Firanda Berterang Muka di Panggung Demokrasi:: DEMI PKS DEDENGKOT RODJA BERLAGAK PILON SEMBARI MENTAHBISKAN DIRINYA SEBAGAI PEMBUAL DAN PENDUSTA

Bismillahirrohmanirrohim. o

Firanda Telanjang Bulat di Panggung Demokrasi

Firanda Berterang Muka di Panggung Demokrasi::

DEMI PKS DEDENGKOT RODJA BERLAGAK PILON SEMBARI MENTAHBISKAN DIRINYA SEBAGAI PEMBUAL DAN PENDUSTA

 

Pasca “Serangan Fajar” pilkada oleh para serdadu Halabiyun dengan membawa fatwa Firanda, dedengkot hizbi Turatsi kebanggaan mereka yang punya jadwal mengisi di Masjid Nabawi muncullah status klarifikasi yang diatasnamakan dirinya, diantara isinya adalah:

“Tulisan Ana, Ana rasa sekedar penjelasan ilmiah bukan penentuan siapa yg dipilih”

firanda_tulisan ana

Gambar 1. Klarifikasi bahwa dirinya (benar-benar) adalah seorang pendusta dus pembual (saja)

Kami katakan:

Bagaimana mungkin engkau mampu mengibuli dan mengelabui Ahlussunnah wahai Halabiyun Rodjaiyun pendusta sementara bukti FATWA EMAS IKHWANIMU yang dibangga-banggakan partai Quthbiyun Ikhwaniyun masih kokoh bertebaran di dunia maya walaupun di situs resmimu engkau telah berupaya menghilangkan dan menghapus jejaknya sebersih mungkin?!

http://www.firanda.com/index.php/artikel/lain-lain/668-memilih-siapa-di-pemilu-2014-lampiran-fatwa-terbaru-asy-syaikh-dr-sa-ad-asy-syitsri-tentang-bolehnya-mencoblos-di-pemilu-2014-indonesia

Iya, kami mengetahui bahwa engkau telah berupaya sekuat tenaga untuk menghapus sebersih-bersihnya jejak wajah Ikhwanul Musliminmu di atas yang telah engkau pampangkan resmi di wajahmu sebagai bukti pengkhianatan dan pembusukanmu dan kawan-kawan pasca sarjana Halabiyunmu terhadap dakwah Tauhid (atas nama Salafiyun).

Tetapi -walhamdulillah- kami telah mengabadikan bukti screenshot fatwamu untuk mencoblos caleg PKS al Ikhwani (sebelum engkau hapus dan hilangkan jejaknya dari situs resmimu) yang membongkar dan menelanjangi kedustaan klarifikasimu itu. Simak buktinya:

Gambar 2. Firanda menghasut kaum muslimin untuk mencoblos PKS

Bukankah itu bukti otentik bahwa di sisi Ahlussunnah masih tersimpan dan terpampang rapi arsip bukti pernyataanmu bahwa kalian -Halabiyun pasca sarjana di Jamiah Islamiyah Madinah- benar-benar telah menentukan siapa yang dipilih???

Terimalah kenyataan wahai Hizbi pendusta bahwa nasi telah menjadi bubur, topeng Salafi yang kalian kenakan untuk membusukkan dakwah Salafiyah serta untuk menipu umat telah tersingkap wajah Ikhwani dibaliknya, walaupun engkau -wahai Hizbi Pendusta- telah menghapus jejak kejahatanmu tersebut tetapi fatwa emas Halabiyun untuk memilih PKS telah terlanjur bertebaran dan masih terus terpampang hingga saat ini:

Nukilan:

“MEMILIH SIAPA di PEMILU 2014?
(Lampiran Fatwa Terbaru Asy-Syaikh DR Sa’ad Asy-Syitsri tentang bolehnya mencoblos di Pemilu 2014 Indonesia)

Ust. Firanda Andirja

Dari diskusi dengan beberapa kawan mahasiswa pasca sarjana di Madinah, dan beristikhoroh kepada Allah, berikut ini saya sampaikan beberapa buah pemikiran seputar pemilu, yang saya harapkan bisa menjadi pertimbangan dalam menyikapi pileg yang sudah di depan mata
…..
“Ketiga: Jika tidak kenal caleg, maka pilihlah Partai PKS” -selesai penukilan-

Url bukti: http://www.pkspiyungan.org/2014/04/fatwa-salafi-pemilu-2014-pilih-pks.html

jika tidak kenal maka pilih pks

Gambar 3. Url bukti:  http://ustadzaris.com/partai-politik-menurut-salafi

Fatwa Emas Ikhwani Firanda ini juga didapatkan di:

melalui fatwa syaikh saad asy syatsri firanda ajak pilih pks

Gambar 4. http://pks-cibitung.or.id/wp/2014/04/08/melalui-fatwa-as-syaikh-saad-asy-syatsri-ustadz-firanda-ajak-pilih-pks/

jika tidak kenal caleg

Gambar 5. Url bukti: http://bersama8.rssing.com/chan-5564695/all_p90.html

“Perlu dipahami, fatwa di atas adalah dari Ustadz Firanda dan kawan-kawan alim dan penuntut ilmu di Madinah (Saudi).”

abisyakir

Gambar 6. Url bukti: https://abisyakir.wordpress.com/2014/04/08/fatwa-pemilu-ulama-salafi-dari-situs-ustadz-firanda/

lantas siapa

Gambar 7. Url  bukti:  https://rumaysho.com/7157-mau-memilih-siapa-dalam-pemilu.html

Maka dari sisi mana lagi engkau akan berkelit dan menghindar dengan bukti di atas yang mendustakan pernyataanmu, “Tulisan Ana, Ana rasa sekedar penjelasan ilmiah bukan penentuan siapa yg dipilih”?!

Adakah dihasilkan penjelasan ilmiyah tanpa disokong oleh secuilpun data sementara engkau telah berkoar-koar telah berijtihad dengan melakukan riset khusus dan penelitian?!

Kita lanjutkan parade kebohonganmu wahai Hizbi pendusta…

Musuh-musuh Ahlussunnahpun menyantap dengan lahapnya pembusukan dakwah yang dilancarkan oleh para in-telek Halabiyun mahasiswa pasca sarjana di Madinah.

Nukilan:

pembusuk dakwah itu bernama halabiyun

Gambar 8. “Ketiga: Jika tidak kenal caleg, maka pilihlah Partai PKS,
……
Sungguh menarik. Fatwa pun buru-buru diimpor demi meyakinkan kaum muslimin untuk memilih “Partai Dakwah” di Pileg nanti. Lihat di poin ‘Jika tidak kenal caleg, maka pilihlah Partai PKS’, kenapa harus PKS? Bukankah partai berbasis Islam di Indonesia bukan hanya PKS? Ada PKB, PAN, juga PBB yang moderat. Fatwa ini kontradiksi dengan kebijakan resmi Arab Saudi yang memasukkan organisasi Ikhwanul Muslimin sebagai teroris. Bukankah Partai Dakwah ini juga mengusung ideologi Ikhwanul Muslimin?” -selesai penukilan –

Setelah itu semua Lalu bagaimana bisa engkau berani berbuat lacur, tanpa rasa malu dan tak merasa berdosa sedikitpun hendak menipu umat dengan berkelit mencuci tangan lepas tanggungjawab sembari menyatakan….

” Tulisan Ana, Ana rasa sekedar penjelasan ilmiah bukan penentuan siapa yg dipilih….Karena pembahasan siapa yang dipilih itu masalah tersendiri ?!?!

Silakan pembaca sekalian menilai ucapannya  “… bukan penentuan siapa yg dipilih …..Karena pembahasan siapa yang dipilih itu masalah tersendiri”

Bagaimana mungkin Firanda melemparkan jurus berlagak pilon tidak merasa telah menyuruh menentukan pilihan?!?!

Hanya dengan membaca judul tulisannya saja “MEMILIH SIAPA DI PEMILU 2014?” bukankah sudah nyata sekali bukti bahwa dedengkot Rodja ini telah menggiring pembacanya untuk memilih siapa? Iya, orang yang dibangga-banggakan Halabiyun memiliki kajian tetap di Masjid Nabawi telah melakukan kedustaan di siang bolong!! Mampukah kursi yang didudukinya di Masjid Nabawi bisa menutupi kebohongannya ini dari pandangan umat?

Lalu bagaimana lagi dengan pernyataan berikutnya dari fatwanya bersama kawan-kawan Pasca Sarjana Halabiyun ketika menyatakan:

“Ketiga: Jika tidak kenal caleg, maka pilihlah Partai PKS”

Apakah Firanda masih juga mampu berakting pilon tak merasa menghasut untuk menentukan siapa yang dipilih wahai Halabiyun?!

Bahkan di awal penjelasan Fatwa Emas Ikhwanul Musliminmu, bukankah engkau sendiri berupaya keras untuk meyakinkan pembaca tulisanmu akan benarnya fatwa Ikhwanimu (untuk mencoblos PKS) dengan menyatakan:

“Dari diskusi dengan beberapa kawan mahasiswa pasca sarjana di Madinah, dan beristikhoroh kepada Allah, berikut ini saya sampaikan beberapa buah pemikiran seputar pemilu, yang saya harapkan bisa menjadi pertimbangan dalam menyikapi pileg yang sudah di depan mata”

Maka cara licikmu untuk berkelit, berdusta, berlagak pilon tak merasa menyuruh untuk menentukan pilihan partai/caleg lalu melepas tanggungjawab (setelah memprovokasi umat untuk memilih) adalah aksi antiklimaks dari klimaks Banci-banci Demokrasi Halabiyun Rodjaiyun provokator.

Sungguh sulit bagi kita untuk mempercayainya bahwa yang bersekongkol melakukan kejahatan publik, penipuan, perbuatan rendahan, kebohongan selacur ini adalah mahasiswa pasca sarjana Madinah yang secara akademik berotak encer, pun selama ini menampakkan kedekatannya dengan sebagian Masyaikh Ahlussunnah. Akan tetapi terpupuslah semua keheranan itu tatkala kita mengetahui mereka yang merupakan orang-orangnya Mubtadi’ Ali Hasan al Halabi, pembela IhyautTurats serta centengnya dedengkot Ikhwani Muhammad al Arifi.

Owght, Halabiyun Ternyata Tidak Pernah Melakukan Riset Apapun untuk Menentukan Caleg-Partai yang Memiliki Mudharat Teringan

Pada klarifikasi tersebut sekaligus tersurat pengakuan bahwa ternyata kaidah fiqih yang mereka gembar-gemborkannya selama ini untuk mencoblos balon/partai yang teringan mudharatnya ternyata sama sekali tidak didukung oleh sehelaipun benang data untuk menutupi aurat kehormatannya. Jika tidak, tentulah data-data hasil riset khusus mudharat teringan caleg dan parpol peserta pemilu sejak lama atau sebelum pemilu itu digelar, seiring dengan hasutan mereka untuk mencoblos caleg PKS akan dipublikasikan pula sebagai dasar ilmiyah kenapa mereka memilih PKS (bahkan pasca pemerintah Saudi menetapkan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris dan larangan untuk berhubungan dengan mereka).

Klarifikasi tersebut juga semakin mentahbiskan dedengkot Halabiyun Firanda sebagai provokator pendusta yang sama sekali tidak bertanggungjawab, menyuruh mencoblos dengan alasan memilih yang mudharatnya paling ringan tetapi kemudian lepas tangan tidak membimbing siapa balon yang memenuhi kriteria tersebut  …

Silakan diperhatikan lagi pernyataannya , “Tulisan Ana, Ana rasa sekedar penjelasan ilmiah bukan penentuan siapa yg dipilih”

“Karena pembahasan siapa yang dipilih itu masalah tersendiri”

Lha kalau menyuruh umat Islam mencoblos tapi tidak disertai bimbingan siapa yang memenuhi kriteria (syar’i dengan berbagai aspeknya) untuk dicoblos berarti ini memposisikan masyarakat sebagai orang-orang berilmu (baca: Ulama hasil Karbitan Halabiyun) yang telah mampu secara fiqih untuk memilih dan memilah siapa yang teringan mudharatnya! Bukankah ini tindakan yang sesat dan menyesatkan (masyarakat) ?!!!

(Ketika Halabiyun Menelanjangi Bualannya sendiri, Sebuah Renungan atas Renungan Halabiyun)

1. Ketika Firanda menghasut umat untuk berpartisipasi dalam pemilu namun kemudian berlagak pilon tidak merasa menentukan siapa yang dipilih (padahal dirinya dan kawan-kawannya benar-benar telah menghasut untuk memilih caleg-PKS!!) dengan bukti pernyataannya “Tulisan Ana, Ana rasa sekedar penjelasan ilmiah bukan penentuan siapa yg dipilih”, maka disamping hal ini adalah bukti bahwa dia adalah pendusta namun juga merupakan bukti bahwa dirinya adalah pembual, plintat-plintut dengan pernyataannya sendiri:

firanda_bukanlah yang terbaik

Gambar 9. Bukanlah yang terbaik menjelaskan bolehnya nyoblos dalam pemilu

1) Bukanlah yang terbaik menjelaskan bolehnya nyoblos dalam pemilu (karena bolehnya nyoblos telah difatwakan oleh banyak ulama besar), akan tetapi yang lebih baik adalah penjelasan manakah pilihan partai atau caleg yang terbaik. Ini butuh perjuangan dan kerja keras, serta pandangan yang tajam dari para pakar.
Karena inti dari fatwa para ulama adalah ارتكاب أخف الضررين “Menempuh yang mudorotnya terkecqil” bukan bebas memilih…, maka butuh perjuangan untuk menentukan mana yang mudorotnya terkecil.
2) Jika hak milih digunakan untuk nyoblos partai atau caleg yang kurang baik, maka malah akan merugikan islam dan bangsa…
Memaksakan orang awam yang tdk bisa memilah-milah untuk menyoblos adalah memaksa dia untuk beramal tanpa ilmu dan membabi buta…
3) Mengajari orang-orang awam untuk menilai juga merupakan pembebanan mereka dengan perkara yang berat, karena bahan penilaian mereka adalah tv, koran, dan internet. Sementara media-media informasi… فيه ما فيه
Hal ini juga mengaharuskan mereka untuk menyita waktu yang banyak dalam melaksanakan penelitian tersebut, terlebih lagi jumlah partai yang hendak dipilih banyak. ” –selesai penukilan

Dengan 3 poin tulisannya tersebut lalu bagaimana dia hanya mengakui penjelasan bolehnya mencoblos pada pemilu dengan alasan keadaan darurat (dalam keadaan dia telah menegaskan “Bukanlah yang terbaik menjelaskan bolehnya nyoblos dalam pemilu…”) dan tidak mengakui telah menghasut umat untuk menentukan pilihannya (caleg-PKS)? Sehingga poin ke-2 dan ke-3 tulisannya adalah penjelasannya atas dampak jelek dari pernyataannya yang lepas tanggungjawab. Wallahul musta’an.

2. Pernyataan tersiratnya bahwa Halabiyun tidak pernah melakukan riset khusus ilmiyah apapun ketika menentukan pilihannya. Simak paparannya sendiri:

firanda_intinya yang dibutuhkan sekarang

Gambar 10. Butuh penelitian yang sungguh-sungguh,  riset khusus dan disosialisasikan

“Pernyataanya menegaskan bahwa dibutuhkan perjuangan (dengan kelengkapan ILMU dien yang mumpuni tentunya, -pen):

“…Karena inti dari fatwa para ulama adalah ارتكاب أخف الضررين “Menempuh yang mudorotnya terkecil” bukan bebas memilih…, maka butuh perjuangan untuk menentukan mana yang mudorotnya terkecil. “

“…Intinya yang dibutuhkan sekarang adalah mencari partai atau caleg yang terbaik sebagai bentuk pengamalan fatwa para ulama, karena jika tdk bisa ditentukan mana yang terbaik maka pada hakekatnya fatwa para ulama tersebut tdk bisa diterapkan !!
Setelah itu berusaha mensosialisasikannya…
dan sungguh hal ini membutuhkan riset khusus…” -selesai penukilan-

Kemudian di penghujung tulisannya dedengkot Rodja ini menegaskan dengan gagahnya akan kekokohan para risetman ilmuwan Halabiyun di medan ilmiyah untuk mencoblos PKS :

“….jika saudara anda bersikeras untuk mencoblos -berdasarkan riset dan penilitian yang bisa ia pertanggungjawabkan di hadapan Allah- maka hargailah ijtihad dan perjuangannya” -selesai penukilan-

Sekarang saatnya pertanyaan ringan kita lontarkan kepada pembaca sekalian….

Apakah paduka sekalian telah menyaksikan hasil nyata perjuangan dan riset khusus para ilmuwan Halabiyun tersebut terkait pemilu?

Apakah paduka sekalian telah menyaksikan atau mendengarkan hasil sosialisasi dari riset khusus mereka dalam menentukan mudharat terkecil dari caleg-partai peserta pemilu yang pada finalnya mereka menghasung umat untuk mencolos dari PKS?!?

Jika tidak ada bukti dan data riset khusus apapun yang bisa ditunjukkan dan mereka miliki lalu apa yang akan disosialisasikan?!?! Bukankah ini hanya bualan saja?!?!

Makarpun kemudian dilancarkan untuk menutupi bualan besar tersebut sehingga Pendusta Khabits ini mencoba menipu umat dengan bahasa yang berkelit khas tandzim Sirrriyah tersembunyi Ikhwanul Muslimin yang terselubung:

“….jika saudara anda bersikeras untuk mencoblos -berdasarkan riset dan penilitian yang bisa ia pertanggungjawabkan di hadapan Allah- maka hargailah ijtihad dan perjuangannya”

Mana ada metode penelitian ilmiyah a.k.a riset khusus namun lari menghindar dari medan pertanggungjawaban ilmiyah dengan bersembunyi di balik tabir “yang bisa ia pertanggungjawabkan di hadapan Allah”

Haihata…haihata…

Berani-beraninya engkau membawa-bawa nama Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menutupi bualan besarmu wahai Halabiyun pendusta!

Setiap kita tentulah harus mempertanggungjawabkan semua yang kita lakukan di hadapan Allah. Tetapi bukankah engkau sendiri yang menjelaskan bahwa riset khusus yang penuh kesungguhan untuk memilih kemudharatan teringan mesti disosialisasikan dulu kepada umat?!

Lalu mana bukti riset khusus kalian?! Mana data, sumber data dan parameter penelitian yang kalian pakai dan sosialisasikan yang bisa kalian pertanggungjawabkan kepada umat atas hasutan kalian untuk mencoblos salah satu Parpol?!

Bukankah ini semua hanyalah bualan dan omong kosong Halabiyun Rodjaiyun tatkala diri-diri mereka menstempel sendiri sebagai Mujtahid Pemilu berdasarkan riset dan penelitian yang katanya telah mereka lakukan namun mereka tidak pernah dan tidak akan mungkin mampu menunjukkannya kepada umat hasil riset dan penelitian tersebut serta mempertanggungjawabkan validitasnya?!

Bukti data riset yang teruji dan valid mutlak diperlukan untuk mengetahui apakah fatwa ulama tersebut bisa diterapkan atau tidak sebagaimana yang mereka katakan sendiri.

Sangat tragis, memilukan dan memalukan sebenarnya (jika masih tersisa rasa malu tentunya), dalam keadaan Halabiyun sendiri menyatakan, “…jika tdk bisa ditentukan mana yang terbaik maka pada hakekatnya fatwa para ulama tersebut tdk bisa diterapkan!”

Inipun sebenarnya pernyataan aneh yang perlu dikritisi.
Jika tujuannya untuk memilih yang TERBAIK (dari yang baik tentunya) bukankah ini adalah kemestian dan kewajaran ?!
Lalu kenapa malah menggunakan kaidah “darurat” ارتكاب أخف الضررين “Menempuh yang mudorotnya terkecil”?!

Adalah kontradiktif akut manakala menentukan/memilih mana yang TERBAIK dengan menggunakan landasan alasan:

ارْتِكَابُ أَخَفِّ الضَّرَرَيْنِ
“Mengambil bahaya yang lebih ringan.”

Kaedah ini disimpulkan dari ayat,

أَمَّا السَّفِينَةُ فَكَانَتْ لِمَسَاكِينَ يَعْمَلُونَ فِي الْبَحْرِ فَأَرَدْتُ أَنْ أَعِيبَهَا وَكَانَ وَرَاءَهُمْ مَلِكٌ يَأْخُذُ كُلَّ سَفِينَةٍ غَصْبًا

“Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera.” (QS. Al Kahfi: 79).

Lihatlah apa yang dilakukan oleh Khidr adalah untuk mengambil bahaya yang lebih ringan dari dua bahaya yang ada. Khidr sengaja menenggelamkan kapal milik orang miskin, ini adalah suatu mafsadat (bahaya). Namun bahaya ini masih lebih ringan dari hilangnya seluruh kapal yang nanti akan dirampas oleh raja yang zalim.

Begitu pula ayat yang menceritakan bahwa Khidr membunuh seorang anak karena khawatir orang tuanya tersesat dalam kekafiran, itu juga mendukung kaedah yang dimaksud. Dalam ayat disebutkan,

وَأَمَّا الْغُلَامُ فَكَانَ أَبَوَاهُ مُؤْمِنَيْنِ فَخَشِينَا أَنْ يُرْهِقَهُمَا طُغْيَانًا وَكُفْرًا

“Dan adapun anak muda itu, maka kedua orang tuanya adalah orang-orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran.” (QS. Al Kahfi: 80). Membunuh anak muda itu adalah suatu mafsadat, sedangkan kesesatan dan kekafiran adalah mafsadat yang lebih besar.

Dalam Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Asqolani membuat kaedah,

ارتكاب أخف المفسدتين بترك أثقلهما

“Mengambil mafsadat yang lebih ringan dari dua mafsadat yang ada dan meninggalkan yang lebih berat.” (Fathul Bari, 9: 462)

Untuk masalah Pemilu, sebagaimana kata Ustadz Dr. Muhammad Arifin Baderi, “Ingat bahwa menggunakan hak suara dalam Pemilu bukan dalam rangka mencari pemimpin yang akan menegakkan Islam, namun dalam rangka meminimalkan ruang gerak para penjahat dan musuh Islam.” -selesai penukilan-

Url bukti: https://rumaysho.com/7157-mau-memilih-siapa-dalam-pemilu.html

Itu adalah penjelasan kawanmu sendiri wahai Firanda.

Mungkinkah didapatkan pilihan yang terbaik dari dari para penjahat dan musuh Islam wahai Firanda ?!

Beberapa pilihan yang jelek hanya bisa didapatkan yang teringan kejelekannya (dan bukan yang terbaik). Bukankah demikian wahai pembaca?

Sehingga yang nampak bahwa diantara para polyTikus Halabiyun sendiri telah terjadi kekacauan dan pertentangan hebat diantara mereka sendiri ketika menghasung umat untuk berdemokrasi.

Tanpa bisa menunjukan sehelaipun benang data penelitian ilmiyah yang dilakukan untuk menutupi aurat kehormatannya maka tingkah laku mereka ini  tak lebih hanyalah bualan-bualan dusta dan tipu daya saja yang berujung dengan “harakiri”:

“Intinya yang dibutuhkan sekarang adalah mencari partai atau caleg yang terbaik sebagai bentuk pengamalan fatwa para ulama, karena jika tdk bisa ditentukan mana yang terbaik maka pada hakekatnya fatwa para ulama tersebut tdk bisa diterapkan !!”

Ataukah penghapusan tulisan hasutannya untuk mencoblos PKS adalah bukti lain untuk menghapus tanggungjawab tuntutan  membeberkan bukti data penelitian yang tidak pernah dilakukan oleh Halabiyun?!

Sesungguhnya akal bulus, pengkhianatan dan kelicikannya telah dirasakan oleh Halabiyun sendiri sehingga ada diantara mereka yang berkomentar:

Gambar 11. Apa dai tersebut tidak berfikir akibat dari ucapannya? Kini sang ustadz hendak cuci tangan dengan menghapus tulisannya agar memilih PKS di website resminya.

Kami katakan: Dan kini dia jauh melangkah lagi dengan jurus dusta sembari berlagak pilon tidak merasa telah menyuruh menentukan pilihannya. Halabiyun Kadzdzabun. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.

Dan inilah gambaran yang menakjubkan dari sekilas pandangan tajam para pakar Halabiyun melalui riset khusus dan penelitian mendalam disertai shalat istikharah sehingga menghasut umat agar mencoblos PKS:

“Saya telah beberapa kali mendengar lagu ini dibawakan, tapi malam ini saya mendengar versi yang jauh lebih merdu dari yang pernah saya dengar sebelumnya,” Anis mengapresiasi.”

Gambar 12. Screenshot paduan suara gereja, pujian Medali Ikhwaniyah dari Presiden Ikhwanul Muslimin terhadapnya dan hasungan gembong Halabiyun Rodja untuk mencoblosnya.

Url bukti: www.pkspiyungan.org/2014/02/video-mars-pks-by-paduan-suara-gereja.html dan http://www.youtube.com/watch?v=RZ1GSWzs5EY

Gambar 13. Screenshot laman resmi Presiden PKS Anis Matta dan paduan suara gereja di hadapan sekitar 180 ribu kader dan relawan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada hari Minggu (16/3), di Gelora Bung Karno, Jakarta.

Tidak tanggung-tanggung, Presiden PKS sendiri yang mengunggahnya ke saluran youtube untuk dipersembahkan kepada dunia dengan komentar: “Lagu ‘Mars PKS’ dibawakan dengan sangat indah oleh saudara-saudara kita dari kelompok paduan suara Gereja Spiritus Santos dalam Acara Dialog Kebangsaan dan Temu Kader Nusa Tenggara Timur.!!”

Gambar 14. Saudara-saudara kitanya Halabiyun Rodjaiyun

Firman Allah Ta’ala:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لا يَأْلُونَكُمْ خَبَالا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الآيَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ (١١٨)

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.” (QS. Ali Imran:118)

Firman-Nya pula:

وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلا نَصِيرٍ (١٢٠)

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)”. dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (QS. Al Baqarah:120)

Dan berikut ini fatwa Al Allamah Al Fauzan terhadap orang yang menyatakan bahwa orang-orang kafir adalah saudara-saudara kita…

Gambar 15. Screenshot fatwa Al Allamah Al Fauzan…Ini termasuk kekafiran dan kesesatan, kita berlindung kepada Allah darinya. Orang yang menganggap bahwa Yahudi dan Nashara sebagai muslimin dan orang-orang yang beriman serta sebagai saudara, maka ini merupakan kemurtadan dari agama Islam.

Lebih lengkapnya silakan buka http://forumsalafy.net/?p=2638

Demikianlah Halabiyun Rodjaiyun jika tengkuk-tengkuk mereka telah ditunggangi hawa nafsu, pernyataanya plintat-plintut, kontradiktif, carut marut, nekad berdusta untuk menutupi kedustaan pun dilakukan tanpa rasa takut kepada Allah walaupun sekian banyak manusia bisa dengan mudah menyaksikan bukti kedustaannya. Allahul musta’an.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *