TESTIMONI::
KETIKA EMHA AINUN NAJIB MENYINGKAP HAKEKAT DIRINYA SENDIRI SEBAGAI SETAN
Tema kali agaklah “berat” untuk sebuah jargon radikal yang selama ini dilemparkan kepada pihak-pihak yang berupaya menegakkan dan mengamalkan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wah sallam. Sebuah keadaan yang ironis dengan sebagian manusia yang piawai mencerca, menohok dan menghujat syariat Islam, berasyik masyuk menampakkan kemesraannya dengan kaum kuffar, keluar masuk gereja, membela setengah mati sekte Syiah pengkafir para shahabat Nabi shalallahu ‘alaihi wah sallam yang justru dibrandingkan sebagai khasanah kekayaan ISLAM NUSANTARA yang jauh dari radikalisme!!
Iya, menghujat dan menghina syariat Islam, membela dan melindungi berbagai sekte sesat dan kafir semisal Takfiri Khawarij Syiah Rafidhah dan Ahmadiyah justru itulah yang di”brand”ingkan sebagai gerakan anti-radikalisme!!! Allahul musta’an untuk semua omong kosong dan fitnah itu.
Maka disini kami akan menunjukkan bukti bagaimana dedengkot “seniman nusantara” religius, Kyai Kanjeng, “Islam ramah”, penggetol sinkretisme dengan Nasrani, yang produktif mengubah lagu-lagu gerejawi menjadi lagu-lagu shalawat “Islami” (memangnya ada nyanyian Islami??!) mengaku bahwa dirinya adalah setan. Dan pengakuannya ini -di sisi seorang muslim- adalah sangat cukup sebagai bukti untuk membantah sendiri berbagai tulisannya (yang banyak berserakan) serta berbagai tingkah lakunya selama ini tak lebih dari tulisan dan tingkah seorang setan (yang terkutuk). Walllahul musta’an.
Firman Allah Ta’ala:
وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ ٱلشَّيۡطَٰنِ نَزۡغٞ فَٱسۡتَعِذۡ بِٱللَّهِۚ إِنَّهُۥ سَمِيعٌ عَلِيمٌ ٢٠٠
“Dan apabila setan mengganggumu, mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.” (QS. al-A’raf: 200)
Allah Ta’ala juga berfirman,
وَقُل رَّبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنۡ هَمَزَٰتِ ٱلشَّيَٰطِينِ ٩٧ وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَن يَحۡضُرُونِ ٩٨
“Dan katakanlah, ‘Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari bisikan-bisikan setan, dan aku berlindung kepada-Mu, wahai Rabbku, dari kedatangan mereka kepadaku’.” (QS. al-Mu’minun: 97-98)
Nukilan:
“Ini bukan sesuatu yang dibikin-bikin. Saya ini sendiri – bukan sekedar dalam pandangan saya, tetapi juga terutama pada pandangan mereka yang karib dengan Allah: adalah juga setan.
Sehingga wajah saya adalah wajah setan,
rambut saya adalah rambut setan,
nyanyian saya adalah nyanyian setan,
puisi saya adalah puisi setan,
dan orang-orang yang bersama saya adalah teman-temannya setan.
Sayang sekali Kiai Kanjeng tidak bisa hadir di Bangbang Wetan untuk membawakan lagunya yang berjudul “Tembang Setan”” –selesai penukilan–
Gambar 1. Kita berlindung kepada Allah dari gangguan setan yang terkutuk.
??”Kalau Anda ingin lebih mengenal setan, justru di Bangbang Wetan markasnya.
??Anda orang yang jauh dari setan, masyarakat Bangbang Wetan sangat dekat dengan setan.
??Anda memandang setan jauh di luar diri Anda, jamaah Bangbang Wetan melihat setan ke dalam dirinya.
Anda teman karibnya Allah sebagaimana Khalilullah Nabi Ibrahim AS, kami golongan manusia yang sangat ketakutan kepada Allah,
??badan kami sangat bau,
??hati kami busuk,
??kalau Haji atau Umroh takut mendekat ke Ka’bah karena kesucian Ka’bah jangan sampai terkotori oleh kebusukan kami.
Anda orang yang sangat cinta dan karib dengan Muhammad SAW sehingga Anda bersifat Muhammadiyah, berwatak bak Muhammad,
??sementara kami adalah setan-setan yang tidak punya andalan apapun untuk mencintai Muhammad.
Anda mungkin bagian penting dari Perhimpunan Orang Alim atau Nahdlatul Ulama,
??sementara kami lebih pantas dicampakkan ke kubangan Nahdlatus-Syayathin: gerombolan setan-setan.
??Komunitas Bangbang Wetan menemukan dirinya sebagai gerombolan setan yang merasa perlu mempelajari dirinya sendiri.
Beda dengan manusia yang sangat intelektual, yang paham persis siapa dirinya. Oleh Allah manusia dianugerahi hardware yang namanya otak, yang bisa berpikir karena berjodoh dengan software pendaran-pendaran gelombang elektromagnetik dari Sab’a Samawat tujuh langitnya Allah. Perjodohan itu bernama akal.
Gambar 2. …kami lebih pantas dicampakkan ke kubangan Nahdlatus-Syayathin: gerombolan setan-setan.
Komunitas setan Bangbang Wetan tidak akan mampu mengejar prestasi manusia yang normal sajapun, apalagi manusia yang Ulama, yang Ustadz, yang Muballigh, yang berperilaku Muhammadiyah, yang sangat mengerti ijtihad, tabayyun, melangkahkan kaki berdasar ilmu yang jernih, pengetahuan dan analisis atas fakta yang obyektif, yang menolak taqlid, yang tidak gamoh seperti gethuk: sehingga kalau mendengar sesuatu ia selalu melakukan rekonfirmasi, re-check, mencari berbagai versions of facts. Manusia damanati Allah “In ja-akum fasiqun binaba-in fatabayyanu an tushibu qouman bijahalah….”. Apabila datang kepadamu dukun manipulator melaporkan sesuatu, sebaiknya ditabayyunkan, diobservasi substansi-substansi masalahnya, alur sejarahnya, konteksnya, setting semua pihak yang terlibat. Agar kamu tidak dengan sangat mudah dithotholi oleh isyu dan fitnah, mudah digerogoti oleh kelompok ini parpol itu ormas sana dan sini, karena pada dasarnya engkau sendiri yang menggerogoti dirimu sendiri. Nanti kamu akan merugikan suatu kaum karena ketololannya itu. Dan hendaklah diketahui bahwa “suatu kaum” itu bukanlah siapa-siapa kecuali manusia tolol itu sendiri dengan golongannya.
Kami para setan terletak pada maqam yang sangat susah dan dilemmatis.
Kami takut kepada Allah, tetapi terlanjur bersumpah akan membuktikan kepada Tuhan hujjah atau argumentasi kepada dulu Iblis di Bapak Setan ogah bersujud kepada Adam.
Kalau ada setan yang berminat untuk tahu apa argumentasi Bapak Setan itu, hadirlah di Bangbang Wetan.
??Ini sekedar pengantar, agar orang-orang yang dekat dengan Allah tahu bahwa ada forum setan bulanan di Surabaya.
??Agar ke telinga manusia-manusia alim sholeh Islamiyah Muhammadiyah lewat sesaat kabar bahwa ada kumpulan setan.
??Agar bangsa Indonesia yang religius, yang jumlahnya hajinya tak terhitung, yang pengajian tiap hari, yang Ustadznya melimpah-limpah, yang berpeci berserban berjubah tampil siang dan malam pernah mendengar sedikit bahwa ada rombongan setan di Surabaya.
Apakah setan belajar ilmu juga seperti kaum sarjana, atau malah ia harus lebih pandai dari para professor doctor, sebab kalau tidak demikian bagaimana mungkin setan punya pengaruh atas kaum cerdik cendekia? Apakah setan bisa baca Quran? Bahkan bisa lebih fasih dibanding para Ustadz? Sebab segala yang dimiliki dan dimampui oleh manusia maka setan juga harus lebih memiliki dan lebih memampui? Bukankah setan hanya bisa menjalankan tugasnya sebagai setan kalau dia lebih sakti dari manusia? Di Bangbang Wetan mudah-mudahan bisa kita cari jawabannya.
???Ini bukan sesuatu yang dibikin-bikin.
??Saya ini sendiri – bukan sekedar dalam pandangan saya, tetapi juga terutama pada pandangan mereka yang karib dengan Allah: adalah juga setan.
??Sehingga wajah saya adalah wajah setan,
??rambut saya adalah rambut setan,
??nyanyian saya adalah nyanyian setan,
??puisi saya adalah puisi setan,
??dan orang-orang yang bersama saya adalah teman-temannya setan.
Sayang sekali Kiai Kanjeng tidak bisa hadir di Bangbang Wetan untuk membawakan lagunya yang berjudul “Tembang Setan”. *****
Dimuat di Kolom Bangbang Wetan, Harian Surya 20 Oktober 2007
HAK CIPTA © 2008 PROGRESS JOGJAKARTA” –selesai penukilan–
Sebagaimana yang tertera, tulisan di atas disebarluaskan melalui koran Surya pada waktu itu, lalu dimuat juga secara resmi di situsnya. Namun demikian sekarang tidak bisa kita akses lagi karena situs yang memuat tulisan pengAKUannya sebagai SETAN di atas telah lama mati. Hanya dengan kemudahan dari Allah Subhanahu wah Ta’ala kita bisa menghadirkannya kembali sebagai bukti nyata atas kebenaran pengAKUannya sebagai SETAN.
?Tembolok bukti: https://web.archive.org/web/20081229032829/http://www.padhangmbulan.com/emha/10-esai/78-belajar-kepada-majlis-setan
Jadi masihkah ada yang tertipu setelah Emha sendiri membuka kedok dirinya yang sangat mengerikan, dakwahnya dan teman-temannya sebagai setan?
Tetapi jangan kaget jika ada yang berteriak sumbang bahwa segala pengakuan di atas, semboyan pendurhakaan terhadap Allah Ta’ala, ikrar peperangan setan terhadap segenap orang-orang beriman sama sekali bukanlah bukti ajaran radikalisme karena di sisi mereka, radikalisme itu adalah cap bagi orang-orang yang berupaya untuk menjalankan syariat Islam secara murni dan konsekwen serta gigih menentang Teroris Khawarij!!! Allahul musta’an.
****
Bukti video kesesatan Emha yang sangat radikalis lagi menjijikkan
Ikhtilath sembari menyanyikan salah satu lagu shalawatan yang diubah dari lirik lagu gereja kuffar ⚠️?Malam Kudus?⚠️
??Sungguh sangat mencengangkan bahwa sekian banyak Kelompok majelis-majelis “shalawatan” bermunculan di penjuru tanah air namun tidak ada satupun yang merasa geram dan marah dengan tindakan radikalisme menjijikkan yang dipertontonkannya ini padahal di akhir nyanyiannya Emha Ainun Najib terang-terangan menantang pendengarnya dengan berucap,
?“Tenang…. sebelum diteruskan ada yang ndak setuju? Angkat tangan. Gimana itu shalawatan kok pake lagu gereja? Bagaimana itu kok nyanyi lagu gereja Kok di tengah-tengah orang Islam hayo? Yang nggak setuju angkat tangan saiki (sekarang, jawa)?!!”?
?Apakah ini bukan tindakan radikalis jika Islam dan kaum muslimin yang menjadi pelecehan dan permainan?!
Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
?????????
⚔?Anti Terrorist Menyajikan Bukti & Fakta Yang Nyata
? Klik ➡️JOIN⬅️ Channel Telegram:
http://tukpencarialhaq.com || http://tukpencarialhaq.wordpress.com