NASEHAT BUAT ABDULLAH BIN UTSMAN ADZ-DZAMMARY (PENGHASUNG PERTAMA WATSIQAH BERSAMA RAFIDHAH NAJIS PEMBERONTAK)
الحمد لله وأشهد الا إله الا الله وأشهد أن محمداً عبده ورسوله صلى الله عليه وعلى آله وصحبه وسلم أما بعد
Ini merupakan nasehat bagi Syaikh Abdullah bin Utsman Adz-Dzammary –waffaqahullah-
Anda telah melihat wahai Syaikh, bagaimana dakwah Salafiyah di Yaman telah terpecah belah para pengikutnya dan telah tercabik-cabik tali persatuannya di Shan’a dan di tempat yang lain disebabkan perjanjian yang penuh kekafiran itu.
Maka ada kelompok yang memvonis Al-Imam sebagai mubtadi’ yang mereka ini mengambil sikap seperti itu karena mengikuti para ulama Jarh wa Ta’dil yaitu Ubaid dan Rabi’.
Kelompok kedua adalah yang memberi udzur (memaklumi) kepadanya, seperti yang dilakukan oleh masayikh Yaman dan selain mereka.
Sedangkan kelompok ketiga adalah yang mengambil sikap pertengahan, tidak bersama kelompok pertama dan tidak pula bersama kelompok kedua.
Namun semua itu telah menyeret mereka kepada pertengkaran, permusuhan, dan sikap saling menjauhi dan saling membelakangi. Bahkan yang lebih besar dari itu adalah hal tersebut merupakan sebab celaan terhadap para ulama dan cercaan terhadap mereka dari dua belah pihak, baik pihak yang memvonis mubtadi’ maupun pihak yang memberi udzur.
Bahkan yang lebih besar lagi adalah perkara yang membuat kulit-kulit bergetar dan hati sangat terluka, yaitu dengan banyaknya orang-orang yang memberi udzur mulai dijangkiti aqidah yang rusak berupa pernyataan bahwa pada surat perjanjian tersebut tidak ada unsur kekafirannya dan bahwasanya orang-orang Hutsiyun adalah muslimin.
Bisa saja kekuasaan Syi’ah semakin besar dan terus berlangsung, sementara surat perjanjian tersebut masih berlaku sehingga penyakit busuk tersebut semakin parah yang bisa menyebabkan orang-orang awam di wilayah kita di provinsi-provinsi bagian utara dan selainnya tertipu dengannya.
Hal ini seperti yang dikatakan oleh banyak orang awam: “Hutsiyun dan Salafiyun telah membuat kesepakatan untuk saling membantu, menjalin persaudaraan, dan hidup berdampingan dengan damai.”
Akibatnya dakwah Salafiyah nampak dengan gambaran Al-Ikhwan Al-Muslimun.
Seandainya Anda melihat dan memperhatikan apa yang menjadi sebab yang menyeret kepada berbagai kejahatan yang besar ini dan akibatnya yang telah menimpa dan masih akan menimpa terhadap dakwah Salafiyah di Yaman, niscaya Anda akan menjumpai bahwa Anda-lah yang merupakan sebab pertama, sedangkan Al-Imam hanyalah merupakan sebab kedua.
Bukankah Anda telah mengatakan kepada Al-Imam: “Buatlah perdamaian dengan Hutsiyun!” Padahal ketika itu mereka masih berada di wilayah ‘Amran (utara Shan’a –pent)!!
Bukankah Anda yang telah menampakkan hal tersebut sebagai sesuatu yang baik kepadanya?!
Bukankah Anda yang telah menunjukkan hal tersebut kepadanya?!
Bukankah Anda yang telah menasehatinya untuk hal tersebut?!
Jawablah dan katakan: “Memang demikian.”
Padahal Nabi shallahu alaihi was sallam telah mengatakan:
مَنْ سَنَّ سُنَّةً سَيِّئَةً فَلَهُ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا، لَا يَنْقُصُ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ
“Barangsiapa menunjukkan contoh yang buruk, maka dia menanggung dosanya dan juga menanggung dosa siapa saja yang melakukannya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun”.
Jika Anda mengatakan: “Bagaimana engkau bisa mengetahui hal ini?”
Maka kami katakan: “Yang menceritakannya adalah Imam Jarh wa Ta’dil Asy-Syaikh Rabi’ bin Hady Al-Madkhaly hafizhahullahu Ta’ala.”
Jika Anda mengatakan: “Saya hanya menasehatinya agar membuat perjanjian yang sifatnya umum tanpa perlu menyebutkan rincian-rincian semacam ini.”
Maka dijawab: “Andalah yang pertama kali menuangkan minyak kepada api dan menyalakan kobaran fitnah.”
Anda orang yang paling mengetahui tentang keadaan Al-Imam dan keadaan surat perjanjian yang dia sepakati itu dan bahwasannya hal itu bukan merupakan makarnya, tetapi dia hanya melihat adanya konspirasi dan Anda juga sama dalam menilainya sehingga kalian menganggap baik perbuatan tersebut yang menyelisihi ijma’ Salaf yang sama sekali belum pernah terjadi di kalangan Salafiyun sejak permulaan dakwah ini hingga hari ini, hal itu kalian lakukan karena menyangka bahwa itu merupakan jalan selamat.
Maka jika Anda jujur, hendaklah Anda berlepas diri dari surat perjaanjian tersebut dan dari perbuatan orang yang menandatanganinya, dan nasehatilah dia sebelum dia terjatuh dalam keadaan dia tidak akan bisa bangkit lagi setelahnya selama-lamanya. Yang saya maksud adalah di negeri Yaman. Adapun di luar Yaman maka tangan-tangan telah dicuci darinya.
Dan katakan juga kepadanya: “Segeralah bertaubat, karena perkaranya besar, dan keberadaanmu di markiz bukanlah dalih bagimu untuk menunda-nunda taubat tersebut!”
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Ditulis oleh:
Anakmu, Abdus Salam Ash-Shan’any
Sumber WA: البركة مع أكابركم
Sumber : http://forumsalafy.net/?p=