menagih tanggung jawabmu, sedangkan taubat menghapus apa yang telah lalu.
Lalu (apakah) kamu telah meninggalkan bait yang kamu katakan di dalamnya:

Shalatlah sesukamu dan puasalah,
Sebenarnya Dien tidak mengenal abid yang rajin shalat dan puasa

Bait ini tidak kurang busuknya dari bait setelahnya dalam kebohongan dan mengada-ada atas nama Allah dan Rasulullah apa yang tidak dikatakan oleh keduanya. Allah yang menjadi saksi kalau saya sungguh bahagia dengan taubatnya Syaikh Aidh dan saya telah memberi berita gembira untuk murid-muridku di halaqah sebelum selebaran itu tiba, sebab sebelumnya telah sampai kabar itu kepadaku melalui seorang terpercaya melalui telpon (Seseorang yang Syaikh kita maksudkan di sini adalah saya (Muhammad bin Hadi).
Ulasan: Anda –wahai saudara pembaca- akan melihat beberapa komentar yang ditampilkan pada beberapa tempat dimana bukan Syaikh kita (pengarang) yang menuliskannya. Beliau telah mengizinkanku untuk melakukannya –semoga Allah membalasinya dengan kebaikan-. Dan saya telah memisahkannya dari komentar Syaikh sendiri dengan cara: saya menyebutkan namaku padanya sebagai penunaian amanah ilmiah).

Akan tetapi suatu kebatilan harus dibantah oleh seseorang yang mengetahuinya. Oleh sebab itu, saya putuskan untuk menyebarkan apa yang telah saya tuliskan di pendahuluan tadi tentang qasidah Syaikh Aidh, sedangkan kebenaran itulah yang paling berhak untuk diikuti dan dilantangkan walau akan membuat manusia murka. Dan membuat ridha Allah serta membela Dien-Nya lebih diutamakan dari membuat ridha siapa saja. Sedangkan kebatilan yang saya bantah telah tersebar saat ini ke ujung dunia dan masih senantiasa tersebar. Yang terpenting agar para penuntut ilmu dapat membedakan mana kebenaran dan mana kebatilan. Hanya Allah Pemilik Taufik (Al-Maurid, hal.43-44)

b. Penjelasan Syaikh Abdullah Al-Bukhari Hafidhahullah
Pertanyaan: “Apakah benar bahwa ‘Aidh al-Qarny telah bertaubat dan kembali manhaj Salaf?” (Abdurrahim Abdullah Al-Amry, Medan Sumatra Utara)
Syaikh Abu Usamah Abdullah bin Abdurrahim Al-Bukhari pada sore hari 5 Syawal 1425, bertepatan 17/11/2004 menjawab sebagai berikut:
“Demi Allah, pokoknya, tidaklah saya mengetahui tentang ‘Aidh Al-Qarny ini kecuali masih pada keadaannya yang pertama, Kami berharap darinya dan dari selainnya untuk bertaubat dan kembali kepada sunnah. Kalau ia kembali dan bertaubat, maka ia wajib untuk mengumumkan(taubatnya) tersebut dan menyesali perbuatannya, sebagaimana dalam firman Allah Jalla wa ‘Azza:
“Kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran),”(Al-Baqarah:160)
Demikianlah bila bertaubat dari apa yang telah ia lakukan dan dari apa yang telah ia ucapkan. Namun indikasi-indikasi ini tidaklah nampak pada (‘Aidh Al-Qarny) bahwa ia telah ruju’ dari berbagai perkara yang ia terjatuh padanya. Buktinya, beberapa bulan lalu ia diwawancarai oleh koran politik Kuwait, dan ia masih berbicara menjelekkan para ulama dan ia sendiri berada di garis-garis yang biasa (baca:bukan ekstrim-red) dan mereka itu begini dan begini…, ia mencerca para ulama dan berbicara menjelekkan mereka. Bagaimana ruju ini…? Ternyata urat masih berada di betis (maksudnya ia masih seperti itu-red)
Dan juga ada perkara penting, yaitu andaikata nampak bahwa ia telah rujuk dari perkara-perkara membinasakan yang muncul darinya pada masa-masa itu, berupa menjelekkan para ulama, merendahkan dan mencela mereka, sementara itu dia membela kelompok Sururiyyah dan mendukung mereka dan selainnya, maka ia harus rujuk dari seluruh hal ini.
Berkata Ibnul Qayyim dalam Madarijus Salikin menjelaskan ayat di atas [Taubat orang fasik dari isi keyakinan-keyakinannya yang rusak adalah dengan semata-mata mengikuti Sunnah. Dan juga itu tidaklah cukup hingga mereka menjelaskan kerusakan bid’ah yang dulu dianutnya. Karena taubat dari segala dosa adalah melakukan kebalikan dari segala dosa itu. Sebab itulah Allah mensyaratkan pada taubat orang-orang yang menyembunyikan apa yang Allah turunkan berupa kejelasan-kejelasan dan petunjuk adalah dengan menjelaskannya. Tatkala dosa mereka adalah menyembunyikannya, maka taubatnya adalah menjelaskannya. Allah berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua makhluk yang dapat melaknat, kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itu Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”(QS.Al-Baqarah:159-160)
Dan dosa seorang Mubtadi’ (penganut bid’ah) melebihi dosa orang yang menyembunyikan kebenaran sedang si Mubtadi’ ia menyembunyikan kebenaran sekaligus menyeru kepada hal yang menyelisihinya. Maka setiap Mubtadi’ adalah penyembunyi kebenaran dan tidak sebaliknya.[11]
Dibangun di atas hal ini, setiap orang yang terjatuh dalam membela suatu kebatilan berupa pemikiran-pemikiran rusak dan kelompok-kelompok sesat, dan ia mengetahui yang haq namun menyembunyikannya dan menganut selainnya, maka ia harus menjelaskannya. Tidak boleh ia hanya berkata “Saya telah rujuk”, bahkan ia harus ruju’ secara terang-terangan dan jelas dan menjelaskan kebatilan yang dulu ia berada di atasnya serta membantah kebatilan tersebut secara terang-terangan.
Dan saya tidak mengetahui bahwa Aidh Al-Qarny ruju’ dari kesalahan-kesalahannya” (Majalah An-Nashihah, volume 09 Th.I/1426H/2005, hal.6)
Walhamdulillah, segala puji hanya untuk Allah yang telah menyingkap talbis Hizbiyyun tentang taubatnya Aidh Al-Qarny.
Cap hina tlah mencoreng namanya
Ulama kami yang melakukannya
Agar umat….
Tiada terkecoh mengelukannya
Tentu beda…
Antara penyesat dengan penyelamat
Sebagaimana….
Pengkhianat dengan pengemban amanat
Kurcaci kecil hendak berhitung diri
‘Tuk jadi….
Penyelamat sang Hizby
Ataukah….
Pengemban amanat sang Penyesat?
‘Kan coba hilangkan….
Cap hina yang tlah melekat
Hanya taubat jalan selamat!

8.2 ABDURRAHMAN AT-TARTUFFE (BACA:PENIPU BESAR)
Sudah lama hamba menanti
Di tepi arus aliran hizbi
Menanti tuan datang kemari
Membawa bingkisan hujjah membantah bukti
Kalau benar tuanku jujur
Seperti kata orang-orang itu…
Maka dustakanlah bukti-buktiku!

Untuk membuktikannya, terpaksa harus kami putar lagi suaranya yang merdu di Yordania ketika menceramahi para peserta Muktamar Masyayikh Salafiyyin ke-1. Ketika berbicara tentang lulusan LIPIA-Jakarta, Abdurrahman At-Tamimi berkata:
“…..namun sangat disayangkan lulusan dari Ma’had ini tidak mengetahui banyak tentang hakekat manhaj Salaf, ….bahkan banyak diantara mereka –sesudah itu- bergabung dengan kelompok-kelompok (Hizbiyyah) Islam di negeri ini, dan yang berada pada barisan terdepannya adalah Partai Keadilan Al-Ikhwani dan mereka menjadi pemimpin pada partai ini” (Adz-Dzakhirah ed.10/1425, hal.14).
Dalam artikel 17,5 bukti, telah kita ungkapkan bukti-bukti bahwa tidak hanya lulusan LIPIA saja yang akhirnya bergabung dengan PK Al-Ikhwani, ternyata penggede-penggede jaringan parasitisme ini –Sururiyyin- juga beraliansi dengan “Presiden” partai tersebut. Bekerjasama mengerjakan megaproyek Sururiyyah-Ikhwaniyyah yang hasilnya telah kita ketahui bersama. Hidangan siap saji ini telah sukses disodorkannya kepada umat, sambutan meriah dari komunitas Sururiyyin dan Ikhwaniyyin menjadikan Pustaka Imam Syafi’i semakin kokoh mengepakkan sayapnya dalam jabhah Hizbiyyah. Ini adalah bukti pertama bagaimana mereka menipu Masyayikh Yordan dan seluruh peserta Muktamar Masyayikh ke-1 dalam permasalahan tersebut. Pengungkapan bukti-bukti –lanjutan-ini adalah upaya untuk menegakkan hujjah secara ilmiyyah, jauh dari sikap dan latar belakang dendam apalagi kebencian semata[12], karena itulah kami sangat berharap bukanlah dendam yang tertanam di hati Abdurrahman At-Tamimi dan kawan-kawan, semangat pembuktian secara ilmiyyahlah yang harus dijadikan tujuan, sehingga menjauhlah kita dari…
Air dalam bertambah dalam
Hujan di hulu belumlah teduh
Hati dendam bertambah dendam
Dendam dahulu belumlah sembuh

Alhamdulillah- datanglah bukti kedua (terlampir), berupa selembar kertas berisi Daftar Khatib Jum’at Masjid Al-Irsyad Surabaya Tahun 2004 (tahun yang sama ketika berlangsungnya Daurah Masyayikh). Kalau sebelumnya mereka berkoalisi dengan “Presiden” Ikhwanul Muslimin, maka dalam daftar tersebut mereka beraliansi dengan “Gubernur” Ikhwanul Muslimin beserta gembong-gembong besar lapis pertamanya!! Tahun 2005 persekongkolan ini berlanjut, diulangi lagi!! Dan (lagi-lagi) tahun 2006 (tahun yang sama dengan acara Daurah Masyayikh Yordan ke-5) perselingkuhan di markas besar gembong Sururi-Irsyadiy dengan dedengkot Gubernur Ikhwanul Muflisin dilakukan lagi!![13] Ya benar, kedustaan demi kedustaan seolah tiada henti mereka lakukan dan akhirnya satu demi satu –alhamdulillah- terkuakkan, bagaimana mereka mempermainkan dan menipu daya Masyayikh Yordan dan mengibuli kaum Muslimin dengan mengatasnamakan dakwah Salaf!!
Bagaimana bisa kita mendapatkan bukti tersebut? Ini adalah hasil ta’awanu ‘alal birri wat taqwa. Mungkin sebagian pengikutnya mau mereka ajak berbohong, berHizbiyyah-ria, tetapi apakah semuanya ridha perbuatan ini dilakukan? Atas nama agama? Atas nama dakwah Salaf? Sungguh Allah tidak akan pernah ridha perbuatan ini dilakukan!! Maka bagi siapapun dari kaum Muslimin yang memiliki kecemburuan terhadap Allah dan RasulNya, kecintaan terhadap Islam dan kaum Muslimin, yang memegang bukti –apapun- tentang kelicikan mereka, tipu daya mereka, Hizbiyyah mereka, kedustaan dan kebohongan yang selama ini telah disuguhkan kepada umat Islam memiliki kewajiban untuk menolong agama Allah yang suci ini dengan mengumpulkan bukti-bukti tersebut dan membeberkannya kepada umat (secara ilmiyyah) sehingga kaum Muslimin lainnya dapat mengetahui dan mewaspadai penyesatan yang mereka lakukan selama ini. Tidaklah boleh kebatilan dinisbatkan kepada kebenaran, kedustaan diatasnamakan kejujuran, Hizbiyyah diberi nama Salafiyyah, tipu daya berkedok dakwah dari para pemecah belah umat yang berbaju kasih-sayang!!
Hizbiyyun TIDAKLAH LEBIH DARI PARASITISME bagi Masyayikh Yordan. Tidaklah kedustaan demi kedustaan terungkap satu per satu kecuali semakin mengarah pada proses pencemaran dan penghancuran kredibilitas Masyayikh Yordan!! Alangkah jahatnya mereka!! Ya, Sururiyyin sebagai gerakan Parasitisme bagi kaum Muslimin. Mempermainkan ulama adalah tragedi yang tiada terperi.
Bilakah tuan bersinar bebas
Ditinggal dusta tiada terkira?
Bilakah Hizbiyyah yang tuan benam
Dihembus angin ilmiyyah kita?

Belum, belum selesai “Simbiosis Mutualisme” (hubungan yang saling menguntungkan) dari komunitas Hizbiyyah tersebut. Ternyata, selain “ke-Ikhwani-annya” dibutuhkan oleh Masjid Al-Irsyad Surabaya, “Gubernur” Ikhwani di atas juga dibutuhkan oleh kepengurusan Al-Irsyad LIAR
Surabaya yang berada di bawah tanggung jawab Chalid Bawazir!
Ingatlah bahwa Abdurrahman At-Tamimi dan Chalid adalah dua orang wakil “Salafy (yang mengaku dirinya sebagai Salafy) Indonesia” yang diundang mengikuti Muktamar Masyayikh Salafiyyin ke-2 di Yordania. Benar-benar keduanya adalah “pemain watak” yang mumpuni dan handal, kapan harus bertopeng Salafy dan kapan pula harus berwajah Surury!! Simaklah aliansi antara organisasi “Salafy (katanya sih)” dengan “Gubernur” Ikhwani :
“Malam Bina Iman Tauhid (MABIT) 2005. Sebuah acara yang untuk ke-2 kalinya diadakan oleh Perguruan Al-Irsyad Surabaya (Perhatikan: diadakan tahun 2005, padahal baru akhir tahun 2004 Daurah Masyayikh mereka adakan!! Inikah realisasi nasehat berharga para Masyayikh terhadap Organisasi yang mengaku Salafy? Yang telah mendapatkan hujan pujian?! Dzulwajhain!!-peny). Acara ini diadakan dengan tujuan bukan sekedar mencari SENSASI akan tetapi yang lebih penting adalah WUJUD TANGGUNG JAWAB PERGURUAN UNTUK MEMBERIKAN LAYANAN YANG MEMUASKAN…… (Infoalirsyad-edisi 77)
Apakah layanan yang memuaskan tersebut?
“Refleksi diri oleh Ust. Rofi’ Munawar Lc. Dalam ceramahnya Ust. Rofi’ yang juga anggota legislatif ini (dari partai apa wahai Abdurrahman Al-Kadzab?-peny) …..…
Pada kesempatan yang sama Ustadz Istiqlal Arief, Direktur Perguruan Al-Irsyad Surabaya……..”(ibid)
Beberapa catatan penting:
a. Kedua nama di atas tercantum dalam Daftar Khotib Jum’at Masjid Al-Irsyad Surabaya tahun 2004, 2005 dan 2006! (lihat Lampiran)
b. Kalau di Jakarta beraliansi dengan “Presiden” Ikhwani, maka di Surabaya-pun terjadi kolaborasi dengan “Gubernur” Ikhwani!! Ta’awanu ‘alal……
Dengan demikian, isi ceramah Abdurrahman At-Tamimi di Yordan ternyata bercerita tentang OTOBIOGRAFI perjalanan Dakwah Komunitas Hizbiyyah-Ikhwaniyyah-nya sendiri di Indonesia! Allahul Musta’an.
c. Untuk memperkuat fakta di atas, kita tanyakan kepada Abdurrahman At-Tamimi, sementara kaum Muslimin akan menjadi saksi atas kejujuran jawabannya ataukah kedustaan yang dipilihnya:
– Apakah Masjid Al-Irsyad Surabaya dan Organisasi yang di-Salafi-kan (baca: Al-Irsyad) berhubungan dengan kelompok-kelompok (Hizbiyyah) Islam yang ada di negeri ini (sebagaimana ucapanmu di Yordan :”bahkan banyak diantara mereka –sesudah itu- bergabung dengan kelompok-kelompok (hizbiyyah) Islam di negeri ini”)?
– Apakah kelompok-kelompok Hizbiyyah tersebut adalah PK Al-Ikhwani (seperti omong-kosong Abdurrahman At-Tamimi ketika menceramahi peserta Muktamar Masyayikh Salafiyyin di Yordan:”dan yang berada pada barisan terdepannya adalah Partai Keadilan Al-Ikhwani”)?
– Apakah mereka menjadi pemimpin pada partai ini (sebagaimana ucapan si Pendusta: “dan mereka menjadi pemimpin pada partai ini”)?!
Kalau engkau (wahai Abdurrahman dan Chalid, dua orang “Salafi” yang selalu diundang dan mengundang Masyayikh Yordan) menjawab, “tidak”, maka kebohongan kalian akan didustakan oleh seluruh jama’ah shalat Jum’ah ketika “Gubernur” Ikhwani itu beserta gembong-gembong besar jajarannya berkhutbah di Masjid kalian! Dan didustakan pula oleh para peserta MABIT 2005 di Perguruan Al-Irsyad! Apakah kalian tega mengajak mereka semua “Berdusta Jama’ah”? Naudzubillah tsumma Naudzubillah!!
Kalau engkau (wahai Abdurrahman dan Chalid) menjawab: “Ya, kami berkoalisi dengan “Gubernur” Ikhwani!”, maka jawabanmu ini adalah bukti bahwa kalian telah mengibuli seluruh peserta Muktamar Masyayikh Salafiyyin ke-1 di Yordania!! Kalian telah menipu daya Masyayikh Yordan!! Kalau demikian, siapa sebenarnya kalian ini –wahai tuan!- yang telah berani berdusta sedemikian rupa? Di hadapan lebih kurang 1000 penuntut ilmu dan sejumlah ulama dari negeri-negeri Islam! Jawablah dengan tegas (dan kemantapan yang sempurna) : “Kami adalah Abdurrahman At-Tartuffe dan Chalid At-Tartuffe, apakah kalian –wahai anak ingusan lagi bodoh- telah lupa dengan dua orang yang terkenal ini?”
Tetapi….alangkah beta kecewa
Melihat nyata hari-hari paduka
Lain di mulut lain di mata
Kata “jujur” hanyalah permainan semata
Semakin dipikir semakin nyata di dada
Kata “jujur” tiada lagi punya makna
Kalau berlainan ucapan dan kenyataan
Apatah guna tazkiyah-tazkiyahan?

8.3 AGUS HASAN BASHARI, Lc., M.Ag
Salah satu da’i bintang Al-Muntada Al-Sofwa. Berbagai kegiatan inti yayasan Sururi ini hampir selalu melibatkan dirinya. Namanya “digeber” promosinya oleh yayasan ini sebagai “Alumni LIPIA Jakarta dengan predikat Cumlaude dan Magister di IAIN Sunan Ampel”[14] (Duhai gerangan, apa hasil ilmu yang dipelajarinya di kampus ini ? Semakin kurang ajar terhadap para ulama adalah bukti yang akan kita ungkapkan !). Memantapkan Markaz dakwah Hizbiyyahnya di Jalan Kumis Kucing Malang, merangkap pula sebagai dosen Fakultas Agama Islam (FAI) di Universitas Muhammadiyah Malang, mengajar para mahasiswa dan mahasiswi. Dia adalah da’i yang sangat berbahaya bagi kaum Muslimin,terlebih lagi karena memasang perangkap dengan mendakwahkan dirinya sebagai da’i Salafy, orang yang telah mengikrarkan peperangan secara terbuka dan terang benderang terhadap para ulama pewaris para Nabi!! Pada uraian selanjutnya akan kita buktikan –insya Allah- bahwa rajul ini lebih layak menyandang predikat “Kemelut” Manhaj dari pada “Cumlaude”.
8.3.1 SEPAK TERJANGNYA BERSAMA AL-SOFWA AL-MUNTADA
a. Mengisi Program Diklat Tauhid (PRODIT) ke-11 di Tegal Jawa Tengah tanggal 21-26 Juli 2004 yang diikuti oleh 57 ustadz dan ustadzah bersama gembong Ihya’ut Turots –Khalid Syamhudi-, Abu Qatadah Sang Pengkhianat Dakwah Penjual Manhaj dan Muhammad Wujud[15] (yang sepulang dari Qasim telah kehilangan Wujud Salafynya).
(alsofwah.or.idindex.phppilihlihatkegiatanid31idlayanan25.html)
b. Mengisi PD2M di Cisarua, Bogor selama 12 hari ! tepatnya tanggal 2-14 September April 2002 yang diikuti oleh 100 orang da’i ! Lagi lagi bersama gembong Ihya’ut Turots, Khalid Syamhudi At-Turotsy Al-Hizby. (alsofwah.or.idindex.phppilihlihatkegiatanid27idlayanan26.html)[16]
c. Mengisi PD2M di Pondok milik Ihya’ut Turots dan Al-Haramain Al-Hizby, Ponpes Ibnu Taimiyyah Bogor tanggal25 Rabi’ul Awwal-1 Rabi’ul Akhir 1421H, bersama dedengkot Sururiyyin-Turotsiyyin-Irsyadiyyin antara lain Yazid Jawaz, Abu Nida’ At-Turotsy, Abu Haidar As-Sururi, Nizar Jabal (alsofwah.or.idindex.phppilihlihatkegiatanid41idlayanan26.html)
d. Mengisi PRODIT ke-7, pada tanggal 4-10 Juli 2002M di Tangerang Banten bersama Zainal Abidin (wakil ketua Departemen Dakwah Al-Sofwa), Ahmad Rofi’i, Muttaqin Sa’id dan teroris Aman Abdurrahman. (alsofwah.or.idindex.phppilihlihatkegiatanid23idlayanan25.html)
e. Mengisi PRODIT ke-4 di Medan Sumatra Utara tanggal 4-9 Juli 2000M yang diikuti oleh 49 pengajar dari 28 Pondok Pesantren se Sumatra bersama Aunur Rafiq Ghufran Gresik, Ainul Haris Umar Thayyib (direktur yayasan Nida’ul Fitnah Surabaya)[17] (alsofwah.or.idindex.phppilihlihatkegiatanid22idlayanan25.html)
f. Mengisi PRODIT ke-9 di Baturaja, Palembang, Sumatra Selatan tanggal 23-29 September 2002M yang diikuti oleh 82 pengajar bersama Musthafa ‘Aini Qutbiyyun, Zainal Abidin, Aman Abdurrahman teroris Cimanggis dan Aslam Muhsin. (alsofwah.or.idindex.phppilihlihatkegiatanid30idlayanan25.html)
g. Mengisi PRODIT ke-6 tanggal 20-27 Dzul Hijjah 1422 di Ponpes Darussalam Gontor yang diikuti oleh 73 pengajar dari 19 pondok pesantren yang diisi oleh 10 orang da’i antara lain, Muhammad Yusuf Harun L-DATA Al-Ikhwani, Ainul Haris (direktur Nodai Fithrah Surabaya), Musthafa ‘Aini Qutbiyyun (alsofwah.or.idindex.phppilihlihatkegiatanid28idlayanan25.html)
h. Mengisi PRODIT ke-10 di Garut Jawa Barat pada tanggal 11-17 Januari 2004 yang diikuti oleh 98 pengajar bersama Aslam Muhsin, Hussein bin Zainal Abidin, dan Musthafa ‘Aini (alsofwah.or.idindex.phppilihlihatkegiatanid25idlayanan25.html)
i. Mengisi PRODIT ke-8 di Pondok Pesantren Nurul Hakim, Lombok Barat NTB yang diikuti oleh 69 pengajar dari 41 pesantren se NTB pada September 2002(alsofwah.or.idindex.phppilihlihatkegiatanid24idlayanan25.html)
j. Mengisi PRODIT ke-3 tanggal 21-26 Juni 1999 di sarangnya dedengkot Ikhwanul Muslimin, Darul Istiqamah, Makasar yaitu Mudzakir Arif [18](alsofwah.or.idindex.phppilihlihatkegiatanid21idlayanan25.html)
k. Mengisi PRODIT ke-2 di Blitar tanggal 11-13 Desember 1988 bersama Muhammad Yusuf Harun dan Aunur Rafiq Ghufran (alsofwah.or.idindex.phppilihlihatkegiatanid20idlayanan25.html)
l. Mengisi PRODIT ke-1 di Bogor Jawa Barat tanggal 1-15 Juli 1998 bersama Yazid Jawaz, Aunur Rafiq, Mushlih Abdul Karim (gembong Besar Ikhwanul Muslimin) (alsofwah.or.idindex.phppilihlihatkegiatanid19idlayanan25.html)
m. Mengisi Diklat Islam Untuk Umum (DIU) di Trenggalek, Jawa Timur bersama Anwar Zein (Sururi Tulungagung) (alsofwah.or.idindex.phppilihlihatkegiatanid34idlayanan15.html)
n. Kaset-kasetnya yang direkomendasikan oleh Al-Sofwa kepada umat : Klarifikasi Perselisihan Antar Shahabat Nabi SAW (no. Kaset 0125), Reflleksi Semangat Hijrah Bagi Dakwah (no.0114), Islam Agama yang Dijanjikan Menang (no.0067), Dakwah Kita Bersama Ihya’ut Turots, Khalid Syamhudi(no. 0152),Dakwah Fardliyah dan Amal Jama’i (no.0158), Pendidikan Anak Dalam Islam (no.0095), Iman Kepada Hari Kebangkitan (no.0074), Iman Kepada Rasulullah (no.0020), Iman Kepada Allah (no.0019), Syarat Diterimanya Amalan (no.0023), Pelajaran Tauhid Tingkat Pemula (no. 0024), Imam Al-Asy’ari dan Asy’ariyah (no.0039), lihat alsofwah.or.idindex.phppilihindexkaset1.html sampai indexkaset9.html.
Pembaca sekalian rahimakumullah, lihatlah betapa da’i cumlaude ini merupakan salah satu tulang punggung dakwah Hizbiyyah Sururiyyah yang dikomandani oleh Al-Sofwa Al-Muntada yang merupakan kepanjangan Al-Muntada London yang langsung dipimpin oleh Muhammad Surur, gembong nomor satu Sururiyyin.
8.3.2 KASET-KASETNYA YANG DIREKOMENDASIKAN OLEH L- DATA AL-IKHWANI
Hampir seluruh kaset pengajian yang diisi oleh da’i-da’i bayaran Al-Sofwa Al-Muntada, beberapa dedengkot PK Al-Ikhwani, Abdurrahman At-Tamimi direkomendasikan pula kepada umat oleh L-DATA yang dipimpin oleh Muhammad Yusuf Harun yang juga merangkap menjadi penerjemah papan atas Al-Sofwa Al-Muntada As-Sururi. Judul-judul kasetnya adalah :Al-Wala’ Al-Bara (no.20), Aqidah Salaf & Nasehat untuk Para Da’i (no.23), Arti & Konsekwensi Amanah (no.26), Biarkan Kami Mati Syahid (no.39), Dakwah Rasulullah SAW di Madinah (43), Hak Muslim Terhadap Muslim lain (60), Hakikat Jaringan Islam Liberal (69), Kebangkitan Islam Abad 15 Hijriyah (105), Mengimani Perbedaan Pria dan Wanita (132), Metodologi Salaf dalam Menerapkan Sunnah (135), Mutiara Tafsir Ayat-Ayat Puasa (138), Pendidikan Anak Dalam Islam (144), Pendidikan Sex Dalam Perspektif Islam (145), Pluralisme Dalam Perspektif Islam (160), Rokok Dalam Tinjauan Medis dan Normatif (165), Tauhid Untuk Pemula (189), Wanita Muslimah Bersama Rabnya (204).
Demikianlah, ada 18 judul kaset Agus Hasan Bashari yang direkomendasikan oleh L-DATA Al-Ikhwani[19] untuk ‘’dinikmati’’ oleh umat. Pembaca dapat melihat bahwa orang ini memiliki peran yang cukup besar baik di Al-Sofwa Al-Muntada As-Sururi maupun L-DATA Al-Ikhwani. Allahul Musta’an.
Bersama Al-Irsyad Al-Islamiyyah memerangi para ulama Ahlus Sunnah. Sebagaimana da’i-da’i “Salafy” lainnya yang akhir-akhir ini begitu gencarnya mentalbis umat dengan membacakan secara intensif karya Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad Hafidhahullah dan ceramah Syaikh Rabi’ Al-Madkhali Hafidhahullah, maka Agus Hasan ini bahkan sampai menyeberang ke pulau Madura untuk membacakan kutaib tersebut. Da’i Sururi? Na’am, karena dia adalah serdadu bayaran Al-Muntada Al-Sofwa. Terakhir, dia berhasil menembus Rabithah dengan jasa baik orang yang bernama Syaikh Mamdhuh. Agus Bashari adalah seorang Hizbiyyin tulen!! Sehingga dipercaya oleh Pimpinan Pusat Al-Irsyad Al-Islamiyyah Jalan Kramat Raya No.25, Jakarta 10450 untuk menerjemahkan buku “Himpunan Tiga Risalah” yang disusun oleh Majelis Ifta’ dan Tarjih Jam’iyyah Al-Irsyad yang di dalamnya banyak menukil perkataan Ahmad Surkati (lihat lampiran)! Sungguh buku ini lebih pantas jika dinamai “Himpunan Tiga Risalah Keji, Kejam, Brutal dan Barbar Terhadap Para Ulama Pewaris Para Nabi”!! Hasil karya Majelis Ifta’ dan Tarjih itu telah menyingkap hakekat “Mu’tazilah” kader-kader “cetakan” Ahmad Surkati yang tidak terucapkan oleh lidah Abdurrahman At-Tamimi ketika berbicara di Yordania :”Dakwah beliau meliputi seluruh negeri, dan beliau telah mencetak kader yang menolong dan membantu dakwah beliau di seluruh jazirah Indonesia”. Benar, mereka telah membantu dan menolong dakwah Mu’tazilah Ahmad Surkati di jazirah Indonesia, kenapa engkau tidak jujur wahai Abdurrahman?! Apakah kejujuran harganya terlalu mahal bagi dakwahmu?
Bukti dan informasi ini juga kami tujukan kepada saudara-saudara kita yang selama ini berkecimpung di dalam organisasi Al-Irsyad (tanpa menyadari hakekat dakwahnya) agar dimudahkan oleh Allah untuk menerima kebenaran sepahit apapun karena Islam memanggil seluruh kaum Muslimin untuk melakukan pembelaan terhadap para ulama pewaris para Nabi!
(Bab VIII, Bundel Badai Fitnah)

——————————————————————————–

[1] Benar-benar Ihya’ At-Turots mengambil fitnah ini sebagai strategi dakwah sesatnya! Sebagaimana hadits Ka’ab bin ‘Iyadh : “Dijadikan kepada setiap umat ujian/fitnah, dan fitnah atas umatku adalah berupa harta”. (HR Tirmidzi)
[2] Syaikh Ahmad bin Yahya An-Najmi menyatakan:
”Asy-Syaikh Rabi’ adalah pembawa dan pembela Sunnah dan Tauhid. Orang yang membenci beliau adalah orang yang membenci Sunnah dan yang membuat orang lain lari dari beliau adalah orang yang ingin membuat orang lain lari dari Sunnah Rasulullah . Kita berdo’a kepada Allah agar memberikan kepada mereka hukuman yang pantas sehingga terbongkar aib dan kedok mereka di hadapan kaum Muslimin (Dengan segenap puji dan syukur kepada Allah maka do’a beliau terkabul). Telah diketahui keadaan orang yang membicarakan Asy-Syaikh Rabi’ dengan kejelekan yaitu Abdurrazzaq bin Khalifah Asy Syaiji –semoga Allah memberikan ampunan untuk kita dan dia-. Dia menyebarkan kasetnya yang penuh dengan racun syubhat dan kebohongan-kebohongan terhadap Fadhilatusy Syaikh Rabi’ yang berjudul “Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali fi al Mizan Haqaaiq wa Waqaaiq”. Semoga Allah memerangi hawa nafsu dan para pengikutnya. Dan telah dilakukan bantahan terhadapnya oleh saudara kita yang Sunni Salafy, Asy-Syaikh Ismail bin Husain Khairi, semoga Allah senantiasa memberikan taufik-Nya kepada kita, beliau dan seluruh kaum Muslimin untuk memeperjuangkan kebenaran, menghancurkan kebatilan dan penyeru kebatilan. Tasjilat Al-Munqidz As-Salafiyyah yang berada di Jazan telah merekam bantahan ini dalam enam kaset dengan judul Dahdhu Safsathat Asy-Syaiji semoga dia (Asy-Syaiji) diberi petunjuk kepada kebenaran. Barang siapa yang berkeinginan maka bisa mendengarkan pembicaraan beliau dan bantahannya kepada Asy-Syaiji. Semoga orang yang ada padanya sedikit keraguan dan kebutaan mendapatkan sedikit kejelasan dan cahaya. Hanyalah Allah yang bisa memberikan hidayah kepada hamba-Nya untuk meniti jalan yang lurus” (Menyingkap Kejahatan Aliran Sesat, hal.82)
[3] Syaikh Ahmad An-Najmi menyatakan:”..Adapun perbuatan orang-orang Hizby itu tidak diragukan lagi sebagai suatu perkara yang batil dan sesat. Kita berdo’a kepada Allah agar memberikan hidayah-Nya kepada kita dan mereka. Sebagian Salaf pernah berkata:
Barangsiapa yang menyembunyikan aqidahnya dari kami, tidak akan tersamarkan dari kami rekan-rekannya
Yaitu dia tidak bisa menyembunyikan orang yang menjadi kawannya; Kalau dia datang dan pergi bersama orang-orang Hizby berarti dia orang Hizby sepertinya. Oleh karena itu berkatalah seorang Penyair:
Seseorang dikenali dari orang lain,
Bila keduanya berjalan bersama
Seperti disamakannya sandal dengan sandal,
Bila keduanya serupa
Sesuatu dikiaskan dengan yang lainnya,
Bila keduanya serupa
Dan hati dengan yang lainnya menjadi tampak,
Bila berjumpa

Kita memohon kepada Allah agar memberikan taufik-Nya kepada seluruh kaum Muslimin.(Menyingkap Kejahatan Aliran Sesat, hal.114-115)
[4] Sururi ini benar-benar telah dinasehati oleh Asatidzah, bahkan beberapa saat sebelum balik ke Indonesia, dia telah berkunjung ke Yaman (Ma’had Syaikh Muqbil Rahimahullah) dan menemui Salafiyyin di sana, salah satunya Ustadz Abdush Shamad. Belum lagi balik ke Indonesia, bahkan walaupun di sekelilingnya adalah Salafiyyin dari berbagai negara, di Ma’had Syaikh Muqbil Rahimahullah, ternyata bibit-bibit “ketidakberdayaan penyelenggaraan pernikahan secara Islami” telah tergambar dengan jelas!! Apakah engkau hendak memungkiri kesaksian ini wahai Abdullah?! Hizbiyyin juga berkata: ”Apakah kalian sudah menasehati da’i-da’i yang kalian katakan secara sepihak sebagai Sururi?” Kita jawab, bukti di atas adalah salah satu buktinya! Dan kita tambahkan jawaban terhadap talbis ini sebagaimana jawaban Syaikh Muhammad bin Hadi Hafidhahullah: “Tidak, penjelasan (al-bayaan), penjelasan telah disampaikan kepadanya (para pemuda), nasihat justru untuk kemaslahatan dirinya. Tidak ada kaitan antara peringatan dan antara mengajaknya (ke jalan yang benar), yakni, MENYERU DIA KEPADA KEBENARAN adalah satu topik, dan MEMPERINGATKAN DARI DIA adalah topik lain yang terpisah” (Manhaj Sana-Sini dalam Sorotan Ulama (II), www.salafy.or.id/print.php?idartikel=531).
[5] Orang ini dikabarkan berseteru dengan Abdullah Hadrami dkk. karena ketidakcocokan manhaj. Semua berita itu hanyalah isapan jempol saja, buktinya? Mereka masih tetap kompak untuk konsisten menjajakan dakwah hizbiyyahnya (lihat lampiran “Pengajian Akbar Nasional” di kota Malang)
[6] Buku gembong Sururi ini juga direkomendasikan oleh Al-Irsyad Al-Islamiyyah baik yang legal maupun yang liar!! Bahkan di dalam situs mereka diturunkan artikel tentang kedatangan Aidh di Indonesia, simak judul-judul artikel di bawah ini:

Berita Terbaru
BOLA LIAR ISU TERORISME
PELAKU TERORISME TERBESAR BUKAN MUSLIM!
KUNJUNGAN ‘AIDH ABDULLAH AL QARNI KE BANDUNG
‘AIDH AL-QARNI: KUNCI SURGA ITU MILIK ALLAH, BUKAN DI TANGAN MANUSIA
MUKTAMAR AL IRSYAD KE-38 DI JAKARTA, September 2006
www.alirsyad.orgindex.phpoptioncomcontenttaskviewid52Itemid2.htm
[7] Orang ini pula yang berkata jahat kepada Jama’ah Ansharus Sunnah di Sudan:”Sesungguhnya mereka memperhatikan masalah aqidah dan syirik terhadap kuburan, tetapi mereka tidak memperhatikan syirik dalam hal politik. Hendaknya kita biarkan para pemuja kuburan itu thawaf di sekitar kuburan mereka sampai kita mencapai kubah parlemen” (Majalah Al-Istiqamah, Rabi’ul Awwal 1408 H, hal.26 dalam Asy-Syari’ah, no.20/II/1426 H, hal.22)

[8]Ath-Thariq ila Jama’atil Muslimin, halaman 393. Cetakan Darrud Da’wah, Kuwait .

2 Maksudnya: Mereka akan merebut kekuasaan setelah matang kekuatan para pengikutnya, Wallahu a’alm, pent .

[10] Dari buku Al-Quthbiyyah, halaman 92.

[11] Demikian ucapan Ibnu Qayyim yang langsung kami nukil secara nash dari kitab beliau Madarijus Salikin I/395-396(cetk. Darul Khutub). Dan Syaikh Abdullah dalam jawabannya telah menyebutkan maknanya.
[12] Sesungguhnya, benci karena Allah bukanlah terlarang, demikian pula cinta karena Allah adalah tuntunan.
[13] Semua bukti perselingkuhan ini telah kita kirimkan sebelum acara Daurah masyayikh Yordan yang ke-5 langsung ke Albani Center, PO.BOX 2699, Amman Yordan!! Dan telah diterima oleh Masyayikh Yordan.
[14] www.alsofwah.or.idindex.phppilihlihatkegiatanid27layanan26.html. Anehnya, di bagian lain alsofwah mempublikasikan bahwa rojul ini adalah Magister di UNMUH Malang, lihat: www.alsofwah.or.idindex.phppilihlihatkegiatanid31layanan25.html. Mana yang benar? Allahu a’lam.
2.Sepulangnya dari Saudi, ia menyatakan di Magelang tentang Syaikh Rabi’:”Kalau di Indonesia dia (Syaikh Rabi’) diulamakan, kalau di Saudi banyak yang seperti dia” atau kalimat yang semakna dengan ini. Inilah virus kebencian Sururiyyun yang diimportnya dari Qasim Saudi Arabia terhadap Syaikh Rabi’ yang ditebarkannya di negeri ini, maka waspadalah terhadapnya!!
[16] Berkata Al-Sofwa dengan jurus maut fulusnya:”PD2M adalah Diklat yang terhitung paling bergengsi dan termahal dalam sejarah Diklat yang diadakan oleh ALSOFWA, sebab:
Seluruh kitan panduan didatangkan dari Saudi Arabia dan diberikan CumaCuma;
Seluruh peserta mendapatkan akomodasi selama diklat gratis;
-Seluruh peserta yang sudah berkeluarga, mendapatkan uang belanja untuk keluarga yang ditinggalkan selama diklat; dan
-Juga mendapatkan uang transport PP ke daerah masing
masing di seluruh Indonesia tanpa kecuali.
Diklat kali ini menghabiskan dana lebih dari 96 juta rupiah.”
Yassalam. Siapa orangnya yang mampu menolak iming-iming menggiurkan seperti ini??! Asal…wajib taati Undang-Undang Dasar Amar Munkar Nahi Ma’rufnya!! Kalau tidak? Silakan pergi cari makan sendiri!!
[17] Pejabat lainnya di yayasan ini adalah Jon Hariadi, MAg. (Ketua Lajnah Dakwah Yayasan Nida’ul Fitrah, Surabaya), dedengkot FOSI-filsafat.
[18] Mudzakir Arif, MA adalah Pimpinan Ponpes Darul Istiqamah Maccopa, Maros, Makassar, nama lengkap KH Mudzakkir A Arief MA, juga Pengurus Pusat IKADI (Ketua I Bidang Dakwah) (www.ikadi.orgprofil.phpoppengurus.htm) serta termasuk caleg PKS Sulsel (pk-sejahtera.orgmodulesnewsarticle.phpstoryid2237mn1.htm).
[19] Dan tahukah pembaca bahwa L-DATA Al-Ikhwani yang akrab dengan para da’I Sururi itu ternyata juga punya grup tarik suara (nasyid) Fatih, Suara Syuhada?! Grup tarik suara ini tampil dalam konser amal di acara musyawarah PKS wilayah I tanggal 9-12-2005 !!