APAKAH ENGKAU JUGA MENUDUH SHAHABAT UMAR BIN KHATHTHAB RADHIYALLAHU ‘ANHU & AL-IMAM IBNU KATSIR RAHIMAHULLAH SEORANG RASIS & PENGECUT KARENA MENDASARKAN PEMAHAMANNYA KEPADA AL MAIDAH 51?!

Bismillahirrohmanirrohim. o

?APAKAH ENGKAU JUGA MENUDUH SHAHABAT UMAR BIN KHATHTHAB RADHIYALLAHU ‘ANHU & AL-IMAM IBNU KATSIR RAHIMAHULLAH SEORANG RASIS & PENGECUT KARENA MENDASARKAN PEMAHAMANNYA KEPADA AL MAIDAH 51?!?
(UNTUKMU WAHAI PARA CENTENG POLY-TIKUS HITAM TAK BERNURANI)

surat-al-maidah-51

?Ketika si Gila menyingkap hakekat kegilaannya sendiri…

Sesungguhnya tatkala kegendengan (baca: kegilaan) itu memuncak dan tak terkendali lagi melesat liarnya maka meluncurlah ucapan-ucapan yang sungguh sangat mencabik-cabik nurani dan akal sehat yang tidak membutuhkan orang cerdas bertitel untuk menilainya semisal ucapan JAKARTA BUTUH (PEMIMPIN) MANUSIA GENDENG (GILA) SEPERTI FULAN. Laa hawla wa laa quwwata illa billah.

jakarta-butuh-manusia-gendeng

Gambar 1. Benarkah Jakarta butuh orang gendeng untuk memimpin mereka?! Lihatlah bagaimana kegendengan itu telah menembus batas sampaipun menegaskan bahwa idolanya yang telah diritualinya dengan melakukan Khataman Al-Qur’an agar diridhai Allah (katanya) divonisnya sendiri dan dihinanya sehina-hinanya sebagai orang GENDENG dalam keadaan dia menyangka sedang melakukan pembelaan terhadapnya. إنا لله و إنا اليه راجعون

Adakah orang yang masih berakal sehat akan mengucapkan pernyataan ini selain orang yang lebih gila itu sendiri? Bagaimana anda, ibukota negeri anda sampai bisa butuh kepada pemimpin yang gendeng untuk memimpin anda jika anda tidak lebih gendeng dari orang gendeng itu sendiri?!?! Apakah anda ingin agar negeri bermartabat ini dijuluki ibukotanya sebagai negerinya orang-orang gendeng? Ataukah anda memang terlalu bernafsu untuk mencoreng-moreng NKRI?! Na’udzubillah

Tetapi demikianlah jika hawa nafsu telah menunggangi tengkuknya, apapun akan dilakukannya walaupun dengan cara melakukan kegilaan-kegilaan yang dengannya Allah singkap kebatilan, kesesatan dan kepalsuannya, walhamdulillah.

?Tafsir Surat Al Maidah ayat 51

Pembelaan oleh orang-orang yang berchasing nama Islam pun diluncurkan walau dengan cara-cara licik dan batil untuk menutupi kekufuran dan kebatilan si penghujat, mengemasnya sebagai sesuatu yang benar dan wajar. Laa hawla wa laa quwwata illa billah.

Karena itulah penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana pemahaman para murid Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam terkait ayat yang dibawa-bawa tersebut dan ditafsirkan seenaknya sendiri. Dan ingat bahwa para shahabat radhiyallahu ‘anhum dan Al Imam Ibnu Katsir ketika memahami ayat ini bukanlah lawan politik anda serta belumlah muncul di muka bumi nama DKI JAKARTA.

Jadi jangan bersikap “gila” bahwa orang-orang mulia lagi bertaqwa tersebut adalah bagian dari yang dituding sebagai *para pengecut dan rasis* lawan politik yang ikut bermain dalam arena politik di ibukota negara kita tercinta, DKI JAKARTA. Wallahul musta’an.

Nukilan:

ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻟَﺎ ﺗَﺘَّﺨِﺬُﻭﺍ ﺍﻟْﻴَﻬُﻮﺩَ ﻭَﺍﻟﻨَّﺼَﺎﺭَﻯٰ ﺃَﻭْﻟِﻴَﺎﺀَ ۘ ﺑَﻌْﻀُﻬُﻢْ ﺃَﻭْﻟِﻴَﺎﺀُ ﺑَﻌْﺾٍ ۚ ﻭَﻣَﻦ ﻳَﺘَﻮَﻟَّﻬُﻢ ﻣِّﻨﻜُﻢْ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ۗ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻟَﺎ ﻳَﻬْﺪِﻱ ﺍﻟْﻘَﻮْﻡَ ﺍﻟﻈَّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ.

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menjadikan Yahudi dan Nashara sebagai pemimpin, sebagian mereka adalah pemimpin bagi yang lainnya, dan siapa saja diantara kalian yang loyal kepada mereka maka sesungguhnya dia termasuk mereka, sesungguhnya Allah tidak akan memberikan hidayah kepada kaum yang zhalim.” (QS. Al-Maidah: 51)

Allah Ta’ala melarang hamba-hamba-Nya yang beriman dari sikap loyalitas kepada Yahudi dan Nashara yang mana mereka adalah musuh-musuh Islam dan umat Islam, semoga Allah memerangi mereka, kemudian Dia mengabarkan bahwa sebagian mereka merupakan pemimpin bagi sebagian yang lain, kemudian Dia mengancam siapa saja yang melanggar hal itu dengan firmanNya:

ﻭَﻣَﻦ ﻳَﺘَﻮَﻟَّﻬُﻢ ﻣِّﻨﻜُﻢْ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ۗ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻟَﺎ ﻳَﻬْﺪِﻱ ﺍﻟْﻘَﻮْﻡَ ﺍﻟﻈَّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ.

“Dan siapa saja diantara kalian yang loyal kepada mereka maka sesungguhnya dia termasuk mereka, sesungguhnya Allah tidak akan memberikan hidayah kepada kaum yang zhalim.” (QS. Al-Maidah: 51)

Ibnu Abi Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Katsir bin Syihab, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Said bin Sabiq, telah menceritakan kepada kami Amr bin Abi Qais, dari Simak bin Harb, dari Iyadh bahwasanya Umar memerintahkan Abu Musa al-Asy’ary agar melaporkan pemasukan dan pengeluaran dalam satu catatan, Abu Musa memiliki sekretaris seorang Nasrani, lalu dia memberikan catatan laporan itu kepada Umar, maka Umar terkagum dan mengatakan, “Orang ini pandai membuat laporan, apakah engkau bisa membacakan kepada kami laporan yang tiba dari Syam di masjid?”

Maka Abu Musa menjawab, “Dia tidak bisa masuk ke masjid.”

Maka Umar bertanya, “Apakah dia junub?”

Abu Musa menjawab, “Tidak, tetapi karena dia seorang Nasrani.”

Maka Umar marah kepada saya dan memukul pahaku kemudian beliau berkata, “Keluarkan dia!” Kemudian beliau membaca:

ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻟَﺎ ﺗَﺘَّﺨِﺬُﻭﺍ ﺍﻟْﻴَﻬُﻮﺩَ ﻭَﺍﻟﻨَّﺼَﺎﺭَﻯٰ ﺃَﻭْﻟِﻴَﺎﺀَ ۘ ﺑَﻌْﻀُﻬُﻢْ ﺃَﻭْﻟِﻴَﺎﺀُ ﺑَﻌْﺾٍ ۚ ﻭَﻣَﻦ ﻳَﺘَﻮَﻟَّﻬُﻢ ﻣِّﻨﻜُﻢْ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ۗ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻟَﺎ ﻳَﻬْﺪِﻱ ﺍﻟْﻘَﻮْﻡَ ﺍﻟﻈَّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ.

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menjadikan Yahudi dan Nashara sebagai pemimpin, sebagian mereka adalah pemimpin bagi yang lainnya, dan siapa saja diantara kalian yang loyal kepada mereka maka sesungguhnya dia termasuk mereka, sesungguhnya Allah tidak akan memberikan hidayah kepada kaum yang zhalim.” (QS. Al-Maidah: 51)

Kemudian al-Hasan bin Muhammad bin Shabah mengatakan, “Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Umar, telah menceritakan kepada kami Ibnu ‘Aun, dari Muhammad bin Sirin, dia berkata, Abdullah bin Utbah mengatakan, “Hendaklah salah seorang diantara kalian berhati-hati jangan sampai dia menjadi seorang Yahudi atau Nasrani tanpa sadar.”

Ibnu Sirin mengatakan, “Maka kami menyangka bahwa yang dia maksud adalah ayat ini.”

Dan telah menceritakan kepada kami Abu Said al-Asyaj, telah menceritakan kepada kami Ibnu Fudhail, dari Ashim, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas bahwasanya beliau ditanya tentang hukum sembelihan Nashara Arab, maka beliau menjawab, “Makanlah, karena Allah hanya berfirman:

ﻭَﻣَﻦ ﻳَﺘَﻮَﻟَّﻬُﻢ ﻣِّﻨﻜُﻢْ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ۗ

“Dan siapa saja diantara kalian yang loyal kepada mereka maka sesungguhnya dia termasuk mereka.” (QS. Al-Maidah: 51)

Dan diriwayatkan pula dari Abu Zinad yang semisal dengan itu.

Sedangkan firman Allah Ta’ala:

ﻓَﺘَﺮَﻯ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻓِﻲ ﻗُﻠُﻮﺑِﻬِﻢ ﻣَّﺮَﺽٌ.

“Engkau melihat orang-orang yang di hatinya ada penyakit.” (QS. Al-Maidah: 52)

Maksudnya adalah keraguan, kebimbangan, dan kemunafikan.

ﻳُﺴَﺎﺭِﻋُﻮﻥَ ﻓِﻴﻬِﻢْ.

Maksudnya mereka bersegera memberikan loyalitas dan kecintaan mereka secara batin dan lahir.

Tafsir Ibnu Katsir jilid 3, hal. 132.

?????????
⚔?Anti Terrorist Menyajikan Bukti & Fakta Yang Nyata
? Klik ➡️JOIN⬅️ Channel Telegram:
? http://tukpencarialhaq.com || http://tukpencarialhaq.wordpress.com

Baca juga: 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *