HAKEKAT ALI AR-RAZIHY

Bismillahirrohmanirrohim. o

hakekat ali ar razihy

HAKEKAT ALI AR-RAZIHY

 

بسم الله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه.

Amma ba’du:

Sesungguhnya Ali bin Hasan ar-Razihy merupakan contoh seorang mumayyi’ (lembek manhajnya), suka berubah-ubah, dan ngawur dalam bersikap. Kengawuran dia ini memiliki beberapa sebab, diantaranya adalah karena kepentingan-kepentingan pribadi, sehingga tidak ada yang dia pikirkan selain kepentingannya. Oleh karena inilah engkau melihatnya pada setiap fitnah dia bertindak ngawur dan suka berganti-ganti warna sesuai dengan kepentingannya. Kalaupun dia rujuk maka itu juga demi kepentingannya.

Mari kita mengambil tiga kasus untuk membuktikan kebenaran apa yang telah disebutkan tadi:

Kasus Pertama:

Pada fitnah al-Hajury, dia sering bertindak ngawur dan memvonis Ibnu Mar’i sebagai hizbi demi membuat ridha al-Hajury, karena ketika itu bersama al-Hajury yang ketika itu dia berada di Dammaj.

Sebagian Masayikh yang mulia mengabarkan kepada saya bahwasanya dia dahulu jika pergi ke Shan’a dan ingin mencetak sebuah kitab, dia singgah di tempat al-Akh Murad Bafla’i dan dia berubah sikapnya demi kepentingannya.

Kasus Kedua:

Pada fitnah al-Halaby dia bersikap ngawur, terfitnah, dan bersikap sangat lembek pada masalah al-Halaby, dan di Sudan dia berbicara terlalu jauh tentangnya dengan kebodohan yang nyata dan dia membuat-buat kaedah untuk membela al-Halaby.

Maka Allah membangkitkan asy-Syaikh Nazar bin Abbas dan menyingkap sikap main-mainnya mentahdzirnya, dan beliau menulis beberapa tulisan yang menjelaskan hal itu, sehingga Salafiyun pun tidak mau mencetak kitab-kitabnya, terlebih setelah pujian asy-Syaikh Arafat terhadap saudaranya, Nazar.

Jadi para pemilik percetakan di Libya tidak mau mencetak kitab-kitabnya disebabkan kengawurannya.

Kemudian dia pergi ke Madinah dan berjumpa dengan asy-Syaikh Arafat dan ingin bertaubat dari semuanya. Maka asy-Syaikh Arafat berusaha membantunya dan beliau menghubungi masyayikh, bahkan juga menghubungi asy-Syaikh Nazar.

Akhirnya ar-Razihy bertaubat dari berbagai bencana yang memalukan dan kengawurannya, dan ini setelah asy-Syaikh Muhammad bin Hady ikut menanganinya, semoga Allah membalas beliau dengan kebaikan. Lalu ar-Razihy mengeluarkan taubatnya dalam sebuah tulisan dan disebarkan di situs sahab.net.

Maka Salafiyun bergembira dengan taubat dan rujuknya setelah mereka bersabar terhadapnya ketika dia bersikap ngawur pada fitnah al-Hajury. Lalu perhatikanlah bagaimana dia rujuk demi kepentingannya, yaitu untuk mencetak kitab-kitabnya.

Kasus Ketiga:

Pada fitnah al-Imam, dia kembali bersikap ngawur sebagaimana kebiasaannya, yaitu dengan membela al-Imam dan kejahatan-kejahatannya. Dia yang pertama kali dikirim dalam rangka membela al-Imam ke beberapa masayikh yang mulia di Arab Saudi dengan menuntut mereka agar tidak membicarakan kehormatan al-Imam dan menyatakan bahwa Watsiqah itu tidak memiliki pengaruh.

Dan dia mengeluarkan biografi si mubtadi’ yang sesat Muhammad al-Imam yang seandainya dia mengatakannya pada diri al-Imam Ibnu Baz -rahimahullah- di masa hidup beliau, pasti beliau akan menuntutnya untuk bertaubat seketika itu juga.

Dan hingga saat ini ar-Razihy masih terus membela para pengusung kebathilan, bersikap lembek, suka berubah-ubah warna, dan berkubang dalam fitnah. Dan bisa jadi dia akan berbalik dan rujuk jika kepentingannya berubah atau di sana ada kitab yang ingin dia cetak, sementara hal itu tidak mungkin kecuali dengan rujuk dan taubat.

Peringatan Berkaitan dengan Kitab-Kitab ar-Razihy:
Sebagian masayikh yang mulia dari orang-orang yang pernah meneliti sebagian tulisan ar-Razihy, telah mengabarkan kepada saya bahwa dia adalah orang yang suka mengambil tulisan dari sebuah kitab dan memotong-motongnya dari kitab yang lain, kemudian dia mencetak kitab tersebut dengan mencantumkan dirinya sebagai penulisnya.

Semoga Allah menghancurkan para pengusung fitnah, orang-orang yang hanya memikirkan kepentingan pribadinya, serta orang-orang yang hanya berjalan di belakang dunia, hingga ke akar-akarnya.

Ditulis oleh: Abul Mundzir Munir as-Sa’dy

Malam Rabu, 3 Rabi’uts Tsany 1437 H

Majmu’ah Durus wa Muhadharat Masyayikh Aden

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *