Resume Kejanggalan Buku “Al Irsyad Mengisi Sejarah Bangsa” karya H. Hussein Badjerei

Bismillahirrahmannirrahiem

Berikut ini resume Kejanggalan Buku “Al Irsyad Mengisi Sejarah Bangsa” karya H. Hussein Badjerei, putra dari murid kesayangan Ahmad Surkati pendiri Al Irsyad. Buku resmi yang diakui DPP Al Irsyad alirsyad.or.id.  Semula kita tertarik sebagian isi buku ini dimuat dari situs resmi al Irsyad www.alirsyad.or.id yang membawahi PW Al Irsyad Jatim pimpinan Chalid Bawazeer.

Sebagai bukti bahwa kami mengutip dari buku tersebut, kami scan halaman depan, kedua dan belakang. Simak scan halaman depan buku ini di http://img208.imageshack.us/img208/4554/sampulbukuresmippalirsyvb2.jpg, halaman kedua dengan stempel resmi DPP Al Irsyad http://img220.imageshack.us/img220/1706/halkeduabukuresmippalirhr5.jpg,  dan halaman luar http://img96.imageshack.us/img96/8632/husseinbinabdullahbadjepw4.jpg.

Kita mengetahui buku ini diterbitkan di Jakarta oleh Presto Prima Utama, 1996, Cet. 1., hanya sayangnya di pasaran tidak ada lagi. Alhamdulillah seseorang yang berada di Jakarta bisa mendapatkan bukti buku ini dengan stempel asli dari DPP Al Irsyad ini.

Ada sebagian orang yang tidak representatif mewakili PP Al Irsyad pimpinan Ir. Farouk Zein Badjabir menyatakan bahwa buku ini illegal, tidak sah, tidak benar, sayang dia sendiri hanya pejabat setingkat kecamatan atau kabupaten dari Al Irsyad, atau cuma seorang yang menghibur diri karena melihat buku tersebut diungkap isinya. Silakan meneruskan ucapan dan komentar ke PP Al Irsyad Anda, barulah kami cabut resume kejanggalan resmi ini. Insya Allah.
Berikut resume ini, diawali dengan halaman dari buku dan ditambahkan komentar singkat dari sdr Ibrahim :
1.      Hal 8, “gerakan yang diprakarsai Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dinamai Gerakan Wahabi”.
Komentar : Menyebut Wahabi bagi dakwah Ahlus Sunnah wal Jama’ah Salafi masa lalu, apakah ini pujian atau hinaan ?

2.      Hal 9, “… penggalian disiplin ilmu dan filsafat..” “… gerakan ini dikenal pula dengan nama Pan Islam”.
Komentar : Tampak Al Irsyad mengagungkan kedudukan filsafat yang menjadi ciri khas dakwah Mu’tazilah.

3.      Hal 10, seputar Jamaluddin al Afghani, Muhammad Abduh, Rashid Ridho yang sangat kentara pengaruhnya pada diri Ahmad Surkati dan Al Irsyadnya

4.      Hal 18, “pemerintah di negeri Belanda merasa perlu menurunkan para spesialis kolonialisnya… guna melakukan penelitian dan penyelidikan lebih lanjut tentang Islam”.”tokoh legendaris adalah seorang sarjana : Prof. Dr. Christian Snouck Hurgronje”. Komentar : Nampak bahwa Hussein Badjerei mengetahui siapa Snouck ini, yang telah melakukan operasi intelejen di Indonesia, memporak-porandakan muslimin Aceh maupun di Jawa.

5.      Hal 23, Abdullah Badjerei menyatakan : “Snouck akan ‘berjihad’ untuk melaksanakan cita-citanya”, “nampaknya Snouck berusaha berjihad…”
Komentar : Pantaskah istilah jihad untuk seorang antek imperialis Belanda ?

6.      Hal 27, “Mereka adalah Syaikh Ahmad Assoorkattiy al Anshary yang ditempatkan di sekolah…”
Komentar : Inilah cikal-bakal kehadiran Surkati di Indonesia

7.      Hal 32, “Syaikh Umar Yusuf Manggus yang menjabat Kapten Arab di Jakarta…”
Komentar : Yakni Manggus adalah seseorang yang diberi pangkat Kapten oleh imperialis Belanda, alias kakitangan Belanda.

8.      Hal 33, Madrasah al Irsyad didirikan oleh Surkati mendapat ijin kafir Belanda (Staadsblad 550/1905) di bawah payung Jam’iyyyah Al Ishlah wal Irsyad al ‘Arabiyyah. Perhimpunan al Irsyad ini resmi mendapat pengakuan Hukum dari Gubernur Jendral penjajah kafir Belanda SK no 47 tgl 11/08/1915.
Komentar : Kenapa Al Irsyad demikian dekat dgn pemerintah Belanda, shg mendapat pengakuan resmi menurut hukum kafir Belanda ? Jelas, karena Al Irsyad dianggap bukan aral/onak bagi bagi pemerintah imperialis Belanda

9.      Hal 35, Guru Surkati  salah satunya Syaikh Ahmad albarzanji. Surkati yakin “mati di Jawa dengan berjihad, lebih suci daripada mati di Mekkah tanpa jihad”.

10.  Hal 36, Surkati menghadiri Maulid Barzanji dan dia berdiri untuk menghormati bid’ah tsb.”Tetapi saya ini punya misi, saya perlu berdialog dengan mereka semua. Kalau saya duduk seperti kalian pada upacara tadi, pintu untuk saya berdialog dengan mereka sudah pasti tertutup.” Ditulis oleh Abdullah Badjerei.
Komentar : Lihatlah toleransi dgn perbuatan bid’ah demikian kental, Surkati mencontohkan apabila … maaf …Anda mau berdakwah kepada pelacur maka harus … dulu ? Atau apabila mau berdakwah pada penyembah kubur, selayaknya … dulu ? Demikiankah wasilah dakwah yang diajarkan Rasulullah ? Mencebur dahulu, memperbaiki dari dalam sambil tenggelam dgn kemaksiatan, kebidahan ?

11.  Hal 37, Surkati terlibat debat dgn tokoh PKI Semaun, lantaran kalah debat dan melihat Semaun kokoh dalam ke-PKI-annya, Surkati memujinya “anaa uhibbu haadzarrajula katsiiran;saya suka sekali pada orang ini.”
Komentar : Lihatlah, Semaun pun dipuji lantaran dia kokoh dalam paham komunis dia.

12.  Hal 41, Surkati menerbitkan majalah Az Zachirah Al Islamiyyah pada th 1923.

13.  Hal 44, Surkati halalkan rokok atas Abdullah Badjerei lantaran Surkati amat sayang padanya. Gaji Surkati waktu itu f.200 (200 gulden), f.30 sudah dapat 1,2 ton beras (1.2 ton beras = 1200 kg, berarti f.0.025 sudah dapat 1 kg).
Komentar : Lihatlah rasa sayang Surkati ternyata menjerumuskan yang disayangi dalam kematian yang perlahan akibat rokok.

14.  Hal 45, Surkati punya murid dari kalangan penjajah Belanda yakni Prof. Dr. Van Nieuwenhuise, shg menjadi bekal dia memimpin siaran berbahasa Arab pada radio kafir Belanda di Belanda, Hilversum.
Komentar : Apakah tidak mungkin Van Nieuwenhuise memutar-balikkan paham Islam dgn senjata bahasa Arabnya?

15.  Hal 47, taashubnya Sholah al Bakri : “Kalau matahari telah terbit dari Barat, barulah saya akan berpaling dari al Irsyad”.
Komentar : Lihatlah pemujaan pada al Irsyad yang demikian tinggi penuh dgn semangat hizbiyyah, ini tertulis dalam buku resmi DPP Al Irsyad tanpa ada ralat.

16.  Hal 48, Surkati juga guru CH.O.van der Plas, konsul Belanda di Jeddah yang menjadi Ajun Advisor dari kantor kolonial belanda Kantoor voor Inlandsche Zaken, juga Prof. Dr. G.F. Pijper sebagai Advisor di kantor yang sama, dia belajar Ilmu Tafsir dan Fiqh dari Surkati. (hal 49)
Komentar : Lihatlah Surkati demikian dekat dgn kolonialis Belanda, maka apakah mungkin Surkati menyusun perlawanan atas imperalis Belanda dalam kedekatannya itu ? Sesungguhnya tidak patut Irsyadi meminta-minta gelar ‘Pahlawan Nasional’ bagi Surkati.

17.  Hal 49, kedekatan dgn kolonial Belanda membikin upaya mencari dana, meminta ke kafir Belanda mudah, shg kantor muridnya tadi menjanjikan bantuan dana satu bagian penuh dari prosentase satu periode penarikan lotre Dana Sosial (judi). Alokasinya hanya diberikan pada yayasan, shg Surkati menuruti pemerintah kafir Belanda mendirikan Stichting al Irsyad al Islamiyyah. Dana yang turun adalah sebesar f.10.000. (apabila f.30 sudah dapat 1,2 ton /1200 kg beras atau seharga Rp. 3.600.000 uang sekarang, maka f.10.000 setara dengan Rp. 1.2 Milyar uang sekarang (f.30 = 1200 kg, f.1 = 40 kg, f.10000 = 400.000 kg = Rp. 1.2 Milyar).
Komentar : Sungguh nilai yang sangat besar jumlahnya yang dia halalkan, kendati dikritik habis oleh A Hassan Persis bahwa uang judi tetap haram.

18.  Hal 55, “meminta bantuan sayyid Muhammad Rasyid Ridho”.
Komentar : Menunjukkan hubungan akrab antara al Irsyad dgn Rasyid Ridho berikut manhajnya tentunya.

19.  Hal 58, “Ia dituduh sebagai Wahabi, padahal ketika…”.
Komentar : Surkati tidak mau disebut Wahabi, karena tidak seide dgn Syaikh Muhammad Abdul Wahhab.

20.  Hal 60-61,”para peserta Konggres akhirnya telah dibaiat oleh Ahmad Surkati dengan menyatakan akan tunduk kepada setiap keputusan…”.
Komentar : Inilah baiat hizbiyyah, inilah organisasi yg menghasung pada pemikiran hizbiyyah.

21.  Hal 63,”terhadap Snouck Hurgronje, Surkati menaruh simpati karena menilai bahwa Snouck ini memang pandai berbahasa Arab serta agama Islam yang dimiliki Snouch dinilainya tinggi sekali.”
Komentar : Tahukah Snouck dicatat sejarah hanya berpura-pura masuk Islam untuk menghancurkan muslimin, mencerai-beraikannya, maka dimanakah kalian wahai muslimin Aceh, Jawa, yang memiliki kisah dari orang-tua kita tentang kebiadaban Snouck ini ???

22.  Hal 63, “Kepada Snouck, Surkati memang berkorespondensi, bahkan semula bermaksud akan mengunjunginya ke negeri Belanda, yang kemudian dibatalkannya karena mendapat berita bahwa Snouck meninggal dunia…”
Komentar : Seandainya Snouck hidup, dipastikan Surkati akan memeluk erat antek Belanda yg ‘utama’ di negeri kafir Belanda nun jauh disana.

23.  Hal 63,”Dr L. de Vries mengagumi Surkati, lantaran kenapa ? Karena Surkati tidak frontal dgn kafir Belanda ! Abdullah Badjerei diberitahu “kalau Surkati itu orang Belanda, maka jabatan Gubernur Jendral masih terlalu rendah baginya.”
Komentar : Tidaklah pujian ini didapatkan kecuali karena dekatnya dgn imperialis kafir Belanda!

24.  Hal 67, menjuluki Ahmad Dahlan sbg waliyullah.
Komentar : Darimana dia tahu, apakah dia berhubungan dgn Allah Ta’ala ???

25.  Hal 69,”Semula ketika belajar pad Surkati, Van Der Plas meminta dari Surkati….”
Komentar : Van der Plas adalah kaki-tangan kafir penjajah Belanda yang kita kenal dari buku Sejarah SMP/SMA dulu ternyata murid Surkati.

26.  Hal 85, pertikaian di Al Irsyad sudah biasa, mulai pemilihan ketua, dst sekitar organisasinya
Komentar : Sudah biasa, sampai tahun 2005/2006 justru muncul 2 DPP, kubu Ir Hasyim Thalib dan Ir Farouk Zein Badjabir

27.  Hal 93-94, kemelut dan pertikaian di Al Irsyad diserahkan pada hukum thoghut Belanda
Komentar : Sudah menjadi kebiasaan

28.  Hal 109,”selain itu ia juga sudah hafal buku Logika Aristoteles berjudul Matan as Sullam”.
Komentar : Seorang murid Surkati, Rasjidi karena hafal kitab bait syair, dijadikan asisten Surkati dalam pelajaran gramatika bahasa Arab, plus hafal filsafat kafir Yunani kuno

29.  Hal 110, “Umar Yusuf Manggush tentunya lebih ’setia’ kepada pemerintah Jajahan Belanda.” “Beslitnya sebagai kapten Arab diperolehnya dari pemerintah Jajahan Belanda”.
Komentar : Umar Yusuf Manggush adalah salah satu tokoh penting yang turut memfasilitasi lahirnya al Irsyad, padahal dia KAKI TANGAN kafir Belanda.

30.  Hal 114, “al Irsyad dan Muhammadiyah bukanlah Wahabi”.
Komentar : Al Irsyad berlepas diri dari manhaj Syaikh Muhammad Abdul Wahhab, alias Wahabi yakni manhaj Ahlus Sunnah Wal Jama’ah Salafi. Alhamdulillah, larilah Laila dari para pemujanya lantaran Laila tidak suka.

31.  Hal 123,”Irshadi, begitulah mereka menamakan golongan mereka itu…”
Komentar : Pengikut al Irsyad rela disebut Irsyadi.

32.  Hal 142,”Para peserta Kongres telah dibai’at oleh Ahmad Surkati…”
Komentar : Baiat oleh Surkati, ciri khas dakwah hizbiyyah.

33.  Hal 150, “telah meminta tulisan dan kesan tentang al Irsyad dan pemimpinnya Syaikh Ahmad Surkati dari : Van der Plas, Pijper….”
Komentar : Minta dipuji oleh kafir Belandakah ?

34.  Hal 165, “Hari ulang tahun ke 25 al Irsyad…”
Komentar : Ultah Al Irsyad ala imperialis Barat.

35.  Hal 167, Ultah pemuda Al Irsyad

36.  Hal 173, Ultah pemuda Al Irsyad

37.  Hal 181, peringatan Milad ke 26

38.  Hal 183, mars Surkati dibuat secara khusus.
Komentar : Inilah budaya kafir Belanda yang dituai akibat kedekatannya dgn kafir Belanda.

39.  Hal 183, “Al Irsyad menurunkan pasukan Drumband-nya dari Jawa Timur”.
Komentar : Al Irsyad = jamaah Drum Band !

40.  Hal 189, al Irsyad terlibat dgn politik
Komentar : Jelas

41.  Hal 211, “Al Irsyad itu adalah ad Drumband”.
Komentar : Inilah stigma yang tepat akibat dakwah ‘drumband’ bermusik ria ala kolonialis Belanda tsb.

Kesimpulan :

1.      Ahmad Surkati dan Al Irsyad sangat dekat dengan Belanda, bahkan kaki tangan imperialis Belanda “Umar Yusuf Manggush” berperan penting dalam berdirinya Al Irsyad, pendanaannya.

2.      Kedekatan Ahmad Surkati dan Al Irsyad dengan para antek Belanda lain CH.O.van der Plas, Prof. Dr. G.F. Pijper, keduanya menjadi murid Surkati, membuat dana bantuan dari imperialis Belanda mengucur, kendati dari uang kotor (judi)

3.      Keakraban Ahmad Surkati dengan Prof. Dr. Christian Snouck Hurgronje nampak jelas, selain simpati, sering koresponden, Surkati bahkan ‘berkenan’ ingin mengunjungi neger kafir Belanda untuk bertemu sahabatnya itu. Padahal kita kenal Snouck inilah yang memporak-porandakan Islam dan muslimin di Aceh, sepatutnya muslimin terlebih Salafy marah dgn Snouck dan sahabatnya ini.

4.      Nampak jelas arah dakwah Al Irsyad bukan mengacu pada dakwah Syaikh Muhammad Abdul Wahhab, bahkan terang-terangan menolaknya. Pengikut al Irsyad rela disebut dirinya Irsyadi dan tidak rela disebut Wahabi. Al Irsyad mengacu pada ide Pan Islam karangan Jamaluddin al Afghani yg diamini oleh Muhammad Rasyid Ridha dan Muhammad Abduh.

5.      Organisasi Al Irsyad tidak seperti yang digambarkan Abdurahman At Tamimi  sbg organisasi Salafi (dai Al Irsyad Jatim), al Irsyad jelas penuh dgn intrik, pertikaian. Nampak al Irsyad adalah organisasi ‘modern’ lengkap dgn perangkat organisasinya, rapat, notulen, anggota, ketua, badan otonom, pertikaian, perselisihan, ada bendera khusus, baiat/sumpah setia, hasil rapat yang mutlak harus dijalankan, mars/lagu wajibnya, memiliki pasukan, drum band dst. Bahkan orang kafirpun dapat menilai bahwa Al Irsyad merupakan organisasi modern, yg tidak mungkin penilaian ini diarahkan pada Salafiyyin.

6.      Nampak bendera yang dikibarkan oleh al Irsyad adalah seputar keorganisasian, lengkap dgn perangkatnya tadi, cenderung ke arah politik, paling tidak itulah yang dikesankan setelah membaca buku Al Irsyad tsb. Tidak nampak seruannya, ciri khasnya adalah dakwah Tauhid, membersihkan Bid’ah, mengambil manhaj dakwah Syaikh Muhammad Abdul Wahhab rahimahullah.
Abu Abdillah Ibrahim