MEMBUNGKAM SYUBHAT TENTANG PERBEDAAN PARA ULAMA DALAM JARH WA TA’DIL
Asy-Syaikh Muhammad bin Hady al-Madkhaly hafizhahullah
Pertanyaan: Ada yang mengatakan, “Jika seorang ulama memvonis seseorang sebagai mubtadi’, sementara ada ulama lain yang mentazkiyahnya, maka saya harus meneliti dua ucapan tersebut dan mentarjihnya, karena jarh wa ta’dil merupakan masalah ijtihadiyah.”
Jawaban: Saya katakan sebagaimana yang telah saya katakan baru saja; lihatlah kenapa pihak yang menjarh tersebut menjarhnya. Pihak yang menta’dil maksimal yang dia katakan adalah, “Saya tidak mengetahui sebuah kejelekan pun padanya.” Sedangkan pihak yang menjarh mengatakan, “Saya mengetahui lebih banyak tentangnya.” Maka di sini jika jarh disebutkan terperinci, dia yang didahulukan.
Dan kami tidak mengetahui -sebagaimana yang telah saya katakan kepada kalian- hal ini ada pada pembahasan tentang para pengikut hawa nafsu dan ahli bid’ah, sebagaimana yang baru saja saya katakan. Dan sangat disayangkan pertanyaan ini sumbernya dari pemahaman yang terbalik. Orang-orang yang saya bantah tadilah yang memunculkan pertanyaan-pertanyaan semacam ini. Karena (ibarat pepatah -pent) banyak pukulan itu akan membuat batu menjadi lembek. Jadi mereka terus memperbanyak mengulang-ulang ucapan semacam ini sehingga mereka merancukan pemahaman orang-orang awam, sehingga mereka menjadi bingung dengan sebab ucapan semacam ini.
Sumber audio:
WhatsApp Salafy Indonesia || http://forumsalafy.net
Channel Telegram || http://http://bit.ly/ForumSalafy
? TURUT MENYEBARLUASKAN:
?????????
? Anti Terrorist Menyajikan Bukti & Fakta Yang Nyata
? Klik ➡️JOIN⬅️ Channel Telegram: http://bit.ly/tukpencarialhaq
? http://tukpencarialhaq.com || http://tukpencarialhaq.wordpress.com