بسم الله الرحمن الرحيم
TUROTSI DAN WAHDAH IKHWANIYYAH BERGANDENGAN TANGAN?
Bismillah. Suatu ketika, ada pertanyaan masuk kepada seorang Akabir Irsyadiyyun mengenai Wahdah Islamiyyah (bagi yang mengetahui organisasi ini tentu akan lebih fasih jika melafalkannya sebagai WADAH IKHWANIYYAH). Berikut pertanyaan yang masuk ke “mufti” CTPAT didikan Amerika tersebut:
yahyamaya Berkata:
Juli 18, 2007 pada 6:31 am
assalamualaikum…
kemarin saya lihat situs salafy.wordpress.com saya pikir salaf bener tp saya lihat kok seperti tidak salafi.
ternyata di kolom komentar kemarin saya lihat ternyata situs itu punya orang wahdah islami.
mau tanya wahdah islamiyah itu apa ?
Di lain hari, masuk lagi pertanyaan yang “belum sempat” dijawabnya. Berikut teks pertanyaan dan jawaban sang “mufti”:
abuabdurrahman80 Berkata:
September 7, 2007 pada 11:42 am
Assalamu’alaikum,
Abu Salma saudaraku seIslam, di Daerah saya ada kajian dari ustadz Yayasan Wahdah Islamiyah yang kadang-kadang mengundang masyaikh dari Arab Saudi. Selain itu ada juga kajian salafi yang diasuh ustadz dari Muntilan. Dan ada juga majelis taklim salafi yang terkadang mengundang Ustadz Yazid, Abu Qatadah, Abu Sa’ad dll, hanya saja yang terakhir disebut ini belum ada kajian akhwatnya. Jadi adik saya suruh ngaji di dua kajian yang disebut pertama karena saya pikir toh yang dikaji juga Kitab-kitab Dakwah Salafiyah dan sambil belajar bahasa Arab. Namun ketika di Yogya saya bertemu dengan ikhwan dari LBIA Al Atsary yang mengatakan sebaiknya jangan ngaji dengan ustadz yang terkait organisasi Wahdah karena memiliki pemikiran menyimpang (khawarij). Saya sendiri tidak melihat penyimpangan tersebut pada diri ustadz (Wahdah) itu.
Mohon saran Al Akh Abu Salma bagaimana sebaiknya.
Wa’alaikumus salam
pertanyaan antum insya Alloh ana jawab via email.
Begitulah kepiawaian jawaban diplomatis dan “sirr” dari si “mufti” blog ini, “ana jawab via email”. Takut berbeda pendapat dengan narasumber LBIA Al Atsary yang telah terlanjur mengecap Wahdah dengan pemikiran khawarijnya? Takut dituduh haddadi dan munaffirin karena jawabannya diketahui oleh para pembaca blognya? Atau takut jika umat mengetahui penyimpangan Wahdah Islamiyyah? Atau …takut ketahuan siapa saja teman-teman dakwah Wahdah Islamiyyah? Wallahu a’lam.
Selengkapnya…
Sekira hari Rabu, tanggal 30 Januari 2008 yang lalu, penulis dibuat terkejut dengan publikasi “persatuan”, antara Wahdah Islamiyyah Pusat (Makassar) dengan panitia Al Madinah Internasional University (MEDIU) cabang Jogjakarta yang salah satunya, Dr. Ali Musri Semjan Putra Abu Hasan Al Maidani, Lc, MA dkk (Dosen Sekolah Tinggi Islam Imam Syafi’i, Jember yang beralamat situs www.muslim.or.id ).
Dalam rilisnya[1], Wahdah Islamiyyah menyampaikan bahwa Ketua Umum DPP WI, H. Muh. Zaitun Rasmin, Lc menghadiri undangan khusus Rektor MEDIU, Prof. Dr. Muh. Khalifah Al Tamimi, di Jogjakarta, Sabtu 27 Januari 2008 yang silam. Dalam pertemuan tersebut, pihak Al Madinah International University menawarkan kerjasama kepada Ustadz Zaitun untuk membuka perwakilan Universitas Islam Online (E-Learning) di Makassar.
Namun ada yang aneh ‘bin ajaib’, kalau kita buka artikel tersebut dengan alamat aslinya [2], artikel berjudul “Universitas Islam Online Akan dibuka di Makassar” pada hari ini, tanggal 4 Februari 2008, tidak akan tampil. “Anda tidak diperkenankan melihat perbendaharaan ini. Anda perlu login”, karena publikasi Wahdah Islamiyyah ini telah ‘terlarang’ untuk dilihat publik. Lantas kita mencoba login, tetap saja pesan yang ditampilkan menjadi : “Anda tidak diperkenankan melihat perbendaharaan ini.” Ada apa gerangan ???
Alhamdulillah, sebelum artikel tersebut menjadi hidden bagi khalayak dengan sebab ada pihak-pihak yang keberatan dengan ditayangkannya artikel tersebut, penulis sempat menekan “screen shot” dan menyimpan bukti bahwa artikel “Universitas Islam Online Akan dibuka di Makassar” tersebut pernah ada dimuat di website Wahdah Islamiyyah, sbb :
1. http://img514.imageshack.us/img514/4350/univmadinahcabmakassarhi8.jpg – screen shot artikel terkait
2. http://img120.imageshack.us/img120/392/univmadinahcabmakassarcew2.jpg – screen shot artikel terkait dengan bantuan Google Cache
3. http://img214.imageshack.us/img214/5401/univmadinahcabmakassarpbq5.jpg – screen shot artikel terkait di situs aslinya versi PDF
4. http://www.wahdah.or.id/wahdah/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=1009 – alamat asli artikel dalam format PDF yang masih dapat dibuka sampai hari ini, tanggal 4 Februari 2008
Apabila kita simak tanggal pertemuan tsb, sama persis ketika Prof. Dr. Muh. Khalifah Al Tamimi mewawancarai para peserta tes masuk MEDIU di Jogjakarta yang ditentukan juga para hari Ahad tanggal 27 Januari 2007. Disamping rilis tersebut tertulis nyata, maka kita dapat meyakini bahwa rilis Wahdah Islamiyyah benar adanya.
Kali ini penulis hendak menyampaikan terlebih dahulu tentang organisasi Wahdah Islamiyyah (WI), mungkin diantara pembaca baru sekilas mengetahuinya. Organisasi WI yang diketuai Muhammad Zaitun Rasmin, Lc seperti yang telah dijelaskan asatidzah, diantaranya Al Ustadz Dzulqarnain (Makassar) [3], Al Ustadz Askari (Balikpapan) [4], memiliki banyak penyimpangan. Diantaranya melakukan demonstrasi, membolehkan demokrasi dan terlibat didalamnya, partai politik, pemilu, membolehkan berbilangnya jama’ah/aliran, membela tokoh hizbi seperti Safar Hawali, Salman Al Audah [5], Muhammad Quthub, Sayyid Quthb dll.
Dari situsnya sendiri, WI tidak dapat menutupi jati-dirinya yang mengaku bermanhaj Salaf, namun ternyata menebarkan pemikiran Quthbi, Sururi alias Ikhwanul Muslimin dan melakukan kerjasama dengan hizbi dan tokohnya dan menyerang pengusung dakwah Salafiyyah itu sendiri. Seperti dalam artikelnya berjudul “Mayoritas Yang Tak Berkualitas” yang merujuk pada tulisan Muhammad Quthub [6], Sayyid Quthb pada tulisan “Wanita dan Pologami [7], “Untaian Nasihat Tuk Para Pejuang di Jalan Da’wah” [8] dll.
Tertera jelas Wahdah Islamiyah memakai pada angka “2/3” yang menunjukkan praktek demokrasi, salah satunya di pasal 13 Bab XI Penetapan dan Perubahan, Wahdah Islamiyyah menetapkan AD-ARTnya berbunyi, “1. Penetapan dan perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Wahdah Islamiyah dilakukan melalui muktamar dan disetujui oleh sekurangkurangnya 2/3 peserta yang hadir.”[9]
Bahkan Muhammad Ikhsan Zainuddin, Lc alias Abul Miqdad al Madany, anggota Dewan Syariah WI sekaligus staf editor Departemen Redaksi Pustaka Al Kautsar Jakarta, menulis sinis tentang dakwah Salafiyyah yang dimuat situs WI dengan tulisan berjudul “Gerakan Salafi Modern Di Indonesia”. Tulisan tersebut ditulis saat ybs masih menempuh program S-2 Program Pascasarjana Universitas Indonesia, Jakarta, Kajian Timur Tengah dan Islam, kekhususan Kajian Islam, dengan Beasiswa Budaya dan Masyarakat di Indonesia kerjasama The Indonesian International Education Foundation (IIEF) – dengan yayasan yang paling getol mendanai kegiatan Yahudi dan mengusung paham Liberal – Ford Foundation.
Pembaca bisa menilai, sangat tidak aneh bukan ? Seseorang yang didanai yayasan kuffar Ford Foundation lantas menyerang para asatidzah dan ulama Ahlussunnah, para pembela Islam. Juga seorang editor Pustaka Al Kautsar yang terkenal menerbitkan buku yang mencibir atas dakwah Salafiyyah dan para dainya, yakni yang berjudul “Siapa Teroris ? Siapa Khawarij ?” karya Abduh Zulfidar Akaha, Lc, atau Al Kautsar Grup – Hujjah Press yang berjudul “Dakwah Salafiyah Dakwah Bijak 1 & 2” yang ditulis Abu Abdirrahman Al Thalibi. [10]
Kiranya hal ini dapat memberikan informasi jelas bahwa gerakan Wahdah Islamiyah dan tokohnya ternyata justru membenci dakwah pemahaman As Salaf Ash-Shalih, tidak sesuai dengan AD-ARTnya sendiri.
Adapun kiprah dakwah Wahdah Islamiyyah tidak hanya di Makassar saja, cabang-cabangnya telah banyak di Indonesia, termasuk di Jogjakarta. yang diketuai oleh Ridhwan Hamidi, Lc. Hal ini nampak jelas dalam publikasi Wahdah sendiri di situsnya yang menyebutkan Ridwan adalah ketuanya, simak screen shot yang kami simpan sbb :
1. http://img135.imageshack.us/img135/1265/ridwanhamidiwahdahjogjajj4.jpg – disebutkan “Ust. Ridwan Hamidi, Lc (Wahdah Cabang Yogyakarta)” dalam artikel Ustadz Zaitun Bertemu Ketua MUI Bandung[11]
2. http://img245.imageshack.us/img245/1875/ridwanhamidiwahdahjogjaim9.jpg – disebutkan “Ridwan Hamidi, Lc mewakili Cabang Yokyakarta” dalam artikel “Pengurus Wahdah Temui Wapres Jusuf Kalla” [12]
3. http://img180.imageshack.us/img180/1589/ridwanhamidiwahdahjogjavt1.jpg – disebutkan “hub. ustadz Ridwan Hamidi, Lc Ketua Pengurus Wahdah Yokyakarta (08122775559)”
Da’i Wahdah Islamiyyah Ridhwan Hamidi, Lc di Jogjakarta cukup aktif dalam berbagai tempat di Jogjakarta. Selain mengampu mata kuliah Muammalah di UII [13], juga aktif di majalah Swara Quran terbitan PP Taruna Al Quran alias L-Data (Lembaga Dakwah Talim Jakarta) cabang Jogjakarta. Simak terkait Ridhwan Hamidi dalam artikel berjudul Empat Puluh Satu Informasi tentang Ridwan Hamidi [14].
Ridwan Hamidi, Lc juga aktif sebagai ketua Yayasan Pesantren Al Madinah Yogyakarta yang belakangan ini menerbitkan situs www.belajarislam.com.[15] Salah satu program yayasan Al Madinah dan Ridwan Hamidi ini yakni mengelola pondok mahasiswa Ma’had Al Madinah Yogyakarta, Pusat Studi & Dakwah Islam Mahasiswa (PUSDAM) Al-Shohwah, Madrasah Tarbiyah Al Shohwah dll. Dalam kegiatannya di Al Madinah, Ridwan dibantu oleh Abu Abdirrahman, Qashim Atha dll. Sedangkan dalam pergaulannya, Ridhwan Hamidi akrab dengan Aris Munandar, SS, sesama dai Taruna Al Quran/L-Data yang aktif di LBI Al Atsary Jogjakarta.[16]
Penulis hanya berandai-andai, apakah lantaran Ridhwan akrab dengan Aris Munandar – da’i LBI Al Atsary-, lantas atasannya di Wahdah Islamiyyah, Zaitun diundang khusus oleh rektor MEDIU – Prof. Dr. Muhammad Khalifah At-Tamimi – pada hari tes wawancara masuk Pesantren Virtual Al-Madinah Internasional / Al-Madinah International University (MEDIU) ? Ataukah lantaran Ridwan Hamidi, ketua Wahdah Islamiyyah cabang Jogjakarta – alumnus Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah ini – pada waktu tes wawancara masuk Universitas Islam Madinah, pengujinya Dr. Muhammad ibn Khalifah Al Tamimy, sehingga Wahdah Islamiyyah Makassar dipercaya untuk cabang Makassar ?[17]
Walhasil, terjadilah pertemuan tersebut. Hizbiyyun ikhwaniyyun Wahdah Islamiyyah makin menggurita bertepuk dada, Turotsi-pun tak kalah bangganya. Kenapa? Fakta telah berbicara, mereka “berdua” bernasib sama, bergandeng tangan menerima “rejeki nomplok” dari rektor MEDIU, Prof. Dr. Muhammad Khalifah At-Tamimi dengan Pesantren Virtual Al-Madinah Internasionalnya / Al-Madinah International University (MEDIU). Akankah kita iri melihatnya? Tentu tidak wahai saudara-saudara. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un.
Abu Abdillah Ibrahim
Footnote:
[1] http://www.wahdah.or.id/wahdah/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=1009
[2] http://www.wahdah.or.id/wahdah/index.php?option=com_content&task=view&id=1009&Itemid=53
[3] Dapatkan CD tentang hal ini di Tasjilat Al Atsariyyah, CD-07 Al Ustadz Dzulqarnain, Nasihat Ilmiah Tentang Penyimpangan Yayasan Wahdah Islamiyah (YWI) Makassar. Kontak [email protected] 085652119189. http://tasjilat.wordpress.com/2007/10/31/katalog-tasjilat-al-atsariyyah/15/
[4] Dapatkan CD tentang hal ini di Tasjilat Ilmi, (0274) 8972 14, 0813 2822 5541, CD-53 Al Ustadz Abu Karimah Askari terkait kesesatan Wahdah Islamiyyah, http://www.cddakwah-online.com/
[5] Dengarkan CD-07 Al Ustadz Dzulqarnain dari tasjilat Al Atsariyyah
[6] http://www.wahdah.or.id/wahdah/index.php?option=com_content&task=view&id=412&Itemid=60
[7] http://www.wahdah.or.id/wahdah/index.php?option=com_content&task=view&id=545&Itemid=60
[8] http://www.wahdah.or.id/wahdah/index.php?option=com_content&task=view&id=588&Itemid=60
[9] http://www.wahdah.or.id/wahdah/images/stories/AD_ART.pdf
[10] Nama aslinya Joko Waskito, nama aliasnya cukup banyak, diantaranya Abu Abdurrahman At Thalibi, Abu Abdurrahman Qowiy alias Abu Abdurrahman Al Qowiy alias AA. Qowiy alias Abdurrahman Nusantari alias Abdurrahman Nusantary alias Al Nusantari alias Anwar Shiddiq alias Abu Abdurrahman Nusantari alias Abu Abdurrahman An Nusantari. Alamat rumah: Pondok Mutiara VI No. 4, Cibabat, Cimahi. Tempat tanggal lahir: Malang, tanggal 20 Juli 1972.
Studi: SD, SMP, SMA dirampungkan di Malang. Jurusan Fisika FMIPA Universitas Brawijaya Malang (1 tahun). Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Jatinangor (4 tahun). Orang inilah yang pernah menulis buku berjudul “Hakikat Ikwanul Muslimin (IM)” dengan menggunakan nama samaran Anwar Shiddiq, Penerbit independent: UISP, diedarkan secara terbatas. Lihat juga: http://tukpencarialhaq.wordpress.com/2007/02/14/siapa-abdirrahman-al-thalibi/
[11] http://www.wahdah.or.id/wahdah/index.php?option=com_content&task=view&id=952&Itemid=53
[12] http://www.wahdah.or.id/wahdah/index.php?option=com_content&task=view&id=824&Itemid=0
[13] http://www.klasiber.uii.ac.id/course/info.php?id=107101505
[14] http://tukpencarialhaq.wordpress.com/2007/03/04/empat-puluh-satu-informasi-tentang-ridwan-hamidi/
[15] ampak alamat yayasan Al Madinah di: http://img230.imageshack.us/img230/2223/alamatalmadinahnt2.jpg
[16] Simak artikel tentang LBI Al Atsary ini di http://tukpencarialhaq.wordpress.com/2008/01/02/lbia-lembaga-satelit-yayasan-majelis-at-turots-al-islami/
[17] http://img85.imageshack.us/img85/3725/ridwanhamidimuhammadihsln9.jpg