MUBTADI’ IKHWANI MUHAMMAD AR-RIMY: DULU KARENA AKU TAKUT TAPI KALAU SEKARANG AKU INGIN DAMAI

Bismillahirrohmanirrohim. o

arrimy DULU KARENA AKU TAKUT KINI AKU INGIN DAMAI

MUBTADI’ IKHWANI MUHAMMAD AR-RIMY: DULU KARENA AKU TAKUT TAPI KALAU SEKARANG AKU INGIN DAMAI

✹✹✹

Berkata asy-Syaikh Hani’ bin Bureik –semoga Allah menjaga beliau– dalam ulasan atas Bayan (penjelasan) Muhammad al-Imam pada 29 Dzulhijjah 1436 H, terkait kedatangan gembong Hutsiyyun ke ma’hadnya.

“Lalu ia (al-Imam) akan datang dan berujar:

كنت خائفا حينها وأريد اﻵن صلحا واجتماعا للكلمة وتوحيدا للصف

“Aku saat itu takut dan aku sekarang ingin berdamai, menggabungkan kalimat, dan mempersatukan barisan”.

SEDANGKAN ia telah mengokohkan mereka (Rafidhah) dan menghalangi orang-orang (Mujahidun) dari memerangi dan melawan mereka. BAHKAN ia telah menyatakan sesat, gegabah, dan bodoh kepada orang-orang yang menyeru untuk melawan mereka (Rafidhah). Dan ia menganggap para penyelisihnya dalam perkara itu sebagai juru fitnah.

PADAHAL ia bersekongkol dengan dua pembesar Hutsiyyun di Lahj dan Aden yaitu: al-Majidiy dan as-Saqof, untuk mendeportasi para pelajar asing di Fiyusy yang TIDAK BERPIHAK kepadanya ~ di saat yang bersamaan ia menenangkan para pelajar asing yang mengikuti dia bahwa deportasi, hukuman, dan penjara tidak akan menimpa mereka ~ dalam rangka mukaddimah untuk mengosongkan Aden dari perlawanan para penuntut ilmu (terhadapnya).

Dan benar-benar secara praktek Al-Imam telah membiarkan para pengikutnya dari para ghuroba, dalam suatu konspirasi yang dieksekusi oleh jongos dan kekasihnya yang hina di Fiyusy (yaitu Abdurrahman Adeniy, pen.) dengan meminta bantuan dari al-Majidiy dan as-Saqof, dalam hal menyematkan embel-embel TERORIS kepada mereka (ghuroba yang menentangnya).

Mereka mengusir siapapun yang mereka usir dengan sebabnya -dari orang-orang yang kita cintai- untuk masuk ke penjara sedangkan diantara mereka (yang diusir) ada yang bersama keluarga yang mendekam di penjara bersama bayi yang disusuinya, bukan karena suatu apa pun melainkan (semata-mata) karena mereka berkata kepada keduanya (al-Imam dan Abdurrahman):

لا ” “لا ” ” لا ”  نحن مع العلماء الكبار

“Tidak, tidak, tidak! Kami bersama ULAMA KIBAR”

Adapun para pengekornya datang berucap:

يستحق هؤلاء ما جرى لهم ؛ لأنهم لم يسمعوا كلام شيخ الدار

“Mereka (para ghuroba yang diusir itu) layak untuk mendapatkan apa yang terjadi pada mereka disebabkan mereka tidak mau mendengar ucapan Syaikh pemilik Daar (Ma’had Fiyusy)!”

وحق أن يقال شيخ العار لا شيخ الدار

Dan yang benar untuk ia (Abdurrahman) disebut: Syaikh ‘Aar (aib, cacat) bukan Syaikh Daar (Ma’had)

Peristiwa yang kita dan Ahlussunnah tidak akan melupakannya dari keduanya dan seluruh yang menolong mereka dalam perkara tersebut serta yang menjadikannya terlihat indah sebagaimana perlakuan al-Bura’i dan sisanya hanya mengekor, tidak lainnya.

فإن كان اللاطم سريعا ما ينسى ، فإن الملطوم حرارة اللطمة في خده مستعره كالجمر

“Apabila seorang yang menempeleng segera melupakan, maka yang ditempeleng dengan tamparan panas di pipinya akan merasakannya laksana bara”.

Sehingga tidak seorangpun akan menerima taubat mereka dalam permasalahan tersebut atau mencoba berlepas diri dari mereka (pelajar) yang teraniaya sampai ar-Raimiy (al-Imam) sendiri dan sahabat karibnya di Fiyusy memohon maaf kepada orang-orang yang berada diatas kebenaran, dengan terang-terangan baik secara tertulis dan ucapan.

Sebagaimana ia telah merangkul gembong-gembong mereka (Rafidhah) dan MERENDAHKAN dirinya kepada Rafidhah maka hendaknya ia menerima KEMULIAAN bertaubat dan meminta maaf kepada Ahlussunnah.

Dan sebagaimana halnya ia telah berteriak dari lubuk hatinya (bahwa ia) merasa tersakiti karena kemenangan beruntun dari musuh-musuh mereka (yaitu kemenangan Ahlussunnah atas Rafidhah) maka hendaknya ia (juga) berteriak untuk bertaubat.

Dan demikian pula tatkala ia telah meletakkan pokok-pokok kebatilan dalam “Bab Jihad dan Melawan Musuh” serta terkait hukum  “keterpaksaan” maka hendaknya ia menetapkan yang hak dalam permasalahan itu.

Apabila kita meminta dan menuntut tentang syarat-syarat taubat yang terkait hak-hak bani Adam, mereka akan berucap: “Kalian orang-orang yang mutasyaddid (keras/berlebihan).” BAHKAN kita akan mendengar akan ada yang berujar : “Ini adalah Haddaadiyyah!”..  Itulah (senjata mereka) di saat ini (dari) ahlul bathil untuk menakut-nakuti ahlul haq yang menasehati.”

Adapun disebut setelah seluruh kerusakan ini dan perlakuan kelewat batas lagi berdosa serta berteriak “Aku dahulu (melakukannya karena) TAKUT dan TERPAKSA ?!!”

Kita akan mengingatkannya pada waktunya –andaikan peringatan itu bermanfaat- dan kepada para santrinya yang mereka membuat tuli telinga kita dengan (dalih) “TAKUT dan TERPAKSA”, (kita ingatkan mereka)dengan ucapan dari Yang Maha Benar lagi Maha Mulia di dalam ketinggian-Nya:

إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلآئِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ قَالُواْ فِيمَ كُنتُمْ قَالُواْ كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الأَرْضِ قَالْوَاْ أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُواْ فِيهَا ﴿٩٧﴾

“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: “Dalam keadaan bagaimana kamu ini?”. Mereka menjawab: “Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)”. Para malaikat berkata: Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu? “.

ألا تسعك ومن معك الهجرة كما كنت تنادي أهل دماج بتركها !! .

Tidakkah leluasa bagi kamu dan orang-orang yang bersamamu untuk HIJRAH sebagaimana engkau dahulu telah menyeru penduduk Dammaj untuk (hijrah) meninggalkannya (Dammaj)!!

Senin, 29 Dzulhijjah 1436 H

ـــــــــــــــــــــــــ
قال الشيخ هاني بن بريك _حفظه الله_
معلقا على بيان محمد الريمي الصادر اليوم بتاريخ 29 /12 /1436

ثم سيأتي وسيقول
كنت خائفا حينها وأريد اﻵن صلحا واجتماعا للكلمة وتوحيدا للصف .
وقد مكن لهم ، وثبط الناس في محاربتهم ودفعهم ،
بل وضلل وطيش وسفه من نادى بدفعهم،
واعتبر من خالفه في ذلك داعية فتنة ،
وتآمر مع اثنين من أكبر المسؤولين  الحوثيين في لحج وعدن المجيدي والسقاف بترحيل طلاب العلم الغرباء في الفيوش من مخالفيه فقط بينما هو يطمئن الغرباء من أتباعه بأن الترحيل والتعقب والسجن لن يشملهم ؛ تمهيدا ﻹخلاء عدن من مقاومة طلاب العلم ،

وفعلا أبقى على من تابعه من الغرباء في مؤامرة نفذها عميله وخدنه في الفيوش المخذول مستعينا بالمجيدي والسقاف ملصقا تهمة اﻹرهاب لهم ،
وزجوا بمن زجوا به من أحبتنا في السجون ومنهم من كان بعائلته أودعت التوقيف في السجون برضيعها لا لشي إلا أنهم قالوا لهما
” لا ” “لا ” ” لا ”  نحن مع العلماء الكبار

ويأتي أتباعه يقولون يستحق هؤلاء ما جرى لهم ؛ لأنهم لم يسمعوا كلام شيخ الدار

 وحق أن يقال
شيخ العار لا شيخ الدار

حادثة لن ننساها ولن ينساها أهل السنة لهما وكل من أعانهم عليها وزينها لهم كالبرعي والبقية تبع لاغير .
فإن كان اللاطم سريعا ما ينسى ، فإن الملطوم حرارة اللطمة في خده مستعره كالجمر . فليس ﻷحد أن يقبل توبتهم في ذلك أو يخول نفسه عن هؤلاء المظلومين حتى يعتذر الريمي هو وصاحبه في الفيوش ﻷصحاب الحق علانية كتابة ونطقا .

كما احتضن باﻷعناق رؤوسهم وأذل نفسه للرافضة فليقبل عز التوبة واﻻعتذار ﻷهل السنة .
وكما صاح من أعماق قلبه متألما لما توالت هزائمهم ، فليصح بالتوبة .
وكما شتت أهل السنة في اليمن وغيرها فليجتمع بهم بتوبة نصوحة
وكما أصل تأصيلات الباطل في باب الجهاد ودفع العدو وفي أحكام الاضطرار فليقرر الحق في ذلك ،
وإذا طلبنا وطالبنا بشروط التوبة فيما تعلق بحقوق اﻵدميين سيقولون أنتم متشددون  ،
بل وسنسمع من سيقول هذه حدادية !! فهي اﻵن فزاعة المبطلين ﻷهل الحق الناصحين .

أما أن يقال بعد هذا الدمار كله والتعدي اﻵثم الصارخ كنت خائفا ومكرها !!

سنذكره حينها – إن نفعت الذكرى – وطلابه من الذين أصموا آذاننا بالخوف واﻹكراه بقول الحق جل في علاه:
(إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ قَالُوا فِيمَ كُنْتُمْ ۖ قَالُوا كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الْأَرْضِ ۚ قَالُوا أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَا ) [سورة النساء 97].

ألا تسعك ومن معك الهجرة كما كنت تنادي أهل دماج بتركها !! .

 يوم الإثنين التاسع والعشرون من ذي الحجة 1436

مجموعة طلاب علم من الفيوش سابقا

 ✺✺✺

Sumber :
Majmuáh Thullab Ílm Minal Fuyush Sabiqan

Alih Bahasa :
Al-Ustadz Abu Yahya Al-Maidany (Solo) hafidzahullah [FBF-5]
_____________________
مجموعـــــة توزيع الفـــــوائد
✆ WA Forum Berbagi Faidah [FBF] | www.alfawaaid.net

Catatan tambahan :

Peperangan pemerintah Yaman berikut Mujahidinnya dengan pemberontak Hutsy Rafidhah dukungan Iran masih terus berlangsung dan Gembong tettinggi Hutsy pemberontak, Muhammad Ali al Hutsy,  (Presiden) Pemberontak Khawarij Syiah Hutsy yang juga menjabat sebagai Ketua Komite Revolusi (Khumainiyah) Yaman telah mengadakan kunjungan resmi menemui sekutu Watsiqahnya sebagaimana yang diposting resmi di situs Mubtadi’ Ikhwan Dhal Muhammad ar-Rimi yang kemudian memakai nama al-Imam di Ma’bar.

Muhammad Ali al-Hutsy adalah seorang pecandu & pedagang qat (semacam tanaman ganja-narkotika https://id.m.wikipedia.org/wiki/Qat ) yang kemudian menjadi salah satu pucuk pimpinan tertinggi pemberontak Syiah dukungan Iran.

Lihat bukti gambar tamu agungnya Mubtadi’ Ikhwani di sini:

khariji syii datang menemui sekutu watsiqah 1

khariji syii datang menemui sekutu watsiqahnya 2

Artikel terkait:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *