MENJAWAB SYUBHAT PENYEMBAH KUBUR, “BAHWA NABI Shallallahu ‘alaihi wassallam DIKUBUR DI DALAM MASJID”

Bismillahirrohmanirrohim. o

MENJAWAB SYUBHAT PENYEMBAH KUBUR, “BAHWA NABI shallallahu ‘alaihi wassallam DIKUBUR DI DALAM MASJID”

🔰asy Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin rahimahullah

Pertanyaan :
Bagaimana kita menjawab syubhat para penyembah kubur yang mereka berhujjah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam dikubur di dalam Masjid Nabawi?

🔓Jawaban :
Jawaban tentang permasalahan tersebut, dari beberapa sisi :

Bahwasannya Masjid TIDAKLAH DIBANGUN DI ATAS KUBURAN, bahkan sudah dibangun di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam.

Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam TIDAKLAH beliau dikubur di dalam masjid. Sampai ada keyakinan (bolehnya) orang sholeh dikubur di dalam masjid.
Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam dikubur di rumah beliau.

Dimasukkannya rumah-rumah Rasulullah shallallahu ‘alaihi was sallam termasuk rumah Aisyah ke dalam masjid, ini TIDAK BERDASARKAN KESEPAKATAN PARA SHAHABAT.

Bahkan hal ini terjadi setelah sebagian besar para Shahabat telah wafat.
Dan itu terjadi pada sekitar tahun 94 H. Maka bukan perkara yang diperbolehkan oleh para shahabat, bahkan sebagian mereka menyelisihinya.
Dan juga termasuk yang menyelisihinya, Sa’id bin Musayyib dari kalangan Tabi’in.

Bahwasannya kuburan tersebut (yakni kuburan Rasulullah dan 2 orang shahabatnya Abu Bakr dan Umar, pent) tidaklah dimasukan dalam Masjid sampai adanya perluasan Masjid. Dikarenakan kuburan tersebut di sebuah kamar tersendiri yang terpisah dari masjid. Dan tidaklah Masjid dibangun diatasnya.

Oleh karenanya, tempat ini (kuburan Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam, pent) sekarang dijaga dan dikelilingi dengan 3 tembok, yg mana tembok tersebut dibuat miring, menyimpang dari kiblat yakni berbentuk segi tiga. Dan tiangnya di sudut sebelah kiri, maka apabila seorang sholat tidaklah menghadapnya. Karena bentuknya miring, menyimpang.

Maka atas dasar ini, BATHIL-lah hujjah yang dilemparkan oleh penyembah kubur dengan syubhat mereka.

📚 Majmu’ Fatawa wa Rasail asy-Syaikh Ibnu Utsaimin (2/232-233)

■◎■◎■◎■
🔰🌠Forum Salafy Purbalingga

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *